makalah perilak manusia efek emosi

27
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pada hakekatnya, setiap orang mempunyai emosi. Dari bangun tidur sampai waktu tidur malam hari, kita mengalami macam – macam pengalaman yang menimbulkan berbagai emosi pula. pada dasarnya emosi dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk meiliki perasaan yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya. Dari definisi tersebut jelas bahwa emosi tidak selalu jelek, yang berarti emosi dapat memberikan bumbu kepada kehidupan, tanpa emosi hidup ini kering dan gersang (Sobur, 2003). Memang, semua orang memiliki jenis perasaan yang sangat serupa, namun intensitasnya berbeda – beda. Emosi ini dapat merupakan kecenderungan yang membuat kita frustasi, tetapi juga bisa menjadi modal untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan hidup. Semua itu bergantung pada emosi mana yang kita pilih dalam reaksi kita terhadap orang lain, kejadian – kejadian dan situasi di sekitar kita (Sobur, 2003). Dengan demikian setiap orang tidak sama kualitas dan kuantitasnya terhadap suatu objek yang sama. Walaupun begitu setiap individu mengalami emosi yang serupa dalam berhadapan dengan objek yang sama. Dan 1

Upload: anisah-muallifah

Post on 06-Nov-2015

242 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

oke

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN1. 1. Latar BelakangPada hakekatnya, setiap orang mempunyai emosi. Dari bangun tidur sampai waktu tidur malam hari, kita mengalami macam macam pengalaman yang menimbulkan berbagai emosi pula. pada dasarnya emosi dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk meiliki perasaan yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya. Dari definisi tersebut jelas bahwa emosi tidak selalu jelek, yang berarti emosi dapat memberikan bumbu kepada kehidupan, tanpa emosi hidup ini kering dan gersang (Sobur, 2003).Memang, semua orang memiliki jenis perasaan yang sangat serupa, namun intensitasnya berbeda beda. Emosi ini dapat merupakan kecenderungan yang membuat kita frustasi, tetapi juga bisa menjadi modal untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan hidup. Semua itu bergantung pada emosi mana yang kita pilih dalam reaksi kita terhadap orang lain, kejadian kejadian dan situasi di sekitar kita (Sobur, 2003).Dengan demikian setiap orang tidak sama kualitas dan kuantitasnya terhadap suatu objek yang sama. Walaupun begitu setiap individu mengalami emosi yang serupa dalam berhadapan dengan objek yang sama. Dan keadaan itu berlaku pada masa perkembangan di tahun tahun permulaan (Purwanto, 1998).Afek dapat di katakan sebagai ekspresi eksternal dari isi emosional saat itu. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah,yaitu peredaran darah,denyut jantung dan pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah. Perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi, atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat) (Yumizone, 2009). 1. 2. Rumusan Masalah1.2.1 Apa definisi dari afek dan emosi ?

1.2.2 Apa saja komponen dari emosi ?

1.2.3 Bagaimana rangsangan dari emosi ?

1.2.4 Apa teori emosi ?1.2.5 Apa saja macam-macam dari emosi?

1.2.6 Apa fungsi emosi?1.2.7 Apa etiologi emosi ?1.2.8 Bagaimana perkembangan dari emosi?1.2.9 Apa saja sakit mental yang dikarenakan emosi ?

1.2.10 Bagaimana cara mengatasi emosional ?1. 3. Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pembuatan makalah mata kuliah Perilaku Manusia dengan judul Afek Emosi.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa :

a) Untuk memperluas wawasan kita tentang ilmu perilaku manusia khususnya afek emosi.

b) Untuk mengetahui definisi dan pengaruh afek emosi.

c) Untuk meningkatkan daya tangkap kita untuk memahami tentang perilaku manusia di kalangan masyarakat.d) Untuk menciptakan pemahaman yang tepat tentang penerapan pemahaman perilaku manusia khususnya afek emosi.

e) Agar bisa bermanfaat kepada semua orang khususnya bagi mahasiswa.

BAB 2PEMBAHASAN

2. 1. DefinisiPengertian emosi adalah gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam yang melibatkan hampir keseluruhan diri individu yang berfungsi untuk tercapainya suatu pemuasan atau perlindungan diri atau kesejahteraan diri pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu (Purwanto, 1998).Emosi adalah manifestasi perasaan atau afek keluar dan disertai banyak komponen fisiologik, dan biasanya berlangsung tidak lama. Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang telah melampaui batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mungkin terganggu. Sebagai contoh : ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan (Sunaryo, 2004).Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah, yaitu peredaran darah denyut jantung, dan pernafasan bisa cepat atau menjadi lemah. Emosi adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan gejala kejasmanian. Afek mencakup pengertian sikap, nilai nilai, semangat belajar, tanggung jawab dan keterlibatan emosi seseorang (Sunaryo, 2004).2. 2. Komponen Emosi Komponen emosi terdiri dari :

1. Respon atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibatkan sistem otomatik, misalnya bila marah suara menjadi tinggi dan gemetar 2. Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif, misalnya saya gembira sekali dapat diterima di Fakultas Kedokteran3. Ekspresi wajah, apabila anda merasa benci pada seseorang, mungkin akan mengerutkan dahi atau kelopak mata menutup sedikit 4. Reaksi terhadap emosi, misalnya marah marah menjadi agresi atau gembira sehingga meneteskan air mata (Sunaryo, 2004).2. 3. Rangsangan Dan Emosi Suatu emosi yang kuat dapat mempengaruhi perubahan fisiologis. Seseorang yang sedang marah atau ketakutan dapat mempengaruhi debaran jantung, pernafasan, aktifnya kelenjar keringat, merinding, sekresi air liur meningkat, dan mungkin kadar gula darah meningkat (Sunaryo, 2004).2. 4. Teori Emosi

Teori ini untuk menjawab pertanyaan, apakah hubungan emosi dengan gejala kejasanian. Apakah emosi yang menimbulkan gejala kejasmanian ataukah justru sebaliknya, teori emosi sebagai berikut, menurut (Sunaryo, 2004):

a. Teori sentral, menurut teori ini, gejala kejasmanian adalah akibat dari emosi yang dialami individu, misalnya : Orang yang marah gejala kejasmaniannya meliputi jantung berdebar, pernfasan cepat dan mata memerah. b. Teori perifer, teori ini merupakan kebalikan dari teori sentral. Gejala kejasmanian bukanlah akibat emosi yang dialami individu, tetapi emosi merupakan akibat gejaa kejasmanian. Menurut teori ini, orang tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya ia susah karena menangis. Berdasarkan penelitian Sherrington dan Cannon, dikatakan bahwa pada umumnya teori perifer tidak tepat, dan menitik beratkan pada hal hal yangbersifat perifer, bukan yang bersifat sentral. c. Teori kepribadian , teori ini mengemukakan bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, ketika pribadi tidak dapat dipisah-pisahkan, antara jasmani dan psikis sebagai dua subtansi yang terpisah. 2. 5. Macam Macam Emosi Atas dasar arah aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu: (1) marah, orang bergerak menentang sumber frustasi; (2) takut, orang bergerak meni nggalkan sumber frustasi; (3) cinta,orang bergerak menuju sumber kesenangan; (4) depresi, orang menghentikan respon-respon terbukanya dan mengalihkan emosi ke dalam dirinya.

Dari hasil penelitiannya, John B. Watson menemukan bahwa tiga dari keempat respons emosional tersebut terdapat pada anak-anak, yaitu: takut, marah, dan cinta (Sobur, 2003).

1. Takut

Pada, dasarnya, rasa takut itu bermacam-macam. Ada yang timbul karena seorang anak kecil memang ditakut-takuti atau karena berlakunya berbagaipantangan dirumah. Akan tetapi, ada juga rasa takut naluriah yang terpendam dalam hati sanubari setiap insan. Misalnya saja, rasa takut akan tempat gelap, takut berada ditempat sepi tanpa teman, atau takut menghadapi hal-hal asing yang tidak dikenal. Kengerian-kengerian ini relative lebih banyak diderita oleh anak-anak daripada orang dewasa. Karena, sebagai insane yang masih sangat muda, tentu saja daya tahan anak-anak belum kuat.Jika dilihat secara objektif, bias dikatakan bahwa rasa takut selain mempunyai segi-segi negative, yaitu bersifat menggelorakan dan menimbulkan perasaan-perasaan dan gejala tubuh yang menegangkan, juga ada segi positifnya. Rasa takut merupakan salah satu ketakutan utama yang mendorong dan menggerakannya. Reaksi yang timbul di dalam individu, lalu menggerakkan individu untuk melindungi diri terhadap rangsangan atau bahaya dari luar, menjauhkan diri dari sesuatu yang dapat menyakitkan diri, melukai diri, atau menimbulkan bahaya lainnya.Dengan demikian, jelaslah bahwa rasa takut mempunyai nilai negative dan positif. Positif, karena rasa takut melindungi indivudu dalam keadaan yang berbahaya.Rasa takut pada anak bukanlah suatu gejala abnormal karena anak, secara instingtif, memang merasa takut pada hal-hal yang belum dikenalnya, yang masih samar-samar, dan sesuatu yang mengandung rahasia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan serta pengertian anak, kurang adanya kepercayaan diri. Juga kesadaran diri bahwa dia masih lemah dan bodoh. Fantasi anak sering memutarbalikkan dan membesar-besarkan realitas, sehingga ia melihat bentuk-bentuk bahaya yang sebetulnya tidak ada. Memang, diperlukan unsure waktu untuk belajar menilai semua benda dengan wajar, dan menempatkan setiap peristiwa pada perspektif yang wajar. Anak harus hidup dengan perasaan takutnya untuk kemudian belajar mengatasi rasa takut tersebut tanpa menimbulkan akibat yang tidak diharapkan.Pada anak-anak dibawah umur 6 tahun, rasa takut akan kehilangan dukungan dan bimbingan dari orang tua, sangat mendalam. Mereka takut bahwa perhatian dan kasih saying orang tuanya akan berkurang dan merasa cemas terhadap apapun yang mungkin membahayakan hubungan tersebut. Dalam hal ini, pemberian keyakinan dari orang tua akan menguatkan kepercayaannya pada diri sendiri. Seorang anak dalam fase menjelajah tiap kali akan menoleh kepada orang tuanya untuk meminta kepastian. Kalau orang tua membantunya untuk berkelakuan sesuai dengan usianya, kepercayaan diri si anak akan bertambah dalam mengerjakan hal-hal yang baru. Keberaniannya akan timbul karena orang tua menerima hal-hal yang dicapainya dan tidak memaksanya untuk mencoba sesuatu yang baru.Ada beberapa cara untuk mengatasi rasa takut pada anak. Pertama, ciptakanlah suasana kekeluargaan/lingkungan social mampu menghadirkan rasa keamanan dan rasa kasih sayang. Kedua, berikan penghargaan terhadap usaha-usaha anak dan pujilah bila perlu. Ketiga, tanamkan pada anak bahwa ada kewajiban social yang perlu di taati. Keempat, tumbuhkanlah pada diri anak kepercayaan serta keberanian untuk hidup; jauhkanlah ejekan dan celaan.

Bagaimanapun, orangtua sepatutnya menjadi pelindung bagi anaknya terhadap perlakuan dari dalam maupun dari luar yang dapat menimbulkan rasa takut padanya.

2. Marah

Pada umumnya, luapan kemarahan lebih sering terlihat pada anak kecil ketimbang rasa takut. Bentuk-bentuk kemarahan yang banyak kita hadapi adalah pada anak yang berumur sampai kira-kira 4 tahun. Kemarahan yang terlihat dari tingkah laku menjatuhkan diri dilantai, menendang, menangis, berteriak, dan kadang-kadang juga menahan nafas. Ini sering disebut anak ngambek atau ngadat untuk mendapatkan sesuatu. Dengan istilah lain, ngadat itu disebut temper tantrums. Jika temper tantrums ini tidak di tanggulangi dengan baik, tingkah laku tersebut, dapat dilakukan juga sesudah empat tahun. Cara-caranya bisa menjadi lebih hebat lagi, sehingga sering tidak dapat dimengerti lagi bahwa pada dasarnya cara tingkah laku tersebut merupakan luapan kemarahan saja.Novaco (1986, dalam Berkowitz, 1993) mengemukakan bahwa amarah bisa dipahami sebagai reaksi tekanan perasaan. Yang mereka maksudkan pada dasarnya adalah bahwa orang cenderung menjadi marah dan terdorong menjadi agresif jika harus menghadapi keadaan yang mengganggu.

3. Cinta

Apakah cinta? Sesungguhnya betapa sulitnya kita menjelaskan kata yang satu ini. Sama halnya ketika kitamenjelaskan kata yang satu ini. Sama halnya ketika kita harus mendefinisikan ihwal kebahagiaan. Namun, yang digambarkan Syauqi Bey (dalam Akbar, 1995:14) diatas adalah cinta romantic, yaitu cinta waktu pacaran yang kadang-kadang berakhir putus setelah puas bertemu dalam memadu cinta, tidak sampai meningkat ke jenjang pernikahan. Adapun cinta yang tumbuh dalam pernikahan adalah lebih kuat dan lebih agung, karena Tuhan menciptakannya untuk menjalin pernikahan itu menjadi kekal, tidak gampang diputuskan. Itulah yang dapat menumbuhkan rasa bahagia, menumbuhkan sakinah, dan menimbulkan kesetiaan yang tahan uji, yang tidak mudah ditembus oleh godaan dan rayuan siapapun.2. 6. Fungsi EmosiAda 4 fungsi emosi (Sobur, 2003) :

1. Emosi adalah pembangkit (energizer). Tanpa emiso, kita tidak sadar atau mati. Hidup berarti merasai, mengalamami, bereaksi, bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energi kita, marah menggerakan kita untuk enyerang, takut menggerakan kita untuk lari, dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan bermesraan.2. Emosi membawa informasi (mesenger). Bagaimana keadaan diri kita dapat diketahui dari emosi kita. Jika marah, kita mengetahui bahwa kita dihambat atau diserang orang lain; sedih berart kita kehilangan sesuatu yang kita senangi; bahagia berarti memperoleh sesuatu yang kita senangi; atau berhasil menghindari apa hal yang kita benci.3. Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi interpersonal, tetapi juga membawa pesan dalam komukasi intrapersonal. Berbagai penelitian membuktikan bahwa ungkapan emosi dapat dipahami secara universal. Dalam retorika diketahui bahwa pembicaraan yang menyertakan emosi dalam pidato dipandang lebih hidup, lebih dinamis, dan lebih menyakinkan.4. Emosi juga merupakan sember informasi tentang keberhasilan kita. Kita mendambakan kesehatan dan mengetahuinya ketika kita merasa sehat walafiat. Kita mencari keindahan dan mengetahui bahwa kita memperolehnya ketika kita merasakan kenikmatan estetis dalam diri kita.2. 7. Etiologi1. Faktor Biologis

Gangguan mood adalah berhubungan dengan disergulasi heterogen pada amin biogenik. Dari amin biogenik, neropinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Penurunan serotonin dapatmencetus depresi, dan beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin dalam cairan serebrospinalis yang rendah di trombosit, seperti yang di ukur oleh imipramin yang berkaitan dengan trombosit.2. Faktor Genetika

Dalam genetik menyatakan bahwa suatu faktor penting didalam perkembangan gangguan mood adalah genetika. Terdapat komponen genetika yang lebih kuat untuk transmisi gangguan biolar I dari pada untuk gangguan defisit berat. Pada kembar monozigot 74%, kembar dizigot 19%, keluarga keturunan pertama 20%.

3. Faktor Psikososial Beberapa klinis sangat mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memainkan peranan primer dalam depresi. Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kehidupan yang paling berhubungan dalam perkembangan depresi adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun. Stresor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah kehilngan pasangan (Yumizone, 2009).2. 8. Perkembangan Emosi Perkembangan merupakan gejala yang senantiasa terjadi pada diri tiap-tiap individu dan berlangsung menuju kepada suatu titik dewasa jasmaniah, rohaniah dan kedewasaan sosial. Perkembangan individu bersifat menyeluruh dan termasuk didalamnya perkembangan struktur individu maupun perkembangan dalam pola-pola tingkah lakunya. Struktur organisme berkembang menuju kedewasaan yang berlangsung dari suatu keadaan yang bersifat umum menuju pada keadaan yang khusus sifatnya. Sejenak setelah kelahirannya anak manusia mengeluarkan tangisnya yang pertama dan yang dikatakan sebagai suara tangis untuk mengembangkan paru-parunya mulai bekerja sampai akhir hayatnya. Tangis bayi selanjutnya merupakan peristiwa emosi, dimana kadang-kadang dijumpai bukan hanya sekedar mengeluarkan suara tangisnya, melainkan sering-sering pula badannya, tangannya dan kakinya turut bergerak ketika anak sedang menangis (Purwanto, 1998).

Emosi sebagai salah satu aspek psikologis juga berkembang mengikuti dua jenis pola perkembangan. Pola perkembangan emosi yang pertama adalah perkembangan dari keadaan sederhana menuju keadaan yang matang. Sedangkan pola perkembangan yang kedua berkembang dari keadaan yang bersifat khusus. Peristiwa emosi yang dialami oleh orang dewasa akan berbeda dengan peristiwa emosi yang dialami anak-anak. Dan hal ini disebabkan bahwa bagi orang dewasa sudah banyak dipengaruhi oleh berbagai pengalaman dalam emosinya sebagai akibat interaksi dengan lingkungan sosial. Suatu peristiwa emosi yang pada waktu sesaat sesudah lahir hanya mengalami satu lalui proses spesialisasi dan diferensiasi. Mengenai proses spesialisasi dan diferensiasi perkembangan emosi seperti yang dikemukakan oleh K.M. Bridges sebagai di bawah ini (Purwanto, 1998) :

a. Bahwa pada saat lahir bayi merasakan suatu kesenangan terhadap benda-benda di sekitarnya, termasuk pula individu-individu lain seperti ibunya sanak keluarganya, walaupun hanya dalam batas pengamatan yang kabur-kabur. Termasuk pula suara-suara yang diamati yang masuk melalui penglihatan.b. Pada bulan ketiga, dari emosi kesenangan terhadap lingkungan berkembang menjadi timbul emosi nyaman terhadap suatu keadaan dan kdang-kadang timbul pula suatu keadaan yang mencemaskan dirinya, sedangkan emosi menyenangkan tetap terjadi pula.c. Pada bulan keenam, dari emosi cemas berkembang pula mengadakan differensiasi menjadi emosi takut marah dan jijil.d. Pada bulan ke-12 (1 tahun) dari emosi nyaman ini berkembang pula menjadi emosi bangga dan sayang.e. Pada bulan ke-18, dari emosi sayang berkembang menjadi emosi sayang pada orang dewasa dan sayang pada anak-anak lain. Dan dari emosi cemas berdeferensiasi menjadi emosi iri hati.f. Pada bulan ke-24 atau 2 tahun dari emosi nyaman berdiferensiasi lagi menjadi emosi ringan. Dan dengan demikian pada usia dua tahun anak-anak telah dapat mengalami emosi-emosi seperti takut, jijik, bangga, sayang kepada orang dewasa dan kepada anak-anak lain.Lebih lanjut perkembangan emosi itu berlangsung menuju kepada kematangan yang diperkaya dengan berbagai pengalaman emosi pribadi dalam hubungan dengan terjadinya interaksi sosial.2. 9. Jenis Gangguan Afek Dan Emosi Afek dan emosi biasanya dipakai secara bergantian , dengan aspek aspek yang lain pada manusia ( proses berfikir, psikomotor, persepsi, ingatan) saling mempengaruhi dan menentukan tingkat fungsi manusia itu pada suatu waktu. Jenisnya menurut (Sunaryo, 2004) :a. Depresi atau melankolis 1. Ciri ciri psikologik, misalnya sedih, susah, murung, rasa tidak berguna, gagal, kehilangan, tidak ada harapan, putus asa dan penyesalan yang patologis.

2. Ciri somatik, misalnya anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau dingin, TD dan Pols turun. Ada depresi dengan penarikan diri dan agitasi atau kegelisahan.

b. Kecemasan (ansietas)

1. Ciri ciri psikologik, misalnya khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tidak aman, takut, dan lekas terkejut.

2. Ciri ciri somatik, misalnya palpitasi (debaran jantung yang cepat atau keras), keringat dingin pada telapak tangan, TD naik, peristaltik bertambah

Kecemasan dapat berupa :

a. Kecemasan yang mengembang, tidak ada hubungannya dengan pikiran

b. Agitasi, kecemasan yang disertai dengan kegelisahan, kebingungan, dan hiperaktivitas yang tidak terorganisasi

c. Eforia, adalah rasa riang, gembira, senang, dan bahagia yang berlebihand. Anhedoia, ketidakmampuan merasakan kesenangan

e. Kesepian, merasa dirinya ditinggalkan

f. Kedangkalan, kemiskinan afek dan emosi

g. Afek dan emosi yang tidak wajar, tertawa terkikih waktu wawancara

h. Afek dan emosi yang labil, tiba tiba marah atau menangis

i. Variasi afek dan emosi setiap hari, perubahan afek emosi mulai sejak pagi sampai malam hari, misalnya pada psikosis manik depresif, depresinya lebih keras pada pagi hari dan menjadi ringan pada sore hari

j. Ambivalensi, emosi dan afek yang berlawanan timbul bersama sama terhadap suatu objek, hal atau orang.

k. Apatis, berkurangnya afek dan emosi terhadap semua hal dengan disertai rasa terpencil atau tidak perduli. Dapat diartikan pula sebagai menurunnya kesadaran.

l. Amarah, kemurkaan atau permusuhan, yang ditandai sifat agresif. 2. 10. Sakit Mental Karena Gangguan Emosi Biasanya terkait dengan neurosis, yaitu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak dapat diselesaikan suatu konflik tak sadar. Sakit mental karena gangguan emosi antara lain :

a. Neurosis cemas, kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu. Kecemasan tidak ada kaitnya dengan benda atau keadaan, tetapi mengambang bebas. Gejalanya :

1. Faktor somatik, misalnya nafas sesak, dada tertekan, kepala seperti mengembang, linu, lekas capek, keringat dingin, dan palpitasi.

2. Faktor psikologik, misalnya perasaan was was, khawatir dan bicara cepat terputus putus.

b. Neurosis histerik, fungsi mental dan jasmani hilang tanpa dikehendaki. Gejalanya adalah kelumpuhan pada ekstremitas, kejang kejang, anestesi, analgesia, tuli, buta, c. Neurosis depresi, gangguan perasaan dengan ciri ciri semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan. Biasanya berakar pada rasa salah yang tidak didasari. Gejalanya :1. Faktor somatik, misalnya perasaan tak senang, tak bersemangat, lelah apatis, dan bicara pelan. 3. Faktor psikologik, misalnya pendiam, rasa sedih pesimistik, putus asa, malas bergaul dan frekuensi bekerja berkurang, tidak mampu mengambil keputusan, lekas lupa, dan timbul pikirn untuk bunuh diri (Purwanto, 1998).2. 11. Cara Mengatasi Gangguan Afek Dan Emosi Bisa dilakukan dengan cara melakukan pendekatan pendekatan seperti :

a. Pendekatan biomedis, pendekatan ini berusaha untuk menerangkan gangguan emosi dan tingkah laku dari sudut pandnag kedokteran. Ketidaknormalan neurologis dan cedera neurologis sebagai penyebab gangguan ini. Strategi penanganannya adalah penggunaan obat dan penanganan medis lainnya. b. Pendekatan Psikodinamik

Pendekatan ini menitik beratkan pada kehidupan psikologis seseorang. Berusaha memahami dan memecahkan kesulitan kesuliatan yang difokuskan pada penyebab penyebab hambatan pendekatan ini juga terpai untuk merubah sikap negatif kearah yang lebih positif , ini dilakukan oleh psikiater, psikolog, konselor dan sejenisnya.

c. Pendekatan perilaku, pendekatan ini berusaha untuk mengubah perilkau yang merupakan problematika secara sosial dan personal bagi seseorang. Tujuannya adalah menghilangkan perilaku negatif dan menggantikan dengan perilaku yang lebih layak secara sosial. d. Pendekatan pendidikan, jarang ditemukan seseorang dengan gangguan emosional dan tingkah laku mendapat prestasi baik secara akademis. Mereka biasanya tidak mampu berkonsentrasi dan mengatur pembelajaran diri mereka. Sebaliknya penanganan pembelajaran yang dapat membantu siswa berhasil secara akademis mungkin berdampak pada kehidupan emosi dan sikapnya. Suasana kelas yang baik dapat benar benar menjadai lingkungan terpais.e. Pendekatan ekologi

Pendekatan ekologi menekankan perlunya pemahaman seseorang kedalam konteks kehidupan mereka secara total. Pendekatan ini juga menekankan perlunya membantu seseorang yang mengalami hambatan harus dilakukan melalui usaha usaha kolaborasi keluarga, sekolah, teman dan masyarakat (Udayati, 2012).BAB 3

CONTOH KASUSPeristiwa ini dialami oleh perawat S ketika bertugas di sebuah daerah yang cukup terpencil. Pada suatu hari perawat S yang sedang berdinas di Puskesmas A. Perawat S dimintai pertolongan untuk datang ke rumah seorang kepala suku di daerah tersebut. Perawat S segera menyiapkan alat dan bergegas ikut ke lokasi .Setibanya di lokasi keluarga pasien mempersilakan perawat untuk masuk. Disisi lain rumah, perawat melihat ada seorang anggota keluarga yang agak mabuk (menurut persepsi perawat). Di ruang tamu terdapat cukup banyak orang (warga), sehingga ruangan menjadi sesak dan ribut. Perawat menanyakan siapa yang sakit, kemudian perawat diantar oleh istri pasien masuk ke kamar. Setelah berada di dalam kamar, terjadilah dialog antara perawat dan istri pasien, akan tetapi di kamar tersebut ternyata dipenuhi oleh beberapa orang anggota keluarga sehingga perawat merasa terganggu oleh keadaan itu. Perawat meminta keluarga yang lain untuk keluar kecuali istri pasien, tetapi mereka tidak mau keluar. Sekali lagi perawat mengulangi permintaannya tetapi tidak ada tanggapan dari keluarga pasien sehingga perawat menjadi agak kesal dan emosi. Untunglah ada keluarga pasien yang bisa memberi pengertian, sehingga mereka mau keluar juga meskipun disertai omelan. Setelah situasi di kamar tenang, perawat segera melakukan tindakan keperawatan sesuai prosedur. Perawat menanyakan kepada pasien, mengapa tidak memeriksakan diri ke Puskesmas tetapi pasien marah dan menjawab dengan nada tinggi. Pada saat yang bersamaan perawat mendengar perkataan yang tidak menyenangkan dari keluarga pasien yang berada di pintu. Setelah semua prosedur dilakukan, perawat S membuat kesimpulan bahwa pasien menderita usus buntu kronis. Perawat hanya bisa memberikan obat untuk mengurangi rasa sakit dan menyarankan agar pasien segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Tetapi pasien menolak sambil marah-marah. (Ranida, 2012).BAB 4

ANALISA KASUSAnalisa dari kasus diatas menjelaskan bahwa seorang perawat mengalami gangguan afek emosi dengan suatu kondisi dimana dari pihak pasien mengalami afek emosi juga karena merasa cemas, bingung, khawatir dll karena salah satu keluarga ada yang sakit. Hal tersebut dapat terlihat bahwa si pasien selalu emosi dan marah-marah ke perawat sehingga apapun yang dikatakan perawat seakan tidak bisa ia terima. Begitu pula pada keluarga pasien yang juga marah-marah pada perawat. Ini terjadi (mungkin) karena situasi lingkungannya yang terlalu rame / gaduh ditambah lagi keadaannya (pasien) yang sedang sakit dan keluarga pasien yang panik. Jadi dapat disimpulkan bahwa perawat mengalami kecemasan Ambivalensi, yaitu dimana emosi dan afek yang berlawanan timbul bersama sama terhadap suatu objek, hal atau orang. Dan keluarga mengalami kecemasan Agitasi, yaitu dimana kecemasan yang disertai dengan kegelisahan, kebingungan, dan hiperaktivitas yang tidak terorganisasi dengan suatu keadaan yang dialami pada saat itu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan cara mengingat kembali apa peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, edukator yaitu memberikan pengetahuan guna untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dan kemampuan pasien dalam mengatasi kesehatannya, dan menerapkan komunikasi terapeutik dengan cara mendengarkan, mengerti dan menghargai kondisi dari keluarga, dimana perawat harus memberikan penjelasan sekali lagi tentang kemungkinan terburuk yang bisa tejadi dan membuat surat rujukan dengan kesabaran serta berbicara dengan nada yang lembut. Dan perawat juga harus menyadari akan profesinya sebagai tenaga kesehatan yang wajib mengerti akan kondisi klien dan jangan mementingkan ego sendiri.BAB 5

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut jantung dan pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah. Emosi adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan gejala kejasmanian.

Emosi adalah Manifestasi perasaan atau efek keluar dan di sertai banyak komponen fisiologik, dan biasanya berlangsung lamaEmosi adalah Suatu keadaan perasaan yang telah melampaui batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mungkin terganggu Sebagai contoh : ketakutan, kecemasan, depresi, dan kegembiraan.

3.2 Saran Diharapkan makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan untuk lebih bisa memahami tentang Afek dan Emosi. Makalah Prilaku Tentang Afek dan Emosi ini masih jauh dari kata sempurna, maka diharapkan kritik dan saran untuk lebih memperbaiki makalah.DAFTAR PUSTAKAPurwanto, H. (1998). Pengantar Perilaku Manusia. Jakrta: EGC.

Ranida. (2012, Maret 26). Tinjauan Kasus. Retrieved Mei 27, 2015, from Comell's Blog: https://ranida.wordpress.com/2012/03/26/tinjauan-kasus/

Sobur, A. (2003). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Udayati. (2012, februari 23). Afek dan Emosi. Retrieved mei 6, 2015, from blogspot: http://udayati.blogspot.in/2012/02/afek-dan-emosi.html

Yumizone. (2009, Juli 22). Gangguan Afek. Retrieved Mei 5, 2015, from http://yumizone.wordpress.com/2009/07/22/gangguan-afek/: http://www.google.com

17