makalah penjatahan modal (capital rationing) dan penganggaran modal dalam keadaan inflasi

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan investasi merupakan keputusan manajemen keuangan yang paling penting, karena selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang besar, maka dari situ penjatahan modal ( capital rationing ) digunakan untuk memilih investasi mana yang dapat menguntungkan atau menambah nilai bagi perushaan. Penganggaran modal atau capital budgeting timbul untuk menguraikan perencanaan jangka panjang untuk melakukan dan membiayai pengeluaran-pengeluaran jangka panjang untuk melakukan dan membiayai pengeluaran-pengeluaran proyek atau program-program yang mempengaruhi hasil-hasil keuangan lebih dari setahun. Masalah-masalah dalam penganggaran modal mempengaruhi hamper seluruh organisasi, karena banyaknya factor yang tidak dapat diketahui jumlahnya, organisasi yang dikelola dengan baik cenderung akan mengumpulkan dan mengatur factor-faktor yang dapat diketahui sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan. Selain itu karena perusahaan atau organisasi memiliki sumber- sumber yang terbatas, mereka harus mengadakan pilihan di antara berbagai investasi, jadi harus dibentuk dasar bagi perbandingan. 1 | Page

Upload: rama

Post on 27-Sep-2015

804 views

Category:

Documents


171 download

DESCRIPTION

MAKALAH PENJATAHAN MODAL (CAPITAL RATIONING) DAN PENGANGGARAN MODAL DALAM KEADAAN INFLASI

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputusan investasi merupakan keputusan manajemen keuangan yang paling penting, karena selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang besar, maka dari situ penjatahan modal ( capital rationing ) digunakan untuk memilih investasi mana yang dapat menguntungkan atau menambah nilai bagi perushaan.Penganggaran modal atau capital budgeting timbul untuk menguraikan perencanaan jangka panjang untuk melakukan dan membiayai pengeluaran-pengeluaran jangka panjang untuk melakukan dan membiayai pengeluaran-pengeluaran proyek atau program-program yang mempengaruhi hasil-hasil keuangan lebih dari setahun.Masalah-masalah dalam penganggaran modal mempengaruhi hamper seluruh organisasi, karena banyaknya factor yang tidak dapat diketahui jumlahnya, organisasi yang dikelola dengan baik cenderung akan mengumpulkan dan mengatur factor-faktor yang dapat diketahui sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan. Selain itu karena perusahaan atau organisasi memiliki sumber-sumber yang terbatas, mereka harus mengadakan pilihan di antara berbagai investasi, jadi harus dibentuk dasar bagi perbandingan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengerian penjatahan modal?

2. Apa Fungsi penjatahan modal ?

3. Bagaimana penyelesaian dalam pejatahan modal ?

4. Bagaimana penganggaran modal dalam keadan inflasi?

1.3 Manfaat Penyusunan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Penjatahan Modal.2. Untuk mengetahui fungsi dari Penjatahan Modal.3. Untuk Mengetahui bagaimana penganggaran modal dalam keadan inflasi.1.4 Manfaat Peyusunan

Manfaat yang kita proleh dari penyusunan makalah ini adalah kita akan lebih mengetahui apa itu Penjatahan Modal dan Penganggaran Dalam Keadaan Inflasi. 1.5 Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang akan digunakan untuk menyusun makalah ini adalah Studi pustaka, yaitu pengambilan informasi yang dianggap penting dari beberapa buku atau media masa untuk mendukung makalah ini. Setelah semua data terkumpul data akan disusun secara sistematis dan rinci dengan memperhatikan penulisan yang baik dan benar.1.6 Sistemmatika Penulisan

Makalah ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah :

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II Pembahasan terdiri dari Penjatahan Modal (Capital Rationing) dan Penganggaran Modal Dalam Keadaan Inflasi.Bab III Penutup berisi Kesimpulan dari materi yang di bahas di Makalah ini.DAFTAR PUSTAKA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penjatahan Modal (Capital Rationating)

Tujuan dari rasionalisasi kapital adalah memilih suatu grup dari proyek yang menghasilkan NPV keseluruhan yang paling tinggi dan tidak membutuhkan dana lebih besar dari yang dibudgetkan. Merupakan syarat mutlak untuk rasionalisasi kapital, proyek bersaing meniadakan yang terbaik yang harus dipilih dan ditempatkan dalam grup dari proyek mandiri.

Ada 2 pendekatan untuk memilih proyek dengan rasionalisasi kapital yaitu:

Pendekatan tingkat pengembalian internal (IRR)

Pendekatan pada rasionalisasi kapital yang menggambarkan proyek IRR dalam urutan yang menurun dibandingkan dengan jumlah uang yang diinvestasikan.Contoh soal

PT Widyatama mempunyai 6 proyek yang bersaing untuk anggaran tetap sebesar Rp. 340.000. investasi awal dan IRR untuk setiap proyek sebagai berikut:

ProyekInvestasi awal (Rp)IRR

A150.00012,5%

B90.00020%

C100.00016%

D40.0008%

E60.00015%

F110.00011%

Perusahaan mempunyai biaya modal 10%. Berdasarkan daftar harga proyek B, C dan E yang diterima bersama, baru menyerap Rp. 250.000 dari anggaran sebesar Rp 340.000. proyek D tidak dipertmbangkan sebab IRR < 10% (biaya modal). Dari pendekatan ini tidak menjamin proyek B, C dan E akan memaksimalkan pendapatan perusahaan.

Pendekatan net present value (NPV)

Pendekatan pada rasionalisasi kapital yang bersarkan penggunaan nilai sekarang untuk menentukan grup dari proyek yang akan memaksimalkan kekayaan pemiliknya.

Peringkat untuk proyek PT. Widyatama

ProyekInvestasi awalIRRNilai sekarang dari aliran masuk pada tingkat 10% (Rp)Alt. 1 (Rp)Alt. 2 (Rp)

B90.00020%132.000132.000132.000

C100.00016%145.000145.000145.000

E60.00015%79.00079.000

A150.00012,5%190.000190.000

F110.00011%126.500

Titik batas IRR < 10%

D40.0008%36.000

Jumlah356.000467.000

Kelompok proyek diperingkat dengan dasar IRR. Proyek B, C dan E. Membutuhkan investasi sebesar Rp. 250.000 = (90.000 + 100.000 + 60.000) dengan nilai sekarang (NS) sebesar Rp. 356.000. jika proyek B, C dan A dijalankan menggunakan total dana yang dianggarkan digunakan seluruhnya sebesar Rp. 340.000 = (90.000 + 100.000 + 150.000) dengan nilai sekarang (NS) Rp 467.000 lebih besar daripada proyek B, C dan E yang diurut berdasarkan IRR yang tertinggi. Proyek B, C dan A lebih disukai karena memaksimalkan nilai sekarang (NS) dari dana yang tersedia. Hal ini sama dengan memaksimalkan NPV, sebab dana baik yang digunakan atau tidak digunakan merupakan total investasi awal. Dana yang tidak digunakan tidak meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan perusahaan adalah menggunakan dana untuk menghasilkan nilai sekarang (NS) aliran kas masuk yang tertinggi. Dengan asumsi, porsi dana yang tidak digunakan tidak akan menghasilkan keuntungan atau kerugian.

NPV untuk proyek B, C, E ( Rp 106.00 = (356.000 250.000)

NPV untuk proyek B, C, A ( Rp 127.000 = (467.000 340.000) ( memaksimalkan NPV.

2.2 Profitability IndexProfitability Index yaitu suatu metode yang menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan dating dengan nilai investasi yang sekarang. Profitability index harus lebih besar dari 1 baru dinyatakan layak. Semakin besar profitability index, maka investasi semakin layak.

Rumus Profitability Index :

PI = Nilai Aliran Kas Masuk : Nilai Investasi

Kelayakan investasi menurut standar analisa adalah :

Jika PI > 1 ; maka investasi tersebut dapat dijalankan.

Jika PI < 1 ; maka investasi tersebut tidak dapat dijalankan.

Kelebihan PI ( Profitability Index ) :

Memberikan percentage future cash flows dengan cash initial.

Sudah mempertimbangkan cost of capital.

Sudah mempertimbangkan time value of money.

Mempertimbangkan semua cash flows.

Kekurangan PI ( Profitability Index ) : Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project.

Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung Profitability Index.

Tidak memberikan informasi mengenai project risk.

Susah dimengerti untuk dijadikan indicator apakah suatu project memberikan value kepada perusahaan.

2.3 Pengaruh Inflasi Terhadap Capital BudgetingHubungan spesifik antara inflasi dan biaya modal masih dalam proses yang ditetapkan secara tegas dan dalam ketiadaan model penuh untuk menjelaskan hubungan ini, maka dalam bagian makalah ini akan memfokuskan pada hubungan antara perubahan inflasi dan perubahan yang berikutnya dalam tingkat suku bunga. Secara khusus kita akan menyepakati perbedaan antara tingkat suku bunga riil dan nominal, hubungan antara inflasi dan pergerakan tingkat suku bunga serta hubungan antara tingkat suku bunga dan biaya modal.

Dalam dunia non inflasioner, dana pinjaman dengan tingkat suku bunga pengembalian pada tingkat yang setara untuk tingkat suku bunga ditetapkan dan nominal. Jika inflasi diperkenalkan dalam sistem, pengembalian sebagaimana yang ditetapkan secara nomminal akan berbeda dari pengembalian riil, ketika arus kas masa yang akan datang memiliki daya beli lebih rendah. Ini bisa diperdebatkan apakah tingkat suku bunga akan naik dengan cepat atau tidak dalam jumlah tertentu dari penggantian kerugian inflasi, dan argumen pada setiap sisi telah disimpulkan oleh Bernstein [2], tapi apakah ini jelas bahwa pengenalan inflasi menempatkan tekanan ke atas pada tingkat suku bunga. Alasan ini adalah bahwa (1) peminjam akan meningkatkan permintaan mereka atas dana selama inflasi untuk memberikan biaya transaksi yang lebih tinggi dan untuk memindahkan dari aktiva finansial menjadi aktiva non finansial sebagai penghambat terhadap inflasi, dan (2) kebijakan pihak berwenang akan bergerak untuk mengurangi tingkat pertumbuhan pasokan dana ketika inflasi melawan alat kebijakan.

Perbedaan antara tingkat nominal dan tingkat riil dinamakan dengan inflasi premium dan banyak teks saat ini menyatakan premium sebagai tambahan terhadap tingkat suku bunga riil seperti contoh berikut :Persamaan 1

i = k + pDimana

i = tingkat suku bunga yang ditetapkan atau tingkat nominal

k = tingkat suku bunga riil

p = tingkat inflasi

Hubungan aktual adalah perkalian dan bukan penambahan. Hal dapat ditunjukkan jika kita mengambil arus kas dan inflasi pada periode t yang sama di masa yang akan datang Persamaan 2

C = C(1 + p)tDimana :

C = arus kas nominal atau terinflasi

t = periode waktu relatif pada tahun dasar

dan kemudian hitung C nilai saat ini dengan menggunakan tingkat suku bunga nominal dari persamaan (1), kami telah menyusunnya menjadi :

Persamaan 3PV = C/(1 + p)tKita dapat menyempurnakan pengaruh yang sama dengan mendeflasi C melalui indeks harga dan kemudian potong dengan menggunakan tingkat suku bunga riil : sehingga menjadi :

Persamaan 4

PV = (C/(1 + p)t/(1 + k) tKetika persamaan (3) dan (4) diselesaikan dengan hasil sama, mereka dapat ditetapkan setara satu sama lain, sehingga :

Persamaan 5

Sehingga menghasilkan :

Persamaan 6

(1 + p)t(1 + k)t =(1 + i)tDemikian hubungan perkaliant ersebut. Rumus penambahan adalah perkiraan pertama yang masuk akal, tapi tidak harhus digunakan dalam kasus anggaran modal yang sesungguhnya karena hal ini akan menimbulkan bias ke atas.

Pada tahap ini kami memperkenalkan masalah inflasi dalam proses anggaran modal untuk menentukan secara khusus pengaruhnya pada sejumlah variabel keuangan.

Persamaan 7

Ri = PQDimana :

Ri = pendapatan dalam periode i

P = harga rata-rata per produk sepanjang periode

Q = kuantitas tahunan produk yang terjual

Asumsikan bahwa kuantitas konstan sepanjang waktu, dan bahwa P adalah harga konstan dalam ketiadaan inflasi. Biaya kita dirancang dengan Ci + Di, dimana Di, adalah beban penyusutan selama periode i.

BAB III

KESIMPULANDalam pennganggaran modal disitu kita membahas materi mengenai penjatahan modal (capital rationing) dimana penjatahan modal itu memiliki fungsi untuk memilih grup/proyek yang akan perusahaan ambil, dengan tujuan bahwa proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau nilai lebih bagi perusahaan tersebut maka dari itulah fungsi dari penjatahan modang pula agar modal yang perusaahaan miliki itu terstruktur dengan baik dan teralokasikan dengan baik pula.

Selain itu pula dalam penganggaran modal kitu membahas materi mengenai profitability index dimana memiliki tujuan untuk suatu metode yang menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan dating dengan nilai investasi yang sekarang. Profitability index harus lebih besar dari 1 baru dinyatakan layak. Semakin besar profitability index, maka investasi semakin layak.Materi selanjutnya membahas mengenai pengaruh penganggaran modal dalam capital budgeting yaitu dana pinjaman dengan tingkat suku bunga pengembalian pada tingkat yang setara untuk tingkat suku bunga ditetapkan dan nominal. Jika inflasi diperkenalkan dalam sistem, pengembalian sebagaimana yang ditetapkan secara nomminal akan berbeda dari pengembalian riil, ketika arus kas masa yang akan datang memiliki daya beli lebih rendah. Ini bisa diperdebatkan apakah tingkat suku bunga akan naik dengan cepat atau tidak dalam jumlah tertentu dari penggantian kerugian inflasi, dan argumen pada setiap sisi telah disimpulkan oleh BernsteinDAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/6270407/Makalah_mkl_2http://feuh-kel11.blogspot.com/2013/10/penganggaran-modal.htmlhttp://www.academia.edu/7290716/Penganggaran_Modalhttp://catatanwawan92.blogspot.com/2014/05/makalah-penganggaran-modal.html11 | Page