makalah perdagangan anak di indonesia - cover
DESCRIPTION
Cover majalah LTM agamaTRANSCRIPT
MAKALAH PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
MATA KULIAH MPK AGAMA ISLAM
MUHAMMAD REZA 1206230605
MOHAMMAD RIZKY NUR IMAN 1206262380
KAUTSAR SEGARAMADA 1206238791
AFRO NUSAIBAH 1206230913
PUSPITA ANGGREINI 0906551275
MUHAMMAD HAFIZH 1206260532
INSHANU GHALIH WIBOWO 1206239264
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
MAKALAH PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
MATA KULIAH MPK AGAMA ISLAM
MUHAMMAD REZA 1206230605
MOHAMMAD RIZKY NUR IMAN 1206262380
KAUTSAR SEGARAMADA 1206238791
AFRO NUSAIBAH 1206230913
PUSPITA ANGGREINI 0906551275
MUHAMMAD HAFIZH 1206260532
INSHANU GHALIH WIBOWO 1206239264
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013
i
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
ABSTRAKSI
Perdagangan manusia adalah merupakan sebuah isu yang sudah terjadi bahkan dari
awalnya peradaban manusia. Mungkin dahulu kala perdagangan manusia lebih dikenal dengan
perdagangan budak. Penghapusan perdagangan budak ternyata tidak menyebabkan hilangnya
perdagangan manusia, justru sebaliknya, isu ini menjadi kian besar.
Perdagangan manusia yang kian parah terjadi di Indonesia adalah perdagangan anak di
bawah umur. Secara tertutup perdagangan anak terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Pertanyaan yang besar muncul adalah mengapa perdagangan anak ini masih dapat terjadi di
Indonesia. Padahal dalam perundang-undangan negara, perdagangan anak jelas dilarang.
Memang dibutuhkan lebih dari sekedar pelarangan dari pemerintah agar perdagangan anak tidak
terjadi. Pemerintah wajib melakukan pencegahan dan menyediakan fasilitas-fasiltas bagi
kehidupan sosial masyarakat.
Selain dari peran pemerintah, sesungguhnya perdagangan anak juga dilarang keras oleh
agama khususnya agama Islam. Islam memiliki pandangan khusus mengenali isu ini. Bahkan
melalui Nabi Muhammad SAW. Islam merupakan pelopor dihapuskannya perdagagangan budak
di masa lalu. Dari sini kita dapat menyadari bahwa ajaran Islam sesungguhnya dapat
menyelesaikan masalah yang serupa. Maka dari itu, sangat tergantung pada kita sebagai umat
Islam untuk menjalankan ajaran Islam agar dapat menyelasaikan isu ini.
ii
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatnya tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA. Berbagai masalah telah banyak dihadapi oleh tim penulis, tetapi kami tidak menyerah begitu saja, kami pun terus berusaha untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar agar makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Makalah ini berisikan tentang situasi dan keadaan korupsi di Indonesia yang telah mengakar dan tersebar di segala lapisan masyarakat. Hal-hal yang dibahas dalam makalah ini adalah (SEMUA LTM). Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai Agama Islam yang dibimbing oleh Bapak S. Afroni.
Tiada gading yang tak retak, tim penulis tidak perrnah luput dari kesalahan maka dari itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan penulisan yang tidak disengaja. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh tim penulis.
Depok, 15 Mei 2012
Tim Penulis
\
iii
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
BAB 2:
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
BAB 3:
3.1
3.2
3.3
BAB 4: PENUTUP
4.1
4.2
DAFTAR PUSTAKA
iv
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
v
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang
harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan
hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain.
1.2 Identifikasi Masalah
Makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Perdagangan Manusia (Human Trafficking)
2. Konvensi Perlindungan Hak-Hak Anak
3. Perdagangan Anak (Child Trafficking)
4. Pemberantasan Tindak Pidana Human Trafficking
5. Perbudakan Kontemporer (Contemporary Forms Of Slavery)
1.3 Pembatasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan
tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah
hanya pada ruang lingkup HAM. Mencakup Human Trafficking.
1.4 Metode Pembahasan
1. Metode deskritif, sebagaimana ditunjukan oleh namanya, pembahasan ini bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau
1
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih (Atherton dan
Klemmack: 1982).
2. Penelitian kepustakaan, yaitu Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan,
mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada
hubungannya dengan masalah-masalah yang diteliti.
2
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
BAB II
PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
2.1 Ruang Lingkup Perdagangan Anak
Menurut Wikipedia, perdagangan manusia adalah perdagangan dan perdagangan
dalam gerakan atau migrasi masyarakat, hukum dan ilegal, termasuk tenaga kerja baik sah
kegiatan serta kerja paksa.
Istilah ini digunakan dalam arti yang lebih sempit oleh kelompok advokasi untuk;
a. perekrutan,
b. transportasi,
c. penampungan,
Tujuan perdagangan manusia antara lain:
a. Perbudakan
b. Pelacuran
c. Kerja paksa (termasuk tenaga kerja atau disimpan dalam gudang hutang, yaitu dimana
seseorang dipaksa untuk melunasi pinjaman dengan tenaga kerja secara langsung,
melalui jangka waktu yang tidak jelas/janggal. Dalam masa melunasi hutang, para
pekerja dipaksa/terpaksa terperangkap dalam hutang yang lebih besar. Bisa jadi
terperangkap hutang akibat judi, obat-obatan atau bahkan hingga yang pokok seperti
pakaian atau makanan. Ketika pekerja yang berhutang tersebut tidak mampu
membayar, mereka dipaksa untuk membayar dan terperangkap dalam kerja paksa
yang disebut gudang hutang.)
Perdagangan manusia (human trafficking) merupakan masalah yang cukup
kompleks, baik di tingkat nasional maupun internasional. Berbagai upaya telah dilakukan
guna mencegah terjadinya praktek perdagangan manusia. Secara normatif, aturan hukum
telah diciptakan guna mencegah dan mengatasi perdaganganmanusia. Akan tetapi
perdagangan manusia masih tetap berlangsung khususnya yang berkaitan dengan anak-
anak. Permasalahan yang berkaitan dengan anak tidak lepas dari perhatian masyarakat
3
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
internasional. Isu-isu seperti tenaga kerja anak, perdagangan anak, dan pornografi anak,
merupakan masalah yang dikategorikan sebagai eksploitasi.
Perdagangan manusia sebagai “rekrutmen, transportasi, transfer, menadah atau
menerima manusia, dengan cara ancaman atau penggunaan kekuatan atau bentuk-bentuk
lain dari kekerasan, dari penculikan, dari penipuan, dari kecurangan, dari penyalahgunaan
kekuasaan atau posisi kerentanan atau pemberian atau penerimaan pembayaran atau
keuntungan untuk mencapai persetujuan dari orang yang memiliki kontrol terhadap orang
lain, untuk tujuan eksploitasi.”
Eksploitasi manusia antara lain termasuk memaksa manusia menjadi prostitusi
atau bentuk-bentuk lain dari eksploitasi seksual, kerja paksa atau pelayanan, perbudakan
atau praktik yang serupa dengan perbudakan dan kerja paksa.
Untuk anak-anak, eksploitasi termasuk juga terpaksa melakukan pelacuran,
menjadi bagian adopsi ilegal, untuk pernikahan bawah umur, atau perekrutan anak
sebagai tentara, pengemis,. Perdagangan manusia adalah sangat oleh sifat kejahatan
internasional yang memerlukan tingkat kerjasama tinggi dan kolaborasi antara negara
secara efektif.
Perdagangan manusia ini mencakup perdangan wanita dan anak, yang mana
memang akhir-akhir ini sedang marak diberitakan baik media nasional maupun
internasional. Sisi global, perdagangan anak merupakan suatu kejahatan terorganisasi
yang melampaui batas-batas negara, sehingga dikenal sebagai kejahatan transnasional.
Indonesia tercatat dan dinyatakan sebagai salah satu negara sumber dan transit
perdagangan anak internasional, khususnya untuk tujuan seks komersial dan buruh anak
di dunia.
Anak merupakan bagian yang fundamental dalam keluarga. Anak adalah rahmat
Allah SWT serta berkah dan amanah yang Allah titipkan kepada orang tua. Anak dalam
keluarga adalah sorotan serius bagi orang tua agar terbentuk sikap yang positif bagi anak.
Perlu disadari bahwa anak dalam keluarga sebagai peniru dan penciplak sikap dan
4
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
kebiasaan orang tua khususnya dan keluarga pada umumnya. Secara mental dan fisik,
seorang anak biasanya serupa dengan orang tuanya.
Akhir-akhir ini kasus perdagangan anak semakin marak terjadi. Seorang anak
diperjualbelikan dan bahkan terkadang orang tuanya sendirilah yang menghendaki
anaknya untuk ditukarkan dengan uang. Padahal, kehadiran anak tentulah membawa
peran dan fungsi tersendiri dalam keluarga. Anak-anak dalam pandangan Islam
merupakan amanah yang besar, anugerah Allah, sebagai bukti kebesaran dan kasih
sayang Allah, sebagai ujian dari Allah, dan juga sebagai penerus dan pewaris orang
tuanya. Anak juga berperan sebagai generasi penerus / anak yang sholeh, seperti yang
tertera pada firman Allah SWT dalam Al Quran, diantaranya yaitu:
a. Qs.As-Shoffaat 100
a. “Ya Tuhanku, berikan kepadaku anak-anak yang sholeh-sholeh”
b. Qs.Al-Furqon 74
a. “Ya Tuhan Kami, berikan kepada Kami jodoh-jodoh dan keturunan-
keturunan yang menyejukan hati dan Jadikan Kami imam bagi orang-
orang yang bertakwa”
c. Qs.An-Namel 19
a. “Ya Tuhanku beri aku petunjuk untuk tetap mensyukuri nikmat Mu
yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
untuk mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridhai, dan masukkan
aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba Mu yang
sholeh”
d. Qs.Al-Ahqof 15
a. “Ya Tuhanku, tunjukkan aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang
telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya
aku dapat berbuat amal yang Engkau ridhai; beri kebaikan kepadaku
dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri”
5
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
Menurut Hoffman (1973:26), nilai anak berkaitan dengan fungsi anak terhadap
orang tua atau kebutuhan orang tua yang akan di penuhinya.Keberadaananak dalam suatu
keluarga berfungsi sebagai penyambung garis keturunan, penerus tradisi keluarga, curahan
kasih sayang, hiburan dan jaminan hari tua.Anak sebagai penyambung garis keturunan,
kehadiran anak dalam suatu keluarga sangat di dambakan, anak di harapkan dapat
meneruskan keturunan keluarga sehingga garis keturunan keluarga tersebut tidak terputus.
Anak sebagai jaminan hari tua, keberadaan anak menimbulkan rasa tenteram di hari
tua, karena anak merupakan jaminan bagi orang tua ketika orang tua tidak dapat bekerja
lagi. Anak dapat memberikan ketentraman bagi orang tua kelak ketika anak tersebut telah
bekerja. Anak harus membalas budi kebaikan orang tua dalam hal ini adalah bahwa setiap
anak harus mau memberikan bantuan ekonomi. Keberadaan anak dalam keluarga dapat
membantu melakukan kegiatan rumah tangga yang dapat menambah penghasilan.Dengan
adanya anak dalam suatu keluarga secara otomatis orang tua memiliki tenaga tambahan dari
anak.
Menurut Arnold dan Fawcett (1990), dengan memiliki anak, orang tua akan
memperoleh hal-hal yang menguntungkan atau hal-hal yang merugikan. Nilai anak yang
menguntungkan (manfaat) yaitu, Manfaat Emosionaldi mana anak membawa kegembiraan
dan kebahagiaan ke dalam hidup orang tuanya.Manfaat Ekonomidan Ketenangan dimana
anak dapat membantu ekonomi orang tuanya dengan bekerja dan menyumbangkan upah
yang mereka dapat. Manfaat pengembangan diridimana memelihara anak adalah suatu
pengalaman belajar bagi orang tua. Anak membuat orang tuanya lebih matang, lebih
bertanggung jawab.
Hal-hal yang merugikan dengan memiliki anak (nilai negatif umum) yaitu, Biaya
Emosionaldimana orang tua sangat mengkhawatirkan anak-anaknya, terutama tentang
perilaku anak-anaknya, keamanan dan kesehatan mereka. Dengan adanya anak-anak, rumah
akan ramai dan kurang rapi. Biaya Ekonomidimana ongkos yang harus dikeluarkan untuk
memberi makan dan pakaian anak-anak dapat besar. Keterbatasan dan Biaya
Alternatifdimana setelah mempunyai anak, kebebasan orang tua berkurang, hal ini
disebabkan karena orang tua sudah memiliki tanggung jawab kepada anak. Kebutuhan
6
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
Fisikdimana begitu banyak pekerjaan rumah tambahan yang diperlukan untuk mengasuh
anak. Orang tua mungkin lebih lelah. Pengorbanan Kehidupan Pribadi Suami Istridimana
waktu untuk dinikmati oleh orang tua sendiri berkurang dan orang tua berdebat tentang
pengasuhan anak.
Kehadiran seorang anak seharusnya menjadi sebuah berkah dan rahmat dari Allah
SWT dan diharapkan dapat memberi manfaat yang besar kepada keluarga tersebut. Anak
merupakan suatu amanah dari Allah yang harus dijaga. Sehingga tidak sepatutnya anak
diperjualbelikan seperti yang marak terjadi. Anak dapat memberikan peran dan fungsi yang
positif bagi keluarga jika diasuh dengan baik, tenteram, dan penuh kasih sayang. Orang tua
yang tidak menjaga amanah atas anaknya merupakan dosa besar dan akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak. Oleh karena itu, sebagai umat muslim hendaknya orang tua
menjaga dan membesarkan anaknya sebagai amanah dari Allah SWT.
2.2 Data-Data Perdagangan Anak di Indonesia
Perdagangan manusia (human trafficking) merupakan masalah yang cukup kompleks,
baik di tingkat nasional maupun internasional. Berbagai upaya telah dilakukan guna
mencegah terjadinya praktek perdagangan manusia. Secara normatif, aturan hukum telah
diciptakan guna mencegah dan mengatasi perdagangan manusia.
Perdagangan anak yang terjadi di Indonesia telah mengancam eksistensi dan martabat
kemanusiaan yang membahayakan masa depan anak. Sisi global, perdagangan anak
merupakan suatu kejahatan terorganisasi yang melampaui batas-batas negara, sehingga
dikenal sebagai kejahatan transnasional. Indonesia tercatat dan dinyatakan sebagai salah satu
negara sumber dan transit perdagangan anak internasional, khususnya untuk tujuan seks
komersial dan buruh anak di dunia.
Bisnis perdagangan orang saat ini banyak menjerat anak. Bisnis seperti ini merupakan
tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Perdagangan anak sendiri sebenarnya telah
meluas dalam bentuk jaringan kejahatan yang terorganisasi dan tidak terorganisasi, baik
bersifat antarnegara maupun dalam negeri, sehingga menjadi ancaman terhadap masyarakat,
7
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
bangsa, dan negara, serta terhadap norma-norma kehidupan yang dilandasi penghormatan
terhadap hak asasi manusia.
Lebih ironis lagi bahwa praktik perdagangan orang ini ternyata banyak terjadi di
Negara ini. Orang sebagai “obyek dagang” dalam transaksi ini yang mayoritas adalah anak
perempuan, sebenarnya bukan fenomena baru di negara ini. Untuk menghitung jumlah
pastinya seperti halnya sebuah fenomena puncak gunung es, dimana yang kelihatan hanyalah
sebagian kecil saja, akan tetapi jumlah yang lebih besar banyak yang luput dari sorotan
media maupun masyarakat pada khususnya. Berbagai survei, penelitian, dan pengamatan
menunjukkan kasus perdagangan orang cenderung meningkat dan kian memprihatinkan.
Data dari Kepolisian RI menyebutkan bahwa sejak tahun 2001 jumlah kasus
perdagangan anak khususnya perempuanada178 kasus, 2002 ada 155 kasus, 2003 ada 134
kasus, tahun 2004 ada 43 kasus, dan tahun 2005 terdapat 30 kasus. Contoh nyata dari kasus
perdagangan anak terjadi di Medan, yang kasus posisinya adalah sebagai berikut :
“Tony (52), terdakwa kasus perdagangan orang (trafficking), pada hari kamis tanggal
22 Feb 2007 akhirnya divonis 3 tahun 7 bulan potong masa tahanan oleh majelis Hakim
Pengadilan Negeri (PN) Medan. Tony dinyatakan bersalah melanggar Pasal 83 UU No 23 Th
2002 tentang Perlindungan Anak. Menjawab pertanyaan majelis hakim pimpinan Ahmad
Sharif, SH, Tony mengaku baru terlibat dalam masalah ini ketika kurang lebih dua tahun lalu
dikarenakan terlilit hutang. Dalam melakukan aksinya, Tony bekerja sama dengan Sum,
germo dari Batam yang hingga kini Sum masih buron Selama tiga bulan, Tony sempat
menjadi buron dan pada akhirnya ditangkap oleh Polda Sumatera Utara. Seperti yang telah
dilansir sebelumnya, Kasus Tony, tersebut menjadi perhatian para pemerhati perlindungan
anak. Sejak kasus itu digelar, pusat perhatian LSM yang concern terhadap perlindungan anak
dan perempuan, para praktisi hukum, dan kalangan kampus, tertuju ke persidangan itu. Tony
ditangkap dan kemudian diadili berdasarkan laporan Linda (15) yang dijanjikan oleh Tony
lapangan pekerjaan sebagai baby sitter. Akan tetapi kenyataannya ia malah dipekerjakan
sebagai purel diskotek di kawasan Jl. A Yani Medan. Majelis hakim membantah bahwa
jatuhnya putusan tersebut karena tekanan masyarakat. Tapi, kuatnya desakan dan gerakan
sejumlah LSM dan pemerhati anak-anak menjadi catatan tersendiri, baik bagi jaksa maupun
majelis. "Kami sangat menghormati aspirasi yang berkembang di masyarakat. Tapi, kami
8
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
independen dan tidak bisa diintervensi,"ujar Ahmad Syarif, SH, salah seorang majelis hakim
kepada koran ini kemarin. Jumlah kasus trafficking dari tahun ke tahun terus meningkat di
Sumatera Utara (Sumut). Praktik trafficking yang berkembang antara lain perdagangan
perempuan untuk kepentingan prostitusi dan penculikan/penjualan bayi. Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Sumut mencatat pada 2004 jumlah kasus trafficking di Sumut sebanyak 81 kasus.
Pada 2005 sebanyak 125 kasus. Setiap tahun jumlah kasus trafing meningkat hingga 2006
menjadi sebanyak 153 kasus.”
Menyimak kasus di atas, persoalan perdagangan anak banyak sekali terjadi di daerah-
daerah. Kendatipun demikian, pada prakteknya belum banyak pihak yang berinisiatif untuk
mengatasi masalah ini, padahal masyarakat sebenarnya sudah sadar betul dan mengetahui
tentang adanya ‘proyek’ perdagangan orang yang terorganisir. Dari contoh kasus diatas
persoalan ini memang menimbulkan permasalahan yang penanganannya memerlukan
perhatian yang sangat serius.
Dalam kasus perdagangan anak perempuan, pelaku terbagi pada pelaku perekrutan
(mengajak, menampung atau membawa korban), pengiriman (mengangkut, melabuhkan atau
memberangkatkan korban), pelaku penyerahterimaan (menerima, mengalihkan atau
memindahtangankan korban). Selain itu, dalam lingkup hubungan antara Majikan dan
pekerja, dapat juga dikategorikan sebagai sebagai pelaku ketika seorang Majikan
menempatkan pekerjanya dalam kondisi eksploitatif. Kondisi yang sering terjadi adalah tidak
membayar gaji, menyekap pekerja, melakukan kekerasan fisik atau seksual, memaksa untuk
terus bekerja, atau menjerat pekerja dalam lilitan utang.
Sungguh ironis mengetahui bahwa keberadaan Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang khususnya anak masih belum mampu secara maksimal menjadi payung
hukum dan untuk kemudian menjerat para pelaku perdagangan anak perempuan yang
semakin hari semakin terorganisir dan profesional.
Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran bagi masyarakat dan pemerintah untuk
bersama-sama menghilangkan kezaliman tersebut karena bagaimanapun juga generasi muda
adalah para penerus bangsa dan kejahatan-kejahatan tersebut telah melanggar hak asasi
manusia bagi setiap orang yang mengalaminya.
9
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
2.3 Hukum Perdagangan Anak
2.3.1 Hukum dalam Islam
Masalah perdagangan manusia (human trafficking) memang sudah tak
asing lagi didengar telinga masyarakat dunia. Perdagangan manusia merupakan
persoalan yang paling jahat di seluruh dunia. Dibandingkan kejahatan kekerasaan
lain, perdagangan manusia berhasil dengan kekerasaan dan exploitasi sexual atau
buruh dengan cara yang berulang kali selama banyak waktu. Salah satu
perdagangan manusia yang paling marak adalah perdagangan anak. Anak sering
diexploitasi dan diperjualbelikan oleh segelintar orang yang menginginkan
keuntungan. Lalu bagaimanakah pandagan Islam terhadap masalah perdagangan
manusia?
Selain melanggar hak-hak asasi manusia dan merupakan kejahatan
kemanusiaan , trafiking terhadap perempuan dan anak juga tidak dibenarkan
dalam perspektif Islam, apapun alasannya. Kyai Husein Muhammad dari Fahmina
Institute, Cirebon mengatakan bahwa dari teks Al-Qur?an maupun Sunnah
(hadist) yang menyatakan kewajiban manusia untuk menjaga prinsip-prinsip
kemanusiaan, misalnya pada Q.S. Al-Isra 70, yang menyatakan bahwa : ?
Sungguh, Kami benar-benar memuliakan anak-anak Adam (manusia). Kami
sediakan bagi mereka sarana dan fasilitas untuk kehidupan mereka di darat dan di
laut. Kami beri rizki yang baik-baik, serta Kami utamakan mereka di atas ciptaan
Kami yang lain?. Pernyataan tersebut jelas tidak membedakan baik itu perempuan
maupun laki-laki. Maka sangat jelas, bahwa Islam mengharamkan perbudakan
dan trafiking atau perdagangan manusia dalam arti yang lebih umum.
Manusia adalah makhluk Allah Subhanahuwata’ala yang dimuliakan,
sehingga Anak adam ini dibekali dengan sifat-sifat yang mendukung untuk itu,
yaitu seperti akal untuk berfikir, kemampuan berbicara, bentuk rupa yang baik
serta hak kepemilikan yang Allah sediakan di dunia yang tidak dimiliki oleh
makhluk-makhluk lainnya. Tatkala Islam memandang manusia sebagai pemilik,
maka hukum asalnya ia tidak dapat dijadikan sebagai barang yang dapat dimiliki
atau diperjual belikan, hal ini berlaku jika manusia tersebut bersetatus merdeka.
10
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
Dewasa ini kita dapati maraknya eksploitasi manusia untuk dijual atau
biasa disebut dengan Human Trafficking, terutama pada wanita untuk perzianaan
atau dipekerjakan tanpa upah dan lainnya, ada juga pada bayi yang baru
dialahirkan untuk tujuan adopsi yang tentunya ini semua tidak sesuai dengan
syari’ah dan norma-norma yang berlaku (‘urf), kemudian bila kita tinjau ulang
ternyata manusia-manusia tersebut bersetatus Hur (merdeka).
Perbudakan manusia terhadap manusia telah berjalan berabad-abad
lamanya. Tetapi, para ahli sejarah tidak dapat menentukan kapan permulaan
perbudakan itu dimulai. Sebagian ahli sejarah berpendapat, bahwa perbudakan itu
dimulai bersamaan dengan perkembangan manusia, karena sebagian manusia
memerlukan bantuan tenaga dari sebagian manusia lainnya. Karena sebagian
manusia merasa mempunyai kekuatan, maka lahirlah keinginan menguasai orang
lain dan terjadilah perbudakan manusia atas manusia dan perdagangan manusia
(traficking).
Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw, mengajarkan adanya
persamaan antara sesama manusia. Tiada bangsa yang lebih mulia dari bangsa
lainnya, tiada suku yang lebih mulia dari suku lainnya. Bahkan, tiada orang yang
lebih mulia dari orang lain kecuali hanya takwanya kepada Allah Swt.
Karena itulah Islam berusaha untuk membebaskan manusia dari
perbudakan di bumi ini, sebab perbudakan itu melahirkan kesengsaraan bagi para
dhu’afa (orang-orang lemah atau para kaum miskin).
Di bawah ini dikutipkan beberapa ayat yang ada hubungannya dengan
persamaan manusia, perbudakan dan pembebasannya:
Artinya:
a. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurat [49]: 13).
11
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
b. Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki
lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu)
melepaskan budak dari perbudakan. (Al-Balad [90]: 11-13).
c. .....dan barangsiapa membunuh seorang Mukmin karena tersalah (hendaklah) ia
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian
(damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar
diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan
hamba sahaya yang Mukmin....(An-Nisa’ [4]: 92).
d. Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak
dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-
sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat melanggar sumpah itu, ialah memberi
makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada
keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang
budak......(Al-Maidah [5]: 89)
Pandangan fiqih tentang perdagangan manusia
Hukum dasar muamalah perdagangan adalah mubah kecuali yang diharamkan
dengan nash atau disebabkan Ghoror ( penipuan) . Dalam kasus perdagangan manusia
ada dua jenis yaitu manusia merdeka ( hur ) dan manusia budak (‘abd /amah). Dalam
pembahasan ini akan kami sajikan dalil-dalil tentang hukum perdagangan pada manusia
merdeka saja. Yang mana hal ini akan kami ambilkan dari Al qur’an dan sunah serta
beberapa pandangan ahli fiqh dari berbagai madzhab tentang masalah ini
Dalil Al Qur’an
م�م�ن� �!ير #ث ك ع#ل#ى #اه(م� �ن و#ف#ض�ل #ات! �ب الط�ي م�ن# #اه(م ق�ن ز# و#ر# #ح�ر! �ب و#ال �#ر �ب ال ف!ي #اه(م� �ن و#ح#م#ل آد#م# !ي #ن ب #ا م�ن #ر� ك #ق#د� و#ل
A #ف�ض!يال ت #ا #ق�ن ل خ#
12
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan
di lautan , Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
Sudut pandang pengambilan hukum dari ayat ini adalah; bahwa kemuliaan
manusia yang Allah ta’ala berikan kepada mereka yaitu dengan dikhususkannya beberapa
nikmat yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain sebagai penghormatan untuk
manusia, kemudian dengannya mendapatkan Taklif syari’ah seperti yang telah dijelaskan
oleh mufassirin dalam penafsiran nayat tersebut diatas , maka hal tersebut mengharuskan
bahwa manusia tidak direndahkan dengan cara disamakan dengan barang dagangan,
semisal hewan atau yang lainnya yang dapat dijual belikan. Kata Imam Al Qurtuby dalam
tafsir ayat ini “….dan juga manusia dimuliakan disebabkan mereka mencari harta untuk
dimiliki secara pribadi tidak seperti hewan,…” .
Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan bahwa Allah SWT mengancam keras
Pebisnis manusia merdeka ini denga ancaman permusuhan dihari Qiamat , diriwayat oleh
Imam Bukhari dan ImamAhmad dari hadits Abu Hurairah :
: #و�م# : ي خ#ص�م(ه(م� #ا #ن أ Lة# ث #ال# ث �ه( الل ق#ال# ق#ال# �م# ل و#س# �ه! #ي ع#ل �ه( الل ص#ل�ى �!ي �ب الن ع#ن� �ه( ع#ن �ه( الل ض!ي# ر# ة# �ر# ي ه(ر# !ي ب# أ ع#ن�
#م� و#ل �ه( م!ن #و�ف#ى ت ف#اس� ا Aج!ير# أ ج#ر#
� #أ ت اس� Lج(ل و#ر# #ه(، #م#ن ث #ل# #ك ف#أ ا Zح(ر #اع# ب Lج(ل و#ر# ، غ#د#ر# (م� ث !ي ب #ع�ط#ى أ Lج(ل ر# #ام#ة! �ق!ي ال
ه( #ج�ر# أ (ع�ط! .ي
“Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu dari Nabi Salallahu alaihi wa salam bersabda: Allah
Ta’ala berfirman: ” Tiga golongan yang Aku adalah sengketa mereka dihari Qiamat; seorang
yang bersumpah atas nama-Ku lalu ia tidak menepatinya, dan seseorang yang menjual manusia
merdeka dan memakan harganya, dan seseorang yang menyewa tenaga seorang pekerja
kemudian ia selesaikan pekerjaan itu akan teteapi tidak membayar upahnya”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa agama Islam secara jelas
mengharamkan segala jenis perdagangan manusia termasuk perdagangan anak. Manusia
adalah mahluk mulia dan tidak patut untuk dipejualbelikan layaknya barang benda.
2.3.2 Hukum dalam Perundang-undangan
13
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
Kasus-kasus pewrdagangan anak, terutama perdagangan anak di Indonesia ini
sebenarnya telag diatur dalam undang-undang. Kasus perdagangan anak juga sangat
melanggar undang-undang setrta hukum dan norma yang berlaku di Indonesia tercinta
ini. hukum dari perdagangan anak ini tercantum dalam undang-undang nomer 26 tahun
2000 yang berbunyi menjelaskan bahwa pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap
perburbuatan seseoaranf atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disenagaj
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasu dan/atau mencabut hak asasi manusia seseoarang atau kelompok orang yang
dijamin oleh undang-undang, akan dapat di pidana seacra ukum dengan adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Undang-undang tersebut mendefisinisakan
pelanggaran HAM. Selain itu, perdanagan manusi khusunya perdagangan anak, juga
melanggar undang-undang nomer 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
Kita dapat melihat bahwa bayak yang dilanggar dari perdagangan anak, mulai dari
HAM hingga kumum yang berlaku. Hukuman yang diperikan kepada terpidana kasus
perdagangan, sesuai dengan pasal 17 UU No.21 tahun 2007 tentang pemberantasan
tindak pidana perdagangan orang menyebutkan bahwa hukuman yang diberikan adalah
hukuman pernjara selama minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun. selain itu terdapat
pula denda bagi terpidana kasusu perdagangan manusia sebesar paling sedikit adalah Rp
160.000.000 dan paling banyak adalah Rp 800.000.000.
Jika kita lihat diatas, hukum perdagangan anak di Indonesia sudah cukup baik,
namun dalam praktinya, hukum ini masih kurang tegas dan masih banyak sekali kasusu
yang tidak terungkap. Kasusu ini juga sangat rawan penyuapan karena hasil dari
perdagangan anak memberikan hasil dan keuntungan yang bersar pada pelakunya yang
mengakibatkan bahwa praktik perdagangan anak ini tak mungkin hanya menjual satu
atau dua anak saja, dan tidak hanya dilakukan sekali saja, yang ddengan hal tersebut
keuntungan pelaku akan menjadi lebih besar. Hukuman dengan yang disebutkan di atas
kira-kira terasasa sangat kecil dan tidak seimbang dengan hasil dari perdagangan manusia
itu sendiri.
Dari penjabaran dia atas, kita dapat melihat bahwa sudah ada hukuman dan pasal
yang mengatur tentang kasusu perdagangan manusia terutama perdagangan anak.
14
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
Namun, hukum-hukum tersebut tidak dapat berjalan dengan baikl jika kita dan
masyarakat tidak mematuhinya dan masih terus memikirkan kekayaan untuk diri sendiri
dengan cara apapun sekalipun dengan memperdagangkan anak.
2.4 Faktor-Faktor Penyebab Perdagangan Anak
Pada hari ini, banyak sekali kasus yang melibatkan perjualan manusia di Indonesia,
terutama penjualan anak. Di Indonesia sendiri penjualan anak bukanlah suatu topik yang baru
melainkan sudah menjadi topik yang sudah di ketahui oleh masyarakat luas. Perdagangan
anak atau penjualan anak sudah menjadi salah satu masalah kriminalitas yang paling dicari
dan diburu oleh kepolisian Indonesia. Alasan perdagangan anak menjadi salah satu kasus
yang paling dicari dan diburu oleh kepolisian indonesia adalah praktek perdagangan anak
sudah melanggar hak asasi manusia (HAM), terutama hak asasi seorang anak. Perdagangan
anak susah diatasi karena praktek perdagangan anak di Indonesia sangat terorganisir dan
sangat bersih, sehingga susah dilacak jejak-jejak bekas praktek perdagangan anak tersebut.
Praktek perdagangan anak sangat subur di indonesia dikarenakan kondisi masyarakat
indonesia sekarang. Seperti yang diketahui kondisi masyarakat Indonesia sekarang sangat
mengkhawatirkan. Banyak sekali masyarakat Indonesia yang masih hiudp dibawah standar
penghidupan. Oleh karena itu, mereka berbondong-bondong mencari penghasilan tambahan
untuk dapat menghidupi diri mereka sendiri, walaupun jalan yang mereka ambil terbilang
haram mereka tetap saja melaksanakan. Sehingga, salah satu praktek perdagangan anak di
Indonesia adalah kondisi ekonomi rakyak Indonesia. Tetapi bukan hanya itu saja faktor-
faktor perdagangan anak di Indonesia. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
a. Kemiskinan (permasalahan ekonomi)
Semenjak terjadinya krisis ekonomi mulai tahun 1997, semuanya berdampak
kepada seluruh elemen masyarakat. Perekonomian semakin sulit, semakin banyak
rakyat yang tidak mampu untuk membiayai keluarganya khususnya anaknya. Mulai
dari biaya pendidikan, kehidupan sehari-hari. Himpitan perekonomian itu membuat
keluarga khususnya orangtua semakin mudah terbujuk rayu oleh agen atau pelaku
perdagangan anak dengan iming-iming serta janji palsu akan pekerjaan yang dapat
membuat hidup lebih baik lagi dengan gaji yang besar
15
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
b. Kurangnya pendidikan dan informasi
Kekurangtahuan akan informasi mengenai perdagangan anak membuat orang-
orang lebih mudah untuk terjebak menjadi korban perdagangan anak khususnya di
pedesaan dan terkadang tanpa disadari pelaku perdagangan anak tidak menyadari
bahwa ia sudah melanggar hukum.
c. Terjerat hutang
Penjeratan hutang yang terjadi terkadang dijadikan sebagai senjata untuk
membuat orang menjadi penghambaan. Sehingga terkadang membuat orangtua yang
memiliki hutang untuk memberikan anaknya untuk bekerja, diperistri, atau lain hal
untuk membayar hutang-hutang tersebut.
d. Kehancuran keluarga (broken home)
Kehancuran keluarga atau permasalahan keluarga dapat menjadi pemicu
terlibatnya anak dalam perdagangan, hal ini dikarenakan membuat anak tidak betah
dirumah dan merasa tidak nyaman sehingga menyebabkan anak lari dari rumah.
e. Terbatasnya kesempatan kerja
Ketidakjelasan akan pekerjaan membuat orang menjadi pasrah dalam
menerima pekerjaan untuk dipekerjakan sebagai apa saja dan hal ini yang membuat
para pelaku menargetkan anak sebagai korban.
f. Akibat peperangan
Peperangan dapat menjadi faktor dimana karena peperangan melemahkan jiwa
masyarakat sehingga terkadang membuat anak untuk lebih mudah diperdagangkan.
g. Budaya
Budaya merupakan faktor untuk seorang anak terlibat menjadi korban
perdagangan anak, hal ini disebabkan karena nilai yang berkembang menyatakan
bahwa seorang anak harus membayar semua kebaikan yang dilakukan orangtuanya.
Hal ini yang membuat orang tua dan anak itu sendiri untuk terjebak menjadi korban.
16
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
Pada akhirnya, praktek perdagangan anak di indonesia sangat banyak dikarenakan
fator-faktor diatas. Tetapi, faktor yang paling penting dalam mendukung adanya praktek
perdagangan anak adalah faktor ekonomi. Ini dikarenakan, pada zaman sekarang ekonomi
adalah hal yang paling utama dalam penentuan apakah seseorang dapat terus hidup atau
tidak. Tetapi, semua itu kembali lagi kepada kahlak seoarang manusia. Bila akhlak seorang
manusia kuat maka ia akan mencari jalan lain yang lebih baik untuk dapat menyelesaikan
masalah mereka, terutama masalah kemiskinan. Bila akhlak mereka jelek maka hal
sebaliknya akan terjadi. Sehingga, sangat diperlukan pendidikan akhlak di indonesia,
terutama akhlah dalam umat Islam.
2.5 Dampak Perdagangan Anak
Para korban perdagangan manusia mengalami banyak hal yang sangat mengerikan.
Perdagangan manusia menimbulkan dampak negatif yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan para korban. Tidak jarang, dampak negatif hal ini meninggalkan pengaruh yang
permanen bagi para korban. Dari segi fisik, korban perdagangan manusia sering sekali
terjangkit penyakit. Selain karena stress, mereka dapat terjangkit penyakit karena situasi
hidup serta pekerjaan yang mempunyai dampak besar terhadap kesehatan. Tidak hanya
penyakit, pada korban anak-anak seringkali mengalami pertumbuhan yang terhambat.
Sebagai contoh, para korban yang dipaksa dalam perbudakan seksual seringkali
dibius dengan obat-obatan dan mengalami kekerasan yang luar biasa. Para korban yang
diperjualbelikan untuk eksploitasi seksual menderita cedera fisik akibat kegiatan seksual atas
dasar paksaan, serta hubungan seks yang belum waktunya bagi korban anak-anak. Akibat
dari perbudakan seks ini adalah mereka menderita penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual, termasuk diantaranya adalah HIV / AIDS. Beberapa korban juga
menderita cedera permanen pada organ reproduksi mereka.
Dari segi psikis, mayoritas para korban mengalami stress dan depresi akibat apa yang
mereka alami. Seringkali para korban perdagangan manusia mengasingkan diri dari
kehidupan sosial. Bahkan, apabila sudah sangat parah, mereka juga cenderung untuk
mengasingkan diri dari keluarga. Para korban seringkali kehilangan kesempatan untuk
17
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
mengalami perkembangan sosial, moral, dan spiritual. Sebagai bahan perbandingan, para
korban eksploitasi seksual mengalami luka psikis yang hebat akibat perlakuan orang lain
terhadap mereka, dan juga akibat luka fisik serta penyakit yang dialaminya. Hampir sebagian
besar korban “diperdagangkan” di lokasi yang berbeda bahasa dan budaya dengan mereka.
Hal itu mengakibatkan cedera psikologis yang semakin bertambah karena isolasi dan
dominasi. Ironisnya, kemampuan manusia untuk menahan penderitaan yang sangat buruk
serta terampasnya hak-hak mereka dimanfaatkan oleh “penjual” mereka untuk menjebak para
korban agar terus bekerja. Mereka juga memberi harapan kosong kepada para korban untuk
bisa bebas dari jeratan perbudakan.
Para korban Perdagangan Manusia mengalami banyak hal yang mengerikan. Luka
fisik dan psikologis, termasuk penyakit dan pertumbuhan yang terhambat, seringkali
meninggalkan pengaruh permanen yang mengasingkan para korban dari keluarga dan
masyarakat mereka. Para korban Perdagangan Manusia seringkali kehilangan kesempatan
penting mereka untuk mengalami perkembangan sosial, moral, dan spiritual. Dalam banyak
kasus eksploitasi pada korban Perdagangan Manusia terus meningkat: seorang anak yang
diperjualbelikan dari satu kerja paksa dapat terus diperlakukan dengan kejam di tempat lain.
Di Nepal, para anak gadis yang direkrut untuk bekerja di pabrik-pabrik karpet, hotel-hotel,
dan restoran kemudian dipaksa untuk bekerja di industri seks di India. Di Filipina dan banyak
negara lain, anak-anak yang awalnya berimigrasi atau direkrut untuk hotel dan industri
pariwisata, seringkali berakhir dengan terjebak di dalam rumah-rumah pelacuran. Suatu
kenyataan kejam mengenai perdagangan budak moderen adalah para korbannya seringkali
dibawa dan dijual.
Tina, seorang anak berusia belasan tahun dari desa pedalaman Indonesia, berhutang
ratusan dolar untuk selama empat bulan mengikuti pelatihan pembantu rumah tangga dan
tinggal selama lebih dari empat bulan di sebuah pusat tenaga kerja Indonesia. Dari sana, Tina,
seperti kebanyakan gadis Indonesia lainnya, diangkut ke Malaysia dengan keyakinan akan
bekerja sebagai pembantu rumah tangga bagi pasangan Malaysia. Dipaksa untuk bekerja
hingga 15 jam sehari dalam bisnis keluarga dimana ia tidur di lantai, Tina diberitahu bahwa
gajinya akan ditahan hingga ia menyelesaikan dua tahun kontraknya. Setelah berkali-kali
diperlakukan dengan kejam secara fisik, ia mencari tempat perlindungan di penampungan
18
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
korban milik LSM Malaysia. Tina telah melaporkan kasusnya kepada polisi dan dia telah
diberi perpanjangan visa imigrasi supaya dapat melanjutkan kasusnya melawan majikannya
di Malaysia.
Para korban yang dipaksa dalam perbudakan seks seringkali dibius dengan obat-
obatan dan menderita kekerasan yang luar biasa. Para korban yang diperjualbelikan untuk
eksploitasi seksual menderita cedera fisik dan emosional akibat kegiatan seksual yang belum
waktunya, diperlakukan dengan kasar, dan menderita penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seks termasuk HIV/AIDS. Beberapa korban menderita cedera permanen
pada organ reproduksi mereka. Selain itu, korban biasanya diperdagangkan di lokasi yang
bahasanya tidak mereka pahami, yang menambah cedera psikologis akibat isolasi dan
dominasi. Ironisnya, kemampuan manusia untuk menahan penderitaan yang amat buruk dan
terampasnya hak-hak mereka malah membuat banyak korban yang dijebak terus bekerja
sambil berharap akhirnya mendapatkan kebebasan.
Perdagangan Manusia adalah Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Pada dasarnya,
Perdagangan Manusia melanggar hak asasi universal manusia untuk hidup, merdeka, dan
bebas dari semua bentuk perbudakan. Perdagangan anak-anak merusak kebutuhan dasar
seorang anak untuk tumbuh dalam lingkungan yang aman dan merusak hak anak untuk
bebas dari kekerasan dan eksploitasi seksual.
19
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
BAB III
20
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
OPTIMALISASI PRANATA SOSIAL TERHADAP SOLUSI
PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
Di Indonesia ini, terdapat berbagai macam lembaga dan pranata sosial. Pranata sosial,
jika kita lihat mempunyai pengertian suatu system tata kelakuan dan hubungan yang berpusat
kepada aktifitas-aktivitas untuk memenuhi komplek-komplek kebutuhan khusus dalam
kehidupan masyarakat. Untuk kasus perdagangan anak kini, kita dapat menyebutkan keluarga
islam, Masjid dan Masyarajat sebagai pranata sosial yang berperan penting dalam
pemberantasan perdagangan anak.
3.1 Keluraga Islam
Dalam kehiduapan sehari-hari ini ada sebuah pranata sosial yang perannya sangat
penting dalam kehiduapan manusia dan menjadi segala sumber pembentukan manusia dari
kecil hingga dewasa, Pranata sosial tersebut adalah keluarga. Keluarga adalah tempat
seseorang menerima pendidikan yang paling awal sebelum masuk ke dunia sekolah.
Keluargalah yang memgang peranan paling bersar dalam hal ini. Sebagai langkah
optimalisasi, keluarga harus dapat memberikan proteksi atau perlindungan kepada anak
sehingga dapat terhindar dari tindak kriminal perdagangan anak, menjaga agar anak tidak
terlalu “mencolok” di dalam pergaulan, serta memberikan siraman bagi batin agar anak
merasa dapat selalu tenang dan nyaman di dalam keluarga itu sendiri
3.2 Masjid
Selain keluarga, terdapat sebuah pranata yang tidak kalah penting dan pranata sosial
ini bersumber atau berunsurkan spiritual sehingga pranata ini berhubungan dengan agama,
khususnya agama Islam, pranata sosial tersebut adalah Masjid. Masjid menjadi sebuah
tempat spiritual bagi pemeluk agama Islam, dan di dalam pencegahan dan pemberantasan
perdagangan anak, masjid dapat berguna untuk menampung sementara para korban
perdagangan anak yang berhasil kabur, serta memberikan siraman rohani bagi para korban
perdagangan anak. Sebagai optimalisasi, masjid dapat tetap menjaga fungsi utamanya yaitu
21
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
untuk ibadah, serta mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai tempat berlindung
sementara dan tempat spiritual sebagai obat rohani bagi para korban perdagangan anak.
3.3 Masyarakat (Sekolah, LSM, dan Pemerintah)
Pranata sosial yang terdapat dalam lingkup masyarakat ada tiga bagian, yaitu
sekolah, Lembaga Masyarajat dan Pemerintah. Pranata sosial masyarakat yang pertama
adalah sekolah. Pranata sosial ini adalah salah satu dari beberapa pranata sosial yang
berperan penting dalam pemberantasan perdagangan anak. Kita dapat menyebutkan
seperti itu karena sekolahlah yang memberikan ilmu agar murid tidak terjerumus kedalam
tindak criminal perdagangan anak. Untuk langkah optimalisasi, sekolah dapat memberikan
penyuluhan lebih lanjut mengenai perdagangan manusia terutama perdagangan anak, serta
juga memperkenalkan bahaya serta langkah antisipasi perdagangan anak tersebut. Selain
itu sekolah juga dapat mengoptimalisasikan langkah preventif lainnya, yaitu memberikan
fasilitas keamanan yang lebih baik untuk mengantisipasi modus-modus yang digunakan
untuk melakukan perdaganga nanak yang biasanya dimulai dengan tindak penculikan.
Kedua adalah LSM. LSM yang bergerak di bidang pemberantasan dan antisipasi
perdagangan anak salah satunya adalah Lembaga Perlindungan Anak (LPA). Optimalisasi
untuk pemberantasan dan antisipasi perdagangan anak juga dapat dilakukan dari LSM.
Optimalisasi yang dapat dilakukan dari LSM adalah peningkatan perlindungan anak,
terutama perlindungan dan pemulihan anak yang pernah menjadi korban perdagangan
anak. Selain ituj uga LSM dapat membantu dalam hal pemberian hukuman yang setimpal
dengan memberikan masukan-masukan kepada pihak yang berwajib dalam memberantas
kasus dan pelaku perdagangan anak.
Untuk yang ketiga, terdapat pula peran yang cukup penting danbesar, yaitu peran
pemerintah. Dalam pemberantasan dan pencegahan kasus perdagangan anak. Dalam
pencegahan dan pemberantasan kasus ini, pemerintah berfungsi sebagai pengatur hampir
keseluruhan tidnakan, mulai dari pencegahan, hingga pemberantasan serta pemberian
hukuman bagi para pelakuper dagang anak kini. Dari fungsi di atas, kita dapat mengetahui
bahwa sebagai langkah optimalisasi pemerintah dalam pemberantasan danpencegahan
22
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
tindak kriminal perdagangan anak, pemerintah dapat memperkuat hukum yang mengatur
mengenai perdagangan anak dan juga memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat
agar terhindar dari tindak kriminal perdagangan anak, serta memberikan proteksi bagi anak
anak baik yang pernah atau tidak pernah mejadi korban perdagangan anak.
BAB 4
23
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perdagangan manusia termasuk perdagangan anak jelas merupakan suatu
pelanggaran hak asasi manusia dan merendahkan hakekat manusia sebagai mahluk mulia
yang telah diciptakan oleh Tuhan. Secara hukum negara itu sudah jelas-jelas dilarang.
Namun pada kenyataannya data membuktikan bahwa jumlah perdagangan anak masih di
level yang mengerikan. Dari pandangan Islam sendiri perdagangan anak tidak sesuai
dengan ajaran agama, bahkan Islam pernah berhasil menghilangkan salah satu jenis
perdagnan manusia yaitu perdagagan budak. Di sini sangat jelas dapat disimpulkan
bahwa Islam melarang keras perdagangan anak karena merusak hakekat manusia sebagai
mahluk yang mulia dan melanggar azas bahwa sesungguhya setiap manusia itu setara.
Faktor penyebab utama masih terjadi perdangangan anak memang masih
dipegang oleh kondisi ekonomi yang kurang baik dari sosial masyarakat itu sendiri.
Ditambah lagi kuranggnya pendidikan dan pengetahuan dari sosial masyarakat
menambah parah maraknya perdangan anak di Indonesia. Solusi harus segera diberikan
karena isu ini memiliki dampak yang sangat negatif khusunya bagi para korban. Dampak
yang dapat dirasakan dapat berupa secara fisik dan secar psikis.
Banyak sekali yang dapat dilakukan untuk memperbaiki masalah ini contohnya
adalah kembali “menyehatkan” kehidupan sosial masyarakt. Ini dapat berupa penguatan
kembali nilai agama para masyarakat. Pemerintah juga dapat berpertan dalam
menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kualitas ekonomi dan pendidikan masyarakay
selain dari hanya melukakan pengawasan dan penegakan hukum.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis adalah meningkatkan mutu pendidikan agama di Indonesia, terutama mutu pendidikan agama islam. Sehingga bila mutu pendidikan agama islam di tingkatkan maka akan membuat mayarakat indoensia semakin bijak dalam mengambil setiap langkah yang dia ambil dalam kehidupan. Lalu, untuk mengatasi perdangan anak, sebaikanya pemerintah lebih meningkatkan pemburuan para oknum dibalik perdangan anak tersebut dan juga memberikan ganjarajn yang sesuai.
24
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
Perdagangan anak sendiri juga bisa dicegah, yaitu dengan meningkatkan mutu ekonomi dan pendidikan masyarakat.
25
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=LSM&aq=f&oq=LSM&aqs=chrome.0.57j60l3j59j62.518j0&sourceid=chrome&ie=U
TF-8, diakses pada tanggal 14 Mei 2013 pukul 22.02
Perdagangan Manusia di Indonesia, Febrina Purba,
http://febrianipurba.blogspot.com/2012/02/makalah-perdagangan-manusia-di.html,
diakses pada tanggal 9 Mei 2013 pukul 19:52
Apakah Korban Manusia dan Sosial Akibat Perdagangan Manusia,
anonim,http://againstwomantrafficking.blogspot.com/2009/04/apakah-korban-manusia-
dan-sosial-akibat.html, diakses pada tanggal 9 Mei 2013 pukul 17:02
http://www.lawskripsi.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=18&Itemid=18, diakses pada tanggal 9 Mei 2013
pukul 21:03
http://kanaltiga.blogspot.com/2013/02/kasus-perdagangan-manusia-indonesia.html?m=1,
diakses pada tanggal 9 Mei 2013 pukul 21:24
http://hartonookey.wordpress.com/2013/03/22/perdagangan-manusia-human-trafficking/,
diakses pada tanggal 8 Mei 2013 pukul 18:10
PerdaganganManusiadalam HAM; UU No.23 tahun 2002, Nova
Farida,http://novafarid.blogspot.com/2012/12/perdagangan-manusia-dalam-hukum-ham-
dan.html, diakses pada tanggal 9 Mei 2013 pukul 20:32
Perdagangan Anak, Bambang Rustanto,
http://bambang-rustanto.blogspot.com/2011/08/perdagangan-anak.html, diakses pada
tanggal 9 Mei 2013 pukul 22:02
v
HOME GROUP 1 – AGAMA ISLAM 02 – PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA
Perdagangan Anak, Anonim, http://www.ykai.net/index.php?
view=article&id=89%3Aperdagangan-anak&option=com_content&Itemid=121, diakses
pada tanggal 9 Mei 2013 pukul 23:06
Perdagangan Manusia Dalam Hukum Ham dan Perspektif Islam, Nova Farida,
http://novafarid.blogspot.com/2012/12/perdagangan-manusia-dalam-hukum-ham-
dan.html
Ruang Lingkup Perdagangan Anak, http://novafarid.blogspot.com/2012/12/perdagangan-
manusia-dalam-hukum-ham-dan.html
vi