makalah pengilangan

32
MAKALAH PENGILANGAN MINYAK BUMI DAN NABATI Proses Hidrogenasi, Winterisasi dan Interesterifikasi Disusun oleh: Kelompok 6 SURYA ROMADANI (0907121277) Jurusan Teknik Kimia S-1 Fakultas Teknik Universitas Riau Pekanbaru 1

Upload: yuda-adi-prawinata

Post on 12-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Naphta adalah produk hidrokarbon cair yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi yang mempunyai sifat mudah menguap dan sangat mudah terbakar. Naphta digunakan sebagai komponen pembuatan Mogas (Motor Gasoline), bahan pelarut (solvent) dan sebagai bahan baku industri petrokimia seperti detergen, plastik, kosmetik, dan nylon. Naphta dihasilkan dari proses destilasi minyak bumi dan hasil konversi (Reforming dan Cracking) produk minyak bumi lainnya. Umumnya ada dua macam naphtha antara lain:a.Light Naphta, disebut juga sebagai Low Octan Mogas Component (LOMC) yang tidak mengandung olefin atau banyak mengandung parafin, umumnya berkisar antara C5 -C8. Light naphtha yang dihasilkan pada unit ini digunakan sebagai blending komponen premium dengan rentang titik didih antara 49 – 114 ºC.b.Heavy Naphtha, umumnya berkisar antara C8 -C13. Heavy naphtha digunakan sebagai umpan Hydrocarbon Platforming Unit dengan rentang titik didih antara 88 – 160 ºC.Naphta memiliki sifat antara lain memiliki warna merah kecoklatan, kestabilan yang cukup tinggi, tidak cocok dengan agen dengan oksidasi tinggi , sangat berbahaya apabila dihirup atau dihisap karena mengandung karsinogen. Kontak dengan kulit menyebabkan kekeringan dermatitis. Terdapat beberapa jenis produk naphta yang dibedakan berdasarkan density (Specific Gravity) dan hasil analisa PONA (Parafin, Olefin, Naphtene dan Aromatic). Tabel di bawah ini menjelaskan tentang spesifikasi naphta.

TRANSCRIPT

MAKALAH PENGILANGAN MINYAK BUMI DAN NABATIProses Hidrogenasi, Winterisasi dan Interesterifikasi

Disusun oleh:

Kelompok 6SURYA ROMADANI (0907121277)Jurusan Teknik Kimia S-1

Fakultas Teknik Universitas Riau

Pekanbaru

2010KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul Proses Hidrogenasi, Winterisasi dan Interesterifikasi ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok Pengilangan Minyak Bumi dan Nabati.Dalam pembuatan makalah ini tentu banyak hambatan dan rintangan, diantaranya adalah pada pencarian sumber atau bahan serta waktu yang terbatas dalam menyusun makalah, dan hal-hal lainnya yang mungkin tidak perlu disebutkan.

Ucapan terima kasih kami untuk pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah,terutama kepada penjaga pustaka yang telah bersedia meminjamkan buku-bukunya, kemudian teman-teman yang membantu memberikan ide-ide cemerlangnya, selanjutnya terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami.

Kritik dan saran sangat kami perlukan demi kesempurnaan makalah ini.Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Pekanbaru, Desember 2010Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii

Bab I. Pendahuluan

1.1. Lemak dan Minyak......................................................................................... 41.2. Pengolahan Minyak dan Lemak........................................................................ 61.3. Minyak Nabati.6Bab II. Pembahasan

1. HIDROGENASI........................................................................................................ 71.1.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Hidrogenasi............................ 81.1.2. Katalisator Yang Digunakan Pada Proses Hidrogenasi.............................. 91.1.3. Akibat Dari Proses Hidrogenasi..................................................................... 91.1.4. Proses Hidrogenasi pada Pembuatan Margarin dan Mentega...................92. WINTERISASI........................................................................................................ 122.2.1. Proses winterisasi pada pembuatan minyak kedelai..............................142.2.2. Poduk Winterisasi....................................................................................... 162.2.3. Tujuan Winterisasi...162.2.4. Prinsip Winterisasi.. 162.2.5. Proses Winterisasi Pada Minyak Biji Kapas..... 173. INTERESTERIFIKASI...................................................................................18Bab III Penutup

Kesimpulan............................................................................................................... 21Daftar Pustaka..................................................................................................................... 22BAB IPENDAHULUAN

1.1. Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.

Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.

Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau triasgliserol, yang berarti triester dari gliserol . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawa ester . Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. O

CH2-O-C-R1

CH2OH

O

CH-O-C-R2 H+ atau OH-

CH(OH) + R1COOH + R2COOH + R3COOH

O

CH2-O-C-R3

CH2OH

Trigliserida

gliserol

asam lemakLemak dan minyak merupakan senyawa organik yang penting bagi kehidupan makhluk hidup. Adapun kegunaan lemak dan minyak ini antara lain:

1. Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesifik

2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul

3. Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,karena lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1 gram protein atau karbohidrat.

4. Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan untuk menggoreng makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya atau menjadi kering.

5. Memberikan konsistensi empuk,halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.

6. Memberikan tektur yang lembut dan lunakl dalam pembuatan es krim.

7. Minyak nabati adalah bahan utama pembuatan margarine

8. Lemak hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega

9. Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak esensial. 1.2. Pengolahan Minyak dan Lemak

Pada pengolahan minyak dan lemak, pengerjaan yang dilakukan tergantung pada sifat alami minyak atau lemak dan juga tergantung dari hasil akhir yang dikehendaki. Diagram dibawah ini menggambarkan mengenai pengolahan minyak dan lemak secara umum.Ekstraksi

Penjernihan

Pemucatan

Deodorisasi Hidrogenasi Winterisasi Pemucatan Deodorisasi

Deodorisasi Interesterifikasi

Plasticizing Pemurnian

1.3. Minyak Nabati

Minyak nabati ialah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang berbeda. Digunakan dalam produk makanan, kosmetik, farmasi, dan campuran dalam masakan. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit, jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai, dan bunga matahari.BAB II

PEMBAHASAN

Dari skema pengolahan minyak nabati diatas akan dibahas lebih lanjut mengenai proses hidrogenasi, winterisasi, dan interesterifikasi1. HIDROGENASI

Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan cara menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan mengurangi tingkat ketidakjenuhan minyak atau lemak, sehingga membuat minyak tersebut menjadi tahan lama.

Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantaikarbon asam lemak pada minyak atau lemak. Proses hidrogenasi dilakukan dengan menggunakan hydrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai , minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung pada derajat kejenuhan. Mekanisme proses Hidrogenasi :

R CH = CH CH2 COOHR H2 R - CH2 CH2 CH2 COOH

Asam lemak tidak jenuh Ni / Pt asam lemak jenuh

Adanya penambahan hidrogen pada ikatan rangkap minyak atau lemak dengan bantuan katalisator akan mengakibatkan kenaikatn titik cair. Juga dengan hilangnya ikatan rangkap, akan menjadikan minyak atau lemak tersebut tahan terhadap proses oksidasi.

Pemanasan akan mempercepat jalannya reaksi hidrogenasi. Pada temperature sekitar 400oF (2050C) dicapai kecepatan reaksi yang maksimum. Penambahan tekanan dan kemurniaan gas hidrogen yang dipergunakan akan menaikkan kecepatan reaksi proses hidrogenasi. Dalam proses hidrogenasi tersebut karbon monoksida dan sulfur merupakan katalisator beracun yang sangat berbahaya.

Hidrogenasi suatu lemak bersifat selektif, yaitu lemak dengan derajat ketidakjenuhan lebih tinggi akan lebih mudah terhidrogenasi. Misalnya, hidrogenasi lemak yang mengandung linoleat, konversi linoleat menjadi oleat atau isomer isomernya lebih banyak daripada konversi asam olet menjadi asam stearat.

2.1.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Hidrogenasi

Hidrogenasi asam-asam lemak dalam trigliserida tidak merupakan suatu funsi sari letak asam leamk tersebut. Persentase berat dari asam lemak dalam 2 posisi tidak merubah selam hidrogenasi. Persentase berat asam lemak pada 2 posisi sedikit berubah, jika dilakukan prose hidrogenasi berlebih yang bertujuan untuk mengeliminir asam linoleat dan mereduksi asam linoleat hingga berkurang 25 persen dari jumlah semula. Asam lemak tidak jenuh yang terpenting dari minyak makan adalah asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Proses hidrogenasi mengubah asam lemak linolenat menjadi asam linoneat, serta asam linoleat diubah menjadi asam oleat. Sebelum asam oleat tesebut diubah menjadi asam stearat, asam oleat cenderung akan membentuk asam isooleat, tetapi pada kondisi hidrogenasi yang sesuai, terbentuknya asam isooleat dapat dihindarkan. Biasanya pada pembutan mentega putih dengan cara hidrogenasi ini, asam yang terdapat pada minyak sebagai sisa dari proses pengolahan sebelumnya, akan dihidrogenasi terlebih dahulu. Pemisahan dan pembentukan asam isooleat akan dibantu dengan pemanasan pada suhu tinggi, konsentrasi katalisator yang tinggi serta pengadukan dan penggunaan tekanan yang rendah.

Kecepatan reaksi tergantung pada sifat alamiah substansi yang dihidrogenasi, sifat dan konsentrasi katalis, konsentrasi hidrogen, suhu, tekanan, dan frekuensi pengadukan.

Pada pembuatan mentega putih, kondisi dipilih sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan asam stearat dengan jumlah maksimum dan asam isooleat berjumlah minimum.

2.1.2. Katalisator Yang Digunakan Pada Proses Hidrogenasi

Nikel merupakan katalis yang sering digunakan dalam proses hidrogenasi daripada katalis yang lain (palladium, platina, copper chromite). Hal ini karena nikel lebih ekonomis dan lebih efisien daripada logam lainnya. Nikel juga mengandung sejumlah kecil Al dan Cu yang berfungsi sebagai promoter alam proses hidrogenasi minyak.2.1.3. Akibat Dari Proses Hidrogenasi

Ada beberapa risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat memakan lemak atau minyak yang terhidrogenasi. Salah satu masalah ditimbulkan oleh proses hidrogenasi:

1. Ikatan-ikatan rangkap pada lemak dan minyak tak-jenuh cenderung membuat gugus-gugus yang ada di sekitarnya tertata dalam bentuk "cis".

2. Suhu relatif tinggi yang digunakan dalam proses hidrogenasi cenderung mengubah beberapa ikatan C=C menjadi bentuk "trans". Jika ikatan-ikatan khusus ini tidak dihidrogenasi selama proses, maka mereka masih cenderung terdapat dalam produk akhir mentega khususnya pada molekul-molekul lemak trans. Konsumsi lemak trans telah terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol (khususnya bentuk LDL yang lebih berbahaya) sehingga bisa menyebabkan meningkatnya risiko penyakit jantung. Proses apapun yang cenderung meningkatkan jumlah lemak trans dalam makanan sebaiknya dihindari. Baca dengan seksama label makanan, dan hindari makanan apapun yang mengandung (atau dimasak dalam) minyak terhidrogenasi atau lemak terhidrogenasi.2.1.3. Proses Hidrogenasi pada Pembuatan Margarin dan MentegaMentega merupakan produk industri susu karena bahan utama pembuatannya berasal dari lemak hewani atau susu (80-82 %) dan ditambah dengan bahan pendukung lainnya seperti air, garam, padatan susu (curd) dan sejumlah kecil protein sebagai zat pengemulsi. Selain itu mentega diperkaya dengan vitamin A, D, E dan K yang tidak larut dalam air. Mentega mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama dan lebih memberikan rasa gurih serta aroma yang lebih tajam pada masakan, karena itu dapat dimengerti kalau harga mentega jauh lebih mahal daripada margarin. Margarin terbuat dari minyak atau lemak nabati, dan bahan tambahan seperti susu bubuk skim atau lemak hewani, air, garam, esens, pewarna dan zat anti tengik. Umumnya margarin memiliki kandungan lemak yang sedikit tetapi kandungan airnya sangat banyak. Margarin atau oleo margarine merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, kosistensi, rasa, dan nilai gizi yang hamper sama. Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak dengan persyaratan mengandung tidak kurang 80 % lemak. Lemak yang digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau lemak nabati. Lemak hewani yang digunakan biasanya plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah, dan segera dapat mencair lemak babi dan lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak biji kapas. Karena minyak nabati umumnya dalam bentuk cair, maka harus dihidrogenasi dahulu menjadi lemak padat, yang berarti margarin harus bersifat dalam mulut. Minyak-minyak nabati sering memiliki kandungan lemak (minyak) tak-jenuh-tunggal (mono-unsaturated) dan tak-jenuh-majemuk (polyunsaturated) yang tinggi, olehnya itu minyak-minyak nabati berwujud cair pada suhu kamar. Kandungan lemak dan minyak yang tinggi ini membuat minyak-minyak nabati mudah tersebar tidak beraturan pada bahan makanan seperti roti, dan tidak cocok digunakan untuk pemanggangan kue (baking powder). Kita dapat "mengeraskan" (meningkatkan titik lebur) minyak dengan cara menghidrogenasinya dengan bantuan katalis nikel. Beberapa kondisi (seperti suhu yang tepat, atau lamanya waktu hidrogen dilewatk an ke dalam minyak) harus dikontrol dengan hati-hati sehingga beberapa (tidak harus semua) ikatan karbon-karbon rangkap mengalami hidrogenasi.Prosedur ini menghasilkan sebuah "minyak yang terhidrogenasi parsial" atau "lemak yang terhidrogenasi parsial".Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan jalan menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan mengurangi ketidakjenuhan minyak atau lemak, dan membuat lemak bersifat plastis. Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Proses hidrogenasi dilakukan dengan menggunakan hydrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator.Mekanisme proses Hidrogenasi :

H2 + R CH = CH CH2 COOHR CH2 CH2 CH2 CHOO

Ni

Reaksi pada proses hidrogenasi terjadi pada permukaan katalis yang mengakibatkan reaksi antara molekul-molekul minyak dengan gas hidrogen. Nikel merupakan katalis yang sering digunakan dalam proses hidrogenasi daripada katalis yang lain (palladium, platina, copper chromite). Hal ini karena nikel lebih ekonomis dan lebih efisien daripada logam lainnya. Nikel juga mengandung sejumlah kecil Al dan Cu yang berfungsi sebagai promoter dalam proses hidrogenasi minyak. (Ariyati,2006).

Hidrogenasi suatu lemak bersifat selektif, yaitu lemak dengan derajat ketidakjenuhan lebih tinggi akan lebih mudah terhidrogenasi. Misalnya hidrogenasi lemak yang mengandung linoleat, konversi linoleat menjadi oleat atau isomer isomernya lebih banyak daripada konversi asam olet menjadi asam stearat.

Hidrogenasi akan mengakibatkan hilangnya ikatan rangkap, yang akan menjadikan minyak atau lemak tersebut tahan terhadap proses oksidasi dan juga bersifat plastis. Proses hidrogenasi akan merubah asam linolenat menjadi asam linoleat, serta asam linoleat diubah menjadi asam oleat. Tahap hidrogenasi juga akan menurunkan kadar asam lemak bebas sampai sekitar 0,1-0,3 %.(Ketaren,1986)

Linolenat Linoleat Oleat2. WINTERISASIWinterisasi adalah proses pemisahan bagian gliserida jenuh atau bertitik cair tinggi dari trigliserida bertitik cair rendah. Pada suhu rendah, trigliserida padat tidak dapat larut dalam trigliserida cair.

Winterisasi merupakan bentuk dari fraksinasi atau pemindahan materi padat pada suhu yang diatur. Hal ini termasuk pemindahan jumlah kecil dari materi terkristalisasi dari minyak yang dapat dimakan dengan filtrasi untuk mencegah cairan fraksi mengeruh pada suhu pendinginan. Minyak didinginkan secara perlahan pada suhu sekitar 6oC selama 24 jam. Pendinginan dihentikan dan minyak atau campuran kristal didiamkan selama 6-8 jam. Kemudian minyak disaring sehingga akan menghasilkan 75-80% minyak dan produk stearine yang akan digunukan untuk shortening pada industri. Bermacam-macam lemak berwujud cair pada musim panas, sedangkan pada musim dingin akan kelihatan seperti susu yang umumnya mengandung sejumlah tristearin.

Gliserida bertitik cair tinggi kadang-kadang mengandung sejumlah asam stearat dan dapat terpisah pada suhu rendah (pendinginan), dan dikenal dengan nama stearin. Stearin atau tristearin, adalah trigliserida sebuah glyceryl ester dari asam stearat, berasal dari hewan lemak diciptakan sebagai produk sampingan dari pengolahan daging sapi. Ini juga dapat ditemukan dalam tanaman tropis seperti kelapa. Bagian yang membeku pada suhu rendah (disebut stearin) dipisahkan melalui penyaringan (dilakukan dalam chill room) sedangkan minyak yang tetap cair disebut winter oil.

Trigliserida atau gliserida yang terbentuk dari asam lemak jenuh dengan rantai yang panjang, memiliki titik cair lebih tinggi daripada asam-asam lemak jenuh rantai pendek. Demikian juga dengan asam-asam lemak tak jenuh. Titik cair asam-asam lemak yang tedapat dalam minyak dan lemak ditampilkan pada TABEL.1 berikut ini.

Tabel 1. Titik Cair Asam Lemak

Asam lemak jenuh lebih stabil dibandingkan asam lemak tidak jenuh, akibatnya titik leleh asam lemak jenuh lebih tinggi. Kestabilan asam lemak jenuh mudah dipengaruhi oleh temperatur.

Jenis minyak yang memiliki asam lemak tidak jenuh yang tinggi memiliki sifat mengering yang kuat bila dibandingkan dengan minyak memiliki asam lemak tidak jenuh yang tinggi tetapi tidak berkonjugasi. Berikut ditampilkan asam lemak tak berkonjugasi dan berkonjugasi.

Penggolongan minyak dan lemak seperti ini sangat diperlukan, karena sangat mempengaruhi produk hasil hidrolisa trigliserida dan destilasi asam lemak.

2.2.1. Proses winterisasi yang terjadi pada pembuatan minyak kedelai

Pembuatan minyak kedelai dilakukan dalam beberapa tahap. Salah satu proses pembuatan minyak kedelai yaitu dengan proses winterisasi yang merupakan salah satu dari tahap pemurnian. Minyak kedelai kasar terdiri dari kotoran tidak terlarut dalam minyak dan yang terlarut dalam minyak. Kotoran ini harus dibuang dengan cara pemurnian. Tujuan utama dalam proses pemurnian minyak adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri.

Kotoran yang tidak terlarut dalam minyak dapat dibuang dengan menggunakan filtrasi. Sedangkan yang terlarut dalam minyak dapat dibuang dengan beberapa teknik dibawah ini dimana sering digunakan dalam industri untuk memproduksi minyak kedelai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Winterisasi merupakan bentuk dari fraksinasi atau pemindahan materi padat pada suhu yang diatur. Hal ini termasuk pemindahan jumlah kecil dari materi terkristalisasi dari minyak yang dapat dimakan dengan filtrasi untuk mencegah cairan fraksi mengeruh pada suhu pendinginan. Minyak didinginkan secara perlahan pada suhu sekitar 6oC selama 24 jam. Pendinginan dihentikan dan minyak atau campuran kristal didiamkan selama 6-8 jam. Kemudian minyak disaring sehingga akan menghasilkan 75-80% minyak dan produk stearine yang akan digunukan untuk shortening pada industri.

Titik cair yang dimiliki minyak kedelai sangat tinggi, yaitu sekitar -16oC dan biasanya berbentuk padat (solid) pada ruang yang mempunyai suhu tinggi.

Keterangan :

D= deodorization, W= winterization, S= solidification, H2= hydrogenation

Pada pengolahan minyak jagung, fungsi winterisasi adalah proses untuk menghilangkan lilin yang mungkin terdapat di dalam minyak jagung kasar dengan jalan mendinginkan karena lilin akan membeku lebih dahulu kemudian lilinnya diambil dengan cara penyaringan.

2.2.2. Poduk Winterisasi

Setelah menjalani proses winterisasi, produk yang diperoleh adalah bentuk lemak baru yang terdiri dari triglisserida yang komposisinya lebih seragam daripada campuran yang diperoleh dengan jalan mencampur lemak asalnya.

Proses tersebut memerlukan lemak netral anhidrat dengan kandungan perosida minimum. Esterifikasi tidak mempengaruhi nilai nutrisi zat penyusunnya.

Setelah mengalami proses winterisasi, diharapkan produk:

1. Tahan terhadap suhu rendah dalam jangka waktu yang lama

2. Kandungan asam lemak jenuhnya berkurang

2.2.3. Tujuan Winterisasi

Proses Winterisasi bertujuan agar pada saat minyak disimpan pada suhu rendah tidak mengalami pembekuan.2.2.4. Prinsip Winterisasi

Winterisasi merupakan pemisahan thermomechanical proses dimana komponen trigliserida dari lemak dan minyak dikristalkan dari bentuk cairnya.

Kristalisasi terbagi dalam 2 tahap:

1. Nucleation

Berdasarkan komposisi trigliserida pada minyak yang ingin diwinterisasi

1. Crystal growth

Berdasarkan temperature kristalisasi, waktu, dan mechanichal power input/agitation2.2.5. Proses Winterisasi Pada Minyak Biji Kapas

1. Refined dan bleached minyak biji kapas ditransfer ke chilling unit pada 70-800F (21,1-26,70C)

2. Didinginkan ke 550F (12,80C) dalam waktu 6-12 jam (pada saat kristal pertama biasanya terbentuk)

3. Didinginkan ke 450F (7,20C) dalam waktu 12-18 jam dengan mengurangi cooling rate. Pada titik ini, 2-40F(1,1-2,20C) panas yang meningkat harus diamati

4. Setelah temperatur minyak turun sedikit demi sedikit, sekitar 420F(5,60C) dipertahankan

3. INTERESTERIFIKASIInteresterifikasi dapat digambarkan sebagai pertukaran gugusan antara dua buah ester dimana hal ini hanya dapat terjadi apabila terdapat katalis. Katalis yang sering digunakan untuk reaksi ini adalah logam natrium atau kalium dalam bentuk metoksilat atau etoksilat. Dalam reaksi ini ion logam natrium atau kalium akan menyebabkan terbentuknya ion enolat yang selanjutnya diikuti dengan pertukaran gugus alkil. Interesterifikasi banyak digunakan oleh industri untuk menggantikan proses hidrogenasi dalam menurunkan asam lemak trans.

Interesterifikasi (penukaran ester atau tran esterifikasi) menyangkut pertukaran gugus asil antara trigliserida. Karena trigliserida mengandung 3 gugus ester per molekul, maka peluang untuk pertukaran tersebut cukup banyak. Gugus asil dapat bertukar posisinya dalam 1 molekul trigliserida, atau diantara molekul trigliserida.

Ester asam lemak dialam terdapat dalam bentuk ester antara gliserol dengan asam lemak ataupun terkadang ada gugus hidroksilnya yang teresterkan tidak dengan asam lemak tetapi dengan phospat seperti pada phospolipid. Disamping itu ada juga ester antara asam lemak dengan alkoholnya yang membentuk monoester seperti terdapat pada minyak jojoba Ester asam lemak sering dimodifikasi baik untuk bahan makan maupun untuk bahan surfaktan, aditif, detergen dan lain sebagainya.

Ester asam lemak dalam bentuk trigliserida sering dilakukan reaksi interesterifikasi antara 2 lemak yang padat dengan minyak yang cair untuk mengubah posisi asam lemak tersebut yang teresterkan pada gugus hidroksil dari C1,2,3 gliserol, sehingga dengan demikian kandungan padatan minyak / lemak tersebut yang terukur secara pulsa NMR akan menurun. Hal ini dapat terjadi karena asam lemak tidak jenuh yang tadinya berada pada posisi C2 serta diapit oleh asam lemak jenuh pada posisi C1,3 dan berbentuk padat akan menjadi lebih cair apabila pada posisi C1 atau C3 berupa asam lemak tidak jenuh. Hal ini telah dibuktikan untuk mempertukarkan posisi Eikosapentanoat dari posisi C1 atau C3 ke posisi C2 atau sebaliknya.

Perubahan letak posisi asam lemak secara reaksi interesterifikasi akhirnya digunakan untuk merekayasa lipida yang tersabunkan menjadi sumber bahan makan yang bermanfaat bagi kesehatan. Trigliserida di dalam tubuh manusia hanya terhidrolisa oleh enzim pankreas pada posisi C1 dan C3 sedangkan C2 tetap dalam bentuk esternya. Ester yang masih terikat dengan gliserol pada posisi C2 biar bagaimanapun panjang rantainya tetap dapat diserap oleh tubuh sebagai sumber energi, sedangkan asam lemak bebas hasil hidrolisa pada posisi C1 dan C3 apabila berantai panjang sulit terabsorbsi oleh tubuh.

Dalam hubungan ini telah disintesis trigiliserida yang pada posisi C1 dan C3 berupa asam lemak rantai pendek seperti C8 dan C10 yang banyak terdapat pada minyak kelapa. Lipida seperti ini disebut sebagai Medium Chain Triglicerides (MCT), yang mana dapat digunakan untuk mengobati pasien pengidap penyakit HIV, gagal pencernaan, liver ataupun bagi seseorang yang dalam proses penyembuhan dari pembedahan serta dapat juga digunakan untuk orang yang memiliki permasalahan alergi terhadap bahan makan tertentu.

Trigliserida juga banyak diubah menjadi monogliserida dan digliserida, karena baik monogliserida dan digliserida luas penggunaannya sebagai bahan pengemulsi.

Oleh karena itu trigliserida melalui reaksi transesterifikasi dengan gliserol diubah menjadi monogliserida dan digliserida dengan bantuan katalis seperti natrium metoksida dan basa Lewis lainnya. Hanya saja proses ini menghasilkan campuran yang terdiri atas 40 - 80% monogliserida, 30 - 40% digliserida, 5 - 10% trigliserida, 0,2 - 9% asam lemak bebas dan 4 - 8% gliserol. Untuk mendapatkan monogliserida yang murni yang akan digunakan dalam bahan makan, farmasi dan kosmetika maka harus dilakukan destilasi molekuler. Dalam hubungan untuk meningkatkan perolehan hasil monogliserida maka dilakukan reaksi bertingkat secara transesterifikasi dengan gliserol yang kemudian diikuti dengan reaksi interesterifikasi dengan metil ester asam lemak, sehingga monogliserida yang diperoleh dapat mencapai 60 - 70%.

Interesterifikasi pada hakikatnya merupakan proses perbaikan kualitas dari produksi minyak nabati yang mana memiliki tujuan untuk mengubah titik cair lemak dengan menggunakan prinsip jika lemak dipanaskan dengan adanya suatu katalisator (biasanya Natrium Ethoxida atau Natrium Methoxida) sampai temperatur 110 1600C, maka gugusan asam lemak dapat berubah posisi. Dengan interesterifkasi ini ,maka asam lemak jenuhnya dapat diubah menjadi asam lemak tak jenuh. BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

1. Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan jalan menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan mengurangi tingkat ketidakjenuhan minyak atau lemak. Proses hidrogenasi pada minyak atau lemak bertujuan untuk membuat minyak atau lemak bersifat plastis serta menyebabkan kenaikan titik cair.

2. Katalisator untuk proses hidrogenasi adalah platina, palladium dan nikel. Namun yang sering digunakan adalah nikel.

3. Kecepatan reaksi hidrogenasi tergantung pada sifat alamiah substansi yang dihidrogenasi, sifat dan konsentrasi katalis, konsentrasi hydrogen dan suhu, tekanan dan frekuensi pengadukan.4. Interesterifikasi dapat digambarkan sebagai pertukaran gugusan antara dua buah ester dimana hal ini hanya dapat terjadi apabila terdapat katalis. Katalis yang sering digunakan untuk reaksi ini adalah logam natrium atau kalium dalam bentuk metoksilat atau etoksilat. 5. Interesterifikasi dapat digambarkan sebagai pertukaran gugusan antara dua buah ester dimana hal ini hanya dapat terjadi apabila terdapat katalis. Interesterifikasi (penukaran ester atau tran esterifikasi) menyangkut pertukaran gugus asil antara trigliserida.6. Proses Transesterifikasi meliputi dua tahap. Transesterifikasi I yaitu pencampuran antara kalium hidroksida (KOH) dan metanol (CH3OH) dengan minyak sawit. Dan Transesterifikasi II yaitu kelanjutan dari transesterifikasi I untuk mendapatkan konversi methyl ester yang lebih besar.

7. Winterisasi adalah proses pemisahan bagian gliserida jenuh atau bertitik cair tinggi dari trigliserida bertitik cair rendah. Pada suhu rendah, trigliserida padat tidak dapat larut dalam trigliserida cair.DAFTAR PUSTAKAAnonimous. Kedelai. http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai. Diakses 28/11/2010

Anonimous. Soybean. http://en.wikipedia.org/wiki/Soybean. Diakses 28/11/2010Anonimous. Proses Pembuatan Margarin dari Minyak Biji Karet. (images.belajarsabar.multiply.multiplycontent.com/.../0/.../BAB4.pdf?...) diakses 28/11/2010Anonimous. Minyak Kedelai. (firmanjaya.files.wordpress.com/2008/10/minyak-kedelai.doc) diakses 28/11/2010S. Ketaren. 2005. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

4