makalah pertamina ki

39
Makalah Kunjungan Industri D3 Kimia Terapan Ke Pertamina Jampean Oleh: Edo Agung Anugrah 0706229xxx Fajaryadi Tri Saputra 0706229xxx F. Anjani Adyani D. 0706229611 Farah Soraya 0706229630 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Upload: florentina-anjani

Post on 02-Jan-2016

92 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pertamina KI

Makalah Kunjungan Industri D3 Kimia Terapan

Ke Pertamina Jampean

Oleh:

Edo Agung Anugrah 0706229xxx

Fajaryadi Tri Saputra 0706229xxx

F. Anjani Adyani D. 0706229611

Farah Soraya 0706229630

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Departemen Kimia

2009

Page 2: Makalah Pertamina KI

Kata Pengantar

Page 3: Makalah Pertamina KI

Daftar Isi

Page 4: Makalah Pertamina KI

Pendahuluan

Latar Belakang Kunjungan Industri

Rumusan Masalah

Page 5: Makalah Pertamina KI

Isi

Latar Belakang Pertamina Jampean

Mutu pelumas mesin bensin terus-menerus mengalami proses perubahan serta

proses perkembangan guna memenuhi berbagai tuntutan teknologi. Banyak factor

menjadi alasan adanya perubahan mutu pelumas, seperti perubahan design, konstruksi

mesin, dan kemajuan yang dibuat dalam teknologi aditif guna memnuhi persyaratan

mesin tertentu. Dewasa ini, tuntutan akan penggantian pelumas yang lebih lama serta

kebijakan konservasi energy dan peraturan yang lebih ketat terhadap emis mesin

kendaraan juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perubahan formula

pelumas.

Oleh karena itu, dengan adanya perkembangan teknologi yang cepat, maka

lebih banyak upaya yang dibutuhkan untuk peningkatan teknologi pelumas lebih lanjut.

Spesifikasi yang diberikan oleh lembaga komersial maupun militer merupakan

persyaratan/keputusan/tujuan yang harus dipenuhi oleh jenis pelumas tertentu melalui

pengujian kinerja yang menggunakan alat pengujian khusus. Pelumas dinyatakan

“memenuhi spesifikasi tertentu, umpamanya spesifikasi API Service atau spesifikasi

ILSAC Series”.

Pelumas sintetis atau semi sintetis dibuat berdasarkan jenis bahan dasar minyak

yang digunakan dan dibedakan ke dalam kategori pelumas mineral dan pelumas

sintetis. Material dasar untuk pelumas mineral yang berasal dari kilang minyak bumi,

sementaramaterial dasar untuk pelumas sintetis berasal dari proses sintetis hidrokarbon

(umpamanya Poly Alpha Olefin), kategori Esther atau Alkylated Naphtalen. Pelumas

sintetis terdiri atas pelumas full-sintetis dan pelumas semi-sintetis. Pelumas full-sintetis

menggunakan bahan dasar 100% material sintetis. Pelumas semi-sintetis

menggunakan bahan dasar campuran base oil sintetis dan base oil mineral.

Klasifikasi Pelumas Mesin Menurut API

Page 6: Makalah Pertamina KI

API (American Petroleum Institute), ASTM (American Society for Testing and

Materials), dan SAE (Society of Automotive Engineers) membentuk system klasifikasi

pelumas API bersama-sama. Sistem klasifikasi ini merupakan suatu cara untuk

mengklasifikasikan pelumas menurut kualitas kinerjanya serta keterkaitannya dengan

jenis tugas yang dimaksud. Klasifikasi API service ini direkomendasikan untuk pelumas-

pelumas otomotif. Mesin otomotif meliputi mesin yang pengapiannya menggunakan

busi (disebut seri “S” atau Spark Ignition) dan kendaraan-kendaraan penumpang

(disebut seri “C” atau Compression Ignition Engine). System klasifikasi ini bersifat

terbuka dan dengan adanya perubahan teknologi mesin, maka klasifikasi pelumas yang

baru hanya menambah huruf abjad yang lebih tinggi.

Klasifikasi “S” service station/mesin pengapian busi:

1. SA (untuk mesin bensin dan diesel dan tidak dipergunakan lagi)

Pelumas dengan kategori tugas yang ringan ini tidak mempunyai persyaratan

kinerja tertentu. Pelumas API Service kategori SA tidak boleh lagi dipergunaka

untuk mesin kecuali memang direkomendasikan oleh pabriknya.

2. SB (untuk Minimum-duty gasoline engine service dan tidak dipergunakan lagi)

Pelumas yang memenuhi tugas ini hanya mempunyai kemampuan mengatasi

keausan yang ringan serta ketahanan terhadap oksidasi dan korosi bantalan

poros. Pelumas API Service kategori SB tidak dapat dipergunakan di setiap

mesin kecuali memang khusus direkomendasikan oleh pabriknya.

3. SC (untuk gasoline engine warranty maintenance service 1964 dan tidak

dipergunakan lagi)

Diaplikasikan untuk mesin bensin buatan tahun 1964. Ada sedikit relevansinya

dengan mesin-mesin bensin modern. Digantikan dengan API Service kategori

SD tahun 1968.

4. SD (untuk gasoline warranty maintenance service 1968 dan tidak dipergunakan

lagi)

Tugas khusus esin bensin dimulai dengan model 1968. Ada sedikit relevansinya

dengan mesin bensin modern dan digantikan dengan API Service kategori SE

tahun 1972.

Page 7: Makalah Pertamina KI

5. SE (untuk gasoline engine warranty maintenance service dan tidak dipergunakan

lagi)

Tugas khusus kendaraan penumpang mesin bensin dan sejumlah truk bermula

tahun 1972 dan model-model tertentu tahun 1971 yang beroperasi sesuai

prosedur pemeliharaan dari rekomendasi pabriknya. Pelumas yang didesign

untuk tugas ini mempunyai perlindungan yang lebih terhadap oksidasi, deposit

mesin karena temperature tinggi, karat dan korosi di dalam mesin bensin daripda

kategori SD atau SC dan mungkin dipergunakan apabila salah satu kategori SC,

SD diberikan rekomendasinya. Spesifikasi pelumas terendah di Indonesia adalah

SE dan beberapa produsen pelumas dengan spesifikasi ini melayani mesin-

mesin yang beroperasi pada operasi yang ringan. Sedangkan API sendiri sudah

tidak menyediakan mesin uji untuk sertifikasi API Service SA, SB, SC, SD, SE,

SF, SG, dan SH.

6. SF (untuk gasoline engine warranty maintenance service dan tidak dipergunakan

lagi)

Tugas khusus mesin bensin kendaraan penumpang dan sejumlah truk mulai

dengan model tahun 1980 yang beroperasi sesuai perosedur pemeliharaan

pabriknya. Pelumas ini dikembangakan dengan meningkatkan stabilitas oksidasi

dan memperbaiki kinerja antiwear lebih baik daripada pelumas mesin yang

memenuhi persyaratan minimum untuk API Service kategori SE. Pelumas ini

juga dimaksudkan untuk memberikan perlindungan terhadap deposit mesin,

karat, dan korosi. Pelumas yang memenuhi API Service kategori SF dapat

dipergunakan apabila rekomendasinya adalah API Service kategori SE, SD, atau

SC.

7. SG (untuk gasoline engine warranty maintenance service 1989 dan tidak

dipergunakan lagi)

Tugas khusus mesin bensin untuk kendaraan penumpang, van, dan tugas ringan

mesin diesel mulai dengan model tahun1989 yang beroperasi sesuai prosedur

pemeliharaan yang direkomendasikan oleh pabriknya. Pelumas yang

dikembangkan untuk aplikasi API Service SG khusus mengalami perbaikan

dalam pengendalian terhadap sludge (kotoran atau endapan) dan varnish (pernis

Page 8: Makalah Pertamina KI

atau minyak rengas), oksidasi minyak dan keausan mesin yang lebih baik

daripada pelumas mesin yang dikembangkan untuk kategori-kategori

sebelumnya. Pelumas ini juga memberikan proteksi terhadap karat dan korosi.

Pelumas yang memenuhi kategori API Service SG dapat dipergunakan apabila

API Service kategori SF, SE, dan kategori-kategori sebelumnya

direkomendasikan.

8. SH (untuk gasoline engine warranty maintenance service 1994 dan tidak

dipergunakan lagi)

Tugas khusus mesin bensin baik untuk kendaraan penumpang, van, maupun

truk tugas ringan yang sekarang ataupun sebelumnya yang beroperasi sesuai

prosedur pemeliharaan yang direkomendasikan pabrik kendaraan. Pertama

tersedia pada tanggal 1 Januari 1994, pelumas dalam kategori ini melebhi

persyaratan kinerja minimum dari API Service kategori SG dalam hal control

deposit, oksidasi minyak, wear, karat, dan korosi. Pelumas mesin yang

memenuhi persyaratan API Service kategori SH telah diuji sesuai dengan

prosedur The Chemical Manufacturers Assosiation (CMA) code of practice dan

dapat dipergunakan dimana API Service kategori SG dan kategori-kategori

sebelumnya direkomdasikan oleh pabriknya.

9. SJ (untuk gasoline engine warranty maintenance service 1996)

Tugas khusus mesin bensin untuk kendaraan penumpang, van, dan truk ringan

yang dibuat tahun1996. Pelumas ini melebihi persyaratan kinerja minimu dari

API Service kategori SH terutama dalam sifat destilasi dan tingkat penguapan.

Ditambah memenuhi persyaratan bench test untuk wet filterability, gelation index,

pembentukan buih dalam temperature tinggi, dan pembentukan deposit dalam

temperature tinggi. API Service kategori SJ juga memperkenalkan suatu batas

kandungan fosfor sebesar 0.10 mass %. API Service kategori SJ dapat

digunakan dimana API SH, SG, dan kategori-kategori sebelumnya telah

direkomendasikan.

10.SL-2001 (tugas mesin bensin)

Kategori SL diambil untuk memberkan deskripsi tentang pelumas mesin bensin

yang dipergunakan dalam tahun 2001. Khususnya untuk tugas mesin bensin

Page 9: Makalah Pertamina KI

atau kendaraan penumpang sebelumnya, kendaraan sport, van, dan truk ringan

yang beroperasi sesuai prosedur pemeliharaan yang disarankan oleh pembuat

kendaraan. Pelumas yang memenuhi persyaratan API SL telah diuji sesuai

standard American Chemistry Council (ACC) Product Approval Code of Practice

and Testing Guidelines. Pelumas ini dapat digunakan dimana API Service

kategori SJ dan kategori sebelumnya direkomendasikan.

11.SM-2004

Pelumas ini untuk mesin otomotif yang saat ini sering dipergunakan. API SM

mulai diperkenalkan pada tanggal 30 November 2004. Didesign untuk

memberikan ketahan terhadap oksidasi yang lebih baik, perlindungan terhadap

pembentukan deposit, anti wear yang lebih baik, dan memberikan performa suhu

yang rendah (lebih baik) selama usia pakai pelumas. Pelumas klasifikasi ILSAC

yang terbaru dan atau memenuhi kualifikasi “KONSERVASI ENERGI”.

Klasifikasi “EC” atau Konservasi Energi:

1. Konservasi energy berkaitan dengan API Service kategori SJ

Diformulasikan untuk mendapatkan penghematan bahan bakar kendaraan

penumpang, SUV, van, dan truk tugas ringan yang digerakkan oleh mesin

bensin. Pelumas ini dapat menghasilkan perbaikan penghematan bahan bakar

sebesar 1.4% atau lebih (0W-20 dan 5W-20 viscosity grades), 1.1% atau lebih

(selain 0W-xx dan 5W-xx viscosity grades) atau 0.5% atau lebih (10W-xx dan

seluruh tingkat viscositas lain) dengan pengujian sequence VIA, jika

dibandingkan dengan pelumas referensi standar yang dipergunakan dalam

pengujian.

2. Konservasi energy II berkaitan dengan API Service kategori SH

Diformulasikan untuk memperbaiki sifat penghematan bahan bakar kendaraan

penumpang, SUV, van, dan truk ringan yang digerakkan oleh mesin bensin.

Pelumas ini mampu menghasilkan perbaikan bahan bakar sekitar 2.7% atau

lebih dengan pengujian sequence VI dibandingkan pelumas referensi standar

yang dipergunakan dalam pengujian.

Klasifikasi “C” service:

3. CA (untuk diesel engine service dan tidak dipergunakan lagi)

Page 10: Makalah Pertamina KI

Tugas khusus mesin diesel itu dioperasikan untuk tugas ringan sampai moderat

dengan bahan bakar berkualitas tinggi. Pelumas yang didesign untuk tugas ini

memberikan perlindungan terhadap korosi bantalan dan ring belt deposit pada

mesin diesel bilamana memakai bahan bakar yang berkualitas demikian yang

tidak meminta persyaratan luar biasa untuk perlindungan keausan dan deposit.

Pelumas API Service kategori CA sudah tidak dapat digunakan untuk mesin

diesel kecuali ada rekomendasi khusus dari pabriknya.

4. CB (untuk diesel engine service dan tidak dipergunakan lagi)

Tugas khusus mesin diesel ini beroperasi dalam tugas ringan sampai sedang.

Pelumas yang didesign untuk tugas ini memberikan perlindungan yang penting

dari korosi bantalan dan deposit pada temperature tinggi dalam mesin-mesin

diesel yang biasanya berbahan bakar kualitas rendah. Pelumas dengan API

Service CB tidak dapat digunakan lagi di mesin kecuali ada rekomendasi khusus

dari pabriknya.

5. CC (untuk diesel engine service dan tidak digunakan lagi)

Biasanya merupakan mesin naturally aspired dan supercharger ringan yang

beroperasi dalam tugas sedang hingga mesin bensin bertugas berat. Pelumas

yang didesign untuk tugas ini memberikan perlindungan dari deposit temperature

tinggi dan korosi bantalan serta proteksi dari karat kerusakan dan deposit

temperature rendah dalam mesin bensin. Pelumas ini diperkenalkan tahun 1961.

6. CD (untuk diesel engine service dan tidak dipergunakan lagi)

Tugas khusus mesin diesel turbocharger atau supercharger dimana control yang

sangat efektif terhadap keausan dan deposit menjadi penting atau bilamana

memakai bahan bakar dengan beragam kualitas termasuk bahan bakar dengan

kadar belerang tinggi. Pelumas yang didesign untuk tugas ini diperkenalkan pada

tahun 1955 dan memberikan perlindungan dari deposit pada temperature tinggi

dan korosi bantalan dalam mesin diesel ini.

7. CD II (untuk mesin diesel dua langkah tugas berat dan tidak dipergunakan lagi)

Tugas khusus mesin diesel dua langkah yang membutuhkan pengontrolan yang

sangat efektif atas keausan dan deposit. Pelumas yang didesign untuk tugas ini

juga memenuhi semua persyaratan API Service kategori CD.

Page 11: Makalah Pertamina KI

8. CE (untuk diesel engine service 1983 dan tidak dipergunakan lagi)

Tugas khusus dari mesin diesel itu tugas berat yag dilengkapi dengan

turbocharger ataupun supercharger tertentu yang diproduksi sejak tahun 1983

dan beroperasi dengan kondisi beban berat baik untuk operasi kecepatan rendah

dan kecepatan tinggi. Pelumas yang didesign untul service ini dapat

dipergunakan dimana API Service kategori CD direkomendasikan untukn mesin

dieselnya.

9. CF (untuk mesin diesel injeksi tak langsung)

API Service kategori CF menunjukkan tugas khusus mesin diesel injeksi tak

langsung dan mesin diesel lain yang menggunakan beragam tipe bahan bakar

dengan kadar belerang yang lebih tinggi, umpamanya diatas 0.5% berat.

Pengontrolan yang efektif terhadap deposit pada piston, keausan, dan korosi

bantalan yang mengandung tembaga menjadi penting sekali untuk mesin ini

yang diperlengkapi dengan turbocharger dan supercharger maupun yang tidak.

Pelumas yang didesign untuk service ini telah ada sejak tahun 1994 dan dapt

dipergunakan bilamana API Service kategori CD direkomendasikan.

10.CF-2 (untuk tugas mesin diesel 2 langkah tugas berat)

Untuk tugas khusus mesin 2 langkah yang membutuhkan pengontrolan yang

sangat efektif terhadap keausan pada silinder dan permukaan cincin serta

deposit. Pelumas yang didesign untuk tugas ini telah ada sejak tahun 1994 dan

dapat digunakan bilamana API Service kategori CD-II direkomdasikan. Pelumas

ini tidak perlu memenuh persyaratan CF-4 kecuali lulus persyaratan pengujian

kategori ini.

11.CF-4 (untuk tugas mesin diesel 4 langkah tugas berat)

Tugas khusus mesin diesel 4 langkah yang dilengkapi dengan turbocharger,

sejak tahun 1990. Pelumas API Service kategori CF-4 melebihi persyaratan API

Service kategori CE dan memberikan perbaikan pengontrolan konsumsi pelumas

dan deposit mesin. Pelumas yang memenuhi API Service kategori CE dan CD

direkomendasikan untuk mesin diesel ini.

12.CG-4 (untuk mesin diesel 4 langkah tugas berat)

Page 12: Makalah Pertamina KI

API Service kategori CG-4 merupakan pelumas yang digunakan untuk mesin

diesel 4 langkah dengan kecepatan tinggi yang dipergunakan baik dalam tugas

berat di jalan bebas hambatan (bahan bakar berkadar belerang 0.05% berat) dan

diluar jalan bebas hambatan (bahan bakar berkadar belerang 0.5% berat).

Pelumas CG-4 memberikan perlindungan yang efektif atas deposit piston pada

temperature tinggi, keausan, korosi, pembentukan busa, stabilitas oksidasi dan

akumulasi jelaga. Pelumas ini secara khusus efektif dalam mesin-mesin buang

didesign untuk memenuhi standar gas emisi AS dan juga digunakan untuk

mesin-mesin yang mensyaratkan API Service kategori CF-4, CE, dan CD.

13.CH-4

Diperkenalkan pada tanggal 1 Desember 1998. Untuk mesin 4 langkah

kecepatan tinggi yang didesign untuk memenuhi standar emisi gas buang tahun

1998. Pelumas CH-4 secar khusus diformulasikan untuk bahan bakar diesel

dengan kandungan belerang sampai 0.5% berat dan dapat digunakan sebagai

pengganti pelumas CD, CE, CF-4, dan CG-4.

14.CI-4-2002

Mesin diesel tugas berat. Persyaratan kinerja CI-4 menggambarkan bahwa

pelumas tersebut digunakan untuk mesin diesel 4 langkah putaran cepat yang

dirancang untuk memenuhi standar emisi gas buang 2004 yang harus

dilaksanakan mulai Oktober 2002. Pelumas ini diformulasikanagar dapat

digunakan untuk semua bahan bakar diesel dengan kandungan sulfur hingga

0.05% berat. Pelumas ini sangat efektif untuk menjaga ketahanan mesin (engine

durability) dimana Exhaust Gas Recirculation (EGR) dan komponen emisi gas

buang lainnya dipergunakan. Perlindungan yang optimum ini digunakan unutk

pengontrolan corrosive wear, stabilitas suhu rendah dan tinggi, shoot handling

properties, piston deposit control, valve train wear, oxidative thickening, foaming,

dan viscosity loss akibat shear. Pelumas CI-4 sangat unggul kinerjanya

dibandingkan dengan pelumas yang memenuhi API CH-4, CG-4, dan CF-4 serta

dapat secara efektif melumasi mesin yang memakai API Service kategori

tersebut.

Klasifikasi ILSAC Engine Service

Page 13: Makalah Pertamina KI

The American Automotif Manufacturers Association (AMMA) dan The Japan

Automobile Manufacturers Assosiation (JAMA) melalui suatu organisasi yang disebut

The International Lubricant Standardization and Approval Committee (ILSAC) bersama-

sama mengembangkan dan menyetujui suatu “Minimum Performance Standard for

Passenger Car Motors Oils”. Standar itu dikenal sebagai ILSAC GF-1 dikeluarkan pada

bulan Oktober 1990 dan direvisi pada bulan Oktober 1992. Standar baru yang telah

ditingkatkan dikenal sebagai ILSAC GF-2 secara komersial dikeluarkan pada bulan

Oktober 1996. Pelumas-pelumas mesin yang memenuhi ILSAC GF-2 dapat diberikan

lisensi untuk diberikan label yang menggunakan ILSAC “Startburst” certification yang

tertera dalam kemasannya. Berikut adalah pengklasifikasiannya:

1. ILSAC GF-1

Terdiri atas seluruh persyaratan API Service kategori SH ditambah dengan

bench test untuk penguapan, penyaringan, pembentukan busa, titik nyala, high

temperature/high shear viscosity, shear stability, dan kandungan fosfor.

Membutuhkan minimum penghematan bahan bakar sekitar 2.7% dalam

pengujian Sequence VI dan terbatas terhadap pelumas-pelumas yang memenuhi

tingkat viskositas temperature rendah 0W, 5W, dan 10W.

2. ILSAC GF-2

Terdiri atas semua persyaratan API Service kategori SJ ditambah bench test

untuk high temperature, high shear viscosity, shear ability, penguapan,

penyaringan, pembentukan busa, deposit temperature tinggi, dan kandungan

fosfor. Menuntut penghematan energy yang berasal dari pengujian Sequence

VIA.

3. ACEA/CCMC European Oil Sequences For Service-Fill Oils

ACEA (Association des Constructeurs Europeen d’automobiles) mengeluarkan

tingkat performansi Eropa baru untuk pelumas-pelumas yang mulai berlaku pada

awal 1996. Standar baru ini menggantikan CCMC Sequences lama yang

sebelumnya dipergunakan untuk memberikan batasan mutu pelumas mesin

bensin dan mutu pelumas mesin diesel Eropa. ACEA Sequences terdiri atas 9

rancangan dalam tiga kategori utama. Ketiga kategori tersebut adalah pelumas

mesin bensin kendaraan penumpang, pelumas mesin diesel kendaraan

Page 14: Makalah Pertamina KI

penumpang, dan pelumas mesin diesel tugas berat yang masing-masing dikenal

sebagai A,B,dan E. Ada tiga tingkat kinera pelumas dalam setiap kategori: mesin

bensin (A1-98, A2-96 issue 2, A3-98), mesin diesel kendaraan penumpang (B1-

98, B2-98, B3-98, B4-98), dan mesin diesel tugas berat (E1-96 issue 2, E2-96

issue 2, E3-96 issue 2, E4-98)

Urutan ACEA:

a. Pelumas mesin bensin kendaraan penupang:

1. A1-98

Serupa dengan API SH atau SJ, tetapi dengan properties sifat

temperature tinggi yang lebih baik. Sejumlah properties seprti viskositas

HTHS, mempunyai batasan maksimum, dan pelumas-pelumas yang

memenuhi A2 dan A3 tidak dapat memenuhi A1.

2. A2-96 issue 2

Serupa dengan ACEA A1, tetapi dengan stabilitas geseran maksimum

yang lebih baik, hilangnya pelumas akibat penguapan yang lebih rendah

untuk sejumlah tingkatan viskositas, serta viskositas HTHS minimum yang

lebih tinggi yang dikhususkan untuk perlindungan bantalan dengan kondisi

operasi temperature tinggi. Pelumas A2 tidak dapat memenuhi seluruh

persyaratan A1, beberapa diantaranya memiliki nilai maksimum yang

ditentukan dibawah nilai minimum yang ditetapkan untuk A2.

3. A3-98

Serupa dengan ACEA A1 dan A2, tapi tetap dengan persyaratan akan

stay in grade shear stability, dan batas yang lebih ketat akan hilangnya

pelumas akibat penguapan dan oksidasi temperature yang tinggi dan

piston varnish. Pelumas A3 tidak dapat memenuhi persyaratan A1,

beberapa diantaranya mempunyai nilai minimum yang telah ditentukan

dibawah nilai minimum yang ditentukan untuk A3. Pelumas A3 secara

otomatis memenuhi seluruh persyaratan A2.

b. Pelumas mesin diesel untuk mobil penumpang:

1. B1-98

Page 15: Makalah Pertamina KI

Performansinya melebihi eks CCMC PD 2 dengan pengontrolan deposit

temperature tinggi yang lebih baik, soot dispersancy, dan proteksi

keausan valve train. Sejumlah properties seperti HTHS (High

Temperature High Shear) mempunyai batas maksimum dan pelumas

yang memenuhi B2 dan B3 juga tidak dapat memenuhi B1.

2. B2-98

Serupa dengan ACEA B1, namun dengan shear stability minimum yang

tinggi, hilangnya pelumas akibat penguapan yang lebih rendah untuk

sejumlah tingkat viskositas dan viskositas HTHS minimum yang lebih

tinggi yang dikhususkan untuk proteksi bearing (bantalan) dalam kondisi

operasi temperature tinggi. Pelumas B2 tidak dapat memenuhi seluruh

persyaratan B1, beberapa diantaranya mempunyai nilai maksimum yang

ditetapkan dibawah nilai minimum yang ditentukan untuk B2.

3. B3-98

Serupa dengan ACEA B1 dan B2, namun dengan karakteristik stay in

grade shear stability, dan batas yang jauh lebih ketat atas hilangnya

pelumas akibat penguapan, dispersivity dan cam wear pada temperature

sedang. Pelumas B3 tidak dapat memenuhi seluruh persyaratan B1,

beberapa diantaranya mempunyai nilai maksimum dibawah nilai minimum

yang ditetapkan untuk B3. Pelumas B3 secara otomatis

memenuhinseluruh persyaratan B2.

4. B4-98

Serupa dengan ACEA B1, B2, dan B3; namun persyaratan pada

kebersihan piston dan kemacetan ring yang lebih tinggi. Pelumas B4

secara otomatis memenuhi semua tuntutan yang ada pada pelumas B2.

c. Pelumas mesin diesel tugas berat:

1. E1-96 issue 2

Kira-kira setara dengan CCMC D-4 yang terdahulu dan lembaran (sheet)

Mercedes Benz 227.0/1 yang sudah tidak berlaku lagi, namun dengan

sedikit perbaikan pada shear stability dan pencegahan bore polishing.

2. E2-96 issue 2

Page 16: Makalah Pertamina KI

Kira-kira setara dengan lembaran (sheet) Mercedes Benz 228.0/1, MAN

270/171 yang sudah ditingkatkan dan sering dideskripsikan sebagai

“CCMC D-4 plus” dengan perbaikan dalam pencegahan bore polishing

dan tingkat kebersihan piston atas CCMC D-4 sebelumnya. Diharapkan

menjadi persyaratan dasar OEM untuk pelumas mesin diesel tugas berat.

3. E3-96 issue 2

Secara essensial setara dengan CCMC D-5 yang terdahulu, kira-kira

sama dengan lembaran Mercedes Benz tingkat 228.2/3. E3 memasukkan

persyaratan pengujian Mack T-8 untuk menentukan tingkat dispersancy

sehingga dapat menggugurkan sejumlah pelumas CCMC D-5

sebelumnya.

4. E4-98

Serupa dengan ACEA E1, E2, dan E3; namun dengan persyaratan stay in

grade shear stability, dengan batas yang jauh lebih ketat atas bore

polishing dan pada tingkat kebersihan piston.

Urutan CCMC:

a. Mesin bensin:

1. CCMC G-1

1984, performansi yang lebih tinggi, spesifikasi viskositas normal. Kira-kira

setara dengan API SE ditambah pengujian Eropa.

2. CCMC G-2

1984, performansi yang lebih tinggi, spesifikasi viskositas normal. Kira-kira

setara dengan API SF ditambah pengujian Eropa.

3. CCMC G-3

1984, performansi yang lebih tinggi, spesifikasi viskositas rendah. Kira-

kira setara dengan API SF/CC ditambah pengujian Eropa.

4. CCMC G-4

1989, spesifikasi viskositas normal. Performansi lebih baik daripada API

SG khususnya untuk bidang keausan valve train dan sludging resistance

pada temperature tinggi.

5. CCMC G-5

Page 17: Makalah Pertamina KI

1989, spesifikasi viskositas rendah. Performansi di atas tingkat API SG,

khususnya untuk bidang keausan valve train dan sludging resistance pada

temperature tinggi. Terbatas pada viskositas multigrade 5W-xx dan 10W-

xx, namun dengan persyaratan evaporative loss yang lebih ketat daripada

ILSAC GF-1.

b. Mesin diesel kendaraan penumpang:

1. CCMC PD-1

1984, kendaraan penumpang diesel. Performansi jauh lebih tinggi

daripada minimum MIL-L-2104C dengan penekanan khusus pada

pencegahan ring sticking (kemacetan ring).

2. CCMC PD-2

1989, kendaraan penumpang diesel. Proteksi yang lebih baik terhadap

kemacetan ring dan keausan valve train dibandingkan dengan CCMC PD-

1

c. Mesin diesel tugas berat:

1. CCMC D-1

1984, naturally aspirated dan turbocharger, operasi ekstra tugas berat.

Kira-kira setara dengan MIL-L-46152 (API CC/SE) ditambah pengujian

Eropa.

2. CCMC D-2

1984, naturally aspirated dan turbocharger, operasi ekstra tugas berat.

Kira-kira setara dengan MIL-L-2104C (API CD/SD) ditambah pengujian

Eropa.

3. CCMC D-3

1984, naturally aspirated dan turbocharger, operasi ekstra tugas berat.

Performansi di atas persyaratan minimum MIL-L-2104C ditambah

pengujian Eropa.

4. CCMC D-4

1989, kendaraan komersial, operasi tugas berat. Performansi diatas

persyaratan CCMC D-2 minimum, dengan penekanan pada proteksi bore

Page 18: Makalah Pertamina KI

polishing, soot dispersion (penyebaran jelaga) dan proteksi keausan valve

train.

5. CCMC D-5

1989, kendaraan komersial, operasi ekstra tugas berat. Perlindungan

terhadap bore polishing diatas persyaratan yang dibutuhkan untuk CCMC

D-3, ditambah soot dispersancy yang membaik dan proteksi keausan

valve train. Umumnya diterima sebagai tingkat performance untuk

pelumas mesin SHPD (Super High Performance Diesel).

Klasifikasi Tugas Mesin JASO

Organisasi Standar Mobil Jepang (JASO) sekarang telah memformalkan

spesifikasi pelumas mesin JASO Regular Grade, biasanya dikaitkan sebagai “JASO

SE”. Dengan keterlibatan the Japanese Automobile Manufacturers Association (JAMA)

dalam ILSAC, persyaratan pabrik Jepang untuk klasifikasi pelumas mesin kendaran

penumpang performansi tinggi mungkin dipenuhi dalam waktu singkat paling tidak oleh

ILSAC GF-1 dan GF-2.

Klasifikasi Pelumas Mesin EMA

The Engine Manufacturers Association (EMA) di Amerika Serikat mengakui

system klasifikas kinerja pelumas mesin dari organisasi lain seperti API dan

ACEA/CCMC. Mereka jug memberikan batasan mengenai kategori untuk klasifikasi

pelumas mesin untuk esin gas yang dinyalakan dengan system pengapian dan

memberikan pedoman mengenai mesin gas alam dan mesin yang dinyalakan dengan

bahan bakar gas lainnya.

System Klasifikasi Minyak Lumas LMOA

The Locomotive Maintenance Officers Association (LMOA) di Amerka Serikat

telah lama terlibat dengan pabrik mesin diesel lokomotif, perusahaan kereta api, dan

pemasok pelumas untuk memecahkan masalah-masalah dalam lubrikasi mesin yang

berkaitan dengan industry kereta api. LMOA menetapkan suatu system klasifikasi yang

mendefinisikan kinerja pelumas mesin diesel lokomotif. Perusahaan kereta api, pabrik

mesin dan pemasok pelumas semuanya mengakui nomenklatur “LMOA Generation” ini.

Page 19: Makalah Pertamina KI

Meskipun system klasifikasi minyak pelumas LMOA dipandang sebagai suatu pedoman

industry, evaluasi lapangan masih diperlukan oleh banyak pabrik mesin sebelum

member pengakuan pelumas untuk peralatan mereka. Dalam banyak contoh, approval

pabrik esin menetapkan paket aditif dan bahan dasar yang harus dipergunakan untuk

memformulasi pelumas. Peningkatan tenaga mesin dan mesin yang sama ukurannya,

penurunan konsumsi pelumas dengan penurunan jumlah top-up oil, keinginan untuk

memperpanjang periode penggantian pelumas, dan kebutuhan untuk mencegah

oksidasi dan pengentalan pelumas mesin dalam tugasnya semakin mengarahkan

LMOA Engine Oil Generations agar mempunyai tingkat detergency, alkalinity reserve,

dan oxidation resistance yang lebih tinggi.

1. Generation 1-diperkenalkan pada tahun 1940

Pelumas Generation 1 termasuk pelumas mineral serta pelumas lain yang

disenyawakan dengan deterjen dan antioksidan. Nomor basa (Base Number/BN)

pelumas ini umumnya dibawah 7.

2. Generation 2-diperkenalkan pada tahun 1964

Pelumas Generation 2 memperkenalkan dispersan tak berabu dan tingkat

deterjensinya yang sedang (moderate). Pelumas dari performansi ini

dikembangkan untuk menurunkan tingkat pembentukan lumpur pada mesin dan

memperpanjang usia filter. Pelumas ini memunyai BN sekitar 7.

3. Generation 3-diperkenalkan pada tahun 1968

Pelumas ini menunjukkan alkalinity retention, detergency, dan dispersancy yang

lebih baik. Mempunyai BN sekitar 10, pelumas ini diperkenalkan untuk mengatasi

meningkatnya keausan ring piston.

4. Generation 4-diperkenalkan pada tahun 1976

Pelumas ini memberikan tambahan perlindungan dalam kondisi operasi yang

berat, dan didesign untuk memungkinkan interval penggantian pelumas hingga

90 hari. LMOA menetapkan BN sekitar 13, sifat-sifat detergency, dan

dispersancy. Selain diakui oleh GE dan EMD pelumas ini harus memenguhi API

Service kategori CD.

5. Generation 5-diperkenalkan pada tahun 1989

Page 20: Makalah Pertamina KI

Pelumas yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan mesin diesel lokomotif

yang baru dengan konsumsi bahan bakar rendah dan efisiensi konsumsi

pelumas, dan didesign untuk memberikan interval penggantian pelumas 180

hari. LMOA tidak mengkhususkan BN minimum untuk pelumas generasi ini.

Produk ini mempunyai alkalinity reserve, detergency, dan antioksidasi yang lebih

baik. Pelumas yang memenuhi LMOA generasi ini juga harus memenuhi API

Service kategori CD dan telah diuji lapangan serta disetujui oleh GE dan EMD.

Sebelum peluncuran kategori Generation LMOA, pelumas yang kemudian memenuhi

kualifikasi ini disebut seagai Generation 4 “Long Life”. Dalam upaya untuk mencapai

efisiensi bahan bakar dan pelumas, pabrik mesin diesel lokomotif sudah menguji di

lapangan dan telah menyetujui versi pelumas multigrade Generation 4 dan 5.

Jenis Pelumas Mesin Bensin

Pelumas mesin bensin terbagi menjadi 2 jenis yaitu pelumas mesin bensin 2

langkah/tak dan pelumas mesin bensin 4 langkah/tak.

a. Pelumas mesin 2 langkah

Beberapa contoh mesin yang menggunakan mesin 2 langkah:

1. Sepeda motor

2. Bajaj

3. Scooter

4. Bemo

5. Mesin motor temple

6. Mesin gergaji

7. Pemotong rumput

Produk dari pelumas mesin bensin 2 langkah yaitu:

1. 2T Enviro

2. Mesrania 2T Super-x

3. Mesrania 2T Super

4. Mesrania 2T Sport TC-A

5. Mesrania 2T Outboard

Klasifikasi API service:

Page 21: Makalah Pertamina KI

1. API TA (tidak dipergunakan lagi)

Dikhususkan untuk mesin-mesin yang sangat kecil, kurang dari 50 cc. pengujian

mesin untuk klasifikasi ini baru dipersiapkan ketika Dewan Koordinasi Eropa

(CEC) menarik dukungan untuk kategori ini.

2. API TB (tidak dipergunakan lagi)

Untuk mesin-mesin scooter serta mesin-mesin kecil yang berbeban berat

lainnya, khususnya antara 50 sampai 200 cc. pihak yang terkait dengan

pengujian tidak lagi membutuhkan kategori ini dan klasifikasi ini telah

ditinggalkan.

3. API TC

didesign untuk beragam mesin dengan performansi tinggi, khususnya antara

200-500 cc; seperti mesin pada sepeda motor dan mobil salju, dan mesin

gergaji dengan rasio bahan bakar yang pelumasannya tinggi, tetapi bukan

outboard. Pelumas ini diharapkan dapat mengatasi problem macetnya ring,

penyalaan dini dan lecetnya silinder.

4. API TD (tidak dipergunakan lagi)

Didesign untuk mesin outboard yang berpendingin air, klasifikasi ini

menggunakan pengujian mesin yang sama dengan pengujian kategori TC-W

NMMA. API TD telah digantikan dan tidak lagi diterima oleh NMMA , yang

sekarang direkomendasikan persyaratan TC-W3 untuk mesin-mesin outboard

yang berpendingin air.

Klasifikasi JASO dan Global two cycle service

Spesifikasi pelumas mesin 2 langkah yang berkadar abu rendah yang baru dan

berpendingin udara telah ditetapkan oleh JASO. Juga tengah dikembangkan

spesifikasi Global ISO untuk pelumas mesin 2 langkah. Spesifikasi ini merupakan

standarisasi persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi JASO serta membentuk

spesifikasi performansi tambahan yang lebih tinggi. Spesifikasi JASO menetapkan

tiga tingkat performansi yaitu FA, FB, dan FC. Performansi pelumas dinilai menurut

4 kriteria yang diukur dalam 6 pengujian yang berbeda. Keistimewaan spesifikasi

JASO adalah rendahnya persyaratan asap yang secara khusus dan sangat ketat

dalam performansi kategori FC. JASO FC nantinya akan dominan karena pabrik

Page 22: Makalah Pertamina KI

mesin Jepang akan merekomendasikannya sebagai mutu minimum untuk pelumas

mesin 2 langkah di Jepang. JASO FB dan FA hanya sebagi tolok ukur performansi

pelumas di sejumlah negara lain.

b. Pelumas mesin 4 langkah

Beberapa contoh mesin yang menggunakan mesin 4 langkah:

1. Sepeda motor

Produk dari pelumas mesin 4 langkah yaitu:

1. Mesran

2. Mesran B

3. Mesran Super 20W-50

4. Prima XP 20W-50

5. Fastron

Klasifikasi pelumas:

1. API GL-1 (masih berlaku)

Untuk jenis tugas transmisi manual yang bekerja dengan kondisi sedang dengan

operasi tekanan unit rendah dan kecepatan luncur minimum. Tidak perlu diolah

khusus (untreated oil) dapt digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat pelumas

yang dimaksudkan untuk tugas ini. Frictional modifiers dan extreme pressure

additives tidak digunakan untuk aplikasi ini. Pada kecepatan dan beban yang

berat, pelumas yang tidak ditambah dengan aditif anti oksidasi dan rust inhibitor.

Umumnya tidak terlalu memuaskan untuk banyak transmisi manual truk dan

traktor, untreated oils ini masih dapat digunakan. Namun secara umum,

rekomendasi pelumas dari pabrik transmisi tetap harus diikuti.

2. API GL-2 (tidak berlaku lagi)

Untuk roda gigi otomotif tipe worm-gear dan kecepatan luncur dimana pelumas

API GL-1 tidak mencukupi lagi. Produk jenis ini mengandung aditif antiwear atau

extreme pressure yang konsentrasinya sedang, dapat memberikan proteksi

untuk worm gears.

3. API GL-3 (tidak berlaku lagi)

Untuk transmisi manual dan spiral-bevel axles yang bekerja dengan kondisi

kecepatan dan beban ringan sampai sedang. Mempunyai kapasitas membawa

Page 23: Makalah Pertamina KI

beban yang lebih besar daripada kapasitas yang memenuhi API GL-1, tetapi

dibawah persyaratan pelumas yang memenuhi API GL-4. Gear lubricants yang

dirancang untuk API GL-3 tidak direkomendasikan untuk hypoid gear.

4. API GL-4 (masih berlaku)

Untuk tugas spiral bevel dan hypoid gear pada axles otomotif yang bekerja

dengan kecepatan dan beban sedang. Dapat digunakan untuk transmisi manual

dan aplikasi transaxle tertentu. Walaupun pelumas jenis ini masih digunakan

secara komersial, namun beberapa alat pengujian yang digunakan untuk

verifikasi performansi sudah tidak tersedia.

5. API GL-5 (masih berlaku)

Untuk gear khususnya hypoid untuk axle otomotif yang bekerja dengan kondisi

kecepatan tinggi dan atau rendah serta torsi tinggi (high torque). Pelumas yang

lulus kualifikasi US Military Specification MIL-L-2105D (sebelumnya MIL-L-

2105C) memenuhi persyaratan rancangan API GL-5 ini

6. API GL-6 tidak berlaku lagi)

Untuk jenis persyaratan tugas gear dengan suatu pinion offset yang sangat

tinggi, didesign secara khusus (membutuhkan proteksi terhadap scorig pada

gear yang lebih tinggi dari yang diberikan oleh pelumas gear API GL-5). Adanya

perubahan pinion offset yang lebih ringan serta mulai tidak tersedianya

peralatan pengujian dan prosedur semakin menghilangkan kebutuhan komersial

pelumas ini.

7. API MT-1 (masih berlaku)

Untuk transmisi manual non synchronized yang digunakan dalam bis dan truk

tugas berat. Pelumas yang memenuhi API MT-1 ini mampu memberikan

perlindungan terhadap degradasi suhu, component wear, dan oil seal

deterioration yang tidak diberikan oleh pelumas-pelumas yang hanya memenuhi

API GL-4 dan API GL-5.

8. API PG-2 (masih diusulkan)

Untuk axle tugas berat sebagaimana ada pada truk, bis, dan peralatan

konstruksi berat. Pelumas ini diharapkan dapat memberikan operasi “clean

Page 24: Makalah Pertamina KI

gear” dan “thermal durable” serta dapat mengatasi deposit-induced seal failures

yang dikaitkan dengan temperature operasi tinggi.

Klasifikasi Pelumas Industri dan Mesin Kapal

Pelumas untuk klasifikasi industry dan perkapalan umumnya dibagi kedalam 2

bagian yaitu pelumas mesin stasioner dan pelumas peralatan industry. tingkat

performansi pelumas mesin seperti performansi yang dispesifikan oleh API atau

pembuat mesin.

Gemuk Lumas

Gemuk lumas adalah pelumas yang dikentalkan dengan metallic soap agar

memenuhi consistency/hardness tertentu. Klasifikasi performansi gemuk berdasarkan

beberapa pengujian mekanik:

a. Four ball test (ASTM D2596) dan Timken OK load ASTM D2509 yang

mendefinisikan karakteristik Extreme Pressure dan Anti Wear

b. SKF V2F test menetapkan Mechanical stability dari lumas (grease)

Gemuk lumas terdiri dari dua komponen dasar yaitu agent pengental (thickening agent)

dan cairan atau base oil dimana thickening agent menyebar. Agent pengental sendiri

dibagi menjadi dua jenis:

a. Agent pengental berbasiskan sabun

dihasilkan produk samping yaitu air. Oleh sebab itu, system pembuatannya

sendiri sudah merupakan sumber air. Digunakan beberapa parameter yaitu:

1. Jumlah sabun

2. Panjang rantai fatty-acid substrate

3. Degree of branching

4. Jumlah senyawa tidak jenuh

5. Jumlah senyawa polar pada rantai molekul fatty-acid

6. Adanya senyawa modifier tertentu

7. Ukuran partikel

Beberapa jenis agent pengental:

1. Simple

Page 25: Makalah Pertamina KI

a. Sabun Calsium

b. Sabun Natrium

c. Sabun Lithium

2. Kompleks

a. Sabun Calsium kompleks

b. Sabun Lithium kompleks

c. Sabun Aluminium kompleks

d. Organic non-soap thickeners (contoh: polyurea, dari isosianat dengan

amine)

b. Agent pengental tidak berbasiskan sabun:

1. Pengental anorganik:

a. Clay

b. silica

2. Pengental organic:

a. Garam terepthalic acids

b. Garam phosphoric acids

c. Garam thiophosporic acids

d. Garam phosponic acids

e. Polyethylene

f. Polycarbohydrates

g. Halogenated polyethylene

Tentang Pertamina Jampean

Pertamina Jampean mempunyai tugas yaitu:

1. Memproduksi pelumas

2. Menguji pelumas, BBM umum, elpiji, agrokimia, dan BBM afiasi

Pelumas Pertamina Jampean

Pelumas yang diproduksi sekitar 3000 kL/tahun. Pelumas yang diproduksi yaitu

pelumas untuk kendaraan, industry, dan kapal. Keunggulan pelumas pertamina yaitu:

1. Mempunyai sertifikat top1 karena mempunyai laboratorium

Page 26: Makalah Pertamina KI

2. Mempunyai master rating control

Pelumas yang baru atau sedang dalam proses produksi dipantau atau diuji di Oil Clinic ,

Pertamina Plumpang. Oil Clinic bertugas untuk:

1. Memantau pemakaian pelumas (masih layak pakai atau tidak)

2. Membantu melihat mesin itu sendiri (kondisi mesin)

Unit produksi pelumas ini mencakup Jakarta, Cilacap, Gresik. Laboratorium unit

pelumas Jakarta terakreditasi ISO karena laboratorium ini diaudit secara internal (2

bagian berbeda 2 kali) dan secara eksternal.

Tahap atau alur produksi pelumas:

1. Proses penerimaan bahan baku

Bahan baku yang diterima diambil sedikit untuk sampel, sampel ini diuji:

a. Viscosity/kekentalan

b. Colour ASTM

c. Foaming test

d. Nitrogen content/kandungan nitrogen

e. Sulfur content/kandungan belerang

f. Density/berat jenis

g. Flash point/titik nyala

h. Water content/kandungan air

i. Pour point

j. Total Acid Number

k. Conradson carbon residue

l. Ash content/kandungan abu

m. Appearance

n. Phosphor/fosfor

Selain bahan baku, pertamina juga menerima bahan tambahan seperti additive.

Additive ini juga diuji.

2. Proses penimbunan bahan baku dan material tambahan

Fungsi dari proses ini yaitu untuk stock atau persediaan di gudang. Jika stock ini

ingin digunakan maka stock ini dipompa ke tangki blending untuk dicampur.

3. Proses blending/pencampuran

Page 27: Makalah Pertamina KI

Bahan baku utama dan bahan tambahan diblending/dicampur.

4. Proses pengisian produk

Pada proses ini produk yang dihasilkan harus diuji dahulu sebelum dikemas.

Yang diuji sama dengan yang diuji pada proses penerimaan bahan baku.

Tahapan pengemasan produk:

a. Botol disiapkan

b. Diberi tutup dan aluminium foil

c. Diberi tekanan untuk aluminium foil

d. Diisi pelumas

Pelumas yang diproduksi yaitu:

1. Passanger car motor oil/pelumas untuk kendaraan berpenumpang

2. Heavy duty diesel oils/pelumas untuk mesin diesel bertugas berat

3. Automatic transmission oils

4. Manual transmission oils

5. Lubricating grease/gemuk lumas

6. Small engine oils

7. Industrial dan marine engine oils/pelumas industry dan mesin perkapalan

8. Natural gas engine oils

9. Industrial gear oils, hydraulic oils, dan turbine oils

10.

BBM umum Pertamina Jampean

Pertamina tidak memproduksi BBM umum tetapi hanya menguji BBM umum.

BBM umum yang diterima oleh Pertamina Jampean tidak ada yang berupa raw material

(bahan mentah) melainkan dalam bentuk sudah jadi. BBM umum terdiri dari:

1. Kerosin/minyak tanah

2. Solar

3. Minyak bakar

Agrokimia Pertamina Jampean

Page 28: Makalah Pertamina KI

Agrokimia dibagi menjadi 2 macam yaitu TB 192 dan ………………. Agrokimia

berfungsi sebagai penutup tahanan karet, pembasmi hama tanaman, dan tambahan

bahan untuk produksi solvent (pelarut).

Sesi tanya jawab

1. Pelumas yang bagus atau baik seperti apa?

Pelumas yang digunakan harus sesuai dengan kondisi kendaraan dan jenis

kendaraan, jadi tidak ada spesifikasi umum yang dapat menentukan pelumas ini

bagus atau tidak dan kekentalan pelumas belum tentu menjadi tolok ukur bahwa

pelumas itu bagus atau tidak.

2. Ada pelumas yang di mesin dapat menghasilakn kerak hitam, prosesnya

bagaimana?

Page 29: Makalah Pertamina KI

Pelumas yang diproduksi sudah diberi ketentuan komposisinya seperti

kekentalan pelumas, pendinginan yang baik, power lebih berat, dan boros atau

tidaknya bensin.

3. Apa perbedaan antara pelumas sintetik dengan pelumas biasa?

a. Viscosity index/indeks kekentalan pelumas sintetik lebih besar dari pelumas

biasa

b. Pelumas sintetik lebih stabil dari pelumas biasa

c. Pelumas sintetik tidak mempunyai ikatan rangkap, sedangkan pelumas biasa

mempunyai ikatan rangkap.

4. Setelah diproduksi, apakah perlu diuji lagi atau tidak? Apa saja parameter yang

digunakan?

Setelah diproduksi, pelumas ini harus diuji lagi. Jika pelumas ini mengandung

formula yang baru, maka harus diuji dengan complete test. Jika pelumas ini

mengandung formula yang lama, maka harus diuji dengan test yang sederhana

atau yang biasa. Komponen utama untuk pengujian yaitu water content, total

acid number, dan insolubility.

5. Apa yang akan dilakukan pada pelumas bekas?

Pelumas