makalah pbl blok pendek xix

33
MAKALAH PBL BLOK PENDEK XIX Infeksi Saluran Kemih Pada Anak Usia 6 Bulan STIEN JULIA RISKY HETHARIE 102010266 KELOMPOK BP5 FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Upload: kiky-hetharie

Post on 30-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembahasan mengenai sindroma koroner akut atau yang disebut unstable angina pektoris

TRANSCRIPT

MAKALAH PBL BLOK PENDEK XIX

Infeksi Saluran Kemih Pada Anak Usia 6 Bulan

STIEN JULIA RISKY HETHARIE

102010266

KELOMPOK BP5

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

2010

1

Stien Julia Risky Hetharie

Infeksi Saluran Kemih Pada Anak Usia 6 Bulan

102010266 (BP5)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No. 6. Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Telp. 021-56942061

[email protected]

Pendahuluan

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang sering ditemukan pada anak,

ISK merupakan penyakit penting pada anak karena menyebabkan gejala tidak khas. ISK adalah adanya

bakteri pada urin yang disertai gejala infeksi. Ada pula yang mendefinisikan ISK sebagai gejala infeksi

yang disertai adanya mikroorganisme patogenik pada urin, uretra, kandung kemih, atau ginjal.1,2

ISK dapat mengenai semua orang, mulai dari bayi baru lahir sampai dengan orang dewasa, baik

laki-laki maupun perempuan. ISK lebih sering ditemukan pada bayi atau anak kecil dibandingkan

dengan dewasa dan merupakan suatu keadaan yang perlu dicermati karena penderitanya menunjukkan

gejala yang amat samar dengan risiko kerusakan ginjal yang lebih besar dibandingkan anak-anak yang

sudah lebih besar. Pengenalan awal, pengobatan yang tepat dan mengetahui faktor dasar yang

mempermudah infeksi sangat penting untuk mencegah perjalanan penyakit menjadi pyelonefritis atau

urosepsis dan menghindari sekuele akhir seperti jaringan parut pada ginjal dan gagal ginjal. 1,2

Jika disertai dengan refluks vesikoureterik dapat terjadi kerusakan ginjal yang dapat

menimbulkan hipertensi dan gagal ginjal stadium terminal pada akhir masa kanak-kanak atau masa

dewasa.1 ISK pada bayi muncul secara nonspesifik sebagai demam, rewel, sulit makan, muntah dan

diare. Pada anak yang berusia lebih tua akan ditemukan adanya nyeri abdomen, disuria, sering

berkemih, urgensi dan inkontinensia.2 Sebagian besar infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri,

tapi jamur dan virus juga dapat menjadi penyebabnya.

Anamnesis

Pada kasus ini menggunakan alloanamnesa pada orang tua bayi. Hal-hal yang ditanyakan

antara lain:

Identitas pasien. (nama,umur)

Keluhan utama pasien

2

Riwayat penyakt sekarang1

- Sejak kapan demam muncul?

- Berapa suhu demam yang diderita pasien? Suhu berubah tinggi-rendah atau tinggi terus

menerus?

- Sifat demam, apakah hilang timbul atau terus menerus?

- Onset demam, misalnya pagi,siang atau malam?

- Apakah disertai keluhan penyerta seperti muntah,kejang, diare, rewel, tidak mau

menyusu, sulit tidur, kulit membiru,pucat,atau kuning, bintik-bintik merah pada

kulit,serta keluhan lainnya?

- Bagaimana pola BAB dan BAK pasien? Warna,frekuensi, jumlah,bau feses dan urin?

Apakah disertai darah?

Riwayat penyakit dahulu1

- Riwayat anak selama dalam kandungan hingga usia sekarang (tumbuh kembang anak)?

- Apakah sebelumnya mengalami infeksi (batuk,pilek)?

- Apakah ada alergi?

Riwayat imunisasi pasien

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat sosial ekonomi keluarga

Riwayat pengobatan sebelumnya

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital1,2

Pemeriksaan Nadi: Kondisi hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 – 20 kali

per menit setiap peningkatan suhu 1oC.

Pemeriksaan Tekanan Darah

Pemeriksaan Pernapasan

Pemeriksaan suhu

Pengukuraan Anthopometri1,2

Penimbangan berat badan

Pengukuran panjang badan

Lingkar kepala

Lingkar dada

3

Pemeriksaan Fisik Lainnya

Kepala

Periksa adanya trauma kelahiran misalnya caput suksedaneum, sefal hematoma,

perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan kongenital

seperti anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya. 1,2

Wajah

Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris, hal ini

dikarenakan posisi bayi saat intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom

down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti

laserasi, paresi N.fasialis. 1,2

Mata

Periksa jumlah, posisi atau letak mata. Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata

yang belum sempurna. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai

pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital akan mudah

terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk

seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina. Periksa

adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina. Periksa adanya sekret

pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan

kebutaan. 1,2

Hidung

Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini kemungkinan

adanya sifilis kongenital. Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung

mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan. 1,2

Telinga

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan

sudah matang. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi

4

yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin). Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel

hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal. 1,2

Tangan

Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga

menimbulkan luka dan perdarahan. 1,2

Dada

Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan

bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang

normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau

interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah

terbentuk dengan baik dan tampak simetris. 1,2

Abdomen

Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada

saat bernapas. 1,2

Genitalia

Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra.

Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis. Periksa adanya hipospadia

dan epispadia. Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua Pada bayi

perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora. Lubang uretra terpisah dengan

lubang vagina. 1,2

Anus dan rectum

Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar pada

24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug

syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan. 1,2

Kulit

Periksa adanya ruam,bercak atau tanda lahir. Periksa adanya pembengkakan atau luka.

5

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan darah2,4-6

Kadar Hb: kadar Hb normal bervariasi sesuai umur.

Usia Kadar normal Hb

Bayi baru lahir 17-22 gram/dl

Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl

Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl

Anak anak 11-13 gram/dl

Perempuan

dewasa 14-18 gram/dl

Lelaki dewasa 12-16 gram/dl

Lelaki tua 12.4-14.9 gram/dl

Perempuan tua 11.7-13.8 gram/dl

Hitung leukosit

Menunjukkan adanya infeksi.

Urinalisis2,4-6

Protein

Proteinuria biasanya merupakan pertanda dari suatu penyakit ginjal, tetapi bisa

juga terjadi secara normal setelah olah raga berat (misalnya maraton). Proteinuria juga

bisa terjadi pada proteinuria ortostatik, dimana protein baru muncul di dalam urin

setelah penderitanya berdiri cukup lama, dan tidak akan ditemukan di dalam urin

setelah penderitanya berbaring.

Leukosit

Pyuria dapat ditemukan pada pielonefritis, sistitis, prostatitis, juga uretritis.

Eritrosit

Hematuria dapat ditemukan pada banayak keadaan antara lain kelainan

membrane glomerulus, trauma vascular ginjal, glomerulonefritis akut, infeksi akut

ginjal, keganasan.

Silinder

6

Merupakan cetakan protein yang terjadi dalam tubuli ginjal. Adanya silinder leukosit dalam urin

menunjukan pielonefritis bukan sistitis karena hal ini menunjukan bahwa sel-sel darah putih

telah dihancurkan di tubulus.4

Leukosit esterase(enzim pada leukosit tertentu)

Hasil positif di dalam urin merupakan pertanda adanya peradangan, yang paling

sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Pemeriksaan ini mungkin merupakan negatif

palsu jika urin sangat pekat atau mengandung gula, garam empedu, obat-obatan

(misalnya rifampcin, vitamin C).

Pemeriksaan mikrobiologis2,4-6

Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, bila diduga bahwa anak menderita infeksi

saluran kemih, dapat dilakukan kultur bakteri untuk identifikasi kuman.Spesimen urin yang

digunakan adalah urin yang steril (midstream urin atau suprapubic puncture urin). Urine

midstream bisa didapatkan pada anak yang telah dapat mengontrol kencing. Bayi atau anak di

bawah 2 tahun dengan demam tanpa sumber tampak sakit berat, antibiotik diberikan dan

contoh urin diambil untuk kultur dengan cara aspirasi suprapubik atau kateter. Aspirasi

suprapubik adalah pengambilan urin langsung dari kandung kemih dengan jarum yang lebih

dipilih untuk anak laki yang belum di khitan. Kemungkinan kontaminasi pada urin yang

diperoleh dengan kedua cara tersebut sangat kecil sehingga kedua cara tersebut merupakan

cara yang diandalkan.

Bila bayi atau anak di bawah 2 tahun dengan demam tersebut tidak tampak sakit berat,

aspirasi suprapubik atau kateterisasi kadang dianggap berlebihan. Pada kondisi ini,

pengambilan contoh urin dapat dilakukan dengan cara yang tidak invasive, yaitu pada bayi atau

batita, dapat dilakukan pengambilan urin dengan urin mid-stream atau kantung penampung

urin yang dilekatkan pada perineum. Pengambilan contoh urin dengan cara ini memiliki risiko

kontaminasi yang rendah jika sebelum pengambilan urin perineum dibersihkan dengan teliti,

kantung penampung urin segera dilepaskan setelah urin diperoleh, dan sediaan tersebut cepat

diproses.

Pada anak perempuan, perineum harus dibersihkan dari depan ke belakang dengan

semacam kassa yang dibasahi air hangat tanpa antiseptik. Jika tidak dapat langsung diproses,

sediaan harus disimpan dalam suhu 4oC. Sediaan yang telah disimpan hingga 48 jam masih

7

dapat digunakan untuk kultur, namun tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan mikroskopik

karena sel-sel sudah rusak.

Deteksi jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari kultur urin

merupakan tanda adanya ISK. Bila jumlah koloni yang tumbuh > 105 koloni/ml urin, maka dapat

dipastikan bahwa bakteri yang tumbuh merupakan penyebab ISK.Sedangkan bila hanya

tumbuh koloni dengan jumlah < 103 koloni / ml urin, maka bakteri yang tumbuh kemungkinan

besar hanya merupakan kontaminasi flora normal dari muara uretra.

Jika diperoleh jumlah koloni antara 103 – 105 koloni / ml urin, kemungkinan kontaminasi

belum dapat disingkirkan dan sebaiknya dilakukan biakan ulang dengan bahan urin yang baru.

Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah kuman adalah kondisi hidrasi pasien, frekuensi

berkemih dan pemberian antibiotika sebelumnya.Perlu diperhatikan pula banyaknya jenis

bakteri yang tumbuh. Bila > 3 jenis bakteri yang terisolasi, maka kemungkinan besar bahan urin

yang diperiksa telah terkontaminasi.

Pemeriksaan Pencitraan2,4-6

Dilakukan bila telah dikonfirmasi dengan kultur urin kuantitaif.

Radiologis2,4-6

Foto polos abdomen dapat memperlihatkan ukuran dan letak ginjal, tetapi kedua hal

tersebut biasanya akan terlihat lebih baik pada pemeriksaan USG. Foto rontgen diambil

sebelum, selama dan sesudah berkemih.

Urografi intravena adalah suatu teknik rontgen yang digunakan untuk menampilkan

ginjal dan saluran kemih bagian bawah. Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, maka urografi

intravena tidak akan memberikan hasil yang baik, karena ginjal tidak dapat

mengkonsentrasikan zat radioopak di dalam ginjal. Pada urografi retrograd, zat radioopak

dimasukkan melalui kateter ke dalam ureter. Dengan teknik ini akan diperoleh gambaran yang

jelas dari kandung kemih, ureter dan ginjal bagian bawah, jika urografi intravena gagal. Urografi

retrograd juga bisa digunakan untuk menemukan adanya penyumbatan ureter atau untuk

menilai seseorang yang alergi terhadap zat radioopak intravena. Kerugian dari teknik ini adalah

resiko terjadinya infeksi dan perlu dilakukan pembiusan.

Sistogram adalah suatu gambaran rontgen dari kandung kemih, yang diperoleh melalui

urografi intravena. Sistogram retrograd diperoleh dengan cara memasukkan zat radioopak

melalui uretra, sehingga didapat gambaran lebih jelas mengenai kandung kemih dan uretra.

8

USG

USG menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran struktur anatomi

ginjal. Teknik ini sederhana, tidak menimbulkan nyeri dan aman. USG merupakan metode

diagnostik terbaik untuk penderita gagal ginjal stadium lanjut, yang ginjalnya tidak dapat

mengambil atau mentolerir zat radioopak. Kandung kemih yang terisi dengan urin bisa terlihat

dengan jelas pada USG. USG juga dapat digunakan untuk mendeteksi tumor kandung kemih,

tetapi hasilnya lebih baik jika digunakan CT scan.

USG bisa digunakan untuk:

Mempelajari ginjal, ureter dan kandung kemih; dengan gambaran yang baik meskipun

ginjal tidak berfungsi baik.

Mengukur laju pembentukan urin pada janin yang berumur lebih dari 20 minggu dengan

cara mengukur perubahan volume kandung kemih. Dengan demikian bisa diketahui

fungsi ginjal janin.

Pada bayi baru lahir, USG merupakan cara terbaik untuk mengetahui adanya massa di

dalam perut, infeksi saluran kemih dan kelainan bawaan pada sistem kemih.

Memperkirakan ukuran ginjal dan mendiagnosis sejumlah kelainan ginjal, termasuk

perdarahan ginjal.

Menentukan lokasi yang terbaik guna mengambil contoh jaringan untuk keperluan

biopsi.

Voiding cystourethrogram (VCUG)

VCUG pada pasien anak dengan pyelonefritis akut yang belum pernah pencitraan

saluran kemih sebelumnya.

Beberapa klinisi melakukan VCUG pada pasien yang berusia >4-5 tahun dengan

pielonefritis akut yang memiliki pola berkemih yang normal ketika tak terinfeksi.

VCUG tidak diperlukan untuk menilai anak dengan sistitis akut yang telah berespon

cepat terhadap terapi, kecuali USG saluran kemih tak normal.

VCUG dapat dilakukan bila urine bersih dari bakteri dan pyuria dan berkemih telah

kembali seperti sebelumnya. Beberapa klinisi merekomendasikan menunggu 4-6

minggu untuk dilakukan VCUG.

CT Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang lebih mahal dibandingkan dengan USG dan

urografi intravena, tetapi mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

9

C T scan dapat membedakan struktur padat dengan cairan, sehingga sangat berguna

dalam menilai jenis dan luasnya tumor ginjal atau massa lainnya yang menyebabkan

perubahan pada saluran kemih. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, bisa

disuntikkan zat radioopak melalui pembuluh vena.

CT scan dapat membantu menentukan penyebaran tumor ke luar ginjal.

Campuran air dan zat radioopak yang dimasukkan ke dalam kandung kemih selama

pemeriksaan CT scan dapat dengan jelas menggambarkan tumor kandung kemih.

MRI

MRI dapat memberikan informasi mengenai massa ginjal yang tidak dapat ditampilkan

oleh teknik lainnya. Bentuk suatu tumor dapat digambarkan secara 3 dimensi. Massa padat

dapat dibedakan dari massa berrongga (kista), cairan di dalam kista bisa dibedakan antara

perdarahan dengan infeksi. MRI juga memberikan gambaran yang sempurna dari pembuluh

darah dan struktur di sekitar ginjal. Tetapi endapan kalsium dan batu ginjal akan lebih jelas

terlihat pada CT scan.

Differential Diagnosis

Infeksi Saluran Kemih (ISK)2

Gejalanya antara lain:

Demam

Nafsu makan/menyusu menurun

Rewel

Muntah

Tidur berlebihan

Bisa muncul tanda pennyakit kuning

ISPA

Gejala ISPA pada anak-anak: 2

o Demam

o Batuk

o Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin

o Nyeri tenggorokan saat menelan

o Suara serak

o Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi

o Lesu, lemas

o Sesak napas

o Frekuensi napas cepat10

Tabel 1. Penyebab tersering infeksi saluran pernafasan atas2

Tuberkulosis Paru pada Anak

11

Gejala Klinis dan Faktor Resiko1,2,4

Selain itu, manifestasi klinis TB sangat bervariasi tergantung padaa beberapa faktor

yaitu jumlah kuman, virulensi kuman dan daya tahan tubuh host. Manifestasi klinis TB dibagi 2

yaitu manifestasi klinis dan manifestasi spesifik organ. Yang termasuk manifestasi klinis antara

lain; 1) deman lebih dari 2 minggu dengan penyebab yang tidak jelas yang dapat disertai

keringat malam hari, 2) nafsu makan tidak ada (anoreksia) yang dapat disertai penurunan berat

badan, 3) batuk lama lebih dari 3 minggu, 4) malaise dan 5) diare persisten yang tidak sembuh

dengan pengobatan baku diare. Sedangkan yang termasuk manifestasi spesifik organ antara

lain; 1) TB kelenjar superfisial yang paling banyak mengenai kelenjar kolli, 2) Tuberkulosis otak

dan saraf (menigitis Tb dan tuberkuloma), 3) tuberkulosis skeletal (spondilitis, gonisitis), 4)

tuberkulosis kulit (skrodulodermal). 1,2,4

Gejala umum TBC pada anak: 1,2,4

• Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, dan tidak naik dalam 1 bulan

meskipun sudah mendapatkan penanganan gizi yang baik (failure to thrive).

• Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive)

dengan adekuat.

• Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut),

dapat disertai keringat malam.

• Pembesaran kelenjar limfe bawah kulit yang tidak sakit. Biasanya ganda, paling sering didaerah leher,

ketiak dan lipatan paha (inguinal).

• Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain

dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada.

• Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan

diare, benjolan (massa) di rongga perut, dan tanda-tanda cairan dalam rongga perut.

Gejala spesifik 1,2,4

Gejala-gejala ini biasanya muncul tergantung dari bagian tubuh mana yang terserang, misalnya:

• TBC kulit/skrofuloderma

• TBC tulang dan sendi:

- tulang punggung (spondilitis): gibbus

- tulang panggul (koksitis): pincang, pembengkakan di pinggul

- tulang lutut: pincang dan/atau bengkak

- tulang kaki dan tangan

12

• TBC otak dan saraf:

- Meningitis: dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntah-muntah dan kesadaran menurun. 1,2,4

• Gejala mata: 1,2,4

- conjunctivitis phlyctenularis

- tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi)

Roseola Infantum

o Demam tinggi tiba-tiba, selama 3-5 hari. Hari ke-4 demam mulai turun.

o Kejang demam pada 5-10% anak

o Pembesaran kelenjar getah bening di belakang telinga dan kepala, serta di leher bagian

samping

o Limpa agak membesar

o Sekitar 30% anak muncul ruam merah menonjol atau rata terutama di bagian dada dan

perut, kadang menyebar ke wajah, lengan, dan tungkai. Ruam tidak gatal, muncul hari

pertama dan hilang dalam waktu beberapa hari.

WORKING DIAGNOSIS

Berdasarkan skenario, bayi tidak batuk, pilek, sesak napas yang merupakan

gejala ISPA, maka diferrential diagnosis untuk ISPA dapat disingkirkan. Pasien tidak

memiliki ruam pada kulitnya, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan limpa

yang menunjukkan gejala Roseola Infantum. Pasien hanya demam, rewel dan napsu

menyusu berkurang, hal tersebut merupakan gejala yang samar-samar seperti gejala

pada infeksi saluran kemih. Maka itu hasil pemeriksaan penunjang sangat diperlukan

untuk menegakkan diagnosis.2,5

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi oleh koloni kuman di saluran kemih.

Beberapa istilah penting yang sering dipergunakan dalam klinis mengenai ISK adalah: 2,5

1. ISK sederhana, yaitu ISK pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun kelainan

struktur saluran kemih.

2. ISK kompleks, yaitu ISK yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomis/

struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik. Kelainan ini akan menyulitkan

pemberantasan kuman oleh antibiotika.

13

3. First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection, yaitu ISK yang baru pertama

kali diderita atau infeksi yang didapat setelah sekurangkurangnya 6 bulan bebas dari

ISK.

4. Infeksi berulang, yaitu timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya dapat dibasmi

dengan pemberian antibiotika pada infeksi yang pertama. Timbulnya infeksi berulang ini

dapat berasal dari re-infeksi atau bakteriuria persisten. Pada re-infeksi kuman berasal

dari luar saluran kemih, sedangkan bakteriuria persisten bakteri penyebab berasal dari

dalam saluran kemih itu sendiri.

Infeksi saluran kemih dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi, yaitu: 2,5

a. Infeksi saluran kemih atas

1. Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh

infeksi bakteri.

2. Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi bakteri

berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih serta refluks

vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan

ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.

b. Infeksi saluran kemih bawah

1. Sistitis, adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai bakteriuria bermakna.

2. Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan

mikroorganisme (steril).

ETIOLOGI

Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang

biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif

tersebut, ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh

Proteus sp., Klebsiella sp., Enterobacter sp., dan Pseudomonas sp.,Bermacam-macam

mikro organisme dapat menyebabkan ISK, antara lain: 2,5

14

Jenis penyebab ISK non-bakterial adalah biasanya adenovirus yang dapat

menyebabkan sistitis hemoragik. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui cara

hematogen adalah brusella, nocardia, actinomises, dan Mycobacterium tuberculosa .

Candida sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada

pasien-pasien yang menggunakan kateter urin, pasien dengan penyakit

imunnocompromised, dan pasien yang mendapat pengobatan antibiotik berspektrum

luas. Jenis Candida yang paling sering ditemukan adalah Candida albicans dan Candida

tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen . 2,5

Faktor predisposisi yang mempermudah untuk terjadinya ISK, yaitu : 2,5

1. Bendungan aliran urin, terdiri atas :

a. Anomali kongenital

b. Batu saluran kemih

c. Oklusi ureter (sebagian atau total)

2. Refluks vesikoureter

3. Urin sisa dalam buli-buli karena :

a. Neurogenic bladder

b. Striktura uretra

4.Hygienitas

5. Instrumentasi

a. Kateter

b. Dilatasi uretra

c. Sitoskopi

15

PATOFISIOLOGI

Saluran kemih merupakan daerah yang seharusnya steril. Infeksi saluran kemih

terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berkembang biak di

dalam media urin. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari

flora normal usus dan hidup secara komensal di introitus vagina, prepusium penis, kulit

perineum, dan sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4 cara,

yaitu:2,3,6

1. ascending

Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui 4 tahapan, yaitu:

o Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina;

o masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli;

o multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih;

o naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal.

2. hematogen

Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada anak usia infant, anak dengan

daya tahan tubuh yang rendah karena menderita sesuatu penyakit kronis, atau pada

anak yang mendapatkan pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen bisa

juga timbul akibat adanya fokus infeksi di tempat lain, misalnya infeksi S. aureus

pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi di tulang,

kulit, endotel, atau tempat lain. M. Tuberculosis, Salmonella sp., pseudomonas sp.,

Candida albicans, dan Proteus sp termasuk jenis bakteri/ jamur yang dapat

menyebar secara hematogen. Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen ini

dapat mengakibatkan infeksi ginjal yang berat, misal infeksi Staphylococcus dapat

menimbulkan abses pada ginjal.

3. limfogen

4. langsung dari organ sekitar yang sudah terinfeksi atau eksogen akibat dari pemakaian

alat.

Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara

mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih

16

sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh pertahanan tubuh dari host yang

menurun atau karena virulensi agent yang meningkat.

Faktor host

Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : 2,3,6

a. Pertahanan lokal dari host

Mekanisme pengosongan urin yang teratur dari buli-buli dan

gerakan peristaltik ureter (wash out mechanism)

Derajat keasaman (pH) urin

Osmolaritas urin yang cukup tinggi

Panjang uretra pada pria

Pertahanan lokal sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme wash out

urin, yaitu aliran urin yang mampu membersihkan kuman-kuman yang ada di dalam urin.

Gangguan dari sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah sekali untuk bereplikasi dan

menempel pada urotelium. Mekanisme wash out dapat berjalan baik dengan aliran urin

yang adekuat jika:

a. Jumlah urin cukup;

b. Tidak ada hambatan didalam saluran kemih.

Oleh karena itu, kebiasaan jarang minum dan gagal ginjal menghasilkan urin yang

tidak adekuat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi saluran kemih.Keadaan lain yang

dapat mempengaruhi aliran urin dan menghalangi mekanisme wash out adalah adanya:

1. Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering menahan kencing,

obstruksi saluran kemih, adanya kantong-kantong pada saluran kemih yang tidak

dapat mengalir dengan baik misalnya pada divertikula, dan adanya dilatasi atau

refluks sistem urinaria.

2. Didapatkannya benda asing di dalam saluran kemih yang dipakai sebagai tempat

persembunyian kuman.

b. Peranan imunitas selular dan humoral

Faktor agent (mikroorganisme) 2,3,6

Bakteri dilengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di permukaannya. Pili

berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor yang ada dipermukaan

17

urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang mempunyai virulensi

berbeda, yaitu : 2,3,6

a. Tipe pili 1, banyak menimbulkan infeksi pada sistitis.

b. Tipe pili P, yang sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut.

Selain itu beberapa bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen,

menghasilkan toksin (hemolisin), dan menghasilkan enzim urease yang merubah suasana

urin menjadi basa.

MANIFESTASI KLINIS2,3,6

Anak baru lahir - 2 bulan: sering tak ada gejala di saluran kemih. ISK ditemukan dengan

adanya sepsis neonatus, kuning berkepanjangan, gagal tumbuh, tak mau menyusu.

Anak 2 bulan - 2 tahun: Bayi dan anak-anak pada usia ini memiliki gejala demam

yang tidak diketahui sebabnya (>38oC). Usia ini memiliki resiko tinggi luka pada

ginjal dibanding usia yang lebih tua karena tanda yang kurang menyebabkan

keterlambatan pengobatan dengan antibiotik. Bayi demam disertai rewel, tidak mau

menyusu, nyeri perut, muntah dan diare.

Anak 1-2 tahun: gejala sugestif sistitis akut. Gejala biasanya menangis saat

berkemih atau kencing yang berbau busuk tanpa ada demam (<38oc).

Anak 2-6 tahun: demam ISK sering memiliki gejala sistemik, yaitu tidak nafsu

makan, rewel, nyeri pada perut, panggul dan punggung dengan atau tanpa

kelainan berkemih.Pasien dengan sistitis akut memiliki gejala berkemih dengan

sedikit atau tanpa peningkatan suhu. Disfungsi berkemih termasuk urgensi,

frekuensi, hersistensi, dysuria, dan inkontinentia urin. Nyeri suprapubis atau

perut dapat ditemukan dan adanya bau busuk pada urin.

Anak usia lebih tua dan adolesen: Sering mengenai saluran bagian bawah, tetapi

pyelonefritis akut masih mungkin terjadi. Gejala mirip pada anak usia 2-6 tahun.anak

perempuan dengan pyelonephritis akut dapat engalami refluks

vesikoureter persisten(VUR), biasanya memiliki sistitis akut dengan ISK bila

mereka bertambah tua.

PEATALAKSANAAN

Pyelonefritis akut: 2,3,6

18

o Anak dengan pyeloneritis akut umumnya memerlukan cairan oral atau parenteral dan

antipiretik, sesegera terapi antibakteri. Asupan yang sesuai adalah 1-1,5X kebutuhan

rumatan biasa. Pada penyakit yang lebih ringan dapat diberikan ccairan parenteral,

pemberian antibakteri dan dapat dirawat di rumah. Pada keadaan yang lebih berat

seringnya perlu perawatan lebih.Perawatan khusus pada anak dengan pyelonefritis akut

yang terkomplikasi.

o Penyediaan cairan parenteral yang sesuai, umumnya 1-1,5x dari rumatan biasanya.

o Pengobatan dengan cephalosporin generasi ketiga, ceftriaxone, atau cefotaxime.

Tambahkan ampicillin bila terdapat kokus gram positif dalam sedimen urine atau bila

tak ditemukan kuman. Gentamicin sebagai pilihan lain pada bayi cukup bulan yang >7

hari, anak yang lebih dewasa dan adolesen yang alergi cephalosporin. Monitor fungsi

ginjal dan kadar aminoglikosida darah bila pengobatan ini berlanjut lebih dari 48-72

jam.

o Kultur urine dan tes sensitivitas dapat dilakukan pada 48 jam. Bila kuman pathogen

sensitif terhadap antibiotik yang digunakan, lanjutkan terapi dengan rute parenteral

hingga ada perbaikan klinis dan afebril setelah 24-36 jam. Antibiotik oral yang efektif

melawan organisme yang menginfeksi kemudian digantikan dengan antiobiotik

parenteral. Lanjutan terapi antibiotik oral kira-kira untuk 10 hari setelah terapi

parenteral berakhir. Lalu dilanjutkan dengan terapi antibiotik untuk mencegah reinfeksi,

diteruskan minimal hingga dilakukan VCUG.

Penanganan anak dengan sistitis akut2,3,6

o Anak dengan sistitis akut biasanya tidak memerlukan perawatan medis khusus, selain

terapi antibiotik yang sesuai dan menilai kembali frekuensi urine dan masalah

inkontinensia. Pada keadaan tertentu, analgesik diperlukan untuk disuria atau spasme

kandung kemih yang berat.

o Bila respon klinis tak bagus setelah 2-3 hari, penggantian terapi mungkin diperlukan.

Dan bila memuaskan, terapi tak perlu diganti, walaupun data laboratorium

menunjukkan bahwa bakteri tak sesuai dengan antibiotik yang digunakan.

o Diikuti selama 5-7 hari untuk mengikuti gejala klinis dan mengevaluasi ulang urinenya.

Secara umum, terapi antibiotik selama 5-7 hari cukup untuk anak dengan sistitis akut.

19

Dosis tunggal dapat digunakan pada perempuan remaja dengan sistitis akut. Terapi

dosis tungal biasanya dapat menggunakan amoxicillin (3gr) atau

trimethroprim/sulfamethoxazole (320mg/1600mg, 2 tablet kekuatan ganda).

o Berendam di air hangat selama 20-30 menit, 3-4 x per hari, sering meringankan gejala.

Dan penggunaan analgesik sistemik dengan asetaminofen atau analgesik di kandung

kemih dengan phenazopyridine hydrochloride (Pyridium) dapat sangat membantu, dan

tak boleh digunakan lebih dari 48 jam because resiko methemoglobinemi, anemia

hemolitik, dan efek samping lain.

o Pasien dengan ketidaknyamanan berkemih berat dapat diperingan dengan pemberian

belladona dan opium suppositoria rektal yang sesuai. Tak boleh digunakan lebih dari 4

kali sehari dan tak lebih dari 2 hari.

Pada anak 2 bulan – 2 tahun dengan kecurigaan ISK dan tampak sakit berat,

antibiotik dapat diberikan secara parenteral. Perawatan di rumah sakit diindikasikan jika ada

gejala sepsis atau bakteremia. Sebagian pihak mengindikasikan perawatan di rumah sakit

dan pemberian antibiotik parenteral pada anak di bawah 6 bulan. 2,3,6

Sedangkan pada anak yang tidak tampak sakit berat, antibiotik yang diberikan

umumnya per oral (diminum). Beberapa antibiotik yang dapat digunakan adalah : 2,3,6

Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis. Sekitar 50% bakteri penyebab ISK resisten

terhadap amoxicillin. Namun obat ini masih dapat diberikan pada ISK dengan bakteri

yang sensitif terhadapnya.

Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.

Sebagian besar ISK akan menunjukkan perbaikan dengan cotrimoxazole. Penelitian

menunjukkan angka kesembuhan yang lebih besar pada pengobatan dengan

cotrimoxazole dibandingkan amoxicillin.

Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin. Cephalexin kira-kira sama efektif

dengan cotrimoxazole, namun lebih mahal dan memiliki spectrum luas sehingga dapat

mengganggu bakteri normal usus atau menyebabkan berkembangnya jamur (Candida

sp.) pada anak perempuan.

Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap

cotrimoxazole. Harganya juga lebih mahal dari cotrimoxazole atau cephalexin.

Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan pada anak-

anak yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK. Selain itu

20

nitrofurantoin juga lebih mahal dari cotrimoxazole dan memiliki efek samping seperti

mual dan muntah.

Lama pemberian antibiotik pada ISK umumnya adalah 7 hari pada infeksi akut.

Walaupun ada pihak yang menganjurkan 10-14 hari, namun pemberian dalam waktu

sepanjang itu memberikan kemungkinan lebih besar untuk terjadinya resistensi, gangguan

bakteri normal di usus dan vagina, dan menyebabkan candidiasis. 2,3,6

Pengobatan parenteral umumnya dilakukan dengan cephalosporin seperti

ceftriaxone 75 mg/kg setiap 24 jam. Sebagian pihak memilih gentamicin 7.5 mg/kg per 24

jam dan benzylpenicillin 50 mg/kg per 6 jam untuk anak di atas 1 bulan. 2,3,6

Selain antibiotik, pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala

contohnya adalah penurun demam jika diperlukan. Obat-obatan lain yang pada orang

dewasa digunakan untuk ISK, umumnya tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak-anak.

Jika tidak ada perbaikan dalam 2 hari setelah pengobatan, contoh urin harus kembali

diambil dan diperiksa ulang. Kultur ulang setelah 2 hari pengobatan umumnya tidak

diperlukan jika diperoleh perbaikan dan bakteri yang dikultur sebelumnya sensitif terhadap

antibiotik yang diberikan. Jika sensitivitas bakteri terhadap antibiotik yang diberikan atau

tidak dilakukan tes sensitivitas/resistensi sebelumnya, maka kultur ulang dilakukan setelah 2

hari pengobatan.

Pemeriksaan Lanjutan2,3,6

Setelah pemberian antibiotik selesai dan urin sudah steril, dilakukan pemeriksaan

lanjutan pada anak dengan ISK. Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan adalah :

USG ginjal, ureter, dan kandung kemih dilakukan pada semua anak dengan ISK

sesegera mungkin.

DMSA (Dimercaptosuccinic acid nuclear scan) scan: Pemeriksaan ini terutama untuk

melihat fungsi saluran kemih. DMSA scan masih diperdebatkan batasan usianya.

Namun biasanya dilakukan pada anak di bawah 5 tahun dengan hasil USG yang tidak

normal. Umumnya dilakukan 2 bulan setelah episode ISK untuk memberi waktu

perbaikan pada saluran kemih. Selama menunggu dilakukannya pemeriksaan ini,

beberapa pihak menganjurkan pemberian antibiotik dosis rendah.

21

Cystogram adalah pemeriksaan kandung kemih yang juga masih diperdebatkan

batasan usianya. Namun umumnya dilakukan pada anak di bawah 1 tahun atau anak

dengan hasil USG atau DMSA yang tidak normal.

Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut dilakukan lebih awal jika tidak ada perbaikan setelah

2 hari pemberian antibiotik.

PENCEGAHAN2,3,6

Hindari penggunaan antibiotik spektrum luas (cth. Amoxicillin, cephalexin), yang dapat

melemahkan pertahanan alami melawan kolonisasi.

Atasi konstipasi bila pasien terdapat disfungsi berkemih yang terkait dengan pelebaran

kronik rektum dengan feses.

Bila disfungsi berkemih menjadi faktor pencetus, perintahkan pasien untuk kencing

secara teratur.

Pertimbangkan khitan pada neonatus laki-laki.

KOMPLIKASI2,3,6

Reaksi alergi merupakan resiko terapi antibiotik.

Anak dengan pielonefritis akut dapat berkembang menjadi inflamasi lobus ginjal atau

abses ginjal.

Inflamasi parenkim ginjal dapat mengawali pembentukan jaringan parut.

Komplikasi jangka panjang dari pielonefritis akut adalah hipertensi, fungsi ginjal

terganggu, ESRD dan komplikasi terhadap kehamilan (cth. ISK, hipertensi pada

kehamilan, BBLR).

PROGNOSIS

Kerusakan ginjal pada komplikasi jangka panjang sebagai konsekuensi dari ISK

kadang-kadang ditemukan di awal abad ke-20, ketika pielonefritis akut menjadi sebab sering

hipertensi dan ESRD pada perempuan muda. Hipertensi, fungsi ginjal terganggu, ESRD

sekarang sering didapatkan pada bayi dengan kerusakan ginjal intrauterine. Anak dengan

resiko komplikasi ini biasanya ditemukan dengan USG saluran kemih yang menunjukkan

hidronefrosis. Penelitian pada neonatus menyebutkan bahwa kerusakan ginjal terkait

dengan obstruksi di saluran keluar kandung kemih atau hidronefrosis non obstruktif karena

22

VUR yang berat. Anak ini mungkin mendapat tambahan kerusakan ginjal sebagai hasil dari

infeksi, tetapi ISK bukan faktor utama penyebab komplikasi renal. 2,3,6

PENUTUP

Kesimpulan

Diagnosis infeksi saluran kemih pada anak dapat ditegakkan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang mendukung. Infeksi ditandai dengan

peningkatan leukosit pada pemeriksaan hematologi dan adanya leukosit pada pemeriksaan

urinalisis.

Daftar Pustaka

1. Lynn S, Bates B.Buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Jakarta: EGC,

2009.h.333-53.

2. Abdoerrachman MH, Affandi MB, Agusman S, et al. Ilmu kesehatan anak. Jakarta:

FKUI,2007.h.

3. Saifuddin, Abdul Bari.Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002.h.

4. Schwartz, M William. Pedoman klinis pediatri. Jakarta: EGC, 2004.h.364.

5. Hull, David. Dasar-dasar pediatri. Jakarta: EGC, 2008.h.178-81.

6. Cecily, Lynn Betz. Buku saku keperawatan pediatri. Jakarta, EGC,2009.h.680-1.

23