makalah perum n permukim

24
TUGAS MATA KULIAH PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN “Studi Kasus : Permukiman Kumuh di dareah pertambakan ” Oleh : FRANSISCUS APRIS D (04.2009.1.2390) SITI ARSYAH (04.2009.1.2389) i

Upload: risk-ijlik

Post on 02-Aug-2015

299 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Perum n Permukim

TUGAS MATA KULIAH

PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

“Studi Kasus : Permukiman Kumuh di dareah pertambakan ”

Oleh :

FRANSISCUS APRIS D (04.2009.1.2390)

SITI ARSYAH (04.2009.1.2389)

TATOK WAHYUDI (04.2009.1.23 )

WAQID WALUYO (04.2009.1.2383)

WISNU SUHARTO (04.2009.1.2398)

i

Page 2: Makalah Perum n Permukim

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan

hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat

pada waktunya.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bertujuan untuk memberi

informasi mengenai dampak-dampak permukiman yang mendekati area tambak bagi

lingkungan sekitar kepada para pembaca. Kami juga menyadari bahwa masih banyak

kekurangan yang dijumpai dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mohon kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Pada kesempatan ini kami juga ucapkan terima kasih kepada Ibu Esty selaku

dosen Mata kuliah Perumahan dan Permukiman dan juga teman-teman Arsitektur

yang ikut membantu menyelesaikan makalah ini.

Surabaya, 19 Juni 2010

Tim Penyusun

ii

Page 3: Makalah Perum n Permukim

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………..(i)

Daftar Isi …………………………………………………………………………….(ii)

Bab I Pendahuluan :

I.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………1

I.2 Tujuan dan Manfaat…………………………………….………………………………1

I.3 Lingkup pembahasan……………………………….…………………………………1

Bab II Kajian Teori :

II.1 Definisi Perumahan dan Pemukiman……...…………………………………………2

II.2 Definisi kawasan kumuh……………………………………….………….………………3

II.3 Pengentasan Kawasan Lumuh………………………………………..………………5

Bab III Meteodologi :

III.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….…………7

III.2 Saran……………………………………………………………………7

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………8

Bab IV Data & Pembahasan :

IV.1 Tinjauan / Gambaran umum……………………………………………...

IV.2 Lokasi Data & Komplikasi………………………………………..

IV.3 Analisis / Pembahasan…………………………………………………..

iii

Page 4: Makalah Perum n Permukim

BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar belakang

John F.C Turner dalam bukunya “Housing By People” mengemukakan bahwa kegagalan

proyek pemukiman terutama dunia ketiga, bermula dari kesalahan cara pandang perencana dalam

menilai kesesuaian lingkungan pemukiman. Perencana atau perancang biasa menilai perumahan

sebagai produk, bukan sebagai proses. Padahal perumahan merupakan tempat manusia

melaksanakan proses kegiatan dengan layak. Dilain segi, Simon Nicholson (dalam Turner:1982:106)

mengartikan bahwa proses penyediaan perumahan perlu adanya keleluasaan bagi masyarakat

(penghuni) baik menyangkut perangkat lunak (prosedur, peraturan), maupun perangkat keras (unit

hunian, sarana dan prasarana). Salah satu perilaku yang dimiliki manusia adalah keberadaan manusia

dalam lingkungan yang tidak bisa dikendalikan yang mengakibatkan keterasingan serta mahalnya

biaya pembenahan (Turner, 1982:107). Perilaku tersebut juga mempengaruhi proses peruntukan

perumahan bagi manusia. Kesalahan dalam mengantisipasi perilaku tersebut dan ketidaksesuaian

dalam sistem penyediaan perumahan mengakibatkan tenaga dan dana lebih banyak terbuang dan

masa pakai rumah menjadi lebih pendek. Baik program tersebut disusun atas perpaduan perilaku,

sumber daya, dan keinginan masyarakat (penghuni).

I.2 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk meningkatkan pemahaman teori pembangunan, teori perumahan

/pemukiman, teori penggunaan lahan, teori kesehatan lingkungan, dan konsep

kemiskinan..

2. Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan dalam mengevaluasi serta

menentukan kebijakan pembangunan kampung miskin kumuh.

3. Studi ini disamping untuk memenuhi persyaratan Perkuliahan Perumahan dan

Pemukiman Jurusan Arsitektur- ITATS, Surabaya.

I.3 Limgkup Pembahasan

Desa Kalanganyar dengan luas wilayah 2/3 terdiri dari tambak. Provinsi Jawa Timur

Kabupaten Sidoarjo Kecamatan Sedati Luas 135.000 M2 Jumlah penduduk 8.450 -

Kepadatan 120/M2.

1

Page 5: Makalah Perum n Permukim

2

Page 6: Makalah Perum n Permukim

Bab II

Kajian Teori

1. Definisi/ Pengertian Perumahan dan Pemukiman

PERMUKIMAN (HUMAN SETTLEMENT) : adalah tempat (ruang) untuk hidup dan berkehidupan bagi

kelompok manusia. (Doxiadis, 1971). Permukiman akan selalu berkaitan dengan perumahan.

PERUMAHAN (HOUSING) : adalah tempat (ruang) dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal.

Untuk pengertian secara lanjut, Perumahan dapat diartikan dari beberapa elemen dari perumahan,

yaitu :

Shelter ; Perlindungan terhadap gangguan eksternal (alam, binatang), dsb.House ; Struktur bangunan untuk bertempat tinggal.

Housing ; Perumahan, hal hal yang terkait dengan aktivitas bertempat tinggal (membangun, menghuni).

Human settlement ; Kumpulan (agregat) rumah dan kegiatan perumahan (permukiman). Habitat ; lingkungan kehidupan (tidak sebatas manusia).

Menurut Doxiadis, Permukiman (Human Settlement) akan berjalan dengan baik jika terkait

dengan beberapa unsure, yaitu : Nature (alam), Man (manusia), Society (kehidupan sosial), Shell

(ruang), dan Networks (hubungan).

3

Page 7: Makalah Perum n Permukim

2. Definisi Kawasan Kumuh

Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan tingkah laku yang rendah dilihat

dari standar hidup dan penghasilan kelas menengah. Dengan kata lain, kumuh dapat diartikan

sebagai tanda atau cap yang diberikan golongan atas yang sudah mapan kepada golongan bawah

yang belum mapan. Gambaran seperti itu diungkapkan oleh Herbert Gans dengan kalimat:

Kumuh dapat ditempatkan sebagai sebab dan dapat pula ditempatkan sebagai akibat. Ditempatkan

dimanapun juga, kata kumuh tetap menjurus pada sesuatu hal yang bersifat negatif .

Pemahaman kumuh dapat ditinjau dari :

Sebab Kumuh

Kumuh adalah kemunduran atau kerusakan lingkungan hidup dilihat dari:

segi fisik, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam seperti air dan udara, segi masyarakat / sosial, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh manusia sendiri seperti

kepadatan lalulintas, sampah.

Akibat Kumuh

Kumuh adalah akibat perkembangan dari gejala-gejala antara lain:

kondisi perumahan yang buruk,

penduduk yang terlalu padat,

fasilitas lingkungan yang kurang memadai,

tingkah laku menyimpang,

budaya kumuh,

apati dan isolasi.

Kawasan Kumuh

Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan

tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan

standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat,

4

Page 8: Makalah Perum n Permukim

kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang

terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya.

Ciri-ciri pemukiman kumuh

Seperti yang diungkapkan oleh Prof. DR. Parsudi Suparlan adalah :

1. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai.

2. Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaan ruang-ruanganya

mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin.

3. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam penggunaan ruang-

ruang yang ada di pemukiman kumuh sehingga mencerminkan adanya kesemrawutan

tata ruang dan ketidakberdayaan ekonomi penghuninya.

4. Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup secara

tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu terwujud

sebagai :

Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena itu dapat

digolongkan sebagai hunian liar.

Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah RT atau sebuah

RW.

Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT atau RW

atau bahkan terwujud sebagai sebuah Kelurahan, dan bukan hunian liar.

Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen,

warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat kepadatan yang

beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam masyarakat pemukiman

kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan atas kemampuan

ekonomi mereka yang berbeda-beda tersebut.

Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang bekerja di

sektor informal atau mempunyai mata pencaharian tambahan di sektor

informil.

5

Page 9: Makalah Perum n Permukim

Perumahan tidak layak huni adalah kondisi dimana rumah beserta lingkungannya tidak memenuhi

persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial, dengan

kriteria antara lain:

3. Pengentasan Kawasan Lumuh

Pengentasan Kemiskinan Melalui Pembangunan Rumah Yang Layak Huni, Lingkungan Yang Besih dan Aman

Salah satu misi pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah pengentasan kemiskinan. Cara pengentasan kemiskinan ini antara lain adalah setiap keluarga harus menghuni rumah yang layak, lingkungan yang bersih dan aman.

Rumah adalah hak dasar bagi setiap orang, kebutuhan akan rumah merupakan dasar setelah sandang dan pangan. Hal ini secara tegas disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 ayat 1 yang mengamanatkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik.

Target 2.569 Rumah Maskin Tuntas

Sebanyak 2450 rumah masyarakat miskin (maskin) yang tahun lalu belum tuntas di rehab, Tahun 2008 ini bakal dituntaskan. Panitia anggaran (Panggar) DPRD Sidoarjo memberikan lampu hijau untuk menyelesaikan rehab rumah miskin tersebut. Salah satu anggota Panggar DPRD Sidoarjo, Biqintorin Moesa, menjelaskan, dalam setiap rapat panggar sudah ada komitmen dan menyepakati untuk menuntaskan dan menambah anggaran rehab Maskin. “Kami sudah sepakat dan komitmen untuk menyelesaikan rehab rumah miskin itu, jadi Tahun 2008 harus tuntas,” paparnya.Penambahan anggaran rumah maskin itu kata Biqintorin, sebelumnya dianggarkan Rp 5 juta, pada anggaran tahun depan dialokasikan Rp 6 juta Sementara jumlah rumah yang direhab sebelumnya 1.250 unit, penambahan dua kali lipat menjadi 2.450 rumah, dengan total anggaran Rp 14,1 miliar. “Panggar sepakat menambah anggaran untuk rehab rumah dari Rp 5 juta, menjadi Rp 6 juta,” jelasnya. Anggota Pangar lainnya, Amrullah Elhadi menambahkan, penambahan anggaran untuk rehab rumah maskin itu hasil dari peralihan anggaran yang dinilai tidak efektif dari beberapa unit kerja.Menurutnya, panggar memprioritaskan alokasi anggaran yang menyentuh langsung pada masyarakat. Salah satunya adalah prioritas dana rehab rumah maskin. “Panggar komitmen dan sepakatm jadi untuk alokasi rehab rumah maskin tinggal disahkan saja,” ujarnya.Seperti tahun sebelumnya, rehab rumah maskin ini nantinya ditangani Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (BKBPMP). Kepala Dinas BKBPMP Tri Ratih Agustina menjelaskan, pihaknya masih berharap jika memang masih ada rumah miskin yang akan direhab.”Targetnya tahun depan rehab Maskin tersebut tuntas, kalau ada penambahan lagi tentunya kami sambut baik untuk dituntaskan,” katanya.Program rehab rumah maskin ini diawali tahun 2005, saat itu diinventarisasi ada 4.838 rumah maskin yang perlu direhab. Namun kemampuan pemkab tak lebih dari separuhnya. Hingga tahun 2007, sebanyak 1.250 rumah direhab, sisanya diharapkan tahun 2008 dapat dituntaskan.

6

Page 10: Makalah Perum n Permukim

Kondisi Rumah Nelayan Kelurahan Gisik Kecamatan Sedati Kota Sidoarjo Provinsi Jawa Timur

7

Page 11: Makalah Perum n Permukim

Bab III

Meteodologi

III.1 Kesimpulan

Kawasan kumuh adalah sebuah kawasan dengan tingkat kepadatan populasi tinggi di sebuah kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat miskin. Kawasan kumuh dapat ditemui di berbagai kota besar. Kawasan kumuh umumnya dihubung-hubungkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Kawasan kumuh dapat pula menjadi sumber masalah sosial seperti kejahatan, obat-obatan terlarang dan minuman keras. Di berbagai negara miskin, kawasan kumuh juga menjadi pusat masalah kesehatan karena kondisinya yang tidak higienis.

Penduduk tinggal di Kalanganyar yang sangat berdekatan sehingga sangat sulit untuk dilewati kendaraan seperti ambulans dan pemadam kebakaran. Kurangnya pelayanan pembuangan sampah juga mengakibatkan sampah yang bertumpuk-tumpuk.

8

Page 12: Makalah Perum n Permukim

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang digunakan di daerah Kalanganyar sangat tidak memenuhi syarat, bahkan sebagian besar masyarakat pesisir tidak menggunakan SPAL. Di daerah pesisir sangat minim digunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Terbukti dari kurangnya animo masyarakat untuk membuat dan menggunakan jamban keluarga. Hal-hal di atas dikarenakan factor-faktor seperti kondisi fisik lingkungan, keterbatasan dana dan infrastruktur, serta factor ekonomi, social dan budaya masyarakat. Termasuk di dalamnya kurangnya pelayanan kesehatan dan pengetahuan masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Peningkatan kawasan kumuh juga berkembang seiring dengan meningkatnya populasi penduduk.

Pemerintah ini mencoba menangani masalah kawasan kumuh ini dengan memindahkan kawasan perumahan tersebut dengan perumahan modern yang memiliki sanitasi yang baik.

Beberapa indikator yang dapat dipakai untuk mengetahui apakah sebuah kawasan tergolong kumuh atau tidak adalah diantaranya dengan melihat : Tingkat kepadatan kawasan, Kepemilikan lahan dan bangunan serta kualitas sarana dan prasarana yang ada dalam kawasan tersebut.

Namun demikian kondisi kumuh tidak dapat digeneralisasi antara satu kawasan dengan kawasan lain karena kumuh bersifat spesifik dan sangat bergantung pada penyebab terjadinya kekumuhan. Tidak selamanya kawasan yang berpenduduk jarang atau kawasan dengan mayoritas penghuni musiman/liar masuk dalam kategori kumuh. Kerenanya penilaian tingkat kekumuhan harus terdiri dari kombinasi dari beberapa indikator kumuh yang ada. Anak-anak yang tinggal di kawasan yang kumuh akan terganggu kesehatan dan kenyamanan tempat tinggal karena kelalaian pemerintah yang tidak memperhatikan dan memperdulikan akan kebersihan lingkungan negaranya bagi rakyat-rakyat.

III.2 Saran

Program perbaikan kampung (slum upgrading program) terdiri dari aspek fisik, sosial, ekonomi, kelembagaan dan peningkatan mutu lingkungan yang melibatkan seluruh stakeholder yaitu penduduk, kelompok masyarakat, swasta, dan pemerintah kota/kabupaten setempat.

Program perbaikan kampung disebut Comprehensive-Kampung Improvement Program (C-KIP) yaitu program perbaikan mutu lingkungan kampung di bidang fisik lingkungan permukiman, pembangunan di bidang sosial ekonomi masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat, untuk menggalang kekuatan masyarakat agar dapat berperan aktif dalam pelaksanaan program pembangunan permukiman. Tujuan program adalah:• Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kampung terpadu melalui aspek fisik, sarana dan prasarana, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat• Pemberdayaan masyarakat guna menumbuhkan inisiatif, kretaifitas, dan kemandirian dalam pelaksanaan program pembangunan di lingkungan tempat tinggalnya• Mengembangkan peluang usaha guna menciptakan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan keluarga

Pembuangan tinja perlu juga mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan

9

Page 13: Makalah Perum n Permukim

yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.

Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau WC. Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Tidak mencemari sumber air minum 2. Tidak berbau tinja dan tidak bebas dijamah oleh serangga maupun tikus. 3. Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah sekitar olehnya itu lantai sedikitnya berukuran 1 X 1 meter dan dibuat cukup landai, miring kearah lobang jongkok. 4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannnya. 5. Dilengkapi dengan dinding dan penutup 6. Cukup penerangan dan sirkulasi udara. 7. Luas ruangan yang cukup 8. Tersedia air dan alat pembersih. Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kebiasaan masyarakat. Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu tidak membuang tinja ditempat terbuka melaingkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga. Penggunaan jamban yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain. Mengingat kondisi kawasan pesisir yang landai, berpasir dan sangat mudah terendam, diperlukan teknik khusus dalam membuat septic tank. Karena, dengan kondisi yang mudah terendam, septic yang dibuat harus memperhatikan jarak dengan sumber air. Jangan sampai kotoran mengkontaminasi air yang akan digunakan sehari-hari. Contoh gambaran situasi kesehatan lingkungan (sanitasi) di salah satu daerah pesisir yaitu Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara. Memang kondisi alam yang tediri dari daerah pinggiran sungai dan pesisir pantai serta tingginya daya resap tanah memegang peranan penting terjadinya kondisi ini disamping tentu saja pemahaman dan kemampuan finanasial yang rendah, dapat dianggap sebagai pencetus terjadinya keadaan ini. Kondisi ini telah menggambarkan buruknya upaya sanitasi lingkungan di daerah pesisir khususnya untuk Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan jamban. Untuk mengantisipasi semakin buruknya upaya sanitasi lingkungan di daerah pesisir, dapat diterapkan metode berikut untuk pembuatan jamban.

10

Page 14: Makalah Perum n Permukim

Gambaran mengenai lokasi yang dapat digunakan antara septic dengan air tanah adalah : Air tanah selalu berada pada jarak sekitar 4 kaki dibawah permukaan. Air tanah normalnya berada pada jarak sekitar 4 kaki di bawah permukaan kecuali untuk waktu tertentu (kurang dari seminggu) selama musim hujan. Air permukaan normalnya berada pada jarak sekitar 2 kaki di bawah permukaan kecuali untuk waktu tertentu (kurang dari seminggu) selama musim hujan. Air tanah secara periodik naik hingga mencapai 2 kaki di atas permukaan atau kamu tidak mengetahuinya. Dalam penetuan letak kakus ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu jarak terhadap sumber air dan kakus. Penentuan jarak tergantung pada : 1) Keadaan daerah datar atau lereng; 2) Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam; 3) Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur. Faktor tersebut di atas merupakan faktor yang mempengaruhi daya peresapan tanah. Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air dan lokasi jamban berkisar antara 8 s/d 15 meter atau rata-rata 10 meter. Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan : 1) Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur. 2) Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir. 3) Mudah dan tidaknya memperoleh air.

Contoh jamban yang banyak digunakan di kawasan pesisir. Tentunya kondisi ini kurang sehat bagi masyarakat yang berada di sekitarnya dan dapat menyebabkan timbulnya berbagai gangguan kesehatan. System pembuangan ekskreta (jamban) di daerah pesisir terutama harus memperhatikan kondisi air tanah. Selain itu, dapat diupayakan metode pembuangan ekskret (kotoran manusia) dengan cara menampung pada satu bak khusus yang dapat dilakukan secara komunal dan pada akhirnya nanti

11

Page 15: Makalah Perum n Permukim

akan diangkut oleh mobil penyedot kotoran. Cara ini merupakan cara yang paling aman untuk diupayakan di daerah pesisir, mengingat sulitnya memperole lokasi yang dapat digunakan sebagai tempat penampungan kotoran. Selain itu, kesinambungan daripada pelaksanaan upaya ini dapat dilakukan dengan penyuluhan dan pemberian pemahaman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat kalanganyar.

DAFTAR PUSTAKA

Soegianto, Agoes.2005.ILMU LINGKUNGAN; sarana menuju Masyarakat- Berkelanjutan. Surabaya;

Airlangga University Press

http://id.wiklepedia.org/wiki/limbah

www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan

www.bbpk.go.id/../10.Biobriket.pdf

Bab IV Data & Pembahasan :

IV.1 Tinjauan / Gambaran umum……………………………………………...

IV.2 Lokasi Data & Komplikasi………………………………………..

Kalanganyar adalah sebuah desa yang luas wilayahnya 2/3 terdiri dari tambak dan masuk di Kecamatan Sedati yang menghasilkan komoditi bandeng, udang windu dan terasi, krupuk & olahan ikan bandeng. Kalanganyar meruapakan desa yang agamis, religius dan saat ini dalam rangka tahap membangun. Baik sektor pendidikan, perdagangan, kesehatan dan sektor infrasturktur pariwisata pemancingan yang mana hal itu telah berkembang pesat dan sudah terkenal di seluruh wilayah Kab. Sidoarjo.

Desa Kalanganyar Sedati yang memiliki potensi wisata kolam pancing paling diminati warga Sidoarjo bahkan luar daerah, ternyata hingga saat ini belum mendapat perhatian dari Pemkab Sidoarjo.Padahal, selain kolam pancing yang saat ini sudah mulai marak, ikan bandeng Kalanganyar termasuk yang paling gurih diantara olahan ikan banding di wilayah Sidoarjo.

Umumnya penikmat bandeng tidak menyukai bandeng yang dihasilkan dari pertambakan air payau di Gresik atau Lamongan, Karena memiliki aroma pasir dan tidak menyeruak gurihnya.Namun ikan bandeng di Desa Kalanganyar ini ternyata mampu menghasilkan bandeng-bandeng dengan cita rasa gurih.Untuk kolam pancing, Desa Kalanganyar kini menjadi salah satu pusat kolam pancing ternama di Wilayah Kec. Sedati Sidoarjo Jawa Timur.

Meskipun tanpa dipoles dengan infrastruktur memadai, kawasan tambak ini mampu menyedot masyarakat Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya. Bahkan pada hari Minggu, kawasan ini mampu menyedot ribuan penghobi mancing. “Tempatnya santai, bisa salurkan hobi sekalian kencan dengan

12

Page 16: Makalah Perum n Permukim

keluarga,” ujar Huda, warga Jl Gresikan, Surabaya. Diakui ataupun tidak, wisata Kabupaten Sidoarjo yang bergerak pelan, tertolong dengan kawasan pancing Desa Kalanganyar.Setidaknya dengan banyaknya kolam pancing di kawasan ini, menunjukkan bahwa sektor pariwisata tidak hanya menyuguhkan keindahan alam saja, namun hamparan tambak dapat disulap menjadi obyek wisata handalan.

Provinsi Jawa Timur Kabupaten Sidoarjo Kecamatan Sedati Kepala desa M. Jufri,SH Luas 135.000 M2 Jumlah penduduk 8.450 - Kepadatan 120/M2

IV.3 Analisis / Pembahasan…………………………………………………..

Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat”. Di desa Kalanganyar, Hampir 2/3 wilayahnya terdiri dari tambak yang menghasilkan komoditi bandeng, udang windu dan terasi, krupuk & olahan ikan bandeng. Kalanganyar merupakan desa yang agamis, religius dan saat ini dalam rangka tahap membangun. Baik sektor pendidikan, perdagangan, kesehatan dan sektor infrasturktur pariwisata pemancingan yang mana hal itu telah berkembang pesat dan sudah terkenal di seluruh wilayah Kab. Sidoarjo. Populasi masyarakat kalanganyar yang tinggal di daerah Kalang anyar dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan Kampung Kalang anyar. Mereka terdiri dari nelayan pemilik, buruh nelayan, pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan, supplier faktor sarana produksi perikanan. Dalam bidang non-perikanan, masyarakat Kampung Kalang anyar bisa terdiri dari penjual jasa pariwisata, penjual jasa transportasi, serta kelompok masyarakat lainnya yang memanfaatkan sumberdaya non-hayat laut dan Kampung Kalang anyar untuk menyokong kehidupannya. Namun untuk lebih operasional, definisi populasi masyarakat Kampung Kalang anyar yang luas ini tidak seluruhnya diambil tetapi hanya difokuskan pada kelompok nelayan dan pembudidaya ikan serta pedagang dan pengolah ikan. Kelompok ini secara langsung mengusahakan dan memanfaatkan sumberdaya ikan melalui kegiatan penangkapan dan budidaya. Kelompok ini pula yang mendominasi pemukiman di wilayah Kampung Kalang. Sebagian masyarakat nelayan Kampung Kalang anyar ini adalah pengusaha skala kecil dan menengah. Namun lebih banyak dari mereka yang bersifat subsisten, menjalani usaha dan kegiatan ekonominya untuk menghidupi keluarga sendiri, dengan skala yang begitu kecil sehingga hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu sangat pendek. Dari sisi skala usaha perikanan, kelompok masyarakat Kampung Kalang anyar miskin diantaranya terdiri dari rumah tangga perikanan yang menangkap ikan tanpa menggunakan perahu, menggunakan perahu tanpa motor dan perahu bermotor tempel. Dengan skala usaha ini, rumah tangga ini hanya mampu menangkap ikan di daerah dekat pantai. Dalam kasus tertentu, memang mereka dapat pergi jauh dari pantai dengan cara bekerjasama sebagai mitra perusahaan besar. Namun usaha dengan hubungan kemitraan seperti tidak begitu banyak dan berarti dibandingkan dengan jumlah rumah tangga yang begitu banyak. Kemiskinan yang merupakan indikator ketertinggalan masyarakat . Mengajukan argumen lain yaitu bahwa nelayan tetap tinggal pada industri perikanan karena rendahnya opportunity cost mereka. Opportunity costne nelayan , menurut definisi, adalah kemungkinan atau alternatif kegiatan atau usaha ekonomi lain yang terbaik yang dapat diperoleh selain menangkap ikan. Dengan kata lain, opportunity cost adalah kemungkinan lain yang bisa dikerjakan nelayan bila saja mereka tidak menangkap ikan. Bila opportunity cost rendah maka nelayan cenderung tetap melaksanakan

13

Page 17: Makalah Perum n Permukim

usahanya meskipun usaha tersebut tidak lagi menguntungkan dan efisien. Bila demikian maka nelayan tidak punya pilihan lain sebagai mata pencahariannya. Dengan demikian apa yang terjadi, nelayan tetap bekerja sebagai nelayan karena hanya itu yang bisa dikerjakan.

Berbagai program, proyek dan kegiatan telah dilakukan untuk mengentaskan nelayan dari kemiskinan. Ternyata jumlah nelayan kecil secara magnitute tetap bertambah. Desa-desa Kampung Kalang anyar semakin hari semakin luas areanya dan banyak jumlahnya. Karena itu meskipun banyak upaya telah dilakukan, umumnya bias dikatakan bahwa upaya-upaya tersebut belum membawa hasil yang memuaskan.

Beberapa hal ini juga mengaruhi berbagai factor lainnya yang saling berkaitan, baik ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain. Sebagi contoh sangat sulitnya sanitasi untuk dibangun di daerah Kampung Kalang anyar. Hal ini di sebabkan antara lain:Air tanah Air tanah sangat dangkal terlebih dimusim hujan, sangat menyulitkan dalam membangun struktur bawah tanah dalam situasi seperti ini. Daerah Kalanganyar yang sangat rata/datar Sangat sulit mendapatkan aliran gravitasi untuk saluran drainase dan penyaluran air limbah (khususnya sistem terpusat). Ketersediaan Tanah Hampir semua tanah disekitar daerah pemukiman adalah milik pribadi, ini merupakan masalah jika akan membangun fasilitas untuk umum seperti pengolahan limbah komunal. Secara umum, dampak dari pembuangan air limbah yang tidak menjalani pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan seperti : - Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang digunakan oleh manusia. - Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air. - Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobic) dan zat anorganik). - Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir.

Hal mendasar yang menyebabkan sulitnya pelaksanaan upaya sanitasi lingkungan di daerah Kampung Kalang anyar adalah rendahnya pemahaman mengenai pentingnya upaya sanitasi lingkungan serta kemampuan financial yang kurang mencukupi bagi setiap rumah tangga untuk mengupayakan sanitasi lingkungan rumah tangga yang memenuhi syarat. Untuk daerah Kampung Kalang anyar, seyogyanya dapat diupayakan prasarana drainase yang terpusat, karena lokasi Kampung Kalang anyar yang merupakan daerah resapan air sehingga meyulitkan untuk membuat SPAL bagi masing-masing rumah tangga.

ARSYA,….. SELIPIN GAMBAR RUMAH SEBELAHNYA SAMPAH YA. THX

Gambar di samping menunjukkan buruknya sanitasi lingkungan di daerah Kampung Kalang anyar khususnya SPAL(Saluran Pembuangan Air Limbah). Dampak fisik yang dapat langsung dilihat akibat buruknya sanitasi lingkungan di daerah Kampung Kalang anyar adalah lingkungan yang kotor, tidak teratur dan tentunya berbau. Hal inilah yang menjadi penyumbang timbulnya gangguan ekosistem di daerah Kampung Kalang anyar.

14

Page 18: Makalah Perum n Permukim

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Sebagian besar warga tidak memiliki jamban. Sangat menyedihkan, mereka membuang begitu saja kotoran ke sungai.Berarti, selama ini mereka yang tidak mempunyai jamban membuang tinja di tempat terbuka seperti kebun, sawah, ataupun sungai dan laut. Parahnya, hal ini menjadi kebiasaan yang terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan. Tidak hanya itu, minimnya penghasilan dan sumber mata pencaharian membuat sebagian besar mereka berpikir bahwa lebih baik mencari yang hemat dan efisien dibanding harus mengeluarkan biaya untuk membuat jamban. Toh, mereka juga jarang sakit. Anggapan inilah yang membuat upaya sanitasi berjalan kurang maksimal. Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika. Mengingat kondisi kawasan pesisir yang landai, berpasir dan sangat mudah terendam, diperlukan teknik khusus dalam membuat septic tank. Karena, dengan kondisi yang mudah terendam, septic yang dibuat harus memperhatikan jarak dengan sumber air. Jangan sampai kotoran mengkontaminasi air yang akan digunakan sehari-hari.

15