makalah pbl blok 6

15
Fraktur pada Basis Cranii dan Mekanisme Perambatan Impuls Saraf Siska Rahmawati 102013191 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta 11510. Telepon : (021)5694-2051 Email : [email protected] Abstrak Fraktur pada basis cranii memungkinkan terganggunya hal- hal yang berhubungan dengan otak, seperti vaskularisasi yang ada di otak. Kita ketahui bahwa basis cranii merupakan dasar dari tengkorak yang tersusun dari tulang-tulang. Di basis cranii banyak terdapat foramen, kanal, dan fisura sebagai saluran saraf dan pembuluh darah. Ada dua pembuluh darah yang berjalan di otak yaitu arteri dan vena. Vena tidak berhubungan dengan arteri di otak melainkan membentuk sinus venosus, yang merupakan saluran yang terbentuk dari duramater. Selain pembuluh darah yang terganggu, sirkulasi cairan serebrospinal mungkin juga mengalami gangguan. Namun bukan hanya pembuluh darah dan sirkulasi cairan serebrospinal, jalannya impuls saraf juga mungkin mengalami gangguan karena fraktur yang terjadi juga akan mempengaruhi otak sebagai pusat asosiasi. Sehingga perambatan impuls dengan neurotransmitter sebagai pembawa pesannya, tidak bekerja dengan semestinya. Kata kunci: basis cranii, vaskularisasi sistem saraf pusat, cairan serebrospinal, impuls saraf 1

Upload: siska

Post on 27-Jan-2016

311 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PBL Blok 6

Fraktur pada Basis Cranii dan Mekanisme Perambatan Impuls Saraf

Siska Rahmawati

102013191

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta 11510. Telepon : (021)5694-2051

Email : [email protected]

Abstrak

Fraktur pada basis cranii memungkinkan terganggunya hal-hal yang berhubungan

dengan otak, seperti vaskularisasi yang ada di otak. Kita ketahui bahwa basis cranii

merupakan dasar dari tengkorak yang tersusun dari tulang-tulang. Di basis cranii banyak

terdapat foramen, kanal, dan fisura sebagai saluran saraf dan pembuluh darah. Ada dua

pembuluh darah yang berjalan di otak yaitu arteri dan vena. Vena tidak berhubungan dengan

arteri di otak melainkan membentuk sinus venosus, yang merupakan saluran yang terbentuk

dari duramater. Selain pembuluh darah yang terganggu, sirkulasi cairan serebrospinal

mungkin juga mengalami gangguan. Namun bukan hanya pembuluh darah dan sirkulasi

cairan serebrospinal, jalannya impuls saraf juga mungkin mengalami gangguan karena fraktur

yang terjadi juga akan mempengaruhi otak sebagai pusat asosiasi. Sehingga perambatan

impuls dengan neurotransmitter sebagai pembawa pesannya, tidak bekerja dengan

semestinya.

Kata kunci: basis cranii, vaskularisasi sistem saraf pusat, cairan serebrospinal, impuls saraf

Abstract

Fractures at the base crania allow disruption of the things that relate to the brain,

such as vascularity in the brain. We know that the base of the skull base crania is composed

of bones. At the base there is a lot crania foramen, canals, channels and fissures as nerves

and blood vessels. There are two blood vessels in the brain that runs the arteries and veins.

Veins do not relate to an artery in the brain but rather form a sinus venosus, which is a

channel that is formed from the duramater. In addition to the blood vessels are disrupted, the

circulation of the cerebrospinal fluid may also impaired. But not only the blood vessels and

circulation of cerebrospinal fluid, the course of the nerve impulse may also be subject to

interference from a fracture that occurs will also affect the brain as the center of the

1

Page 2: Makalah PBL Blok 6

association. So the impulse propagation with neurotransmitter as the messenger, do not work

properly.

Keywords : base crania, vascularity of the central nervous system, cerebrospinal fluid, nerve

impulses

Pendahuluan

Dalam sebuah kecelakaan ditemukan bahwa seseorang mengalami ecchymosis atau

pendarahan di bawah kulit yang menimbulkan perubahan warna kulit dari biru kehitaman

menjadi hijau kecoklatan sampai kekuningan,1 serta exophthalmos atau mata yang nampak

menonjol keluar.2 Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata didapati fraktur pada basis cranii

nya. Fraktur pada basis cranii tentunya akan menyebabkan terganggunya keadaan normal

yang ada di kepala, baik pada tulang tengkorak maupun otak. Hal lain yang terganggu atau

keadaannya menjadi tidak normal antara lain pembuluh darah otak dan aliran cairan

serebrospinal. Selain itu karena terjadi kerusakan pada otak, maka memungkinkan

terganggunya jalannya impuls saraf.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberi keterangan lebih

lanjut tentang hal-hal yang mungkin terganggu ketika didapati fraktur pada basis cranii dan

jalannya impuls saraf. Sehingga akan diuraikan mengenai basis cranii, vaskularisasi otak,

sinus pada duramater, sirkulasi cairan serebrospinal, neurotransmitter, serta mekanisme

perambatan impuls saraf. Dengan harapan setelah membaca makalah ini, pembaca akan lebih

mengerti mengenai aspek yang mungkin mengalami gangguan akibat fraktur pada basis

cranii dan juga mengerti tentang neurotransmitter dan merambatnya impuls saraf.

Basis Cranii

Basis cranii atau dasar dari tengkorak membentuk atap dari kedua orbita (orbitae) dan

rongga hidung (cavitas nasi), juga atap dari kerongkongan (pharynx, meluas ke atas hingga

basis cranii) dan dasar occiput yang bersendi di foramen oksipital (foramen magnum) dengan

vertebra cervicalis I. Di basis cranii banyak terdapat foramen, kanal, dan fisura yang

menutupi nya dan berfungsi sebagai saluran untuk banyak saraf dan pembuluh darah.3

Di sisi bawah dari basis cranii terdapat banyak processus, spina, dan insisura yang

mengarah ke viscerocranium (gambar 1), tempat otot dan ligamentum melekat.3 Selain itu

juga banyak foramen dan kanal untuk saluran saraf dan pembuluh darah (gambar 2).

2

Page 3: Makalah PBL Blok 6

Gambar 1. Bassis Cranii Sisi Bawah

Gambar 2. Foramen dan Kanal pada Basis Cranii Eksterna

3

Page 4: Makalah PBL Blok 6

Sedangkan di sisi atas dari basis cranii terdapat tiga bagian yaitu fossa cranii anterior

yang terdapat di atas orbita, fossa cranii media yang terletak setinggi os temporale, dan fossa

cranii posterior dengan foramen magnum (gambar 3).3

Gambar 3. Basis Cranii Sisi Atas

Fossa cranii anterior, media, dan posterior membentuk basis cranii interna. Ossa

frontale, ethmoidalia, dan sphenoidale ikut membentuk struktur fossa cranii anterior. Lalu

fossa cranii media terbentuk dari ossa sphenoidale dan temporalia. Sedangkan fossa cranii

posterior adalah yang terbesar, yang terbentuk dari ossa temporalia, os occipital, serta os

sphenoidale dan ossa parietalia dengan tingkat yang lebih kecil.3 Di basis cranii interna juga

banyak terdapat foramen dan kanal untuk saluran saraf dan pembuluh darah (gambar 4).

4

Page 5: Makalah PBL Blok 6

Gambar 4. Foramen dan Kanal pada Basis Cranii Interna

Susunan Arteri Sistem Saraf Pusat

Adapun arteri yang mendarahi otak antara lain arteria carotis communis dextra dan

sinistra, dan arteria vertebralis dextra dan sinistra.4

Arteria carotis interna pada tiap sisi adalah satu dari dua cabang terminal arteria

carotis communis. Arteri ini berjalan di leher dan melewati canalis caroticus dalam os

temporal kemudian keluar di dalam tengkorak, tempatnya berjalan ke depan, terletak di

dalam sinus cavernosus (sinus venosus pada sisi lateral corpus os sphenoidale), dan berakhir

dengan terbagi menjadi arteria cerebralis anterior dan media.4

Arteria vertebralis adalah cabang arteria subclavia pada pangkal leher. Arteri ini

berjalan ke atas melalui foramen pada processus transversus keenam vertebrae cervicalis atas

dan kemudian melalui foramen magnum ke dalam tengkorak. Pada sambungan pons dan

medula oblongata, kedua arteria vertebralis bergabung membentuk arteri basilaris, yang

bercabang untuk serebelum, medula oblongata, dan pons, kemudian berakhir dengan terbagi

menjadi arteria cerebralis posterior dextra dan sinistra.4

Circulus arteriosus, yang disebut juga circulus Willisi (gambar 5) adalah cincin arteri

pada dasar otak yang dibentuk oleh: kedua arteria cerebri anterior dan arteria communicans

anterior yang pendek yang menghubungkan kedua arteri, arteria cerebri media pada setiap

sisi, arteria communicans posterior sebagai cabang yang menghubungkan arteria cerebri

media dengan arteria cerebri posterior pada setiap sisi, dan arteria cerebri posterior pada

setiap sisi.4

5

Page 6: Makalah PBL Blok 6

Gambar 5. Circulus Willisi3

Arteria communicans dapat memiliki ukuran yang bervariasi atau tidak ada.

Normalnya, hubungan antara arteri-arteri tersebut sangat baik sehingga sumbatan pada salah

satunya tidak mengganggu suplai darah ke otak.4

Arteria cerebri anterior pada setiap sisi berjalan sepanjang bagian atas corpus

callosum (pita tebal serat-serat yang menghubungkan kedua hemisfer serebri) dan mendarahi

lobus frontalis dan parietalis. Arteri cerebri anterior dan arteri cerebri lain memberikan

cabang-cabang perforantes untuk memperdarahi struktur-struktur dalam otak, tetapi antara

arteri-arteri ini dan arteri superficialis biasanya tidak adekuat untuk mempertahankan suplai

darah bila salah satunya tersumbat.4

Arteria cerebri media berjalan di dalam sulcus cerebri dan memperdarahi sebagian

lobus frontalis, parietalis, dan occipitalis. Pada sisi kiri, arteri ini adalah arteri untuk area

bicara pada otak. Salah satu cabang perforantesnya disebut arteri perdarahan serebral karena

mudah mengalami ruptur pada usia tua.4

Arteria cerebri posterior memperdarahi lobus occipitalis dan sebagian lobus

parietalis. Arteri ini untuk area visual otak.4

Selain arteri, pada sistem saraf pusat juga ada vena. Tetapi vena tidak berhubungan

dengan arteri untuk otak, namun membentuk sinus venosus, yang merupakan saluran yang

terbentuk dari duramater. Sehingga untuk vena akan diuraikan pada bagian sistem sinus

duramater di bawah.

Susunan Vena Sistem Saraf Pusat dan Sinus Duramater

6

Page 7: Makalah PBL Blok 6

Sudah dikatakan bahwa vena tidak berhubungan dengan arteri di otak. Tetapi

membentuk sinus venosus yang merupakan saluran yang terbentuk antara lembar endosteal

dan meningeal duramater. Sebelum menguraikan mengenai vena, akan terlebih dahulu

diuraikan tentang sinus-sinus yang penting, antara lain sinus sagittalis superior yang berjalan

dari depan ke belakang, tepat dibawah tengkorak yaitu pada garis tengah. Lalu ada sinus

sagittalis inferior yang berjalan di bagian posterior batas bebas bawah falx cerebri. Kemudian

ada sinus transversus yang berjalan di sebelah lateral dan sebagai sinus sigmoid yang

melewati lubang di basis cranii untuk berhubungan dengan vena jugularis interna. Dan yang

terakhir yaitu sinus cavernosus yaitu terletak pada setiap sisi corpus os sphenoidale, arteria

carotis internus dan beberapa nervus cranialis berjalan melalui sinus ini.4

Susunan vena sistem saraf pusat terdiri dari dua sistem yaitu sistem pembuluh balik

dan sistem sinus duramater. Pada sistem pembuluh balik, vena berjalan dalam rongga

subarakhnoid di bawah piamater, menumpahkan darahnya ke dalam sistem sinus duramater.

Vena tersebut antara lain vena superfisial dan vena profunda.

Vena superfisial ada tiga, yang pertama yaitu vena cerebri superior yang ada di

permukaan medial dan hemisfer otak, dan bermuara di sinus sagittalis superior dan inferior.

Yang kedua ada vena cerebri media yang ada di permukaaan lateral hemisfer dan bermuara

di sinus cavernosus. Yang ketiga adalah vena cerebri inferior yang ada di bagian anterior

permukaan lateral dan basal hemisfer otak, vena ini bermuara di sinus dasar tengkorak (sinus

cavernosus, sfenoparietal, dan petrosus).

Sedangkan vena profunda ada empat, yang pertama adalah vena cerebri interna, dari

foramen monro menyalurkan darah dari plexus khoroid ventrikel III, septum pellucidum,

corpus callosum, corpus striatum, dan capsula interna bermuara di vena cerebri magna.

Kedua yaitu vena basalis (rosenthal), dari substansia perforate menyalurkan darah dari

permukaan orbita lobus frontal, rostral corpus callosum, gyrus cinguli, insula, thalamus, dan

corpus striatum bermuara dalam vena cerebri magna. Yang ketiga adalah vena cerebri magna

(galen) yang bermuara ke ujung anterior sinus rectus setelah menerima darah dari vena basal.

Dan yang keempat adalah vena batang otak dan otak kecil. Untuk vena ini arahnya mengikuti

jalan arterinya. Darah dari vena cerebellar superior menuju vena cerebri magna, sedangkan

darah dari vena cerebellar inferior bermuara di sinus transversus dan sinus rectus.

Selain sistem pembuluh balik, ada sistem lain untuk vena yaitu sistem sinus

duramater. Darah venosa dalam sinus duramater berasal dari vena superfisial berkumpul

dengan sinus sagittalis superior dan bermuara di daerah protuberantia occipital menuju

confluens sinuum. Lalu darah dari sinus sagittalis inferior bersama dengan darah dari vena

7

Page 8: Makalah PBL Blok 6

cerebri magna disalurkan dalam sinus rectus juga menuju confluens sinuum. Dari confluens

sinuum, darah disalurkan ke sinus transversus kemudian diteruskan ke sinus sigmoideus

menuju vena jugularis interna sampai pada sistem vena sistematik.

Cairan Serebrospinal (CSS)

Otak sesungguhnya mengapung dalam cairan khusus atau cairan serebrospinal. Cairan

serebrospinal mengelilingi dan menjadi bantalan bagi jaringan lunak otak dan medula

spinalis. Fungsi utama dari cairan serebrospinal adalah sebagai cairan peredam kejut untuk

mencegah otak menumbuk bagian interior tengkorak yang keras ketika kepala tiba-tiba

mengalami benturan,5 untuk mempertahankan tekanan di dalam tengkorak,6 juga sebagai

media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medula spinalis.7

Cairan serebrospinal mengelilingi ruang subarakhnoid di sekitar otak dan medula

spinalis, juga mengisi ventrikel dalam otak.c Cairan ini menyerupai plasma darah dan cairan

interstisial, namun tidak mengandung protein.6, 7

Cairan serebrospinal dihasilkan terutama oleh pleksus khoroideus yang terdapat di

bagian-bagian tertentu rongga ventrikel otak. Pleksus khoroideus yaitu jaring-jaring kapiler

berbentuk bunga kol yang menonjol dari pia mater ke dalam dua ventrikel otak. Selain

dibentuk oleh pleksus khoroideus, cairan serebrospinal merupakan hasil dari sekresi sel-sel

ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medula

spinalis.5, 7

Sirkulasi cairan serebrospinal adalah sebagai berikut, setelah cairan serebrospinal

terbentuk maka cairan akan bergerak dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular

(munro) menuju ventrikel ketiga otak, tempat di mana cairan semakin banyak karena

ditambahkan oleh pleksus khoroideus ventrikel ketiga. Dari ventrikel ketiga, cairan mengalir

melalui akuaduktus serebral (sylvius) menuju ventrikel keempat, tempat cairan ditambahkan

kembali dari pleksus khoroideus. Kemudian cairan mengalir melalui tiga lubang pada langit-

langit ventrikel keempat dan bersirkulasi melalui ruang subarakhnoid di sekitar otak dan

medula spinalis. Ketika mencapai bagian atas otak, cairan kemudian direabsorpsi oleh vili

arakhnoid (granulasi) yang merupakan penonjolan kecil arakhnoid mater, ke dalam sinus

venosa pada dura mater dan kembali ke aliran darah tempat asal produksi cairan tersebut.

Neurotransmitter dan Mekanisme Perambatan Impuls Saraf

Di otak, terdapat kurang lebih tiga puluh neurotransmitter atau neurohormon yang

bertanggungjawab atas penerusan impuls listrik antara sel-sel secara kimiawi.8 Namun,

8

Page 9: Makalah PBL Blok 6

neurotransmitter tidak hanya ada di otak tetapi terdapat juga pada saraf tulang belakang, saaf

perifer, dan di beberapa kelenjar. Neurotransmitter ini berfungsi sebagai pembawa atau

pengirim pesan dan merupakan senyawa amin. Dua kelompok neurotransmitter yaitu

neurotransmitter yang merupakan asam amino dan neurotransmitter yang bukan asam amino.

Neurotransmitter yang merupakan asam amino seperti glisin, glutamat, taurin,

aspartat, dan histidin.7 Untuk glutamat berfungsi sebagai penggerak utama neurotransmitter

di otak, dan dikeluarkan oleh sekitar 90 persen neuron di otak. Sehingga glutamat adalah

yang terbanyak di otak.

Sedangkan neurotransmitter yang bukan asam amino, contohnya adalah asetilkolin

yang mempengaruhi neuron yang berkaitan dengan aksi otot, fungsi kognitif, ingatan, dan

emosi. Kedua ada serotonin, mempengaruhi neuron yang berkaitan dengan tidur, nafsu

makan, persepsi sensoris, pengaturan suhu, penahanan rasa sakit, dan suasana hati. Ketiga

ada dopamin, mempengaruhi neuron yang berkaitan dengan gerakan yang disengaja, belajar,

ingatan, emosi, dan respon terhadap hal-hal baru. Kemudian norepinefrin, mempengaruhi

neuron yang dapat mempercepat detak jantung dan menurunkan aktivitas usus ketika berada

dalam keadaan stress, serta neuron-neuron yang terlibat dalam aktivitas belajar, ingatan,

mimpi, terjaga, dan emosi. Dan yang terakhir yaitu GABA (gamma-aminobutyric acid)

berfungsi sebagai neurotransmitter inhibitor utama dari otak.

Dengan adanya neurotransmitter maka impuls saraf akan berjalan. Merambatnya

impuls saraf yaitu melalui celah sinaps. Sinaps adalah ujung akson yang bercabang, dan

berfungsi untuk mengirimkan sinyal ke sel lain dengan melepaskan messenger kimiawi yaitu

neurotransmitter.9

Mekanisme merambatnya impuls saraf sebagai berikut. Neurotransmitter di presinaps

disimpan di vesikel-vesikel. Ketika impuls saraf mencapai ujung akson terminal, potensial

aksi akan membuka gerbang ion kalsium sehingga kalsium masuk ke dalam sel yang

membuat vesikel bermigrasi ke ujung dan menempel diujung dan ditangkap oleh reseptor,

ketika sampai di ujung membran selnya akan berdifusi ke celah sinaps dan neurotransmitter

berikatan dengan neuron postsinaps sehingga proses perambatan impuls saraf terjadi.

Neurotransmitter yang telah berikatan akan di removal atau determinasi yang tujuannya

untuk terminasi efek dari neurotransmitter dan juga agar dapat menerima informasi kembali.

Ada 3 cara removal yaitu secara aktif dikembalikan ke akson terminal atau juga ditransport

ke sel glial, inaktivasi oleh enzim, terjadi difusi ke presinapsis (gambar 6).

9

Page 10: Makalah PBL Blok 6

Gambar 6. Merambatnya Impuls Saraf

Penutup

Pada basis cranii banyak terdapat foramen dan kanal yang berperan sebagai saluran

saraf dan pembuluh darah. Sehingga ketika terjadi fraktur pada basis cranii, pembuluh darah

yang ada di sana mengalami gangguan. Ecchymosis yang terjadi pada mata adalah bentuk

dari aliran darah yang tidak berjalan dengan baik. Kemudian sirkulasi cairan serebrospinal

sebagai cairan peredam kejut bagi otak dan medula spinalis juga terganggu oleh karena

fraktur tersebut. Selain ada pembuluh darah, di otak juga ada saraf. Karena terjadi fraktur,

bisa saja jalannya impuls juga terganggu. Merambatnya suatu impuls dari satu saraf ke saraf

yang lain memerlukan neurotransmitter sebagai molekul pembawa pesan. Di mana

perambatan impulsnya terjadi ketika impuls sudah sampai ujung akson terminal,

neurotransmitter di presinaps yang ada di vesikel-vesikel dilepaskan dan berikatan dengan

reseptor di postsinaps sehingga terjadi penyaluran impuls saraf.

Daftar Pustaka

1. Kee JL, Hayes ER. Farmakologi, pendekatan proses keperawatan. Jakarta: EGC;

1996.h.751.

2. Tandra H. Mencegah dan mengatasi penyakit tiroid. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

2011.h.54.

3. Paulsen F, Waschke J. Sobotta: atlas anatomi manusia. Edisi ke 23. Jakarta: EGC;

2013.h.2, 12-3, 67.

4. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke 2. Jakarta: EGC;

2003.h.113-5, 130.

10

Page 11: Makalah PBL Blok 6

5. Lauralee S. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 6. Jakarta: EGC; 2012.h.151.

6. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi ke 10. Jakarta: EGC; 2002.h.89.

7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.163, 167.

8. Tjay TH, Rahardja K. Obat-obat penting: khasiat, penggunaan, dan efek sampingnya.

Edisi ke 6. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2007.h.448.

9. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga;

2004.h.201-2.

11