makalah perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman sekutu dan belanda

50
Sejarah Indonesia Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu dan Belanda Disusun oleh: Nama Kelompok: Septia Ulandari Novi Lestari Sefti Ratna Sari Rahmi Yuzilva Suharno Indra Myrdianto Risky Ramadani Guru Pembimbing : Nuraisyah, S.Pd

Upload: wahyu-sugito

Post on 26-Dec-2015

2.250 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

Sejarah IndonesiaPerjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu dan Belanda

Disusun oleh:Nama Kelompok:

Septia Ulandari Novi Lestari Sefti Ratna Sari Rahmi Yuzilva Suharno Indra Myrdianto Risky Ramadani

Guru Pembimbing : Nuraisyah, S.Pd

SMK MUHAMMADIYAH PAGAR ALAM

Page 2: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

Tahun Ajaran 2014/2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt Yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat, hidayah, dan inayah Allah swt, kami

dapat menyelesikan makalah “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia”

ini sebagaimana tugas yang telah diberikan.

Pada kesempatan ini tidak lupa kami sampailan ucapan terima kasih kepada

Ibu Nuraisyah,S.Pd. selaku guru mata pelajaran sejarah, yang senantiasa

membimbing dan menyumbangkan ilmunya kepada kami. Tak lupa juga kami

ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan juga semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan tugas ini.

Penyusun juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan

saran atas penulisan makalah ini selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Pagaralam, September 2014

                                                       

Penyusun

Page 3: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Tujuan....................................................................................................2

1.3 Manfaat..................................................................................................2

1.4 Rumusan Masalah..................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Penyebab Konflik Indonesia dan Belanda pasca kemerdekaan ...........4

2.2. Perjuangan perlawanan bangsa Indonesia di daerah-daerah. ...............7

2.3.Perjuangan Diplomasi Indonesia..........................................................14

2.4    Faktor yang memaksa Belanda Keluar dari Indonesia.......................25

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................27

3.2 Saran-Saran..........................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum memperoleh kemedekaan, bangsa Indonesia terlebih dahulu

memproklamasikan kemerdekaannya yang dikenal dengan “Proklamasi

Kemerdekaan”. Proses ini berawal dari terdengarnya berita kekalahan Jepang dari

pihak sekutu, seketika juga kelompok pemuda mendesak Soekarno-Hatta untuk

segera memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Akan tetapi dengan

alasan menunggu janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan Indonesia, Soekarno-

Hatta tidak dengan segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hal inilah

yang mendorong para pemuda melakukan aksi penculikan terhadap Soekarno-Hatta

ke Rengasdengklok yang akhirnya dikenal dengan “Peristiwa Rengasdengklok”.

Atas nama bangsa Indonesia Proklamasi Kemerdekaan telah dikumandangkan oleh

Bung Karno didampingi oleh Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Satu

langkah maju sudah ada pada genggaman bangsa Indonesia melalui Proklamasi

kemerdekaan tersebut. Sebagai negara yang baru memproklamasikan kemerdekaan,

Indonesia mendapat simpati dari bangsa-bangsa di dunia. Hal ini tampak dari adanya

pengakuan negara lain terhadap Proklamasi 17 Agustus 1945. Sebagai sebuah negara

merdeka, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar

(UUD 1945) dan pemilihan Presiden yaitu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai

Wakil Presiden. Kemerdekaan Indonesia sudah diproklamasikan tanggal 17

Agustus 1945. Meskipun demikian, Belanda tidak mengakui kemerdekaan itu

dan terus berusaha untuk menjajah Indonesia kembali. Setelah kedatangan sekutu ke

Indonesia dalam rangka mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang, ternyata

diikuti oleh Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia, maka rakyat Indonesia

di berbagai daerah mengangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan. Bangsa

Indonesia berjuang dengan gigih untuk mempertahankan kemerdekaan.Ada dua

Page 5: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan, yaitu perjuangan fisik dan

perjuangan diplomasi. Perjuangan fisik dilakukan dengan cara bertempur melawan

musuh.  Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari

negara-negara lain dan lewat perundingan-perundingan.  Kemerdekaan Indonesia

tentu merupakan sebuah bencana bagi negara yang telah menjajah Indonesia.. Maka,

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah akhir

perjuangan bangsa Indonesia. Akan tetapi, ia adalah awal perjuangan baru bangsa ini

dalam membangun sebuah tatanan berbangsa dan bernegara. Sebuah negara berdiri

bukan hanya berdasarkan wilayah, namun juga membutuhkan perangkat

pemerintahan, dan yang terpenting adalah pengakuan kedaulatan dari negara lain.

Karena pada hakikatnya (seperti halnya manusia sebagai makhluk sosial), dalam

kehidupan bernegara juga membutuhkan negara lain agar bangsa dan negara ini dapat

bergaul dan tidak terkucilkan dalam hubungan internasional.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :

  Mengidentifikasi konflik yang terjadi antara Indonesia dan Belanda pasca

kemerdekaan indonesia.

  Untuk mendeskripsikan perjuangan rakyat dan pemerintah di berbagai daerah;

  Untuk mengetahui perjuangan-perjuangan diplomasi yang dilakukan oleh Bangsa

Indonesia demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

  Mengidentifikasi faktor-faktor yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia.

1.3 Manfaat

1. Pembaca dapat memahami penyebab terjadinya konflik antara belanda dan

indonesia setelah kemerdekaan di proklamasikan

2. Untuk mengetahui pertempuran- pertempuran yang terjadi di daerah – daerah

demi mempertahankan kemerdekaan

Page 6: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

3. Pembaca dapat mengetahui perjuangan-perjuangan diplomasi Bangsa

Indonesia demi mempertahankan kemerdekaannya.

4. Pembaca mengetahui faktor yang menyebabkan Belanda keluar dari Indonesia

1.4 Rumusan Masalah

1. Apa yang menyebabkan terjadinya Konflik Indonesia dan Belanda pasca

kemerdekaan?

2. Bagaimana Perjuangan perlawanan bangsa Indonesia di daerah-daerah dalam

mempertahankan Kemerdekaan ?

3. Bagaimana Perjuangan Diplomasi Indonesia dalam mempertahankan

Kemerdekaan?

4. Apakah faktor memaksa Belanda keluar dari Indonesia?

Page 7: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penyebab Konflik Indonesia dan Belanda pasca kemerdekaan

Sebagaimana kita ketahui kemerdekaan bangsa Indonesia di kumandangkan

pada tanggal 17 Agustus 1845, sehari kemudian setelah itu tepatnya tanggal 18

agustus 1945 di tetapkan UUD ( UUD 1945 ) sebagai konstitusi negara RI dan di

pilihnya Soekarno sebagai  Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil

Presiden.Perjuangan bangsa indonesia selanjutnya semakin berat karena harus

mempertahankan kemerdekaannya.

Adapun faktor penyebab konflik Indonesia dan Belanda antara lain :

1.      Kedatangan Tentara Sekutu Yang Di Boncengi Oleh NICA.

Semenjak Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14

Agustus 1945 maka secara hukum jepang tidak lagi berkuasa di Indonesia. Hal ini

mengakibatkan Indonesia berada dalam keadaan Vacum Of Power (tidak ada seorang

pemerintah yang berkuasa) maka pada waktu itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh

bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Pada tanggal 10

September 1945 Panglima Bala Tentara Kerajaan Jepang di Jawa mengumumkan

bahwa pemerintahan akan diserahkan pada Sekutu bukan pada pihak Indonesia. Dan

pada tanggal 14 September perwirwa Sekutu datang ke Jakarta untuk mempelajari

dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu.

Pada tanggal 29 September 1945 akhirnya Sekutu mendarat di Indonesia yang

bertugas melucuti tentara Jepang. Semula rakyat Indonesia menyambut dengan

senang hati kedatangan Sekutu, karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan

tetapi, setelah diketahui bahwa Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di

bawah pimpinan Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya, sikap rakyat

Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. NICA adalah organisasi yang didirkan

orang-orang Belanda yang melarikan diri ke Australia setelah Belanda menyerah

Page 8: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

pada Jepang. Organisasi ini semula didirikan dan berpusat di Australia. Keadaan

bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali KNIL setelah dilepas oleh

Sekutu dari tawanan Jepang. Adanya keinginan Belanda berkuasa di Indonesia

menimbulkan pertentangan, bahkan diman-mana terjadi pertempuran melawan NICA

dan Sekutu.

Tugas yang diemban oleh Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied

Forces Netherlands East Indies (AFNEI) di bawah Letnan Sir Philip Christinson.

Mereka memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Adapun

tugas AFNEI di Indonesia adalah sebagai berikut :

1.      Menerima penyerahan dari tangan Jepang.

2.      Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.

3.      Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan.

4.      Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan

kepada pemerintahan sipil.

5.      Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di depan

pengadilan.

Kedatangan pasukan Sekutu pada mulanya disambut dengan sikap netral oleh

pihak Indonesia. Namun, setelah diketahui bahwa Sekutu membawa

NICA(Netherland Indies Civil Administration) sikap masyarakat berubah menjadi

curiga karena NICA adalah pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda yang

dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan sipil di Indonesia. Para pemuda

memberikan sambutan tembakan selamat datang. Situasi keamanan menjadi semakin

buruk sejak NICA mempersenjatai kembali tentara KNIL yang baru dilepaskan dari

tawanan Jepang.

Melihat kondisi yang kurang menguntungkan, Panglima AFNEI menyatakan

pengakuan sedara de facto atas Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945.

Sejak saat itu, pasukan AFNEI diterima dengan tangan terbuka oleh pejabat-pejabat

RI di daerah-daerah untuk membantu memperlancar tugas-tugas AFNEI.

Page 9: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

Namun dalam kenyataannya di daerah-daerah yang didatangi Sekutu selalu terjadi

insiden dan pertempuran dengan pihak RI. Hal itu disebabkan pasukan Sekutu tidak

bersungguh-sungguh menghormati kedaulatan RI. Sebaliknya pihak Sekutu yang

merasa kewalahan, menuduh pemerintah RI tidak mampu menegakkan keamanan dan

ketertiban sehingga terorisme merajalela. Pihak Belanda yang bertujuan menegakkan

kembali kekuasaannya di Indonesia berupaya memanfaatkan situasi ini dengan

memberi dukungan kepada pihak Sekutu. Panglima Angkatan Perang Belanda,

Laksamana Helfrich, memerintahkan pasukannya untuk membantu pasukan Sekutu.

Kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi NICA menyebabkan terjadinya konflik

dan pertempuran di berbagai daerah. Keinginan Belanda untuk kembali menjajah

Indonesia berhadapan dengan rakyat Indonesia yang mempertahankan

kemerdekaannya. Oleh karena itu, terjadi pertempuran di berbagai daerah di

Indonesia. Konflik antara Indonesia-Belanda ini akhirnya melibatkan peran dunia

internasional untuk menyelesaikannya.

2.    Kedatangan NICA ( Belanda ) Berupaya Untuk Menegakkan Kembali

Kekuasaannya Di Indonesia .

NICA berusaha mempersenjatai kembali KNIL (Koninklijk Nerderlands

Indisch Leger, yaitu Tentara Kerajaan Belanda yang ditempatkan di Indonesia).

Orang-orang NICA dan KNIL di Jakarta, Surabaya dan Bandung mengadakan

provokasi sehingga memancing kerusuhan. Sebagai pimpinan AFNEI, Christison

menyadari bahwa untuk kelancaran tugasnya diperlukan bantuan dari Pemerintah

Republik Indonesia. Oleh karena itu diadakanlah perundingan dengan pemerintah RI.

Christison mengakui pemerintahan de facto Republik Indonesia pada tanggal 1

Oktober 1945. la tidak akan mencampuri persoalan yang menyangkut status

kenegaraaan Indonesia. Dalam kenyataannya pasukan Sekutu sering membuat hura-

hara dan tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Gerombolan NICA sering

melakukan teror terhadap pemimpin-pemimpin kita. Dengan demikian bangsa

Indonesia mengetahui bahwa kedatangan Belanda yang membonceng AFNEI adalah

Page 10: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

untuk menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia. Oleh karena itu bangsa kita

berjuang dengan cara-cara diplomasi maupun kekuatan senjata untuk melawan

Belanda yang akan menjajah kembali. Konflik antara Indonesia dengan Belanda ini

akhirnya melibatkan peran dunia intemasional untuk menyelesaikannya.

2.2. Perjuangan perlawanan bangsa Indonesia di daerah-daerah.

Kehadiran pasukan Sekutu yang membawa orang-orang NICA pada tanggal

29 September 1945 sangat mencemaskan rakyat dan pemerintah RI. Keadaan ini

semakin memanas ketika NICA mempersenjatai kembali bekas KNIL yang baru

dilepaskan dari tahanan Jepang. Para pejabat Republik Indonesia yang menerima

kedatangan pasukan ini karena menghormati tugas. Mereka menjadi sasaran teror dan

percobaan pembunuhan. Oleh karena itu sikap pasukan Sekutu yang tidak

menghormati kedaulatan negara dan bangsa Indonesia ini dihadapi dengan kekuatan

senjata, oleh rakyat dan pemerintah. Di beberapa daerah muncul perjuangan untuk

mempertahankan kemerdekaan sebagai berikut.

1. Pertempuran 10 November di Surabaya

Pertempuran di Surabaya diawali dengan pendaratan pasukan Sekutu dibawah

pimpinan Brigjen A.W.S. Mallaby pada tanggal 25 Oktober 1945. Pada tanggal 27

Oktober, mereka menyerbu penjara dan membebaskan perwira-perwira Sekutu yang

sebelumnya ditawan oleh pejuang-pejuang republik. Pembebasan tanpa izin

pemerintah RI telah menimbulkan kemarahan rakyat setempat, sehingga mereka

secara serentak mengadakan serangan terhadap Sekutu.

         Dalam suatu pertempuran, Mallaby terbunuh. Hal ini menimbulkan kemarahan

Sekutu, sehingga komandan pasukan Sekutu di Jawa Timur, Mayjend R. Mansergh

mengeluarkan ultimatum. Ultimatum tersebut berisi :

a.       semua pemimpin Indonesia termasuk pemimpin pergerakan, pemuda, polisi, dan

petugas radio harus melapor kepada Inggris dalam batas waktu sampai pukul

18.00 pada tanggal 9 November 1945;

Page 11: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

b.      mereka harus berbaris satu-persatu dengan membawa senjata yang dimilikinya;

c.      setelah meletakkan senjata, mereka harus berjalan dengan tangan di atas kepala

menuju pos yang telah ditentukan;

d.      jika ultimatum ini tidak ditaati, Inggris akan menghancurkan seluruh kota

Surabaya.

         Ultimatum tersebut tidak digubris oleh rakyat Surabaya yang didukung juga oleh

gubernurnya R. Soerjo. Semangat untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan telah

mendorong rakyat rela berkorban. Bung Tomo salah seorang pimpinan para pejuang selalu

membangkitkan semangat perjuangan melalui radio agar rakyat Surabaya tidak

menghiraukan ultimatum Inggris. Akhirnya, pasukan Inggris dan Belanda menggempur

Surabaya dari segala jurusan dengan persenjatan berat dan lengkap pada tanggal 10

November 1945. Penduduk Surabaya bertempur mati-matian sehingga banyak korban yang

tewas. Pertempuran di Surabaya bagi pasukan Inggris sendiri merupakan perang terbesar

yang dialaminya setelah Perang Dunia II, sehingga mereka menyebutnya “neraka”.

Peristiwa tanggal 10 November tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

2. Bandung Lautan Api (23 Maret 1946)

Pada bulan Oktober 1945, Tentara Republik Indonesia (TRI) dan pemuda serta rakyat

sedang berjuang melawan tentara Jepang untuk merebut senjata dari tangan Jepang. Pada

saat itu, pasukan AFNEI sudah memasuki kota Bandung. Pasukan AFNEI menuntut

pasukan Indonesia untuk menyerahkan senjata. Disamping itu, TRI harus mengosongkan

kotra Bandung bagian utara paling lambat tanggal 29 Oktober 1945.

Tuntutan dari AFNEI tersebut tidak diindahkan oleh TRI maupun rakyat Bandung.

Dipimpin oleh Arudji Kartawinata, TRI dan pemuda Bandung melakukan serangan

terhadap kedudukan AFNEI. Pertempuran itu berlanjut hingga memasuki tahun 1946. Pada

tanggal 23 maret 1946, AFNEI kembali mengeluarkan ultimatum supaya TRI

meninggalkan kota Bandung. Ultimatum itu diperkuat dengan adanya perintah dari

pemerintah pusat Jakarta supaya TRI meninggalkan Bandung.

Page 12: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

Pemerintah dari pusat tersebut memang bertentangan dengan instruksi dari markas TRI di

Yogyakarta. Sebelum meninggalkan Bandung, TRI mengadakan perlawanan dengan cara

membumihanguskan kota Bandung bagian selatan. Tindakan itu membawa akibat fatal bagi

pasukan AFNEI, karena mengalami kesulitan akomodasi dan logistik di kota Bandung.

Tindakan membumihanguskan kota dikenal dengan Bandung Lautan Api.

3. Peristiwa Palagan Ambarawa (21 November – 15 Desember 1945)

Pertempuran di Ambarawa terjadi pada tanggal 21 November 1945 dan berakhir

tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR dan laskar pemuda melawan pasukan

Inggris. Peristiwa tersebut dilatar-belakangi sebuah insiden di Magelang sesudah

mendaratnya Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 di Semarang. Pihak RI

memperkenankan mereka untuk mengurus tawanan perang yang berada di penjara

Ambarawa dan Magelang. Tetapi kedatangan pasukan Inggris ternyata diikuti oleh pasukan

NICA yang kemudian mempersenjati para bekas tawanan perang Jepang tersebut. Maka

pecahlah pertempuran di Ambarawa-Magelang

Pada waktu itu, TKR dibawah pimpinan Panglima Divisi V Banyumas, Kolonel

Soedirman dan berhasil memukul mundur Sekutu sampai ke Semarang pada tanggal

15 Desember 1945. Kemenangan di Ambarawa itu mempunyai arti yang sangat

penting karena letaknya yang strategis. Apabila musuh menguasai Ambarawa,

mereka bisa mengancam tiga kota utama di Jawa Tengah, yaitu Surakarta (Solo),

Magelang, dan terutama Yogyakarta yang merupakan tempat kedudukan markas

tertinggi TKR. Pertempuran di Ambarawa tersebut terkenal dengan sebutan “Palagan

Ambarawa”, dan sampai sekarang selalu diperingati sebagai “Hari Infanteri” oleh

TNI-AD.

4. Pertempuran Medan Area (10 Desember 1945)

Berita Proklamasi Kemerdekaan baru sampai di Medan pada tanggal 27

Agustus 1945. Hal ini disebabkan sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari tentara

Jepang. Berita tersebut dibawa oleh Mr. Teuku M. Hassan yang diangkat menjadi

Gubernur Sumatra. Ia ditugaskan oleh pemerintah untuk menegakkan kedaulatan

Page 13: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

Republik Indonesia di Sumatera dengan membentuk Komite Nasional Indonesia di

wilayah itu. Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu mendarat di Sumatera

Utara di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly. Serdadu Belanda dan NICA

ikut membonceng pasukan ini yang dipersiapkan mengambil alih pemerintahan.

Pasukan Sekutu membebaskan para tawanan atas persetujuan Gubernur Teuku M.

Hassan. Para bekas tawanan ini bersikap congkak sehingga menyebabkan terjadinya

insiden di beberapa tempat. Achmad Tahir, seorang bekas perwira tentara Sukarela

memelopori terbentuknya TKR Sumatra Tirnur. Pada tanggal l0 Oktober 1945. Di

samping TKR, di Sumatera Timur terbentuk Badan-badan perjuangan dan laskar-

laskar partai. Pada tanggal 18 Oktober 1945 Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly

memberikan ultimatum kepada pemuda Medan agar menyerahkan senjatanya. Aksi-

aksi teror mulai dilakukan oleh Sekutu dan NICA. Pada tanggal 1 Desember 1945

Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di

berbagai sudut pinggiran kota Medan. Bagaimana sikap para pemuda kita? Mereka

dengan gigih membalas setiap aksi yang dilakukan pihak Inggris dan NICA. Pada

tanggal 10 Desember 1945 pasukan Sekutu melancarkan serangan militer secara

besar-besaran dengan menggunakan pesawat-pesawat tempur. Pada bulan April 1946

pasukan Inggris berhasil mendesak pemerintah RI ke luar Medan. Gubernur, Markas

Divisi TKR, Walikota RI pindah ke Pematang Siantar. Walaupun belum berhasil

menghalau pasukan Sekutu, rakyat Medan terus berjuang dengan membentuk Laskar

Rakyat Medan Area.

Selain di daerah Medan, di daerah-daerah sekitarnya juga terjadi perlawanan rakyat

terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda. Di Padang dan Bukittinggi pertempuran

berlangsung sejak bulan November 1945. Sementara itu dalam waktu yang sama di

Aceh terjadi pertempuran melawan Sekutu. Dalam pertempuran ini Sekutu

memanfaatkan pasukan-pasukan Jepang untuk menghadapi perlawanan rakyat

sehingga pecah pertempuran yang dikenal dengan peristiwa Krueng Panjol Bireuen.

Pertempuran di sekitar Langsa/Kuala Simpang Aceh semakin sengit ketika pihak

Page 14: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

rakyat dipimpin langsung oleh Residen Teuku Nyak Arif. Dalam pertempuran ini

pejuang kita berhasil mengusir Jepang. Dengan demikian di seluruh Sumatera rakyat

bersama pemerintah membela dan mempertahankan kemerdekaan.

5. Peristiwa Merah Putih di Manado (14 Februari 1946)

Peristiwa Merah Putih di Manado terjadi tanggal 14 Pebruari 1946. Para

pemuda tergabung dalam pasukan KNIL (Koninklijk Nederlands Indische Leger).

Kompeni VII bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan

kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon dan Minahasa. Sekitar 600 orang

pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan. Pada tanggal 16 Pebruari 1946 mereka

mengeluarkan surat selebaran yang menyatakan bahwa kekuasaan di seluruh Manado

telah berada di tangan bangsa Indonesia. Untuk memperkuat kedudukan Republik

Indonesia, para pemimpin dan pemuda menyusun pasukan keamanan dengan nama

Pasukan Pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Wuisan.

Bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh pelosok Minahasa hampir selama satu

bulan, yaitu sejak tanggal 14 Pebruari 1946. Dr. Sam Ratulangi diangkat sebagai

Gubernur Sulawesi bertugas untuk memperjuangkan keamanan dan kedaulatan rakyat

Sulawesi. Ia memerintahkan pembentukan Badan Perjuangan Pusat Keselamatan

Rakyat. Dr. Sam Ratulangi membuat petisi yang ditandatangani oleh 540 pemuka

masyarakat Sulawesi. Dalam petisi itu dinyatakan bahwa seluruh rakyat Sulawesi

tidak dapat dipisahkan dari Republik Indonesia. Oleh karena petisi itu, pada tahun

1946, Dr. Sam Ratulangi ditangkap dan dibuang ke Serui (Irian Barat dan sekarang

Papua)

6. Perang Puputan Margarana di Bali (18 November 1946)

Salah satu isi perundingan Linggajati pada tanggal l0 November 1946 adalah

bahwa Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah

kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Selanjutnya Belanda harus

sudah meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949. Pada

tanggal 2 dan 3 Maret 1949 Belanda mendaratkan pasukannya kurang lebih 2000

Page 15: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

tentara di Bali, ikut pula tokoh-tokoh yang memihak Belanda. Pada waktu itu Letnan

Kolonel I Gusti Ngurah Rai Komandan Resiman Nusa Tenggara sedang pergi ke

Yogyakarta untuk mengadakan konsultasi dengan Markas tertinggi TRI. Sementara

itu perkembangan politik di pusat Pemerintahan Republik Indonesia kurang

menguntungkan akibat perundingan Linggajati di mana Bali tidak diakui sebagai

bagian wilayah Republik Indonesia. Rakyat Bali merasa kecewa terhadap isi

perundingan ini. Lebih-lebih ketika Belanda membujuk Letnan Kolonel I Gusti

Ngurah Rai diajak membentuk Negara Indonesia Timur. Ajakan tersebut ditolak

dengan tegas oleh I Gusti Ngurah Rai, bahkan dijawab dengan perlawanan bersenjata

Pada tanggal 18 November 1946 I Gusti Ngurah Rai memperoleh kemenangan dalam

penyerbuan ke tangsi NICA di Tabanan. Kemudian Belanda mengerahkan seluruh

kekuatan di Bali dan Lombok untuk menghadapi perlawanan rakyat Bali ini.

Pertempuran hebat terjadi pada tanggal 29 November 1946 di Margarana, sebelah

utara Tabanan. Karena kalah dalam persenjataan maka pasukan Ngurah Rai dapat

dikalahkan. I Gusti Ngurai Rai mengobarkan perang “Puputan” atau habis-habisan

demi membela Nusa dan Bangsa. Akhirnya I Gusti Ngurai Rai bersama anak buahnya

gugur sebagai kusuma bangsa.

7. Peristiwa Westerling di Makassar

Sebagai Gubernur Sulawesi Selatan yang diangkat tahun 1945, Dr. G.S.S.J.

Ratulangie melakukan aktivitasnya dengan membentuk Pusat Pemuda Nasional

Indonesia (PPNI). Organisasi yang bertujuan untuk menampung aspirasi pemuda ini

pernah dipimpin oleh Manai Sophian. Sementara itu pada bulan Desember 1946

Belanda mengirimkan pasukan ke Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Raymond

Westerling. Kedatangan pasukan ini untuk “membersihkan” daerah Sulawesi Selatan

dari pejuang-pejuang Republik dan menumpas perlawanan rakyat yang menentang

terhadap pembentukan Negara Indonesia Timur. Di daerah ini pula, pasukan

Australia yang diboncengi NICA mendarat kemudian membentuk pemerintahan sipil.

di Makassar karena Belanda melakukan usaha memecah belah rakyat maka tampillah

Page 16: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

pemuda-pemuda pelajar seperti A. Rivai, Paersi, dan Robert Wolter Monginsidi

melakukan perlawanan dengan merebut tempat-tempat strategis yang dikuasai NICA.

Selanjutnya untuk menggerakkan perjuangan dibentuklah Laskar Pemberontak

Indonesia Sulawesi (LAPRIS) dengan tokohtokohnya Ranggong Daeng Romo,

Makkaraeng Daeng Djarung, dan Robert Wolter Monginsidi sebagai Sekretaris

Jenderalnya. Sejak tanggal 7 – 25 Desember 1946 pasukan Westerling secara keji

membunuh beribu-ribu rakyat yang tidak berdosa. Pada tanggal 11 Desember 1946

Belanda menyatakan Sulawesi dalam keadaan perang dan hukum militer. Pada waktu

itu Raymond Westerling mengadakan aksi pembunuhan massal di desa-desa yang

mengakibatkan sekitar 40.000 orang tidak berdosa menjadi korban kebiadaban. 

8. Pertempuran Lima Hari di Semarang

Pada tanggal 15 — 20 Oktober 1945 di Semarang terjadi pertempuran hebat

antara pejuang Indonesia dengan tentara Jepang. Peristiwa ini diawali dengan adanya

desas-desus bahwa cadangan air minum di Candi, Semarang diracun oleh Jepang.

Untuk membuktikan kebenarannya, Dr. Karyadi, kepala laboratorium Pusat Rumah

Sakit Rakyat melakukan pemeriksaan. Pada saat melakukan pemeriksaan, ia ditembak

oleh Jepang sehingga gugur. Dengan gugurnya Dr. Karyadi kemarahan rakyat

khususnya pemuda tidak dapat dihindarkan dan terjadilah pertempuran yang

menimbulkan banyak korban jiwa. Untuk mengenang peristiwa itu, di Semarang

didirikan Tugu Muda. Untuk mengenang jasa Dr. Karyadi diabadikan menjadi nama

sebuah Rumah Sakit Umum di Semarang.

Selain perjuangan perjuangan di atas masih banyak lagi perjuangan yang

dilakukan para pahlawan kita demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia Seperti

pertempuran empat hari di surakarta, Perisiwa Merah Putih di Biak, pertempuran di

teluk cirebon, dll

Page 17: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

2.3.Perjuangan Diplomasi Indonesia

Selaian berjuang mempertahankan Indonesia melalui perjuangan fisik, Indonesia

juga berusaha tetap mempertahankan kemerdekaanya melalui perjuangan Diplomasi.

Diplomasi artinya perundingan/perjanjian yang dibuat untuk disepakati. Para pejuang

diplomasi Indonesia berunding dengan Belanda untuk membuat perjanjian yang akan

dilaksanakan.

 Berikut adalah berbagai perjuangan diplomasi kemerdekaan Indonesia:

1.    Perundingan Hooge Veluwe

Sebelum Perjanjian Linggajati didahului oleh perundingan di HogeVoluwe di

Negeri Belanda yang dilaksanakan pada tanggal 14-25 April 1946, berdasarkan suatu

rancangan yang disusun oleh Sjahrir, Perdana Mentri dalam Kabinet Sjahrir II.

Sebelumnya tanggal 10 Februari 1946, sewaktu Sjahrir menjabat Perdana Mentri

dalam Kabinet Sjahrir I, Van Mook telah menyampaikan kepada Sjahrir rencana

Belanda yang berisi pembentukan negara persemakmuran Indonesia, yang terdiri atas

kesatuan kesatuan yang mempunyai otonomi dari berbagai tingkat negara

persemakmuran menjadi bagian dari Kerajaan Belanda. Bentuk politik ini hanya

berlaku untuk waktu terbatas, setelah itu peserta dalam kerajaan dapat menentukan

apakah hubungannya akan dilanjutkan berdasarkan kerjasama yang bersifat sukarela.

Sementara itu pemerintah Inggris mengangkat seseorang Diplomat tinggi Sir

Archibald Clark Kerr (yang kemudian diberi gelar Lord Inverchapel), untuk bertindak

sebagai ketua dalam perundingan Indonesia – Belanda.

Segera setelah terbentuknya Kabinet Sjahrir II, Sjahrir membuat usulan-usulan

tandingan. Yang penting dalam usul itu ialah bahwa : (A) RI diakui sebagai negara

berdaulat yang meliputi daerah bekas Hindia Belanda, dan (B) antara negeri Belanda

dan RI dibentuk Federasi. Jelaslah behwa usul ini bertentangan dengan usul Van

Mook. Setelah diadakan perundingan antara Van Mook dan Sjahrir dicapai

kesepakatan :

Page 18: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

       Rancangan perstujuan diberikan bentuk sebagai Perjanjian Indonesia Internasional

dengan “Preambule”.

         Pemerintah Belanda mengakui kekuasaan de Facto Republik atas Pulau Jawa dan

Sumatra.

Pada rapat Pleno tanggal 30 Maret 1946 Van Mook menerangkan bahwa

rancangannya merupakan usahanya pribadi tanpa diberi kekuasaan oleh

pemerintahnya . Maka diputuskan bahwa Van Mook akan pergi ke Negeri Belanda,

dan cabinet mengirim satu delegasi ke Negeri Belanda yang terdiri atas Soewandi,

Soedarsono dan Pringgodigdo. Perundingan diadakan tanggal 14-25 April 1946. Pada

hari pertama perundingan sudah mencapai Deadlock, karena bentuk perjanjian

Internasional (treaty) tidak dapat diterima oleh kabinet Belanda. Perjanjian

Internasional akan berarti bahwa RI mempunyai kedudukan yang sama dengan

Belanda didunia Internasional. Padahal Belanda tetap menganggap dirinya sebagai

negara pemegang kedaulatan atas Indonesia. Perundingan di Hoge Voluwe

merupakan kegagalan, akan tetapi pengalaman yang diperoleh dari perundingan Hoge

Voluwe ternyata berguna dalam perjanjian Linggajati.

Perundingan yang berlangsung di Hooge Voluwe ini tidak membawa hasil sebab

Belanda menolak konsep hasil pertemuan Sjahrir-Van Mook-Clark Kerr di Jakarta

Pihak Belanda tidak tersedia memberikan pengakuan de’facto kedaulatan RI atas

Jawa dan Sumatera tetapi hanya jawa dan Madura serta dikurangi daerah-daerah yang

diduduki oleh Pasukan Sekutu. Dengan demikian untuk sementara waktu hubungan

Indonesia-Belanda terputus, akan tetapi Van Mook masih berupaya mengajukan usul

bagi pemerintahannya kepada pihak RI.

2.    Perundingan Linggajati

Dalam rangka kelanjutan dari perundingan-perundingan sebelumnya, pada tanggal

10 November 1946 diselenggarakan perundingan yang bertempat di Linggarjati (perbatasan

Cirebon-Kuningan). Delegasi Indonesia dipimpin oleh PM Sutan Syahrir, sedangkan

delegasi Belanda dipimpin oleh H.J. Van Mook. Meskipun perundingan berjalan sangat

Page 19: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

alot, pada tanggal 15 November 1946 dicapailah suatu persetujuan yang terdiri 17 pasal,

isinya antara lain :

a)      Belanda mengakui secara de facto wilayah RI yang meliputi Jawa, Madura, dan Sumatera

Belanda harus sudah meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1947.

b)      Indonesia dan Belanda akan membentuk Negara Indonesia Serikat (RIS) yang

salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.

c)      Pembentukan Uni Indonesia – Belanda (Commonwealth).

         Bila dianalisa, hasil Persetujuan Linggarjati jelas sangat merugikan bagi bangsa

Indonesia, sebab : Poin pertama, jelas merupakan kemunduran bagi RI karena

kemerdekaan yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 adalah untuk

seluruh wilayah dan rakyat Indonesia, akhirnya hanya meliputi sebagian saja (Jawa,

Madura, dan Sumatera). Poin kedua : apa yang dulu diidam-idamkan sebagai negara

kesatuan, ternyata hanya merupakan negara federasi. Poin ketiga : status Indonesia

tidak merdeka penuh sebab masih terikat dari Kerajaan Belanda.

         Hasil perundingan tersebut akhirnya mempunyai dampak yang sangat kuat

dengan munculnya pro dan kontra. Meskipun pemerintah menganggap bahwa

perundingan itu merupakan alat diplomasi untuk melepaskan diri secara berangsur-

angsur dari kekuasaan Belanda. Mereka yang pro kemudian tergabung dalam

golongan Sayap Kiri, sedangkan yang kontra tergabung dalam golongan Banteng

Republik. Golongan Banteng Republik tidak percaya lagi terhadap kepemimpinan

Kabinet Syahrir dan menganggap bertanggung jawab terhadap hasil perundingan

Linggarjati. Akhirnya Kabinet Syahrir jatuh dan menyerahkan mandatnya kepada

Presiden Soekarno tanggal 27 Juni 1947. Presiden Soekarno kemudian membentuk

kabinet baru yang dipimpin oleh Amir Syarifudin pada tanggal 3 Juli 1947.

         Kekacauan politik di Indonesia tersebut dimanfaatkan oleh Belanda ketika

jatuhnya Kabinet Syahrir. Belanda membentuk Negara Pasundan dengan Soerja

Kartalegawa sebagai wali negara pada tanggal 4 Mei 1947. Kemudian Negara

Kalimantan Barat dengan Kepala Negaranya Sultan Hamid II, disusul kemudian

Page 20: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

dengan negara-negara lainnya di wilayah Indonesia. Dengan demikian, pecahlah

negara kesatuan RI.

3.    Agresi Militer Belanda I, Terbentuknya KTN, dan Perundingan Renville

Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melancarkan serangan yang besar-besaran 

terhadap daerah-daerah RI. Agresi Belanda tersebut menyebebkan jatuhnya beberapa

kota penting RI. Bagi Belanda, tindakan agresinya itu dianggap sebagai aksi

polisional, yang menganggap perjuangan bangsa Indonesia menghadapi Belanda

sebagai tindakan kaum ekstrimis yang memberontak terhadap pemerintah Belanda

yang sah.

Agresi Militer Belanda I, mendapat reaksi dan kecaman yang keras dari negara-

negara di kawasan Asia dan negara-negara anggota PBB, termasuk Amerika Serikat.

Bagi Amerika Serikat, Belanda dianggap telah menyelewengkan dana bantuan

program Marshall Plan untuk menyerang Indonesia. Pada tanggal 1 Agustus 1947,

DK-PBB menyerukan kepada Belanda dan Indonesia agar mengadakan gencatan

senjata dan segera mengadakan perundingan. Pada tanggal 4 Agustus 1947, DK-PBB

mengumumkan penghentian tembak-menembak, yang mengakhiri Agresi Militer

Belanda I.

Upaya selanjutnya dari DK-PBB adalah membentuk Komisi Jasa Baik (Goodwill

Commission)yang dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN) yang beranggotakan

Australia (diwakili Richard Kirby), Belgia (diwakili Paul van Zeeland) dan Amerika

Serikat (diwakili oleh Dr. Frank B. Graham). Setelah tiba di Jakarta, wakil-wakil KTN

mengadakan penelitian tentang keadaan di Indonesia dengan pendekatan kepada kedua

belah pihak yang bertikai. Kemudian KTN mengusulkan agar perundingan

diselenggarakan di atas kapal milik AS, yaitu kapal AL USS Renville yang sedang

berlabuh di Teluk Jakarta. Perundingan dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 1947.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh PM Amir Syarifudin, sedangkan delegasi

Belanda dipimpin oleh R. Abdoel Kadir Widjojoatmodjo (seorang Indonesia yang pro

Belanda).

Page 21: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

Meskipun perundingan berjalan alot, KTN berhasil mengusulkan usul politik untuk

dipilih kedua belah pihak yaitu :

a)     kemerdekaan bagi bangsa Indonesia

b)    kerja sama Indonesia-Belanda

c)     dibentuknya suatu negara federasi

d)    dibentuknya suatu Uni Indonesia-Serikat dan bagian lain

         Akhirnya perundingan di kapal Renville berhasil ditandatangani oleh semua

pihak pada tanggal 17 Januari 1948. Persetujuan tersebut antara lain berisi :

a)      Persetujuan gencatan senjata

b)      5 pokok prinsip tambahan untuk perundingan guna memperlancar penyelesaian

politik, antara lain :

1)      Belanda tetap memegang kedaulatan atas seluruh wilayah Indonesia, sampai

kedaulatan diserahkan kepada RIS yang segera akan dibentuk.

2)      Sebelum RIS dibentuk, Belanda dapat mengerahkan sebagian dari kekuasaannya

pada suatu pemerintahan federal sementara.

3)      RIS sebagai negara merdeka dan berdaulat, sederajat dengan Kerajaan Belanda

dalam Uni Indonesia-Belanda. Namun Raja Belanda bertindak sebagai Kepala

Uni.

4)      RI merupakan bagian dari RIS.

5)      Akan diadakan plebisit di wilayah Jawa, Madura, dan Sumatera untuk

menentukan masuk RI atau RIS (di daerah-daerah RI yang diduduki Belanda hasil

Agresi I).

 Hasil perundingan Renville jelas telah merugikan Indonesia. Hal tersebut

menimbulkan pro dan kontra di kalangan politisi nasional maupun pejuang pergerakan.

Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, wilayah Indonesia menjadi semakin sempit,

dan kedudukannya semakin terdesak karena RI harus mengakui daerah RI yang yang

diduduki Belanda hasil dari agresinya. Melaksanakan Perjanjian Renville, berarti harus

Page 22: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

melaksanakan “garis demarkasi Van Mook”. Ini berarti, daerah-daerah   di    Jawa

Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur harus ada daerah-daerah yang

“dikosongkan”.Dari Jawa Barat, pasukan Divisi Siliwangi harus hijrah ke Jawa

Tengah, demikian pula tentara dari Divisi Damarwulan dari Jawa Timur harus ditarik

ke wilayah RI. Perintah ini jelas menimbulkan reaksi yang sangat keras dari kalangan

TNI dan para pejuang. Bahkan Letjen Oerip Soemohardjo mengundurkan diri dari

jabatannya karena tidak dapat menerima keputusan pemerintah untuk meninggalkan

kantong-kantong gerilya.

Akhirnya Kabinet Amir Syarifudin jatuh karena tidak mendapat dukungan dari

rakyat, apalagi setelah keluarnya Masyumi dan PNI dari kabinet. Pada tanggal 29

Januari 1948, Presiden Soekarno membentuk kabinet baru dengan perdana

menterinya, Drs. Moh. Hatta. Kondisi politik di Indonesia semakin rumit. Pemerintah

harus menghadapi berbagai tantangan yang berat. Di satu pihak harus menghadapi

kelicikan Belanda, di pihak lain harus menghadapi perpecahan di kalangan politisi

dan pejuang sendiri. Dan pada waktu bersamaan harus menghadapi pemberontakan

yang dilakukan PKI di Madiun. 

4.    Agresi Militer Belanda II

Agresi militer II Belanda terjadi pada 19 Desember 1948. Agresi militer itu

diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta

penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir, dan beberapa tokoh lainnya.

Jatuhnya ibu kota negara itu juga menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat

Republik Indonesia di Sumatera, yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranega.Seiring

dengan penyerangan terhadap bandar udara Maguwo Yogyakarta hari itu, Belanda

menyatakan tidak lagi terikat dengan Perjanjian Renville.

Penyerangan terhadap Yogyakarta diawali dengan pemboman atas lapangan terbang

Maguwo. Pada pukul 05.45 pagi itu, lapangan terbang Maguwo dihujani bom dan

tembakan mitraliur oleh 5 pesawat Mustang dan 9 pesawat Kittyhawk. Pertahanan

TNI di Maguwo hanya terdiri dari 150 orang pasukan, dengan persenjataan sangat

Page 23: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

minim. Akibatnya, dalam waktu singkat bandara Maguwo jatuh ke tangan pasukan

Belanda. Sebanyak 128 tentara Indonesia tewas, sedangkan di pihak Belanda tidak

ada satu pun korban.

Beriringan dengan agresi ke Yogyakarta, pasukan Belanda juga menyerang

daerah-daerah lain di Jawa. Segera setelah mendengar berita agresi militer yang

dilakukan Belanda tersebut, Panglima Besar Soedirman pun mengeluarkan perintah

kilat yang dibacakan di radio tanggal 19 Desember 1948 pukul 08.00, dan perang

gerilya melawan Belanda pun dimulai.

Akibat agresi militer Belanda tersebut, pihak internasional melakukan tekanan

terhadap Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam akan

menghentikan bantuannya kepada Belanda. Akhirnya, dengan terpaksa, Belanda

bersedia untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik

Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem-Royen

5.     PDRI dan Serangan Umum 1 Maret 1949

Sebenarnya, sebelum para pemimpin RI ditangkap Belanda, para pemimpin

TNI dan Presiden RI sempat mengadakan sidang kilat yang menghasilkan keputusan,

di antaranya yaitu :

a)      Memberi kuasa penuh kepada Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk

Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera;

b)      Kepada Mr. Maramis, L.N. Palar, dan Dr. Soedarsono yang sedang berada di

India diberi tugas untuk membentuk Pemerintah Pelarian RI di India bila PDRI di

Bukittinggi gagal.

Selanjutnya Presiden Soekarno melalui radiogram segera memberikan

mandat kepada Menteri Kemakmuran Rakyat, Mr. Syafruddin Prawiranegara yang

pada waktu itu sedang berada di Sumatera (Bukittinggi) agar membentuk PDRI.

Dengan demikian, walaupun para pemimpin RI serta ibukota berada di tangan

Belanda, pemerintahan RI terus tetap berjalan.

Page 24: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

Terlepas dari polemik tentang siapa sebenarnya yang memiliki ide awal untuk

melakukan serangan umum tanggal 1 Maret 1949 ke Yogyakarta apakah Sri Sultan

Hamengkubuwono IX atau Letkol Soeharto, toh dalam kenyataannya TNI berhasil

menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Keberhasilan serangan ini kemudian

disiarkan melalui radio di Wonogiri ke seluruh penjuru dunia. Serangan Umum 1

Maret 1949 mempunyai arti yang sangat penting bagi perjuangan bangsa Indonesia

dalam menghadapi Belanda, yaitu :

a.       Ke dalam; secara psikologis dapat mendorong semangat perjuangan TNI dan

rakyat Indonesia yang sedang berjuang melakukan perang gerilya.

b.      Ke luar; secara politik untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa

TNI dan negara RI masih ada dan sekaligus membantah kebohongan Belanda

yang menyatakan negara RI dan TNI sudah tidak ada lagi.

6.    Perundingan Roem-Royen

Berbagai bangsa di Asia, Afrika, dan Australia mengecam tindakan Belanda

yang melakukan agresinya yang kedua ke Indonesia. Atas prakarsa Birma dan India,

pada tanggal 20-23 Januari 1949 diselenggarakan Konferensi Asia di New Delhi,

India. Dalam konferensi itu khusus membahas acara tunggal, yaitu Agresi Militer

Belanda II. Konferensi tersebut menghasilkan suatu resolusi tentang masalah RI-

Belanda, yaitu :

a)      Belanda harus mengembalikan Pemerintahan RI ke Yogyakarta;

b)     Pembentukan Pemerintahan ad-interim yang mempunyai kemerdekaan politik

luar negeri, sebelum tanggal 15 Maret 1949;

c)      Tentara Belanda harus ditarik dari seluruh wilayah RI;

d)     Penyerahan kedaulatan kepada Pemerintah Indonesia Serikat paling lambat

tanggal 1 Januari 1950.

Usaha perundingan kemudian ditempuh kembali dengan diadakannya perundingan

awal di Jakarta tanggal 14 April 1949. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh.

Roem, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. J.H. van Roijen. Perundingan

Page 25: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

tersebut di bawah pengawasan UNCI yang dipimpin oleh Merle Cochran. Melalui

perdebatan yang sengit, akhirnya dicapai persetujuan pada tanggal 7 Mei 1949 yang

dikenal dengan Persetujuan Roem-Roijen (Roem-Roijen Statement). Persetujuan

tersebut antara lain berisi :

a)      Pemerintah RI bersedia menghentikan perang gerilyanya;

b)      Pemerintah RI bersedia menjalin kerjasama untuk mengembalikan keamanan dan

ketertiban;

c)      Pemerintah Belanda menyetujui kembalinya Pemerintah RI ke Yogyakarta;

d)     Pemerintah Belanda bersedia menghentikan operasi militernya, membebaskan semua

tahanan politik serta berusaha dengan sungguh-sungguh agar KMB segera dilaksanakan

setelah pemerintah RI kembali ke Yogyakarta

7.    Konfrensi Inter-Indonesia

Konferensi Inter Indonesia merupakan konferensi yang berlangsung antara negara

Republik Indonesia dengan negara-negara boneka atau negara bagian bentukkan Belanda

yang tergabung dalam BFO (Bijenkomst Voor Federal Overslag) Konferensi Inter

Indonesia berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 19-22 Juli 1949 yang dipimpin oleh

Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta. Karena simpati dari negara-negara BFO ini maka

pemimpin-pemimpin Republik Indonesia dapat dibebaskan dan BFO jugalah yang turut

berjasa dalam terselenggaranya Konferensi Inter-Indonesia. Hal itulah yang

melatarbelakangi dilaksanaklannya Konferensi Inter-Indonesia. Soekarno menyebut

konferensi ini sebagai “trace baru” bagi arah perjuangan Indonesia.

Konferensi ini banyak didominasi perbincangan mengenai konsep dan teknis pembentukan

RIS, terutama mengenai susunan kenegaraaan berikut hak dan kewajiban antara pemerintah

pusat dengan pemerintah daerah. Hasil kesepakatan dari Konferensi Inter-Indonesia adalah:

1)      Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS)

berdasarkan demokrasi dan federalisme (serikat).

2)      RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung

Page 26: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

jawab kepada Presiden.

3)      RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik Indonesia maupun dari

kerajaan Belanda.

4)      Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional, dan Presiden RIS adalah Panglima

Tertinggi Angkatan Perang RIS.

5)     Pembentukkan angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia sendiri.

Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah RIS dengan inti dari TNI dan KNIL

serta kesatuan-kesatuan Belanda lainnya.

Sidang kedua Konferensi Inter Indonesia di selenggrakan di Jakarta pada tanggal 30 Juli

dengan keputusan: 

1)      Bendera RIS adalah Sang Merah Putih

2)      Lagu kebangsaan Indonesia Raya

3)      Bahasa resmi RIS adalah Bahsa Indonesia

4)      Presiden RIS dipilih wakil RI dan BFO. Pengisian anggota MPRS diserahkan kepada

kebijakan negara-negara bagian yang jumlahnya enam belas negara.

Kedua delegasi juga setuju untuk membentuk panitia persiapan nasional yang bertugas

mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan Konferensi Meja

Bundar.

8.    Konferensi Meja Bundar (KMB)

Konferensi Meja Bundar diikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda,

danperwakilan badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda. Berikut ini

paradelegasi yang hadir dalam KMB:

a.       Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.

b.      BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.

c.       Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.

d.      UNCI diwakili oleh Chritchley.

Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konferensi

tersebut. Berikut merupakan hasil KMB:

Page 27: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

a)      Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

b)      Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.

c)      Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah

pengakuan kedaulatan RIS.

d)     Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia

Belanda yang dikepalai Raja Belanda.

e)      Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa

korvet akan diserahkan kepada RIS.

f)       Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang

TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa

paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagi

bangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa

Indonesia,sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan

dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:

a.       Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.

b.      Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.

c.       Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.

d.      Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi

Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum

diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia masih

berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari

NKRI

2.4    Faktor yang memaksa Belanda Keluar dari Indonesia

Ketika Belanda melakukan agresi militemya yang kedua, tanggal 19

Desember 1948, Dewan Keamanan PBB merasa tersinggung karena tindakan

Page 28: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

Belanda tersebut telah melanggar persetujuan gencatan senjata yang telah diprakasai

oleh Komisi Tiga Negara (KTN). Di dalam negeri Indonesia pun Belanda tidak

memperoleh dukungan politik bahkan para pejuang melakukan gerilya maupun

serangan umum. Menghadapi kondisi yang demikian ini maka Belanda mengubah

sikapnya yakni sepakat dilakukan gencatan senjata. Penghentian tembak menembak

akan mulai berlaku di Jawa tanggal 11 Agustus 1949, dan di Sumatera pada tanggal

15 Agustus 1949. Pada masa gencatan senjata itulah berlangsung Konferensi Meja

Bundar di Den Haag pada tanggal 23 Agustus 1949. Dalam konferensi ini hasil

utamanya antara lain bahwa Belanda akan mengakui kedaulatan Republik Indonesia

Serikat pada akhir bulan Desember 1949. dengan demikian hal ini memaksa Belanda

harus keluar dari bumi Indonesia. Sebenarnya faktor-faktor apa saja yang memaksa

Belanda harus keluar dari Indonesia?

Faktor dari Dalam :

1.      Dari dalam negeri Indonesia, Belanda menyadari bahwa kekuatan militernya

tidak cukup kuat untuk memaksa RI tunduk kepadanya.

2.      Perang yang berkepanjangan mengakibatkan hancurnya perkebunan dan pabrik-

pabrik Belanda. Untuk menghindarkan hal itu Belanda harus mengubah

strateginya.

3.      Belanda tidak mendapat dukungan politik dari dalam negeri Indonesia. Ketika

membujuk Sultan Hamengkubuwono IX untuk menjadi pemimpin sebuah negara

di Jawa maka ditolaknya.

4.      Para pejuang Republik Indonesia terus melakukan perang gerilya dan serangan

umum.

Faktor dari Luar :

PBB dan Amerika Serikat mengambil sikap yang lebih tegas terhadap

Belanda. Amerika Serikat mengancam akan menghentikan bantuan pembangunan

Page 29: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

yang menjadi tumpuan perekonomian Belanda. Dengan adanya faktor-faktor di atas

maka diselenggarakanlah KMB yang bermuara diakuinya kedaulatan Republik

Indonesia Serikat pada tanggal 27 Desember 1949 sehingga memaksa Belanda keluar

dari bumi Indonesia.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 30: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

  Kedatangan pasukan Sekutu ke Indonesia yang diboncengi oleh NICA membawa

ancaman bagi keberlangsungan kemerdekaan bangsa Indonesia. Belanda ternyata

ingin menjajah kembali negara kita yang telah diproklamasikan pada tanggal 17

Agustus 1945.

  Bukti nyata keinginan Belanda untuk menguasai Indonesia kembali adalah

dilancarkannya Agresi Militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947 dan Agresi Militer

Belanda II tanggal 19 Desember 1948.

  Untuk mempertahankan kemerdekaan, para pemimpin nasional menggunakan cara

diplomasi dan perjuangan fisik. Langkah diplomasi dilakukan baik melalui forum

internasional, seperti Kegiatan diplomasi (perundingan) dengan Belanda,

misalnya Perundingan Linggarjati, Perundingan Renville, Perundingan Roem-

Royen, hingga KMB

  Perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan ditempuh leh rakyat di

berbagai pelosok Nusantara bersama dengan tentara. Beberapa contoh perjuangan

fisik tersebut antara lain Palagan Ambarawa, Bandung Lautan Api, Pertempuran

Margarana, Pertempuran Medan Area, Serangan Umum 1 Maret 1949,dll.

  Setelah perjuangan yang cukup panjang, akhirnya tanggal 27 Desember 1949

Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka sejajar

dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

3.2 Saran-Saran

Adapun dari penulisan makalah ini saya selaku penulis menyarankan kepada

generasi muda agar tetap mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan cara ikut

berpartisipasi dalam mengisi kemerdekaan Indonesia, dan mencontoh semangat para

pahlawan terdahulu, betapa sulitnya mereka meraih kemerdekaan dan

mempertahankannya hingga sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Page 31: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda

http://fitria97.wordpress.com/tugas-tugas/ips/22-2/

http://perjuangankemerdekaanindonesia.blogspot.com/

http://historimaos.blogspot.com/2010/10/lks-bab

3.html https://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/contact

file:///G:/Tugas%20Sekolah/KELAS%209/Sejarah/Internet/Pertempuran

%20Melawan%20Sekutu%20di%20Berbagai%20Daerah%20-%20Bimbie.com.htm

Page 32: Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu Dan Belanda