makalah pkn fix (3)
DESCRIPTION
Makalah pendidikan kewarganegaraanTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Oleh karena itu, setiap pemuda
Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah
menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk
mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa kita di masa yang akan datang. “The
founding leaders” Indonesia telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan kebangsaan
sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
Kita mendirikan negara Republik Indonesia untuk maksud melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai cita-cita
tersebut, bangsa kita telah pula bersepakat membangun kemerdekaan kebangsaan dalam
susunan organisasi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara Hukum yang
bersifat demokratis (democratische rechtsstaat) dan sebagai Negara Demokrasi
konstitutional (constitutional democracy) berdasarkan Pancasila.
Dalam upaya mewujudkan cita-cita itu, tentu banyak permasalahan, tantangan,
hambatan, rintangan, dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang
harus kita hadapi itu beraneka ragam corak dan dimensinya. Banyak masalah yang timbul
sebagai warisan masa lalu, banyak pula masalah-masalah baru yang terjadi sekarang
ataupun yang akan datang dari masa depan kita.
Dalam makalah Kontribusi Praksis Pelajar (Mahasiswa) dalam Mengembangkan
Sikap Positif terhadap NKRI ini, pada dasarnya pengertian praksis adalah proses di mana
suatu teori, pelajaran, atau keterampilan yang berlaku atau dipraktekkan, diwujudkan dan
disadari. Atau dengan kata lain, kita melakukan suatu tindakan yang kemudian
direfleksikan dan setelah itu kita melakukan tindakan tersebut secara berulang-ulang.
Praksis juga dapat mengacu pada tindakan menarik, penerapan, latihan, menyadari, atau
1
berlatih ide. Praksis merupakan pengetahuan praktis dan dapat diterapkan pada perbuatan
seseorang.
Maka dari itu, kita sebagai mahasiswa harus pandai mereformasi keadaan Bangsa
dan Negara menjadi lebih baik lagi dengan menentukan sikap dan perbuatan yang arif dan
bijaksana dan tepat mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut,
1. Apakah yang dimaksud dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi?
2. Bagaimana peranan Mahasiswa sebagai “Agent of Change”?
3. Apa pedoman mahasiswa dalam melakukan kontribusi praksis dalam
mengembangkan sikap positif terhadap NKRI?
4. Apa saja kontribusi yang telah diberikan pelajar atau mahasiswa sebagai
kontribusi penerus bangsa terhadap NKRI?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut,
1. Untuk mengetahui arti dari Tri Dharma Perguruan Tinggi
2. Untuk mengetahui peranan Mahasiswa sebagai “Agent of Change”
3. Untuk mengetahui pedoman mahasiswa dalam melakukan kontribusi praksis
dalam mengembangkan sikap positif terhadap NKRI
4. Untuk mengetahui kontribusi yang telah diberikan pelajar atau mahasiswa
sebagai kontribusi penerus bangsa terhadap NKRI.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Tri Dharma Perguruan Tinggi
Salah satu visi dan misi perguruan tinggi Indonesia (kedinasan maupun
bukan) adalah mewujudkan TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI. Hakikat
pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat indonesia. Dengan memperhatikan perkembangan dunia
yang begitu pesat, maka pembentukan masyarakat Indonesia yang modernmenjadi
tujuan utama dari pembangunan nasional Indonesia. Pembangunan masyarakat
modern ini akan menyangkut perubahan-perubahan nilai-nilai Pancasila.
Manusia modern tersebut mempunyai ciri-ciri antara lain: lebih mudah
meneriam dan menyesuaikan diri kepada perubahan-perubahan, lebih ahli dalam
menyatakn pendapatnya, memiliki rasa tanggungb jawab, lebih berorientasi kemasa
depan, lebih mepunyai kesadaran mengenai waktu,organisasi, teknologi, dan ilmu
pengetahuan. Dalam kaitan pembentukan manusia modern itulah kita melihat betapa
pentingnya peranan perguruan tinggi sebagai jenjang tertinggi dalam system
pendidikan formal dinegara kita yang hendaknya dapat mengahsilkan tenag-tenaga
ahli dan dapat pula mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut PP. No. 60 Th. 1999, tugas pokok perguruan tinggi yaitu,
1. Pendidikan
2. Penelitian
3. Pengabdian
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas intelektual
kita sebagai insan akademis, pendidikan tidaklah hanya duduk di kelas, absensi,
mendengarkan dosen, mengerjakan tugas-pulang, dan begitu seterusnya, kupu-kupu
alias kuliah pulang-kuliah pulang, mahasiswa haruslah menjadi (memiliki) pemikiran
3
selaiknya maha-nya Siswa, bukanlah dosen sentris, melainkan kita harus bergerak
sendiri menurut peraturan-peraturan yang ada tentunya, pendidikan pulalah yang
membentuk karakter kita, kualitas kita kelak berada di masyarakat tidak sedikit yang
dipengaruhi oleh cara kita dalam menempuh pendidikan, skill, attitude, character,
moral adalah add value dalam menempuh pendidikan, maka bersiaplah wahai
Mahasiswa untuk perbenturan kualitas bangsa dunia
Penelitian adalah kegiatan telaah akan suatu hal, baik teknologi, sains, art
dan bersifat objektif. Dalam melakukan penelitian dibutuhkan keaktifan, skill, dan
intelektualitas terutama dalam menyusun teori, hipotesis maupun metode untuk
penelitian tersebut. Wawasan, penetahuan, aktualisai dalam bentuk proposal
penelitian juga tidak sederhana, butuh waktu dan juga pemikiran yang bagus.
Seorang peneliti harus bersikap jujur dan berpegang teguh pada moral dan sikap
ketuhanan mereka, jika tidak, hasil penelitian tersebut dapat di jadikan sebagai ajang
kontes percobaan yang dapat berakibat buruk untuk umat.
Menurut mahatma gandhi ada 7 dosa solial, sains tanpa humanity
(penyalahguaan fungsi utama ex atom/nuklir), kaya raya tanpa kerja keras (korupsi),
peribadatan tanpa pengorbanan (hanya ritual) perniagaan tanpa moralitas (curang),
politik tanpa prinsip (berdasar kepentingan sejati), dan pendidikan tanpa karakter
(essensi pendidikan terabaikan).
Pengabdian kepada masyarakat merupakan tridarma akhir dari perguruan
tinggi, setelah kita belajar dan mengerti essensi pendidikan, kita harus menjadikan
ilmu yang kita miliki berguna bagi masyarakat sekitar terutama bangsa dan negara,
kita sebagai mahasiswa haru mengembangkan kemampuan kita berdasar
karakteristik ilmu pengetahuan yang kita pelajari, kita mesti kembangkan, karena
ketika kita berbicara sistem, inovasi dan gagasan-gagasan kreatif akan selalu bisa
dimunculkan
2.2 Mahasiswa sebagai “Agent of Change”
Definisi mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan
Siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi,
4
tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan
pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna.
Apakah yang diharapkan dari seorang mahasiswa? Memang harapan ini
terbagi pada stratanya, yaitu untuk strata S1, seorang mahasiswa diharapkan mampu
memahami suatu konsep, dapat memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik
untuk permasalahan tersebut sesuai pemahaman mendalam konsep yang telah
dipelajari. Untuk strata S2, mahasiswa diharapkan mampu merumuskan sesuatu yang
berguna atau bernilai lebih untuk bidangnya. Sedangkan S3 diharapkan mampu
menyumbang ilmu baru bagi bidangnya.
Dari semua strata ada hal yang harus terus secara konsisten diperlihatkan
oleh mahasiswa, yaitu dalam menghadapi permasalahan, seorang mahasiswa harus
melakukan analisa terhadap masalah itu. Mencari bahan pendukung untuk lebih
memahami permasalahan tersebut. Kemudian memunculkan alternatif solusi dan
memilih satu solusi dengan pertimbangan yang matang. Dan pada akhirnya harus
mampu mempresentasikan solusi yang dipilih kepada orang lain untuk
mempertanggungjawabkan pemilihan solusi tersebut.
Mahasiswa adalah agen of chance dan agen of control, jelasnya,
Mahasiswa adalah ujung tombak masyarakat, sekaligus pemuda yang seharusnya
memiliki karakter dan idealisme yang bagus, kita belumlah masuk ke dalam
lingkaraan birokrasi pemerintah, kita masih bisa mengkritisi pemerintah sekaligus
memberi solusi yang menurut kita benar, dan bisa di pertanggung jawabkan.
Pemuda dan mahasiswa sama-sama diidentikkan dengan “agent of
change”. Kata-kata perubahan selalu menempel sebagai identitas para mahasiswa
yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah
ditumpukan besarnya harapan, harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam
berbagai bidang yang ada di negeri ini. Tugasnya melaksanakan dan merealisasikan
perubahan positif, sehingga kemajuan di dalam sebuah negeri bisa tercapai dengan
membanggakan.
Peran sentral perjuanganya sebagai kaum intelektualitas muda memberi
secercah sinar harapan untuk bisa memperbaiki dan memberi perubahan-perubahan
positif di negeri ini. Tidak dipungkiri, bahwa perubahan memang tidak bisa
5
dipisahkan dan telah menjadi sinkronisasi yang mendarah daging dari tubuh dan jiwa
para mahasiswa.
Dari mahasiswa dan pemudalah selaku pewaris peradaban munculnya
berbagai gerakan-gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah
kemajuan sebuah bangsa dan negara.
Sejarah telah menorehkan dengan tinta emas, bahwa pemuda khususnya
mahasiswa selalu berperan dalam perubahan di negeri kita, berbagai peristiwa besar
di dunia selalu identik dengan peran mahasiswa didalamnya.
Berawal dari gerakan organisasi mahasiswa Indonesia di tahun 1908,
Boedi Oetomo. Gerakan yang telah menetapkan tujuannya yaitu “kemajuan yang
selaras buat negeri dan bangsa” ini telah lahir dan mampu memberikan warna
perubahan yang luar biasa positif terhadap perkembangan gerakan kemahasiswaan
untuk kemajuan bangsa Indonesia.Gerakan kemahasiswaan lainnya pun terbentuk,
Mohammad Hatta mempelopori terbentuknya organisasi kemahasiwaan yang
beranggotakan mahasiswa-mahasiswa yang sedang belajar di Belanda yaitu Indische
Vereeninging (yang selanjutnya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia). Kelahiran
organisasi tersebut membuka lembaran sejarah baru kaum terpelajar dan mahasiswa
di garda depan sebuah bangsa dengan misi utamanya “menumbuhkan kesadaran
kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk
memperoleh kemerdekaan”.
Gerakan mahasiswa tidak berhenti sampai disitu, gerakannya
berkembang semakin subur, angkatan 1928 yang dimotori oleh beberapa tokoh
mahasiswa diantaranya Soetomo (Indonesische Studie-club),Soekarno (Algemeene
Studie-club), hingga terbentuknya juga Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
yang merupakan prototipe organisasi telah menghimpun seluruh gerakan mahasiswa
ditahun 1928, gerakan mahasiswa angkatan 1928 memunculkan sebuah idieologi dan
semangat persatuan dan kesatuan diseluruh pelosok Indonesia untuk meneriakkan
dengan lantang dan menyimpannya didalam jiwa seluruh komponen bangsa, kami
putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu tumpah darah Indonesia,
berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa satu yaitu bahasa
Indonesia dan hingga kini kita kenal sebagai sumpah pemuda.
6
Gerakan perjuangan mahasiswa sebagai kontrol pemerintahan dan
kontrol sosial terus tumbuh dan berkembang, hingga gerakan perjuangan mahasiswa
sampai pada terjadinya peristiwa 10 tahun yang lalu yaitu tragedi trisakti mei 1998.
Lagi-lagi mahasiswa menjadi garda terdepan didalam perubahan terhadap
negeri ini, gerakan perjuangan ini menuntut reformasi perubahan untuk mengganti
rezim orde baru yang korupsi, kolusi, dan nepotisme serta tidak berpihak kepada
rakyat dan memaksa turun presiden soeharto dari kursi kekuasaannya yang telah
digenggamnya selama hampir 32 tahun.
Gerakan perjuangan mahasiswa tidak semudah yang kita bayangkan,
perubahan ini harus dibayar mahal dengan meninggalnya empat mahasiswa
universitas trisakti oleh timah petugas aparat yang tidak mengharapkan perubahan itu
terjadi.
Sejarah panjang gerakan mahasiswa merupakan salah satu bukti,
kontribusinya, eksistensinya, dan peran serta tanggung jawabnya mahasiswa dalam
memberikan perubahan dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
Peran mahasiswa terhadap bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di
depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai
berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran
tersebut adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-
nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan
kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu
yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang
ada pada suatu kaum.
Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri di dalam dada
mahasiswa Indonesia baik yang ada di dalam negeri maupun mahasiswa yang sedang
belajar di luar negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai pegangan bagi seluruh
mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam
diri seluruh mahasiswa Indonesia.
Gerakan perjuangan Mahasiswa Indonesia tidak boleh berhenti sampai
kapanpun, gerakan perjuangan mahasiswa saat ini tidak hanya dengan bergerak
7
bersama-sama untuk berdemonstrasi dan berorasi dijalan-jalan saja, akan tetapi
wahai para “agent of change”, cobalah untuk bertindak bijak dengan intelektualisme,
idealisme, dan keberanian mu untuk bisa senantiasa menanamkan ruh perubahan
yang ada dalam dirimu untuk bisa memberi kebaikan dan berperan besar serta
bertanggung jawab untuk memberikan kemajuan bangsa dan Negara Indonesia,
sehingga seperti Hasan al Banna katakan “goreskanlah catatan membanggakan bagi
umat manusia”.
2.3 Pedoman Mahasiswa dalam Melakukan Kontribusi Praksis dalam
Mengembangkan Sikap Positif terhadap NKRI
Mahasiswa merupakan generasi kelas menengah yang selalu hadir dalam
garda terdepan setiap perubahan penting dan mendasar di negeri ini. Mulai tahun
1908, lahirnya Boedi Oetomo telah melahirkan semangat perjuangan melawan
kolonialisme dengan cara yang cerdas. Lahirnya Sumpah Pemuda 1928 juga tidak
lepas dari peran penting mahasiswa, berlanjut pada Proklamasi Kemerdekaan 1945.
Hingga berturut-turut sejak tahun 1965 dengan aksi Tritura (tiga tuntutan rakyat)
yang meruntuhkan kekuasaan Orde Lama. Pada tahun 1997 dengan gerakan
reformasinya, mahasiswa telah mendobrak ketidakadilan sistem politik dan ekonomi.
Kesemua hal tersebut, membuktikan bahwa terdapat gerakan penting yang
sesunggungnya dimotori oleh peran penting mahasiswa.
Belajar dari rentetan sejarah ini, tentunya menjadi suatu fakta bahwa
peran penting mahasiswa tidak pernah bisa dipandang sebelah mata. Mahasiswa jelas
merupakan generasi terdepan yang mendapatkan pendidikan (tingi) secara baik
dibandingkan dengan kelompok generasi muda lainnya. Karena mendapat tempaan
pendidikan inilah maka kita senyatanya banyak berharap bahwa stok sumberdaya
masa depan yang berkarakter baik (good character) dan kuat banyak diisi oleh kaum
muda ini. Di samping yang tidak boleh dilupakan adalah juga hight competency
harus dikuasai.
Masa depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi
muda terdidik ini, apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan
8
berbagai pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-
tema pembangunan bangsa sesuai pada kompetensinya masing-masing. Sebagai
generasi masa depan, kiranya penting pula mempersiapkan mereka dengan berbagai
pola pendidikan yang mampu membangun karakter bangsa positif di kalangan
mahasiswa, apalagi di era globalisasi ini. Di tengah percaturan global, maka fungsi
karakter menjadi ‘elan vital’ (daya hidup) bagi kemampuan kita berkompetesi
dengan negara lain. Tanpa karakter, niscaya generasi masa depan bangsa ini tidak
hanya akan terpuruk dalam persaingan global, melainkan akan kian melemahkan
masa depan kebangsaan Indonesia.
2.4 Kontribusi yang Telah Diberikan Pelajar (Mahasiswa) sebagai Generasi
Penerus Bangsa terhadap NKRI
Hal-hal yang menjadikan Mahasiswa partisipan Aktif untuk Bangsa dan Negara
antara lain,
1. Pemberantasan Korupsi
Untuk memerangi Korupsi bukanlah hal yang mudah seperti yang hanya
kita lihat di televisi, dengan gampangnya satu per satu pejabat yang korupsi
tertangkap. Dari pengalaman Negara-negara lain yang dinilai sukses memerangi
korupsi, segenap elemen Bangsa dan Masyarakat harus dilibatkan dalam upaya
memerangi korupsi melalui cara-cara yang simultan. Tapi ada pihak-pihak dari
Mahasiswa yang turut campur tangan untuk mengembalikan kesejahteraan
seluruh warga Negara. Seperti kita lihat di zaman era SOEHARTO, Alm.
Soeharto melakukan korupsi yang bahkan menjadi bahan guncingan „hingga 7
Keturunan tak akan habis“, yang menjadi pertanyaannya apakah itu benar?.
Aktivis Mahasiswa hampir diseluruh pelosok Negeri memaksa Alm. Soeharto
untuk Mundur dari kursi Kepresidenan. Disini sudah jelas bahwa Mahasiswa
mempunyai Kewajiban dan Tanggung Jawab dalam hal menyeimbangkan
kestabilan Negara. Mahasiswa merupakan bagian dari Masyarakat yang
merupakan faktor pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan
contoh dalam menerapkan perilaku terpuji. Untuk dapat berperan secara optimal
dalam pemberantasan korupsi adalah pembenahan diri dan kampusnya. Dengan
9
kata lain, Mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya
harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.
Sebagai pengontrol sosial, Mahasiswa dapat melakukan peran Preventif
terhadap korupsi dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan
dan peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi
peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat. Kontrol terhadap
kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan
yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu
saja, kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog
dengan pemerintah maupun pihak legislatif. Mahasiswa juga dapat berperan
edukatif dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat
baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain
mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan
adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang berwenang.
2. Perubahan Sistem Pemerintahan yang diprakarsai Mahasiswa
Dalam Sejarah Orde Baru lahir sebagai sumbangan protes Mahasiswa
pada tahun 1966 namun berakhir tumbang oleh Mahasiswa pada tahun 1998.
Kekuatan gerakan Mahasiswa Soeharto sebagai presiden yang fobiyah terhadap
gerakan (aksi) Mahasiswa. Ketakutan soeharto menghadapi gerakan Mahasiswa
ketika gerakan memprotes pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, sehingga
Soeharto memerintahkan kepada Pangkopkamtib jenderal Soemitro untuk
mengambil langkah keras untuk menghentikan gerakan deminstrasi Mahasiswa.
Namun Istri soeharto tidak tinggal diam melihat suaminya yang dirundung
demonstrasi sehingga Ibu Tien Soeharto sebagai penggagas proyek TMII
mengadakan pertemuan dengan beberapa pengusaha, pemuda, dan Mahasiswa di
gedung Kartika Chandra, dijalan Gatot Subroto. Mahasiswa yang hadir pada
pertemuan tersebut yaitu Surdjadi dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
(GMNI) dan Akbar Tanjung dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ibu Tien
yang memanfaatkan pertemuan tersebut dan mengeluarkan statemen bahwa
pembangunan Taman Miniature Indonesia adalah tidak ada yang ditutup-tutupi.
10
Gerakan protes Mahasiswa tahun 1977-1978 bisa disebut sebagai
gerakan protes Mahasiswa Indonesia yang paling lengkap mengkritik atas
berbagai penyimpangan selama pemerintahan Orde Baru. Gerakan Mahasiswa
yang dipelopori oleh organisasi intra kampus yang illegal, Dewan Mahasiswa
yang mampu merumuskan berbagai penyimpangan pemerintahan Orde Baru
dengan sistematis dan lengkap.
Lagi-lagi sejarah memiliki hukum besi sendiri ketika kritik Mahasiswa
dibungkam, Oposisi dilarang, memenjarakan lawan-lawan politik menjadi
kebiasaan.
Kelemahan gerakan Mahasiswa: kekuasaan begitu lama dapat
menyingkirkan kekuatan anak muda (lebih 20 tahun) antara periode 1977-1978
tumbangnya Soeharto. Hal ini dapat terjadi karna kelemahan –kelemahan yang
ada dalam garakan Mahasiswa itu sendiri. Gerakan 1970-an suatu periode
dimana Mahasiswa begitu dekat dengan mitos gerakan moral sehingga tidak lagi
memikirkan imbas politik dari tekanan yang mereka lakukan. Hal ini
mengidentikasikan pola garakan moral kepada kecedrungan garakan politik
disinilah aparat keamanan lihai memanfaatkan internal Mahasiswa.
Sumbangan gerakan Mahasiswa 1977-1978 itu perlunya lembaga
legislative yang kuat untuk mengontrol eksekutif ; pemisahan ketua MPR dan
DPR karena keduanya lembaga yang berbeda (MPR lembaga tertinggi Negara
sedangkan DPR lembaga tinggi setara dengan presiden) perlu pelaksanaan
pemiliham umum yang benar-benar mencerminkan asas langsung, umum, bebas
dan rahasia Sumbangan pemikiran Mahasiswa masih sangat relevan dengan
kondisi reformasi saat ini.
3. Peranan Mahasiswa Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang mahasiswa apabila ia tercatat
sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah perguruan tinggi yang tentunya
mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya. Status ini
menjadi mutlak apabila kita berbicara dalam konteks pendidikan formal.
Ternyata dbalik statusnya itu, masih banyak sekali peranan seorang yang
11
menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan peranannya pada kehidupan
masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian
rezim yang diktator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh
gerakan mahasiswa bersama komponen bangsa lainnya yang ketika itu
masyarakat, parpol dan ABRI dalam menyuarakan TriTura (Tiga Tuntutan
Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai
cenderung terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa
Malari (Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang
notabene sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih
membekas diingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan
rezim orde baru yang otoriter yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu
merupakan bukti-bukti nyata dimana mahasiswa menunjukkan peranannya
dikancah perpolitikan nasional yang tentunya untuk menciptakan keselarasan
menuju masyarakat yang makmur sentosa, meskipun sampai sekarang buah
tangan dari perjuangan mahsiswa tersebut masih jauh panggang dari api.
Sehinnga dapat disimpulkan bahwa kekuatan mahasiswa dalam kancah
perpolitikan nasional menjadi patut diperhitungkan sebagai gerakan yang murni
membela kepentingan rakyat semata.
Sekarang mari kita tengok aktivitas mahasiswa zaman sekarang, Amien
Rais pernah mengutarakan intensitas dan kualitas dari gerakan kemahasiswaan
cenderung mengalami penurunan seiring datangya era globalisasi ke negeri kita
tercinta ini, kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya
dengan kegiatan yang kurang jelas manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan tidak pernah dijejali oleh
mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disesaki para mahasiswa.
Penulis tidak melarang tentunya sebatas itu tidak melanggar syariat, karena
sebagai manusia tentunya kita juga butuh yang namanya hiburan. Tetapi hal itu
juga harus disaring dengan kekuatan iman kita. Kembali kepada kualitas gerakan
kemahsiswaan masa sekarang yang cenderung menurun, maka sadar atupun
tidak itu merupakan efek dari masuknya era globalisasi ke indonesia tanpa
diharmonisasi dengan manajemen waktu dan diri yang baik. Untuk membangun
12
citra mahasiswa sebagai agen pembaharu ataupun kaum intelektual yang mana
dipundaknya ada masa depan bangsa ini yang akan dilabuhkan dimana, maka
kita harus memupuk rasa persaudaraan dan senantiasa meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kita. Selain itu tentunya kita perlu membangun konsep
intelektual dalam gerakan yang sinergi dan terarah menuju masyarakat yang adil
dan makmur. Sehingga kedepan mahasiswa tidak hanya dikenal lewat
aktivitasnya ketika menjalani perkuliahan saja,tetapi sebagai elemen bangsa
yang peka terhadap kondisi permasalahan disekitarnya .Semoga.
4. Peranan Dan Fungsi Mahasiswa Dalam Era Reformasi
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir
para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan
mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme
mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa,
dengan cara mereka sendiri.
Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi
strategis, yaitu :
sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)
sebagai agen perubahan (agent of change)
sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)
Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab
sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengembang
tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas
sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya
untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta
juga kehidupan diluar kampus.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan :
Secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan.
Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam
dalam jiwa setiap mahasiswa.
Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali
untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan
yang telah mereka perjuangkan.13
Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial
dan solidaritas kerakyatan.
Menurut Arbi Sanit ada empat faktor pendorong bagi peningkatan
peranan mahasiswa dalam kehidupan politik.
1. sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik,
mahasiswa mempunyai horison yang luas diantara masyarakat.
2. sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah,
sampai di universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik
yang terpanjang diantara angkatan muda.
3. kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan
mahasiswa. Di Universitas, mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah,
suku, bahasa dan agama terjalin dalam kegiatan kampus sehari-hari.
4. mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan
kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat dengan
sendirinya merupakan elit di dalam kalangan angkatan muda.
Pada saat generasi yang memipin bangsa ini sudah mulai berguguran
pada saat itulah kita yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan bangsa
ini. Namun apabila hari ini ternyata kita tidak berusaha mambangun diri kita
sendiri apakah mungkin kita akan membangun bangsa ini suatu saat nanti
5. Peranan Mahasiswa mempertahankan Posisi Bangsa dan Negara
Dunia memasuki abad ke-21 atau Milenium III ditandai dengan
perubahan fundamental pada berbagai sisi kehidupan manusia, terlebih
kemajuan di bidang transportasi, telekomunikasi, ilmu pengetahuan dan
informasi yang membuat hubungan antar-manusia menjadi lebih dekat.
Mahasiswa berperan aktif dalam memperkuat posisi Negara baik dalam
Hukum, Ketahanan Negara, Budaya, dan sebagainya. Ketahanan Nasional
adalah tergantung dari bagaimana keadaan sebuah sistem militer Negara
tersebut. Hal itu juga berlaku di Indonesia ini. Pada pasal 31 UUD ’45 berbunyi
bahwa pembelaan Negara adalah hak dan kewajiban setiap warga Negara. Tetapi
jika kita lihat selama ini, sudah jelas militer dan kepolisian yang menjadi poros 14
utamanya. Saat Negara berada dalam gangguan atau ancaman dari pihak lain,
kekuatan militer adalah jalan untuk melindungi diri suatu Negara. Ambil saja
contoh, ketika kasus penggrebegan M. Noordin Top, para warga justru tidak
disarankan untuk mendekat, apalagi membantu, karena hal tersebut justru akan
menjadikan gangguan bagi pihak militer dan kepolisian dalam menjalankan
aksinya.
Dalam UUD bahwa setiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban
untuk melindungi NKRI. Tetapi, untuk kelas Mahasiswa, bukan lalu menjadi
seorang tentara untuk melindungi Negara ini. Tidak dapat disangkal, bahwa
Ketahanan militer akan semakin baik seiring dengan semakin canggih-nya
sistem dan persenjataannya. Disinilah peran Mahasiswa dibutuhkan, terutama
Mahasiswa teknik. Seorang ahli teknik yang handal dalam pengembangan dan
perawatan sistem pertahanan Negara akan sangat dibutuhkan demi Ketahanan
militer yang baik.Dengan didasarkan pada moral yang baik dan tujuan yang
benar-benar untuk melindungi NKRI, maka Ketahanan militer yang kuat akan
terecapai. Sehingga Indonesia dapat terbebas dari ancaman dan gangguan dari
pihak-pihak yang inign mengganggu ketentraman Republik Indonesia.
Mahasiswa dituntut untuk selalu siaga dan terus mengembangkan diri
guna menjawab tantangan Bangsa dan era globalisasi, demi terciptanya
kehidupan yang lebih baik untuk Indonesia di masa yang akan datang.
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu Bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
Nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara
langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup Bangsa dan Negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan Nasional:
1. Ancaman di dalam negeri, misalnya pemberontakan dan subversi yang
berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia.
15
2. Ancaman dari luar negeri, seperti infiltrasi, subversi dan intervensi dari
kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut
oleh musuh dari luar negeri.
Melihat berbagai tantangan tersebut, seluruh elemen Bangsa seperti
pemerintah, masyarakat, generasi tua, wanita, pemuda dan sebagainya, memiliki
peranan vital di masing-masing bidangnya. Namun, pemuda yang memiliki
batasan produktif dalam berkarya, memiliki posisi yang penting. Dalam
konstruksi pemuda, posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai
obyek dan pada tingkat tertentu berperan secara lebih aktif, produktif dalam
membangun jati diri secara bertanggung jawab dan efektif. Kemampuan
menyelesaikan problem obyektif yang ada diharapkan mampu mengantarkan
pemuda untuk tampil menghadapi tantangan yang lebih luas lagi.
Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu
meningkatkan peran dan memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan
Bangsa. Berbagai gejala sosial dengan mudah dapat dilihat, mulai dari rapuhnya
sendi-sendi kehidupan masyarakat, rendahnya sensitivitas sosial, memudarnya
etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan jabatan
bukan lagi sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman,
mahalnya menegakan keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita
harus selesaikan.
Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya
sensitivitas, karena Bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem
multidimensi yang serius, dan harus dituntaskan secara simultan tidak
fragmentasi. Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai dasar Bangsa ke depan
perlu bberapa langkah strategis dalam mengatasi persoalan Bangsa ;
1. Meningkatkan kemandirian dan martabat Bangsa. Terpompanya harga diri
Bangsa. Seluruh aktivitas pembangunan sejauh mungkin dijalankan
berdasar kemampuan sendiri, misalnya dengan menegakkan semangat
berdikari.
16
2. Harmonisasi kehidupan dan meningkatkan ekspektasi masyarakat sehingga
berkembang mutual social trust yang berawal dari komitmen seluruh
komponen Bangsa.
3. Penyelenggara Negara dan segenap elemen Bangsa harus terjalin dalam satu
kesatuan jiwa Kata kucinya adalah segera terwujudnya sistem
kepemimpinan Nasional yang kuat dan berwibawa di mata rakyat yang
memiliki integritas tinggi (terpercaya, jujur dan adil), adanya kejelasan visi
pemimpin yang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu memberi
inspirasi dan mengarahkan semangat rakyat secara kolektif, komunikatif
terhadap rakyat, mampu membangkitkan semangat solidaritas. Dan untuk
pemuda, mereka harus mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang
merepresentasikan aspirasi, sensitivitas dan integritas para generasi muda
terhadap gejala ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
Peranan Mahasiswa Dalam Penegakan Hukum, terbagi menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu peran Mahasiswa dalam lingkungan kampus dan lingkungan
masyarakat.
Di dalam lingkungan kampus, Mahasiswa dapat melakukan, seperti jujur
dalam setiap proses perkuliahan, melakukan kajian kritis terhadap setiap laporan
pertanggung jawaban kegiatan, kontrol terhadap pelaksanaan proyek kegiatan
kampus, dan lain sebagainya. Sejak Indonesia mengandalkan peranan hukum
dalam menunjang pembangunan, maka kaitan antara hukum dan politik juga
menjadi relevan. Dalam GBHN terbaru bahkan kedudukan pembangunan hukum
telah dinaikkan dari subsektor menjadi sector yang dengan demikian menjadi
berdiri sendiri. Mengaitkan secara otomatis antara hukum dan pembangunan
berarti meningkatkan pula intensitas pertukaran antara hukum dan politik. Posisi
hukum sebagai sarana untuk melakukan rekayasa sosial menjadi makin besar.
Dalam keadaan demikian, maka hubungan ketegangan antara kemandirian asas,
doktrin, dan institusi hukum berhadapan dengan politik menjadi lebih intensif.
Hukum dan rekayasa sosial sebenarnya merupakan Politik Sosial yakni
hal yang harus dirubah oleh Mahasiswa. Politik sosial adalah keadaan yang ingin
17
dicapai dalam kehidupan bersama sebagai suatu masyarakat, Bangsa, dan
Negara.
Bagi Bangsa dan Negara Indonesia, keadaan yang ingin dicapai dalam
kehidupan bersama sebagai suatu masyarakat, Bangsa, dan Negara ini tertuang
di dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945; yaitu suatu keadaan
terlindunginya segenap Bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, keadaan
termajukannya kesejahteraan umum, keadaan tercedaskannya kehidupan
Bangsa, serta terwujudnya perdamaian abadi. Singkatnya adalah keadaan
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Politik dan hukum
harus bekerja sama dan saling menguatkan. Hukum tanpa kekuasaan angan-
angan, kekuasaan tanpa hukum kelaliman.
Sedangkan mengenai hubungan antara hukum dan politik dapat dilihat
dari 3 asumsi di bawah ini:
a. Hukum determinasi atas politik, hukum sebagai das sollen.
b. Politik determinasi atas hukum, hukum sebagai das sein.
c. Politik dan hukum dalam hubungan seimbang.
6. Peranan Mahasiswa dalam Hal Peningkatan Budaya Bangsa dan Negara.
Apabila hukum dilihat sebagai suatu proses, maka ia tak mungkin
berjalan bagaikan menarik garis dari satu titik ke titik yang lain. Kebudayaan,
aspirasi, cita-cita, dan nilai-nilai tetap merupakan variable bebas yang turut
menentukan penampilan akhir dari hukum. Itu berarti hukum itu tidak berdiri
sendiri, dan tidak sepenuhnya absolut. Pemahaman yang tidak lengkap itu
pulalah yang membuat orang pernah berpolemik mempersoalkan rekomendasi
kongres kebudayaan tahun 1991 tentang perlunya pendekatan budaya dalam
penyelenggaraan hukum. Rumusan rekomendasi yang demikian dipersoalkan,
karena dinilai bakal merusak usaha penegakkan hukum, terutama dalam usaha
menumbuhkan kepastian hukum. Dalam hal ini harus dipahami sungguh-
sungguh bahwa budaya itu adalah perilaku substantif dan ia muncul dalam
sekalian sektor kehidupan, termasuk kehidupan Mahasiswa. Hukum dan
kebudayaan itu sama-sama melakukan kontrol terhadap Mahasiswa dalam
kehidupan bermasyarakat kendatipun kekuatannya berbeda. Hukum modern itu
18
memiliki kualitas yang kuat untuk disebut sebagai teknologi dan mesin,
sementara kebudayaan adalah jauh lebih lanjut karena ia bekerja dengan persuasi
atau melalui sosialisasi. Oleh karena itu, Mahasiswa harus bisa memahami kalau
terjadi benturan antara keduanya, maka budayalah yang akan banyak mengalami
kekalahan. Tapi itu tidak berarti bahwa dalam jangka panjang kebudayaan
sebagai perilaku substantif tidak akan melakukan pembalasan.
Dalam kerangka pemahaman yang demikian itu dapatlah kita mengatakan bahwa
undang-undang itu bukan hanya barisan pasal-pasal, melainkan mempunyai
spirit atau semangat juga. Namun dimensi semangat tersebut hampir selalu
terbenam dalam setiap diskusi dan debat mengenai hukum langsung oleh
Mahasiswa.
Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian
seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa Mahasiswa
merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda
yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus
bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa
Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural Mahasiswa
antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam
pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran Mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur
Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai
substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui
pemanfaatan unit kegiatan Mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan
Mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh
berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
Mahasiswa dapat melakukan membantu masyarakat untuk mewujudkan
ketentuan aturan yang diperlukan masyarakat, membimbing dan membantu
masyarakat mengkritisi aturan yang ada dan lain sebagainya. Politik, Ketahanan
Nasional, Hukum, dan Budaya merupakan hal yang patut di pertimbangkan
dalam meningkatkan posisi Negara dan hal ini dilakukan oleh Mahasiswa.
19
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peran mahasiswa terhadap bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di
depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai
berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran
tersebut adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-
nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan
kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu
yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang
ada pada suatu kaum.
Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri di dalam dada
mahasiswa Indonesia baik yang ada di dalam negeri maupun mahasiswa yang sedang
belajar di luar negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai pegangan bagi seluruh
mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam
diri seluruh mahasiswa Indonesia.
3.2 Saran
Pada bagian ini kami ingin mengajak yang dalam hal ini ditujukan kepada
para generasi muda pelajar dan mahasiswa, para Dosen dan Guru, seluruh elemen
pemerintah baik yang ada di daerah maupun yang ada di pusat serta seluruh lapisan
masyarakt Indonesia secara luas agar tetap bersatu demi mempertahankan keutuhan
NKRI. Terkadang masalah sepele akan menjadi kompleks jika tidak ada solidaritas di
antara sesama kita. Kami berharap tak akan ada lagi perselisihan di negeri kita
tercinta sehingga cita-cita bangsa Indonesia akan tercapai.
Pepatah dalam bahasa Inggris mengatakan Student Today, Leader
Tomorrow. Kami meyakini bahwa kunci tercapainya cita-cita itu ada di tangan para
generasi muda. Oleh karena itu, tetaplah semangat dalam meraih apa yang telah
menjadi tujuan hidup kita
20
DAFTAR RUJUKAN
_______,2012. Peranan Mahasiswa dalam kehidupan, (Online), (http://ojan-
jan.blogspot.com/2012/10/peranan-mahasiswa-dalam-kehidupan.html), diakses
14 Maret 2012.
_______,2011. Peranan mahasiswa Mempertahankan negara, (Online),
(http://hansseba.blogspot.com/2011/09/peranan-mahasiswa-mempertahankan-
negara.html)
_______,2011. Definisi Tridharma perguruan Tinggi, (Online),
(http://www.alchemyst.co.cc/2011/06/definisi-tri-dharma-perguruan-
tinggi.html#ixzz1sXjzKQBS)
_______,2010. Peran Penting Mahasiswa Indonesia, (Online),
(http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/peran-penting-mahasiswa-
indonesia)
21