makalah pbl sophie blok 11 !!
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Daftar Isi...................................................................................................................1
I. Pendahuluan............................................................................................................
1.1. Latar belakang..............................................................................................2
1.2. Tujuan..........................................................................................................2
II. Pembahasan
2.1. Struktur Kelenjar Tiroid...............................................................................3
2.1.1. Struktur Makroskopis..........................................................................3
2.1.2. Struktur Mikroskopis..........................................................................3
2.2. Hormon Tiroid.............................................................................................4
2.2.1. Sintesis dan Sekresi Hormon Tiroid...................................................5
2.2.2. Efek dan Peranan Hormon Tiroid.......................................................7
2.3. Sumbu Hipotalamus-Hipofisis-Tiroid.........................................................8
2.4. Kelainan Fungsi Tiroid................................................................................9
III. Penutup
3.1. Kesimpulan.................................................................................................11
Daftar Pustaka..........................................................................................................12
1
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sistem endokrin secara umum mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi daripada
kecepatan. Sistem ini tidak memiliki saluran keluar, terbentuk dari jaringan epitel ke
mesenkim, terdapat banyak kapiler darah, dan menghasilkan hormon, yang akan dibawa
darah menuju sel target yang biasanya terletak jauh dari kelenjar. Sistem endokrin ini terdiri
dari kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenalis, pulau langerhans
pankreas, ovarium dan testis. Setiap kelenjar ini menghasilkan hormon yang berbeda dengan
sel target dan peranan yang berbeda pula.1,2
Pada makalah kali ini, sesuai dengan skenario dua, akan dibahas secara menyeluruh
tentang kelenjar tiroksin, mulai dari struktur, mekanisme hormonal, sampai pada kelainan
yang terjadi pada kelenjar tersebut.
I.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas belajar mandiri terarah blok
metabolisme endokrin, serta memperdalam pengetahuan tentang topik ini sehingga memiliki
dasar yang kuat untuk diterapkan kelak.
2
II. PEMBAHASAN
II.1. Struktur
Kelanjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin yang berperan pula dalam sistem
endokrin.
II.1.1. Struktur Makroskopis
Kelenjar tiroid berbentuk seperti perisai, terletak pada pertengahan depan trakea. Kelenjar ini
berasal dari endoterm. Kira-kira berdiameter 5cm. Terdiri dari dua lobus yang dihubungkan
oleh istmus yang terletak setinggi ruas tulang rawan trakea ke-2 dan ke-3. Tepat diatas
laring.1-5
Gambar 1. Struktur Makroskopik Kelenjar Tiroid
II.1.2. Struktur Mikroskopis
Kelenjar tiroid diliputi dua kapsula. Kapsula yang melekat langsung pada kelenjar terdiri dari
anyaman penyambung padat, dan kapsula lain yang melanjutkan diri ke fascia cervicalis.
Diantara kedua kapsula terdapat anyaman penyambung jarang hingga kelenjar mudah diambil
pada tirodektomi.1
Secara histologis, kelenjar tiroid membentuk unit-unit fungsional berupa gelembung-
gelembung folikel yang memiliki lumen berisi koloid dan diliputi sel torak rendah, atau epitel
selapis kubik. Sel-sel ini merupakan sel epitel folikel. Didalam folikel terdapat koloid yang
merupakan tempat penyimpanan ekstrasel hormon-hormon steroid.1,2,6
3
Diantara folikel-folikel, terdapat sel yang lebih besar, disebut sel parafolikel. Sel ini
menghasilkan kalsitonin yang berfungsi menekan kadar kalsium yang terlalu tinggi dalam
darah.
Gambar 2. Struktur Mikroskopik Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mengandung dua jenis sel sekretorik endokrin:
1. Sel folikel; yang menghasilkan hormon berisi iodium, tertraiodotirosin, dan
triiodotirosin yang secara kolektif dikenal sebagai hormon tiroid.
2. Sel C (sel parafolikuler); mensintesis hormon kalsitosin yang mengatur kalsium dalam
darah.
II.2. Hormon Tiroid
Hormon tiroid terdiri dari triiodotirosin (T3) dan tetraiodotirosin (T4 atau tiroksin). Hormon
yang dipakai untuk aktivitas biologis adalah hormon T3 . perlu diingat bahwa hanya hormon
yang bebas (tidak terikat protein) saja yang mampu menimbulkan suatu efek.2,3,7,8
Berdasarkan mekanisme kerja, hormon dapat diklasifikasikan menjadi:7
1. Hormon yang berikatan dengan reseptor intrasel.
Contoh: T3 dan T4
2. Hormon yang berikatan dengan reseptor dipermukaan sel
a. Second messenger berupa cAMP, seperti TSH
b. Second messenger berupa cGMP
c. Second messenger berupa kalsium atau fosfotidilinositol, seperti TRH
d. Second messenger berupa kaskade kinase atau fosfatase
Hormon-hormon tiroid secara umum masuk kedalam kelompok I, dengan ciri-ciri bersifat
lipofilik, memerlukan protein pengangkut, waktu paruh plasma lama, reseptor berada intarsel,
dan mediator merupakan kompleks hormon-reseptor.7
4
Hormon T3 dan T4 bersifat hidrofobik sehingga tidak mudah larut dalam plasma. Oleh sebab
itu, hormon ini memiliki protein pengangkut khusus dalam plasma sehingga hormon dapat
disampaikan ke sel target. Protein ini juga menjadi reservoir hormon dalam sirkulasi yang
substansial. Makdusnya, hormon ini jika terikat pada protein pembawanya tidak dapat
dimetabolisme sehingga waktu paruh plasmanya memanjang.3,7
Hormon tiroid diangkut oleh TGB (thyroxine binding globulin), globulin pengikat tiroksin,
yang merupakan suatu glikoprotein. Sebagian besar hormon T3 dan T4 beredar dengan
keadaan terikat iodium. Dan pada keadaan normal, TGB mengikat secara non-kovalen
hampir semua T3 dan T4 dalam plasma, namun dengan afinitas T4 lebih besar daripada T3.
Namun dalam tubuh kita, juga didapati T3 dan T4 bebas yang merupakan penentu aktivitas
biologis. T3 secara intrinsik lebih aktif dibanding T4 sehingga dapat dikatakan bahwa
sebagian aktivitas biologis dalam tubuh disebabkan T3. Perlu diingat, bahwa TGB hanya
mengikat hormon tiroid.1-5,8
Hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik keseluruhan. Dengan mempercepat laju
metabolisme di sebagian besar jaringan, hormon ini meningkatkan pembentukan panas.
Hormon tiroid juga meningkatkan efek mediator kimiawi sistem saraf simpatis. Melalui efek
ini dan cara-cara lain, hormon tiroid secara tidak langsung meningkatkan curah jantung.
Akhirnya, hormon tiroid esensial untuk pertumbuhan normal serta perkembangan dan fungsi
sistem saraf.
Sekresi hormon tiroid diatur oleh sistem umpan balik negatif antara TRH hipotalamus, TSH
hipofisis anterior, serta triiodotirosin dan tetraiodotirosin. Lengkung umpan balik ini
mempertahankan kadar hormon tiroid dalam kisaran yang relatif tetap.1-5,8
II.2.1. Sintesis dan Sekresi Hormon Tiroid
Sintesis hormon tiroid terjadi di molekul tiroglobulin yang dihasilkan oleh retikulum
endoplasma atau kompleks golgi sel folikel tiroid. Awalnya, tiroglobulin dihasilkan oleh RE
sel folikel, lalu TGB yang mengandung tirosin ini akan dikeluarkan dari sel folikel ke koloid
melalui eksosirosit. Tiroid akan menangkap iodium dari darah melalui pompa aktif iodium
yang melawan gradien. Iodium hanya dimanfaatkan dalam proses ini saja didalam tubuh kita.
Didalam koloid, iodium dengan cepat akan melekat ke sebuah tirosin didalam molekul
5
tiroglobulin. Bila sebuah atom iodium yang menempel, akan menghasilkan monoiodotirosin
(MIT), sedangkan bila dua atom iodium yang menempel menjadi diiodotirosin (DIT). Lalu
akan terdapat proses penggabungan antara MIT dengan DIT menghasilkan Triiodotirosin,
atau penggabungan antara DIT dengan DIT menghasilkan tetraiodotirosin.2-5,8
Semua reaksi diatas terjadi di tiroglobulin sehingga semua molekul tetap melekat pada
protein besar tersebut. Hormon ini disimpan dalam bentuk seperti ini didalam koloid sampai
akhirnya akan dipecah dan disekresikan ke dalam darah.
Didalam sel, butir koloid terbungkus membran dan menyatu dengan lisosomyang enzimnya
kemudian akan memisahkan hormon tiroid yang aktif secara biologis (T3 dan T4), serta
iodotirosin yang tidak aktif (MIT dan DIT). Hormon ini karena amat lipofilik akan mudah
melewati membran luar sel folikel. Pada sel folikel ini, ada enzim yang akan melepaskan
iodium pada MIT dan DIT sehingga iodium itu akan bebas dan dapat didaur ulang untuk
sintesis lebih banyak hormon.2-5,8
Sekitar 90% hormon yang dikeluarkan adalah dalam bentuk T4. Namun tubuh secara biologis
memakai T3 untuk aktivasi. Oleh sebab itu, hormon T4 yang dihasilkan akan diubah menjadi
T3 dengan pengeluaran satu iodium di hati dan ginjal.
Setelah dikeluarkan ke darah, terdapat tiga jenis protein yang mengikat hormon tiroid,
yaitu:2,3
1. Globulin pengikat tiroksin (thyroxine binding protein)
Secara selektif mengikat 55% T4 dan 65% T3 dalam sirkulasi
2. Albumin
Secara nonselektif mengikat banyak hormon lipofilik termasuk 10% T4 dan 35% T3.
3. Thyroxine binding prealbumin
Mengikat sisa 35% T4.
Secara garis besar, pembentukan, penyimpanan, dan pengeluaran hormon tiroid dapat
digambarkan sebagai berikut:2
1. TGB mengandung tirosin yang dihasilkan disalam sel folikel tiroid dipindahkan ke
dalam koloid melalui proses eksositosis.
2. Iodium secara aktif dipindahkan dari darah ke dalam koloid oleh sel folikel.
6
3. Pengikatan satu iodium ke tirosin di dalam molekul TGB menghasilkan MIT dan dua
iodium menghasilkan DIT.
4. Penggabungan dua DIT menjadi T4, dan penggabungan satu MIT dengan satu DIT
menjadi T3.
5. Pada stimulasi yang sesuai, sel folikel tiroid memfagositosis sebagian koloid yang
mengandung TGB.
6. Lisosom menyerang vesikel yang dimakan tersebut dan memisahkan produk
beriodium dari TGB.
7. T3 dan T4 berdifusi ke dalam darah.
8. MIT dan DIT kehilangan iodiumnya dan iodium yang dibebaskan didaur ulang untuk
mensintesis lebih banyak hormon.
II.2.2. Efek dan Peranan Hormon Tiroid
Hormon tiroid merupakan penentu utama laju metabolik tubuh keseluruhan dan juga penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta fungsi sistem saraf. Sebenarnya hampir
semua sel ditubuh dipengaruhi secara langsung mauput tidak langsung oleh hormon tiroid.
Hormon tiroid dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori, yaitu:2,3,8
1. Efek pada laju metabolisme
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik basal tubuh keseluruhan. Berperan
penting sebagai regulator bagi tingkat konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh saat
istirahat. Efeknya bersifat lambat.
2. Efek kalorigenik
Menghasilkan panas. Dengan meningkatnya laju metabolis, maka meningkat juga
produksi panas.
3. Efek pada metabolisme perantara
Hormon ini memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik yang terlibat dalam
metabolisme bahan bakar.
7
4. Efek simpatomimetik
Menghasilkan efek yang mirip dengan aktivitas sitem saraf simpatis karena hormon
ini meningkatkan ketanggapan sel sasaran terhadap katekolamin.
5. Efek pada sistem kardiovaskular
Hormon ini juga meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan kontraksi jantung
sehingga curah jantung meningkat.
6. Efek pada pertumbuhan dan sistem saraf
Hormon ini penting dalam pertumbuhan normal serta perkembangan sistem saraf
pusat, juga untuk aktivitas normal SSP pada orang dewasa. Efeknya seperti efek
sekunder. Hormon tiroid tidak hanya merangang sekresi hormon pertumbuhan tetapi
juga mendorong efek hormon pertumbuhan. Kadar yang abnormal akan berkaitan
dengan tingkah laku.
II.3. Sumbu Hipotalamus-Hipofisis-Tiroid
Thyrotropin releasing hormon (TRH) merupakan hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus
dan berfungsi merangsang hipofisis anterior untuk mensekresikan TSH.
Thyroid stimulating hormon (TSH) merupakan hormon tropik yang dihasilkan oleh hipofifis
anterior, merupakan regulator penting bagi hormon tiroid. Selain berperan penting dalam
sekresi hormon tiroid, TSH bertanggung jawab juga untuk mempertahankan struktur kelenjar
tiroid. Bila tak ada TSH, kelenjar akan atrofi dan tak mampu bersekresi. Bila TSH berlebih,
kelenjar akan hipertrofi dan hiperplasia.2,3,8
Pengaruh TSH:1
Bentuk sel-sel folikel tiroid menjadi kubis atau torak
Berkurangnya koloid folikel tiroid
Bertambahnya butir-butir koloid dalam sel folikel.
Fungsional TSH dapat menyebabkan:1
Peninggian keaktifan sel-sel folikel dalam penyerapan iodida dari darah
Peninggian keaktifan sel-sel folikel dalam membentuk dan menimbun glikoprotein
dalam koloid
Mempercepat iodinisasi glikoprotein
Mempercepat pemecahan tiroglobulin dan pelepasan hormon tiroid
8
Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya dilaksanakan oleh umpan balik
negatif antara tiroid dan hipofisis anterior. Sementara pengaturan jangka panjang diperantarai
oleh hipotalamus.
II.4. Kelainan Fungsi Tiroid
Fungsi tiroid yang normal disebut eutiroidisme. Sedangkan kelainan dijumpai dua jenis, yaitu
hipotiroidisme dan hipertiroidisme.2-5,8
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat:
Kegagalan primer kelenjar tiroid itu sendiri
Defisiensi dari TRH dan/atau TSH
Defisiensi asupan iodium pada makanan
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat:
Adanya imunoglobulin perangsang tiroid (TSI)
Dikenal dengan penyakit grave. Ini merupakan penyakit otoimun karena tubuh
membentuk thyroid stimulating immunoglobulin (TSI), yaitu suatu antibodi yang
sasarannya adalah reseptor TSH. TSI ini tidak dipengaruhi inhibis umpan balik
negatif oleh hormon tiroid, sehingga TSI terus diproduksi dan terus merangsang
kelanjar tiroid.
Kelebihan sekresi hormon dari hipotalamus atau hipofisis anterior
Hipersekresi tumor tiroid
Tabel 2.4.1. Gejala umum kelainan fungsi tiroid5
Hipertiroidisme Hipotiroidisme
Denyut jantung yg cepat Denyut nadi yg lambat
Tekanan darah tinggi Suara serak
Kulit lembat & berkeringat banyak Berbicara menjadi lambat
Gemetaran Alis mata rontok
Gelisah Kelopak mata turun
Nafsu makan bertambah disertai penambahan
berat badan
Tidak tahan cuaca dingin
9
Sulit tidur Sembelit
Sering buang air besar & diare Penambahan berat badan
Lemah Rambut kering, tipis, kasar
Kulit diatas tulang kering menonjol & menebal Kulit kering, bersisik, tebal, kasar
Kulit diatas tulang kering menebal &
menonjol
Mata membengkak, memerah & menonjol Sindroma terowongan karpal
Mata peka terhadap cahaya Kebingungan
Mata seakan menatap Depresi
Kebingungan Demensia
Tabel 2.4.2. Jenis disfungsi tiroid2
Kelainan Penyebab Konsentrasi hormon Gondok
Hipotiroidisme Kegagalan primer kelenjar tiroid ↓ T3 dan T4
↑ TSH
Ya
Kegagalan hipotalamus atau
hipofisis anterior
↓ T3 dan T4
↓ TSH atau TRH
Tidak
Kekurangan iodium dalam
makanan
↓ T3 dan T4
↑ TSH
Ya
Hipertiroidisme Penyakit Grave ↑ T3 dan T4
↓ TSH
Ya
Kelebihan sekresi hipotalamus
atau hipofisis anterior
↑ T3 dan T4
↑ TSH atau TRH
Ya
Hipersekresi tumor tiroid ↑ T3 dan T4
↓ TSH
Tidak
Setelah diperhatikan, dapat kita ketahui bahwa tidak semua kelainan fungsi tiroid
menunjukkan gondok (goiter/ pembesaran kelenjar tiroid). Hanya pada kasus-kasus tertentu
saja.
III. PENUTUP
10
III.1. Kesimpulan
Pada skenario dua, dapat disimpulkan bahwa wanita tersebut mengalami hipotiroidisme
akibat kekurangan asupan iodium dalam makanan. Iodium melimpah di daerah lautan
sehingga orang yang tinggal didaerah pegunungan sering mengalami hal ini. Dan kedinginan
yang dirasakan wanita tersebut adalah salah satu efek yang ditimbulkan karena
hipotiroidisme, bukan penyebab dari penyakit itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
11
1. Benny I. Diktat dan bahan kuliah 2010/2011: Sistem endokrin. Jakarta: FK Ukrida,
2010.
2. Lauralee Sherwood. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed.2. Jakarta: EGC, 2001.
3. Benny I, Mirza I, Winarsi. Bahan kuliah blok 11: Metabolik endokrin-1. Jakarta:
Fakultas Kedokteran UKRIDA, 2010.
4. Deanna C. Your thyroid; what it is and what it does. Diunduh dari
www.health.learninginfo.org, 2010.
5. Pusat informasi penyakit dan kesehatan. Kelenjar tiroid. Diunduh dari www.sehat-
enak.blogspot.com, Februari 2010.
6. Fajar A G dan Elna K. Penuntun praktikum: kumpulan foto mikroskopik
HISTOLOGI. Jakarta: Universitas Trisakti, April 2009.
7. Robbert K Murray. Biokimia harper. Ed.27. Jakarta: EGC, 2009.
8. Rusmana A. Fungsi dan kelainan kelenjar tiroid. Bandung: Fakultas Kedokteran
UNPAD, diunduh dari www.pustaka .unpad.ac.id, 2005.
12