makalah pertamina ki
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

Makalah Kunjungan Industri D3 Kimia Terapan
Ke Pertamina Jampean
Oleh:
Edo Agung Anugrah 0706229xxx
Fajaryadi Tri Saputra 0706229xxx
F. Anjani Adyani D. 0706229611
Farah Soraya 0706229630
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Departemen Kimia
2009

Kata Pengantar

Daftar Isi

Pendahuluan
Latar Belakang Kunjungan Industri
Rumusan Masalah

Isi
Latar Belakang Pertamina Jampean
Mutu pelumas mesin bensin terus-menerus mengalami proses perubahan serta
proses perkembangan guna memenuhi berbagai tuntutan teknologi. Banyak factor
menjadi alasan adanya perubahan mutu pelumas, seperti perubahan design, konstruksi
mesin, dan kemajuan yang dibuat dalam teknologi aditif guna memnuhi persyaratan
mesin tertentu. Dewasa ini, tuntutan akan penggantian pelumas yang lebih lama serta
kebijakan konservasi energy dan peraturan yang lebih ketat terhadap emis mesin
kendaraan juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perubahan formula
pelumas.
Oleh karena itu, dengan adanya perkembangan teknologi yang cepat, maka
lebih banyak upaya yang dibutuhkan untuk peningkatan teknologi pelumas lebih lanjut.
Spesifikasi yang diberikan oleh lembaga komersial maupun militer merupakan
persyaratan/keputusan/tujuan yang harus dipenuhi oleh jenis pelumas tertentu melalui
pengujian kinerja yang menggunakan alat pengujian khusus. Pelumas dinyatakan
“memenuhi spesifikasi tertentu, umpamanya spesifikasi API Service atau spesifikasi
ILSAC Series”.
Pelumas sintetis atau semi sintetis dibuat berdasarkan jenis bahan dasar minyak
yang digunakan dan dibedakan ke dalam kategori pelumas mineral dan pelumas
sintetis. Material dasar untuk pelumas mineral yang berasal dari kilang minyak bumi,
sementaramaterial dasar untuk pelumas sintetis berasal dari proses sintetis hidrokarbon
(umpamanya Poly Alpha Olefin), kategori Esther atau Alkylated Naphtalen. Pelumas
sintetis terdiri atas pelumas full-sintetis dan pelumas semi-sintetis. Pelumas full-sintetis
menggunakan bahan dasar 100% material sintetis. Pelumas semi-sintetis
menggunakan bahan dasar campuran base oil sintetis dan base oil mineral.
Klasifikasi Pelumas Mesin Menurut API

API (American Petroleum Institute), ASTM (American Society for Testing and
Materials), dan SAE (Society of Automotive Engineers) membentuk system klasifikasi
pelumas API bersama-sama. Sistem klasifikasi ini merupakan suatu cara untuk
mengklasifikasikan pelumas menurut kualitas kinerjanya serta keterkaitannya dengan
jenis tugas yang dimaksud. Klasifikasi API service ini direkomendasikan untuk pelumas-
pelumas otomotif. Mesin otomotif meliputi mesin yang pengapiannya menggunakan
busi (disebut seri “S” atau Spark Ignition) dan kendaraan-kendaraan penumpang
(disebut seri “C” atau Compression Ignition Engine). System klasifikasi ini bersifat
terbuka dan dengan adanya perubahan teknologi mesin, maka klasifikasi pelumas yang
baru hanya menambah huruf abjad yang lebih tinggi.
Klasifikasi “S” service station/mesin pengapian busi:
1. SA (untuk mesin bensin dan diesel dan tidak dipergunakan lagi)
Pelumas dengan kategori tugas yang ringan ini tidak mempunyai persyaratan
kinerja tertentu. Pelumas API Service kategori SA tidak boleh lagi dipergunaka
untuk mesin kecuali memang direkomendasikan oleh pabriknya.
2. SB (untuk Minimum-duty gasoline engine service dan tidak dipergunakan lagi)
Pelumas yang memenuhi tugas ini hanya mempunyai kemampuan mengatasi
keausan yang ringan serta ketahanan terhadap oksidasi dan korosi bantalan
poros. Pelumas API Service kategori SB tidak dapat dipergunakan di setiap
mesin kecuali memang khusus direkomendasikan oleh pabriknya.
3. SC (untuk gasoline engine warranty maintenance service 1964 dan tidak
dipergunakan lagi)
Diaplikasikan untuk mesin bensin buatan tahun 1964. Ada sedikit relevansinya
dengan mesin-mesin bensin modern. Digantikan dengan API Service kategori
SD tahun 1968.
4. SD (untuk gasoline warranty maintenance service 1968 dan tidak dipergunakan
lagi)
Tugas khusus esin bensin dimulai dengan model 1968. Ada sedikit relevansinya
dengan mesin bensin modern dan digantikan dengan API Service kategori SE
tahun 1972.

5. SE (untuk gasoline engine warranty maintenance service dan tidak dipergunakan
lagi)
Tugas khusus kendaraan penumpang mesin bensin dan sejumlah truk bermula
tahun 1972 dan model-model tertentu tahun 1971 yang beroperasi sesuai
prosedur pemeliharaan dari rekomendasi pabriknya. Pelumas yang didesign
untuk tugas ini mempunyai perlindungan yang lebih terhadap oksidasi, deposit
mesin karena temperature tinggi, karat dan korosi di dalam mesin bensin daripda
kategori SD atau SC dan mungkin dipergunakan apabila salah satu kategori SC,
SD diberikan rekomendasinya. Spesifikasi pelumas terendah di Indonesia adalah
SE dan beberapa produsen pelumas dengan spesifikasi ini melayani mesin-
mesin yang beroperasi pada operasi yang ringan. Sedangkan API sendiri sudah
tidak menyediakan mesin uji untuk sertifikasi API Service SA, SB, SC, SD, SE,
SF, SG, dan SH.
6. SF (untuk gasoline engine warranty maintenance service dan tidak dipergunakan
lagi)
Tugas khusus mesin bensin kendaraan penumpang dan sejumlah truk mulai
dengan model tahun 1980 yang beroperasi sesuai perosedur pemeliharaan
pabriknya. Pelumas ini dikembangakan dengan meningkatkan stabilitas oksidasi
dan memperbaiki kinerja antiwear lebih baik daripada pelumas mesin yang
memenuhi persyaratan minimum untuk API Service kategori SE. Pelumas ini
juga dimaksudkan untuk memberikan perlindungan terhadap deposit mesin,
karat, dan korosi. Pelumas yang memenuhi API Service kategori SF dapat
dipergunakan apabila rekomendasinya adalah API Service kategori SE, SD, atau
SC.
7. SG (untuk gasoline engine warranty maintenance service 1989 dan tidak
dipergunakan lagi)
Tugas khusus mesin bensin untuk kendaraan penumpang, van, dan tugas ringan
mesin diesel mulai dengan model tahun1989 yang beroperasi sesuai prosedur
pemeliharaan yang direkomendasikan oleh pabriknya. Pelumas yang
dikembangkan untuk aplikasi API Service SG khusus mengalami perbaikan
dalam pengendalian terhadap sludge (kotoran atau endapan) dan varnish (pernis

atau minyak rengas), oksidasi minyak dan keausan mesin yang lebih baik
daripada pelumas mesin yang dikembangkan untuk kategori-kategori
sebelumnya. Pelumas ini juga memberikan proteksi terhadap karat dan korosi.
Pelumas yang memenuhi kategori API Service SG dapat dipergunakan apabila
API Service kategori SF, SE, dan kategori-kategori sebelumnya
direkomendasikan.
8. SH (untuk gasoline engine warranty maintenance service 1994 dan tidak
dipergunakan lagi)
Tugas khusus mesin bensin baik untuk kendaraan penumpang, van, maupun
truk tugas ringan yang sekarang ataupun sebelumnya yang beroperasi sesuai
prosedur pemeliharaan yang direkomendasikan pabrik kendaraan. Pertama
tersedia pada tanggal 1 Januari 1994, pelumas dalam kategori ini melebhi
persyaratan kinerja minimum dari API Service kategori SG dalam hal control
deposit, oksidasi minyak, wear, karat, dan korosi. Pelumas mesin yang
memenuhi persyaratan API Service kategori SH telah diuji sesuai dengan
prosedur The Chemical Manufacturers Assosiation (CMA) code of practice dan
dapat dipergunakan dimana API Service kategori SG dan kategori-kategori
sebelumnya direkomdasikan oleh pabriknya.
9. SJ (untuk gasoline engine warranty maintenance service 1996)
Tugas khusus mesin bensin untuk kendaraan penumpang, van, dan truk ringan
yang dibuat tahun1996. Pelumas ini melebihi persyaratan kinerja minimu dari
API Service kategori SH terutama dalam sifat destilasi dan tingkat penguapan.
Ditambah memenuhi persyaratan bench test untuk wet filterability, gelation index,
pembentukan buih dalam temperature tinggi, dan pembentukan deposit dalam
temperature tinggi. API Service kategori SJ juga memperkenalkan suatu batas
kandungan fosfor sebesar 0.10 mass %. API Service kategori SJ dapat
digunakan dimana API SH, SG, dan kategori-kategori sebelumnya telah
direkomendasikan.
10.SL-2001 (tugas mesin bensin)
Kategori SL diambil untuk memberkan deskripsi tentang pelumas mesin bensin
yang dipergunakan dalam tahun 2001. Khususnya untuk tugas mesin bensin

atau kendaraan penumpang sebelumnya, kendaraan sport, van, dan truk ringan
yang beroperasi sesuai prosedur pemeliharaan yang disarankan oleh pembuat
kendaraan. Pelumas yang memenuhi persyaratan API SL telah diuji sesuai
standard American Chemistry Council (ACC) Product Approval Code of Practice
and Testing Guidelines. Pelumas ini dapat digunakan dimana API Service
kategori SJ dan kategori sebelumnya direkomendasikan.
11.SM-2004
Pelumas ini untuk mesin otomotif yang saat ini sering dipergunakan. API SM
mulai diperkenalkan pada tanggal 30 November 2004. Didesign untuk
memberikan ketahan terhadap oksidasi yang lebih baik, perlindungan terhadap
pembentukan deposit, anti wear yang lebih baik, dan memberikan performa suhu
yang rendah (lebih baik) selama usia pakai pelumas. Pelumas klasifikasi ILSAC
yang terbaru dan atau memenuhi kualifikasi “KONSERVASI ENERGI”.
Klasifikasi “EC” atau Konservasi Energi:
1. Konservasi energy berkaitan dengan API Service kategori SJ
Diformulasikan untuk mendapatkan penghematan bahan bakar kendaraan
penumpang, SUV, van, dan truk tugas ringan yang digerakkan oleh mesin
bensin. Pelumas ini dapat menghasilkan perbaikan penghematan bahan bakar
sebesar 1.4% atau lebih (0W-20 dan 5W-20 viscosity grades), 1.1% atau lebih
(selain 0W-xx dan 5W-xx viscosity grades) atau 0.5% atau lebih (10W-xx dan
seluruh tingkat viscositas lain) dengan pengujian sequence VIA, jika
dibandingkan dengan pelumas referensi standar yang dipergunakan dalam
pengujian.
2. Konservasi energy II berkaitan dengan API Service kategori SH
Diformulasikan untuk memperbaiki sifat penghematan bahan bakar kendaraan
penumpang, SUV, van, dan truk ringan yang digerakkan oleh mesin bensin.
Pelumas ini mampu menghasilkan perbaikan bahan bakar sekitar 2.7% atau
lebih dengan pengujian sequence VI dibandingkan pelumas referensi standar
yang dipergunakan dalam pengujian.
Klasifikasi “C” service:
3. CA (untuk diesel engine service dan tidak dipergunakan lagi)

Tugas khusus mesin diesel itu dioperasikan untuk tugas ringan sampai moderat
dengan bahan bakar berkualitas tinggi. Pelumas yang didesign untuk tugas ini
memberikan perlindungan terhadap korosi bantalan dan ring belt deposit pada
mesin diesel bilamana memakai bahan bakar yang berkualitas demikian yang
tidak meminta persyaratan luar biasa untuk perlindungan keausan dan deposit.
Pelumas API Service kategori CA sudah tidak dapat digunakan untuk mesin
diesel kecuali ada rekomendasi khusus dari pabriknya.
4. CB (untuk diesel engine service dan tidak dipergunakan lagi)
Tugas khusus mesin diesel ini beroperasi dalam tugas ringan sampai sedang.
Pelumas yang didesign untuk tugas ini memberikan perlindungan yang penting
dari korosi bantalan dan deposit pada temperature tinggi dalam mesin-mesin
diesel yang biasanya berbahan bakar kualitas rendah. Pelumas dengan API
Service CB tidak dapat digunakan lagi di mesin kecuali ada rekomendasi khusus
dari pabriknya.
5. CC (untuk diesel engine service dan tidak digunakan lagi)
Biasanya merupakan mesin naturally aspired dan supercharger ringan yang
beroperasi dalam tugas sedang hingga mesin bensin bertugas berat. Pelumas
yang didesign untuk tugas ini memberikan perlindungan dari deposit temperature
tinggi dan korosi bantalan serta proteksi dari karat kerusakan dan deposit
temperature rendah dalam mesin bensin. Pelumas ini diperkenalkan tahun 1961.
6. CD (untuk diesel engine service dan tidak dipergunakan lagi)
Tugas khusus mesin diesel turbocharger atau supercharger dimana control yang
sangat efektif terhadap keausan dan deposit menjadi penting atau bilamana
memakai bahan bakar dengan beragam kualitas termasuk bahan bakar dengan
kadar belerang tinggi. Pelumas yang didesign untuk tugas ini diperkenalkan pada
tahun 1955 dan memberikan perlindungan dari deposit pada temperature tinggi
dan korosi bantalan dalam mesin diesel ini.
7. CD II (untuk mesin diesel dua langkah tugas berat dan tidak dipergunakan lagi)
Tugas khusus mesin diesel dua langkah yang membutuhkan pengontrolan yang
sangat efektif atas keausan dan deposit. Pelumas yang didesign untuk tugas ini
juga memenuhi semua persyaratan API Service kategori CD.

8. CE (untuk diesel engine service 1983 dan tidak dipergunakan lagi)
Tugas khusus dari mesin diesel itu tugas berat yag dilengkapi dengan
turbocharger ataupun supercharger tertentu yang diproduksi sejak tahun 1983
dan beroperasi dengan kondisi beban berat baik untuk operasi kecepatan rendah
dan kecepatan tinggi. Pelumas yang didesign untul service ini dapat
dipergunakan dimana API Service kategori CD direkomendasikan untukn mesin
dieselnya.
9. CF (untuk mesin diesel injeksi tak langsung)
API Service kategori CF menunjukkan tugas khusus mesin diesel injeksi tak
langsung dan mesin diesel lain yang menggunakan beragam tipe bahan bakar
dengan kadar belerang yang lebih tinggi, umpamanya diatas 0.5% berat.
Pengontrolan yang efektif terhadap deposit pada piston, keausan, dan korosi
bantalan yang mengandung tembaga menjadi penting sekali untuk mesin ini
yang diperlengkapi dengan turbocharger dan supercharger maupun yang tidak.
Pelumas yang didesign untuk service ini telah ada sejak tahun 1994 dan dapt
dipergunakan bilamana API Service kategori CD direkomendasikan.
10.CF-2 (untuk tugas mesin diesel 2 langkah tugas berat)
Untuk tugas khusus mesin 2 langkah yang membutuhkan pengontrolan yang
sangat efektif terhadap keausan pada silinder dan permukaan cincin serta
deposit. Pelumas yang didesign untuk tugas ini telah ada sejak tahun 1994 dan
dapat digunakan bilamana API Service kategori CD-II direkomdasikan. Pelumas
ini tidak perlu memenuh persyaratan CF-4 kecuali lulus persyaratan pengujian
kategori ini.
11.CF-4 (untuk tugas mesin diesel 4 langkah tugas berat)
Tugas khusus mesin diesel 4 langkah yang dilengkapi dengan turbocharger,
sejak tahun 1990. Pelumas API Service kategori CF-4 melebihi persyaratan API
Service kategori CE dan memberikan perbaikan pengontrolan konsumsi pelumas
dan deposit mesin. Pelumas yang memenuhi API Service kategori CE dan CD
direkomendasikan untuk mesin diesel ini.
12.CG-4 (untuk mesin diesel 4 langkah tugas berat)

API Service kategori CG-4 merupakan pelumas yang digunakan untuk mesin
diesel 4 langkah dengan kecepatan tinggi yang dipergunakan baik dalam tugas
berat di jalan bebas hambatan (bahan bakar berkadar belerang 0.05% berat) dan
diluar jalan bebas hambatan (bahan bakar berkadar belerang 0.5% berat).
Pelumas CG-4 memberikan perlindungan yang efektif atas deposit piston pada
temperature tinggi, keausan, korosi, pembentukan busa, stabilitas oksidasi dan
akumulasi jelaga. Pelumas ini secara khusus efektif dalam mesin-mesin buang
didesign untuk memenuhi standar gas emisi AS dan juga digunakan untuk
mesin-mesin yang mensyaratkan API Service kategori CF-4, CE, dan CD.
13.CH-4
Diperkenalkan pada tanggal 1 Desember 1998. Untuk mesin 4 langkah
kecepatan tinggi yang didesign untuk memenuhi standar emisi gas buang tahun
1998. Pelumas CH-4 secar khusus diformulasikan untuk bahan bakar diesel
dengan kandungan belerang sampai 0.5% berat dan dapat digunakan sebagai
pengganti pelumas CD, CE, CF-4, dan CG-4.
14.CI-4-2002
Mesin diesel tugas berat. Persyaratan kinerja CI-4 menggambarkan bahwa
pelumas tersebut digunakan untuk mesin diesel 4 langkah putaran cepat yang
dirancang untuk memenuhi standar emisi gas buang 2004 yang harus
dilaksanakan mulai Oktober 2002. Pelumas ini diformulasikanagar dapat
digunakan untuk semua bahan bakar diesel dengan kandungan sulfur hingga
0.05% berat. Pelumas ini sangat efektif untuk menjaga ketahanan mesin (engine
durability) dimana Exhaust Gas Recirculation (EGR) dan komponen emisi gas
buang lainnya dipergunakan. Perlindungan yang optimum ini digunakan unutk
pengontrolan corrosive wear, stabilitas suhu rendah dan tinggi, shoot handling
properties, piston deposit control, valve train wear, oxidative thickening, foaming,
dan viscosity loss akibat shear. Pelumas CI-4 sangat unggul kinerjanya
dibandingkan dengan pelumas yang memenuhi API CH-4, CG-4, dan CF-4 serta
dapat secara efektif melumasi mesin yang memakai API Service kategori
tersebut.
Klasifikasi ILSAC Engine Service

The American Automotif Manufacturers Association (AMMA) dan The Japan
Automobile Manufacturers Assosiation (JAMA) melalui suatu organisasi yang disebut
The International Lubricant Standardization and Approval Committee (ILSAC) bersama-
sama mengembangkan dan menyetujui suatu “Minimum Performance Standard for
Passenger Car Motors Oils”. Standar itu dikenal sebagai ILSAC GF-1 dikeluarkan pada
bulan Oktober 1990 dan direvisi pada bulan Oktober 1992. Standar baru yang telah
ditingkatkan dikenal sebagai ILSAC GF-2 secara komersial dikeluarkan pada bulan
Oktober 1996. Pelumas-pelumas mesin yang memenuhi ILSAC GF-2 dapat diberikan
lisensi untuk diberikan label yang menggunakan ILSAC “Startburst” certification yang
tertera dalam kemasannya. Berikut adalah pengklasifikasiannya:
1. ILSAC GF-1
Terdiri atas seluruh persyaratan API Service kategori SH ditambah dengan
bench test untuk penguapan, penyaringan, pembentukan busa, titik nyala, high
temperature/high shear viscosity, shear stability, dan kandungan fosfor.
Membutuhkan minimum penghematan bahan bakar sekitar 2.7% dalam
pengujian Sequence VI dan terbatas terhadap pelumas-pelumas yang memenuhi
tingkat viskositas temperature rendah 0W, 5W, dan 10W.
2. ILSAC GF-2
Terdiri atas semua persyaratan API Service kategori SJ ditambah bench test
untuk high temperature, high shear viscosity, shear ability, penguapan,
penyaringan, pembentukan busa, deposit temperature tinggi, dan kandungan
fosfor. Menuntut penghematan energy yang berasal dari pengujian Sequence
VIA.
3. ACEA/CCMC European Oil Sequences For Service-Fill Oils
ACEA (Association des Constructeurs Europeen d’automobiles) mengeluarkan
tingkat performansi Eropa baru untuk pelumas-pelumas yang mulai berlaku pada
awal 1996. Standar baru ini menggantikan CCMC Sequences lama yang
sebelumnya dipergunakan untuk memberikan batasan mutu pelumas mesin
bensin dan mutu pelumas mesin diesel Eropa. ACEA Sequences terdiri atas 9
rancangan dalam tiga kategori utama. Ketiga kategori tersebut adalah pelumas
mesin bensin kendaraan penumpang, pelumas mesin diesel kendaraan

penumpang, dan pelumas mesin diesel tugas berat yang masing-masing dikenal
sebagai A,B,dan E. Ada tiga tingkat kinera pelumas dalam setiap kategori: mesin
bensin (A1-98, A2-96 issue 2, A3-98), mesin diesel kendaraan penumpang (B1-
98, B2-98, B3-98, B4-98), dan mesin diesel tugas berat (E1-96 issue 2, E2-96
issue 2, E3-96 issue 2, E4-98)
Urutan ACEA:
a. Pelumas mesin bensin kendaraan penupang:
1. A1-98
Serupa dengan API SH atau SJ, tetapi dengan properties sifat
temperature tinggi yang lebih baik. Sejumlah properties seprti viskositas
HTHS, mempunyai batasan maksimum, dan pelumas-pelumas yang
memenuhi A2 dan A3 tidak dapat memenuhi A1.
2. A2-96 issue 2
Serupa dengan ACEA A1, tetapi dengan stabilitas geseran maksimum
yang lebih baik, hilangnya pelumas akibat penguapan yang lebih rendah
untuk sejumlah tingkatan viskositas, serta viskositas HTHS minimum yang
lebih tinggi yang dikhususkan untuk perlindungan bantalan dengan kondisi
operasi temperature tinggi. Pelumas A2 tidak dapat memenuhi seluruh
persyaratan A1, beberapa diantaranya memiliki nilai maksimum yang
ditentukan dibawah nilai minimum yang ditetapkan untuk A2.
3. A3-98
Serupa dengan ACEA A1 dan A2, tapi tetap dengan persyaratan akan
stay in grade shear stability, dan batas yang lebih ketat akan hilangnya
pelumas akibat penguapan dan oksidasi temperature yang tinggi dan
piston varnish. Pelumas A3 tidak dapat memenuhi persyaratan A1,
beberapa diantaranya mempunyai nilai minimum yang telah ditentukan
dibawah nilai minimum yang ditentukan untuk A3. Pelumas A3 secara
otomatis memenuhi seluruh persyaratan A2.
b. Pelumas mesin diesel untuk mobil penumpang:
1. B1-98

Performansinya melebihi eks CCMC PD 2 dengan pengontrolan deposit
temperature tinggi yang lebih baik, soot dispersancy, dan proteksi
keausan valve train. Sejumlah properties seperti HTHS (High
Temperature High Shear) mempunyai batas maksimum dan pelumas
yang memenuhi B2 dan B3 juga tidak dapat memenuhi B1.
2. B2-98
Serupa dengan ACEA B1, namun dengan shear stability minimum yang
tinggi, hilangnya pelumas akibat penguapan yang lebih rendah untuk
sejumlah tingkat viskositas dan viskositas HTHS minimum yang lebih
tinggi yang dikhususkan untuk proteksi bearing (bantalan) dalam kondisi
operasi temperature tinggi. Pelumas B2 tidak dapat memenuhi seluruh
persyaratan B1, beberapa diantaranya mempunyai nilai maksimum yang
ditetapkan dibawah nilai minimum yang ditentukan untuk B2.
3. B3-98
Serupa dengan ACEA B1 dan B2, namun dengan karakteristik stay in
grade shear stability, dan batas yang jauh lebih ketat atas hilangnya
pelumas akibat penguapan, dispersivity dan cam wear pada temperature
sedang. Pelumas B3 tidak dapat memenuhi seluruh persyaratan B1,
beberapa diantaranya mempunyai nilai maksimum dibawah nilai minimum
yang ditetapkan untuk B3. Pelumas B3 secara otomatis
memenuhinseluruh persyaratan B2.
4. B4-98
Serupa dengan ACEA B1, B2, dan B3; namun persyaratan pada
kebersihan piston dan kemacetan ring yang lebih tinggi. Pelumas B4
secara otomatis memenuhi semua tuntutan yang ada pada pelumas B2.
c. Pelumas mesin diesel tugas berat:
1. E1-96 issue 2
Kira-kira setara dengan CCMC D-4 yang terdahulu dan lembaran (sheet)
Mercedes Benz 227.0/1 yang sudah tidak berlaku lagi, namun dengan
sedikit perbaikan pada shear stability dan pencegahan bore polishing.
2. E2-96 issue 2

Kira-kira setara dengan lembaran (sheet) Mercedes Benz 228.0/1, MAN
270/171 yang sudah ditingkatkan dan sering dideskripsikan sebagai
“CCMC D-4 plus” dengan perbaikan dalam pencegahan bore polishing
dan tingkat kebersihan piston atas CCMC D-4 sebelumnya. Diharapkan
menjadi persyaratan dasar OEM untuk pelumas mesin diesel tugas berat.
3. E3-96 issue 2
Secara essensial setara dengan CCMC D-5 yang terdahulu, kira-kira
sama dengan lembaran Mercedes Benz tingkat 228.2/3. E3 memasukkan
persyaratan pengujian Mack T-8 untuk menentukan tingkat dispersancy
sehingga dapat menggugurkan sejumlah pelumas CCMC D-5
sebelumnya.
4. E4-98
Serupa dengan ACEA E1, E2, dan E3; namun dengan persyaratan stay in
grade shear stability, dengan batas yang jauh lebih ketat atas bore
polishing dan pada tingkat kebersihan piston.
Urutan CCMC:
a. Mesin bensin:
1. CCMC G-1
1984, performansi yang lebih tinggi, spesifikasi viskositas normal. Kira-kira
setara dengan API SE ditambah pengujian Eropa.
2. CCMC G-2
1984, performansi yang lebih tinggi, spesifikasi viskositas normal. Kira-kira
setara dengan API SF ditambah pengujian Eropa.
3. CCMC G-3
1984, performansi yang lebih tinggi, spesifikasi viskositas rendah. Kira-
kira setara dengan API SF/CC ditambah pengujian Eropa.
4. CCMC G-4
1989, spesifikasi viskositas normal. Performansi lebih baik daripada API
SG khususnya untuk bidang keausan valve train dan sludging resistance
pada temperature tinggi.
5. CCMC G-5

1989, spesifikasi viskositas rendah. Performansi di atas tingkat API SG,
khususnya untuk bidang keausan valve train dan sludging resistance pada
temperature tinggi. Terbatas pada viskositas multigrade 5W-xx dan 10W-
xx, namun dengan persyaratan evaporative loss yang lebih ketat daripada
ILSAC GF-1.
b. Mesin diesel kendaraan penumpang:
1. CCMC PD-1
1984, kendaraan penumpang diesel. Performansi jauh lebih tinggi
daripada minimum MIL-L-2104C dengan penekanan khusus pada
pencegahan ring sticking (kemacetan ring).
2. CCMC PD-2
1989, kendaraan penumpang diesel. Proteksi yang lebih baik terhadap
kemacetan ring dan keausan valve train dibandingkan dengan CCMC PD-
1
c. Mesin diesel tugas berat:
1. CCMC D-1
1984, naturally aspirated dan turbocharger, operasi ekstra tugas berat.
Kira-kira setara dengan MIL-L-46152 (API CC/SE) ditambah pengujian
Eropa.
2. CCMC D-2
1984, naturally aspirated dan turbocharger, operasi ekstra tugas berat.
Kira-kira setara dengan MIL-L-2104C (API CD/SD) ditambah pengujian
Eropa.
3. CCMC D-3
1984, naturally aspirated dan turbocharger, operasi ekstra tugas berat.
Performansi di atas persyaratan minimum MIL-L-2104C ditambah
pengujian Eropa.
4. CCMC D-4
1989, kendaraan komersial, operasi tugas berat. Performansi diatas
persyaratan CCMC D-2 minimum, dengan penekanan pada proteksi bore

polishing, soot dispersion (penyebaran jelaga) dan proteksi keausan valve
train.
5. CCMC D-5
1989, kendaraan komersial, operasi ekstra tugas berat. Perlindungan
terhadap bore polishing diatas persyaratan yang dibutuhkan untuk CCMC
D-3, ditambah soot dispersancy yang membaik dan proteksi keausan
valve train. Umumnya diterima sebagai tingkat performance untuk
pelumas mesin SHPD (Super High Performance Diesel).
Klasifikasi Tugas Mesin JASO
Organisasi Standar Mobil Jepang (JASO) sekarang telah memformalkan
spesifikasi pelumas mesin JASO Regular Grade, biasanya dikaitkan sebagai “JASO
SE”. Dengan keterlibatan the Japanese Automobile Manufacturers Association (JAMA)
dalam ILSAC, persyaratan pabrik Jepang untuk klasifikasi pelumas mesin kendaran
penumpang performansi tinggi mungkin dipenuhi dalam waktu singkat paling tidak oleh
ILSAC GF-1 dan GF-2.
Klasifikasi Pelumas Mesin EMA
The Engine Manufacturers Association (EMA) di Amerika Serikat mengakui
system klasifikas kinerja pelumas mesin dari organisasi lain seperti API dan
ACEA/CCMC. Mereka jug memberikan batasan mengenai kategori untuk klasifikasi
pelumas mesin untuk esin gas yang dinyalakan dengan system pengapian dan
memberikan pedoman mengenai mesin gas alam dan mesin yang dinyalakan dengan
bahan bakar gas lainnya.
System Klasifikasi Minyak Lumas LMOA
The Locomotive Maintenance Officers Association (LMOA) di Amerka Serikat
telah lama terlibat dengan pabrik mesin diesel lokomotif, perusahaan kereta api, dan
pemasok pelumas untuk memecahkan masalah-masalah dalam lubrikasi mesin yang
berkaitan dengan industry kereta api. LMOA menetapkan suatu system klasifikasi yang
mendefinisikan kinerja pelumas mesin diesel lokomotif. Perusahaan kereta api, pabrik
mesin dan pemasok pelumas semuanya mengakui nomenklatur “LMOA Generation” ini.

Meskipun system klasifikasi minyak pelumas LMOA dipandang sebagai suatu pedoman
industry, evaluasi lapangan masih diperlukan oleh banyak pabrik mesin sebelum
member pengakuan pelumas untuk peralatan mereka. Dalam banyak contoh, approval
pabrik esin menetapkan paket aditif dan bahan dasar yang harus dipergunakan untuk
memformulasi pelumas. Peningkatan tenaga mesin dan mesin yang sama ukurannya,
penurunan konsumsi pelumas dengan penurunan jumlah top-up oil, keinginan untuk
memperpanjang periode penggantian pelumas, dan kebutuhan untuk mencegah
oksidasi dan pengentalan pelumas mesin dalam tugasnya semakin mengarahkan
LMOA Engine Oil Generations agar mempunyai tingkat detergency, alkalinity reserve,
dan oxidation resistance yang lebih tinggi.
1. Generation 1-diperkenalkan pada tahun 1940
Pelumas Generation 1 termasuk pelumas mineral serta pelumas lain yang
disenyawakan dengan deterjen dan antioksidan. Nomor basa (Base Number/BN)
pelumas ini umumnya dibawah 7.
2. Generation 2-diperkenalkan pada tahun 1964
Pelumas Generation 2 memperkenalkan dispersan tak berabu dan tingkat
deterjensinya yang sedang (moderate). Pelumas dari performansi ini
dikembangkan untuk menurunkan tingkat pembentukan lumpur pada mesin dan
memperpanjang usia filter. Pelumas ini memunyai BN sekitar 7.
3. Generation 3-diperkenalkan pada tahun 1968
Pelumas ini menunjukkan alkalinity retention, detergency, dan dispersancy yang
lebih baik. Mempunyai BN sekitar 10, pelumas ini diperkenalkan untuk mengatasi
meningkatnya keausan ring piston.
4. Generation 4-diperkenalkan pada tahun 1976
Pelumas ini memberikan tambahan perlindungan dalam kondisi operasi yang
berat, dan didesign untuk memungkinkan interval penggantian pelumas hingga
90 hari. LMOA menetapkan BN sekitar 13, sifat-sifat detergency, dan
dispersancy. Selain diakui oleh GE dan EMD pelumas ini harus memenguhi API
Service kategori CD.
5. Generation 5-diperkenalkan pada tahun 1989

Pelumas yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan mesin diesel lokomotif
yang baru dengan konsumsi bahan bakar rendah dan efisiensi konsumsi
pelumas, dan didesign untuk memberikan interval penggantian pelumas 180
hari. LMOA tidak mengkhususkan BN minimum untuk pelumas generasi ini.
Produk ini mempunyai alkalinity reserve, detergency, dan antioksidasi yang lebih
baik. Pelumas yang memenuhi LMOA generasi ini juga harus memenuhi API
Service kategori CD dan telah diuji lapangan serta disetujui oleh GE dan EMD.
Sebelum peluncuran kategori Generation LMOA, pelumas yang kemudian memenuhi
kualifikasi ini disebut seagai Generation 4 “Long Life”. Dalam upaya untuk mencapai
efisiensi bahan bakar dan pelumas, pabrik mesin diesel lokomotif sudah menguji di
lapangan dan telah menyetujui versi pelumas multigrade Generation 4 dan 5.
Jenis Pelumas Mesin Bensin
Pelumas mesin bensin terbagi menjadi 2 jenis yaitu pelumas mesin bensin 2
langkah/tak dan pelumas mesin bensin 4 langkah/tak.
a. Pelumas mesin 2 langkah
Beberapa contoh mesin yang menggunakan mesin 2 langkah:
1. Sepeda motor
2. Bajaj
3. Scooter
4. Bemo
5. Mesin motor temple
6. Mesin gergaji
7. Pemotong rumput
Produk dari pelumas mesin bensin 2 langkah yaitu:
1. 2T Enviro
2. Mesrania 2T Super-x
3. Mesrania 2T Super
4. Mesrania 2T Sport TC-A
5. Mesrania 2T Outboard
Klasifikasi API service:

1. API TA (tidak dipergunakan lagi)
Dikhususkan untuk mesin-mesin yang sangat kecil, kurang dari 50 cc. pengujian
mesin untuk klasifikasi ini baru dipersiapkan ketika Dewan Koordinasi Eropa
(CEC) menarik dukungan untuk kategori ini.
2. API TB (tidak dipergunakan lagi)
Untuk mesin-mesin scooter serta mesin-mesin kecil yang berbeban berat
lainnya, khususnya antara 50 sampai 200 cc. pihak yang terkait dengan
pengujian tidak lagi membutuhkan kategori ini dan klasifikasi ini telah
ditinggalkan.
3. API TC
didesign untuk beragam mesin dengan performansi tinggi, khususnya antara
200-500 cc; seperti mesin pada sepeda motor dan mobil salju, dan mesin
gergaji dengan rasio bahan bakar yang pelumasannya tinggi, tetapi bukan
outboard. Pelumas ini diharapkan dapat mengatasi problem macetnya ring,
penyalaan dini dan lecetnya silinder.
4. API TD (tidak dipergunakan lagi)
Didesign untuk mesin outboard yang berpendingin air, klasifikasi ini
menggunakan pengujian mesin yang sama dengan pengujian kategori TC-W
NMMA. API TD telah digantikan dan tidak lagi diterima oleh NMMA , yang
sekarang direkomendasikan persyaratan TC-W3 untuk mesin-mesin outboard
yang berpendingin air.
Klasifikasi JASO dan Global two cycle service
Spesifikasi pelumas mesin 2 langkah yang berkadar abu rendah yang baru dan
berpendingin udara telah ditetapkan oleh JASO. Juga tengah dikembangkan
spesifikasi Global ISO untuk pelumas mesin 2 langkah. Spesifikasi ini merupakan
standarisasi persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi JASO serta membentuk
spesifikasi performansi tambahan yang lebih tinggi. Spesifikasi JASO menetapkan
tiga tingkat performansi yaitu FA, FB, dan FC. Performansi pelumas dinilai menurut
4 kriteria yang diukur dalam 6 pengujian yang berbeda. Keistimewaan spesifikasi
JASO adalah rendahnya persyaratan asap yang secara khusus dan sangat ketat
dalam performansi kategori FC. JASO FC nantinya akan dominan karena pabrik

mesin Jepang akan merekomendasikannya sebagai mutu minimum untuk pelumas
mesin 2 langkah di Jepang. JASO FB dan FA hanya sebagi tolok ukur performansi
pelumas di sejumlah negara lain.
b. Pelumas mesin 4 langkah
Beberapa contoh mesin yang menggunakan mesin 4 langkah:
1. Sepeda motor
Produk dari pelumas mesin 4 langkah yaitu:
1. Mesran
2. Mesran B
3. Mesran Super 20W-50
4. Prima XP 20W-50
5. Fastron
Klasifikasi pelumas:
1. API GL-1 (masih berlaku)
Untuk jenis tugas transmisi manual yang bekerja dengan kondisi sedang dengan
operasi tekanan unit rendah dan kecepatan luncur minimum. Tidak perlu diolah
khusus (untreated oil) dapt digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat pelumas
yang dimaksudkan untuk tugas ini. Frictional modifiers dan extreme pressure
additives tidak digunakan untuk aplikasi ini. Pada kecepatan dan beban yang
berat, pelumas yang tidak ditambah dengan aditif anti oksidasi dan rust inhibitor.
Umumnya tidak terlalu memuaskan untuk banyak transmisi manual truk dan
traktor, untreated oils ini masih dapat digunakan. Namun secara umum,
rekomendasi pelumas dari pabrik transmisi tetap harus diikuti.
2. API GL-2 (tidak berlaku lagi)
Untuk roda gigi otomotif tipe worm-gear dan kecepatan luncur dimana pelumas
API GL-1 tidak mencukupi lagi. Produk jenis ini mengandung aditif antiwear atau
extreme pressure yang konsentrasinya sedang, dapat memberikan proteksi
untuk worm gears.
3. API GL-3 (tidak berlaku lagi)
Untuk transmisi manual dan spiral-bevel axles yang bekerja dengan kondisi
kecepatan dan beban ringan sampai sedang. Mempunyai kapasitas membawa

beban yang lebih besar daripada kapasitas yang memenuhi API GL-1, tetapi
dibawah persyaratan pelumas yang memenuhi API GL-4. Gear lubricants yang
dirancang untuk API GL-3 tidak direkomendasikan untuk hypoid gear.
4. API GL-4 (masih berlaku)
Untuk tugas spiral bevel dan hypoid gear pada axles otomotif yang bekerja
dengan kecepatan dan beban sedang. Dapat digunakan untuk transmisi manual
dan aplikasi transaxle tertentu. Walaupun pelumas jenis ini masih digunakan
secara komersial, namun beberapa alat pengujian yang digunakan untuk
verifikasi performansi sudah tidak tersedia.
5. API GL-5 (masih berlaku)
Untuk gear khususnya hypoid untuk axle otomotif yang bekerja dengan kondisi
kecepatan tinggi dan atau rendah serta torsi tinggi (high torque). Pelumas yang
lulus kualifikasi US Military Specification MIL-L-2105D (sebelumnya MIL-L-
2105C) memenuhi persyaratan rancangan API GL-5 ini
6. API GL-6 tidak berlaku lagi)
Untuk jenis persyaratan tugas gear dengan suatu pinion offset yang sangat
tinggi, didesign secara khusus (membutuhkan proteksi terhadap scorig pada
gear yang lebih tinggi dari yang diberikan oleh pelumas gear API GL-5). Adanya
perubahan pinion offset yang lebih ringan serta mulai tidak tersedianya
peralatan pengujian dan prosedur semakin menghilangkan kebutuhan komersial
pelumas ini.
7. API MT-1 (masih berlaku)
Untuk transmisi manual non synchronized yang digunakan dalam bis dan truk
tugas berat. Pelumas yang memenuhi API MT-1 ini mampu memberikan
perlindungan terhadap degradasi suhu, component wear, dan oil seal
deterioration yang tidak diberikan oleh pelumas-pelumas yang hanya memenuhi
API GL-4 dan API GL-5.
8. API PG-2 (masih diusulkan)
Untuk axle tugas berat sebagaimana ada pada truk, bis, dan peralatan
konstruksi berat. Pelumas ini diharapkan dapat memberikan operasi “clean

gear” dan “thermal durable” serta dapat mengatasi deposit-induced seal failures
yang dikaitkan dengan temperature operasi tinggi.
Klasifikasi Pelumas Industri dan Mesin Kapal
Pelumas untuk klasifikasi industry dan perkapalan umumnya dibagi kedalam 2
bagian yaitu pelumas mesin stasioner dan pelumas peralatan industry. tingkat
performansi pelumas mesin seperti performansi yang dispesifikan oleh API atau
pembuat mesin.
Gemuk Lumas
Gemuk lumas adalah pelumas yang dikentalkan dengan metallic soap agar
memenuhi consistency/hardness tertentu. Klasifikasi performansi gemuk berdasarkan
beberapa pengujian mekanik:
a. Four ball test (ASTM D2596) dan Timken OK load ASTM D2509 yang
mendefinisikan karakteristik Extreme Pressure dan Anti Wear
b. SKF V2F test menetapkan Mechanical stability dari lumas (grease)
Gemuk lumas terdiri dari dua komponen dasar yaitu agent pengental (thickening agent)
dan cairan atau base oil dimana thickening agent menyebar. Agent pengental sendiri
dibagi menjadi dua jenis:
a. Agent pengental berbasiskan sabun
dihasilkan produk samping yaitu air. Oleh sebab itu, system pembuatannya
sendiri sudah merupakan sumber air. Digunakan beberapa parameter yaitu:
1. Jumlah sabun
2. Panjang rantai fatty-acid substrate
3. Degree of branching
4. Jumlah senyawa tidak jenuh
5. Jumlah senyawa polar pada rantai molekul fatty-acid
6. Adanya senyawa modifier tertentu
7. Ukuran partikel
Beberapa jenis agent pengental:
1. Simple

a. Sabun Calsium
b. Sabun Natrium
c. Sabun Lithium
2. Kompleks
a. Sabun Calsium kompleks
b. Sabun Lithium kompleks
c. Sabun Aluminium kompleks
d. Organic non-soap thickeners (contoh: polyurea, dari isosianat dengan
amine)
b. Agent pengental tidak berbasiskan sabun:
1. Pengental anorganik:
a. Clay
b. silica
2. Pengental organic:
a. Garam terepthalic acids
b. Garam phosphoric acids
c. Garam thiophosporic acids
d. Garam phosponic acids
e. Polyethylene
f. Polycarbohydrates
g. Halogenated polyethylene
Tentang Pertamina Jampean
Pertamina Jampean mempunyai tugas yaitu:
1. Memproduksi pelumas
2. Menguji pelumas, BBM umum, elpiji, agrokimia, dan BBM afiasi
Pelumas Pertamina Jampean
Pelumas yang diproduksi sekitar 3000 kL/tahun. Pelumas yang diproduksi yaitu
pelumas untuk kendaraan, industry, dan kapal. Keunggulan pelumas pertamina yaitu:
1. Mempunyai sertifikat top1 karena mempunyai laboratorium

2. Mempunyai master rating control
Pelumas yang baru atau sedang dalam proses produksi dipantau atau diuji di Oil Clinic ,
Pertamina Plumpang. Oil Clinic bertugas untuk:
1. Memantau pemakaian pelumas (masih layak pakai atau tidak)
2. Membantu melihat mesin itu sendiri (kondisi mesin)
Unit produksi pelumas ini mencakup Jakarta, Cilacap, Gresik. Laboratorium unit
pelumas Jakarta terakreditasi ISO karena laboratorium ini diaudit secara internal (2
bagian berbeda 2 kali) dan secara eksternal.
Tahap atau alur produksi pelumas:
1. Proses penerimaan bahan baku
Bahan baku yang diterima diambil sedikit untuk sampel, sampel ini diuji:
a. Viscosity/kekentalan
b. Colour ASTM
c. Foaming test
d. Nitrogen content/kandungan nitrogen
e. Sulfur content/kandungan belerang
f. Density/berat jenis
g. Flash point/titik nyala
h. Water content/kandungan air
i. Pour point
j. Total Acid Number
k. Conradson carbon residue
l. Ash content/kandungan abu
m. Appearance
n. Phosphor/fosfor
Selain bahan baku, pertamina juga menerima bahan tambahan seperti additive.
Additive ini juga diuji.
2. Proses penimbunan bahan baku dan material tambahan
Fungsi dari proses ini yaitu untuk stock atau persediaan di gudang. Jika stock ini
ingin digunakan maka stock ini dipompa ke tangki blending untuk dicampur.
3. Proses blending/pencampuran

Bahan baku utama dan bahan tambahan diblending/dicampur.
4. Proses pengisian produk
Pada proses ini produk yang dihasilkan harus diuji dahulu sebelum dikemas.
Yang diuji sama dengan yang diuji pada proses penerimaan bahan baku.
Tahapan pengemasan produk:
a. Botol disiapkan
b. Diberi tutup dan aluminium foil
c. Diberi tekanan untuk aluminium foil
d. Diisi pelumas
Pelumas yang diproduksi yaitu:
1. Passanger car motor oil/pelumas untuk kendaraan berpenumpang
2. Heavy duty diesel oils/pelumas untuk mesin diesel bertugas berat
3. Automatic transmission oils
4. Manual transmission oils
5. Lubricating grease/gemuk lumas
6. Small engine oils
7. Industrial dan marine engine oils/pelumas industry dan mesin perkapalan
8. Natural gas engine oils
9. Industrial gear oils, hydraulic oils, dan turbine oils
10.
BBM umum Pertamina Jampean
Pertamina tidak memproduksi BBM umum tetapi hanya menguji BBM umum.
BBM umum yang diterima oleh Pertamina Jampean tidak ada yang berupa raw material
(bahan mentah) melainkan dalam bentuk sudah jadi. BBM umum terdiri dari:
1. Kerosin/minyak tanah
2. Solar
3. Minyak bakar
Agrokimia Pertamina Jampean

Agrokimia dibagi menjadi 2 macam yaitu TB 192 dan ………………. Agrokimia
berfungsi sebagai penutup tahanan karet, pembasmi hama tanaman, dan tambahan
bahan untuk produksi solvent (pelarut).
Sesi tanya jawab
1. Pelumas yang bagus atau baik seperti apa?
Pelumas yang digunakan harus sesuai dengan kondisi kendaraan dan jenis
kendaraan, jadi tidak ada spesifikasi umum yang dapat menentukan pelumas ini
bagus atau tidak dan kekentalan pelumas belum tentu menjadi tolok ukur bahwa
pelumas itu bagus atau tidak.
2. Ada pelumas yang di mesin dapat menghasilakn kerak hitam, prosesnya
bagaimana?

Pelumas yang diproduksi sudah diberi ketentuan komposisinya seperti
kekentalan pelumas, pendinginan yang baik, power lebih berat, dan boros atau
tidaknya bensin.
3. Apa perbedaan antara pelumas sintetik dengan pelumas biasa?
a. Viscosity index/indeks kekentalan pelumas sintetik lebih besar dari pelumas
biasa
b. Pelumas sintetik lebih stabil dari pelumas biasa
c. Pelumas sintetik tidak mempunyai ikatan rangkap, sedangkan pelumas biasa
mempunyai ikatan rangkap.
4. Setelah diproduksi, apakah perlu diuji lagi atau tidak? Apa saja parameter yang
digunakan?
Setelah diproduksi, pelumas ini harus diuji lagi. Jika pelumas ini mengandung
formula yang baru, maka harus diuji dengan complete test. Jika pelumas ini
mengandung formula yang lama, maka harus diuji dengan test yang sederhana
atau yang biasa. Komponen utama untuk pengujian yaitu water content, total
acid number, dan insolubility.
5. Apa yang akan dilakukan pada pelumas bekas?
Pelumas