makalah pelayanan resep

33
Tugas Makalah Farmasetika Terapan PROSES PELAYANAN RESEP DAN SALINAN RESEP OLEH : NAMA KELOMPOK : 1. IPNI NURUL SUCI (F1F1 11 0) 2. ELVIANTI MEILANY (F1F1 12 002) 3. AL FIRA AHMAD SIPA (F1F1 12 006) 4. RAHMANIAR (F1F1 12 008) 5. YULI ANGGREANI LENA (F1F1 12 009) 6. ARFAN (F1F1 12 010) 7. HADIJAH (F1F1 12 013) 8. NUR FITRAH MASUMI (F1F1 12 0) 9. MUH. RAMADHAN S. (F1F1 12 023) 10. AISYAH SHALIHAH ANTO (F1F1 12 027) 11. NILA ASTUTI (F1F1 12 030) 12. MUH. GERAL LAMAMBO (F1F1 12 057) KELOMPOK : I (SATU) KELAS : A FAKULTAS FARMASI

Upload: istar-febrianti

Post on 21-Dec-2015

1.796 views

Category:

Documents


229 download

DESCRIPTION

farmasetika terapan

TRANSCRIPT

Page 1: makalah pelayanan resep

TugasMakalah Farmasetika Terapan

PROSES PELAYANAN RESEP DAN SALINAN RESEP

OLEH :NAMA KELOMPOK :

1. IPNI NURUL SUCI (F1F1 11 0)2. ELVIANTI MEILANY (F1F1 12 002)3. AL FIRA AHMAD SIPA (F1F1 12 006)4. RAHMANIAR (F1F1 12 008)5. YULI ANGGREANI LENA (F1F1 12 009)6. ARFAN (F1F1 12 010)7. HADIJAH (F1F1 12 013)8. NUR FITRAH MASUMI (F1F1 12 0)9. MUH. RAMADHAN S. (F1F1 12 023)10. AISYAH SHALIHAH ANTO (F1F1 12 027)11. NILA ASTUTI (F1F1 12 030)12. MUH. GERAL LAMAMBO (F1F1 12 057)

KELOMPOK : I (SATU)KELAS : A

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI2015

Page 2: makalah pelayanan resep

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas makalah ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah

membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan Islami. Tak lupa penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini.

Penulis menyadari walaupun penulis telah berusaha semaksimal

mungkin dalam menyusun makalah ini, tetapi masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, segala tegur sapa sangat penulis harapkan demi perbaikan

makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua pembaca. Amin.

Kendari, 24 Februari 2015

Penulis

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep ii

Page 3: makalah pelayanan resep

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG........................................................................................1

1.2. RUMUSAN MASALAH...................................................................................2

1.3. TUJUAN............................................................................................................2

1.4. MANFAAT........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

2.1. DEFINISI RESEP...................................................................................................3

2.2. PELAYANAN RESEP............................................................................................4

A. Pelayanan Resep di Apotek................................................................................4

B. Pelayanan Resep di Puskesmas..........................................................................8

C. Pelayanan Resep di Rumah Sakit.......................................................................8

D. Pelayanan Resep Narkotik................................................................................12

2.3. TAHAP-TAHAP PELAYANAN RESEP.............................................................15

2.4. SALINAN RESEP................................................................................................17

BAB III PENUTUP..........................................................................................................19

A. KESIMPULAN....................................................................................................19

B. SARAN................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep iii

Page 4: makalah pelayanan resep

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pelayanan farmasi di apotek disusun atas kerjasama ISFI dengan Direktorat

Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Pelayanan Farmasi

Departemen Kesehatan pada tahun 2003. Standar kompetensi apoteker di apotek

ini dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak

profesional, melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar,

sebagai pedoman dalam pengawasan praktek apoteker dan untuk pembinaan

serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek (Purwanti, dkk., 2004).

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter

hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau

membuat, peracik, serta menyerahkan obat kepada pasien. Salinan resep adalah

salinan yang dibuat oleh apotek, bukan hasil fotokopi. Salinan resep atau resep

hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep, penderita yang

bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku (Syamsuni, 2006).

Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker pengelola

apotek. Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat yang ditulis dalam resep

dengan obat lain. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang ditulis

dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat

yang lebih terjangkau (Permenkes No.24 tahun 1993).

Pelayanan resep didahului proses skrining resep yang meliputi pemeriksaan

kelengkapan resep, keabsahan dan tinjauan kerasionalan obat. Resep yang

lengkap harus ada nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter, tempat dan

tanggal resep, tanda R/ pada bagian kiri untuk tiap penulisan resep, nama obat

dan jumlahnya, kadang-kadang cara pembuatan atau keterangan lain (liter, prn,

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 1

Page 5: makalah pelayanan resep

cito) yang dibutuhkan, aturan pakai, nama pasien, serta tanda tangan atau paraf

dokter (Dewi, 1985).

1.2. RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah

1. Apa definisi dari resep?

2. Bagaimana pelayanan resep?

3. Bagaimana tahap-tahap pelayanan resep?

4. Apa definisi salinan resep?

1.3. TUJUAN

Berikut tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui definisi dari resep.

2. Untuk mengetahui pelayanan resep.

3. Untuk mengetahui tahap-tahap pelayanan resep.

4. Untuk mengetahui definisi salinan resep.

1.4. MANFAAT

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Dapat mengetahui definisi dari resep.

2. Dapat mengetahui pelayanan resep.

3. Dapat mengetahui tahap-tahap pelayanan resep.

4. Dapat mengetahui definisi salinan resep.

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 2

Page 6: makalah pelayanan resep

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI RESEP

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter

hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi

pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. (Kep.Menkes, No.

1027 tahun 2004). Pasal 15 ayat 1 Permenkes No. 922 tahun 1993 “Apotek

wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan”. Permenkes

No. 26 tahun 1981 pasal 10 menyebutkan “resep harus ditulis dengan jelas

dan lengkap” selain itu dalam Kepmenkes No. 280 tahun 1981;

Pasal 2, Resep harus memuat:

1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan

2. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat

3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep

4. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

5. Jenis hewan dan nama serta alamt pemiliknya untuk resep dokter hewan

6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang

jumlahnya melebihi dosis maksimal

Pasal 3 disebutkan juga bahwa :

1. Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada hewan

2. Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4 tertulis :

1. Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera, dokter dapat memberi

tanda “segera”, “cito”, “statim” atau “urgent” pada bagian atas kanan resep

2. Apoteker harus mendahulukan pelayanan resep dimaksud ayat 1 pasal ini.

Pasal 5 menyebutkan bahwa; apoteker tidak dibenarkan mengulangi penyerahan

obat atas dasar resep yang sama apabila :

1. Pada resep aslinya diberi tanda “n.i”, “ne iteratur” atau “tidak boleh diulang”

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 3

Page 7: makalah pelayanan resep

2. Resep aslinya mengandung narkotika atau obat lain yang oleh menteri direktur

jenderal ditetapkan sebagai obat yang tidak boleh diulang tanpa resep baru.

Contoh Resep :

2.2. PELAYANAN RESEP

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter

hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 4

Page 8: makalah pelayanan resep

pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.Pelayanan resep adalah

proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus

dikerjakan mulai dari penerimaan resep, peracikan obat sampai dengan

penyerahan obat kepada pasien. Pelayanan resep dilakukan sebagai berikut

:

A. Pelayanan Resep di Apotek

1. Pelayanan Resep

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004, Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di

Apotek, Standar pelayanan resep di apotik adalah sebagai berikut.

a. Skrining resep

Apoteker melakukan skrining resep meliputi :

1) Persyaratan administratif :

Nama,SIP dan alamat dokter.

Tanggal penulisan resep.

Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.

Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.

Nama obat , potensi, dosis, jumlah yang minta.

Cara pemakaian yang jelas.

Informasi lainnya.

2) Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis,potensi, stabilitas,

inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.

3) Pertimbangaoiuyn klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi,

kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada

keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter

penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif

seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah

pemberitahuan.

b. Penyiapan obat

1) Peracikan

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 5

Page 9: makalah pelayanan resep

Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,

mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan

peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan

dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

2) Etiket

Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

3) Kemasan obat yang diserahkan

Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok

sehingga terjaga kualitasnya.

4) Penyerahan Obat

Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan

akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat

dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan

konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.

5) Informasi Obat

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan

mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.

Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara

pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,

aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama

terapi.

6) Konseling

Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi,

pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat

memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar

dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi

atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu

seperti cardiovascular, diabetes, TBC, asthma, dan penyakit kronis

lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.

7) Monitoring Penggunaan Obat

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 6

Page 10: makalah pelayanan resep

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus

melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien

tertentu seperti cardiovascular, diabetes , TBC, asthma, dan penyakit

kronis lainnya.

2. Promosi Dan Edukasi

Dalam rangaka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus

memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri

(swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilih obat yang sesuai

dan apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi.

Apoteker ikut membantu desiminasi informasi, antara lain dengan

penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya.

3. Pelayanan Residensial (Home Care).

Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan

pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk

kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.

Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan

pengobatan (medication record).

B. Pelayanan Resep di Puskesmas

1. Penerimaan Resep

Setelah menerima resep dari pasien, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter,

nomor surat izin praktek (SIP), alamat praktek dokter, paraf dokter,

tanggal, penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan,

nama pasien, umur pasien, dan jenis kelamin pasien.

b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis,

potensi, stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.

c. Pertimbangkan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi dan

kesesuaian dosis.

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 7

Page 11: makalah pelayanan resep

d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep

atau obatnya tidak tersedia.

2. Peracikan Obat

Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan

menggunakan alat, dengan memperhatikan nama obat, tanggal

kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.

b. Peracikan obat.

c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna

biru untuk obat luar, serta menempelkan label “kocok dahulu” pada

sediaan obat dalam bentuk larutan.

d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat

yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah.

3. Penyerahan Obat

Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan

kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan

serta jenis dan jumlah obat.

b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang

baik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin

emosinya kurang stabil.

c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya

d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang

terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan

danminuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara

penyimpanan obat, dll.

C. Pelayanan Resep di Rumah Sakit

1. Pengkajian Pelayanan Dan Resep

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 8

Page 12: makalah pelayanan resep

Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan

ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan perbekalan farmasi termasuk

peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi.

Pada setiap tahap alur pelayanan resep, dilakukan upaya pencegahan

terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error).

Tujuan pengkajian pelayanan resep untuk menganalisa adanya

masalah terkait obat; bila ditemukan masalah terkait obat harus

dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Kegiatan yang dilakukan

yaitu apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan

administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk

pasien rawat inap maupun rawat jalan.

Persyaratan administrasi meliputi:

Nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan serta tinggi badan pasien

Nama, nomor ijin, alamat, dan paraf dokter

Tanggal resep

Ruangan/unit asal resep

Persyaratan farmasetik meliputi:

Nama obat, bentuk, dan kekuatan sediaan

Dosis dan jumlah obat

Stabilitas

Aturan dan cara penggunaan

Persyaratan klinis meliputi:

Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu penggunaan obat

Duplikasi pengobatan

Alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD)

Kontraindikasi

Interaksi obat

2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat

Penelusuran riwayat penggunaan obat adalah proses untuk

mendapatkan Informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 9

Page 13: makalah pelayanan resep

pernah dan sedang Digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari

wawancara atau data rekam Medik/pencatatan penggunaan obat pasien.

Tujuan :

a. Membandingkan riwayat penggunaan obat dengan data rekam

medik/pencatatan penggunaan obat untuk mengetahui perbedaan

informasi penggunaan obat

b. Melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang diberikan oleh

tenaga kesehatan lain dan memberikan informasi tambahan jika

diperlukan

c. Mendokumentasikan adanya alergi dan ROTD

d. Mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat

e. Melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan

obat

f. Melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan

g. Melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap obat yang

digunakan

h. Melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat

i. Melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat

j. Memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu

kepatuhan minum obat (concordance aids)

k. Mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri tanpa

sepengetahuan dokter

l. Mengidentifikasi terapi lain misalnya suplemen, dan pengobatan

alternatif yang mungkin digunakan oleh pasien.

Kegiatan yang dilakukan meliputi penelusuran riwayat penggunaan

obat kepada pasien/keluarganya, dan melakukan penilaian terhadap

pengaturan penggunaan obat pasien. Informasi yang harus didapatkan

adalah nama obat (termasuk obat non resep), dosis, bentuk sediaan,

frekuensi penggunaan indikasi dan lama penggunaan obat, ROTD

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 10

Page 14: makalah pelayanan resep

termasuk riwayat alergi, dan kepatuhan terhadap regimen penggunaan obat

(jumlah obat yang tersisa).

3. Pelayanan Lnformasi Obat (PIO)

PIO adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,

rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan

komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker,

perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar

rumah sakit. Tujuan:

Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga

kesehatan di lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah

sakit

Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan

dengan obat/perbekalan farmasi, terutama bagi komite/sub komite

farmasi dan terapi

Menunjang penggunaan obat yang rasional

4. Konseling

Konseling obat adalah suatu proses diskusi antara apoteker dengan

pasien/keluarga pasien yang dilakukan secara sistematis untuk

memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga pasien

mengeksplorasikan diri dan membantu meningkatkan pengetahuan,

pemahaman, dan kesadaran sehingga pasien/keluarga pasien memperoleh

keyakinan akan kemampuannya dalam penggunaan obat yang benar

termasuk swamedikasi. Tujuan umum konseling adalah meningkatkan

keberhasilan terapi, memaksimalkan efek terapi, meminimalkan resiko

efek samping, meningkatkan cost effectiveness dan menghormati pilihan

pasien dalam menjalankan terapi. Tujuan khusus dari konseling adalah:

Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dan pasien

Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien

Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 11

Page 15: makalah pelayanan resep

Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan

obat dengan penyakitnya

Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan

Mencegah atau meminimalkan masalah terkait obat

Meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam

hal terapi

Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan

Membimbing dan membina pasien dalam penggunaan obat sehingga

dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu

pengobatan pasien.

D. Pelayanan Resep Narkotik

Resep yang mengandung narkotika :

Harus ditulis tersendiri

Tidak boleh ada iterasi (ulangan)

Dituliskan nama pasien, tidak boleh m.i/mihi ipsi atau u.p/usus propius

(untuk pemakaian sendiri)

Alamat pasien ditulis dengan jelas

Aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak boleh ditulis s.u.c /signa

usus cognitus (sudah tahu aturan pakai)

1. Skrining resep

a. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi

b. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmaseutik yaitu: bentuk sediaan,

dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian

c. Mengkaji pertimbangan klinis yaitu : adanya alergi, efek

samping,interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain).

d. Narkotik hanya dapat diserahkan atas dasar resep asli rumah

sakit,puskesmas, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter. Salinan

resep narkotika dalam tulisan “iter” tidak boleh dilayani sama sekali.

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 12

Page 16: makalah pelayanan resep

e. Salinan resep narkotik yang baru dilayani sebagian atau yang

belum dilayani sama sekali hanya boleh dilayani oleh apotek yang

menyimpan resep asli.

f. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.

2. Penyiapan Resep

a. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep

b. Untuk obat racikan apoteker menyiapkan obat jadi yang

mengandungnarkotika atau menimbang bahan baku narkotika

c. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya

d. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai

denganpermintaan dalam resep

e. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan jumlah

obat sesuai permintaan dalam resep.

3. Penyerahan Obat

a. Melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulisan etiketdengan

resep sebelum dilakukan penyerahan.

b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.

c. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima.

d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat

e. Menanyakan dan menuliskan alamat / nomor telepon pasien

dibalik resep

f. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikannya.

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 13

Page 17: makalah pelayanan resep

2.3. TAHAP-TAHAP PELAYANAN RESEP

Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.

Pelayanan resep adalah menjadi tanggung Apoteker Pengelola Apotek.

Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung dengan keahlian

profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker wajib

memberi informasi tentang penggunaan secara tepat, aman, rasional,

kepada pasien atas permintaan masyarakat.

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari

obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan

palayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan

obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.

Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberin

informasi, monitoring pnggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya

sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik. Apoteker harus

memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan

(medication error) dalam proses pelayanan. Berikut digambarkan tahap-

tahap pelayanan resep di apotek secara umum :

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 14

Page 18: makalah pelayanan resep

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 15

Page 19: makalah pelayanan resep

2.4. SALINAN RESEP

Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang dibuat oleh

apoteker atau apotek. Selain memuat semua keterangan obat yang terdapat pada

resep asli. Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrtif.

Apabila Apoteker Pengelola Apoteker berhalangan melakukan tugasnya,

penandatanganan atau pencantuman paraf pada salinan resep yang dimaksud atas

dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti dengan

mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan.

Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis dan petugas

kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan yang

berlaku (contohnya petugas pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara).

Salinan resep memuat :

Semua keterangan yang terdapat dalam resep asli

Nama dan alamat apotek

Nama dan nomor Surat izin pengelolaan apotek

Tanda tangan atau paraf APA

Tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan; tanda nedet atau

nedetur untuk obat yang belum diserahkan

Nomor resep dan tanggal peresepan

Salinan resep harus ditandatangani oleh APA (bila tidak ada dilakukan oleh

apoteker pendamping, asisten apoteker kepala, apoteker supervisor atau apoteker

pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan).

Resep/salinan resep harus dirahasiakan. Resep/salinan resep hanya boleh

diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang merawat penderita, penderita

yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Salinan resep diatur dalam kepmenkes No. 280 tahun 1981 tentang

Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotek, disebutkan bahwa salinan resep

adalah salinan yang dibuat oleh apotek, yang selain memuat semua keterangan

yang terdapat dalam resep asli, harus memuat pula:

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 16

Page 20: makalah pelayanan resep

1. Nama dan alamat Apotek

2. Nama dan nomor Surat Izin Pengelola Apotek

3. Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek

4. Tanda ‘det’ atau ‘detur’ untuk obat yang sudah diserahkan; tanda ‘nedet’ atau

‘ne detur’ untuk obat yang belum diserahkan

5. Nomor resep dan tanggal pembuatan

Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 17 menyebutkan bahwa:

Ayat 1 : Salinan resep harus ditandatangani apoteker

Ayat 3 : Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter

penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang

bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang

merut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Contoh copy resep :

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 17

APOTEK ZAHRA FARMAJl. Gunung Meluhu Kendari

Telp. 0401-3009821Apoteker : HADIJAH, S. Farm., Apt.

SIPA No. 04/DKK/IX/2012/006

COPY RESEP

Salinan dari Resep No. ………………… Iter: ……….………..Dari Dokter : …………………………….………….…..…..Dibuat tanggal : ……………………….. No. ..……….....…….Pro/Umur :…………….............. …../………………….…Alamat : ………………………………………………..

R/

Kendari, ………….. 20…P.C.C

Apoteker

Page 21: makalah pelayanan resep

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari data yang diperoleh dari penyusunan makalah ini, maka dapat

disimpulkkan bahwa:

1. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan

kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien

sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

2. Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker pengelola

apotek. Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat yang ditulis dalam

resep dengan obat lain.

3. Tahapan pelayanan resep yaitu Pelayanan resep didahului proses skrining

resep yang meliputi pemeriksaan kelengkapan resep, keabsahan dan

tinjauan kerasionalan obat. Resep yang lengkap harus ada nama, alamat

dan nomor ijin praktek dokter, tempat dan tanggal resep, tanda R/ pada

bagian kiri untuk tiap penulisan resep, nama obat dan jumlahnya, kadang-

kadang cara pembuatan atau keterangan lain (liter, prn, cito) yang

dibutuhkan, aturan pakai, nama pasien, serta tanda tangan atau paraf

dokter.

4. Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang dibuat oleh

apoteker atau apotek. Selain memuat semua keterangan obat yang terdapat

pada resep asli.

B. SARAN

Saran penulis dari penyusunan makalah ini berikutnya adalah sebaiknya

setiap apoteker dan petugas kesehatan lainnya harus mengikuti semua aturan yang

berlaku dalam melakukan pelayanan kesehatan dengan baik.

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 18

Page 22: makalah pelayanan resep

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, 2006, Pedoman Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9 24/MENKES/PER/X/1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek no. 2.

Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan R I, Jakarta.

Purwanti, Angki., Harianto., Sudibjo, Supardi, 2004, Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta Tahun 2003, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.2, Jakarta.

Syamsuni, H. A., 2006, Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 19