makalah pengukuran perilaku proses

31
PENGUKURAN, PEREKAMAN TINGKAH LAKU DAN MEMBUAT GRAFIK DATA Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Pengubahan Tingkah Laku Dosen Pengampu : Imam Tadjri,DR, M.Pd Oleh Kelompok 7 : Noor Halida F G 1301411033 Nusriana Erdos 1301411052 Bobby Ardian Nusantara 1301411081 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Upload: halida-dislike-annelida

Post on 04-Aug-2015

1.112 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

PENGUKURAN, PEREKAMAN TINGKAH LAKU DAN

MEMBUAT GRAFIK DATA

Disusun sebagai salah satu syarat

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Pengubahan Tingkah Laku

Dosen Pengampu : Imam Tadjri,DR, M.Pd

Oleh Kelompok 7 :

Noor Halida F G 1301411033

Nusriana Erdos 1301411052

Bobby Ardian Nusantara 1301411081

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

Page 2: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perilaku manusia berasal dari faktor bawaan dan lingkungan (ajar atau dari

proses belajar). Perilaku manusia sebagai hasil dari proses belajar mengandung

pengertian juga bahwa perilaku tersebut dapat diubah atau dimodifikasi. Analisis

tingkah laku adalah suatu prosedur yang diaksanakan secara bertahap yang dapat

dipergunakan oleh guru untuk memperbaiki prestasi belajar dan tingkah laku siswa.

Sedangkan tingkah laku itu sendiri adalah perbuatan yang dilakukan seseorang pada

situasi tertentu.proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses

belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada

individu yang terdiri dari :Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat

diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti

stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini.Tetapi

bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus

tersebut efektif.Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima)

maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.Setelah itu

organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak

demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).Akhirnya dengan dukungan fasilitas

serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan

dari individu tersebut (perubahan perilaku).perilaku dapat berubah hanya apabila

stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.

Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan

harus dapat meyakinkan organisme.Dalam meyakinkan organisme ini, faktor

reinforcement memegang peranan penting.

Oleh karena itu, sebagai mahasiswa bimbingan dan konseling , kita

diharuskan mengetahui dan dapat memahami pendekatan –pendekatan untuk

Page 3: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

mengubah tingkah laku. Kita juga dituntut untuk memahami cara mengukur,

merekam (proses pengubahan tingkah laku) serta membuat grafik data dari hasil

perubahan tingkah laku.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana cara pengukuran hasil pengubahan tingkah laku.

b. Bagaimana cara merekan proses saat pengubahan tingkah laku.

c. Bagaimana cara membuat grafik data dari hasil pengubahan tingkah laku.

3. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

a. Menegtahui berbagai cara mengukur perubahan tingkah laku.

b. Mengetahui cara dan hasil rekaman proses perubahan tingkah laku.

c. Mengetahui cara membuat grafik data hasil pengukuran tingkah laku

Page 4: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

Pengukuran dan Perekaman Tingkah Laku dan Membuat Grafik

Data

A. Pengukuran perilaku

1. Pengartian perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang

bersangkutan. Tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai

bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa,

bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud  perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh

pihak luar.

Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku

merupakan respons atau reaksi seorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme

dan kemudian organisme tersebut merespons (Notoatmodjo, 2007:133).

2.  Pembentukan Perilaku

Perilaku setiap orang adalah unik dan khas sifatnya. Oleh karena itu tidak ada

individu yang memiliki perilaku yang sama persis ketika menghadapi situasi atau

stimulus yang sama. Perilaku dalam hal ini mirip sidik jari tidak ada yang sama.

Namun meskipun tidak ada perilaku yang sama pada setiap perilaku individu, itu

tidaklah berarti tidak ada batas-batas antara perilaku yang wajar dengan perilaku tidak

wajar. Keunikan perilaku yang sehat selalu dalam batas-batas tersebut.

Perilaku dikatakan sehat atau wajar bila perilaku tersebut merupakan respons

yang sesuai/adaptif serata membuat individu menjadi lebih berkembang dan matang.

Sedangkan perilaku dianggap bergangguan atau tidak sehat bila perilaku tersebut

sudah tidak lagi sesuai atau adaptif dengan situasi yang sedang dihadapi bahkan

Page 5: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

membuat individu menjadi semakin mengkerut dan terhambat.Jadi sehat tidaknya

suatu perilaku atau apakah suatu perilaku bermasalah atau tidak tergantung dari

apakah perilaku tersebut merupakan respons yang tepat terhadap situasi tertentu atau

tidak dan apakah perilaku tersebut membawa individu menjadi semakin dimampukan

untuk mengaktualkan potensi atau tidak.

(Siswanto, 2007:170)

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan

menjadi dua.

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi belum bisa diamati

secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka.Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau

praktek (practice). Yang dengan mudah dapat dilihat oleh orang lain.

Seperti telah disebutkan di atas sebagian perilaku manusia adalah operant

response.Oleh sebab itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu

diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning. Ini

menurut skinner adalah:

a) Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau

reinforce berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan

dibentuk.

b) Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang

membentuk perilaku yang dikehendaki.

Page 6: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

c) Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara,

mengidentifikasi reinforcer atau hadiah-hadiah untuk masing-masing

komponen tersebut.

d) Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen

yang telah tersusun. (Notoatmodjo, 2007:135)

Bentuk perubahan perilaku menurut WHO yang disadur oleh Notoatmodjo (2007)

meliputi :

1)    Perubahan Alamiah (Natural Change )

Sebagian perubahan itu disebabkan karena perubahan alamiah. Apabila dalam

masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial, budaya dan

ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat didalamnya yang akan mengalami

perubahan.

2)    Perubahan Rencana (Planned Change)

Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh

subjek.

3)    Kesediaan Untuk Berubah ( Readiness to Change )

Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam

masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk

menerima inovasi atau perubahan tersebut, namun sebagian orang lagi sangat lamban

untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Setiap orang di dalam masyarakat

mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda meskipun kondisinya sama

(Notoatmodjo, 2007:189)

Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2003) seorang ahli psikolog

pendidikan membagi perilaku manusia menjadi 3 domain/kawasan yakni:

1)    Pengetahuan (Knowledge) Kognitif

Pengetahuan merupakan dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra

Page 7: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

manusia, yakni indra pengelihat, pendengaran, pengecap, perasa dan peraba. Tetapi

sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

pembentukan tindakan seseorang (over behavior).

2)    Sikap (Attitude) Afektif

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan

suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi

terbuka atau tingkah laku yang terbuka.Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

3)    Praktek atau tindakan (Practice) Psikomotor

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over

bihavior).Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas.Sikap ibu yang

positif terhadap imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya dan ada fasilitas

imunisasi yang mudah dicapai.Agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya.

Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak

lain. Misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua. (Effendy F, 2009:102).

3. Pengertian Pengukuran secara umum

Pada tahap akhir penyelesaian pekerjaan, hasil pekerjaan seseorang harus

diukur dan dinilai. Pengukuran dan penilaian itu dapat dilakukan oleh orng yang

bersangkiutan atau orang lain. Tindakan pengukuran tersebut dimaksud adalah untuk

mengetahui apakah seseorang berhasil dalam mengerjakan tugasnya apa tidak. Suatu

keberhasilan dapat dilihat dari kemampuan, kesanggupan, dan penguasaan

pengetahuan orang tersebut. Masing individu mempunyai perbedaan dalam indikasi-

indikasi tersebut maka hasil yang diperoleh dari suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh

Page 8: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

individu akan berbeda. Atas dasar itu maka hasil pengukuran akan berbeda pada

setiap orang.

4. Pengukuran pada tingkah laku

Teknik skala yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku adalah dengan

menggunakan teknik skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas

dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari

pertanyaan/pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar

dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat seperti cheklist dengan

interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan

analisanya dapat dilakukan seperti skala likert (Alimul hidayat, aziz. 2007:103).

5. Maksud Pengukuran

1. Pengukuran ialah proses menentukan luas sesuatu, bersifat kuantitatif.

2. Evaluasi ialah proses menentukan nilai sesuatu, bersifat kuantitatif

3. Pengukuran dan evaluasi selalu berhubungan erat.

4. Pengukuran dan evaluasi memberikan gambaran tentang aspek- aspek

yang dinilai, dan membandingkan tingkat kemampuan belajar murid yang

satu dengan murid yang lain.

5. Pengukuran dan evaluasi dapat dijadikan bahan penilaian diri guru sendiri

dalam proses mengajarkan.

6. Jenis dan tingkatan pengukuran

Dalam pengukuran tingkah laku yang digunakan adalah jenis pengukuran

psikologis yang merupakan salah satu jenis pengukuran berdasarkan sasarannya.

Pengukuran psikologi adalah pengukuran aspek-aspek tingkah laku yang menampak,

yang dianggap mencerminkan prestasi, bakat, sikap dan aspek-aspek kepribadian

yang lain. (T. Raka Joni, 1977). Dalam praktek, pengukuran psikologi pada umumnya

banyak menggunakan tes sebagai alatnya. Istilah test psikologis merupakan suatu alat

untuk menyelidiki reaksi atau disposisi seseorang atas dasar tingkah lakunya. Dengan

demikian pengertian pengukuran psikologi dan tes psikologi pada dasarnya sama.

Perbadaannya terletak pada proses dan alatnya yang digunakan sebagai dasar

Page 9: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

penggunaan istilah dalam praktek. Perbedaan antara pengukuran konvensional

(alamiah) dengan pengukuran psikologi:

a.       Pengukuran konvensional

• Dilakukan secara langsung

• Mempunyai satuan ukuran yang jelas/tegas

• Telah adanya kesepakatan tentang awal atau darimana harus mulai

mengukur

b.      Pengukuran psikologis

• Harus dilakukan secara tidak langsung

• Tidak mempunyai satuan ukuran

• Tidak adanya kesepakatan mengenai awal atau dari mana harus mulai

mengukur

Ciri-ciri khusus daripada pengukuran psikologi yang membedakan dengan

ciri-ciri pengukuran alamiah:

a. Variabel-variabel yang diukur berupa tingkah laku yang nampak sebagai

cerminan dari keadaan kejiwaan itu tidak selalu secara konsisten

mencerminkan suasana batin seseorang.

b. Bahwa dalam pengukuran psikologi sangat sukar atau bahkan tidak

mungkin diperoleh kesepakatan dalam kalibrasi satuan ukuran.

c. Dalam pengukuran psikologis tidak terdapat adanya nol mutlak.

d. Bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengukuran psikologi

jauh lebih besar disbanding dengan kesalahan dalam pengukuran alamiah.

Fungsi dari pengukuran psikologis dalam bimbingan dapat dilihat dari

beberapa segi, yaitu:

a.       Dilihat dari segi klien(konseli)

b.      Membantu mengenal dan mengerti keadaan psikisnya yang menyangkut

potensi psikis dan prestasinya serta kelemahan dan kelebihan dalam aspek

psikis yang dimilikinya.

b. Dilihat dari segi konselor

Page 10: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

Membantu konselor dalam memahami diri kliennya sehingga dapat

menetapkan bentuk layanan bimbingan yang sesuai dengan keadaan dan

pribadinya.

c. Dilihat dari proses layanan bimbingan

Pengukuran psikologis mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

1)      Prediksi

Yaitu dapat digunakan untuk meramalkan kemungkinan tingkah laku klien di

masa datang.

2)      Komparasi

yaitu sebagai dasar membandingkan diri klien dengan klien yang lain atau

dengan ukuran lain, sehingga dapat diketahui status individu dalam

kelompoknya atau dasar ukuran tertentu yang digunakan.

3)      Diagnosa

Bahwa hasil pengukuran psikologis sebagai dasar menetapkan jenis

masalah/kesulitan, letak kesulitan beserta penyebab terjadinya. Hasil diagnosa

ini juga dapat digunakan untuk menetapkan alternatif jenis dan layanan

bimbingan yang sesuai.

4)      Evaluasi

Berfungsi sebagai bahan informasi untuk dasar pengambilan keputusan

tentang perlakuan terhadap klien.

5)      Penelitian

Sebagai informasi atau tata penelitian tentang suatu hal tertentu berhubungan

dengan tujuan pengukuran, untuk menentukan tindak lanjut bimbingannya.

Hal-hal yang mendorong dilaksananya atau perlunya pengukuran psikologis

dalam bimbingan adalah sebagai berikut:

a. Adanya tuntutan dalam memberikan layanan bimbingan harus berdasarkan

atas prinsip perbedaan individual.

b. Tuntutan dalam pemberian layanan bimbingan berdasarkan atas

kelengkapan informasi dan data klien.

Page 11: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

c. Adanya kenyataan pembedaan manusia abnormal dengan manusia normal.

d. Menetapkan aspek psikologis yang mana menjadi penyebab masalah

konseli.

Secara terperinci sesuai aspek-aspek yang di ukur, tujuan pengukuran

psikologis adalah sebagai berikut:

a. Yang menyangkut aspek kognitif :

1) Untuk mendapatkan informasi tentang keberhasilan belajar dalam wujud

prestasi belajar konseli.

2) Untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kecerdasan/intelegensi

konseli yang merupakan salah satu factor utama keberhasilan belajar.

3) Untuk mendapatkan informasi tentang bakat atau kemampuan khusus yang

bersifat potensial sebagai bahan studi lanjut bimbingan karir atau jabatan.

b. Yang menyangkut aspek Non-kognitif:

1) Mendapatkan informasi tentang arah minat serta bakat terhadap bidang

tertentu.

2) Mendapatkan informasi tentang pendapat atau sikap konseli terhadap

dirinya maupun lingkungannya.

3) Mendapatkan informasi tentang system nilai daripada konseli. Hal ini

didasarkan atas anggapan bahwa system nilai akan sangat berpengaruh pada

perilakunya.

4) Mendapatkan informasi tentang aspek kepribaadian yang lain, misalnya

penyesuaian diri, control diri, rasa kecukupan, kepastian diri, harga diri,

kematangan emosi, kecenderungan neorotis, dan sebagainya.

7. Faktor-faktor yang penting untuk pengukuran

Perkembangan pengukuran lengkap harus meliputi :

(1). Adanya masalah-masalah khusus membuat anak dan keluarga mencari

bantuan

Page 12: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

(2). Mengetahui seluruh tentang motor, kognitif, emosi dan perkembangan

sosial anak

(3). Mengerti tentang hubungan anak dengan orang tua, saudara sekandung,

teman sebaya dan orang lain yang signifikan

(4). Mengetahui gambaran tentang kehidupan sekolah anak, meliputi prestasi

akademik, kegiatan-kegiatan, kehadiran, dan sikap terhadap sekolah

(5). Mengetahui kekuatan-kekuatan khusus anak yang meliputi kemampuan,

bakat, minat, dan dukungan yang tersedia bagi anak dalam mengatasi

kesulitan-kesulitannya.

B. Perekaman Tingkah laku

Sebagian besar dari proses pengukuran dan penilaian, konselor akan mencari

jawaban terhadap beberapa pertanyaan penting tentang tingkah laku anak. Pertama,

apakah tingkah laku anak tepat sesuai dengan tingkat dan perkembangan anak?

Jawaban terhadap pertanyaan ini memerlukan pengetahuan umum tentang

pertumbuhan, perkembangan kesehatan anak, kemampuan untuk mengatahui

menurunnnya pertumbuhan, dan perkembangan tersebut secara signifikan.

Pengetahuan khusus mengenai perkembangan anak ini diperlukan sebelum membuat

keputusan tentang ketepatannya.Karena perkembangan anak tidak semulus kemajuan,

beberapa anak mungkin berhenti atau kembali ke awal, tahap berikutnya, dan ini

sering ditanyakan, berapa seringnya tingkah laku ini? Ini sama pentingnya untuk

bertanya, berapa lama masalah ini? Karena beberapa konflik perkembangan tampak

dan tidak tampak dalam waktu yang relatif pendek, juga penting untuk diketahui

berapa lama masalah ini diperhatikan? Dan apakah terjadi perubahan tiba-tiba pada

tingkah laku anak? Kadang-kadang perubahan tiba-tiba dalam tingkah laku

mengindikasikan adanya penyiksaan atau gangguan keluarga yang disebabkan oleh

perceraian, kematian, orang tua alkhoholik, atau kekerasaan.Tingkah laku anak dapat

Page 13: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari penyakit fisik sampai konflik

dengan teman-teman sebaya.

Akhirnya apakah tingkah laku mempegaruhi fungsi anak? Sampai di mana

masalah ini mempengaruhi perkembangan kesehatan anak?Apakah tingkah laku anak

tidak mempengaruhi prestasinya di sekolah?Apakah hal ini menyebabkan anak

ditolak oleh teman-teman sebayanya?Apakah ekspresi emosi yang sehat dihalang-

halangi, atau apakah ini mengganggu kebahagiaan anak? Harapan terhadap

pertanyaan ini akan dijawab dalam proses pengukuran dan penilaian secara terbuka.

GRAFIK DATA

A. Pengertian Grafik Data

Grafik adalah lukisan dengan gambar/garis untuk mengetahui naik turunnya

suatu keadaan dan grafik juga merupakan satu cara penyajian data secara ringkas

biasanya menghubungkan antara variabel bebas (X) dengan variabel tidak bebas (Y).

Tujuan membuat garafik adalah untuk memperhatikan perbandingan, informasi

kwalitatif dengan cepat serta sederhana.

B. Manfaat Grafik Data

Grafik data memiliki manfaat diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Meringkas/rekapitulasi data, baik data kualitatif maupun kuantitatif

2. Grafik dapat membantu untuk mengambil kesimpulan yang cepat

3. Dapat digunakan untuk melakukan eksplorasi data

4. Membuat tabulasi silang dan diagram sebaran data

C. Jenis Grafik Data

Berikut terdapat beberapa jenis grafik data, yaitu:

Page 14: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

1.Grafik garis

Grafik garis adalah yang paling tepat dari semua jenis grafik, terutama dalam

melukiskan kecendrungan-kecendrungan atau menghubungkan dua rangkaian

kata.

2. Grafik batang

Grafik batang mungkin yang paling sederhana daripada semua grafik, grafik

batang paling bermanfaat bilamana sejumlah nilai yang akan di bandingkan

relative sedikit, pada lazimnya grafik ini dibuat dengan menggunakan batang

sebagai gambaran kelompok data secara vertical dan horizontal.tinggi atau

panjang batang melukiskan ukuran besarnya presentase data yang

diwakilinya.

3.Grafik lingkaran atau piring

Bilamana guru dapat menjelaskan dan memperkenalkan tentang pecahan,

maka garafik lingkaran lebih tepat di gunakan, grafik lingkaran atau grafik

piring adalah lingkaran sektor-sektor yang di gunakan untuk menggunakan

bagian suatu keseluruhan,sebagai contoh berikut ini adalah grafik yang

memvisualisasikan pecahan dalam bentuk tengahan, pertigaan dan

perempatan..

Ada dua ciri grafik lingkaran yaitu:

1.      Grafik itu selalu menunjukkkan jumlah atau keseluruhan jumlah

2.      Bagian-bagiannya atau segmennya di hitung dalam presentase atau

bagian-bagian pecahan keseluruhan.

D. Pengaplikasian Grafik Data dalam Analisis Perubahan Tingkah Laku

Analisis tingkah laku adalah suatu prosedur yang diaksanakan secara

bertahap yang dapat dipergunakan oleh guru untuk memperbaiki prestasi

belajar dan tingkah laku siswa, maka dari itu diperlukan pengukuran, sebab

Page 15: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

pengukuran merupakan hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya

perubahan tingkah laku tersebut.

E. Contoh Grafik Data dari Pengukuran Tingkah Laku

Pengukuran tingkah laku menggunakan teknik interview.

Instrument pertanyaan

Keluarga

1. Bagaimana hubungan anda dengan orang tua anda?

2. Apakah anda selalu bertengkar dengan saudara anda?

3. Apakah orang tua anda selalu memberikan contoh yang baik buat

anda?

4. Apakah orang tua anda selalu memperhatikan aktifitas anda dirumah?

5. Apakah anda senang jika bersama dengan keluarga anda?

Agama

1. Apakah ibadah anda sudah sempurna (sholat lima waktu) ?

2. Apakah anda sudah membiasakan membaca Al- Qur’an setiap

harinya?

3. Seberapa jauhkah anda mengetahui tentang agama anda?

4. Apakah anda merasa senang dengan agama yang dianutnya?

5. Bagaimana sikap anda dengan orang yang berbeda agama dengan

anda?

Pribadi

1. Apakah anda telah memahami betul tentang diri anda?

2. Apakah pernah tingkah laku anda di cemooh oleh teman anda?

3. Apakah teman anda suka mengkritik tingkah laku anda?

4. Bagaimana hubungan anda dengan teman anda?

5. Apakah anda senang bermain dengan banyak teman?

Social

Page 16: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

1. Bagaimana hubungan anda dengan teman kuliah?

2. Bagaimana hubungan anda dengan teman satu kos?

3. Bagaimana cara anda menyesuaikan diri dengan teman anda?

4. Apakah anda merasa percaya diri dalam bergaul dengan teman?

5. Bagaimana anda menghadapi kebiasaan buruk yang dimiliki teman

anda?

Belajar

1. Bagaimana cara belajar anda?

2. Apakah setiap tugas anda kumpulkan tepat waktu ?

3. Apakah anda mempunyai motifasi belajar yang tinggi?

4. Apakah anda berkonsentrasi dalam proses pembelajaran?

5. Bagaimana hasil akhir dari semester sebelumnya?

Hasil grafik data dari interview diatas:

Page 17: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

Keterangan:

Skor nilai :

1 = sangat tidak baik 5 = baik

2 = tidak baik 6 = sangat baik

3 =kurang baik 4 = cukup baik

Kesimpulan data diatas :

Dari data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dengan responden

A dan responden B,didapati bahwa pada dasarnya masalah yang dimiliki oleh

kedua responden sama. Mereka memiliki masalah yang berhubungan dengan

kehidupan mereka. Dapat diambil dari factor keluarga, agama, pribadi, social,

dan belajar terdapat masalah tetapi masalah yang dihadapi oleh responden

tidak belum begitu berat dalam arti dapat terselesaikan atau diatasi.

keluargaagama

pribadisosial

belajar

0

1

2

3

4

5

6

responden A

responden B

Series3

Page 18: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

Simpulan

Pada dasarnya perilaku manusia berasal dari faktor bawaan dan

lingkungan (ajar atau dari proses belajar). Perilaku manusia sebagai hasil dari

proses belajar mengandung pengertian juga bahwa perilaku tersebut dapat

diubah atau dimodifikasi. Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau

aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat

diamati oleh pihak luar. Yang merupakan bentuk dari suatu respon terhadap

stimulus yang ada. Respon tersebut dapat berupa perilaku sehat manakala

respon tersebut membuat individu semakin matang, sedang perilaku dikatakan

mengalami gangguan manakala respon tersebut membuat individu menjadi

terhambat. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku

dapat dibedakan menjadi dua, perilaku tertutup (covert behavior) dan perilaku

terbuka (overt behavior). sebagian perilaku manusia adalah operant response

Page 19: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

dan untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu diciptakan adanya

suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning. Bentuk perubahan

perilaku tersebut yakni: Perubahan Alamiah (Natural Change ), Perubahan

Rencana (Planned Change), Kesediaan Untuk Berubah ( Readiness to

Change ). perilaku juga memiliki 3 domain/kawasan yakni: Pengetahuan

(Knowledge) Kognitif, Sikap (Attitude) Afektif, Praktek atau tindakan

(Practice) Psikomotor. Anak atau individu memiliki pertumbuhan dan

perkembangan dimana hal tersebut mempengaruhi pada perilaku individu, dan

pada setiap perkembangan individu memiliki tugas perkembangan yang harus

diselesaikan sebelum individu masuk pada pperkembangan selanjutnya.

Namun, apabila tugas perkembangan tersebut belum mampu untuk

diselesaikan anak, maka individu tersebut akan mengalami perilaku yang

kurang efektif atau gangguan. Dan untuk mengukur apakah perilaku individu

tersebut sehat dan sesuai tugas perkembangan maka perlu dilakukan

pengukuran. Pengukuran tersebut diawali dengan mengetahui latar belakang

individu dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan invidu,

keluarga, sekolah, dan lingkungan, serta perekaman individu yang merespon

terhadap suatu stimulus. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada

hal yang perlu mendapatkan bantuan dalam perilaku individu. Sehingga

pengubahan perilaku dapat sesuai dan tepat sasaran.

Saran.

Didalam pengukuran perilaku disarankan seorang konselor harus

mempertimbangkan antara faktor- faktor yang mempengarui tingkah laku

seperti latarbelakang, lingkungan dll agar hasil pengukuran bisa valid.

Page 20: Makalah Pengukuran Perilaku Proses

DAFTAR PUSTAKA

Djiwandoro, Sri Esti Wuryani. 2005. Konseling dan Terapi dengan Anak dan

Orang Tua. Jakarta: PT Gramedia Widiasrana Indonesia

Tanpa nama. 26 September 2011. www.bloggrafik.com. Pkl. 20.00 WIB

Soewardi Eddy Kartawidjaja. 1987. Pengukuran dan hasil evaluasi belajar.

Bandung: Sinar Baru.

Semiyawan Conny Stamboel. 1982. Prinsip dan teknik pengukuran dan

penilaian didalam dunia pendidikan. Jakarta: Mutiara.

Page 21: Makalah Pengukuran Perilaku Proses