makalah pemb.bahan pewarna

22
 April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, Bahan pewarna memang sudah tidak bisa dipisahkan dari makanan dan minuman olahan. Berbagai makanan yang dijual di toko, warung dan para pedagang keliling hampir selalu menggunakan bahan pewarna. Warna ini biasanya menyesua ikan dengan rasa yang in gin ditampilkan pada produk t ersebut. Misalnya untuk rasa jeruk diberi warna oranye, rasa stroberi dengan warna merah, rasa nanas dengan warna kuning, rasa leci dengan warna putih, rasa anggur dengan warna ungu, rasa pandan dengan warna hijau, dan seterusnya. Penggunaan pewarna sintetis yang tidak proporsional bisa mengganggu kesehatan. Pewarna alami lebih aman asal bahan pendukungnya adalah bahan halal. Ketika memilih makanan da n minuman, semu a orang tidak mun gkin dapat langsung menentukan pilihan berdasarkan rasanya. Terkecuali mereka yang memang sudah terbiasa mengkonsumsi dan mengetahui betul rasa makanan tersebut. Umumnya yang pertama kali diperhatikan saat memilih makanan atau minuman adalah kenampakan visualnya, terutama warna. Tidak sedikit orang yang membeli suatu jenis makanan hanya karena melihat warnanya yang menarik. Rasa memang penting untuk menarik daya terima konsumen, tetapi seringkali ditempatkan sebagai prioritas kedua, terlebih untuk produk-produk makanan dan minuman yang tergolong baru memasuki pasaran.

Upload: pipih-latipah

Post on 12-Jul-2015

507 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 1/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini, Bahan pewarna memang sudah tidak bisa dipisahkan dari makanan

dan minuman olahan. Berbagai makanan yang dijual di toko, warung dan para

pedagang keliling hampir selalu menggunakan bahan pewarna. Warna ini

biasanya menyesuaikan dengan rasa yang ingin ditampilkan pada produk tersebut.

Misalnya untuk rasa jeruk diberi warna oranye, rasa stroberi dengan warna merah,

rasa nanas dengan warna kuning, rasa leci dengan warna putih, rasa anggur

dengan warna ungu, rasa pandan dengan warna hijau, dan seterusnya. Penggunaan

pewarna sintetis yang tidak proporsional bisa mengganggu kesehatan. Pewarna

alami lebih aman asal bahan pendukungnya adalah bahan halal.

Ketika memilih makanan dan minuman, semua orang tidak mungkin dapat

langsung menentukan pilihan berdasarkan rasanya. Terkecuali mereka yang

memang sudah terbiasa mengkonsumsi dan mengetahui betul rasa makanan

tersebut. Umumnya yang pertama kali diperhatikan saat memilih makanan atau

minuman adalah kenampakan visualnya, terutama warna. Tidak sedikit orang

yang membeli suatu jenis makanan hanya karena melihat warnanya yang menarik.

Rasa memang penting untuk menarik daya terima konsumen, tetapi

seringkali ditempatkan sebagai prioritas kedua, terlebih untuk produk-produk 

makanan dan minuman yang tergolong baru memasuki pasaran.

Page 2: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 2/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

2

Di kalangan anak-anak, warna jelas menjadi daya tarik paling utama di

samping bentuk dan kemasan. Mereka bahkan terkadang tidak mempedulikan

bagaimana rasa makanan atau minuman yang ingin mereka beli. Selama warna,

bentuk, dan kemasannya menarik.

Karena undang-undang penggunaan zat pewarna di Indonesia belum

diterapkan secara tegas, maka terdapat kecenderungan terjadinya penyalahgunaan

pemakaian zat pewarna untuk produk makanan dan minuman. Misalnya zat

pewarna untuk tekstil dan kulit atau bahan pencelup dipakai untuk mewarnai

makanan atau minuman.

Bahan pencelup digunakan untuk pemberian warna secara merata pada

bahan tekstil baik berupa serat, benang maupun kain. Pemberian warna tersebut

dilakukan zat warna tekstil masing – masing mempunyai sifat – sifat tertentu, baik 

sifat tahan luntur maupun dalam cara pemakaiannya.

Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam

berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan ini sebagian besar

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk 

bahan makanan atau minuman, atau tidak adanya penjelasan rinci dalam label

yang melarang penggunaan zat pewarna atau bahan pencelup tertentu untuk bahan

pangan. Faktor lain zat warna tekstil digunakan pada makanan dan minuman

adalah harga karena zat pewarna untuk tekstil (bahan pencelup) yang jauh lebih

murah dibanding harga zat pewarna makanan.

Hal ini menjadi latar belakang penulis membuat makalah yang berjudul

“Industri Pembuatan Bahan Pewarna dan Pencelup”, agar mengetahui bahan

pewarna dan bahan pencelup yang layak dan tepat penggunaannya.

1.2. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan bahan pewarna dan pencelup? 

Bagaimana klasifikasi dari bahan pewarna dan pencelup? 

Apa bahan baku dari bahan pewarna dan pencelup? 

Bagaimana pembuatan bahan pewarna dan pencelup? 

Bagaimana dampak penggunaan bahan pewarna dan pencelup? 

Apa Perbedaan antara Pewarna Alami dan Pewarna Buatan? 

Page 3: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 3/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

3

1.3. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:

Pengenalan bahan pewarna dan pencelup 

Klasifikasi dari bahan pewarna dan pencelup 

Bahan baku dari bahan pewarna dan pencelup 

Pembuatan bahan pewarna alami dan buatan 

Dampak penggunaan bahan pewarna alami dan buatan 

Perbedaan antara Pewarna Alami dan Pewarna Buatan

Page 4: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 4/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengenalan bahan pewarna dan pencelup

 Bahan pewarna

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988

tentang bahan tambahan makanan, bahan pewarna adalah bahan tambahan

makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan.

Atau dengan kata lain, Secara teknis, bahan pewarna adalah zat pewarna,

pigmen atau senyawa yang dapat menampilkan warna tertentu jika ditambahkan

atau digunakan dalam makanan, obat, kosmetik atau tubuh manusia

Umumnya makanan atau minuman dapat memiliki warna karena lima hal,

yaitu:

a.  Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan, sebagai

contoh klorofil yang memberi warna hijau, karoten yang memberi warna

 jingga sampai merah, dan mioglobin yang memberi warna merah padadaging.

b.  Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan. Reaksi ini akan

memberikan warna cokelat sampai kehitaman, contohnya pada kembang

gula karamel, atau pada roti bakar.

c.  Reaksi Maillard, yaitu reaksi antara gugus amino protein dengan gugus

karbonil gula pereduksi, reaksi ini memberikan warna gelap misalnya pada

susu bubuk yang disimpan lama.

d.  Reaksi senyawa organik dengan udara (oksidasi) yang menghasilkan warna

hitam, misalnya warna gelap atau hitam pada permukaan buah-buahan yang

telah dipotong dan dibiarkan di udara terbuka beberapa waktu. Reaksi ini

dipercepat oleh adanya kontak dengan oksigen.

e.  Penambahan zat warna, baik alami maupun sintetik. Zat warna sintetik 

termasuk ke dalam zat adiktif atau bahan tambahan makanan (BTM) yang

penggunaannya tidak bisa sembarangan.

Page 5: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 5/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

5

 Bahan pencelup

Bahan pencelup ialah semua zat berwarna yang mempunyai kemampuan

untuk dicelupkan pada serat tekstil dan memiliki sifat ketahanan luntur warna

(permanent). Jadi sesuatu zat dapat berlaku sebagai zat warna atau bahan

pencelup, apabila :

Zat warna tersebut mempunyai gugus yang dapat menimbulkan warna

(chromofor), misalnya : nitro, nitroso, dan sebagainya.

Zat warna tersebut mempunyai gugus yang dapat mempunyai afinitas

terhadap serat tekstil auxsochrom misalnya amino, hidroksil dan

sebagainya.

Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat

warna dalam air atau medium lain, kemudian memasukkan bahan tekstil ke dalam

larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna ke dalam serat. Penyerapan

zat warna ke dalam serat merupakan suatu reaksi eksotermik dan reaksi

keseimbangan. Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali atau lainnya

ditambahkan ke dalam larutan celup dan kemudian pencelupan diteruskan hingga

diperoleh warna yang dikehendaki.

Vickerstaf menyimpulkan bahwa dalam pencelupan terjadi tiga tahap :

Tahap pertama merupakan molekul zat warna dalam larutan yang selalu

bergerak, pada suhu tinggi gerakan molekul lebih cepat kemudian bahan

tekstil dimasukkan ke dalam larutan celup. Serat tekstil dalam larutan

bersifat negatif pada permukaannya sehingga dalam tahap ini terdapat dua

kemungkinan yakni molekul zat warna akan tertarik oleh serat atau tertolak 

menjauhi serat. Oleh karena itu perlu penambahan zat-zat pembantu untuk 

mendorong zat warna lebih mudah mendekati permukaan serat. Peristiwa

tahap pertama tersebut sering disebut zat warna dalam larutan.

 Dalam tahap kedua molekul zat warna yang mempunyai tenaga yang cukup

besar dapat mengatasi gaya-gaya tolak dari permukaan serat, sehingga

molekul zat warna tersebut dapat terserap menempel pada permukaan serat.

Peristiwa ini disebut adsorpsi.

Page 6: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 6/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

6

Tahap ketiga yang merupakan bagian yang terpenting dalam pencelupan

adalah penetrasi atau difusi zat warna dari permukaan serat ke pusat. Tahap

ketiga merupakan proses yang paling lambat sehingga dipergunakan sebagai

ukuran untuk menentukan kecepatan celup.

Gaya-gaya Ikat pada Pencelupan

Agar pencelupan dan hasil celupan baik dan tahan cuci maka gaya-gaya ikat

antara zat warna dan serat harus lebih besar dari pada gaya-gaya yang bekerja

antara zat warna dan air. Hal tersebut dapat tercapai apabila molekul zat warna

mempunyai susunan atom-atom yang tertentu, sehingga akan memberikan dayatembus yang baik terhadap serat dan pula memberi ikatan yang kuat. Pada

dasarnya dalam pencelupan terdapat empat jenis gaya ikat yang menyebabkan

adanya daya tembus atau tahan cuci suatu zat warna pada serat, yaitu :

Ikatan hidrogen

Ikatan hidrogen merupakan ikatan sekunder yang terbentuk karena atom

hidrogen pada gugusan hidroksi atau amina mengadakan ikatan yang lemah

dengan atom lainnya, misalnya molekul-molekul air yang mendidih pada suhu

yang jauh lebih tinggi daripada molekul-molekul senyawa alkana dengan berat

yang sama. Pada umumnya molekul  – molekul zat warna dan serat mengandung

gugusan-gugusan yang memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen.

Ikatan elektrovalen

Ikatan antara zat warna dan serat yang kedua merupakan ikatan yang timbul

karena gaya tarik-menarik antara muatan yang berlawanan. Dalam air serat-serat

bermuatan negatif sedangkan pada umumnya zat warna yang larut merupakan

suatu anion sehingga penetrasi akan terhalang. Oleh karena itu perlu penambahan

zat-zat yang berfungsi menghilangkan atau mengurangi sifat negatif dari serat

atau zat warna, sehingga zat warna dan serat dapat lebih saling mendekat dan

gaya-gaya non polar dapat bekerja lebih baik. Maka

pada pencelupan serat-serat selulosa perlu penambahan

elektrolit, misalnya garam dapur atau garam glauber

dan pada pencelupan serat wol atau poliamida perlu

penambahan asam. Gugusan amina dan karboksil pada serat wol di dalam larutan

Page 7: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 7/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

7

akan terionisasi. Bila ke dalamnya ditambahkan suatu asam maka ion hidrogen

langsung diserap oleh wol dan menetralkan ion karboksilat sehingga serat wol

akan bermuatan positif yang kemudian langsung menyerap anion asam. Pada

tahap selanjutnya anion zat warna yang berkerak lebih lambat karena molekul

lebih besar akan masuk ke dalam serat dan mengganti kedudukan anion asam. Hal

tersebut mungkin sekali terjadi karena selain penarikan oleh muatan yang

berlawanan juga terjadi gaya-gaya non-polar.

Gaya-gaya non polar

Pada umumnya terdapat kecenderungan bahwa atom-atom atau molekul-

molekul satu dan lainnya saling tarik menarik. Pada proses pencelupan daya tarik 

antara zat warna dan serat akan bekerja lebih sempurna bila molekul-molekul zat

warna tersebut berbentuk memanjang dan datar, atau antara molekul zat warna

dan serat mempunyai gugusan hidrokarbon yang sesuai sehingga waktu

pencelupan zat warna ingin lepas dari air dan bergabung dengan serat. Gaya-gaya

tersebut sering disebut gaya-gaya Van der Waals yang mungkin merupakan gaya-

gaya dispersi, London ataupun ikatan hidrofob.

Ikatan kovalen

Zat warna reaktif terikat pada serat dengan ikatan kovalen yang sifatnya

lebih kuat dari pada ikatan-ikatan lainnya sehingga sukar dilunturkan. Meskipun

demikian dengan pengerjaan larutan asam atau alkali yang kuat beberapa celupan

zat warna reaktif akan meluntur.

Kecepatan Celup

Perjalanan zat warna melalui pori-pori di dalam serat yang sempit dan

demikian pula struktur benang atau kain yang mampat akan menahan kecepatan

celup. Kecepatan celup seringkali dinyatakan dengan waktu setengah celup yakni

waktu yang dibutuhkan untuk mencelup bahan tekstil dengan jumlah zat warna

yang terserap setengah dari zat warna yang terserap pada keadaan setimbang.

Kelanjutan perembesan zat warna masuk ke dalam serat ditentukan oleh koefisien

difusinya yang dapat didefinisikan sebagai bilangan yang menunjukkan jumlah zat

warna yang melalui sesuatu luas dan waktu yang tertentu pada gradien konsentrasi

yang telah dipastikan. Dalam praktek sifat-sifat zat warna yang memberikan

Page 8: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 8/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

8

pencelupan yang sangat cepat ataupun sangat lambat tidak dikehendaki.

Pencelupan yang sangat cepat mempunyai kecenderungan sukar rata, sedangkan

pencelupan yang sangat lambat akan menambah biaya-biaya pengerjaan dan

sering mudah merusak serat yang dicelup. Oleh karena itu ahli celup harus mampu

menggunakan beberapa sarana untuk mengatur agar supaya kecepatan celup

dalam sesuatu proses pencelupan menjadi optimum. Sarana tersebut mungkin

merupakan pengaturan suhu celup atau penambahan zat-zat kimia yang membantu

agar diperoleh hasil celupan yang baik.

Pengaruh Perubahan SuhuSuhu dalam pencelupan memberikan pengaruh-pengaruh sebagai berikut :

Mempercepat pencelupan

Menurunkan jumlah zat warna yang terserap

Mempercepat migrasi yakni perataan zat warna dari bagian-bagian yang

tercelup tua ke bagian-bagian yang tercelup lebih muda hingga terjadi

kesetimbangan

Mendorong terjadinya reaksi antara serat dan zat warna pada pencelupan zat

warna reaktif.

Pengaruh Bentuk dan Ukuran Molekul Zat Warna

Bentuk dan ukuran sesuatu molekul zat warna mempunyai pengaruh yang

penting terhadap sifat-sifat dalam pencelupan, misalnya :

Daya tembus

Molekul-molekul zat warna yang datar memberikan daya tembus pada serat,

tetapi setiap penambahan gugusan kimia yang merusak sifat datar molekultersebut akan mengakibatkan daya tembus zat warna berkurang.

Kecepatan celup

Besar serta kelangsingan atau penambahan sesuatu zat warna akan

mempengaruhi kecepatan celupnya. Molekul zat warna yang memanjang

mempunyai daya untuk melewati pori-pori dalam serat lebih baik dari pada

molekul-molekul yang melebar.

Ketahanan

Page 9: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 9/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

9

Pada sederetan zat warna asam yang mempunyai gugusan pelarut yang sama

 jumlahnya, ketahanan cucinya sebagian besar ditentukan oleh berat molekul

atau ukuran besar molekulnya. Molekul yang besar akan mempunyai

ketahanan cuci yang lebih baik.

2.2. Klasifikasi Bahan Pewarna dan Pencelup 

Zat warna atau pewarna makanan secara umum

dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: zat warna

alami, zat warna yang identik dengan zat warna alami,

dan zat warna sintetis.a.  Bahan pewarna alami

Zat warna alami adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,

hewan atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah sejak dahulu

digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang umumnya

penggunaannya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis. Selain itu

penelitian toksikologi zat warna alami masih agak sulit karena zat warna ini

umumnya terdiri dari campuran dengan senyawa-senyawa alami lainnya.

Misalnya, untuk zat warna alami asal tumbuhan, bentuk dan kadarnya berbeda-

beda dipengaruhi faktor jenis tumbuhan, iklim, tanah, umur dan faktor-faktor

lainnya. 

Bila dibandingkan dengan pewarna-pewarna sintetis, penggunaan pewarna

alami mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain:

Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan

Konsentrasi pigmen rendah

Stabilitas pigmen rendah

Keseragaman warna kurang baik 

Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna sintetis

Jenis zat warna alami yang sering digunakan

untuk pewarna makanan antara lain Karotenoid,

Antosianin Kurkum, Biksin, Karamel, Titanium oksida,

Cochineal, karmin dan asam karminat.

Page 10: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 10/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

10

b.  Zat warna yang identik dengan zat warna alami

Zat warna ini masih satu golongan dengan kelompok zat warna alami, hanya

zat warna ini dihasilkan dengan cara sintesis kimia, bukan dengan cara ekstraksi

atau isolasi. Jadi pewarna identik alami adalah pigmen-pigmen yang dibuat secara

sintetis yang struktur kimianya identik dengan pewarna-pewarna alami.

Yang termasuk golongan ini adalah karotenoid

murni antara lain  xanthaxanthine (merah), bahan

pewarna yang memberikan warna merah ini diekstrak 

dari sejenis tanaman. Untuk membuat pewarna

tersebut stabil maka digunakan gelatin sebagai bahan

pelapis (coating) melalui sistem mikroenkapsulasi. Pewarna ini sering digunakan

pada industri daging dan ikan kaleng (ikan sardin). , apo-karoten (merah-oranye),

beta-karoten (oranye-kuning). Semua pewarna-pewarna ini memiliki batas-batas

konsentrasi maksimum penggunaan, terkecuali beta-karoten yang boleh

digunakan dalam jumlah tidak terbatas.

c.  Bahan pewarna sintetis

Pewarna sintetis pada umumnya terbuat dari

bahan-bahan kimia. Misalnya tartrazin untuk warna

kuning, allura red untuk warna merah dsb. Kadang-

kadang pengusaha yang nakal juga menggunakan

pewarna bukan makanan (non food grade) untuk 

memberikan warna pada makanan.

Misalnya saja penggunaan rhodamin B yang sering digunakan untuk 

mewarnai terasi, kerupuk dan minuman sirup. Penggunaan pewarna jenis ini tentu

saja dilarang keras, karena bisa menimbulkan kanker dan penyakit-penyakit

lainnya.

Mengapa pewarna sintetis masih sangat diminati. Pertama, adalah masalah

harga. Pewarna kimia tersebut dijual dengan harga yang jauh lebih murah

dibandingkan dengan pewarna alami. Masalah ini tentu saja sangat diperhatikan

oleh produsen, mengingat daya beli masyarakat Indonesia yang masih cukup

rendah. Faktor kedua, adalah stabilitas pewarna sintetis memiliki tingkat stabilitas

Page 11: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 11/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

11

yang lebih baik, sehingga warnanya tetap cerah meskipun sudah mengalami

proses pengolahan dan pemanasan. Sedangkan pewarna alami mudah mengalami

degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang

menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar manakala

mengalami proses penggorengan.

Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis

dalam makanan menurut “Joint FAO/WHO Expert

Committee on Food Additives (JECFA)” dapat

digolongkan dalam beberapa kelas, yaitu : azo,

triarilmetana, quinolin, xanten dan indigoid. Kelas azo

merupakan zat warna sintetis yang paling banyak 

 jenisnya dan mencakup warna kuning, oranye, merah, ungu, dan coklat, setelah itu

kelas triaril metana yang mencakup warna biru dan hijau.

Seperti halnya bahan pewarna makanan, zat pewarna tekstil (pencelup)

dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan, diantaranya:

a.  Menurut cara diperolehnya, yaitu zat warna alam dan zat warna sintetik.

b.  Berdasarkan sifat pencelupannya, zat warna dapat digolongkan sebagai zat

warna substantif, yaitu zat warna yang langsung dapat mewarnai serat dan zat

warna ajektif, yaitu zat warna yang memerlukan zat pembantu pokok untuk 

dapat mewarnai serat.

c.  Berdasarkan warna yang ditimbulkan zat warna digongkan menjadi zat warna

monogenetik yaitu zat warna yang hanya memberikan arah satu warna dan zat

warna poligenetik yaitu zat warna yang memberikan beberapa arah warna.

d.  Di dalam praktik zat warna tekstil tidak digolongkan berdasarkan struktur

kimianya, melainkan berdasarkan sifat-sifat pencelupan maupun cara

penggunaannya. Zat-zat warna tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

Zat warna asam

Zat warna ini merupakan garam natrium dari asam-asam organik misalnya

asam sulfonat atau asam karboksilat. Zat warna ini dipergunakan dalam suasana

asam dan memiliki daya tembus langsung terhadap serat-serat protein atau

poliamida.

Page 12: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 12/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

12

Zat warna basa

Zat warna ini umumnya merupakan garam-garam khlorida atau oksalat dari

basa-basa organik, misalnya basa amonium, oksonium dan sering pula merupakan

garam rangkap dengan seng khlorida. Oleh karena khromofor dari zat warna ini

terdapat pada kationnya maka zat warna ini kadang-kadang juga disebut zat warna

kation. Warna-warnanya cerah tetapi tahan luntur warnanya kurang baik. Zat

warna ini mempunyai daya tembus langsung terhadap serat-serat protein.

Beberapa zat warna basa yang telah dikembangkan dapat juga dipergunakan untuk 

mewarnai serat poliakrilat. Pada serat tersebut zat warna basa memiliki tahan

luntur dan tahan sinar yang lebih baik.

Zat warna direk 

Zat warna ini menyerupai zat warna asam, yakni merupakan garam natrium

dari asam sulfonat dan hampir seluruhnya merupakan senyawa-senyawa azo. Zat

warna ini mempunyai daya tembus langsung terhadap serat-serat selulosa, maka

kadang-kadang juga disebut zat warna substanstif. Meskipun zat warna ini dapat

dipergunakan untuk mewarnai serat-serat protein tetapi jarang dipergunakan untuk 

maksud tersebut. Golongan zat warna ini memiliki macam warna yang cukup

banyak, tetapi tahan luntur warnanya kurang baik.

Zat warna mordan dan kompleks logam

Zat warna ini tidak mempunyai daya tembus terhadap serat-serat tekstil,

tetapi dapat bersenyawa dengan oksida-oksida logam yang dipergunakan sebagai

mordan, membentuk senyawa yang tidak larut dalam air. Zat warna mordan asam

dipergunakan untuk mewarnai serat-serat wol atau poliamida seperti halnya zat

warna asam tetapi memiliki tahan luntur yang baik. Zat warna kompleks logam

merupakan perkembangan terakhir dari zat warna mordan. Dalam pencelupan

dengan zat warna mordan timbul kesukaran karena terjadinya perubahan warna

yang diakibatkan oleh senyawa-senyawa logam. Untuk mengatasi kesulitan

tersebut zat warna kompleks logam dibuat dengan mereaksikan krom dengan

molekul-molekul zat warna.

Zat warna belerang

Page 13: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 13/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

13

Zat warna ini merupakan senyawa organik kompleks yang mengandung

belerang pada sistim khromofornya dan gugusan sampingnya yang berguna dalam

pencelupan. Zat warna ini terutama digunakan untuk serat-serat selulosa untuk 

mendapatkan tahan luntur warna terhadap pencucian dengan nilai yang baik tetapi

dengan biaya yang rendah. Warna-warna yang dihasilkan oleh zat warna ini

biasanya suram.

Zat warna bejana

Zat warna ini tidak larut dalam air tetapi dapat dirubah menjadi senyawa

leuco yang larut dengan penambahan senyawa reduktor natrium hidrosulfit dan

natrium hiroksida. Serat-serat selulosa mempunyai daya serap terhadap senyawa

leuko tersebut, yang setelah diserap oleh serat dapat dirubah menjadi bentuk 

pigmen yang tidak larut lagi dalam air dengan menggunakan senyawa oksidator.

Untuk mempermudah cara pemakaiannya zat warna ini telah dikembangkan

menjadi zat warna bejana yang larut dengan cara mengubah strukturnya menjadi

garam natrium dari ester asam sulfat. Zat warna yang larut ini dapat dikembalikan

ke dalam struktur aslinya di dalam serat dengan cara oksidasi dalam suasana

asam.

Zat warna dispersi

Zat warna ini tidak larut dalam air tetapi mudah didispersikan atau

disuspensikan dalam air. Dalam perdagangan dijual sebagai bubuk. Zat warna ini

digunakan untuk mewarnai serat-srat yang bersifat hidrofob.

Zat warna reaktif 

Zat warna ini dapat bereaksi dengan selulosa atau protein sehingga

memberikan tahan luntur warna yang baik. Reaktifitas zat warna ini bermacam-

macam, sehingga sebagian dapat digunakan pada suhu rendah sedangkan yang

lain harus digunakan pada suhu tinggi.

Zat warna naftol

Zat warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dan terbentuk di dalam

serat dari dua komponen pembentuknya. Golongan zat warna ini terutama untuk 

mewarnai serat selulosa dengan warna-warna cerah terutama warna merah.

Ketahanannya baik kecuali tahan gosoknya.

Page 14: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 14/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

14

Zat warna pigmen

Zat warna ini tidak larut dalam air dan tidak mempunyai daya tembus

terhadap serat tekstil. Dalam pemakaiannya zat warna ini dicampur dengan resin

sebagai pengikat. Oleh karena zat warna tersebut menempel pada serat dengan

adanya resin sebagai pengikat, hal ini mengakibatkan pegangan kainnya menjadi

kaku dan tahan gosoknya kurang baik.

Zat warna oksidasi

Pada prinsipnya zat warna ini merupakan suatu senyawa antara dengan berat

molekul rendah, yang dicelupkan dan kemudian dioksidasikan dalam serat dalam

suasana asam untuk membentuk molekul berwarna yang lebih besar dan tidak 

larut.

2.3. Bahan Baku Dari Bahan Pewarna dan Pencelup

Bahan baku untuk pewarna alami yang banyak digunakan antara lain:

Daun suji mengandung zat warna klorofil untuk memberi warna hijau

menawan, misalnya pada dadar gulung, kue bika, atau kue pisang.

Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat

pada makanan, misalnya es krim, susu cokelat, atau kue kering.

Kunyit (Curcuma domestica) mengandung zat warna kurkumin untuk 

memberi warna kuning pada makanan, misalnya tahu, bumbu Bali, atau nasi

kuning. Selain itu, kunyit dapat mengawetkan makanan.

Cabai merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna

kapxantin yang menjadikan warna merah pada makanan, misalnya rendang

daging atau sambal goreng.

Wortel, beta-karoten (provitamin-A) pada wortel menghasilkan warna

kuning.

Karamel, warna cokelat karamel pada kembang gula karena proses

karamelisasi, yaitu pemanasan gula tebu sampai pada suhu sekitar 170°C.

Gula merah, selain sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada

makanan, misalnya pada bubur dan dodol.

Page 15: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 15/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

15

Selain contoh di atas, beberapa buah-buahan juga dapat menjadi bahan

pewarna alami, misalnya anggur menghasilkan warna ungu, stroberi warna merah,

dan tomat warna oranye.

Pada pewarna buatan, Jenis pertama adalah pewarna buatan yang disintesa

dengan struktur kimia persis seperti bahan alami, misalnya beta-karoten (warna

oranye sampai kuning), santoxantin (warna merah), dan apokaroten (warna

oranye). Jenis kedua adalah bahan pewarna yang disintesa khusus untuk 

menggantikan pewarna alami. Tabel berikut menunjukkan contoh bahan pewarna

buatan pada makanan.

Pada bahan pencelup, digunakan pula zat warna alami. Zat warna alam

untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian

tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. Pengrajin-pengrajin batik 

telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil

Page 16: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 16/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

16

beberapa diantaranya adalah : daun pohon nila (indofera), kulit pohon soga tingi

(Ceriops candolleana arn), kayu tegeran (Cudraina javanensis), kunyit (Curcuma),

teh (The), akar mengkudu (Morinda citrifelia), kulit soga jambal (Pelthophorum

ferruginum), kesumba (Bixa orelana), daun jambu biji (Psidium guajava).

2.4. Pembuatan Bahan Pewarna Alami dan Buatan

Pembuatan bahan warna alami sebenarnya sangatlah mudah. Bahan-bahan

yang dapat digunakan sebagai pewarna alami ditumbuk, dapat pula menggunakan

blender atau penumbuk biasa dengan sedikit ditambah air, lalu diperas dan saring

dengan alat penyaring. Agar warnanya cerah dapat ditambahkan sedikit air kapuratau air jeruk nipis. Setelah diperoleh air perasan pewarna, lalu disimpan di dalam

lemari es atau freezer jika menginginkan disimpan lebih lama.

Jika pewarna yang digunakan berasal dari gula kelapa yang digunakan pula

sebagai pewarna pemanis, maka pilih gula kelapa yang kualitasnya bagus

sehingga tidak perlu menyaring, lalu larutkan dengan air dingin atau air panas bila

ingin cepat. Sedangkan untuk membuat pewarna hijau sekaligus pengharum dapat

digunakan kombinasi daun suji dan pandan. Keduanya sekaligus ditumbuk 

bersama sedikit air, peras, lalu saring.

Beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai

makanan (Dikutip dari buku membuat pewarna alami karya nur hidayat dan elfi

anis saati terbitan Trubus Agrisarana 2006. dapat diperoleh di toko-toko buku se

Indonesia) adalah:

KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan

untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan

margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya. Karotenoid

merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah oranye

yang terlarut dalam lipida (minyak), berasal dari hewan maupun tanaman,

misalnya fukoxanthin yang terdapat didalam lumut, lutein, violaxanthin, dan

neoxanthin terdapat pada dedaunan, likopen pada tomat, kapsanthin pada cabe

merah, biksin pada annatto, caroten pada wortel, dan astazanthin pada lobster.

Page 17: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 17/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

17

BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji

pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk 

mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.

KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis

(pemecahan) karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri

dari 3 jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman

berkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula

kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah

kecoklatan pada minuman es kelapa ataupun es cendol

KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak 

digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai

produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun

suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk 

sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain

menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.

ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat

pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu,

bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel, chery,

anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga

telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur

menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen

antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk 

minuman (sari buah, juice dan susu).

KURKUMIN, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur sekaligus

pemberi warna kuning pada masakan yang kita buat.

Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian

asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam

berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum

mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadang-

kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hal akhir atau berbentuk 

senyawa-senyawa baru yang berbahaya.

Page 18: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 18/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

18

2.5. Dampak Penggunaan Bahan Pewarna Alami dan Buatan

Pembahasan ini, lebih terfokus pada bahan pewarna sintesis atau buatan

untuk makanan. Pemakaian zat pewarna, khususnya zat pewarna sintetis

mempunyai dampak bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat membuat

suatu makanan lebih menarik, meratakan warna makanan, mengembalikan warna

bahan dasar yang telah hilang selama pengolahan ternyata dapat pula

menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan bahkan memberikan dampak 

yang negatif bagi kesehatan konsumen.

Seiring dengan meluasnya pemakaian pewarna sintetik, sering terjadi

penyalahgunaan pewarna pada makanan. Sebagai contoh digunakannya pewarna

tekstil untuk makanan sehingga membahayakan konsumen. Zat pewarna tekstil

dan pewarna cat biasanya mengandung logam berat, seperti: arsen, timbal, dan

raksa sehingga bersifat racun.

Beberapa bahan pewarna yang harus dibatasi penggunannya diantaranya

adalah amaran, allura merah, citrus merah, caramel, erithrosin, indigotine, karbon

hitam dan karkumin.

Amaran dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan tumor, reaksi alergi

pada pernafasan dan dapat mengakibatkan hiperarki pada anak-anak. Allura

merah dapat memicu kanker limpa, sedangkan caramel dapat menimbulkan efek 

pada system saraf dan dapat menyebabkan gangguan kekebalan. Penggunaan

tatrazine maupun sunset yellow yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi,

khususnya bagi orang yang sensitive pada asam asetilsiklik dan asam benzoate,

selain dapat mengakibatkan asma dapat pula menyebabkan hiperarki pada anak.

Fast green FCF yang berlebihan akan menyebabkan reaksi alergi dan produksi

tumor, sedangkan sunset yellow dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan

radang selaput lender pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah dan gangguan

pencernaan. Indigotine dalam dosis tertentu mengakibatkan hiperaktif pada anak-

anak. Pemakaian eritrosin akan mengakibatkan reaksi alergi pada pernafasan,

hiperaktif pada anak dan efek yang kurang baik pada otak dan perilaku, sedangkan

poncean SX dapat mengakibatkan kerusakan system urin, kemudian dapat

memicu timbulnya tumor.

Page 19: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 19/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

19

Begitu juga dengan zat pewarna yang berbahaya seperti rhodamin B,

pemakaian zat warna ini tidak diizinkan karena dapat menimbulkan bahaya bagi

konsumen. Bahan ini apabila dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan pada

fungsi hati bahkan kanker hati.

2.6. Perbedaan antara Pewarna Alami dan Pewarna Buatan 

Tabel berikut ini menunjukkan perbedaan kedua jenis pewarna tersebut.

Pewarna alami  Pewarna buatan 

Lebih aman dikonsumsi. Kadang-kadang memiliki efek 

negatif tertentu.

Warna yang dihasilkan kurang

stabil, mudah berubah oleh pengaruh

tingkat keasaman tertentu.

Dapat mengembalikan warna asli,

kestabilan warna lebih tinggi, tahan

lama, dan dapat melindungi vitamin

atau zat-zat makanan lain yang peka

terhadap cahaya selama

penyimpanan.

Untuk mendapatkan warna yang

bagus diperlukan bahan pewarna

dalam jumlah banyak.

Praktis dan ekonomis.

Keanekaragaman warnanya terbatas. Warna yang dihasilkan lebih

beraneka ragam.

Tingkat keseragaman warna kurang

baik.

Keseragaman warna lebih baik.

Kadang-kadang memberi rasa dan

aroma yang agak mengganggu.

Biasanya tidak menghasilkan rasa

dan aroma yang mengganggu.

Page 20: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 20/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

20

BAB III

PENUTUP3.1. Simpulan

Bahan pewarna adalah zat pewarna, pigmen atau senyawa yang dapat

menampilkan warna tertentu jika ditambahkan atau digunakan dalam

makanan, obat, kosmetik atau tubuh manusia. Sedangkan bahan pencelup

adalah semua zat berwarna yang mempunyai kemampuan untuk dicelupkan

pada serat tekstil dan memiliki sifat ketahanan luntur warna (permanent).

Zat warna atau pewarna makanan secara umum dibagi menjadi tiga golongan,yaitu: zat warna alami, zat warna yang identik dengan zat warna alami, dan

zat warna sintetis. Sedangkan bahan pencelup dapat digolongkan ke dalam

beberapa golongan, diantaranya:

a.  Menurut cara diperolehnya, yaitu zat warna alam dan zat warna sintetik.

Berdasarkan sifat pencelupannya, zat warna dapat digolongkan sebagai zat

warna substantive dan zat warna ajektif.

b.  Berdasarkan warna yang ditimbulkan, zat warna digolongkan menjadi zat

warna monogenetic dan zat warna. Di dalam praktik zat warna tekstil tidak 

digolongkan berdasarkan struktur kimianya, melainkan

c.  Berdasarkan sifat-sifat pencelupan maupun cara penggunaannya. Zat-zat

warna tersebut dapat digolongkan sebagai berikut : Zat warna asam, Zat

warna basa, Zat warna direk, Zat warna mordan dan kompleks logam, Zat

warna belerang, Zat warna bejana, Zat warna disperse, Zat warna reaktif,

Zat warna naftol, Zat warna pigmen dan Zat warna oksidasi.

Bahan baku pewarna makanan dan pencelup dapat diperoleh dari bahan baku

alami maupun buatan. Bahan baku alami merupakan yang berasal dari

tumbuha-tumbuhan, ekstraksi sayuran maupun buah-buahan. Sedangkan

bahan baku buatan biasanya diperoleh melalui sintesis.

Pembuatan bahan warna alami yaitu bahan-bahan yang dapat digunakan

sebagai pewarna alami ditumbuk, dapat pula menggunakan blender atau

penumbuk biasa dengan sedikit ditambah air, lalu diperas dan saring dengan

alat penyaring. Agar warnanya cerah dapat ditambahkan sedikit air kapur atau

Page 21: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 21/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

21

air jeruk nipis. Sedangkan Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya

melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali

terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun..

Bahan pewarna alami sedikit berdampak negative akan tetapi buatan dapat

menimbulkan beberapa dampak negatif, diantaranya dapat menyebabkan

tumor, alergi, hiperarki pada anak dsb.

Page 22: Makalah Pemb.bahan Pewarna

5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 22/22

 

April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup 

22

DAFTAR PUSTAKA

Sunarto. 2008. Teknik pencelupan dan pengecapan. Jakarta: Pusat Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

http://arteducationx.blogspot.com/2010/01/pewarna-alam-by-hendra-wijaya-

raditya.html

http://ariffadholi.blogspot.com/2010/06/zat-warna-makanan.html

http://118.96.249.1/psb/EdukasiNet/PRODUKSI%202009/PENGETAHUAN%20

POPULER/PANGAN/bahaya%20pewarna%20tekstil%20dalam%20makanan/ 

PRODUK/semua.html

http://www.peutuah.com/uncategorized/dampak-positif-dan-negatif.html

http://informasisehat.wordpress.com/2009/05/21/bahaya-zat-pewarna-pada-

makanan/ 

http://wwwzarna.blogspot.com/2009/06/pewarna-alami.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_pewarna

http://www.halalguide.info/2009/05/25/dilema-pewarna-makanan/ 

http://smk3ae.wordpress.com/2008/10/16/produksi-pigmen-untuk-bahan-

pewarna-makanan-menggunakan-substrat-limbah-industri-pangan/ 

http://sijanggut.blogdetik.com/2009/06/06/sekilas-tentang-bahan-makanan-

tambahan/