makalah pbl blok 9
TRANSCRIPT
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 1/40
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Struktur Makroskopik Saluran Pencernaan 4
B. Struktur Mikroskopik Saluran Pencernaan 13
C. Mekanisme Pencernaan 18
D. Enzim – enzim dan Hormon Pencernaan 25
E. Faktor yang Mempengaruhi dan Gangguan Pencernaan 27
F. Pemeriksaan Fisik Abdomen 31
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 32
Daftar Pustaka 33
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 2/40
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan makalah ini dilatarbelakangi skenario B, yaitu mengenai keluar darah dari
dubur dan tubuh merasa lemas.
Jabaran skenario :
Seorang pria berumur 40 tahun datang ke dokter dengan keluhan keluar darah dari
duburnya dan merasa lemas. Keluhan tersebut dialaminya sejak 3 bulan yang lalu. Pasien
suka makan yang pedas-pedas dan tidak suka makan sayuran sehingga BAB-nya keras dan
harus mengedan terlebih dahulu.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang skenario diatas, rumusan masalah diatas yang menjadi masalah
utama dalam skenario adalah keluarnya darah dari dubur dan tubuh merasa lemas.
Hipotesa :
Makan yang pedas-pedas dan tidak suka makan sayuran dapat menyebabkan
konstipasi sehingga dapat terjadi keluarnya darah dari dubur dan merasa lemas.
C. Tujuan Penulisan
Dengan adanya suatu perumusan masalah tersebut, mahasiswa diharapkan mampu
untuk :
1. Menjelaskan mengenai struktur makroskopik dan mikroskopik pencernaan.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 3/40
3
2. Menjelaskan mengenai mekanisme pencernaan.
3. Menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dan gangguan pencernaan.
4. Menjelaskan mengenai sistem kerja enzim dan hormon pencernaan.
5. Menjelaskan mengenai pemeriksaan abdomen.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 4/40
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Makroskopik Saluran Cerna.
CAVUM ORIS
Mulai dari rima oris dan berakhir di isthmus faucium. Selain merupakan sistem
pencernaan, rongga mulut juga berfungsi sebagai rongga yang dilalui oleh udara
pernapasan dan juga penting untuk pembentukan suara.
Rongga mulut dibagi dalam :
1. Vestibulum oris
2. Cavum oris propium
KELENJAR-KELENJAR LUDAH
1. Glandula Parotis
Glandula parotis berbentuk piramida dan terletak di fossa retromandibulare
antara os mandibula dan m. Sternocleidomastoideus.
2. Glandula submandibularis
Pada glandula submandibulari dapat dibedakan 2 bagian : yang dangkal dan
yang dalam. Bagian yang dangkal terletak dibawah m. Mylohyoideus, antara
m. Stylohyoideus, m. Digastricus dan mandibula. Bagian yang dalam melalui
tepi dorsal m.mylohyoideus dan kelenjar ini membelok ke sisi atasnya.
3. Glandula sublingualis
Glandula sublingualis berbentuk memanjang dan terletak di dasar rongga mulut
dekat frenulum linguae, di antara m.geniohyoideus dan m.genioglossus sebelah
medial dan m.hyoglossus sebelah lateral.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 5/40
5
OTOT – OTOT PENGUNYAH
Terdapat 4 otot pengunyah yang melekatkan mandibula pada basis cranii, ialah;
Otot yang dangkal : m.masster dan m.temporalis.
Otot yang dalam : m.pterygoideus lateralis/externus dan m. Pterygoideus
medialis/internus.
Persarafan otot-otot ini : n. Mandibularis (portio minor N. Trigemini V3)
PHARYNX
Pharynx adalah suatu pipa musculo-fascial yang contractil. Ia terbentang di antara
basis cranii sebelah kranial dan berakhir pada oesophagus disebelah kaudal setinggi
vertebra cervicalis ke-6. Pada sisi lateral, pharynx berbatasan dengan aa. Carotides
communis et internae, vv. Jugulares internae, cornu majus os hyoid dan lamina
cartilago tyhyreoidea. Fungsinya : sebagai tempat yang dilalui oleh aliran udara
pernapasan dan makanan. Sesuai dengan ruang-ruang yang terletak di depannya,
pharynx terbagi dalam 3 bagian :
Nasopharyx ( pars nasalis pharyngis ), dorsal terhadap cavum nasi.
Oropharynx ( pars oralis pharyngis ), dorsal terhadap cavum oris.
Laryngopharynx ( pars laryngis pharyngis ), dorsal terhadap larynx.
OESOPHAGUS
Oesophagus adalah suatu pipa musculair sepanjang 25 cm, yang merupakan
lanjutan pharynx dan mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6, dan
berakhir di cardia ventriculi setinggi vertebra thorakal X-XI. Selama perjalanannya ke
distal, ia mengikuti lengkung-lengkung columna vertebralis, yang terletak tepat
dibelakangnya. Pada oesophagus dapat dibedakan 3 bagian : pars cervicalis, pars
thoracalis, dan pars abdominalis.
Persarafan :
Simpatis : cabang-cabang truncus symphaticus pars thoracalis atas.
Parasimpatis : cabang-cabang N.vagus dan N.recurrens. Dibawah hilus pulmonalis,
nn. Vagi membentuk plexus pada dinding oesophagus ; yang kiri ke sisi depannya dan
yang kanan ke sisi belakangnya.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 6/40
6
REGIO ABDOMEN
Abdomen merupakan bagian dari batang tubuh ( truncus ) yang terletak di sebelah
caudal thorax. Abdomen mempunyai cavum ( rongga ) besar yang disebut cavun
abdominis yang ditempati / diisi :
1. Cavum peritonei
2. Tractus digestivus
3. System urogenitalis ( ren, ureter )
4. Hepar, vesica fellea, pancreas dan lien.
5. Vasa, system lymphatica dan nervus.
Cavum abdominis dibedakan menjadi :
1. Cavum abdominis propius
2. Cavum pelvis
Kedua cavum tersebut dipisahkan oleh suatu bidang khayal yang melalui :
1. Promontorium ossis sacri
2. Linea terminalis
3. Crista pubica
Bidang pembatas ini juga disebut aditus pelvis atau apertura pelvis superior atau pintu
atas panggul ( PAP ). Dinding bagian dalam cavum abdominis dilapisi cavum
peritonei yang disebut peritonium parietale.
Abdomen terbagi menjadi beberapa regio oleh 2 bidang horizontal dan 2 bidang
sagital. Dengan kedua garis horizontal dan sagital maka pada abdomen terdapat 9
regio, yaitu :
1. Regio epigastrica
2. Regio hypochondrica dextra
3. Regio hypochondrica sinistra
4. Umbilicalis
5. Lumbalis dextra
6. Lumbalis sinistra
7. Regio hypogastrica
8. Ingunalis dextra
9. Ingunalis sinistra
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 7/40
7
ALAT – ALAT INTRA ABDOMEN
Alat – alat intra abdomen terbagi dua oleh mesocolon transversum menjadi :
1. Alat- alat supra mesocolica adalah alat-alat yang terletak antara diaphragma
dan mesocolon transversum, yang terdiri dari : gaster, duodenum, pancreas,
hepar, vesica fellea dan lien.
2. Alat- alat intra mesocolica adalah alat- alat yang terletak dibawah mesocolon
transversum atau alat-alat yang terletak antara mesocolon transversum dan
linea terminalis pada panggul, yaitu : intestinum tenuae ( usus halus ) dan
intestinum crassum ( usus besar ).
GASTER
Nama lain gaster : ventriculus atau lambung
Struktur anatomis gaster :
Mempunyai 2 muara : cardia ( oesophagus – gaster ) dan pylorus ( gaster –
duodenum ).
Mempunyai 2 tepi : curvatura minor ( cekung ke kanan atas ) dan curvatura
major ( cembung ke kiri ).
Mempunyai 2 permukaan : facies anterior dan facies posterior.
Mempunyai 2 lekukan : incisura cardiaca ( peralihan oesophagus pada
curvatura major ) dan incisura angularis : batas bagian vertikal dan
horizontal pada curvatura minor.
Bagian – bagian gaster :
1. Fundus
2. Corpus
3. Pylorus ( pars pylorica vebtriculi ) dibedakan menjadi : anthrum pyloricum dan
canalis pyloris.
Pendarahan :
1. A. Gastrica sinistra
2. Aa. Gastricae berves, memperdarahi fundus ventriculi
3. A. Gastroepiploica ( gastro omentalis ) sinistra, memperdarahi curvatura major
dan omentum majus.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 8/40
8
Vena mengikuti jalannya arteri.
1. Darah dari v. Gastrica dextra dan sinistra dialirkan ke dalam v.porta.
2. Darah dari v. Gastrica brevis. V. Gastroepiploica sinistra, dialirkan ke dalam v.
Lienalis yang bergabung dengan v. Mesenterica superior menuju v. Porta.
Getah bening : Nnll. Gastroomentalis.
Getah bening terdapat pada pembuluh nadi sepanjang curvaturamajor dan minor
akan dialirkan ke dalam nnll. Coeliaca.
Persarafan : oleh sistem saraf otonom.
1. Parasimpatis berasal dari N. X anterior dan posterior
2. Simpatis berasal dari nervi spinales T6-T9 melalui plexus coeliacus dan
mendistribusikan melalui anyaman saraf di sekitar a. Gastrica dan a.
Gastroomentalis.
DUODENUM
Bentuk : tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang. Panjang 25-28 cm.
Bagian- bagian duodenum :
Pars superior duodeni. Terletak pada bidang transpyloric. Pars superior
duodeni dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexura
duodenalis superior. Panjang 5 cm.
Pars descendens duodeni. Bermula dari flexura duodeni superior beralih ke
bawah kemudian membelok ke kiri, disebut flexura duodeni. Panjang 10 cm.
Pars inferior duodeni. Terletak setinggi vertebra L3. Panjang 7,5 cm.
Pars ascendens duodeni. Terletak setinggi vertebra L2, kurang lebih 2,5 cm
sebelah kiri bidang tengah. Panjang 5 cm.
Pendarahan duodenum oelh a. Gastroduodenalis, a. Pancreaticoduodenalis superoir
( anterior dan posterior ), dan a. Pancreaticoduodenalis inferior ( cabang a.
Mesenterica superior ). Darah dari v. Pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v.
Porta dan darah dari v. Pancreaticoduodenalis inferior dialirkan ke v. Mesenterica
superior ke v. Porta.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 9/40
9
HEPAR
Hepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi hati ;
kenyal seperti jeli. Berat hati bervariasi, rata-rata 1 ½ kg. Hepar dilapisi peritonium,
kecuali bagian belakang yang langsung melekat pada diaphragma dan disebut BARE
AREA ( area nuda ). Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebih
rendah daripada bagian belakang. Hepar dibedakan menjadi dua lobus, yaitu lobus
kanan dan kiri. Batas lobus kanan dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang
ditempati oleh lig. Teres hepatis dan lig. Venosum Arantii diselah caudal, dan lig.
Falciforme hepatis disebelah cranial. Secar anatomis dan fungsional batas lobus kanan
dan kiri sesuai bidang yang melalui alur yang dibentuk oleh kantung empedu dan v.
Cava inferior ( tidak terlihat dari luar ). Lobus kanan terbagi menjadi lobus caudatus
dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra.
Dari luar hepar terlihat sebagai berikut :
Bagian yang berhubungan dengan diafragma ( facies diaphragmatica )
Bagian yang menghadap cavum abdomen ( facies visceralis/ facies inferior)
Peralihan dari facies superior ke facies inferior di sebelah belakang tidak jelas,
sedangkan peralihan disebelah depan jelas sekali, yaitu pada tepi yang tajam atau
margo anterior/ margo inferior.
Pendarahan hepar :
Pembuluh nadi : a. Hepatica communis, a. Hepatica propia, a. Hepatica
dextra dan sinistra.
Pembuluh balik : menampung darah balik dari alat-alat tractus
gastrointestinal melalui v. Porta. V. Porta merupakan bagian dari pembuluh
balik sistema portal yang mengumpulkan darah dari alat-alat
gastrointestinal untuk dialirkan ke hepar.
VESICA FELLEA
Sinonim : kantung empedu.
Letak : sesuai perpotongan batas lateral M. Rectus abdominis dan arcus costae
dextra. Vesica fellea diliputi peritonium, kecuali bagian yang melekat pada hepar.
Bagian – bagian : fundus vesica fellea, corpus vesica fellea dan collum vesica fellea.
Saluran empedu : ductus cysticus. Mucosa ductus cysticus mempunyai lipatan
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 10/40
10
berbentuk spiral = valvula spiralis Heisteri. Ductus cycsticus bersama-sama saluran
empedu intrahepatal membentuk ductus choledochus. Ductus choledochus berjalan
dalam lig. Hepatoduodenale bersama-sama v. Porta dan a. Hepatica propia.
Pendarahan oleh a. Cystica.
LIEN
Sinonim : spleen, limpa. Konsistensi : kenyal, lebih lembek daripada hepar, dan
dapat berkontraksi. Warna merah keabu-abuan. Letak : intra peritoneal, pada regio
hypochondrica sinistr, setinggi iga 9,10,11. Sumbu panjang sesuai iga 10. Proyeksi
pada dinding abdomen ; kira-kira 4 cm sebelah kiri garis tengah dan setinggi ujung
processus spinosus vertebra Th 9- L1 sampai linea axillaris media sinistra.
Fungsi lien :
Membersihkan darah
Reservoir darah
Alat reticulo endothelial yang di dalamnya terdapat jaringan limfoid yang
berbeda dengan jaringan jaringan limfoid lain karena lien berhubungan
dengan aliran darah.
INTESTINUM
Intestinum dibedakan menjadi :
Intestinum tenue ( usus halus )
Intestinum crassum ( usus besar )
INTESTINUM TENUE
Intestinum tenue memiliki panjang 6-8 meter, dan terdiri dari :
2/5 bagian jejunum
3/5 bagian ileum
Intestinum tenue terletak intraperitoneal dan berkelok-kelok. Jejunum mengisi
rongga perut kiri atas sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan bawah. Kelokan
ileum mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian bermuara pada caecum (
kantung buntu ). Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding abdomen disebut
titik Mc. Burney yang dapat ditentukan dengan :
Titik potong tepi lateral m. Rectus abdominis kanan dengan garis Monro (
garis yang menghubungkan SIAS kanan dan umbilikus ).
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 11/40
11
1/3 lateral – 1/3 tengah garis Monro.
Besarnya penampang dari jejunum kearah ileum makin mengecil. Intestinum tenue
berhubungan dengan dinding belakang perut melalui lipatan peritonium yang disebut
mesostienium, mulai dari flexura duodenajejunalis setinggi vertebra L2 berjalan
kearah kanan miring ke bawah, menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 di depan
pars inferior duodeni dan v. Cava inferior, berakhir ke bawah pada fossa iliaca dextra
di depan articulatio sacroiliaca.
Pendarahan usus halus : aa. Jejunales et ilei dan Vv. Jejunales et ilei dan V.
Mesenterica superior.
Pembuluh getah bening : melalui 3 kelompok ; nnll. Intestinales, nnll.
mesentericus, nnll. Superior. Getah bening dari ileum berakhir pada nnll. Ileocolica.
Getah bening usus halus dialirkan ke dalam truncus intestinalis – cysterna chyli.
Persarafan : simpatis ( n. Splanicus major dan minor ) dan parasimpatis ( N.X ).
INTESTINUM CRASSUM
Berbentuk seperti huruf U terbalik. Terdiri atas : coecum, colon ascendens, flexura
coli dextra/hepatica, colon transversum, flexura coli sinistra/lienalis, colon
descendens, colon sigmoideum, dan rectum-anus.
COECUM
Terletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen pada
pertengahan garis SIAS kanan-symphysis pubis.
COLON ASCENDENS
Colon ascendens dimulai pada junctura ileocoecalis sampai flexura coli dextra.
Pendarahan oleh a. Colica dextra.
APPENDIX VERMIFORMIS
Appendix vermiformis sering dianggap bagian usus yang tidak mempunyai fungsi.
Appendix mempunyai lipatan peritonium yang disebut mesenteriolum. Pendarahan :
aa. Appendiculares.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 12/40
12
COLON TRANSVERSUM
Terletak dibawah bidang transpyloric dan menyilang pars descendens duodeni,
melengkung di antara flexura coli dextra dan flexura coli sinistra. Pendarahan : a.
Colica media dan a. Colica sinistra.
COLON DESCENDENS
Pendarahan : a. Coli sinistra yang merupakan cabang a. Mesenterica inferior.
COLON SIGMOIDEUM
Colon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf S dan memanjang dari crista iliaca
sampai vertebrae S2-3. Pendarahan : aa.sigmoideum (2-4 buah) yang merupakan
cabang a. Mesenterica inferior.
RECTUM
Panjang : 12-15 cm. Rectum merupakan lanjutan colon sigmoideum yang
memanjang dari vertebra S3 sampai anus. Setinggi vertebra S3 taenia colon
sigmoideum berubah menjadi lapisan otot polos longitudinal dan appendices
epiploicae menghilang. Berbeda dengan colon, rectum tidak mempunyai haustra,
taenia, appendices epiploicae, mesocolon. Pendarahan : a. Rectalis superior, a.
Rectalis media, a. Rectalis inferior.
Persarafan : simpatis ( melalui saraf spinalis Nn splanchnicus lumbales dan plexus
hypogastricus/plexus pelvicus ) dan parasimpatis ( berasal dari nervus spinalis S2-4
melalui N. Splanchnicus pelvicus, plexus hypogastricus inferior kanan dan kiri
menuju plexus rectalis/pelvicus )1.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 13/40
13
B. Struktur Mikroskopik Saluran Cerna.
Mulut
Struktur histologis bagian-bagian yang terdapat disini:
• Labium oris
• Buccal
• Dent
• Gingivae
• Linguae
• Palatum molle & durum
Labium oris dapat dibagi dalam 3 area:
Area cutanea: Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar
mulut. Maka gambaran hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh
epidermis yang merupakan epitel gepeng berlapis berkeratin. Dibawah epidermis
terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang membentuk tonjolan-tonjolan ke
arah epidermis yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal epidermis mengandung
butir-butir pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit ini
dilengkapi oleh alat-alat tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebacea
dan folikel rambut.
Area merah bibir (area intermedia ): Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk
epitelnya transparan (jernih) karena mengandung butir-butir eleidin. Papilla jaringan
ikatnya tinggi-tinggi dan mengandung banyak kapiler.
Area oral mukosa:
• Bagian ini mempunyai struktur histologis yang sama dengan pipi
• Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk
• Lamina propianya agak kompak
• Pada tunika submukosa didapati kelenjar labialis yang bersifat seromukus
• Dibawah submukosa didapati otot lurik (M.orbicularis oris).
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 14/40
14
Oesophagus
dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa
terdapat kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada
lamina propria dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar
kardia esofagus yang juga menghasilkan mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan
ototnya terdiri atas serat otot polos, pada bagian tengah terdapat campuran serat otot
bergaris (rangka) dan serat otot polos, pada ujung proksimal terdapat serat otot
rangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa.
Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar yang disebut adventisia.
1. Tunika mukosa
- Epitel berlpais gepeng tanpa lapisan tanduk
- T. M.M hanya satu lapis longitudinal
- Pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks (kel
superfisial) yang merupakan perluasan kelenjar kardia
2. Tunika submukosa
- terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang disebut kelenjar submukosa
(oesophageal glands)
3. Tunika muskularis
- Pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik
- 1/3 tengah terdiri dari campuran otot polos dan lurik
- 1/3 distal seluruhnya otot polos.
Gaster
• Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastrica
• Epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet
• 3 daerah: cardia, fundus, pilorus
• Lapisan otot tebal untuk menggiling/mencampur makanan
• Mensekresikan enzim-enzim dan asam untuk memulai pencernaan
• Dindingnya sangat berlipat yang dinamakan rugae
• Sitoplasma pada permukaan apikalnya mengandung musigen
• Intinya oval
• Pada lamina propria terdapat kelenjar di cardia, fundus maupun pilorus
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 15/40
15
• Kelenjar mulai dari dasar gastric pit meluas ke arah TMM.
Pankreas
• Merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin
• Epitel duktus ekskretorius bervariasi dari torak rendah bersel goblet ke sel
kubus
• Duktus interklarisnya (isthmus) panjang-panjang dan epitelnya selapis gepeng
• Bentuk sel asinusnya lebih kecil dari sel asinus parotis
• Pars terminalisnya 100% terdiri serous dan di tengah pars terminal sering
dijumpai sel-sel sentroasini yang merupakan bagian dari isthmus
• Tidak ada sel myoepitel.
Hati
• Diliputi kapsula Glissoni
• Septa membagi hepar menjadi lobuli-lobuli
•
Porta hepatis berisi: pebuluh limfe, pembuluh empedu, V.Portae danA.Hepatika
• Unit fungsional hepar ialah 1 lobulus
• Bentuknya poligonal
• Bagian sentral lobulus hati: Vena sentralis
• Sel-sel hepar tersusun radier
• Segitiga kiernan berisi cabang A.hepatika, cabang Vena porta, duktus biliaris
dan pembuluh limfe
• Setiap sel hati pada salah satu permukaannya harus berhubungan dengan
sistem empedu dan pada permukaan yang lain harus berhadapan dengan pembuluh
darah
• Sel hati berbentuk poligonal dengan inti ovoid, sitoplasma bergranula dengan
banyak mitokondria, mikrovili, glikogen, protein dan pigmen lipofuchsin
• Sel hati dikelilingi berkas serat retikulin yang dengan pewarnaan
Bielschwosky berwarna hitam
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 16/40
16
• Vasularisasi hati: A.hepatika dan V.porta-A/V interlobularis sinusoid hati
V.sentralis V.sublobularis V.hepatikaV.cava inferior
• Sinusoid hati dibatasi oleh sel endotel sinus dan sel kupffer (termasuk RES)
• Sel kupffer ovoid, kromatin pucat, dengan pewarnaan tripan blue terbukti
bersifat fagositer.
Kantung Empedu
• Kanalikuli biliaris-preduktuli biliaris (saluran Hering) duktus biliaris-duktus
hepatikusvesika felea-duktus cysticusduktus koledokus
• Arah aliran empedu: dari sentral ke perifer hati
• Arah aliran darah: dari perifer ke sentral lobulus.
Usus Halus
• Dibagi dalam 3 bagian yaitu: duodenum, jejunum dan ileum
• Epitel terdiri dari selapis torak dan sel goblet
•
Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush border/mikrovili
memperluas permukaan absorptif. Juga mengandung enzim-enzim pencernaan
(alkaline fosfatase, maltase, dan lain-lain)
• Sel goblet ke arah distal makin banyak
• Terdapat vili intestinal
• Vili di duodenum bentuknya lebar, di jejunum bundar seperti lidah dan pada
ilem berbentuk jari
• Plika Sirkularis Kerkringi: lipatan mukosa dan submukosa
• Pada jejunum plika kerkringi tinggi-tinggi
• Sepanjang membran mukosa terdapat kelenjar Intestinalis (cryptus
Lieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara di antara vili intestinalis
• Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya mengandung
granula eosinofilia
• Sel-sel cryptus menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 17/40
17
Duodenum
Ciri khas: terdapat kelenjar Brunner, kompleks tubulosa bercabang, mukus.
Jejunum
• Tidak terdapat kelenjar Brunner ataupun agmina peyeri
• Plica sirkularis Kerckringi tinggi-tinggi.
Ileum
Terdapat agregat limfonodus atau Agmina Peyeri/Plaque Peyeri di lamina propria
meluas ke Tunika submukosa2.
Usus Besar
Colon
• Tunika mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinal
• Sel goblet banyak di antara sel epitel
• Cryptus Lieberkuhn ada
• Sel paneth dan sel argentafin sedikit sekali
• Terdapat limfonodus solitarius
• Tunika longitudinal membentuk 3 pita longitudianal taenia coli3.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 18/40
18
Rektum
• Bagian sebelah bawah disebut Anal Canal
• Mukosa mempunyai lipatan longitudinal Rectal collumn (Anal column,
Collumn of Morgagni) berakhir kira2 ½ inchi dari orrificium anal
• Epitel selapis torak
• Terdapat cryptus
• Pertemuan rektum dengan anus disebut Linea Pectinata2,3
.
C. Mekanisme Pencernaan.
Di dalam mulut, makanan bercampur dengan saliva dan didorong ke dalam
esofagus. Gelombang peristaltik di esofagus menggerakkan makanan ke dalam
lambung.
Pengunyahan ( mastikasi ) memecahkan partikel makanan besar dan mencampur
makanan dengan sekret kelenjar saliva. Aksi pembasahan dan homogenisasi ini
membantu penelanan dan pencernaan selanjutnya. Meskipun potongan makanan besar
dapat dicerna, tetapi menyebabkan kontraksi otot-otot esofagus yang kuat dan sering
menyakitkan. Potongan makanan yang kecil cenderung menyebar bila saliva sedikit
dan juga menyebabkan proses penelan menjadi sulit karena tidak membentuk bolus.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 19/40
19
Jumlah pengunyahan yang optimal bergantung kepada jenis makanan, tetapi biasanya
berkisar antara 20 dan 25.
Menelan ( deglutition ) adalah suatu respons refleks yang dicetuskan oleh impuls
aferen N. Trigeminus, glossofaryngeus, dan vagus. Impuls – impuls ini diintegrasi di
nukleus traktus soliatrius dan nukleus ambigus. Serat – serat eferen berjalan ke otot –
otot farings dan lidah melalui N. Trigeminus, facialis, dan hipoglossus. Menelan
diawali oleh gerakan volunter mengumpulkan isi mulut di lidah dan mendorongnya ke
belakang menuju farings. Hal ini mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi
involunter pada otot-otot farings yang mendorong makanan ke dalam esofagus.
Inhibisi pernapasan dan penutupan glotis merupakan bagian dari respons refleks ini.
Dibatas faringoesofagus, terdapat segmen esofagus berukuran 3 cm yang tegangan
dinding istirahatnya tinggi. Segmen ini melemas secara refleks sewaktu menelan dan
memungkinkan benda yang ditelan masuk ke badan esofagus. Dibelakang benda yang
ditelan akan terbentuk kontraksi cincin peristaltik, yang kemudian mendorong benda
turun dalam esofagus dengan kecepatan sekitar 4 cm/detik. Pada manusia, dalam
posisi berdiri cairan dan makanan setengah padat umumnya turun akibat gaya tarik
bumi ke esofagus bagian bawah mendahului gelombang peristaltik. Apabila makanan
masuk lambung, fundus dan bagian atas korpus lambung melemas dan
mengakomodasi makan yang masuk tanpa peningkatan tekanan yang berarti relaksasi
reseftif. Peristaltis lalu mulai dari bagian bawah korpus, mencampur dan menggerus
makanan dan memungkinkan sebagian yang telah setengah cair melewati pilorus dan
masuk duodenum. Relaksasi reseftif ini dikendalikan oleh vagus dan dicetuskan oleh
gerkan farings dan esofagus. Gelombang peristaltik diatur oleh BER dan langsung
dimulai untuk mendorong makanan ke arah pilorus. Kontraksi bagian distal lambung
yang disebabkan oleh tiap gelombang kadang-kadang disebut sistole antrum dan dapat
berlangsung sampai 10 detik. Gelombang ini terjadi 3 s/d 4 kali per menit4,6.
KARBOHIDRAT
Pencernaan
Di dalam mulut, zat tepung dicerna oleh α-amilase saliva. Tetapi, pH optimal
enzim ini adalah 6,7, sehingga kerjanya dihambat oleh getah lambung yang asam bila
makanan masuk ke lambung. Di dalam usus halus, α-amilase saliva dan pankreas
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 20/40
20
keduanya juga bekerja pada polisakarida yang dimakan. Akibatnya, hasil akhir
pencernaan α-amilase adalah oligosakarida : maltosa (disakarida), maltitriosa (
trisakarida ) ; beberapa polimer yang sedikit lebih besar dengan glukosa pada ikatan
1:4α, dan α-dekstrin, yaitu polimer molekul glukosa yang terdiri atas rata-rata sekitar
8 molekul glukosa dengan ikatan 1:6α.
Penyerapan
Heksosa dan pentosa cepat diserap melalui dinding usus halus. Hal yang penting
adalah bahwa semua heksosa diserap sebelum sisa makanan mencapai bagian ujung
ileum. Molekul – molekul gula bergerak dari sel-sel mukosa ke dalam darah kapiler
lalu masuk ke dalam vena porta.
Transpor sebagian besar heksosa secara unik dipengaruhi oleh jumlah Na+
di dalam
usus halus ; konsentrasi Na+
yang tinggi pada permukaan mukosa sel mempermudah
dan konsentrasi yang rendah menghambat influks gula ke dalam sel-sel epitel. Ini
disebabkan oleh glukosa dan Na+
menggunakan kontransporter yang sama, atau
simport, sodium-dependent glucose transporter ( SGLT, kotransporter glukosa Na+
).
Kelompok transporter ini, SGLT 1 dan SGLT 2 menyerupai transporter glukosa yang
berperan pada difusi terfasilitasi karena dapat menembus membran sel 12 kali dan
mempunyai terminal – COOH dan – NH2
pada sisi sitoplasmik membran. Akan tetapi,
tidak ada homologi terhadap transporter seri GLUT. SGLT 1 dan SGLT 2
bertanggung jawab pada transpor glukosa keluar dari tubuli ginjal.
Oleh karena kadar Na+
intraseluler di dalam usus halus dan sel ginjal rendah,
seperti juga di dalam sel-sel lainnya, Na+
bergerak ke dalam sel sesuai dengan beda
konsentrasinya. Glukosa bergerak bersama Na+
dan dilepaskan di dalam sel. Na+
diangkut ke dalam ruang interseluler lateral, dan glukosa diangkut oleh GLUT 2 ke
dalam interstitium lalu masuk ke dalam kapiler. Jadi, transpor glukosa merupakan
contoh transpor aktif sekunder ; energi untuk transpor glukosa diperoleh tidak
langsung, melalui transpor aktif Na+
keluar sel. Ini akan mempertahankan beda
konsentrasi di kedua sisi batas sel luminal, sehingga lebih banyak Na+
dan akibatnya
lebih banyak glukosa yang masuk .
Mekanisme transpor glukosa juga mengangkut galaktosa. Fruktosa menggunakan
mekanisme berbeda. Penyerapannya tidak bergantung pada Na+
atau transpor glukosa
dan galaktosa; transportnya dengan difusi fasilitasi dari lumen usus halus ke dalam
enterosit melalui GLUT 5 dan keluar dari enterosit masuk ke dalam interstitium
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 21/40
21
melalui GLUT 2. Sebagian fruktosa diubah menjadi glukosa di dalam sel-sel mukosa.
Pentosa diserap dengan difusi sederhana. Insulin sedikit berpengaruh pada transpor
glukosa dalam usus. Sehubungan dengan ini, penyerapan kembali glukosa dalam
tubulus kontortus proksimal ginjal ; kedua proses tidak memerlukan fosforilasi, dan
keduanya normal pada diabetes tetapi dihambat oleh obat florizin. Kecepatan absorpsi
maksimal glukosa dari usus kira-kira 120g/jam.
PROTEIN DAN ASAM NUKLEAT
Pencernaaan Protein
Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, di situ pepsin menguraikan
beberapa ikatan peptida. Pepsin menghidrolisis ikatan – ikatan antara asam amino
romatik seperti fenillalanin atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga hasil
pencernaan peptik adalah berbagai polipeptida dengan ukuran yang sangat berbeda
Oleh karena pH optimum untuk pepsin adalah 1,6 – 3,2 kerjanya terhenti bila isi
lambung bercampur dengan getah pankreas yang alkali di duodenum dan jejunum. pH
isi usus halus di bagian superior duodeni 2,0 – 4,0, tetapi pada bagian lain ialah kira-
kira 6,5. Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambung
dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas dan
mukosa usus halus. Jadi pencernaan akhir terhadap asam amino terjadi di 3 tempat :
lumen usus halus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa.
Penyerapan
Ada paling sedikit 7 sistem transpor yyang berbeda yang mengangkut asam amino
ke dalam enterosit. Lima darinya memerlukan Na+
dan kotransport asam amino dan
Na+ dengan cara yang mirip dengan kotranspor Na+ dan glukosa. Dua dari 7 sistem
transpor ini membutuhkan Cl-. Pada 2 sistem, transpor tidak membutuhkan Na
+.
Transpor di- dan tripeptida ke dalam enterosit dilakukan oleh sistem yang
membutuhkan H+
dan Na+. Sedikit sekali peptida berukuran besar yang diabsorpsi. Di
dalam enterosit, asam amino yang dilepaskan dari peptida oleh hidrolisis intrasel
ditambah asam amino yang di absorpsi dari lumen usus halus dan brush border akan
diangkut keluar enterosit sepanjang tepi basolateral melalui paling sedikit 5 sistem
transpor. Dari sini, asam amino ini akan masuk peredaran darah portal hepatik. Dua
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 22/40
22
diantara sistem ini bergantung pada Na+, dan yang tidak. Cukup banyak peptida kecil
yang juga masuk ke dalam darah portal.
Penyerapan asam-asam amino di duodenum dan jejunum berlangsung cepat
tetapidi dalam ileum lambat. Hampir 50% protein yang dicerna berasal dari makanan
yang dimakan, 25% dari protein getah pencernaan, dan 25% dari deskuamasi sel-sel
mukosa. Hanya 2-5 % protein dalam usus halus lolos dari pencernaan dan
penyerapan. Sebagian protein yang dimakan masuk ke dalam kolon dan kemudian
dicerna oleh kuman. Protein dalam feses tidak berasal dari makanan tetapi dari
kuman.
Asam Nukleat
Asam nukleat diuraikan menjadi nukleotida dalam usus halus oleh nuklease
pankreas, dan nukleotida itu diuraikan menjadi nukleosida dan asam fosfor oleh
enzim-enzim yang terdapat pada permukaan luminal sel-sel mukosa. Nukleosida
kemudian diuraikan menjadi unsur gula serta basa pirimidin dan purin. Unsur – unsur
basa tersebut diserap dengan transport aktif.
LIPID
Pencernaan Lemak
Kebanyakan pencernaan lemak mulai di duodenum, dengan melibatkan salah satu
enzim terpenting, yaitu lipase pankreas. Kebanyakan kolesterol makanan berbentuk
ester kolesteril, dan ester kolesteril hidrolase menghidrolisis ester-ester ini di dalam
lumen usus halus.
Lemak diemulsifikasi dengan halus didalam usus halus oleh kerja garam empedu,
lesitin, dan monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu dalam usus halus tinggi,
seperti setelah kontraksi kandung kemih, lipid dan garam empedu berinteraksi
spontan membentuk misel. Agregat – agregat silindris ini mengikat lipid, dan
meskipun konsentrasi lipidnya berbeda-beda, umunya mengandung asam lemak,
monogliserida, dan kolesterol pada pusat hidrofobiknya. Pembentukan misel
selanjutnya melarutkan lipid dan memungkinkan mekanisme untuk transpornya ke
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 23/40
23
enterosit. Jadi, misel bergerak ke konsentrasi yang lebih rendah melalui lapisan statis
ke brush border sel-sel mukosa. Lipid berdifusi keluar dari misel, dan suatu larutan
cair jenuh lipid dipertahankan kontaknya dengan brush border sel-sel mukosa.
Penyerapan
Di dalam sel lipid – lipd ini akan mengalami esterifikasi cepat, sehingga gradien
konsentrasi yang memudahkan zat masuk ke sel dipertahankan. Berbeda dengan
mukosa ileum, kecepatan penyerapan garam empedu oleh mukosa jejunum rendah,
dan sebagian besar garam empedu tetap berada dalam lumen usus halus, dan dapat
digunakan untuk pembentukan misel baru.
Nasib asam lemak di enterosit bergantung pada ukurannya. Asam lemak yang atom
karbonnya kurang dari 10-12 dari sel mukosa langsung masuk kedarah portal, dan
akan ditransport sebagai asam lemak bebas ( tanpa esterifikasi ). Asam lemak yang
atom karbonnya lebih dari 10 – 12 mengalami esterifikasi kembali menjadi
trigliserida dalam sel-sel mukosa. Selain itu, sebagian kolesterol yang diserap
diesterifikasi. Trigliserida dan ester kolesteril kemudian dilapisi oleh lapisan protein,
kolesterol, dan fosfolipid membentuk kilomikron. Zat ini kemudian meninggalkan sel
dan masuk ke peredaran limfatik.
Dalam sel-sel mukosa, sebagian besar trigliserida dibentuk oleh asilasi 2-
monogliserida yang diserap, terutama di dalam retikulum endoplasma halus. Akan
tetapi, sebagian trigliserida dibentuk dari gliserofosfat, yang adalah hasil katabolisme
glukosa. Gliserofosfat juga dikonversi menjadi gliserofosfolipid yang ikut berperan
dalam pembentukan kilomikron. Asilasi gliserofosfat dan pembentukan lipoprotein
terjadi di dalam retikulum endoplasma kasar. Bagian molekul karbohidrat
ditambahkan pada protein dalam aparatus golgi, dan kilomikron yang telah selesai
dikeluarkan melalui eksositosis dari bagian basal atau lateral sel.
Penyerapan asam lemak rantai panjang terutama di usus halus bagian atas, tetapi
sejumlah tertentu juga diserap dalam ileum. Pada masukan lemak sedang, 95% atau
lebih lemak yang dimakan diserap5,6
.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 24/40
24
Motilitas dan Sekresi Kolon
Gerakan mencampur ( haustrasi ).
Dimulai oleh ritmis otonom sel-sel otot polos kolon. Seperti gerakan segmentasi
tetapi sangat jarang ( interval antara 2 haustrasi mencapai 30 menit ). Letak haustra
berubah yang semula melemas akan berkontraksi dan sebaliknya, bersifat non
propulsif/ tidak mendorong. Gerakan maju mundur, mengaduk isi kolon sehingga
semua terpapar ke mukosa absortif. Gerakan ini dikontrol oleh refleks-refleks lokal
yang melibatkan plexus intrinsik.
Gerakan Massa ( Mass Movement )
Gerakan mendorong isis kolon ke bagian distal usus besar. Dicetuskan oleh :
refleks gastroileum dan refleks gastrokolon. Refleks gastroileum ialah memindahkan
isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar. Refleks gastrokolon adalah gerakan
mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memicu refleks defekasi. Diperantarai
oleh gastrin dari lambung ke kolon dan oleh saraf otonom ekstrinsik. Jelas terlihat
setelah sarapan pagi dan sering diikuti oleh keinginan kuat untuk segera defekasi.
Gerakan massa dapat juga ditimbulkan oleh perangsangan kuat sistem saraf
parasimpatis atau peregangan yang berlebihan pada satu segmen kolon.
Defekasi
Gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke rektum sehingga terjadi
peregangan rektum merangsang reseptor regang di dinding rektum sehingga memicu
refleks defekasi. Refleks disebabkan oleh : sfingter anus internus ( otot polos )
melemas dan rektum & kolon sigmoid berkontraksi kuat.
Bila sfingter anus externus ( otot rangka ) melmas maka terjadi defekasi. Bila
defekasi ditunda, dinding rektum yang semula teregang akan melemas sehingga
keinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong
lebih banyak feses ke rektum. Pada periode non aktif, kedua sfinter anus berkontraksi
untuk memastikan tidak ada pengeluaran feses4,5
.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 25/40
25
D. Enzim – enzim dan Hormon Pencerrnaan.
Peran hormon gastrointestinal ;
GastrinBersumber dari sel-sel G di daerah kelenjar pilorus lambung. Stimulus utama
untuk sekresi prtein di lambung. Fungsi ; merangsang sel parietal dan sel
utama, meningkatkan motilitas lambung, merangsang motilitas ileum,
melemaskan sfingter ileosekum, menginduksi gerakan massa di kolon, dan
bersifat trofik bagi mukosa lambung dan usus halus.
Sekretin
Bersumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus untuk sekresi
asam di lumen duodenum. Berfungsi ; menghambat pengosongan lambung,
menghambat sekresi lambung, merangsang sekresi NaHCO3 encer oleh sel-sel
duktus pankreas, merangsang sekresi empedu kaya NaHCO3 oleh hati dan
bersifat trofik bagi pankreas eksokrin.
Kolesistokinin
Bersumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus utama untuk
sekresi nutrien di lumen duodenum, terutama produk lemak dan protein
dengan tingkat yang lebih rendah. Berfungsi sebagai penghambat
pengosongan lambung, menghambat sekresi lambung, merangsang sekresi
enzim-enzim pencernaan oleh asinus pankreas, menyebabkan kontraksi
kandung empedu, menyebabkan relaksasi sfingter Oddi, bersifat trofik bagi
pankreas eksokrin, dapat menimbulkan perubahan-perubahan adaptif jangka
panjang proporsi enzim-enzim pankreas serta berperan dalam rasa kenyang.
Gastric Inhibitory peptide ( GIP )
Sumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus utama untuk
sekresi lemak, asam, hipertonisitas, glukosa dan peregangan duodenum.
Berfungsi untuk menghambat pengosongan lambung, menghambat sekresi
lambung dan menghambat sekresi insulin oleh pankreas.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 26/40
26
Enzim – enzim pencernaan ;
Kelenjar Saliva : α-amilase saliva, berfungsi untuk menghidrolisis ikatan
molekul glukosa menghasilkan dekstrin, maltotriosa, dan maltosa.
Kelenjar Lingualis : lipase lingual, untuk asam lemak dan 1,2-diasilgliserol.
Lambung : a. Pepsin (pepsinogen) berfungsi memecah ikatan peptida yang
berdekatan dengan asam amino aromatik. b. Lipase lambung untuk asam
lemak dan gliserol.
Eksokrin pankreas : a. Tripsin (tripsinogen) berfungsi memecah ikatan
peptida di sisi karboksil asam amino basa, b. Kimotripsin berfungsi memecah
ikatan peptida di sisi karboksil asam amino aromatik, c. Elastase (proelastase)
berfungsi memecah ikatan di sisi dengan karboksil asam amino karboksil
alifatik, d. Karboksipeptidase berfungsi memecah asam amino terminal yang
mempunyai rantai samping, e. Kolipase (prokolipase) berfungsi untuk
memudahkan terbukanya bagian aktif lipase pankreas, f. Lipase pankreas
untuk monogliserida dan asam lemak, g. Ester kolesteril hidrolase untuk
kolesterol, h. α-amilase pankreas —sama seperti α-amilase saliva, i.
Ribonuklease & Deoksiribonuklease untuk nukleotida, j. Fosfolipase untuk
lisofosfolipid dan asam lemak.
Mukosa usus halus : a. Enteropeptidase untuk tripsin, b. Aminopeptidase
untuk memecah asam amino terminal dari peptida, c. Karboksipeptidase untuk
memecah terminal karboksil asam amino dari peptida, d. Endopeptidase untuk
memecah antara gugus residudi bagian tengah peptida, e. Dipeptidase untuk
hidrolisa dua asam amino, f. Maltase untuk memecah glukosa, g. Laktase --
galaktosa dan glukosa, h. Sukrase – fruktosa dan glukosa, i. α- dekstrinase –
glukosa, j. Trehalase — glukosa5,6
.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 27/40
27
E. Faktor – faktor yang mempengaruhi & Gangguan Pencernaan.
IMPAKSI FESES (tertahannya feses)
Impaksi feses dapat didefenisikan sebagai suatu massa atau kumpulan yang
mengeras, feses seperti dempul pada lipatan rektum. Impaksi terjadi pada retensi yang
lama dan akumulasi dari bahan-bahan feses. Pada impaksi yang gawat feses
terkumpul dan ada di dalam colon sigmoid. Impaksi feses ditandai dengan adanya
diare dan kotoran yagn tidak normal. Cairan merembes keluar feses sekeliling dari
massa yang tertahan.
Penyebab dari impaksi feses biasanya kebiasaan buang air besar yang jarang dan
konstipasi. Pada orang yang lebih tua faktor-faktor yang beragam dapat menyebabkan
impaksi ; asupan cairan yang kurang, diet yang kurang serat, rendahnya aktivitas,
melemahnya tonus otot.
KONSTIPASI
Konstipasi berhubungan dengan jalan yang kecil, kering, kotoran yang keras, atau
tidak ada lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu. Ini terjadi ketika
pergerakan feses melalui usus besar lambat, hal ini ditambah lagi dengan reabsorbsi
cairan di usus besar. Konstipasi berhubungan dengan pengosongan kotoran yang sulit
dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot volunter pada proses defekasi.
Gejala-gejala ini tidak disebabkan oleh penyerapan zat-zat toksik, karena gejala
tersebut menghilang setelah pengosongan rektum dan dapat ditimubulkan kembali
dengan meregangkan rektum dengan zat inert. Gejala-gejala lain yang dikaitkandengan konstipasi oleh orang awam disebabkan oleh kecemasan atau penyebab lain.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 28/40
28
DIARE
Diare berhubungan dengan pengeluaran feses yang cair dan meningkatnya
frekuensi dari proses defekasi. Ini adalah lawan dari konstipasi dan dampak dari
cepatnya perjalanan feses melalui usus besar. Cepatnya perjalanan chyme mengurangi
waktu untuk usus besar mereabsorbsi air dan elektrolit. Sebagian orang mengeluarkan
kotoran dengan frekuensi yang meningkat, tetapi bukan diare, dikatakan diare jika
kotoran tidak berbentuk dan cair sekali. Pada orang dengan diare dijumpai kesulitan
dan ketidakmungkinan untuk mengontrol keinginan defekasi dalam waktu yang lama.
Sering kram abdomen yang sangat sakit berhubungan dengan diare. Kadang-
kadang penderita mengeluarkan darah dan lendir yang banyak ; mual dan muntah juga
bisa terjadi. Pada diare persisten, secara umum bisa terjadi perluasan iritasi pada
daerah anus ke daerah perineum dan bokong., Fatique, kelemahan, malaise dan berat
badan yang berkurang merupakan dampak dari diare yang berkepanjangan.
Ketika penyebab diare adalah iritasi pada saluran intestinal, diare diperkirakan
sebagai mekanisme pembilasan sebagai perlindungan. Itu bisa menyebabkan
hilangnya cairan dan elektrolit dalam tubuh, bagaimanapun, itu bisa berkembang
menjadi sesuatu yang menakutkan dalam waktu yang singkat, terutama pada bayi dan
anak kecil.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFEKASI
1. UMUR
Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya.
Anak-anak tidak mampu mengontrol eliminasinya sampai sistem neuromuskular
berkembang, biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga mengalami
perubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses pengosongan lambung. Di
antaranya adalah atony (berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot polos
colon yang dapat berakibat pada melambatnya peristaltik dan mengerasnya
(mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-otot perut yagn juga menurunkan
tekanan selama proses pengosongan lambung. Beberapa orang dewasa juga
mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani yang dapat berdampak
pada proses defekasi.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 29/40
29
2. SERAT MAKANAN
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnya
selulosa, serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanan
tertentu pada beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini
berdampak pada gangguan pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairan feses.
Makan yang teratur mempengaruhi defekasi. Makan yang tidak teratur dapat
mengganggu keteraturan pola defekasi. Individu yang makan pada waktu yang sama
setiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukan
makanan dan keteraturan pola aktivitas peristaltik di colon. Zat seperti makanan
pedas, toxin bakteri dan racun dapat mengiritasi saluran intestinal dan menyebabkan
diare dan sering menyebabkan flatus.
Pada manusia, selulosa dan tumbuhan karbohidrat terkait lain, produk-produk
tumbuhan ini tidak mengalami pencernaaan yang bermakna. Selulosa, hemiselulosa,
dan lignin dalam makanan merupakan komponen penting serat makanan, yang
berdasarkan definisi adalah semua makanan yang mencapai usus besar dalam keadaan
tidak mengalami perubahan mendasar. Berbagai liur, polisakarida alga, dan zat pektat
ikut membentuk serat makanan. Apabila jumlah serat makanan kecil, makanan
dikatakan tidak memiliki masa ( bulk ). Oleh karena jumlah zat dalam kolon kecil,
kolon menjadi tidak aktif dan frekuensi buang air besar berkurang.
3. CAIRAN
Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairan
yang adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk
beberapa alasan, tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ia lewat
di sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari normal,
menghasilkan feses yang keras. Ditambah lagi berkurangnya pemasukan cairan
memperlambat perjalanan chyme di sepanjang intestinal, sehingga meningkatkan
reabsorbsi cairan dari chyme.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 30/40
30
4. TONUS OTOT
Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi.
Aktivitasnya juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi pergerakan chyme
sepanjang colon. Otot-otot yang lemah sering tidak efektif pada peningkatan tekanan
intraabdominal selama proses defekasi atau pada pengontrolan defekasi. Otot-otot
yang lemah merupakan akibat dari berkurangnya latihan (exercise), imobilitas atau
gangguan fungsi syaraf.
5. FAKTOR PSIKOLOGI
Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-penyakit tertentu
termasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai komponen
psikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yang cemas atau marah dapat
meningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare. Ditambah lagi orang yang
depresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang berdampak pada konstipasi.
6. GAYA HIDUP
Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara. Pelatihan buang air
besar pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi pada waktu yang teratur,
seperti setiap hari setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada pola defekasi yang
ireguler. Ketersediaan dari fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan kebutuhan
akan privacy juga mempengaruhi pola eliminasi feses.
7. OBAT-OBATAN
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengaruh terhadap eliminasi
yang normal. Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar dari
tranquilizer tertentu dan diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan codein,
menyebabkan konstipasi.
Beberapa obat secara langsung mempengaruhi eliminasi. Laxative adalah obat
yang merangsang aktivitas usus dan memudahkan eliminasi feses. Obat-obatan ini
melunakkan feses, mempermudah defekasi. Obat-obatan tertentu seperti dicyclomine
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 31/40
31
hydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas peristaltik dan kadang-kadang digunakan
untuk mengobati diare5,7
.
F. Pemeriksaan Fisik Abdomen.
Pada pemeriksaan fisik abdomen kita dapat merasakan/meraba beberapa struktur/
organ normal yang terletak di dalam rongga abdomen. Untuk memudahkan
pemeriksaan, abdomen seringkali dibagi menjadi beberapa bagian dengan suatu garis
imajiner yang melewati umbilikus ditengah dari kiri ke kanan, menjadi kuadran atas
kanan, kuadran atas kiri, kuadran bawah kanan dan kuadran bawah kiri. Sistem lain
membagi abdomen menjadi sembilan bagian, dengan tiga bagian yang ditengah ialah
daerha epigastrik, umbilikal, dan hipogastrik ( suprapubik )8.
Pemeriksaan fisik abdomen meliputi ;
1. Inspeksi
Untuk melihat bentuk (contour) abdomen, warna kulit, dan gerakan peristaltis.
2. Palpasi
Palpasi ringan terutama berguna untuk mengidentifikasi kekakuan dinding
abdomen, resistensi otot dan beberapa organ dan massa yang terletak superficial.
Palpasi dalam biasanya untuk menemukan adanya massa abdominal.
3. Perkusi
Pemeriksaan perkusi dapat membantu adanya udara yang berlebihan di dalam
rongga abdomen dan untuk mengidentifikasi adanya massa yang solid atau cair.
4. Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi memberikan gambaran penting mengenai motilitas usus
dan untuk mendengar suara usus.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 32/40
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem gastrointestinal merupakan pintu gerbang masuknya bahan makanan, vitamin,
mineral dan cairan ke dalam tubuh. Protein, lemak dan karbohidrat kompleks diuraikan
menjadi unit-unit yang dapat diserap / dicernakan , terutama di dalam usus halus.
Pencernaan bahan makanan utama merupakan proses yang teratur yang melibatkan
sejumlah besar enzim pencernaan dan hormon pencernaan.
Peregangan rektum oleh feses akan mencetuskan kontraksi refleks otot-otot rektum dan
keinginan buang air besar. Beberapa faktor yang mempengaruhi defekasi, terutama serat
makanan. Selulosa, hemiselulosa, dan lignin dalam makanan merupakan komponen
penting dalam serat makanan, yang berdasarkan definisi adalah semua makanan yang
mencapai usus besar dalam keadaan tidak mengalami perubahan mendasar. Cukupnya
selulosa, serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanan tertentu
pada beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini berdampak pada
gangguan pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairan feses.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 33/40
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Winami W, Kindangen K, Listiawati E : Tractus digestivus.edisi 2. Jakarta :Fakultas
kedokteran Universitas Kristen Krida wacana, 2010.
2. Junqueria LC, Carneiro J : Histologi dasar:teks & atlas, 10 ed . Jakarta :EGC, 2007.
3. Gunawijaya F, Kartawiguna E : Penuntun pratikum, kumpulan foto mikroskopik
histologi. Jakarta : universitas Trisakti, 2007.
4. Sherwood L : Fisiologi manusia:dari sel ke system, ed 2. Jakarta:EGC,2001.
5. Ganong WF: Fisiologi kedokteran, ed 20. Jakarta:EGC,2002: 450-89.
6. Guyton, arthur C : Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, ed 8.alih bahasa,
Petrus Adrianto. Jakarta:EGC, 2006.
7. Diunduh dari google http://www.gangguan
pencernaan.com/v1/web/index.php?to=article&id=16. Defekasi. Posted at 07
Desember 2007 by Dr. Damayanti Soetjipto. Diunduh pada 25 juli 2010.8. Kurnia Y, Santoso M, Winami W, dkk : Buku panduan ketrampilan medik . Jakarta: fk
ukrida,2010.
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 34/40
34
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 35/40
35
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 36/40
36
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 37/40
37
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 38/40
38
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 39/40
39
5/14/2018 makalah PBL blok 9 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-blok-9-55a82435db9e5 40/40
40