makalah penyebab dan dampak globalisasi
TRANSCRIPT
Penyebab dan Dampak Global Warming
Ilmu Alamiah Dasar
Dosen Pengampu:
dr. Eka Rahayu Utami
Penyusun:
Aulia Maulida (15310020)
Fatimatuz Zahro (1531.....)
Jurusan Bahasa dan Sastra Arab
Fakultas Humaniora
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Tahun Pelajaran
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur patut kita panjatkan kehdirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun
masih jauh dari kesempurnaan.
Proses pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah
pembelajaran dalam menimba ilmu utamanya dalam mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar yang
diharapkan dapat memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Pada makalah ini kami sangat membuka diri menerima kritik dan saran yang berguna
untuk perbaikan dalam makalah ini, semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan
dalam proses pembelajaran utamanya yang baik dan benar,
Malang, 11 November 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ................................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1
A. Latar belakang ...............................................................................................................1
B. Rumusan masalah ..........................................................................................................1
C. Tujuan ............................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN ...........................................................................................................2
A. Pengertian Global Warming .........................................................................................2
B. Penyebab Global Warming ...........................................................................................3
C. Dampak Global Warming .............................................................................................4
D. Global Warming dalam Al-Qur’an ................................................................................5
E. Penanganan Globa Warming .........................................................................................9
BAB III PENUTUP .................................................................................................................11
A. Kesimpulan ..................................................................................................................11
B. Saran ...........................................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA ..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasa ini dengan berbagai perkembangan teknologi telah mempermudah
pekerjaan manusia dan juga menciptakan berbagai permasalahan lingkungan,
terutama Global Warming. Banyak dari manusia yang melakukan berbagai kegiatan
yang tanpa sadar kegiatan tersebut ikut andil dalam adanya Global Warming. Namun,
banyak dari manusia yang tidak mengetahui apa itu Global Warming.
Berbagai dampak dari Global Warming telah banyak kita rasakan. Diantaranya
naikna suhu permukaan bumi, mencair gletser, serta menipisnya lapisan es di kutub.
Jika hal ini terus berlangsung. Volume laut akan naik secara drastis dan akan
menyebabkan beberapa pulau kecil dibumi menghilang.
Oleh karena itu untuk membantu memahami penyebab dan dampak Global
Warming serta cara menanganannya, kami menyusun makalah ini. Selain dari itu,
makalah ini juga untuk memenuhi project mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pengertian Global Warming?
b. Bagaimana penyebab Global Warming?
c. Bagaimana dampak Global Warming?
d. Bagaimana penjelasan mengenai Global Warming dalam Al-Qur’an?
e. Bagaimana cara menangani Globa Warming?
C. Tujuan
Sedangkan untuk tujuan, diantaranya:
a. Untuk mengetahui pengertian Global Warming
b. Untuk mengetahui penyebab Global Warming
c. Untuk mengetahui dampak Global Warming
d. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Global Warming dalam Al-Qur’an
e. Untuk mengetahui cara menangani Global Warming
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Global Warming
Saat ini, hampir seluruh penduduk dunia merasakan suhu udara yang semakin
panas. Kekeringan terjadi di mana-mana. Musim yang tidak menentu menyebabkan
gagal panen, terutama di kalangan petani tradisional. Konon menurut para ahli,
kondisi demikian merupakan dampak global warming.
Global warming merupakan istilah yang menunjukkan peningkatan suhu rata-
rata udara permukaan bumi dan lautan. Suhu udara rata-rata permukaan bumi
meningkat 0.740 ± 0.180 C dalam 100 tahun terakhir. Suhu global cenderung
meningkat sebesar 1.10 sampai 6.40 C antara tahun 1990 dan 2100. (Bruce Mitchell,
2000:24). Artinya, bencana tersebut sudah di ambang pintu alias di depan mata.
Diperkirakan 30 tahun mendatang air laut naik 10 meter dan akan sanggup
menenggelamkan demikian banyak wilayah di Indonesia, bahkan dunia. (2000:37).
Jika peristiwa itu benar terjadi, sama artinya tragedi bagi umat manusia di bumi.
Penyebab utama global warming adalah tingginya level greenhouse gases
(gas-gas rumah kaca), terutama CO2 (karbondioksida) dan metana di atmosfer akibat
aktifitas manusia, seperti tingginya laju pembakaran bahan bakar fosil—seperti
bensin, solar, dan lainnya—dan perubahan fungsi lahan terutama deforestasi
(penebangan hutan). (Achmad Baiquni, 1995:99).
Global warming telah terbukti memiliki dampak yang sangat luas pada
kehidupan manusia. Tejadinya berbagai bencana alam, seperti gelombang panas,
badai tropis, banjir, tsunami, atau kekeringan berkepanjangan yang melanda beberapa
negara beberapa tahun terakhir ini ditengarai merupakan efek dari global warming.
Selain menelan korban jiwa, bencana-bencana tersebut telah menimbulkan kerugian
ekologi, ekonomi, dan sosial yang sangat besar. Meningginya level permukaan laut
akibat global warming juga telah menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat
penghuni pulau-pulau kecil di beberapa negara akan keberadaan tempat tinggalnya
pada beberapa tahun yang akan datang.
Global warming juga diyakini sebagai penyebab munculnya wabah berbagai
penyakit. Dimana, perubahan iklim dapat merubah pola distribusi dari vektor-vektor
tersebut dan juga mempengaruhi laju reproduksi dan maturasi (pematangan benih)
dari agen infektif yang ada di dalam tubuh vektor. (Purwanto, 2008:29). Kondisi
2
inilah yang diyakini menjadi salah satu penyebab tingginya kejadian Malaria dan
Dengue pada beberapa negara, termasuk Indonesia.
Seperti kita ketahui bersama bahwa dampak dari global warning (pemanasan
global) atau perubahan iklim cuaca sudah menjadi isu internasional yang
dikampanyekan untuk segera dicarikan solusinya. Bahkan merupakan salah satu isu
yang sangat penting di seluruh dunia saat ini, selain terorisme. Gegap-gempita
penyelamatan alam semesta sudah dimulai sejak KTT Bumi di Rio de Janeiro, Juni
1992. Tercatat 154 kepala negara menyepakati hasil Konvensi Perubahan Iklim
(Convention on Climate Change) yang mulai diberlakukan pada 1994. Langkah terus
berlanjut dengan disetujuinya Protokol Kyoto I dan II, dimana negara-negara industri
yang merupakan agen terbesar terjadinya global warming harus menurunkan secara
sistematis emisi CO2 dan gas rumah kaca. (Kompas, 18 Januari 2001. Hal. 8, 18).
Kampanye selanjutnya berlangsung di Bali, Indonesia pada 3 – 14 Desember
2007. Pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah dalam kegiatan tersebut merupakan
suatu hal yang menarik. Mengingat Indonesia merupakan paru-paru dunia yang
memiliki luas hutan terbesar di dunia sehingga tidak hanya untuk Indonesia sendiri,
namun negara-negara lain pun memiliki kepentingan terhadap kelestarian hutan yang
ada di Indonesia.
B. Penyebab Global Warming
Pada dasarnya sejak zaman dahulu Global Warming telah ada dengan
sendirinya. Yang mana suhu bumi aman bagi makhluk hidup. Salah satu penyebab
adanya Global Warming adalah gas rumah kaca. Gas terdiri dari CO2
(karbondioksida), CH4 (metana), dan NO2 (oksida nitrogen). Ketika suhu aman bag
kehidupan makhluk hidup, gas rumah kaca hanya berasal dari siklus kehidupan. Baik
dari sistem pernapasan dan penguraian makhluk hidup yang telah mati.
Namun, dengan adanya perkembangan zaman, gas rumah kaca saat ini tidak
hanya berasal dari siklus kehidupan makhluk hidup. Sebagian besar berasal dari emisi
pembakaran bahan bakar kendaraan dan industri. Sehingga jika pada tahap normal gas
rumah kaca membuat suhu bumi yang tepat, gas rumah kaca yang saat ini semakin
banyak dan menumpuk di udara justru membuat suhu bumi semakin naik. Sehingga
saat ini suhu bumi sudah tidak dikatakan hangat tetapi menjadi panas. Karena panas
suhu bumi saat ini sudah pada level berbahaya bagi makhluk hidup jika diluar
ruangan terlalu lama. Terutama bagi manusia, hal ini dapat menyebabkan berbagai
penyakit kulit seperti ruam dan kanker kulit.
3
Disamping itu meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di udara tidak lepas
dari pengaruh ulah manusia. Diantaranya adalah berbagai teknologi yang diciptakan
manusia, terutama pada saat revolusi industri ditahun 80-90an. Pada masa tersebut
merupakan masa dimana gencarnya pembangunan pabrik-pabrik dan kendaraan
bermesin yang mana limbahnya marupakan limbah keras yang langsung
memperngaruhi alam disekitarnya. Bahkan udara dan air dimasa tersebut di kota kota
industri berwarna gelap. Dan pada masa ini merupakan penyumbang gas rumah kaca
terbesar karena banyaknya polusi yang diciptakan pada masa ini.
Sedangkan pada masa sekarang sudah banyak berbagi teknologi yang
diciptakan untuk menanggulangi limbah dari pembakaran bahan bakar industri dan
kendaraan. Namun, hal tersebut hanya dapat mengurangi efeknya. Karena di atmosfer
bumi sendiri telah banyak menumpuk gas rumah kaca. Sedangkan tumbuhan sekarang
tidak dapat menyerap gas tersebur sebanyak sebelumnya.
Ketika pada awal berkembangnya pola pikir manusia, manusia menggunakan
pikirannya dengan bijak, manusia akan tetap memperhatikan keadaan alam yang
ditinggalinya. Serta berbagai teknologi yang merusak tidak akan diciptakan dan tidak
menjadi salah satu penyebab Global Warming. Bahkan akan tercipta teknologi bijak
yang menguntungkan semua aspek. Baik lingkungan maupun makhluk hidupnya
sendiri.
C. Dampak Global Warming
a. Gelombang panas yang makin meningkat
Pemanasan global mengakibatkan gelombang panas menjadi makin
sering terjadi dan semakin kuat. Gelombang panas ini juga menyebabkan
kekeringan parah dan kegagalan panen merata . Melalui pengamatan dari apa
yang kami rasakan sehari-harinya , kami dapat juga merasakan betapa
panasnya suhu di sekitar kita .
b. Habisnya gletser sebagai sumber air bersih
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih
dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut
dunia . Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik yang
mengkhawatirkan . Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya
gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperature bumi
secara global , hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti
bahwa planet bumi sedang terus memanas.
4
c. Mencairnya es di kutub
Pemanasan global berdampak langsung pada terus mencairnya es di
daerah kutub utara dan kutub selatan . es di Greenland yang telah mencair
sampai mencapai 19 juta ton. Volume es di Artik pada musim panas 2007
hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya . pada tanggal 6
maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 km2 (hampir 1,5 kali luas kota
Surabaya ) di Antartika runtuh.
d. Perubahan iklim yang makin ekstrim
Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga
menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain .
Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan makin
lama makin kuat . dan betapa tidak dapat diprediksinya kedatangan musim
hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi para petani karena
musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah
hujan .
D. Global Warming dalam Al-Qur’an
Secara eksplisit, istilah global warming atau pemanasan dunia global tidak
akan ditemukan di dalam Al-Qur’an maupun hadits, karena ia merupakan istilah baru
yang diperkenalkan manusia modern (para ahli bumi) disebabkan penemuan ilmiah
mereka tentang keadaan cuaca yang tidak menentu, terjadinya bencana alam di
hampir seluruh permukaan bumi, glasier es kutub yang mencair sehingga
menenggelamkan beberapa pulau di dunia, munculnya wabah-wabah penyakit di
beberapa negara secara bersamaan dan fenomena-fenomena alam lainnya yang
ternyata kesemuanya itu disebabkan oleh satu hal yang sama.
Kondisi demikian diketahui akibat semakin meningkatnya volume kebutuhan
manusia terhadap alat transportasi sekaligus penggunaan bahan bakarnya, kebutuhan
terhadap pakaian dan lain-lainnya menyebabkan munculnya industri-industri baru
yang mayoritas tidak memperhatikan pembuangan limbah olahannya, penebangan dan
pembakaran hutan dan lain sebagainya disamping jumlah kelahiran di dunia yang
tidak seimbang dengan jumlah kematian juga turut menentukan penyebab global
warming. (Purwanto, 2008:24).
Setiap aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pasti
mempengaruhi lingkungan. Hal tersebut telah ditanyakan oleh para malaikat kepada
Allah saat malaikat bertanya tentang penciptaan manusia sebagai khalifah di muka
5
bumi padahal manusia itu akan membuat kerusakan di dalamnya. Pertanyaan ini
terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 30:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah:
30).
Manusia sejak lahir memerlukan dukungan alam seperti selimut, kain, popok,
makanan, susu dan lain sebagainya, sehingga keberadaan manusia di muka bumi akan
mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Semakin banyak jumlah manusia maka
kecenderungan kerusakan lingkungan semakin besar. Semakin banyak kebutuhan
manusia, semakin cepat terdegradasi lingkungan di sekitarnya.
Lingkungan memiliki daya lenting berupa kemampuan untuk kembali ke
keadaan semula setelah diintervensi. Lingkungan dapat kembali ke keadaan
keseimbangan apabila terjadi intervensi, namun tingkat pengembaliannya
memerlukan banyak waktu. (Baiquni, 1996:98). Kecepatan intervensi manusia sendiri
tergantung dari tingkat kebutuhan dan keinginannya.
Penyebab utama pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil,
seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang melepas karbondioksida dan gas-
gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Pembakaran bahan
bakar fosil umumnya disebabkan aktivitas industri, transportasi, dan rumah tangga.
Aktivitas tersebut meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan keinginan
masyarakat modern yang semakin beragam.
Jika demikian halnya, pelaku kerusakan lingkungan adalah manusia-manusia
itu sendiri yang hanya bisa menjadi konsumen terhadap sumber daya alam dan untuk
memenuhi selera konsumtifnya mereka berlomba-lomba mendirikan pabrik-pabrik,
industri-industri tanpa banyak memperhatikan kelestarian lingkungan. Sehingga
sangat wajar bila kemudian terjadi berbagai macam musibah bencana alam yang
menimpa seluruh masyarakat di dunia ini. Hal ini memang telah digariskan Allah di
dalam Al-Qur’an:
6
“Dan apa saja musibah yang menimpa kalian maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu)”. (QS. Al-Syura: 30).
Sebagai contoh sederhana, kita makan dengan sambal yang sangat pedas dan
berlebihan, lantas sakit perut tentu saja itu disebabkan kesalahan kita akibat makan
sambal berlebihan. Demikian pula perubahan iklim dan pemanasan global akibat
terbukanya lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari sinar-sinar “jahat”
matahari (ultraviolet). Pencemaran (polusi) udara merupakan salah satu penyebabnya.
Polusi ini sudah dimulai sejak manusia menggunakan api untuk membuka lahan
pertanian, memanaskan serta memasak dan semakin besar permasalahannya ketika
dimulainya Revolusi Industri abad ke-18 dan ke-19. Ditambah kebutuhan terhadap
alat transportasi yang semakin tinggi yang merupakan salah satu penyumbang terbesar
polusi udara.(Purwanto, 2008: 18).
Polusi udara berupa gas SO2 (Sulfur Dioksida) dan oksida-oksida nitrogen
bersenyawa dengan uap air menghasilkan asam sulfur dan asam nitrogen. Asam-asam
ini jatuh ke tanah bersama air hujan atau salju, sehingga kemudian dikenal dengan
hujan asam. (Purwanto, 2008:22). Hujan asam ini menyebabkan kematian organisme
air sungai dan danau serta kerusakan hutan dan bangunan. Keadaan ini telah
disebutkan Rasulullah saw. di dalam Haditsnya sebagai tanda akhir zaman:
�و اد أ �و ج�ر� د أ �ر� �و ب الج�و�ائح كل ظ�اهر مفسد من م�ط�ر أ�و ح�ريق رواه ابو داو —ريح أ
“Kebinasaan adalah segala sesuatu yang jelas merusak berasal dari hujan,
salju, belalang, angin atau kebakaran”. (HR. Abu Daud, Juz 9 no. 3011).
Dan sabda Nabi saw.:
م� ل �يه و�س� ه ع�ل ه ص�لى الل سول� الل �ن ر� ة� أ ير� �بي هر� ع�ن أ�ن �ة� أ ن �كن الس �كون� فيه�ا م�ط�ر و�ل �ن ال� ي �يس� بأ �ة� ل ن ق�ال� إن الس
�رض م�اء و�ال� تنبت� األ رواه أحمد —تمطر� السDari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya kiamat
bukanlah karena tidak ada hujan, tetapi kiamat adalah ketika langit menurunkan
hujan tetapi bumi tidak menumbuhkan sesuatu apapun”. (HR. Ahmad, Juz 17 no.
8155).
7
Di dalam situs Wikipedia dijelaskan bahwa peningkatan suhu global akan
menyebabkan permukaan air laut naik serta akan merubah jumlah dan pola curah
hujan. Pemanasan tersebut diramalkan akan semakin tinggi di sekitar kutub utara yang
akan berdampak pada mencairnya es kutub. (www.wikipedia.com). Kutub utara dan
kutub selatan yang terdiri dari gunung dan benua es secara berangsur terus mencair.
Bahkan Emil Salim (mantan Menteri Lingkungan Hidup) menyatakan dalam 10 tahun
terakhir 23 pulau-pulau kecil tak berpenghuni tenggelam akibat permukaan air laut
naik. Daerah Pantura (Pantai Utara) Jawa Barat; sudah setengah tahun desa dan
kampung-kampungnya setiap hari terendam banjir akibat air laut naik. (Purwanto,
2008:25). Ini tidak mungkin bisa diatasi dengan membendung laut. Semua disebabkan
pemanasan global yang efeknya sudah sangat jauh.
Jika volume air laut bertambah, maka permukaan laut akan naik. Diperkirakan
pada tahun 2030 suhu akan naik 1.5 – 4.50 C. Air laut naik 25 – 140 cm. Kota yang
tanahnya di bawah permukaan laut—seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya—punya
masalah besar. Jika permukaan laut naik 1 cm, garis pantai akan mundur 1 m.
(Purwanto, 2008:15). Untuk kenaikan 25 – 140 cm, maka garis pantai mundur 25 –
140 m. Bisa kita bayangkan seperti apa perubahan wajah peta dunia. Firman Allah
swt. dalam Surat Al-Infithar ayat 3 sudah terbukti kebenarannya.
“Dan apabila lautan dijadikan meluap”. (QS. Al-Infithar: 3).
Sering kita dengar istilah efek rumah kaca (green house effect) akibat gas
karbon (monooksida dan dioksida) yang dihasilkan negara-negara industri
membentuk semacam lapisan kaca di udara mengakibatkan cahaya matahari yang
masuk ke bumi tidak bisa terpantulkan lagi karena terhalang efek rumah kaca ini.
(Purwanto, 2008:27). Demikian halnya dengan hutan, pepohonan dan dedaunan yang
seharusnya mampu mengatasi proses asimilasi karbon menjadi senyawa berbahaya.
Tetapi karena illegal loging terjadi dimana-mana maka gas karbon kemudian
mengangkasa mengakibatkan global warming yang terus meningkat.
Hubungan manusia dengan tanah sangat erat. Kita berasal dari tanah dan hidup
dari tanah. Karena itu, kita harus punya perhatian pada planet tempat kita berpijak.
Sayangnya, penebangan tanpa diikuti peremajaan hutan, selalu terjadi. Akibatnya,
tanah perbukitan rusak, bencana banjir bandang dan tanah longsor membunuh
penduduk sekitar, air menggenangi lahan pertanian, kala kemarau kebakaran hutan
mencemari langit kita. Fenomena ketidakseimbangan hidrologik dan klimatologik
sudah di depan mata. Belum lagi binatang-binatang tertentu semakin langka,
8
pembangunan kota dilakukan tanpa aturan tata ruang yang baik, areal persawahan
semakin sempit terdesak ekspansi areal perumahan baru dan industri. Padahal, Allah
telah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak,
dan Allah tidak menyukai kebinasaan”. (QS. Al-Baqarah: 205).
Siklus air (hidrologis) merupakan bagian terpenting dalam kehidupan
manusia. Air yang turun ke bumi dalam bentuk hujan, diserap pepohonan, lalu
menguap ke udara membentuk awan dan kembali menjadi hujan. (Purwanto,
2008:15). Namun, jika proses penguapan itu berasal dari air yang dikotori sampah-
sampah manusia, limbah-limbah industri dan rumah tangga yang mengandung
berbagai macam zat kimia, maka ia akan bersatu dengan unsur-unsur di udara
membentuk senyawa baru yang lebih berbahaya dan selanjutnya turun ke bumi
bersama air hujan.
Bisa dibayangkan akibat yang terjadi, yaitu pepohonan tidak dapat menyerap
air beracun, manusia kesulitan mendapatkan air bersih, berbagai jenis penyakit baru
mewabah (penyakit kulit, saluran pencernaan, pernapasan, dengue, dan lain
sebagainya), para nelayan kesulitan mencari ikan karena kadar oksigen air
terkontaminasi dan ikan-ikan mencari tempat steril di laut yang lebih dalam. Bila hal
ini berlangsung terus-menerus, kiamat memang sudah kian dekat. (Sayuti Rahawarin,
2006:77). Sebagaimana sebuah Hadits marfu’ diriwayatkan Anas bin Malik bahwa
Nabi saw. bersabda:
“Sungguh diantara tanda kiamat adalah maraknya kematian secara
mendadak”.
Kerusakan lingkungan hidup (ecological destruction) yang dilakukan manusia
telah menyebabkan global warming kemudian berakibat pada climate change serta
semakin rusaknya keseimbangan alam. Inilah bencana sekaligus musibah massal yang
Allah timpakan kepada umat manusia tanpa memandang usia, jenis kelamin,
kebangsaan, suku, status sosial, muslim-kafir, shaleh-thaleh. Demikian itu merupakan
bukti kebenaran sabda Nabi Muhammad saw. ketika ditanya para sahabatnya tentang
kemungkinan terjadinya bencana di suatu daerah yang di sana masih terdapat orang
shaleh dan ‘abid (ahli ibadah), yakni ketika mereka berdiam diri dan tidak peduli
terhadap kemaksiatan yang terjadi di sekelilingnya. (Al-Hadis).
E. Penanganan Global Warming
9
a. Menanam Pohon
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per
tahunnya. Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1
ton CO2. United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan
bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca. Seperti
kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka
ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru
akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum
menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan dengan
peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1 lapangan sepak bola
setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila Anda berubah
menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon per
tahunnya.
b. Daur Ulang Sampah Organik
Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas
rumah kaca melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah.
Dengan membuat pupuk kompos dari sampah organik (misal dari sisa
makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa membantu
mengurangi masalah ini!
c. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang
Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang
dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru – menghemat 9
kg CO2 per kilogram aluminium! Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda
menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda
menghemat 900 kg CO2.
d. MengHemat listrik dengan mematikan lampu yang tidak dipakai.
Menghemat listrik merupakan hal untuk mengatasi global warming dan
mengurangi gas-gas dari efek rumah kaca. Di Indonesia sendiri sudah mencanangkan
mematikan lampu 1 jam ( one hours ) sekitar jam 19.00 sampai 20.00
WIB/WIT/WITA
F.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Global warming merupakan istilah yang menunjukkan peningkatan suhu rata-
rata udara permukaan bumi dan lautan. Suhu udara rata-rata permukaan bumi
meningkat 0.740 ± 0.180 C dalam 100 tahun terakhir. Suhu global cenderung
meningkat sebesar 1.10 sampai 6.40 C antara tahun 1990 dan 2100.
Sedangkan penyebab gobal warming ini bermacam-macam. Diantaranya
adalah gas rumah kaca dari asap kendaraan bermotor dan industri yang menyebabkan
menebalnya lapisan gas rumah kaca di udara yang menyebabkan bumi semakin panas.
Selain itu Global Warming menimbulkan dampak yang sangat serius bagi
kehidupan makhluk hidup. Diantaranya:
a. Gelombang panas yang makin meningkat
b. Habisnya gletser sebagai sumber air bersih
c. Mencairnya es di kutub
d. Perubahan iklim yang makin ekstrim
Adapun penanganannya adalah sebagai berikut:
a. Menanam Pohon
b. Daur Ulang Sampah Organik
c. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang
d. MengHemat listrik dengan mematikan lampu yang tidak dipakai.
B. Saran
Alangkah baiknya kita sebagai manusia yang hidup dimasa teknologi, secara
bijak menggunakan teknologi dengan menimbang baik buruknya teknologi yang kita
gunakan untuk lingkungan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Rusbianto, dadang. 2008. Global Warming for Beginner. Yogyakarta: Panembahan
Yogyakarta.
Sejati, kuncoro. 2011. PEMANASAN GLOBAL, PANGAN, DAN AIR Masalah, Solusi,
dan Perubahan Konstelasi Geopolitik Dunia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
12