makalah perkembangan teori manajemen

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memikirkan upaya terbaik dalam aktifitas manajemen tertuang dalam sejarah perkembangan manajemen dalam kurun waktu tertentu. Manajemen adalah praktik melaksanakan usaha terbaik sehingga dari sejarah pemikiran manajemen kita dapat belajar dari kegagalan dan keberhasilan orang-orang terdahulu yang menerapkan konsep manajemen berdasarkan pemikiran pada kurun waktu tertentu dengan kasus tertentu pula. Beberapa bukti adanya manajemen jauh sebelum Indonesia Merdeka adalah adanya bangunan Piramida di Mesir, adanya Benteng Raksasa di Cina, terdapat bangunan Ka’bah di Makkah, Menara Pissa di Italia, Candi Borobudur di Indonesia, hingga berbagai bukti sejarah lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dipilih manajemen sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar konsisten dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai pelaksananya dan supervisi dengan supervisor sebagai pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bisa berperan sebagai administrator dalam mengemban misi atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan, dan 1

Upload: ahmad-saifanur

Post on 08-Nov-2015

1.907 views

Category:

Documents


235 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memikirkan upaya terbaik dalam aktifitas manajemen tertuang dalam sejarah perkembangan manajemen dalam kurun waktu tertentu. Manajemen adalah praktik melaksanakan usaha terbaik sehingga dari sejarah pemikiran manajemen kita dapat belajar dari kegagalan dan keberhasilan orang-orang terdahulu yang menerapkan konsep manajemen berdasarkan pemikiran pada kurun waktu tertentu dengan kasus tertentu pula. Beberapa bukti adanya manajemen jauh sebelum Indonesia Merdeka adalah adanya bangunan Piramida di Mesir, adanya Benteng Raksasa di Cina, terdapat bangunan Kabah di Makkah, Menara Pissa di Italia, Candi Borobudur di Indonesia, hingga berbagai bukti sejarah lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dipilih manajemen sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar konsisten dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai pelaksananya dan supervisi dengan supervisor sebagai pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bisa berperan sebagai administrator dalam mengemban misi atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan, dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar mengajar (Pidarta: 1988).Selain makalah ini memberikan penjelasan tentang sejarah dan gambaran bagaimana aliran pikiran manusia tentang manajemen masa lalu, diharapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mempelajari ilmu manajemen lebih lanjut.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahkan sebagai berikut:1. Bagaimana prinsip teori manajemen aliran klasik?2. Bagaimana prinsip teori aliran hubungan manusiawi?3. Bagaimana prinsip aliran manajemen modern?4. Bagaimana perkembangan teori manajemen?

C. Tujuan PenulisanTujuan Penulisan makalah ini adalah untuk sebagai salah satu pemenuhan tugas dari mata kuliah Manajemen dan untuk memahami tentang Perkembangan Teori Manajemen bagi para pembaca khususnya bagi penulis.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian ManajemenKata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut.Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal. Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen:1. Fungsi Perencanaan / PlanningFungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.2. Fungsi Pengorganisasian / OrganizingFungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.3. Fungsi Pengarahan / Directing / LeadingFungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.4. Fungsi Pengendalian / ControlingFungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

B. Perkembangan Teori ManajemenBanyak contoh yang dapat kita lihat sebagai bukti bahwa orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen dalam kehidupannya. Contohnya seperti adanya bangunan Piramida di Mesir, adanya Benteng Raksasa di Cina, terdapat bangunan Kabah di Makkah, Alexander The Great telah menerapkan konsep staf organisasi dalam melakukan kampanye militernya. Menara Pissa di Italia, Candi Borobudur di Indonesia, hingga berbagai bukti sejarah lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.Kesemua bukti tersebut menunjukkan bahwa sesungguhnya manajemen bukan merupakan ilmu baru, bahkan dalam konsep yang paling tradisional sekalipun, telah dikenal dan dijalankan oleh orang-orang terdahulu.Terdapat tiga aliran pemikiran manajemen yang ada : 1. Aliran Klasik (yang akan dibagi menjadi dua aliran, manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik)2. Aliran Hubungan Manusiawi (sering disebut aliran Neoklasik), dan 3. Aliran Manajemen Modern. Juga akan dibicarakan dua pendekatan manajemen yang berkembang akhir-akhir ini yaitu Pendekatan Sistem dan Pendekatan Kontingen (Contingency Approach) . Yang bermaksud untuk mengintegrasikan bermacam-macam teori manajemen yang ada.

Gambar 2.1. Sejarah Perkembangan Teori Manajemen

1. ALIRAN MANAJEMEN KLASIKSebelum sejarah yang disebut zaman manajemen ilmiah muncul, telah terjadi revolusi industri pada abad ke 19, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen yang sistematik. Usaha-usaha pengembangan manajemen kemudian dilakukan oleh para teoritisi. Pembahasan perkembangan teori-teori darn prinsip-prinsip manajemen selanjutnya akan dilakukan dengan menguraikan para tokoh dan gagasan-gagasan mereka.

a) Perkembangan Awal Teori ManajemenAda dua tokoh manajemen , yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yang akan dibahas disini, yaitu Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1871).Robert Owen (1771-1858).Pada permulaan tahun 1800-an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur karyawan atau pekerja dalam proses produksi. Robert Owen berpendapat bahwa peningkatan kondisi kerja karyawan (misalnya : perumahan yang baik, jam kerja, toko perusahaan yang menjual kebutuhan karyawan dengan harga murah, pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja, dan sebagainya) dapat meningkatkan hasil produksi dan laba, dan investasi yang paling menguntungkan adalah karyawan atau pekerja. Pekerja disebutnyavital machinesatau mesin utama. Disamping itu Owen mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga memungkinkan peningkatan produktivitas.. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.Charles Babbege (1792-1871).Charles Babbege adalah seorang mahaguru matematika dari Inggris. Dia mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Dia adalah perintis jalan bagi lahirnya manajemen berdasarkan ilmu (manajemen ilmiah) tiga perempat abad sebelum FW Taylor. Hasil penyelidikannya sangat membantu dan mempengaruhi pada konsep-konsep dan praktek-praktek manajemen ilmiah. Observasinya tentang metode dan menekankan pentingnya efisiensi kerja para pekerja dan perlunya ditentukan jumlah biaya yang pasti setiap proses dalam produksi sesuatu jenis barang. Dalam setiap kegiatan kerja perlu mempergunakantime study(penelaahan tentang waktu). Anjurannya ialah supaya terjadi pertukaran pengalaman-pengalaman antara para menajer dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Perlu diadakan pembagian kerja(division of work)yang baik antara manajer dan pekerja (workers) dan antara sesamanya. Pada tahun 1825 ia merancang mesin prakomputer. Salah satu bukunya yang terkenal adalahOn the Economy of Machinary and Manufactures(1832).Charles Babbege berpendapat bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja dapat meningkatkan produktivitas dan dapat menekan biaya menjadi lebih rendah. Charles Babbege mengemukakan bahwa seorang pekerja dapat dilatih suatu ketrampilan tertentu, dan harus bertanggung jawab terhadap bagian yang dikerjakan dengan ketrampilan tersebut. Lini perakitan modern yang banyak dijumpai sekarang, dimana setiap karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang. Babbage menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.

ALIRAN MANAJEMEN ILMIAHAliran Manajemen Ilmiah (scientific management) ditandai kontribusi-kontribusi dari Frederick W. Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Hemy L. Gantt, dan Harrington Emerson, yang akan diuraikan satu persatu.A. FREDERICK W. TAYLORDi awal abad 20, produktifitas menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh organisasi bisnis. Bisnis pada saat itu sangat berkembang dan modal juga tersedia dengan mudah, akan tetapi output yang dihasilkan oleh para pekerja, terutama yang memenuhi standar tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan bahwa produktifitas pekerja dalam menghasilkan output produk yang diperlukan oleh masyarakat sangat rendah. Para manajer berusaha mencari jalan keluar untuk memperbaiki produktifitas kerja ini. Di antara ide yang telah dihasilkan adalah dengan meningkatkan produktifitas pekerja secara individual. Ide yang dihasilkan pada masa ini pada giliran berikutnya dikenal sebagai kelompok aliran manajemen saintifik (scientific management). Di antara tokoh- tokoh kontributor dalam kelompok ini adalah Fredrich Winslow Taylor (1856-1915), Frank Gilberth (1868-1924), dan Lilian Gilberth (1878-1972).Di antara kontribusi yang pernah diberikan Taylor adalah apa yang dinamakan dengan Time and Motion Studies atau studi mengenai penetapan standar kerja yang didasarkan pada perhitungan waktu. Ide ini berangkat dari kenyataan bahwa para pekerja di perusahaan bekerja dibawah standar dari apa yang sebenarnya mampu mereka kerjakan. Secara ringkas, apa yang diperkenalkan oleh Taylor adalah sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut:

Taylor menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan, misalnya meningkatkan profit perusahaan, maka produktifitas perlu ditingkatkan. Produktifitas dapat diukur dari tingkat output dan prestasi kerja. Untuk dapat meningkatkan prestasi kerja, bagi Taylor, perlu diberikan upah insentif, yang diberikan agar motivasi pekerja menjadi tinggi sehingga tingkat output menjadi tinggi atau meningkat. Upah insentif bagi Taylor dinamakan sebagai upah insentif diferensial (piecework pay system), yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja secara berbeda ditentukan berdasarkan kemampuan pekerja dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pendekatan ini dilakukan agar produktifitas meningkat sehingga terjadi peningkatan produksi sekaligus efisiensi, yang pada akhirnya akan memberikan kemungkinan peningkatan profit.Untuk lebih jelasnya, perhitungan pemberian upah intensif diferensial ini dapat dijelaskan melalui contoh berikut:Misalnya diketahui bahwa Standar Pengerjaan Output adalah 3 unit output/jam. Jam kerja standar perhari adalah 8 jam. Maka Standar Output perhari adalah 24 unit atau Standar Pengerjaan Output dikalikan dengan jam kerja standar per hari. Tarif upah yang diberikan jika output yang dihasilkan sesuai atau diatas standar Rp. 2.000 per unit. Sedangkan, tariff upah yang diberikan jika Output yang dihasilkan dibawah standar Rp. 1.750 per unit. Jika A mampu mengerjakan 25 unit output per hari, B mampu mengerjakan 20 unit output per hari, dan C mampu mengerjakan 24 unit, maka upah insentif yang akan diterima oleh masing- masing pekerja adalah seperti berikut ini:

Selain itu, kontibusi yang dihasilkan Taylor setelah bekerja di berbagai perusahaan setelahnya adalah merumuskan dan memperkenalkan konsep desain pekerjaan, cuti untuk pemulihan produktifitas kerja, termasuk mengimplementasikan upah insentif diferensial yang telah dijalankannya di perusahaan sebelumnya. Apa yang telah dirumuskannya tersebut dinamakan sebagai scientific management approach atau pendekatan manajemen saintifik. Pendekatan ini dirumuskannya melalui langkah- langkah proses sebagaimana digambarkan dalam gambar.

Secara ringkas, keempat langkah tersebut lebih dikenal sebagai 4 prinsip dasar manajemen ilmiah dari Taylor yang terdiri dari:1. Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar metode terbaik dalam pengerjaan tugas dapat ditentukan.2. Seleksi ilmiah untuk karyawan agar dalam pemberian tugasnya sesuai dengan kualifikasinya.3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.Karena kontribusinya ini, Fredrich W.Taylor dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah atau Father of Scientific Management.

B. FRANK BUNKER GILBRETH DAN LILLIAN GILBRETH. Selain Taylor, kontributor lainnya dalam kelompok manajemen ilmiah adalah pasangan suami- istri Frank dan Lilian Gilberth. Diantara kontribusi yang Frank Gilberth telah berikan adalah metode efisiensi dalam pekerjaan konstruksi yang memerlukan pengaturan bahan- bahan bangunan. Metode yang mereka perkenalkan telah mampu meningkatkan efisiensi pekerjaan konstruksi dan meningkatkan output sebesar 200 persen. Berbeda dengan suaminya, Lilian Gilberth banyak memberikan kontribusi dalam bidang psikologi industry dan manajemen sumber daya manusia, termasuk bagaimana pentingnya bekerja secara tim dalam sebuah organisasi bisnis. Secara ringkas pasangan ini telah memberikan kontribusi berupa metode- metode guna peningkatan efisiensi dalam pekerjaan.C. HENRY L. GANTT (1861 - 1919). Selain pasangan Gilberth, dikenal juga seorang yang bernama Henry L. Gantt (1861-1919) yang memperkenalkan 4 gagasan untuk peningkatan kegiatan manajemen, yaitu:1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan pimpinan.2. Seleksi ilmiah tenaga kerja atau karyawan.3. Sistem insentif untuk merangsang produktifitas karyawan dan organisasi.4. Penggunaan instruksi- instruksi kerja yang terperinci.

Sebagaimana kontributor yang lain, gagasan dari Gantt ini juga telah membantu manajemen dalam organisasi. Pendekatan yang akhirnya dikenal sebagai penyelesaian yang menguntungkan bagi semua pihak atau win win solution, dapat dikatakan dilandasi oleh pendekatan dari Gantt ini. Selain gagasannya tersebut, Gantt juga memperkenalkan apa yang dinamakan sebagai Bagan Gantt (Gantt Chart) yang kemudian banyak dikenal sebagai sebuah bagan scheduling atau kita kenal dengan time schedule (penjadwalan kerja). Bagan Gantt ini dibuat untuk kegiatan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan produksi. Sekalipun bagan ini sudah sangat berumur panjang, akan tetapi dalam banyak kegiatan, masih relevan untuk dipergunakan, karena pada dasarnya setiap pekerjaan memerlukan perencanaan pengerjaan dan waktu.

D. HARRINGTON EMERSON (1853 - 1931). Pemborosan dan ketidak-efisienan adalah masalah-masalah yang dilihat Emerson sebagai penyakit sistem industri. Oleh sebab itu Emerson mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yang secara ringkas adalah sebagai berikut :1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal3. Adanya staf yang cakap.4. Disiplin.5. Balas jasa yang adil.6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, sistem informasi dan akuntansi.7. Pemberian perintah - perencanaan dan pengurutan kerja.8. Adanya standar-standar, skedul-skedul, metoda dan waktu setiap kegiatan.9. Kondisi yang distandardisasi. 10. Operasi yang distandardisasi.11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar. 12. Balas jasa efisiensi - rencana insentif.

Kebaikan dan kekurangan Manajemen IlmiahMetoda-metoda manajemen ilmiah telah banyak diterapkan pada bermacam-macam kegiatan organisasi, terutama dalam usaha peningkatan produktivitas. Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektivitas karyawan. Akhirnya, manajemen ilmiah yang telah mengemukakan pentingnya disain kerja, mendorong manajer untuk mencari "cara terbaik" pelaksanaan tugas. Jadi, manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk pemecahan masalah-masalah organisasi tetapi juga meletakkan dasar profesionalisasi manajemen.Setelah "revolusi mental" yang dicanangkan Taylor terjadi dalam praktek, timbul masalah-masalah sebagai keterbatasan penerapan manajemen ilmiah. Kenaikan produktivitas sering tidak diikuti kenaikan pendapatan. Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatan "rasional" hanya memuaskan kebutuhankebutuhan ekonomis dan phisik, tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan kerja. Beberapa keterbatasan ini yang menimbulkan usaha-usaha para ahli manajemen berikutnya untuk melengkapi model manajemen ilmiah.

TEORI ORGANISASI KLASIK.Henry Fayol (1841 - 1925). Henry Fayol, seorang industrialis Perancis, mengemukakan teori dan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks dalam bukunya yang terkenal, Administration Industrielle et Generale(Administrasi Industri dan Umum). Dalam teori administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsur, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan .Pembagian kegiatan manajemen (administrasi) atas fungsi-fungsi ini dikenal sebagai fungsionalisme Fayol.

Disamping itu Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip-prinsip manajemen yang secara ringkas adalah sebagai berikut :1. Pembagian kerja : spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.2. Wewenang : hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.3. Disiplin : respek dan ketaatan pada peranan:peranan dan tujuan:tujuan organisasi.4. Kesatuan perintah : setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan.5. Kesatuan pengarahan : operasi-operasi dalam organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.6. Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum : kepentingan perseorangan harus tunduk pada kepentingan organisasi.7. Balas jasa : kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.8. Sentralisasi : adanya keseimbangan yang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi.9. Rantai skalar (garis wewenang) : garis wewenang dan perintah yang jelas.10. Order : bahan:bahan (material) dan orang:orang harus ada pada tempat dan waktu yang tepat. Terutama orang-orang hendaknya ditempatkan pada posisi:posisi atau pekerjaan-pekerjaan yang paling cocok untuk mereka.11. Keadilan : harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi.12. Stabilitas staf organisasi : tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.13. Inisiatif : bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya, walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi.14. Esprit de Corps (semangat korps. : "kesatuan adalah kekuatan", pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat korps.

James D. Mooney. Mooney, eksekutif General Motors, mengkategorikan prinsip-prinsip dasar manajemen tertentu. Dia mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok, dua atau lebih, orang yang bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut mooney, untuk merancang organisasi perlu diperhatikan empat kaidah dasar, yaitu (1) koordinasi : syarat-syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktriri (perumusan tujuan) dan disiplin, (2) prinsip skalar : proses skalar mempunya.i prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional, (3) prinsip fungsional : adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda, dan (4) prinsip staf : kejelasan perbedaan antara staf dan lini.

Mary Parker Follett (1868 - 1933). Follett dan Barnard bertindak sebagai "jembatan" antara teori klasik dan hubungan manusiawi, karena pemikiran mereka berdasarkan kerangka klasik, tetapi memperkenalkan beberapa unsur-unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi. Follett adalah ahli ilmu pengetahuan sosial pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industri dan pemerintah. Dia memberikan sumbangan besar dalam bidang manajemen melalui aplikasi praktik ilmu-ilmu sosial dalam administrasi perusahaan. Dia menulis panjang lebar tentang kreatifitas, kerjasama antara manajer dan bawahan, koordinasi dan p'emecahan konflik. Follett percaya bahwa konflik dapat dibuat konstruktif dengan penggunaan proses integrasi dimana orang-orang yang terlibat mencari jalan pemecahan bersama perbedaan-perbedaan diantara mereka. Dia juga menguraikan suatu pola organisasi yang ideal di mana manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan.

Chaster L.Barnard (1886 - 1961), Chester Barnard, presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey, menulis bermacam-macam subyek manajemen dalam bukunya The Functions of the Executive yang ditulis pada tahun 1938. Dia memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut pandangan Barnard, adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.Barnard menekankan pentingnya peralatan k,omunikasi, untuk pencapaian tujuan kelompok. Dia juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan (lihat bab 10). Barnard adalah pelopor dalam penggunaan "pendekatan sistem" untuk pengelolaan organisasi.

ALIRAN HUBUNGAN MANUSIAWIAliran hubungan manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) muncul karena ketidak puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang rasional. Sehingga pembahasan "sisi perilaku manusia" dalam organisasi menjadi penting. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.

Hugo Munsterberg (1863 - 1916). Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo Munsterberg sering disebut "bapak psikologi industri". Dalam bukunya Psikology and Industrial Efficiency, dia banyak menguraikan penerapan peralatan-peralatan psikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktifitas. Dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara, (1) penemuan best possible person, (2) penciptaan best possible work, dan (3) penggunaan best posible effect untuk memotivasi karyawan. Munsterberg menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi eksperimen. Sebagai contoh, berbagai metoda tentang psikologi dapat digunakan untuk memilih karakteristik tertentu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Riset belajar dapat mengarahkan pengembangan metoda latihan. Dan studi perilaku manusia dapat membantu perumusan teknik-teknik psikologi untuk memotivasi karyawan. Sebagai tambahan, Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.

Elton Mayo (1880 - 1949) dan Studi Hawthorne. "Hubungan manusiawi" sering digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara di mana manajer berinteraksi dengan bawahannya. Bila "manajemen personalia" mendorong lebih banyak dan lebih baik dalam kerja, hubungan manusiawi dalam organisasi adalah "baik". Bila moral dan efisiensi memburuk hubungan manusiawi dalam organisasi adalah "buruk". Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan psikologi apa yang memotivasi mereka. Elton Mayo, dan asisten risemya Fritz J. Roethlisberger serta William J. Dickson, mengadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja yang sangat terkenal di pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Mereka telah membagi karyawan menjadi kelompok penelitian. Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh kondisi penerangan terhadap produktivitas. Ketika kondisi penerangan dinaikkan, produktivitas juga naik seperti yang diperkirakan. Tetapi ketika kondisi penerangan dikurangi sampai seperti bila hanya menggunakan sinar matahari, ternyata produktivitas tetap naik. Usaha-usaha percobaan selanjutnya untuk memecahkan masalah "misterius" ini merupakan era baru hubungan manusiawi.Dalam percobaan selanjutnya, Mayo dan kawan-kawannya menempatkan dua kelompok yang masing-masing terdiri enam karyawati dalam ruang terpisah. Dalam salah satu ruang kondisi diubah-ubah secara periodik, dan ruang lainnya tidak. Sejumlah variabel-variabel dicoba : upah dinaikkan; periode istirahat dan jam makan siang lamanya di ubah-ubah, hari kerja dan minggu kerja diperpendek; peneliti yang bertindak sebagai atasan mengikuti kelompok urtuk memilih periode istirahatnya sendiri dan memberikan kesempatan untuk mengajukan usul perubahan.

Sekali lagi, keluaran di kedua ruang ternyata sama-sama meningkat. Mayo dan kawan-kawan dapat mengesampingkan bahwa insentif keuangan bukan penyebab kenaikan produktivitas, karena skedul pembayaran kelompok yang diteliti dipertahankan sama. Mereka menyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang kompleks telah mempengaruhi peningkatan produktivitas. Hubungan manusiawi di antara anggota kelompok terpilih, maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting dalam menentukan produktivitas daripada perubahanperubahan kondisi kerja di atas. Perhatian simpatik dari pengawas Yang mereka terima telah mendorong peningkatan motivasi mereka.

Percobaan ini mengarahkan Mayo untuk penemuan penting lainnya bahwa perhatian khusus seperti perasaan terpilih menjadi partisipan dalam studi yang dilakukan manajemen puncak) sangat mempengaruhi usaha-usaha mereka. Phenomena ini dikenal sebagai Haw thorne effect.Penemuan lainnya adalah bahwa kelompok kerja informal lingkungan sosial karyawan juga mempunyai pengaruh besar pada produktifitas. Kemudan, konsep "mahluk sosial" dimotivasi oleh kebutuhan sosial, keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih responsif terhadap dorongan kelompok kerja pengawasan manajemen telah menggantikan konsep "makhluk rasional" yang dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan phisik manusia.

Kebaikan dan kekurangan Pendekatan Hubungan ManusiawiPenekanan kebutuhan-kebutuhan sosial dalam aliran hubungan manusiawi melengkapi pendekatan klasik, sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas. Aliran hubungan manusiawi mengutarakan bahwa perhatian terhadap para karyawan akan memberikan keuntungan. Sebagai tambahan, Mayo menekankan pentingnya gaya manajer dan oleh karenanya organisasi perlu merubah latihan manajemennya. Di samping itu, manajer diingatkan pentingnya perhatian terhadap proses kelompok untuk melengkapi perhatian terhadap masing-masing karyawan secara individual.Teori hubungan manusiawi ini mengilhami para ilmuwan perilaku manusia seperti Argyris, Maslow, dan McGregor untuk membahas lebih lanjut motivasi manusia. Konsep "mahluk sosial" tidak menggambarkan secara lengkap individu-individu dalam tempatnya bekerja. Hal ini merupakan salah satu keterbatasan teori hubungan manusiawi. Disamping itu perbaikan-perbaikan kondisi ke:ja dan kepuasan karyawan tidak menghasilkan peningkatan produktivitas yang dramatik seperti yang diharapkan. Juga, lingkungan sosial di tempat kerja hanya salah satu daribeberapa faktor yang saling berinteraksi yang mempengaruhi produktivitas. Tingkat upah, seberapa jauh pekerjaan itu menarik, struktur organisasi dan hubungan perburuhan juga memainkan peranan. Jadi, produktivitas dan kepuasan kerja menjadi semakin kompleks dari yang dipikirkan semula.

ALIRAN MANAJEMEN MODERNManajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif (operation research dan management science atau manajemen operasi).

PERILAKU ORGANISASIPerkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :1. Abraham Maslow yang mengemukakan adanya "hirarki kebutuhan" dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.2. Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y nya.3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.4. Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid).5. Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1: exploitif-otoritatif sampai sistem 4 : partisipatif kelompok.6. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepefnimpinan.7. Chris A. yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya. .8. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-lainnya.9. Hampir semua gagasan yang dikemukakan tokoh-tokoh di atas akan dibahas lebih terperinci dalam bab-bab selanjutnya di belakang.

Prinsip-Prinsip Dasar Perilaku Organisasi1. Prinsip dasar dari pendapat para tokoh manajemen modern adalah sebagai berikut :2. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip).3. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.4. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.5. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.

Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah :1. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi.2. Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen.3. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.4. Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan.5. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut.6. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.

ALIRAN KUANTITATIFAliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi (operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses team-team riset operasi Inggris dalam Perang Dunia ke II. Sejalan dengan semakin kompleksnya komputer elektronik, transportasi dan komunikasi, dan sebagainya, teknik-teknik riset operasi menjadi semakin penting sebagai dasar rasional untuk pembuatan keputusan. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science.Teknik Manajemene science digunakan dalam kegiatan penganggaran moal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya. Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan.Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut :1. Perumusan masalah2. Penyusunan suatu model matematis3. Mendapatkan penyelesaian dari model4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model. 5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil. 6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.

PENDEKATAN SISTEMSistem adalah keseluruhan atau kesatuan yang terdiri darikomponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain yang dengan proses tertentu dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu sistem terdiri dari elemen-elemen yang berhubungan dan bergantung satu dengan yang lain; tetapi bila berbagai elemen tersebut berinteraksi maka akan membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh. Dengan demikian sistem adalah kesatuan fungsional dari komponen-komponen atau unsur-unsur atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain, yang dengan melalui suatu proses tertentu dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu.Sedangkan setiap komponen itu sendiri dapt juga merupakan kesatuan dari komponen-komponen yang lebih kecil atau biasa disebut sub sistem.Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Sehingga menurut definisi hampir semua fenomena dapat dianalisis dan disajikan dari sudut pandangan sistem. Beberapa istilah penting yang digunakan dalam pendekatan ini adalah :1. Subsistem adalah bagian dari sistem (atau bagian-bagian yang membentuk keseluruhan sistem). Sistem itu sendiri bias merupakan subsistem dari sistem yang lebih luas atau lebih besar.2. Sinergi artinya bahwa nilaiatau hasil keseluruhan lebih besar dari penjumlahan masing-masing bagian atau kompenen.3. Sistem terbuka dan tertutup. Suatu sistem dikatakan terbuka apabila sistem itu berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungannya. Suatu sistem dikatakan tertutup apabila sistem itu tidak berinteraksi dengan lingkungannya. Pada dasarnya setiap organisasi merupakan sistem terbuka akan tetapi tingkat keterbukaanya berbeda satu dengan yang lain.4. Batas sistem. Setiap sistem mempunyai batas yang memisahkan sistem tersebut dengan lingkungan. Pada sistem tertutup batas ini kaku, sedangkan pada sistem terbuka batas ini lebih luwes.5. Arus atau aliran (flow). Perubahan seluruh masukan (input) yang berasal dari lingkungan melalui suatu proses (konversi) untuk menghasilkan keluaran (output).6. Umpan balik. Umpan balik merupakan kunci untuk pengendalian sistem. Dengan adanya umpan balik terhadap sistem maka dapat dilakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tersebut.Dalam pendekatan sistem, organisasi dipandang sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Teori organisasi dan manajemen klasik memandang organisasi sebagai sistem tertutup (closed system). Pendekatan sistem tertutup menekankan pada variabel internal yang steril dari keterpengaruhan lingkungan eksternal (external environment).Teori organisasi dan manajemen modern memandang organisasi sebagai sistem terbuka (open system). Organisasi bukanlah sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka, yang apabila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, harus menyesuikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Organisasi dan lingkungannya adalah saling tergantung, masing-masing tergantung pada yang lain sebagai sumber. Jadi, dalam pendekatan sistem terbuka ini manajer/manajemen diajak untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Manajemen harus melihat organisasi bukan sebagai bagian yang terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu sistem yang menyeluruh dan merupakan bagian dari suatu sistem yang lebih besar, yaitu lingkungan eksternal.Organisasi pada masa sekarang berkembang secara cepat mengikuti perkembangan bidang kehidupan manusia lainnya. Perkembangan organisasi modern tidaklah mungkin hanya berdasarkan pada faktor-faktor internalnya saja seperti faktor tujuan atau sasaran, departemenisasi atau pembagian kerja, spesialisasi, profesionalisasi, ataupun masalah-masalah strukturnya yang lebih banyak menyangkut pada asas-asas pengorganisasiannya. Faktor-faktor lain seperti harapan, hubungan antar persona, bahkan faktor lingkungan baik dari situasi ekonomi, politik, maupuan tingkat kemajuan sosial atau masyarakatnya pun secara serentak ikut berpengaruh pada perkembangan organisasi (Stogdill, 1971: 44). Organisasi adalah himpunan orang, masing-masing dengan kebutuhan dan kepentingannya sendiri, yang berinteraksi untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu dan bekerja ditengah-tengah sumber daya serta kendala-kendala yang terdapat dalam lingkungannya (Bryant dan White, 1989:55). Organisasi bukanlah badan yang terpencil sendiri. Organisasi hidup berdampingan dengan banyak lembaga,kelompok, dan tradisi lain dalam masyarakat. Organisasi merupakan bagian suatu sistem yang lebih luas yang mencakup semua ciri kemasyarakatan yang mempengaruhinya. Sistem inilah yang merupakan lingkungan suatu organisasi. Sehingga analisis keorganisasian makin menekankan pengaruh lingkungan terhadap cara-cara organisasi menjalankan fungsinya, dan terhadap jenis-jenis kebijakan yang berkembang (Katz dan Kahn, 1978). Lingkungan menjadi penting untuk sebuah organisasi karena dua hal. Pertama, lingkungan dapat menyediakan sumber daya, misalnya berupa dukungan finansial, dukungan politik, teknologi dan lain-lain. Kedua, lingkungan membatasi dan menjadi kendala bagi organisasi, misalnya adanya kelompok-kelompok yang menentang tindakan-tindakan organisasi atau ikut bersaing memperebutkan sumber daya. Dengan demikian suatu organisasi perlu menghimpun sebanyak mungkin sumber daya dan perlu melindungi diri terhadap tindakan-tindakan serta ancaman pihak lain.

PENDEKATAN SITUASIONALPendekatan situasional (contingency approach) muncul karena ketidakpuasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan untuk memasuki berbagai variabel lingkungan kedalam teori dan praktek manajeman. Pendekatan ini dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendakatan ini, tugas seorang manajer adalah mengidentifikasi teknik mana yang akan digunakan dalam situasi dan waktu tertentu dalam mencapai tujuan. Jadi dalampendekatan ini, teknik yang dianggap paling tepat untuk mengatasi masalah manajemen adalah bergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.Pendekatan situasional secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu hubungan fungsional jika-maka (if-then). Jika adalah variabel-variabel lingkungan, biasanya merupakan variabel bebas, dan maka adalah berbagai konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya, biasanya merupakan variabel tergantung. Namun dapat pula terjadi dalam beberapa kasus variabel manajemen sebagai variabel bebas dan variabel lingkungan sebagai variabel tergantung. Untuk memperjelas pendekatan situasional ini Sukanto Reksohadiprodjo (1988:108) memberi contoh situasi sebagai berikut:Jikanilai-nilai sosial yang dianut para karyawan tidak materialistik, mereka merupakan karyawan profesional dalam operasi berteknologi tinggi,makagaya kepemimpinan partisipatif dan terbuka paling efektif untuk pencapaian tujuan. Sebaliknya,jikanilai-nilai sosial yang dianut adalah materialistik dan para karyawan organisasi merupakan personalia yang berketrampilan rendah dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rutin,makagaya kepemimpinan otokratis dan ketat adalah paling efektif.Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig memberi contoh seperti dikemukakan oleh Sutarto (1987:313) sebagai berikut:Jikalingkungan relatif stabil dan pasti, tujuan terumus dengan jelas dan abadi, teknologi relatif seragam dan stabil, kegiatan-kegiatan rutin dan produktivitas adalah tujuan utama, pembuatan keputusan dapat diprogramkan dan proses koordinasi serta kontrol cenderung untuk membuat struktur yang ketat, dan sistemnya berjenjang,makabentuk organisasi yang lebih tepat adalah bentuk organisasi stable-mechanistic. Sebaliknya,jikalingkungan relatif tidak pasti dan bergolak, tujuan bermacam-macam dan berubah, teknologi kompleks dan dinamis, banyak kegiatan tidak rutin sehingga kreativitas dan peranan adalah penting, proses pembuatan keputusan yang heuristic dipakai dan koordinasi serta kontrol terjadi melalui penyesuaian diri secara timbal balik, sistemnya kurang berjenjang dan timbal balik,makabentuk organisasi yang lebih tepat adalah organisasi adaptive-organic.

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMENKetiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang berkembang terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen. Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi yaitu:1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan manajenlen tertentu.Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis merupakan penciptaan pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk.Adanya inovasi yang terus menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual dan interaksi dalam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru.

BAB IIIPENUTUP

A. SimpulanPerkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif.Perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun perilaku organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen yang mefokuskan diri pada pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis.Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang dihadapai.B. SaranBerdasarkan materi makalah pengantar Manajemen di atas, maka ada empat unsur pokok yang kami sarankan agar pembaca memeperhatikan, pembahasan tersebut. Karena keempat unsur inilah, merupakan induk sejarah sehingga terbentuklah ilmu tentang manajemen.

DAFTAR PUSTAKAAmirullah, Haris Budoyono 2004.Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005.Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada Media Group.Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009.Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.Pidarta Made DR. 1988.Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.

1