makalah permintaan dan penawaran

22
HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN DAN FAKTOR-FAKTOR PERMINTAAN DAN PENAWARAN Makalah Ini Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Dosen Pengampu Mata Kuliah : Mohammad Yaskun, SE. Oleh Kelompok 1 : Fatma Ainun Nisak 071410183 Nita Dewi Putri 071410191 Nur Arista Amalia 071410192 PROGARAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN NOPEMBER 2014

Upload: mohammad-yaskun

Post on 18-Jul-2015

428 views

Category:

Documents


45 download

TRANSCRIPT

HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN DAN FAKTOR-FAKTOR

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Makalah Ini Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi

Mikro Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Mohammad Yaskun, SE.

Oleh Kelompok 1 :

Fatma Ainun Nisak 071410183

Nita Dewi Putri 071410191

Nur Arista Amalia 071410192

PROGARAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKON OM I

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

NOPEMBER 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................................... 2

1.3.1 Tujuan ........................................................................................................... 2

1.3.2 Manfaat......................................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3

2.1 Teori Permintaan dan Penawaran ..................................................................... 3

2.1.1 Teori Permintaan............................................................................................. 3

2.1.2 Teori Penawaran ............................................................................................. 9

BAB 3. PEMBAHASAN...................................................................................... 12

3.1 Hukum Permintaan dan Penawaran ................................................................ 12

3.2 Faktor-faktor Permintaan dan Penawaran ....................................................... 14

BAB 4. KESIMPULAN ....................................................................................... 17

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan

Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Hukum Permintaan Dan Penawaran Dan Faktor-Faktor

Permintaan Dan Penawaran” dengan lancar.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Lamongan.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan laporan praktek

lapang ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang tulus

kepada:

1. M. Yaskun, selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan.

2. Anggota kelompok 1 selaku penyusun makalah yang tanpa lelah membantu

dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu

penulis mengharap saran dan kritik yang membangun. Penulis berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Lamongan, 28 Nopember 2014

Penyusun

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kegiatan pertanian terdapat kegiatan agribisnis yang selalu berkaitan

dengan pasar. Kegiatan agribisnis mencakup kegiatan perekonomian pertanian

dalam memasarkan poroduk-produk pertanian. Produk-produk pertanian

dipasarkan dengan harga-harga tertentu berdasarkan perekonomian pasar.

Perekonomian pasar adalah sistem paling efisien untuk mengorganisasikan

aktivitas perekonomian. Aktivitas perekonomian meliputi kegiatan

penjualan, pembelian, tawar menawar dan lain-lain.

Di setiap transaksi perdaganagan dan penjualan identik dengan

kegiatan penawaran barang yang akan dijual kepada konsumen, begitu pula

dalam hal pembelian yang juga identik dengan kegiatan permintaan barang

ataupun jasa yang dibutuhkan. Penawaran sendiri merupakan sejumlah

barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.

Sedangkan permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu

dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada periode tertentu.

Permintaan dan penawarann akan saling bertamu dan akan membentuk suatu titik

pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).

Teori permintaan menerangkan sifat permintaan para pembeli terhadap

suatu barang. Adapun teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam

menawarkan suatu barang. Penggabungan permintaan dan penawaran

menunjukkan interaksi antara pembeli dan penjual dalam menentukan harga

keseimbangan dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan.

Telah diketahui bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan

yang berbeda. Ada banyak hal yang mempengaruhi munculnya kebutuhan

tersebut seperti adat istiadat, agama dan kepercayaan, alam dan peradaban.

Sebagaimana kebutuhan permintaan setiap konsumen tidaklah sama. Kebutuhan-

kebutuhan yang berbeda tersebut menjadi salah satu faktor penentu besarnya

permintaan ataupun penawaran. Kegiatan permintaan dan penawaran tidaklah

dilakukan begitu saja melainkan adanya pedoman-pedoman tertentu dalam

menentukan besarnya permintaan maupun penawaran. Hal tersebut dibahas dalam

hukum permintan dan penawaran.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah hukum permintaan dan penawaran dalam kegiatan

perekonomian?

2. Apa saja faktor-faktor permintaan dan penawaran dalam kegiatan

perekonomian?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

1. Mengetahui hukum permintaan dan penawaran dalam kegiatan

perekonomian

2. Mengetahui faktor-faktor permintaan dan penawaran dalam kegiatan

perekonomian

1.3.2 Manfaat

1. Bagi masyarakat dapat mengetahui hukum , faktor-faktor permintaan

dan penawaran sehingga dalam dapat melakukan kegiatan perdagangan

dengan baik dan benar.

2. Bagi penulis mengetahui mengenai hukum , faktor-faktor permintaan

dan penawaran dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam membuat makalah berikutnya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Permintaan Dan Penawaran Pertanian

2.1.1 Teori Permintaan

1. Permintaan Konsumen dan Pasar

Permintaan konsumen didefinisikan sebagai kuantitas suatu barang

tertentu dimana sorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada berbagai

tingkat harga. Hubungan permintaan tersebut hanya menunjukkan hubungan

secara teoritis antara harga dan kuantitas yang dibelinya per unit waktu.

Harga dan kuantitas berbanding terbalik, oleh karena itu kurva permintaan

berslope negatif. Hubungan terbalik ini kadang-kadang disebut hukum

permintaan, dan hal ini bisa dijelaskan pada efek substitusi dan pendapatan dari

suatu perubahan harga.

Efek substitusi timbul karena konsumen mengalihkan pembeliannya ke

produk yang relatif lebih murah karena perubahan harga. Misalnya kalau harga

daging sapi baik kemungkinan sekali konsumen mengganti daging sapi dengan

daging kambing yang harganya lebih murah.

Efek pendapatan timbul karena suatu perubahan harga dari satu produk,

ceteris paribus, merubah pendapatan riil konsumen. Suatu penurunan harga

menaikkan daya beli dari sejumlah uang tertentu dan sebaliknya.

Efek substitusi dari suatu perubahan harga untuk suatu produk tertentu

selalu nagatif. Dengan suatu kenaikan harga, efek substitusi menurunkan kuantitas

yang dibeli, demikian sebaliknya. Efek pendapatan dari suatu harga biasanya

negatif. Suatu kenaikan harga menurunkan pendapatan riil, dan bahkan dengan

suatu hubungan positif yang biasa antara kuantitas dan pendapatan yang berlaku,

kuantitas dan harga akan bergerak dalam arah yang berlawanan. Demikian pula

sebaliknya jika terjadi penurunan harga.

Permintaan pasar adalah suatu penyamarataan konsep permintaan

konsumen. Hal ini didefinisikan sebagai pilihan berbagai kuantitas dari suatu

produk dimana semua konsumen di dalam suatu pasar tertentu ingin dan mampu

membeli pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus.

Hubungan-hubungan permintaan pasar ini bisa berarti permintaan dalam

suatu kota, desa, atau negara. Atau daerah pasar lainnya. Hubungan permintaan

digambarkan pada Gambar. 1. Kuantitas adalah fungsi harga, tetapi harga secara

konvensional diletakkan pada sumbu vertikal dan kuantitas pada sumbu horisontal

dari diagram fungsi permintaan (dan penawaran).

2. Perubahan Harga

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat permintaan dapat

dikelompokkan menjadi 4 kelompok yakni:

1. Jumlah penduduk dan distribusinya menurut unsur, daerah geografis, jenis

kelamin dan lain-lain

2. Pendapatan konsumen dan distribusinya

3. Harga dan ketersediaan produk-produk lain dan jasa

4. Selera dan preferensi konsumen.

Kempat faktor tersebut dianggap tetap untuk suatu tingkat tertentu dari

fungsi permintaan, tetapi dengan perjalanan waktu, perubahan permintaan

merupakan aspek penting dari perubahan harga.

D (demand= permintaan)

Harga

(Rp)

Kuantitas/Waktu

Gambar. 1. Kurve Permintaan

Pergeseran permintaan yang sederhana ditunjukkan pada Gambar 2.

Kenaikan permintaan berarti bahwa kurva permintaan bergerak ke kanan.

Konsumen akan membeli lebih banyak lagi produk tertentu pada tingkat harga

yang sama, atau mereka akan membeli kuantitas yang sama pada tingkat harga

yang lebih tinggi. Sementara itu penurunan permintaan (bergeser ke kiri)

mempunyai pengaruh yang berlawanan.

Gambar 2. Perubahan Permintaan

Pada hampir semua produk-produk pertanian, pendapatan dan

permintaannya berhubungan secara positif, karena itu suatu kenaikan pendapatan

akan menggeser permintaan ke kanan. Tetapi untuk beberapa produk adalah

sebaliknya. Produk-produk tersebut disebut barang inferior karena konsumen

membeli lebih sedikit jika pendapatannya naik. Contoh barang inferior adalah

gaplek.

3. Permintaan Spekulasi

Permintaan spekulasi merupakan suatu permintaan yang dikaitkan dengan

penggunaan dan harga yang diharapkan pada masa yang akan datang. Karena

sejumlah produk pertanian dihasilkan secara musiman tetapi dikonsumsi

sepanjang tahun, maka konsep permintaan spekulasi secara khusus mendapat

perhatian para ekonom pertanian.

D3 D1 D2

Kuantitas/Waktu

Harga

(Rp)

Suatu fungsi permintaan dapat diinterpretasikan sebagai permintaan untuk

penggunaan sekarang dan untuk tujuan-tujuan spekulasi. Pengasumsian

permintaan spekulasi tergabung dalam fungsi permintaan, faktor-faktor tambahan

dapat menambah/memperbesar pergeseran permintaan (bahkan merubah harga-

harga).

Kesimpulannya suatu fungsi permintaan dapat bergeser dengan adanya

perubahan spekulasi. Spekulasi yang tidak tepat dalam mengantisipasi kejadian-

kejadian pada masa yang akan datang dapat meningkatkan variabilitas harga,

tetapi spekulasi yang mengantisipasi masa depan dengan tepat menurunkan

variabilitas harga.

4. Permintaan Turunan (derived demand)

Permintaan turunan (derived demand) digunakan untuk menunjukkan

skedul permintaan akan input yang digunakan untuk memproduksi produk-produk

akhir.

Suatu kurva permintaan turunan bisa berubah karena kurva permintaan

dasar (primary demand) bergeser atau karena perubahan margin pemasaran.

Secara empiris, hubungan-hubungan permintaan turunan bisa diestimasi, juga

secara tidak langsung dengan pengurangan margin yang tepat dari skedul

permintaan dasar, atau secara langsung dengan penggunaan data harga dan

kuantitas yang diterapkan pada tahap (stage) yang tepat dari pemasaran. Misalnya

harga-harga dan kuantitas pedagang besar dapat digunakan untuk memperkirakan

permintaan turunan pada suatu tingkat menengah, sementara itu data harga-harga

dan kuantitas perusahaan pertanian bisa digunakan untuk mengestimasi kurva

permintaan yang dihadapi produsen.

Elastisitas Permintaan

1. Elastisitas Harga

Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk yang

diminta dengan persentase perubahan harga

% perubahan jumlah produk yang diminta

e =

% perubahan harga

Besar atau kecilnya elastisitas pada suatu persentase harga tertentu,

tergantung pada besar kecilnya persentase perubahan jumlah barang yang diminta.

Semakin besar nilai e berarti permintaan makin elastis, demikian sebaliknya

dikatakan kurang elastis bila e kecil. Jika e>1, maka permintaan elastis, dan

permintaan tidak elastis (in elastis) jika e<1.

Koefesien elastisitas sering dituliskan negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa jika harga naik, maka jumlah produk yang diminta turun, demikian pula

sebaliknya jika harga turun maka jumlah produk yang diminta naik.

Pengukuran koefesien elastisitas dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Elastisitas titik (point elasticity) yaitu menggunakan elastisitas pada satu titik

pada kurva permintaan.

2. Elastisitas busur (arc elasticity) yaitu elastisitas antara 2 titik pada kurva

permintaan.

Koefesien elastisitas sama dengan satu (unitary elasticity) menunjukkan

bahwa setiap perubahan harga membawa perubahan proporsional dalam jumlah

produk yang diminta. Bagi penjual, kurva permintaan seperti ini memberikan

penerimaan yang konstan apakah harganya tinggi atau rendah.

Di dalam teori ada koefesien elastisitas sama dengan nol dan tak terhingga

(~). Koefesien elastisitas sama dengan nol menunjukkan bahwa kurva

permintaannya merupakan garis vertikal yang berarti bahwa berapapun harga

produk, jumlah yang diminta tidak akan berpengaruh. Sebaliknya pada koefisien

elastisitas tak terhingga, perubahan harga produk mempunyai dua akibat yaitu

jumlah yang diminta tak terhingga atau sama dengan nol, dan kurva

permintaannya berbentuk garis horisontal.

2. Elastisitas Silang (cross elastiscity) atas Permintaan

Elastisitas silang (cross elastiscity) atas permintaan adalah perbandingan

antara persentase perubahan jumlah yang diminta atas produk X dengan

persentase perubahan harga produk Y (yang berhubungan).

% perubahan jumlah produk yang diminta atas produk X

e =

% perubahan harga produk Y

Di dalam arti ekonomi, selain besar kecilnya koefesien elastisitas silang

maka tandanya (positif atau negatif) adalah lebih penting, karena tandanya

tersebut menunjukkan sifat hubungan antara kedua produk tersebut. Tanda yang

positif berarti produk X dan Y adalah substitutif, sedangkan bila tandanya negatif

maka produk X dan Y adalah komplementer. Semakin besar koefesien elastisitas

itu maka semakin erat hubungan kedua produk yang bersangkutan.

3. Elastisitas Pendapatan Atas Permintaan

Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk yang

diminta dengan persentase perubahan pendapatan. Di Indonesia, kita sudah

mempunyai taksiran-taksiran koefesien elastisitas pendapatan yang lebih baik

ketimbang koefesien elatisitas harga dan silang atas permintaan. Elastisitas

pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:

% perubahan jumlah produk yang diminta

e =

% perubahan pendapatan

Elastisitas pendapatan atas permintaan tandanya hampir selalu positif.

Konsumen yang pendapatannya naik, maka daya belinya naik dan ia akan

membeli barang-barang konsumsi lebih banyak.

Konsep elastisitas atas permintaan ini sangat penting di dalam ekonomi

karena mampu menerangkan perbedaan perilaku ekonomi dari berbagai golongan

pendapatan masyarakat dalam pembelian produk-produk. Untuk permintaan

bahan makanan terutama beras di Indonesia, elastisitasnya rendah. Menurut

Mubyarto, elastisitasnya sebesar 0,65, jadi makin tingginya pendapatan maka

semakin rendah elastisitasnya. Di Indonesia seperti kebanyakan negara-negara

sedang berkembang lainnya, koefesien elastisitas pendapatan atas permintaan

untuk beberapa bahan makanan ditaksir dengan elastisitas pengeluaran

(expenditure elasticity). Yang dimaksud dengan elastisitas pengeluaran ini adalah

perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk yang diminta dengan

persentase perubahan pengeluaran konsumen.

4. Koefesien Fleksibilitas Harga

Harga dianggap sebagai faktor penyebab perubahan dan jumlah produk

yang diminta berubah naik atau turun tergantung pada perubahan harga jika kita

menghitung elastisitas harga. Jadi harga merupakan variabel independen,

sedangkan jumlah produk yang diminta merupakan variabel dependen. Penetapan

tingkat harga tertentu akan menentukan jumlah produk yang dapat diserap atau

akan ditampung pasar. Pada fleksibilitas harga, harga menjadi variabel dependen

yang tergantung pada jumlah produk sebagai variabel independen. Fleksibilitas

harga ini disebut juga elastisitas jumlah yang merupakan kebalikan dari elastisitas

harga. Fleksibilitas harga dirumuskan sebagai berikut:

% perubahan harga

f =

% perubahan jumlah

Hubungan antara elastisitas harga dan fleksibilitas harga dapat dituliskan

sebagai berikut:

Elastisitas harga 0 0,5 1 2,0

Fleksibilitas ~ 2,0 1 0,5

Tinggi rendahnya fleksibilitas harga ini sangat penting bagi petani karena hasil-

hasil pertanian yang bersifat musiman dapat mengakibatkan fluktuasi harga yang

besar.

2.1.2 Teori Penawaran

1. Kurva Penawaran dan Elastisitas Penawaran

Elastisitas harga atas penawaran sama dengan nol jika kurva penawaran

merupakan garis vertikal (harga tidak mempengaruhi jumlah yang ditawarkan),

sedangkan jika kurva penawarannya merupakan garis horisontal maka elastisitas

harga atas penawaran tak terhingga ( ~ ).

Perbedaan penting antara kurva permintaan dan penawaran dalam

menaksir koefesien elastisitas adalah: pertama, pentingnya faktor waktu dalam di

dalam penawaran, kedua pengaruh harga terhadap jumlah yang ditawarkan

biasanya tak dapat dibalikkan (irreversible).

Faktor waktu dalam penawaran sangat penting karena produk-produk

pertanian bersifat musiman, yaitu bulanan atau triwulan atau tahunan sehingga

suatu kenaikan harga di pasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya

penawaran kalau panen belum tiba. Hal ini menunjukkan bahwa elastisitas harga

atas penawaran adalah inelastis dalam jangka pendek. Selain itu pengaruh harga

tidak dapat dibalikkan karena kenaikan jumlah yang ditawarkan, maka penurunan

harga tidak akan mengembalikan jumlah yang ditawarkan ke tingkat semula.

2. Penawaran dan Peranan Lembaga Pemasaran.

Persoalan lain yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan penawaran

adalah peranan lembaga pemasaran (pedagang). Harga yang terjadi di pasar

merupakan perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran. Dalam

kenyataannya terdapat harga pada tingkat petani/produsen (producers price) dan

harga pada tingkat eceran (retail price) di samping harga pedagang.

Pembentukan harga yang murni terjadi pada tingkat harga perdagangan

besar, (whole sale price) karena hanya pada tingkat ini terdapat persaingan yang

agak sempurna. Harga konsumen dan harga tingkat petani biasanya tinggal

memperhitungkan dari harga perdagangan besar dengan menambah dan

mengurangi margin pemasaran.

Elastisitas Harga atas Penawaran

Rumus elastisitas harga atas penawaran sebagai berikut:

% perubahan jumlah yang ditawarkan

e =

% perubahan harga

Makin besar koefesien elastisitas ini makin elastis kurva penawaran,

artinya perubahan harga yang reatif kecil mengakibatkan perubahan jumlah yang

ditawarkan relatif besar. Elastisitas harga atas penawaran juga mengandung efek

substitusi dan efek pendapatan.

Efek substitusi dalam penawaran misalnya jika terjadi penurunan harga

beras maka petani akan mengganti tanaman padinya dengan kedele yang relatif

lebih menguntungkan, begitu pula sebaliknya. Sementara itu efek pendapatan dari

suatu perubahan harga produk pertanian dapat bersifat positif atau negatif. Di

dalam teori ekonomi, jika efek pendapatan dapat menkompensir nilai positif dari

efek substitusi maka terjadilah kurva penawaran yang berbalik (backward bending

supply curve) dimana kenaikan harga produk pertanian justru menurunkan jumlah

yang ditawarkan.

1. Elastisitas Silang dari Penawaran

Elastisitas silang dari penawaran adalah perbandingan antara persentase

perubahan jumlah produk X yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga

produk Y, yang bisa dirumuskan sebagai berikut:

% perubahan jumlah produk X yang ditawarkan

e =

% perubahan harga produk Y

Jika elastisitas ini positif maka barang X dan barang Y merupakan barang yang

dihasilkan bersama (joint product). Misalkan beras dan dedak yang dihasilkan

bersama dalam penggilingan padi. Sedangkan jika elastisitas silang ini negatif

menunjukkan bahwa kenaikan harga barang Y mengakibatkan penurunan jumlah

barang X yang ditawarkan, maka barang X dan Y adalah bersaing. Misalkan padi

dan cengkeh.

Besar kecilnya koefesien elastisitas mengukur tingkat keeratan hubungan

kedua produk pertanian itu. Jika hanya satu jenis tanaman yang dapat di tanam

pada tanah pertanian, maka elastisitas silangnya adalah nol.

BAB 3.PEMBAHASAN

3.1 Hukum Permintaan dan Penawaran

3.1.1 Permintaan

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu

harga dan waktu tertentu. Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan

tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan

jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta

sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat.

Dengan demikian hukum permintaan berbunyi : “semakin turun tingkat

harga, maka semakin banyak jumlah barang yang bersedia di minta, dan

sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang

bersedia di minta.”

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum

permintaan terseut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak

berubah (dianggap tetap). Hukum Permintaan akan berlaku, apabila terpenuhi

syarat-syarat Cateri Paribus:

1. Pendapatan konsumen tetap

2. Kebutuhan konsumen tetap

3. Selera kosumen tetap

4. Harga barang-barang lain tetap

5. Tidak ada barang pengganti

6. Perubahan harga dianggap tidak akan berkelanjutan

7. Barang yang dibeli bukan merupakan barang Prestige

Skedul dan Kurva Permintaan

Ada suatu hubungan jelas antara harga suatu barang dan jumlah barang

yang diminta, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga

dan kuantitas yang dibeli disebut sebagai skedul atau tabel permintaan. Skedul

atau tabel permintaan yang digambarkan secara grafik disebut sebagai kurva

permintaan. Kurva permintaan digambarkan sebagai garis yang bergerak dari kiri

atas ke kanan bawah atau memiliki slope negatif.

Tabel 1. Skedul Permintaan Barang A, B, C, D, dan E

Situasi Harga (P) (dalam rupiah) Kuantitas (Q) (dalam unit)

A 500 9

B 400 10

C 300 12

D 200 15

E 100 20

3.1.2 Penawaran

Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada

suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu.

Hukum penawaran adalah semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan

semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang

ditawarkan semakin sedikit. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara

jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga.

Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi: “Semakin tinggi

harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan, sebaliknya

semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang tersedia

ditawarkan.”

Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang

memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).

Skedul dan Kurva Penawaran

Terdapat suatu hubungan yang jelas antara harga suatu barang dengan

jumlah yang ditawarkan, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan

antara harga dan kuantitas yang dijual atau ditawarkan ini disebut sebagai skedul

penawaran. Skedul penawaran yang digambarkan secara grafik disebut sebagai

kurva penawaran. Kurva penawaran digambarkan sebagai kurva yang bergerak

dari kanan atas ke kiri bawah atau memiliki slope positif.

Tabel 2. Skedul Penawaran terhadap Jagung

Situasi Harga (P) (dalam rupiah) Kuantitas (Q) (dalam unit)

A 500 18

B 400 16

C 300 12

D 200 7

E 100 0

Tabel 2. memperlihatkan kuantitas jagung yang diproduksi dan dijual produsen

pada berbagai tingkat harga. Perhatikan bahwa Tabel 3.2.1 memperlihatkan

hubungan langsung atau positif antara harga dan kuantitas yang ditawarkan.

3.2 Faktor-faktor Permintaan dan Penawaran

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan :

1. Perilaku konsumen

Saat ini pakaian model pendek memang sedang trend dan banyak

yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin pakaian tersebut

sudah dianggap kuno dan ketinggalan zaman.

2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap

Jika cabe merah dipasaran sedang tidak ada atau harganya sangat

mahal maka permintaan untuk bawang merah dan bawang putih akan

menurun.

3. Pendapatan atau penghasilan konsumen

Orang yang punya gaji dan tunjangan yang besar maka dia dapat

membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya

rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang

dibelinya sehingga tidak terlalu banyak pengeluarannya.

4. Perkiraan harga di masa depan

Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan

menimbun atau membeli cukup banyak ketika harganya masih rendah

misalnya seperti sembako ketika ingin menjelang hari raya.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran :

1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka

produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang

mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan

produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa

menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan

harga.

2. Tujuan Perusahaan

Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya

(profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang

besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya

laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang

rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan

rendah untuk menarik minat konsumen.

3. Pajak

Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi

sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan

konsumen yang turun.

4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap

Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah

maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah

sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun

dikurangi.

5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan

Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan

mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan

harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat

berbagai faktor.

BAB 4. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Hukum permintaan “semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak

jumlah barang yang bersedia di minta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga

semakin sedikit jumlah barang yang bersedia di minta” sedangkan hukum

penawaran “semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia

ditawarkan, sebaliknya semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah

barang yang tersedia ditawarkan”. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

permintaan yaitu perilaku konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis

pengganti dan pelengkap, pendapatan atau penghasilan konsumen, perkiraan

harga di masa depan, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

penawaran, biaya produksi dan teknologi yang digunakan, tujuan perusahaan,

pajak, ketersediaan dan harga barang pengganti / pelengkap, prediksi / perkiraan

harga di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Nuryani, S. 2005. Analisa Keseimbangan Sistem Permintaan dan Penawaran

Beras di Indonesia. Agro Ekonomi 23(1) :120-129

Saldi, F. 2013. Hukum Permintaan dan Penawaran. Jurnal Teori Organisasi

Umum 2:1-7. Syafar, A. 2013. Permintaan Dan Penawaran Hasil Pertanian. http://asfarsyafar.

blogspot.com/2013/10/permintaan-dan-penawaran-hasil-pertanian.html

di akses 28 februari 2014