makalah pkn

17
MAKALAH Meneguhkan Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Generasi Muda Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Dosen pengajar : Yusuf Adiwibowo, S.H., LL.M. KELOMPOK 4 Eko Erly W 111910301079 Ramadhani W Putra 111910301103 Helly Waitin Putri 130110201007 Rike Oktavianis S 130110201037 Yuliana Ambarwati 130110201084 Neneng Nurindah S 130110201093

Upload: alifah-sarah-desitarina

Post on 24-Nov-2015

59 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah pkn

TRANSCRIPT

MAKALAHMeneguhkan Eksistensi Pendidikan KewarganegaraanBagi Generasi Muda

Disusun untuk memenuhi tugasMata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen pengajar :Yusuf Adiwibowo, S.H., LL.M.

KELOMPOK 4Eko Erly W 111910301079Ramadhani W Putra 111910301103Helly Waitin Putri 130110201007Rike Oktavianis S130110201037Yuliana Ambarwati 130110201084Neneng Nurindah S 130110201093

UNIVERSITAS JEMBER2014BAB 1PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan Kewarganegaraan berawal dari perjalanan sejarah panjang bangsa Indonesia yang dimulai sejak dari perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai pada pengisian kemerdekaan, bahkan terus berlangsung hingga pada jaman reformasi. Kondisi perebutan dan mempertahankan kemerdekaan itu ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangn bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan.Kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh melalui perjuangan keras serta pengorbanan selanjutnya harus diisi dengan upaya pembangunan, untuk itu para pemuda sebagai generasi penerus yang bertugas mengisi kemerdekaan mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara perlu memiliki operasi yang memadai terhadap makna perjuangan yang dilaksanakan oleh penegak kemerdekaan.Pendidikan Kewarganegaraan diselenggarakan untuk membekali para mahasiswa selaku calon pemimpin di masa depan dengan kesadaran bela negara serta kemsmpuan berpikir secara komprehensif integral dalam rangka ketahanan nasional kesadaran bela negara ini berwujud sebagai kerelaan dan kesadaran melakukan kelangsungan hidup bangsa dan negara melalui bidang profesinya kesadaran bela negara. Adapun makalah yang akan kami kupas yaitu Meneguhkan eksistensi pendidikan kewarganegaraan bagi generasi muda di Indonesia adalah sebagai berikut:

1.2.1 TUJUAN

Sebagai tolak ukur kehidupan bangsa Indonesia yang memiliki jiwa pancasila serta berkewarganegaraan dengan baik. Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan kedudukan serta kepentingannya, sebagai individu, anggota keluarga/masyarakat dan warga negara yang terdidik. Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah- kaidah nilai berbangsa dan bernegara untuk menciptakan masyarakat madani. Wawasan kesadaran bernegara, untuk kemampuan berfikir, bela negara. Bersikap rasional, dinamis, cinta tanah air, berpandangan luas sebagai, wawasan kebangsaan, untuk manusia intelektual, kesadaran berbangsa, dan menjadikan generasi muda yang berjiwa pancasila serta bermanfaat.1.2.2 MANFAAT

Menjadikan warga Negara Indonesia memiliki jiwa tanggung jawab dan bermoral pada generasi muda dengan perkembangan jaman.Untuk berkembangnya potensi bangsa Indonesia khususnya pada generasi muda agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, sehat, ilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang cerdas dan bertanggung jawab.

1.3RUMUSAN MASALAH1. Apa hakekat pembelajaran pendidikan kewarganegaraan bagi generasi muda?2. Bagaimana perkembangan pendidikan kewarganegaraan di era globalisasi saat ini?3. Apa yang menyebabkan lahirnya pendidikan kewarganegaraan di Indonesia?4. Bagaimanakah cara mengembangkan pendidikan kewarganegaraan pada rakyat Indonesia terutama dikalangan remaja?

BAB. IIPEMBAHASAN

2.1 Hakekat pendidikan kewarganegaraan bagi generasi muda di indonesia Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata kuliah yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Pendidikan Kewarganegaraan mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang, yang dimulai dari Civic Education, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sampai yang terakhir pada Kurikulum 2004 berubah namanya menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah Umum

2.2 Perkembangan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia pada era globalisasi saat ini

Bangsa Indonesia menyadari jati dirinya sebagai suatu bangsa yang mendiami kepulauan Nusantara dengan berbagai karakteristiknya, yakni suatu bangsa yang sarat dengan ke bhinekaan serta berbagai dimensi kemajemukannya.Negara kepulauan yang terbatang luas ini, secara empirik telah ditunjukan oleh pengalaman sejarahnya, yang selalu dalam kerangka kesatuan wilayah.Mulai dari Zaman kedatuan Sriwijaya hingga kerajaan Majapahit upaya menyatukan wilayah Nusantara telah dilakukan. Namun zaman juga mencatat bahwa tantangan untuk menyatukan wilayah kerap kali menguji keinginan penyatuan wilayah. Sebagai bukti bahwa Kerajaan di Nusantara pernah gagal dalam mempertahankan eksistensinya, sehingga masyarakat bangsa menjadi pecah dan porak poranda. Akibatnya penjajah dengan leluasa menginjakkan kakinya selama tiga setengah abad lamanya.

Realitas ini ternyata membuahkan kesadaran baru, yang berkembang melalui kebangkitan nasional (1908) dan diteruskan sumpah pemuda sebagai wujud keinginan generasi muda menuangkan satu tekad (1928), dan puncaknya adalah Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945.

Mencermati realitas ini, maka diperlukan upaya-upaya tertentu, agar setiap warga bangsa memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tanah airnya.Kesadaran ini harus tumbuh dan berkembang sebagai wujud tanggung jawab, dan bukan hanya sebagai kepentingan sesaat belaka.

Sisi lain yang harus diagendakan menjadi perhatian adalah kemajuan dibidang ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Dalam praktik kehidupan kemajaun ilmu pengetahuan teknologi dan seni disamping memiliki segudang keunggulan ternyata memiliki dampak pengiring negatif kepada eksistensi bangsa.

Terkait dengan globlisasi yang ditandai dengan semakin kuatnya pengaruh institusi kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang serta merta ikut mengatur percaturan perpolitikan, perekonomian, social budaya hingga pertahanan dan keamanan global. Realita ini akan mengkondisi tumbuhnya berbagi konflik kepentingan, baik antara negera maja dan negara berkembang, antara negara berkembang dan berbagai institusi internasional, maupun antar negara berkembang. Sisi lain isu global yang manifestasinya berbentuk demokratisasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup turut serta mempengaruhi keadaan nasional.

Globalisasi yang disertai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetuhuan teknologi dan seni, utamanya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi, membuat dunia menjadi transparan seolah menjadi hamparan luas yang tanpa batas. Kondisi ini menciptakan struktur baru, yakni struktur global. Kondisi inilah yang memberikan pengaruh secara tajam dengan menyentuh sector kehidupan, mulai dari pola pikir, pola tindak dan pola laku masyarakat Indonesia. Pada gilirannya akan mempengaruhi kondisi mental spritual Bansa Indonesia selain itu pula globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembagalembaga kemasyarakatan internasional, negaranegara maju yang ikut mengatur percaturan politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan global. Disamping itu, isu global yang meliputi demokratisasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.

Untuk mengatasi segala kemungkinan tersebut diperlukan pembekalan kepada segenap warga bangsa suatu kemampuan bela negara sehingga berbagai kemungkinan yang sengaja mengancam kelangsungan hidup bangsa mampu di cegah secara dini.

Kemampuan-kemampuan ini dituangkan dalam bentuk pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN) yang tujuannya untuk menigkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia telah bersepakat bahwa pendidikan bela negara melalui warga negara yang berstatus mahasiswa, dilakukan pendidikan kewarganegaraan/kewiraan.

2.3 Penyebab terlahirnya pendidikan kewarganegaraan di Indonesia Perjalanan panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai sejak, sebelum, dan selama penjajahan. Kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan era pengisian kemerdekaan menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya. Dalam kaitannya dengan semangat perjuangan bangsa, maka perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia pada umumnya.Selain itu juga bagi mahasiswa sebagai calon cendekiawan pada khususnya yaitu melalui Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Masyarakat dan pemerintah suatu negara berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup serta kehidupan generasi penerusnya secara berguna. Hal ini tentunya sesuai dengan kemampuan spiritual dan berkaitan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik. Generasi penerus tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan mereka yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasional. Jadi, hakikat Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan dan memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, sikap, dan perilaku sebagai pola tindak kecintaan pada tanah air berdasarkan Pancasila. Selain itu, pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertawa terhadap Tuhan YME, berbudi luhur, kepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik, mempertebal cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan dan berorientasi kepada masa depan. Hal tersebut tentunya dipupuk melalui Pendidikan Kewarganegaraan.

2.4 Cara mengembangkan pendidikan kewarganegaraan di IndonesiaBerbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan, untuk memperbaiki moral generasi bangsa melalui pendidikan.Namun keinginan tersebut ternyata belum membuahkan hasil yang signifikan.Pemerintah dalam melaksanakan pendidikan, masih lebih banyak menitikberatkan pada kemampuan kognitif siswa, dengan mengesampingkan kemampuan afektif atau perilaku siswa dan psikomotorik atau keterampilan.Dalam menerapkan sistim dalam pendidikan.Misalnya sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dimana siswa dituntut belajar sesuai dengan keinginan masing-masing. Memang hal ini dapat menciptakan suasana belajar lebih mengasyikkan, namun di sisi lain kurang baik dalam pembentukan karakter yang positif, karena siswa dapat bertindak semaunya sendiri, sehingga rasa hormat terhadap guru semakin berkurang. Fenomena tersebut adalah sedikit dari fakta pelaksanaan pendidikan di Indonesia.Jika kita mencermati fenomena yang ada, penyebab utama penurunan kualitas moral generasi bangsa ini adalah kurangnya materi aplikasi tentang budi pekerti dalam bangku sekolah, dan kurangnya perhatian dari guru sebagai pendidik dalam hal pembentukan karakter remaja, sehingga remaja lebih banyak terfokus pada aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif dalam pembelajaran. Hasilnya adalah remaja pintar dalam hal pelajaran tertentu, namun mempunyai akhlak/moral yang kurang bagus.Banyak di antara remaja yang pintar jika mengerjakan soal pelajaran, namun tidak hormat terhadap gurunya, suka mengganggu orang lain, tidak mempunyai sifat jujur, malas, dan sifat-sifat buruk lainnya.Tingginya angka kenakalan dan kurangnya sikap sopan santun remaja, dipandang sebagai akibat dari kurang efektifnya sistem pendidikan saat ini.Ditambah lagi dengan masih minimnya perhatian guru terhadap pendidikan dan perkembangan karakter remaja.Sehinga sebagian remaja tidak mempunyai karakter positif. Pendidikan tanpa karakter hanya akan membuat individu tumbuh secara parsial, menjadi sosok yang cerdas dan pandai, namun kurang memiliki pertumbuhan secara lebih penuh sebagai manusia. Hal tersebut sudah dicontohkan dalam sistem pendidikan kita pasca reformasi.Kurikulum yang dibangun untuk mencerdaskan kehidupan justru berujung kepada penurunan moral dari sebagian perserta didiknya.Salah satu solusi agar pendidikan moral menjadi efektif adalah dengan menerapkan pendidikan karakter di setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan tinggi. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi konsumen pengetahuan, kesadaran dan kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun ke bangsa sehingga menjadi insan kamil.

Dengan penerapan pendidikan karakter, maka karakter dari remaja akan terbentuk sejak mereka berada di bangku sekolah dasar, kemudian dilanjutkan pada sekolah menengah dan perguruan tinggi. Dengan terbentuknya karakter tersebut, maka akan menjadi perisai atau kontrol dalam diri seseorang, sehingga akan mengendalikan perilaku orang tersebut. Intinya adalah, jika karakter sudah terbentuk, maka akan sulit untuk mengubah karakter tersebut.Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia remaja secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.Melalui pendidikan karakter diharapkan remaja mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua (Suyanto, 2010) . Dengan demikian, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai sedini mungkin, baik di bangku sekolah, maupun keluarga yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak.Pengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi1 .Penerapan pendidikan karakter juga akan membantu menyongsong Indonesia emas 2025. Selain itu, tujuan pendidikan yang tercantum pada Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional akan tercapai dimana penekanan dari pendidikan adalah mengembangkan potensi remaja agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.Oleh karena itu, jika kita menginginkan Indonesia bangkit melalui peningkatan sumber daya manusia yang cerdas, kreatif dan bermoral, maka dari sekarang harus menerapkan pendidikan karakter dalam sistem pendidikan.

1 Emotional Intelligence and School Success (Joseph, 2001)BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN1.Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata kuliah yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.2.Globalisasi yang disertai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetuhuan teknologi dan seni, utamanya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi, membuat dunia menjadi transparan seolah menjadi hamparan luas yang tanpa batas. Untuk mengatasi segala kemungkinan tersebut diperlukan pembekalan kepada segenap warga bangsa suatu kemampuan bela negara sehingga berbagai kemungkinan yang sengaja mengancam kelangsungan hidup bangsa mampu di cegah secara dini.3.Penyebab terlahirnya pendidikan kewarganegaraan di Indonesia antara lain melalui perjuangan fisik dan perjuangan non fisik. Perjuangan fisik bangsa Indonesia yang dimulai sejak, sebelum, dan selama penjajahan. perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia pada umumnya. Sehingga terlahirlah ilmu untuk meningkatkan semangat kebangsaan tersebut melalui Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).4.Solusi agar pendidikan moral menjadi efektif adalah dengan menerapkan pendidikan karakter di setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan tinggi. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi konsumen pengetahuan, kesadaran dan kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun ke bangsa sehingga menjadi insan kamil.

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

http://manpendidikan.blogspot.com/2013/12/kompleksitas-dunia-anak-usia-dini.Emotional Intelligence and School Success (Joseph, 2001)https://www.academia.edu/3389098/Peran_pendidikan_kewarganegaraan_dal_membentuk_karakter_generasi_mudahttp://mahifal2013.wordpress.com/2013/03/09/relevansi-mata-kuliah-pendidikan-kewarganegaraan-dalam-era-globalisasi/http://ebookbrowsee.net/manfaat-pendidikan-kewarganegaraan-dalam-menghadapi-era-globalisasi-dengan-adanya-perkembangan-iptek-pdf-d375080089http://christianrian92.blogspot.com/2012/03/pendidikan-kewarganegaraan.htmlhttp://pulungdwiwardani.wordpress.com/2012/01/11/makalah-kewarganegaraan/