makalah pbl blok 7 sistem respirasi adi haryanto

22
SALURAN PERNAFASAN DAN KESULITAN BERNAFAS Nama : ADI HARYANTO NIM : 102012266 Kelompok : E2 FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Pendahuluan Latar belakang Sistem pernafasan ,untuk kelangsungan hidupnya manusia butuh bernapas.sistem pernapasan sangat penting dimana terjadi pertukaran gas osksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).salah satu organ yang sangat membutuhkan oksigen dan peka terhadap kekurangannya adalah otak.tidak adanya oksigen dalam 3 menit akan mengakibatkan seseorang kehilangan kesadaran lima menit tidak mendapatkan oksigen sel otak akan rusak secara ireversibel (tidak bisa kembali atau di perbaiki)

Upload: arwi-wijaya

Post on 29-Sep-2015

131 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

SALURAN PERNAFASAN DAN KESULITAN BERNAFASNama : ADI HARYANTONIM : 102012266 Kelompok : E2FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

Pendahuluan Latar belakang Sistem pernafasan ,untuk kelangsungan hidupnya manusia butuh bernapas.sistem pernapasan sangat penting dimana terjadi pertukaran gas osksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).salah satu organ yang sangat membutuhkan oksigen dan peka terhadap kekurangannya adalah otak.tidak adanya oksigen dalam 3 menit akan mengakibatkan seseorang kehilangan kesadaran lima menit tidak mendapatkan oksigen sel otak akan rusak secara ireversibel (tidak bisa kembali atau di perbaiki) Oksigen dalam udara di bawa masuk ke dalam paru paru dan berdifusi dalam darah .bersamaaan dengan itu dikeluarkannya CO2 karbon dioksida yang juga berdifusi dari darah dan kemudian dikeluarakan bersamaan udara.oksigen dibutuhkan oleh semua sel dalam tubuh untuk kelangsungan hidupnya,sedangkan CO2 karbon dioksida merupakan sisa hasil metabolisme yang tidak digunakan lagi dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.

Pembahasan Sistem pernapasan melibatkan rongga hidung, nasofaring,orofaring,dan bagian atas laryngo pharynx,larynx,trachea,bronchi dan cabang cabang pulmonal bronchi,berada dalam rongga potensial,yakni cavum pleurae ,terlindungi oleh dinding thorak, Perjalanan oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Dari atmosfer (udara) oksigen melalui hidung ,faring, laring ,trakea,bronkus,bronkiolus sampai dengan aveoli ,dari aveoli oksigen berdisfusi masuk ke dalam darah dan di bawa oleh eritrosit.dalam darah oksigen dibawa ke jantung kemudian di pompakan oleh jantung di edarkan ke seluruh tubuh untuk di gunakan sampai tingkat sel. oksigen masuk ke dalam sel,oksigen masuk ke dalam sel dan dalam mitokondria digunakan untuk proses proses metabolisme yang penting untuk kelangsungan hidup.sedangkan karbon dioksida (CO2) berjalan arah sebaliknya dengan oksigen

1,1.Struktur makroskopis Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: Rongga hidung Faring laring Trakea Bronkus Paru-paru (bronkiol dan alveolus). Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Dan pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energy.

1. Struktur organ pernapasanA. HIDUNG1Hidung bagian luarOrgan ini berbentuk piramid.Pangkalnya berkesinambungan dengan dahi dan ujung bebasnya disebut puncak hidung. Ke arah inferior hidung memiliki dua pintu masuk berbentuk bulat panjang yakni nostril atau nares,yang terpisah oleh septum nasi. Rangka bagian tulang terdiri atas os nasale,processus frontalis maxilla dan bagian nasal ossis frontalis. Otot yang melapisi hidung merupakan bagian dari otot wajah.Otot hidung tersusun dari M.nasalis dan M.depressor septi nasi. Persarafan otot-otot hidung oleh N.Facialis.Sisi medial punggung hidung sampai ujung hidung dipersarafi oleh cabang-cabang M.infratrochlearis dan nasalis externus N.ophtalmicus. Sisi lateral dipersarafi oleh cabang-cabang M.infraorbitalis N.Maxillaris.1Rongga hidung/kavum nasi1

Rongga hidung dipisahkan oleh septum nasi. Dan rongga hidung/kavum nasi dibagi menjadi dua yaitu vestibulum nasi dan fossa nasalis. Vestibulum nasi nasi dilapisi kulit yang mengandung bulu hidung, berguna untuk menahan aliran partikel yang terkandung di dalam udara yang dihisap. Vestibulum nasi merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan berubah menjadi epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Pada vestibulum nasi terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.Dinding lateral hidung mempunya tiga tonjolan tulang disebut konka:1. Konka nasalis superior2. Konka nasalis media3. Konka nasalis inferior Inferolateral terhadap masing-masing concha nasalis ini terdapat meatus nasi yang sesuai. Di sebelah cranial dan dorsal terhadap concha nasalis superior terdapat recessus spheno-ethmoidalis yang mengandung muara sinus sphenoidalis. Dibawah epitel yang melapisi konka nasalis inferior banyak terdapat plexus venosus yang disebut swell bodies berperan untuk menghangatkan udara yang melalui hidung.Sinus parasinalisTerdiri atas sinus frontalis,ethmoidales, sphenoidalos,dan maxillaris.1 Sinus frontalis : pendarahan disuplai oleh cabang A.opthalmica yakni A.supraorbitalis dan A.ethmoidalis anterior. Sinus ethmoidalis:pendarahan disuplai oeh A.Ethmoidalis anterior dan posterior serta A.sphenopalatina. Sinus sphenoidalis: pendarahan disuplai oleh A. ethmoidalis posterior dan cabang pharyngeal A.maxillaris interna. Sinus maxillaries: pendarahan disuplai oleh A.facialis,A.palatina major,A.infraorbitalis yang merupakan lanjutan A.maxillaris interna dan Aa.alveolaris superior anterior dan posterior cabang A.maxillaris interna.B. FARING (Tenggorokan) Faring adalah sebuah pipa musculomembranosa, panjang 12-14 cm membentang dari basis cranii sampai setinggi vertebra cervical 6 atau tepi bawah cartilage cricoidea. Faring juga merupakan ruangan di belakang kavum nasi yang menghubungkan traktus digestivus dan traktus respiratorius. Disebelah ventral, faring terbuka ke dalam rongga hidung,mulut dan laring. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan.1Pharynx dibagi menjadi tiga bagian :1. Nasopharynx(epipharynx)Merupakan epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet terdapat dibawah membrane basalis dan mempunyai kelenjar campur pada lamina propia.terdapat muara dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dengan telinga tengah disebut ostium faringeum tuba auditiva.Nasopharynx dan oropharynx berhubungan melalui ithsmus pharyngeum yang dibatasi oleh palatum molle. Ketika berbicara dan menelan, ithsmus pharyngeum ini akan ditutupi oleh palatau molle dan pembentukan lipatan Passavant di dorsal pharynx. Lipatan ini berbentuk oleh kontraksi M.sphincter palatopharyngeal.Pada masing-masing dinding lateral nasopharynx dijumpai ostium tuba auditiva yakni disebelah dorsal dan caudal ujung posterior concha nasalin inferior. Disebelah dorsocranial, lubang ini dibatasi oleh elevasi tuba yang disebut torus tubarius. 2. Oropharynx(mesopharynx)Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk yang terletak dibelakang rongga mulut dan di di permukaan belakang lidah. Orofaring akan berlanjut ke atas menjadi epitel mulut dan ke bawah menjadi epitel oesophagus. Disini terdapat tonsila palatina yang sering meradang disebut tonsillitis.tonsila palatine merupakan merupakan jaringan limfoid pada kedua dinding lateral oropharynx,masing-masing terletak pada sinus tonsillaris.Orofaring terbentang mulai dari palatum molle sampai tepi atas epiglottis atau setinggi vertebra cervical 2 dan 3 .3. Laryngopharynx(hypopharynx)Epitel bervariasi, tetapi sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Laryngopharynx terletak dibelakang laring.secara makroskopis, laryngopharynx membentang dari tepi cranial epiglottis sampai tepi inferior cartilage thyroidea atau mulai dari setinggi vertebra cervical 3 sampai bagian atas vertebra cervical 6.1

C. LARING Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet kecuali pada ujung plika vokalis gepeng. Bentuk laring tidak beraturan, dan menghubungkan trakea dan faring. Laring merupakan saluran udara yang bersifat sphincter dan juga organ pembentuk suara,membentang antara lidah sampai trachea atau pada laki-laki dewasa setinggi vertebra cervical 3-6 , tetapi sedikit lebih tinggi pada anak dan perempuan dewasa. Fungsi laring adalah sebagai fonasi dan mencegah benda asing memasuki jalan nafas dengan adanya reflex batuk.Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan hialin dan elastis. Salah satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Epiglottis mempunyai dua permukaan yaitu permukaan lingual dan permukaan laryngeal . permukaan lingual adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk yang menghadap ke lidah dan berkontak dengan akar lidah pada waktu proses menelan. Sedangkan permukaan laryngeal adalah epitel berlapis torak bersilia bersel goblet berlnajut menjadi trakea dan bronkus yang menghadap ke laring dan berkontak dengan makanan.1Bagian-bagian cavum laryngis adalah :1. vestibulum laryngis (daerah supraglotis) berada antara laryngis dengan plica ventricularis.2. Bagian tengah rongga larynx (daerah glottis) membentang dari rima vestibule sampai rima glottidis, merupakan bagian rongga larynx yang terkecil. Sisi ruang tengah ini terbuka/meluas kea rah lateral, lewat celah antara plica venticularis dan plica vocalis,ke dalam sinus laryngis(ventriculus laryngis morgagni), yakni sebuah recessus yang naik di sebelah lateral plica venticularis. Kearah anterior sinus ini meluas ke dalam sacculus laryngis, yakni sebuah kantong yang berada di antara plica venticularis dan cartilage thyroidea. Di sebelah lateral, sacculus laryngis ini terpisah dari cartilage thyroidea oleh M.thyreo-epigollticus.Pada kera/gorilla sacculus ini berfungsi untuk membantu resonansi suara.3. Bagian bawah cavum laryngis disebut daerah infraglottis, membentang mulai dari plica vocalis menuju tepi bawah cartilage cricoidea.1

D.TRAKEA Rangka trakea berbentuk C terdiri tas TR hilain dan berjumlah 16-20 buah. Cincin-cincin Tulang rawan satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan penyambung padat fibroelastis dan retikulin disebut lig.anulare untuk mencegah agar lumen trakea jangan meregang berlebihan.Cincin pertama tulang rawan trachea dihubungkan dengan tepi bawah cartilage cricoidea oleh lig cricotracheale.Cincin terakhir tulang rawan trachea menebal dan melebar di tengah dan tepi bawah, yakni carina yang merupakan taju berbentuk kuku segitiga yang melengkung ke bawah dan belakang di antara bronchi.Bagian trakea yang mengandung tulang rawan disebut pars kartilaginea dan bagian trakea yang mengandung otot disebut pars membranasea.Panjang trakea sekitar 10-11 cm,sebagai lanjutan dari larynx,membengtang mulai setinggi cervical 6 sampai tepi atas vertebra thoracal 5.1E.BRONKUSBatang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.1F.PARU-PARU Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru berupa spons, mengapung dalam air, sangat elastic dan berkresipitasi bila diraba, karena ada udara di dalam alveoli. Paru memiliki apex(puncak),basis,tiga tepi dan dua permukaan, Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekstra) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinistra) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). 1 mikroskopisSaluran napas terdiri atas bagian konduksi dan bagian respirasi. Bagian konduksi adalah saluran napas solid baik di luar maupun di dalam paru yang menghantar udara ke dalam paru untuk respirasi. Bagian konduksi sistem pernapasan terdiri atas rongga hidung, farings, laring, trakea, bronki ekstrapulmonal, dan sederetan bronki dan bronkioli intrapulmonal dengan diameter yang makin kecil dan berakhir pada bronkioli terminalis. Untuk menjamin agar saluran napas yang lebih besar selalu terbuka, maka saluran ini ditunjang oleh tulang rawan hialin.3 Bagian respirasi adalah lanjutan distal bagian konduksi dan terdiri atas saluran-saluran napas tempat berlangsung pertukaran gas atau respirasi yang sebenarnya. Bronkiolus terminalis bercabang menjadi bronkiolus respiratorius yang ditandai dengan mulai adanya kantong-kantong udara (alveoli) berdinding tipis. Bronkiolus respiratorius adalah zona peralihan antara bagian konduksi dan bagian respirasi. Respirasi hanya dapat berlangsung di dalam alveoli karena sawar antara udara yang masuk ke dalam alveoli dan darah vena dalam kapiler sangat tipis. Struktur intrapulmonal lain tempat berlangsung respirasi adalah duktus alveolaris, sakus alveolaris, dan alveoli. Jadi unit funsional paru adalah alveoli.3

Epiglotis adalah bagian superior laring, terjulur ke atas dari dinding anterior laring berupa lembaran pipih. Tulang yang membentuk keranka epiglotis adalah sepotong tulang rawan (elastis) epiglotis sentral. Permukaan anterior atau lingualnya dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Lamina propria dbawahnya menyatu dengan perkondrium tulang rawan epiglotis. Mukosa anterior atau lingual menutupi bagian apeks epiglotis dan lebih dari separuh permukaan posterior atau laringeal. Namun epitel berlapis gepengnya lebih rendah, paila jaringan ikat hilang, dan terjadi peralihan menjadi epitel respiratorius, yaitu epitel bertingkat semu slindris bersilia. Dengan sel goblet. Kelenjar mukosa, serosa, atau tubuloasinar campur terdapat pada lamina propria. Kadang-kadang kuncup kecap terlihat di epitel. Limfonodus soliter mungkin terlihat pada mukosa lingual atau laryngeal.3Dinding trakea terdiri atas mukosa, submukosa, tulang rawan hialin, dan advetisia. Tulang rawan pada trakea adalah sederetan cincin berbentuk C, dan di antara kedua ujung C itu terdapat m. trakealis. Mukosa terdiri atas epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet. Lamina propria mengandung serat jaringan ikat halus, jaringan limfatik difus dan kadang-kadang limfonodus solitaries. Di lamina propria bagian dalam, serat-serat elastin membentuk sebuah membran elastis memanjang. Di jaringan ikat longgar submukosa terdapat kelenjar tubuloasinar campur yang duktusnya melalui lamina propria untuk memasuki lumen trakea. Tuang rawan hialin dikelilingi jaringan ikat padat yaitu perikondrium yang menyatu dengan submukosa di satu sisi dan dengan adventisia di sisi alin. Di dalam adventisia, terdapat banyak pembuluh darah dan saraf yang bercabang halus ke lapisan luar.3 Bronkus primer atau ekstrapulmonal bercabang dan menghasilkan sederetan bronki intrapulmonal yang lebih kecil. Bronki ini dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia, lamina propria tipis jaringan ikat halus dengan banyak serat elastin dan sedikit limfosit. Duktus dari kelenjar bronchial submukosa melalui lamina propria untuk bermuara ke dalam lumen bronkus. Selapis tipis otot polos mengelilingi lamina propria. Submukosa mengandung kelenjar serosa, mukosa, atau asini mukoserosa. Lempeng tulang rawan tersebar rapat mengelilingi perifer bronkus. Di antara lempeng tulang rawan, jaringan ikat submukosa menyatu dengan adventsia yang tebal. Pembuluh bronchial yang tampak pada jaringan ikat bronkus mencakup sebuah arteriol, sebuah venul, dam kapiler.3 Bronkiolus terminalis memiliki diameter kecil. Terdapat banyak lipatan mukosa yang menyolok dan epitelnya bertingkat semu silindris rendah bersilia dan sedikit sel goblet. Pada bronkiolus terminal, epitelnya silindris bersilia tanpa sel goblet. Lapisan otot polos yang berkembang baik mengelilingi lamina propria tipis, yang pada gilirannya dikelilingi oleh adventisia. Di dekat bronkiolus terdapat sebuah cabang kecil yaitu arteri pulmonaris. Bronkiolus ini dikelilingi oleh alveoli paru.4 Dinding bronkiolus respiratorius dilapisi oleh epitel selapis kuboid. Pada bagian proksimalnya terdapat silia, namun hilang di bagian distal bronkiolus respiratorius. Sebuah duktus alveolaris muncul dari bronkiolus respiratorius dan banyak alveoli bermuara ke dalam duktus alveolaris. Pada setiap pintu masuk ke alveolus terdapat epitel selapis gepeng.4 Dari ujung duktus alveolaris terbuka pintu lebar menuju beberapa sakus alveolaris. Saluran ini terdiri atas beberapa alveolus yang bermuara bersama membentuk ruangan serupa rotunda yang disebut atrium. Alveolus paru merupakan kantong yang dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang sangat tipis, yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon.7 Oleh karena alveolus berselaput tipis dan disitu banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan. Selain itu terdapat juga sel epitel yang berbentuk kuboid yaitu sel saptal, yang di dalam lumennya terdapat sel debu. Sel debu agak besar dan di dalam sitoplasmanya biasanya terdapat partikel debu.4 kerja faal sesak nafas kelumpuhan diafragma sangat menurunkan kemampuan ventilasi paru paruinspirasi : diafragma bergerak ke atas (pernafasan paradoksal)kelumpuhan otot interkostal: sela iga cekung ke dalam (pernafasan paradoksal)proses ekspirasi: ekspirasi tenang prosesnya pasif,relaksasi otot inspirasi pada jaringan paru kembali kekedudukan semula sesudah teregang di sebut (daya recoil)2. Mekanisme Pernapasan Fungsi utama sistem pernapasan adalah penyediaan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan CO2 hasil metabolism secara terus-menerus. Pernapasan pada manusia berlangsung dengan cara mengubah tekanan udara di dalam paru-paru. Perubahan tekanan ini menyebabkan udara dapat keluar dan masuk dari dan ke dalam paru-paru yang disebut bernapas. 2 Proses bernapas pada manusia melalui 2 (dua) tahap : Inspirasi (penghirupan) Tahap inspirasi terjadi akibat otot tulang rusuk dan diafragma berkontraksi. Volume rongga dada dan paru-paru meningkat ketika diafragma bergerak turun ke bawah dan sangkar tulang rusuk membesar. Tekanan udara dalam paru-paru akan turun di bawah tekanan udara atmosfer, dan udara akan mengalir ke dalam paru-paru.2 Ekspirasi (penghembusan) Tahap ekspirasi terjadi akibat otot tulang rusuk dan diafragma berelaksasi. Volume rongga dada dan paru-paru mengecil ketika diafragma bergerak naik dan sangkar tulang rusuk mengecil. Tekanan udara dalam paru-paru akan naik melebihi tekanan udara atmosfer, dan udara akan mengalir keluar dari paru-paru. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.2 Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara ( inspirasi) dan pengeluaran udara ( ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan. 2.1Transport Gas O2 dan CO2 Selama mekanisme pernapasan berlangsung, jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan tubuh. Kebutuhan oksigen dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan. Umumnya, manusia membutuhkan kurang lebih 300 cc oksigen dalam sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu. Misalnya, konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau karena konsentrasi hemoglobin darah berkurang. Proses pernapasan dapat diuraikan sebagai berikut.5A. Transport O2Sekitar 97% oksigen dalain darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb), 3% oksigen sisanya larut dalam plasma.1. Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin (Hb02) berwarna merah tua. Ikatan ini tidak kuat dan reversibel. Hemoglobin tereduksi (111Th) berwarna merah kebiruan.2. Kapasitas oksigen adalah volume maksirnum oksigen yang dapat berikatan dengan sejumlah hemoglobin dalam darah.a. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin. Setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen.b. 100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml O2 per 100 ml darah (15 X 1,34). KonsentraSi hemoglobin ini biasanya dinyatakan sebagai persentase volume dan merupakan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.3. Kejenuhan oksigen darah adalah rasio antara volume oksigen aktual yang terikat pada hemoglobin dan kapasitas oksigen. Kejenuhan oksigen dibatasi oleh jumlah hemoglobin atau PO2.4. Kurva disosiasi oksigen-hemoglobin. Grafik memperlihatkan persentase kejenuhan hemoglobin pada garis vertikal dan tekanan parsial oksigen pada garis horisontal.a. Kurva berbentuk S (sigmoid) karena kapasitas pengisian oksigen pada hemoglobin (afinitas pengikatan oksigen) bertambah jika kejenuhan bertambah. Deinikian pula, jika pelepasan oksigennya (pelepasan oksigen terikat) meningkat, kejenuhan oksigen darah pun meningkat. Hemoglobin dlkatakan 97% jenuh pada PO2 100 mmHg, seperti yang terjadi pada udara alveolar.b. Lereng kurva disosiasi ini menjadi tajam di antara tekanan 10 sampai 50 mmHg dan mendatar di antara 70 sampai 100 mmHg. Dengan deinikian, pada tingkat PO2 yang tinggi, muatan yang besar hanya sedikit memengaruhi kejenuhan hemoglobin.c. Jika PO2 turun sampai di bawah 50 mmHg, seperti yang terjadi dalam jaringan tubuh, perubahan PO2 ini walaupun sangat sedikit dapat mengakibatkan perubahan yang besar pada kejenuhan hemoglobin dan volume oksigen yang dilepas.d. Dari arteri secara normal membawa 97% oksigen dan kapasitasnya untuk melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, pernapasan dalam atau menghirup oksigen murni tidak dapat memberi peningkatan yang berarti pada kejenuhan hemoglobin dengan oksigen. Menghirup oksigen murni dapat meningkatkan penghantaran oksigen ke dalam jaringan karena volume oksigen terlarut dalam plasma darah meningkat.e. Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmHg dan hemoglobin masih 75% jenuh, ini menunjukkan bahwa darah hanya melepas sekitar seperempat muatan oksigennya saat melewati jaringan. Hal ml memberikan rentang keamanan yang tinggi jika sewaktu-waktu pernapasan terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan meningkat.B. Transport CO2 Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dan janingan dibawa ke paru-paru melalui cara berikut ini:1. Sejumlah kecil karbon dioksida (7% sampai 8%) tetap terlarut dalam plasma.2. Karbon dioksida yang tersisa bergerak ke dalam sel darah merah, di mana 25%-nya bergabung dalam bentuk reversibel yang tidak kuat dengan gugus amino di bagian globin pada hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.3. Sebagian besar karbon dioksida dibawa dalam bentuk bikarbonat, terutama dalam plasma.a. Karbon dioksida dalam sel darah merah benikatan dengan air untuk membentuk asam karbonat dalam reaksi bolak-balik yang dikatalis oleh anhidrase karbonik.b. Reaksi di atas berlaku dua arah, bergantung konsentrasi senyawa. Jika konsentrasi CO2 tinggi, seperti dalam jaringan, reaksi berlangsung ke kanan sehingga lebih banyak terbentuk ion hidrogen dan bikarbonat. Dalam paru yang konsentrasi C02-nya lebih rendah, reaksi berlangsung ke kiri dan melepaskan karbon dioksida. 2.2Difusi Gas O2 dan CO2 Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi di dalam paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membran kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah merah, dan akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin. Membran kapiler alveolus sangat tipis yaitu 0,1 mikrometer atau sepertujuh puluh dari tebal butir darah merah sehingga molekul oksigen tidak mengalami kesulitan untuk menembusnya. Peristiwa difusi yang lain di dalam paru adalah perpindahan molekul karbondioksida dari darah ke udara alveolus. Oksigen dan karbondioksida menembus dinding alveolus dan kapiler pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti molekul kedua gas tadi bergerak tanpa menggunakan tenaga aktif. Berikut adalah urut-urutan proses difusi, yaitu :a. Difusi pada fase gas

Udara atmosfer masuk ke dalam paru dengan aliran yang cepat. Ketika dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara atau gas yang baru masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas yang telah ada di dalam alveoli. Kecepatan gas berdifusi disini berbanding terbalik dengan berat molekulnya. Gas oksigen mempunyai berat molekul 32 sedangkan karbondioksida 44. Gerak molekul gas oksigen lebih cepat dibandingkan dengan gerak molekul gas karbondioksida sehingga kecepatan difusi oksigen juga lebih cepat. Percampuran antara gas yang baru saja masuk ke dalam paru dengan gas yang lebih dahulu masuk akan komplit dalam hitungan perpuluhan detik. Hal semacam ini terjadi pada alveoli yang normal, sedangkan pada alveoli yang tidak normal, seperti pada emfisema, percampuran gas yang baru masuk dengan gas yang telah berada di alveoli lebih lambat.

b. Difusi menembus membran pembatas Proses difusi yang melewati membran pembatas alveoli dengan kapiler pembuluh darah meliputi proses difusi fase gas dan proses difusi fase cairan. Dalam hal ini, pembatas-pembatasnya adalah dinding alveoli, dinding kapiler pembuluh darah (endotel), lapisan plasma pada kapiler, dan dinding butir darah merah (eritrosit).

Kecepatan difusi melewati fase cairan tergantung kepada kelarutan gas dalam cairan. Kelarutan karbondioksida lebih besar dibandingkan dengan kelarutan oksigen sehingga kecepatan difusi karbondioksida di dalam fase cairan 20 kali lipat kecepatan difusi oksigen. Semakin tebal membran pembatas, halangan bagi proses difusi semakin besar.6

Kesimpulan Proses mekanisme pernafasan itu hasil dari metabolisme proses pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida secara terus menerus di dalam struktur anatomis kita, terjadi kelainan sistem pernafasan pada paru dapat di sebabkan kelumpuhan diafragma, sangat menurunkan kemampuan ventilasi paru ,proses insiprasi ,ekspirasi dan juga kelumpuhan otot interkostal,Daftar pustaka1. Gunardi,S.Anatomi sistem pernapasan.Jakarta:Balai penerbit FKUI;2007.h.822. Suryo,J.Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan.Yogyakarta:Penerbit PT Bentang Pustaka;2010.h.7-133. Sheerwood.L.Fisiologi manusia.Jakarta:Penerbit EGC;2001.h.415-4314. Sherwood L. Human physiology from cells to system. 6th edition. Belmont, USA. 2007.5. Guyton,Hall.Buku Saku Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall,ed 17.Jakarta :EGC.2009.6. Djojodibroto,RD.Respirologi.Jakarta:Penerbit EGC;2009.7. Corwin,Elizabet J.Patofisiologi.Jakarta:Penerbit EGC;2008.h.529-532