makalah penyimpangan aqidah dalam agama islam

23
MAKALAH PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM AGAMA ISLAM Oleh: Kelompok 12 Talitha Widya Utami (15523 ) Zakery (15523 ) Muhammad Fadhilatul Ma’arif (15523 ) Yosha Putra (15523 ) Dosen Pengampu : Aang Kunaepi, M.Pd.I. PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERISTAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2015

Upload: zakery-abbasy-rahman

Post on 29-Jan-2016

1.126 views

Category:

Documents


201 download

DESCRIPTION

Makalah Penyimpangan Aqidah dalam Agama ISlam

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

MAKALAH

PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM AGAMA ISLAM

Oleh:

Kelompok 12

Talitha Widya Utami (15523 )

Zakery (15523 )

Muhammad Fadhilatul Ma’arif (15523 )

Yosha Putra (15523 )

Dosen Pengampu :

Aang Kunaepi, M.Pd.I.

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERISTAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang

Penyimpangan Dalam Agama Islam. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Aang

Kunaepi, M.Pd.I. selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam

Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Shalawat dan salam tercurahkan

kepada Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasalam penutup para nabi dan rosul, yang telah

membawa risalah Islam yang sempurna.dan juga kepada keluarganya , dan orang-orang yang

senantiasa mengikuti jalan beliau hingga hari kiamat kelak.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita mengenai penyimpangan dalam agama Islam. Kami juga menyadari

sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang

telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa

saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang

yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata

yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, Desember 2015

Penyusun

Page 3: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. Pengertian Aqidah ......................................................................................... 3

1. Aqidah Secara Etimologi ........................................................................ 3

2. Aqidah Secara Syara’ .............................................................................. 3

B. Sumber – Sumber Aqidah ............................................................................. 5

C. Pengertian Penyimpangan Dalam Agama Islam ........................................... 6

D. Sebab – Sebab Penyimpangan Agama Islam ................................................ 7

E. Macam – Macam Penyimpangan Dalam Agama Islam ................................ 10

1. Dalam Masalah Tauhid ........................................................................... 10

2. Dalam Masalah Asma’ wa Sifat .............................................................. 11

3. Dalam Masalah Ibadah ............................................................................ 12

4. Dalam Masalah Sunnah ........................................................................... 12

5. Dalam Pemahaman Terhadap Al-Qur’an Dan Sunnah ........................... 13

6. Dalam Masalah Shahabat Nabi ............................................................... 14

7. Dalam Masalah Hadits ............................................................................ 14

8. Dalam Masalah Jihad .............................................................................. 15

9. Dalam Masalah Iman .............................................................................. 16

10. Dalam Masalah Politik ............................................................................ 18

F. Contoh – Contoh Aliran yang Menyimpang Dari Agama Islam .................. 18

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ................................................................................................... 19

B. Saran .............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20

Page 4: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai suatu ilmu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar

nilai manfaatnya, semakin penting ilmu tersebut untuk dipelajari. Ilmu yang paling

utama adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta.

Sehingga orang yang tidak kenal Allah SWT adalah orang yang bodoh, karena tidak

ada orang yang lebih bodoh dari pada orang yang tidak mengenal penciptanya.

Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkap-

lengkapnya bentuk dibanding dengan makhluk/ciptaan yang lain. Kemudian Allah

bimbing mereka dengan mengutus para Rasul-Nya untuk menyerukan kepada

tauhid. Begitu pentingnya aqidah bagi seluruh manusia, sehingga Nabi Muhammad

Saw., penutup para Nabi dan Rasul membimbing umatnya selama 13 tahun ketika

berada di Makkah dengan menekankan masalah aqida, karena aqidah adalah

landasan semua tindakan, bahkan merupakan landasan bangunan Islam. Oleh

karena itu, maka para dai dan para pelurus agama dalam setiap masa selalu

memulai dakwah mereka dengan tauhid dan pelurusan aqidah sebelum mereka

mengajak kepada perintah-perintah agama yang lain. Bahkan para Nabi dan Rasul

sebelum Rasulullah juga menyerukan hal yang sama dalam dakwah-dakwah mereka

kepada umatnya. Hal ini seperti firman Allah dalam Al Quran surat An Nahl ayat

36 dan surat Al A'raaf ayat 59, 65, 73 dan 85

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk

menyerukan), „Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut1 itu‟,…” (QS. An

Nahl: 36)

“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.”

(QS. Al A'raaf: 59, 65, 73, 85)

Semua orang yang berakal sehat tentu sepakat kalau penyimpangan

terhadap hal apapun adalah sesuatu yang negatif dan tidak dapat dibenarkan.

Apalagi kalau penyimpangan tersebut terjadi terhadap hal-hal yang prinsip seperti

penyimpangan terhadap akidah . Di negeri kita penyimpangan akidah bukanlah

persoalan dan kasus baru yang kita jumpai. Bahkan ia telah ada sejak negeri ini

Page 5: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

2

merebut kemerdekaannya dan terbebas dari belenggu penjajahan. Tapi tampaknya

penyimpangan terhadap akidah akan terus berlangsung sampai kapan pun dalam

negri kita, bahkan ia akan menjadi persoalan atau kasus yang akhirnya dianggap

biasa dan sah-sah saja, hingga tidak peduli jika mereka atau keluarga mereka

sendiri telah masuk dan terjerumus ke dalam lembah kesesatan tersebut.

Belakangan ini kita saksikan banyak sekali bermunculan aliran-aliran sesat

dan menyesatkan yang sangat meresahkan umat dan menodai ajaran Islam serta

merusak akidah yang benar, seperti kasus nabi palsu; Lia Eden, al-Qiyadah al-

Islamiyah, dan baru-baru ini kasus lama yang muncul kembali yakni kasus

kelompok dan ajaran sesat Ahmadiyah yang menimbulkan pro-kontra di antara

umat Islam. Padahal faham dan ajaran yang dianut oleh kelompok ini jelas-jelas

telah menodai ajaran Islam dan menyimpang dari akidah Islam yang benar, tapi

anehnya masih saja ada sebagian umat Islam dan tokoh-tokoh Islam yang turut

membela dan memperjuangkannya. Perlu kita ketahui bahwa penyimpangan

terhadap akidah dalam Islam merupakan persoalan yang sangat besar dan tidak

dapat dianggap sepele karena dapat menyebabkan para pelakunya dan orang-orang

yang mendukung berlangsungnya penyimpangan terhadapnya keluar dari agama

Islam itu sendiri.

Aqidah tersebut dalam tubuh manusia ibarat kepalanya. Maka apabila suatu

umat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitasi adalah aqidahnya terlebih

dahulu. Di sinilah pentingnya aqidah ini, apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan

keberhasilan dunia dan akhirat. Aqidah merupakan kunci kita menuju surga.

Aqidah juga menjadi dasar dari seluruh hukum-hukum agama yang berada di

atasnya. Aqidah Islam adalah tauhid, yaitu mengesakan Tuhan yang diungkapkan

dalam syahadat pertama. Sebagai dasar, tauhid memiliki implikasi terhadap seluruh

aspek kehidupan keagamaan seorang Muslim, baik ideologi, politik, sosial, budaya,

pendidikan dan sebagainya.

B. Tujuan

1. Mengetahui penyimpangan dalam agama seperti apa yang sedang terjadi.

2. Mengetahui penyebab penyimpangan dalam agama.

3. Mengetahui cara-cara penanggulangan penyimpangan dalam agama.

Page 6: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah

1. Aqidah Secara Etimologi

Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Kalimat “Saya

ber-i’tiqad begini” maksudnya: saya mengikat hati terhadap hal tersebut. Aqidah

adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan “Dia mempunyai aqidah

yang benar” berarti aqidahnya bebas dari keraguan.Aqidah merupakan perbuatan

hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu.

2. Aqidah Secara Syara’

Yaitu iman kepada Allah, para MalaikatNya, Kitab – kitabNya, para

RasulNya dan kepada Hari Akhir serta kepada qadar yang baik maupun yang

buruk.Hal ini disebut juga sebagai rukun iman. Syari’at terbagi menjadi dua

yaitu i’tiqadiyah dan amaliyah. I‟tiqadiyah adalah hal-hal yang tidak

berhubungan dengan tata cara amal. Seperti i’tiqad (kepercayaan) terhadap

rububiyah Allah dan kewajiban beribadah kepadaNya, juga beri’tiqad terhadap

rukun-rukun iman yang lain. Hal ini disebut ashliyah (pokok agama).

Sedangkan amaliyah adalah segala apa yang berhubungan dengan tata

cara amal. Seperti shalat, zakat, puasa dan seluruh hukum-hukum amaliyah.

Bagian ini disebut far’iyah (cabang agama), karena ia dibangun di atas

i’tiqadiyah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya

i’tiqadiyah. Maka aqidah yang benar adalah fundamen bagi bangunan agama

serta merupakan syarat sahnya amal. Sebagaimana firman Allah Subhannahu wa

Ta’ala: “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah

Page 7: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

4

ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang

pun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Al-Kahfi: 110)

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang

sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah

amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”

(Az-Zumar: 65)

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta‟atan kepada-Nya.Ingatlah,

hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik).”

(Az-Zumar: 2-3)

Ayat-ayat di atas dan yang senada, yang jumlahnya banyak, menunjukkan

bahwa segala amal tidak diterima jika tidak bersih dari syirik. Karena itulah

perhatian Nabi Saw. yang pertama kali adalah pelurusan aqidah. Dan hal

pertama yang didakwahkan para rasul kepada umatnya adalah menyembah Allah

semata dan meninggalkan segala yang dituhankan selain Dia.

Sebagaimana firman Allah Subhannahu wa Ta’ala:

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk

menyerukan): „Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu‟, …”

(An-Nahl: 36)

Dan setiap rasul selalu mengucapkan pada awal dakwahnya:

“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada tuhan bagimu selainNya.”

(Al-A’raf: 59, 65, 73, 85)

Pernyataan tersebut diucapkan oleh Nabi Nuh, Hud, Shalih, Syu’aib dan

seluruh rasul. Selama 13 tahun di Makkah -sesudah bi’tsah- Nabi Saw.

mengajak manusia kepada tauhid dan pelurusan aqidah, karena hal itu

merupakan landasan bangunan Islam. Para da’i dan para pelurus agama dalam

Page 8: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

5

setiap masa telah mengikuti jejak para rasul dalam berdakwah. Sehingga mereka

memulai dengan dakwah kepada tauhid dan pelurusan aqidah, setelah itu mereka

mengajak kepada seluruh perintah agama yang lain.

B. Sunber – Sumber Aqidah

Aqidah adalah tauqifiyah. Artinya, tidak bisa ditetapkan kecuali dengan

dalil syar’i, tidak ada medan ijtihad dan berpendapat di dalamnya. Karena itulah

sumber-sumbernya terbatas kepada apa yang ada di dalam Al-Qur’an dan As-

Sunnah. Sebab tidak seorang pun yang lebih mengetahui tentang Allah, tentang

apa-apa yang wajib bagiNya dan apa yang harus disucikan dariNya melainkan

Allah sendiri. Dan tidak seorang pun sesudah Allah yang lebih mengetahui

tentang Allah selain Rasulullah Saw..

Oleh karena itu manhaj Salafus Shalih dan para pengikutnya dalam

mengambil aqidah terbatas pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka segala apa

yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang hak Allah mereka

mengimaninya, meyakininya dan mengamalkannya. Sedangkan apa yang tidak

ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah mereka menolak dan menafikannya

dari Allah. Karena itu tidak ada pertentangan di antara mereka di dalam

i’tiqad.Bahkan aqidah mereka adalah satu dan jama’ah mereka juga satu.

Karena Allah sudah menjamin orang yang berpegang teguh dengan Al-

Qur’an dan Sunnah RasulNya dengan kesatuan kata, kebenaran aqidah dan

kesatuan manhaj. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah

kamu bercerai berai, …” (Ali Imran: 103)

Page 9: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

6

“Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa yang

mengikut petunjukKu, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (Thaha: 123)

Karena itulah mereka dinamakan firqah najiyah (golongan yang

selamat). Sebab Rasulullah telah bersaksi bahwa merekalah yang selamat, ketika

memberitahukan bahwa umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan yang

kesemuanya di Neraka, kecuali satu golongan. Ketika ditanya tentang yang satu

itu, beliau menjawab: “Mereka adalah orang yang berada di atas ajaran yang

sama dengan ajaranku pada hari ini, dan para sahabatku.” (HR. Ahmad)

Kebenaran sabda baginda Rasul Saw. tersebut telah terbukti ketika

sebagian manusia membangun aqidahnya di atas landasan selain Kitab dan

Sunnah, yaitu di atas landasan ilmu kalam dan kaidah-kaidah manthiq yang

diwarisi dari filsafat Yunani dan Romawi maka terjadilah penyimpangan dan

perpecahan dalam aqidah yang mengakibatkan pecahnya umat dan retaknya

masyarakat Islam.

C. Pengertian Penyimpangan Dalam Agama Islam

Dalam kamus KBBI kata “penyimpangan” berasal dari kata simpang

yang berarti sesuatu yang memisah (membelok, bercabang,melencong) dari

yang lurus (induknya), dan penyimpangan yaitu proses,cara, perbuatan

menyimpang atau bertindak di luar kaidah yang berlaku. Agama ialah ajaran,

sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan

Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia

dan manusia serta lingkungannya. Islam ialah ajaran yang dibawa oleh nabi

Muhammad sholallohu alaihi wasallam yang berlandaskan Al-quran dan As-

sunnah.

Page 10: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

7

Dari definisi diatas, dapat kita ketahui pengertian penyimpangan dalam

agama islam ialah membeloknya pemahaman seorang yang beragama islam dari

Al-quran dan As-sunnah. Pemahaman yang menyimpang dari Al-quran dan

sunnah di sebut juga aliran sesat. pengertian “sesat” dalam istilan “aliran sesat”

adalah penyimpangan dari dasar-dasar Islam (ushuluddin) yang di rumuskan

oleh MUI pada tanggal 6 Nopember 2007, ke dalam 10 kriteria, yaitu:

1. Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun islam.

2. Meyakini atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i.

3. Meyakini turunnya wahyu sesudah al-Qur’an.

4. Mengingkari otentisitas dan kebenaran al-Quran.

5. Menafsirkan al-Quran tidak berdasar kaidah-kaidah tafsir.

6. Mengingkari kedudukan hadist Nabi sebagai sumber ajaran Islam.

7. Menghina, melecehkan dan/atau merendahkan Nabi dan Rasul.

8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dana Rasul terakhir.

9. Mengubah, menambah, dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah

ditetapkan syari’at.

10. Mengafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkan

seorang muslim hanya karena bukan kelompoknya.

Kesepuluh maklumat yang dikeluarkan oleh MUI bukan tanpa dasar,

bahkan dilandasi oleh banyak dalil dari Al Qur’an dan Al Hadist serta

bersesuaian dengan prinsip-prinsip Ahlussunah Wal Jama’ah.

D. Sebab – Sebab Penyimpangan Agama Islam

Penyimpangan dari agama islam yang benar adalah kehancuran dan

kesesatan. Karena agama islam yang didasari dengan aqidah shahihah yang

benar merupakan motivator utama bagi amal yang bermanfaat. Tanpa aqidah

yang benar seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan dan keragu-

raguan yang lama-kelamaan mungkin menumpuk dan menghalangi dari

pandangan yang benar terhadap jalan hidup kebahagiaan, sehingga hidupnya

terasa sempit lalu ia ingin terbebas dari kesempitan tersebut dengan menyudahi

Page 11: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

8

hidup, sekali pun dengan bunuh diri, sebagaimana yang terjadi pada banyak

orang yang telah kehilangan hidayah aqidah yang benar.

Sebab-sebab penyimpangan dari aqidah shahihah yang harus kita ketahui

yaitu:

1. Kebodohan terhadap aqidah shahihah, karena tidak mau (enggan)

mempelajari dan mengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian

terhadapnya. Sehingga tumbuh suatu generasi yang tidak mengenal aqidah

shahihah dan juga tidak mengetahui lawan atau kebalikannya.Akibatnya,

mereka meyakini yang haq sebagai sesuatu yang batil dan yang batil

dianggap sebagai yang haq. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Umar

Radhiallaahu anhu : “Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu

demi satu, manakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa

mengenal kejahiliyahan.”

2. Ta’ashshub (fanatik) kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak dan nenek

moyangnya, sekali pun hal itu batil, dan mencampakkan apa yang

menyalahinya, sekali pun hal itu benar. Sebagaimana yang difirmankan

Allah Subhannahu wa Ta’ala: “Dan apabila dikatakan kepada mereka:

“Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah” mereka menjawab: “(Tidak),

tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) ne-

nek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun

nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak

mendapat petunjuk?” (Al-Baqarah: 170)

3. Taqlid buta, dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah

tanpa mengetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh

kebenarannya. Sebagaimana yang terjadi pada golongan-golongan seperti

Mu’tazilah, Jahmiyah dan lainnya. Mereka bertaqlid kepada orang-orang

sebelum mereka dari para imam sesat, sehingga mereka juga sesat, jauh dari

aqidah shahihah.

4. Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para wali dan orang-orang shalih,

serta mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya, sehingga meyakini

pada diri mereka sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah,

baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun menolak

Page 12: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

9

kemudharatan.Juga menjadikan para wali itu sebagai perantara antara Allah

dan makhlukNya, sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali

tersebut dan bukan menyembah Allah. Mereka bertaqarrub kepada kuburan

para wali itu dengan hewan qurban, nadzar, do’a, istighatsah dan meminta

pertolongan.Sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Nuh Alaihissalam

terhadap orang-orang shalih ketika mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu

meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali

kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwaa’,

Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.” [1] (Nuh: 23). Dan demikianlah yang terjadi pada

pengagung-pengagung kuburan di berbagai negeri sekarang ini.

5. Ghaflah (lalai) terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat

raya ini (ayat-ayat kauniyah) dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam

KitabNya (ayat-ayat Qur’aniyah). “Allah-lah yang telah menciptakan langit

dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan

dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia

telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan

dengan kehendakNya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-

sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang

terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu ma-

lam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari

segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung

nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.” (Ibrahim: 32-34)

6. Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran Islam,

sehingga anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Pada ha! Nabi

!!!luhammad SAW telah memperingatkan yang artinya : “Setiap anak

terlahirkan berdasarkan hthrahnya, maka kedua orang tuanya yang

meyahudikannya, menashranikannya, atau memajusikannya” (HR: Bukhari).

Apabita anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan

dipengaruhi oleh acara l program televisi yang menyimpang, lingkungannya,

dan lain sebagainya.

7. Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam

pembinaan keagamaan seseorang. Bayangkan, apa yang bisa diperoleh dari 2

Page 13: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

10

jam seminggu dalam pelajaran agama, itupun dengan informasi yang kering.

Ditambah lagi mass media baik cetak maupun elektronik banyak tidak

mendidik kearah aqidah bahkan mendistorsinya secara besar-besaran.

Tidak ada jalan lain untuk menghindar bahkan menyingkirkan pengaruh

negatif dari hal-hal yang disebut diatas adalah mendalami, memahami dan

mengaplikasikan Aqidah Islamiyah yang shahih agar hidup kita yang sekali

dapat berjalan sesuai kehendak Sang Khalik demi kebahagiaan clunia dan

akherat kita, Allah SVVT berfirman dalam Surah An-Nisa’ 69 yang artinya :

“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasu!-Nya, mereka itu akan

bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat Allah, yaitu: “Nabi-

nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh.

Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. “

Dan juga dalam Surah An-Nahl 97 yang artinya : “Barangsiapa yang

mengerjakan amal shaleh baik laki-Jaki maupun perempuan, dalam keadaan

beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik dan sesungguhnya akan karrri beri balasan kepada mereka dengan pahala

yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

E. Macam – Macam Penyimpangan Dalam Agama Islam

1. Dalam masalah Tauhid

Mereka, para ulama ahlus sunnah selalu mementingkan tauhid dan

menjelaskan bahwa tauhid للا االإ لا ال bermakna “Tidak ada yang berhak

diibadahi kecuali Allah (uluhiyyah), sebagaimana terkandung dalam ayat:

ا ا ا ا (36 :ءاسىلا) …

Beribadahlah kepada Allah dan jangan-lah kalian mempersekutukan-Nya

dengan sesuatu apa pun… (An-Nisaa’: 36)

Dengan prinsip ini, mereka selamat dari kekafiran atheisme yang tidak

bertuhan dan selamat pula dari paganisme yang bertuhan banyak.

Page 14: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

11

2. Dalam Masalah Asma’ wa Sifat

Mereka, para ulama ash-habul hadits (ahlus sunnah) tidak berani

berbicara tentang sifat-sifat Allah kecuali apa yang telah dikatakan oleh Allah

dalam al-Qur’an dan apa-apa yang telah dijelaskan oleh Rasulullah للا لص

stidah malad لن س ل -hadits yang shahih. Mereka tidak berani pula menarik

maknanya kepada makna lain selain apa yang terdapat pada teks-nya. Karena

masalah sifat-sifat Allah adalah ghaib, tidak ada seorang pun yang dapat

menebak-nebak atau memikirkan dzat Allah.

ا ى ه س و ى س ي ل ا ا و ء ا ا س . (ا ا : ى ل و

180)

Hanya milik Allahlah asma-ul husna, maka mohonlah kepada-Nya dengan

menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyim-

pang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat

balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (al-A’raaf: 180)

Mereka tidak berani pula membayangkan seperti apa atau bagaimananya.

Maka di samping mereka selamat agamanya, juga selamat akalnya. Orang-orang

yang mencari-cari sendiri tentang dzat Allah akan tersesat agamanya dan orang

yang membayangkan seperti apa atau bagaimana Allah akan rusak akal-nya.

3. Dalam Masalah Ibadah

Mereka, para pengikut salafus shalih, tidak beribadah kepada Allah

kecuali dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. (sunnah). Mereka tidak

berani merubah-rubah, mengganti, mengurangi atau menambahi dari hasil

pemikirannya sendiri. Sebagaimana para rasul memerintahkan kepada kaumnya:

Page 15: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

12

. (ا اء ى ا ا :

Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (asy-Syu’araa: 144)

Yakni bertakwanya kepada Allah tetapi dengan mengikuti dan mentaati rasul

Nya. Maka Tata cara ibadah menurut mereka sudah baku (tauqifiyyah) tidak bisa

diubah-ubah.

Dengan demikian mereka selamat dari kebid’ahan-kebid’ahan (ajaran-

ajaran baru) yang tidak pernah dikenal oleh kaum muslimin yang pertama. Dan

selamat pula dari kesesatan para pengingkar sunnah yang menciptakan agama

baru.

4. Dalam Masalah Sunnah

Mereka – sesuai dengan sebutannya ahlus sunnah – senantiasa berpegang

dengan sunnah (ajaran nabi) sebagai tafsir dari al-Qur’an, sehingga mereka

dapat memahami al-Qur’an dengan tepat seperti apa yang dipahami oleh

Rasulullah Saw. karena ucapan, perbuatan dan perangai Rasulullah Saw. adalah

terjemahan dari al-Qur’an. Aisyah Ra. berkata:

. ( ا ه لن و ا ل ا ى ( ى

Bahwasanya perangai Rasulullah ada-lah al-Qur‟an. (HR. Muslim, Ahmad dan

Abu Dawud)

sehingga mereka selamat dari kesalah-pahaman dalam panafsiran al-Qur’an dan

selamat dari kesesatan.

ا ل ي ا س و : ا ل ي ي ن مكاحلا ا ) .

( ص ا ة، ي

Page 16: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

13

Aku tinggalkan kepada kalian dua per-kara yang kalian tidak akan tersesat se-

telah berpegang dengan keduanya, yai-tu kitabullah dan sunnahku. Dan kedua-

nya tidak akan terpisah hingga menemuiku di telaga Haud. (HR. Hakim; Syaikh

al-Albani menshahihkanya dalam Shahih Jami’us Shaghir)

5. Dalam Pemahaman Terhadap Al-Qur’an Dan Sunnah

Mereka mengetahui bahwa generasi terbaik umat ini adalah para

shahabat nabi. Maka mereka meyakini bahwa para shahabat lebih memahami al-

Qur’an dan sunnah. Sehingga dalam memahami, menyimpulkan dan

menerapkan al-Qur’an dan sunnah, mereka melihat ucapan-ucapan para

shahabat dan keterangan-keterangan dari mereka, karena yang akan

mendapatkan keridhaan dari Allah adalah para shahabat Muhajirin dan Anshar,

dan orang-orang yang mengikuti mereka.

Allah لاعت ىاح س berfirman:

ي ى ه ى ا ا ا ن ا ن ى ي ا ا ا ي ا و

ن . (ا : ا ا ا ي ا ت ن 100)

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara

orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka

dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah

dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai

di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan

yang besar. (At-Taubah: 100)

Sehingga mereka selamat pula dari ke-salah-pahaman dan kekeliruan dalam

penerapan al-Qur’an dan sunnah.

Page 17: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

14

6. Dalam Masalah Shahabat Nabi

Ahlus sunnah menganggap bahwa para shahabat adalah generasi yang

terbaik dan semuanya merupakan rawi-rawi yang adil dan jujur, sehingga

mereka menerima riwayat-riwayat haditsnya. Bagi mereka kesepakatan para

shahabat merupakan dalil (hujjah) setelah al-Qur’an dan sunnah. Karena

Rasulullah ملس لع للا لص menyatakan bahwa umatku tidak akan sepakat

atas kesesatan.

Rasulullah ملس لع للا لص bersabda:

و . ( ا ا ه ي ا ي ل ا و ه ل ص إ ى و ،

( ا غ ح و ص ا

Sesungguhnya Allah ta‟ala tidak akan mengumpulkan umatku di atas kesesat-

an. Dan tangan Allah di atas jama‟ah. (HR. Tirmidzi; Syaikh al-Albani men-

shahihkannya dalam Shahih Jami’ ash-Shaghir)

Sebagaimana disebutkan dalam atsar dari Ibnu Mas’ud ىع للا,

beliau berkata: “Sesungguhnya Allah melihat para hamba dan mendapati hati

Muhammad ملس لع للا لص sebaik-baik hati para hamba, maka ia jadikan

untuk diri-Nya dan diutus sebagai rasul-Nya. Kemudian Allah melihat hati-hati

para hamba dan melihat hati-hati para shahabat adalah sebaik-baik hati para

hamba, maka Allah jadikan sebagai pendukung-pendukungnya, pembela-

pembela-Nya dan berperang di atas agamanya. Maka apa yang dilihat oleh kaum

muslimin itu sebagai kebaikan, maka di sisi Allah hal itu baik. Sebaliknya apa

yang dilihat oleh mereka sebagai kejelekan, maka di sisi Allah hal itu

merupakan kejelekan. (Atsar Hasan Mauquf; diriwayatkan oleh Thayalisi,

Page 18: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

15

Ahmad dan Hakim menshahihkan dan disepakati oleh adz-Dzahabi; Demikian

komentar Syaikh al-Albani dalam Takhrij Syarh Aqidah ath-Thahawiyah, hal.

470)

Keyakinan ini menyelamatkan mereka dari apa yang telah menyesatkan

kaum Syi’ah Rafidhah. Dengan caci-makian mereka terhadap para shahabat,

gugurlah syariat ini, karena para shahabat adalah pembawa-pembawa ilmu dan

rantai rawi yang pertama yang menjembatani Rasulullah ملس لع للا لص

dengan generasi-generasi setelahnya.

7. Dalam Masalah Hadits

Para ulama ahlus sunnah tidak sembarangan menerima riwayat suatu

hadits, karena sunnah-sunnah Rasulullah ملس لع للا لص dan ucapan-

ucapan para shahabat (atsar-atsar) didapat oleh mereka melalui silsilah para rawi

yang telah mereka periksa, apakah rawi-rawi tersebut terpercaya (tsiqah), kuat

hafalannya (dhabit), sanadnya bersambung (mutashil) ataukah kebalikannya.

Sehingga dengan ilmu (Musthalahul hadits) tersebut, mereka memisahkan antara

hadits-hadits yang shahih dan hadits-hadits yang dhaif.Kemudian mereka

memakai yang shahih dan meninggalkan yang dlaif.

Hingga mereka selamat dari penyimpangan dikarenakan menyangka itu hadits

Rasulullah ملس لع للا لص. Dan selamat dari kebid’ahan yang dikira

perintah nabi ternyata bukan dan selamat pula dari ancaman-ancaman Allah

terhadap orang-orang yang berdusta atas nama Rasulullah لن. لص س ل

Dalam sebuah hadits yang mutawatir, Rasulullah ملس لع للا لص

bersabda:

Page 19: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

16

. (ه ل ي ا ه ه ه و ا ل ل ي (ه

Barangsiapa yang berdusta atas nama-ku dengan sengaja, maka hendaklah dia

mempersiapkan tempatnya dalam neraka.

(HR. Bukhari Muslim dan lain-lain-nya)

8. Dalam Masalah Jihad

Jihad dengan makna perjuangan dakwah menyampaikan syariat agama

Allah dan sunnah-sunnah Rasulullah ملس لع للا لص terus berlangsung

setiap saat sepanjang masa. Adapun jihad bermakna perang menumpahkan darah

musuh merupakan ibadah yang dilakukan secara berjama’ah yang tidak bisa

dilakukan kecuali ber-sama seorang penguasa (imam).Dan yang diperangi

adalah orang-orang kafir harbi. Namun bukan menunggu munculnya imam

tertentu seperti Syi’ah Rafidhah, tapi dengan penguasa muslim yang ada

sekarang. Dengan prinsip mereka ini, kaum muslimin selamat dari fitnah dan

kekacauan. Kalau saja dibiarkan setiap muslim “berperang” sendiri-sendiri,

membunuh orang-orang kafir di mana pun dia temui, maka akan terbunuh orang

kafir yang tidak layak dibunuh (perempuan, anak-anak, kafir dzimni, dan kafir

mu’ahad) bahkan bisa jadi akan membunuh orang-orang muslim yang dianggap

kafir. Maka yang terjadi adalah kekacauan dan pertumpahan darah sesama kaum

muslimin.

9. Dalam Masalah Iman

Para ulama ahlus sunnah sejak zaman salafus shalih sampai hari ini meyakini

bahwa iman bisa bertambah dan bisa berkurang bahkan bisa hilang sama sekali.

Iman dapat bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemak-siatan.

Page 20: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

17

Sehingga ahlus sunnah selamat dari pengkafiran terhadap orang-orang yang

masih muslim, karena mengira iman hilang dengan kemaksiatan atau sebaliknya

yang menganggap iman tetap utuh dengan kemaksiatan. Mereka yang

menyatakan iman hilang dengan kemaksiatan adalah kaum khawarij, sebaliknya

yang menyatakan iman tetap utuh dengan kemaksiatan adalah kaum murji’ah.

Ada pun ahlus sunnah selamat dari dua jenis kesesatan tersebut, karena mereka

menyatakan ahli maksiat sebagai seorang muslim yang lemah imannya.

10. Dalam Masalah Politik

Mereka para ulama ahlus sunnah tidak mengenal sistem demokrasi dan suara

terbanyak karena mereka meyakini dari al-Qur’an dan sunnah bahwa ahlul hak

itu sedikit dan kebanyakan manusia adalah orang-orang fasik.

Allah ىاح س :namrifreb

ن إ إ ى ى إ ا ي ك ي س ا إ ى ل ي ا إ ى ه . (ا م: ص ى

116)

Dan jika kalian menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini,

niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain

hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah

berdusta (terhadap Allah). (Al-An’aam: 116)

Namun mereka tetap menjaga ma-syarakat kaum muslimin agar tetap ber-satu

dalam satu pimpinan (penguasa) selama dia masih muslim.

Dengan sikap mereka yang demikian maka umat Islam akan selamat dari

pertumpahan darah sesama mereka. Karena jika kedhaliman penguasa muslim

Page 21: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

18

diatasi dengan memeranginya secara fisik, niscaya yang akan terjadi adalah

perang saudara sesama muslimin.

Sedangkan ketaatan yang dimaksud adalah tidak memberontak atau

melawan penguasa secara provokasi atau fisik. Sedangkan ketaatan ahlus sunnah

adalah dalam perkara-perkara yang ma’ruf. Jika mereka memerintahkan kepada

dosa dan kemaksiatan, maka tidak ada ketaatan kepada siapa pun dalam

bermaksiat ke-pada khaliqnya.Wallahu a’lam. (Ustadz Muhammad Umar As-

Sewed/ akhwat.web.id)

F. Contoh – Contoh Aliran yang Menyimpang Dari Agama Islam.

1. Khawarij

2. Murjiah

3. Mu’tazilah

4. Syiah

5. Ahmadiyah

6. Kerajaan Lia Eden (Salamullah).

7. Gerakan Lembaga Kerasulan (LK).

8. LDII (Lembaga Dahwah Islam Indonesia) / Islam Jamaah.

9. Faham Inkar Sunnah.

10. Islam Liberal.

Page 22: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat

membina setiap individu muslim sehingga memandang alam semesta dan

kehidupan dengan kaca mata tauhid dan melahirkan konotasi-konotasi valid

baginya yang merefleksikan persfektif Islam mengenai berbagai dimensi

kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam dirinya.

Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu

menciptakan mu’jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di

zaman permulaan Islam.

Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap

individu muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa

disesuaikan dengannya, dan bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut

tanggung-jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran pemikiran hasil rekayasa

manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap

gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan demikian, musnahlah

tuntunan-tuntunan akhlak dari kehidupan manusia. Karena akhlak tanpa iman

tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Adapun dari beberapa masalah diatas ada beberapa saran yang ingin

kami sampaikan, yaitu :

1. Tanamkan pentingnya aqidah sejak dini terhadap setiap muslim dimulai dari

lingkungan keluarga, Sekolah/kampus dan Masyarakat agar tidak ada lagi

penyimpangan-penyimpangan aqidah.

2. Mengamalkan segala yang dituntun oleh Al-Quran dan Hadist tanpa harus

menambah dan mengurangi.

3. Perlu sikap yang bijak untuk menerima segala yang berkaitan dengan

Aqidah, dan tidak taqlid terhadap Agama Islam.

Page 23: Makalah Penyimpangan Aqidah Dalam Agama Islam

20

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Al-atsari Hamid. 2006. Intisari Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Jakarta :

Pustaka Imam Syafi’i

Aziz Abdul B,. 1990. Hidup sejahtera dalam naungan Islam. Jakarta : Gemma

Basyir,Ahmad Azhar. 1982. Faham Akhlaq Dalam Islam. Yogyakarta :

Perpustakaan Pusat UII.

Mahfud MD.1997. Spritualitas Al-Quran Dalam Membangun Kearifan Umat.

Yogyakarta : LPPAI UII.

Miskawaih, Ibnu. 1995. Menuju Kesempurnaan Akhlaq. Bandung : Mizan

Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin. 2007. Fatawa Arkan al-Islam wa al-Aqidah.

Maktabah al-Shafa: Cairo.

INTERNET

Fatwa MUI Tentang Aliran-Aliran Sesat Di Indonesia. www.mui.or.id

http://mui.or.id/produk-mui/buku/buku-terbitan-mui/fatwa-mui-tentang-aliran-

aliran-sesat-di-indonesia.html

Wahyu, Dian.P. dkk. “Makalah Agama Penyimpangan Akidah”. Desember

2011.

http://www.scribd.com/doc/110675178/Makalah-Agama-Tentang-

Penyimpangan-Akidah#scribd