makalah pabrik

21
Profile perusahaan PT. X merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), yang dibentuk pada tahun 1971 antara perusahaan dari Jepang, produsen kaca terkemuka di dunia, dan sebuah kelompok usaha terkemuka di Indonesia swasta yang memiliki kepentingan dalam produk industri dan konsumen . Ide untuk menggabungkan 'keahlian teknis dan teknologi, dan memegang kuat pasar lokal adalah strategis yang baik dari kemitraan yang membuat PT. X pelopor kaca di negara ini. PT. X memulai manufaktur kaca di bulan April 1973, dari kaca bening sederhana diproduksi menggunakan Proses Foucault tradisional. Oleh karena itu, lini produk segera diversifikasi untuk memasukkan baru, produk inovatif seperti kaca khusus, kaca pengaman, kaca reflektif dan cermin. Pada tahun 1975 Perusahaan pertama mulai pembangunan pabrik kaca keselamatan dan segera mulai produksi komersial menggunakan Proses Tempering pada tahun 1976. Pada tahun yang sama, PT. X juga membangun 2 Tungku untuk Flat Glass di Jakarta dan mulai pada produksi komersial pada tahun 1977. Pada tahun 1981, PT. X memperkenalkan teknologi float glass dalam tungku baru ketiga di Jakarta, perusahaan pertama yang menggunakan teknologi float glass. Tak lama setelah itu, PT. X menutup 2 tungku dengan menggunakan Proses Foucault di tahun 1983. Pada tahun 1985 PT. X juga mulai pembangunan Tungku-4 (teknologi float glass kedua) di pabrik Surabaya, yang kemudian akan memulai produksi komersial pada tahun 1987. Perusahaan kemudian dibangun Tungku 5 nya dan Tungku 6 pada tahun 1990 dan 1996, yang memulai operasi komersial pada tahun 1993 dan 1997

Upload: zoe-rina

Post on 22-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

IKM

TRANSCRIPT

Profile perusahaanPT. X merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), yang dibentuk pada tahun 1971 antara perusahaan dari Jepang, produsen kaca terkemuka di dunia, dan sebuah kelompok usaha terkemuka di Indonesia swasta yang memiliki kepentingan dalam produk industri dan konsumen . Ide untuk menggabungkan 'keahlian teknis dan teknologi, dan memegang kuat pasar lokal adalah strategis yang baik dari kemitraan yang membuat PT. X pelopor kaca di negara ini.PT. X memulai manufaktur kaca di bulan April 1973, dari kaca bening sederhana diproduksi menggunakan Proses Foucault tradisional. Oleh karena itu, lini produk segera diversifikasi untuk memasukkan baru, produk inovatif seperti kaca khusus, kaca pengaman, kaca reflektif dan cermin. Pada tahun 1975 Perusahaan pertama mulai pembangunan pabrik kaca keselamatan dan segera mulai produksi komersial menggunakan Proses Tempering pada tahun 1976. Pada tahun yang sama, PT. X juga membangun 2 Tungku untuk Flat Glass di Jakarta dan mulai pada produksi komersial pada tahun 1977. Pada tahun 1981, PT. X memperkenalkan teknologi float glass dalam tungku baru ketiga di Jakarta, perusahaan pertama yang menggunakan teknologi float glass. Tak lama setelah itu, PT. X menutup 2 tungku dengan menggunakan Proses Foucault di tahun 1983. Pada tahun 1985 PT. X juga mulai pembangunan Tungku-4 (teknologi float glass kedua) di pabrik Surabaya, yang kemudian akan memulai produksi komersial pada tahun 1987. Perusahaan kemudian dibangun Tungku 5 nya dan Tungku 6 pada tahun 1990 dan 1996, yang memulai operasi komersial pada tahun 1993 dan 1997 masing-masing. Tungku terdahulu terletak di Jakarta, sementara yang kedua di Surabaya.Akhir akhir ini PT. X meningkatkan kapasitas produksi dengan jumlah 570.000 ton agregat untuk Flat Glass, 4.500.000 meter persegi untuk Kaca Pengaman dan 2.400.000 meter persegi untuk cermin. Ini sejumlah besar peringkat kapasitas tahunan Asahimas tidak hanya sebagai produsen kaca terbesar di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara.

.

Pajanan fisikBisingKebisingan atau noise pollution sering disebut sebagai suara atau bunyi yang tidak dikehendaki atau dapat diartikan pula sebagai suara yang salah pada tempat dan waktu yang salah. Kebisingan termasuk salah satu faktor penting penyebab terjadinya penyakit akibat kerja dalam dunia pekerjaan industri.Organisasi Kesehatan Dunia itu "Pedoman Untuk Kebisingan Komunitas," rincian masalah kesehatan banyak terkait dengan bekerja atau tinggal di lingkungan yang bising, tanpa mendengar perlindungan. Masalah kesehatan utama disimpulkan oleh WHO terdiri dari: Masalah dengan komunikasi Kelelahan Kurangnya konsentrasi Masalah dengan pendengaran Lekas marah Masalah tidur dengan misalnya menurun REM Perubahan mood

Manusia sendiri mempunyai ambang batas pendengaran, telinga menerima bunyi mempunyai batas, makin tinggi derajat kebisingan maka waktu aman bagi pendengaran juga makin sedikit. Pengukuran menggunakan alat: Sound Level Meter.Dari hasil pengamatan pada PT.Asahimas Flact Glass Tbk kami memperoleh hasil pengukuran terhadap kebisingan adalah sebagai berikut :Pada daerahhot proses ini harusnya dilakukan tes kebisingan yang di dapat per 5 detik tetapi tidak kami lakukan sehingga tidak dapat data mengenai hal ini.Melihat hasil pengamatan dan telah di temukan rata-rata ambang batas kebisingan pada hot proses sekitar 84-89,7 dB maka pekerja di daerah tersebut dianjurkan untuk menggunakan ear plug / ear muff. Untuk ear plug sendiri dapat mengkompensasi kebisingan sekitar 5-30dB sedangkan ear muff sekitar 15-30dB.

VibrasiSumber vibrasi yang ada di pabrik yang kami kunjungi tempoh hari terutamanya berpunca dari kenderaan pengangkut seperti forklift. Selain itu, getaran juga berpunca dari mesin-mesin yang digunakan untuk penghasilan produk perusahaan tersebut.Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, sistem pekerjaan di pabrik tersebut bersifat semiauto. Pengendalian dan kontrol mesin dilakukan melalui monitor di suatu ruang khas. Jadi tenaga kerja yang mengoperasikan mesin tidak terus menerus mengoperasikan mesin pada setiap waktu. Hal ini dikatakan cukup baik karena dapat meminimalkan kontak dengan pajanan vibrasi dari mesin-mesin yang digunakan.Ilmu Tentang Vibrasi Pemaparan terhadap vibrasi pada umumnya berasosiasi dengan pemaparan terhadap kebisingan, karena vibrasi dan kebisingan lebih sering berasal dari sumber yang sama. Vibrasi dapat diartikan sebagai gerakan suatu sistem bolak balik, gerakan tersebut dapat berupa gerakan yang harmonis sederhana dapat pula sangat kompleks yang sifatnya dapat periodik atau random, steady atau transient, kontinyu atau intermittent. Sistem tersebut dapat berupa gas (udara), cairan (liquid), dan padat (solid). Partikel-partikel dari suatu sistem (gas, cair dan padat) mempunyai karakteristik sebagai berikut yaitu mempuanyai amplitudo, kecepatan dan percepatan (akselerasi). Vibrasi dapat menimbulkan gangguan pada jaringan secara mekanik dan gangguan rangsangan reseptor saraf di dalam jaringan. Pada efek mekanis, sel-sel jaringan mungkin rusak atau metabolismenya terganggu. Sedangkan pada rangsangan reseptor, gangguan terjadi mungkin melalui saraf sentral atau langsung pada sistem autonom. Kedua mekanisme ini terjadi secara bersama-sama.Pengaruh Vibrasi Terhadap ManusiaDampak vibrasi terhadap tubuh manusia sangat tergantung pada sifat pemaparan, yaitu bagian tubuh yang kontak dengan sumber vibrasi. Bentuk pemaparan dapat dibagi dalam dua katagori yaitu:a) Pemaparan seluruh tubuh.b) Pemaparan yang bersifat segmental yaitu hanya bagian tubuh tertentu (misalnya pada lengan dan bahu) yang mengalami kontak dengan sumber getaran. Dua gejala terutama ditemukan sehubungan dengan akibat-akibat getaran mekanis pada lengan adalah kelainan pada peredaran darah dan persarafan serta kerusakan pada persendian dan tulang.Dampak Vibrasi Seluruh Tubuh Terhadap Kesehatan1) Menyebabkan kelelahan, sulit tidur, sakit kepala dan gemetar secara singkat setelah atau selama pemaparan. Paparan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi bagian dalam tubuh dan berakibat gangguan kesehatan.2) Orang-orang di bawah usia 20 tahun khususnya rentan terhadap pengaruh vibrasi. Efek-efek vibrasi yang merugikan dipertinggi dengan adanya disfungsi otonom, penyakit pembuluh darah dan saraf perifer, sengatan dingin sebelumnya pada tangan dan trauma lengan.3) Vibrasi tinggi juga bisa menyebabkan gangguan pada mata.Cara Mengontrol VibrasiBeberapa cara untuk mengontrol atau mengurangi vibrasi adalah sebagai berikut:1) Isolasi sumber vibrasi. Mempergunakan bahan isolator yang mempunyai kemampuan yang baik untuk meredam vibrasi yang ditransmisikan sumber (mesin) terhadap isolator. Isolator yang baik untuk meredam vibrasi tersebut dari material yang mempunyai frekuensi resonansi lebih kecil dari frekuensi sumber, biasanya dipergunakan bahan yang tidak kaku, frekuensi isolator akan saling meredam dengan frekuensi sumber.2) Damping (meredam vibrasi). Damping adalah suatu mekanisme untuk meredam vibrasi dengan cara menempelkan suatu sistem resonan pada sumbu getaran. Dengan sistem resonan ini vibrasi dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali. Beberapa cara damping dapat dilakukan sebagai berikut:a) Dengan cara interface damping.b) Dengan cara penerapan suatu lapisan material, dapat dilakukan dengan mempergunakan bahan yang lunak.c) Dengan cara memakai bahan "sandwich" sebagai pengganti bahan utama pada sumber gataran. Sandwich material adalah suatu lapisan material yang disisipkan di antara dua lapisan plat yang dipakai sebagai sistem resonan. Perbedaan frekuensi resonansi dari dua macam material tersebut dapat meredam getaran yang dikeluarkan oleh mesin.3) Mengurangi/menghilangkan gangguan mekanik yang menyebabkan vibrasi. Gangguan mekanik yang ditimbulkan vibrasi dapat dikontrol dengan mengurangi pengaruh gesekan pada roda-roda dudukan mesin atau keseimbangan/pemantapan dudukan mesin dan lain-lain. Seringkali vibrasi mesin dapat dikurangi dengan cara mengatur keseimbangan putaran mesin dan lain-lain.Saran untuk pabrik :1) Vibrasi pada tempat duduk kenderaan terutama forklift, dapat dikurangi dengan melaksanakan pemeliharaan tempat duduk yang menggunakan material yang lembut dan cukup baik untuk meredam getaran atau vibrasi yang bersumber dari mesin kenderaan.2) Rotasi pekerja yang bertugas mengendalikan forklift diatur supaya pekerja tidak terus terpapar vibrasi, seterusnya mengelakkan keluhan kesehatan yang dapat disebabkan oleh vibrasi.

PencahayaanSalah satu factor yang penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan kepuasan dan produktivitas kepada pegawai/karyawan ialah adanya penerangan yang baik. Penerangan yang baik dalam suatu pabrik/perusahaan akan membantu terciptanya suatu tempat kerja yang aman, membantu dalam melaksanakan kegiatan serta membantu dalam menghemat baik penglihatan maupun tenaga serta membantu dalam memberikan semangat bekerja. Efisiensi seorang operator dari tepat tidaknya dia melihat apa yang dia kerjakan, dan oleh karena itu perlu diadakan perencanaan dan pemeliharaan mengenai system penerangan dalam pabrik, sehingga dapat menambah keefektifan bekerja para pekerja dan dapat memberikan keamanan yang lebih besar dibanding tempat yang intensitas cahayanya kurang (gelap).Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari adanya penerangan yang baik adalah: Menaikkan produksi Memperbesar ketepatan sehingga akan memperbaiki kualitas dari barang yang dihasilkan. Meningkatkan pemeliharaan gedung dan keberhasilan pabrik secara umum Mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi Memudahkan pengamatan/pengawasan Lebih mudah untuk melihat, sehingga memudahkan untuk melanjutkan kegiatan produksi oleh para pekerja terutama para pekerja yang telah memiliki keterbatasan penglihatan (sudah tua, atau memiliki gangguan penglihatan, dll) Mengurangi turn over buruh/pegawai Mengurangi terjadinya kerusakan dari barang-barang yang dikerjakan dan mengurangi hasil yang perlu dikerjakan kembali.Suasana/kondisi kerja (working condition) yang lebih baik, mungkin disebabkan oleh perbaikan penerangan yang membantu mengurangi kecelakaan-kecelakaan, mengurangi absenteeism, mengurangi labor turn-over, mengurangi time-lost dalam pekerjaan dan menarik para pekerja untuk bekerja lebih giat.Ciri Penerangan yang Baik (Good Lighting) :1. Sinar /cahaya yang cukup. Penerangan yang cukup merupakan suatu fungsi dari beberapa variable yang saling mempengaruhi dalam menentukan kemampuan kita untuk melihat. Adapun variabel-variabel tersebut ialah: besar suatuobjek, waktu/kecepatan, serta penerangan yang cukup. Besarnya suatu objek akan sangat menentukan sekali kemampuan untuk dapat melihat dengan jelas, sedangkan untuk melihat benda-benda berukuran kecil dibuthkan tambahan penerangan yang lebih dari pencahayaan normal, sehingga benda tersebut dapat dilihat lebih terinci. Selain itu, untuk dapat melihat dan merinci benda berukuran kecil harus menghabiskan waktu lebih lama apabila tidak terdapat cahaya yang cukup.2. Sinar yang tidak berkilau atau menyilaukan. Objek yang dilihat harus bebas dari sinar/cahaya yang menyilaukan. Cahaya yang menyilaukan ini dapat datang langsung dari sumber cahaya atau dari pantulan cahaya. Lampu-lampu yang tidak memakai pelindung (kap) dan lampu-lampu yang dilindungi secara tak tepat merupakan penyebab dari munculnya cahaya yang menyilaukan.Untuk mengurangi cahaya yang menyilaukan yaitu dengan cara menambah ketinggian objek yang dapat memantulkan kembali cahaya tersebut serta dengan memasang pelindung lampu dengan posisi yang tepat. Selain itu, para manajer harus mampu melakukan perbaikan tata letak fasilitas kerja yang disesuaikan dengan kondisi pencahayaan ruangan agar tidak mengganggu pekerja akibat penerimaan cahaya yang kurang atau akibat pantulan cahaya yang menyilaukan.3. Tidak terdapat kontras yang tajam. Setiap bagian (part) dari suatu objek akan dapat mudah dibedakan dengan bagian-bagian lain dan dari latar belakang sekelilingnya dalam terangnya cahaya yang diperlukan, bila bagian itu dapat dilihat dengan mudah. Hendaknya kita harus membuat kontras sedemikian rupa di antara satu objek dengan yang lainnya serta latar belakang yang terdekat untuk dapat dengan mudah membedakannya. Akan tetapi diusahakan agar kontras tersbut tidak merupakan suatu kontras yang tajam, karena dapat mengakibatkan kelelahan mata yang berlebihan. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan penambahan tingkat penerangan cahaya pada tempat yang terjadi kontras yang berlebihan.4. Cahaya terang. Terangnya cahaya yang diperlukan oleh suatu benda bergantung pada banyaknya cahaya yang dipantulkan dari benda tersebut ke mata pengamat/penglihat. Banyaknya cahaya terang yang dibutuhkan untuk dapat melihat dengan baik dan teliti adalah jauh lebih besar daripada banyaknya cahaya yang diperlukan untuk memungkinkan dapat lekas bertindak (bekerja berdasarkan kecerdikan saja). Penglihatan ke suatu bagian sering bergantung dari perbedaan cahaya yang terang di antara bagian tersebutdengan latar belakangnya (kontras). Perbedaan terangnya ini dapat dinyatakan sebagai rasio atau perbandingan terangnya cahaya. Semakin besar rasio kontras yang tercipta, maka akan memudahkan pekerja dalam melakukan pengamatan terhadap benda tersebut. Untuk itu, penerangan hendaknya mempunyai cahaya terang yang relatif seragam.5. Distribusi Cahaya, Bayangan, dan Pemancaran Cahaya yang Merata.Pada umumnya distribusi penerangan yang merata akan sangat membantu untuk terciptanya fleksibilitas lay out ruang kerja. Penerangan yang tidak merata atau buram dapat menyebabkan mata lelah karena harus sering melakukan penyesuaian terhadap kondisi ruangan yang memiliki cahaya tidak merata. Di satu sisi mata melihat bagian yang terang, namun di sisi lain mata harus menyesuaikan saat melihat bagian yang gelap.Banyaknya cahaya yang dipancarkan bervariasi antara bagian-bagian yang ada sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan seperti pembukuan dan tugas-tugas yang membutuhkan penglihatan yang kritis membutuhkan pemancaran cahaya yang tinggi. Sedangkan untuk tugas-tugas yang focus dengan penglihatan membutuhkan pemancaran cahaya yang lebih tinggi. Penerangan yang terarah akan membantu menentukan tempat penyimpangan atau kesalahan dan kerusakan.6. Warna yang sesuai. Warna memiliki peranan yang penting dalam menciptakan suatu kondisi lingkungan kerja yang kondusif. Penggunaan warna yang sesuai dengan psikologis lingkungan kerja adalah sangat baik mengingat pekerjaan yang dilakukan menghabiskan waktu yang sama pada tempat atau lokasi yang tetap. Selain itu, penggunaan warna yang tepat juga dapat mengurangi pantulan-pantulan cahaya atau cahaya-cahaya yang pudar akibat warna yang tidak terang. Dengan demikian, perlu dilakukan penyesuaian antara warna yang diruangan dengan kondisi kerja yang ada.Pekerja membutuhkan pencahayaan yang cukup di tempat kerja apalagi untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kepresisian. Dalam kondisi penerangan yang kurang, otot mata akan bekerja (berakomodasi) lebih berat. Hal ini dapat mengakibatkan hal-hal berikut: Kelelahan mata yang semakin cepat Resiko terjadinya kelainan pada jaringan otot- syarafmatadalamjangka panjang Pengurangan kewaspadaan, yang beresiko terhadap kecelakaan kerja Kantuk dan turunnya konsentrasi kerja, terutama padashiftmalam Penurunan produktivitas akibat berkurangnya ketelitian kerja berkurang dan waktu kerja yang lebih lamaSebaliknya kondisi penerangan yang memadai akan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, lebih nyaman dan lebih cepat. Yang dimaksud dengan pencahayaan yang memadai adalah: Pencahayaan yang tidak suram Pencahayaan yang tidak berlebih (silau)Beberapa aspek pencahayaan yang harus diperhatikan, diantaranya: Jumlah cahaya (illumination); yakni jumlah cahaya yang dibutuhkan agar dapat melihat suatu objek. Tingkat pencahayaan(///um/nai/ on level) pada area lingkungan sangat menentukan tinggi- rendahnya kemampuan mata mendeteksi objek. Penyilauan (glare); kesilauan terjadi karena cahaya yang datang terlalu terang dan melebihi kemampuan adaptasi mata. Penyilauan ini dapat mengganggu pekerja dan menyebabkan hilangnya kemampuan dalam melihat. Biasanya, sumber cahaya kuat yang terletak kurang dari 40 dari garis pandangan dapat menyebabkan penyilauan. Cat yang mengkilat juga dapat menyebabkan pantulan cahaya yang menyilaukan. Tingkat kekontrasan; Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memberikan kekontrasan yang baik antara objek dengan lingkungan sekitarnya. Posisi dan durasi objek pada daerah pengelihatan;Objek yang dilihat dalam periode waktu lama dengan posisi yang baik dapat dilihat secara lebih baik, dan sebaliknya. Contoh dari pengaruh ini adalah pergerakan benda yang terlalu cepat di conveyor, yang menyebabkan pekerja sulit mengetahui apakah produktersebutbaikatau cacat. Arah pencahayaan; arah pencahayaan yang kurang baik dapat menimbulkan bayangan atau penyilauan bagi yang melihatnya. JENIS KEGIATANTINGKAT PENCAHAYAAN MINIMAL (LUX)KETERANGANJENIS KEGIATANTINGKAT PENCAHAYAAN MINIMAL (LUX)KETERANGAN

Pekerjaan kasar dan tidak terus menerus100Ruang penyimpanan dan ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinu

Pekerjaan kasar dan terus menerus200Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar

Pekerjaan rutin300R. administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan perakitan/penyusun

Pekerjaan agak halus500Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin

Pekerjaan halus1000Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin halus, dan perakitan halus

Pekerjaan amat halus1500Tidak membutuhkan bayanganMengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus

Pekerjaan terinci3000Tidak membutuhkan bayanganPemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus

Pengaturan tingkat pencahayaan di industri menurut Keputusan Menteri Kesehatan no. 1405 tahun 2002 dapat dilihat pada tabel di atas.Pencahayaan dapat diukur dengan menggunakan foot candle lightmeter atau luxmeter. Biasanya pengukuran dilakukan dua tahap. Tahap pertama adalah untuk mengukur penerangan rata-rata dari seluruh ruangan untuk mendapatkan general illumination. Selanjutnya, perlu diukur intensitas penerangan secara khusus di tempat kerja (local illumination). Agartidakterjadi kesilauan, disarankan perbandingan keduanya adalah 1:3.Hasil pengamatan kunjungan pabrik :Pada PT. Asahimas yang kita lakukan kunjungan, kita tidak melakukan pengukuran pencahayaannya dengan menggunakan luxmeter, kita hanya mengamati saja pencahayaan yang ada di pabrik tersebut. Pencahayaan di pabrik itu sendiri terlihat kurang terang pencahayaannya tetapi pada ruang kontrolnya pencahayaannya sudah cukup terang.

Iklim kerjaMetode terbaik untuk menentukan apakah tekanan panas ditempat kerja telah menybabkan gangguan kesehatan panas di tempat kerja telah menyebabkan gangguan kesehatan adalah dengan mengukur suhu inti tubuh pekerja yang bersangkutan. Normalnya suhu inti tubuh merupakan 37oC, bila rata-rata suhu inti tubuh pekerja >38oC diduga terdapat pajanan panas lingkungan kerja yang berakibat kenaikan suhu tubuh tersebut. Resiko gangguan kesehatan akibat pajanan suhu panas akan dimulai reaksi fisiologi seperti : Vasodilatasi Denyut jantung meningkat Temperature kulit meningkat Suhu inti tubuh awalnya menurun kemudian meningkatDampak kesehatan suhu panas dimulai dari :1. Heat fatique2. Heat rash3. Heat syncope4. Heat cramps5. Heat exhaustion6. Heat stroke Pekerja yang bekerja selama 8 jam/hari berturut-turut selama 6 minggu, pada ruangan dengan indeks suhu basah bola antara 32,02-33,01oC menybabkan kehilangan berat sebesar 4,23% (priatna,1990)Panas yang dihasilkan selama proses produksi akan menyebar ke seluruh lingkungan kerja, sehingga mengakibatkan suhu udara di lingkungan kerja juga meningkat. Lingkungan kerja yang panas diukur dengan beberapa pengukuran seperti suhu kering, suhu basah, suhu bola, kecepatan angin dan kelembaban udara. Gabungan dari pengukuran suhu basah, suhu kering, suhu bola, kelembaban udara dan kecepatan angin disebut dengan iklim kerja (Haryuti et al.,1987). Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep51/MEN/1999, Tentang Nilai Ambang Batas F aktor Fisika Di Tempat Kerja, pasal 1 ayat 5 berbunyi:Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.Pengukuran suhu basah dan suhu kering menggunakan peralatan yang sama yaitu termometer suhu udara, perbedaannya terletak pada pemasangan kain katun pada bola ( bulb) termometertersebut. Suhu basah menunjukkan keadaan uap air dan angin di udara. Suhu bola atau suhu radiasi merupakan pengukuran suhu akibat adanya radiasi panas di lingkungan. Radiasi panas bisa berasal dari sinar matahari, proses produksi ataupun proses metabolisme tubuh. Kelembaban udara mengukur banyaknyanya uap air yang berada di udara sedangkan kecepatan gerakan udara atau angin merupakan pengukuran terhadap gerakan udara. Di Indonesia, parameter yang digunakan untuk menilai tingkat iklim kerja adalah Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Hal ini telah ditentukan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep51/MEN/1999, Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja, pasal 1 ayat 9 berbunyi :Indeks suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola.Tabel 1. Nilai ambang batas iklim kerja indeks suhu basah dan bola (ISBB) yang Diperkenankan

Adapun formula yang digunakan adalah :1. Indeks Suhu Basah dan Bola untuk luar ruangan dengan panas radiasi :ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering.2. Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi :ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola.Lingkungan kerja yang panas lebih banyak menimbulkan permasalahan daripada lingkungan kerja yang dingin. Hal ini karena, umumnya manusia lebih mudah melindungi dirinya dari pengaruh suhu udara yang rendah daripada suhu udara yang tinggi.

Hasil pengamatan kunjungan pabrik :Pada kunjungan pada hari selasa lalu kondisi iklim kerja pabrik bermacam-macam. Dalam ruangan pengendalian terdapat AC dan beberapa perlengkapan untuk menangani sakit akibat terpapar suhu panas seperti air minum dan tabung oksigen. Suhu dekat tungku peleburan kurang lebih 30o-40oC. Penanganan K3 dalam paparan suhu panas dipabrik itu sudah baik karena pekerja tidak selalu beradadi suhu panas tersebut. Para pekerja hanya sesekali bekerja di iklim kerja panas tersebut. Sampai saat ini tidak ada pekerja yang sakit parah akibat paparan panas. Bahkan tidak tercatat pekerja yang mengalami heat syncope sewaktu bekerja.

Radiasi elektromagnetikTerdapat beberapa segi negatif dari pekerjaan Tukang Las diantaranya adalah berasal dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda, asap, debu dan gas, kemudian dari zat biologis yaitu bakteri, zat fisis yaitu kebisingan dan temperatur serta dari sisi ergonomik.Radiasi ionisasi mempunyai cukup energi untuk mengionisasi semua materi yang dilaluinya, dan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa tidak terdapatnya radiasi pengion terhadap pekerjaan dari seorang Tukang Las.Radiasi dari non-ionisasi yaitu elektromagnet yang energinya tidak cukup untuk mengeluarkan elektron dari orbit atomnya. Radiasi non pengion terhadap pekerjaan dari seorang Tukang Las akan mengakibatkan hal-hal seperti berikut : Kerusakan pada retina akibat cahaya dengan intensitas tinggi. Kerusakan pada kornea dan katarak akibat radiasi IR. Arc eye atau welders flash akibat radiasi UV. Mata seperti berpasir, pandangan kabur, mata berair, mata seperti terbakar dan sakit kepala.Terdapat beberapa metoda pengamanan umum yang dilakukan terhadap pekerjaan dari seorang Tukang Las, tetapi untuk keamanan diri secara standard adalah penggunaan Personal Protective Equipment Standar yang mudah dioperasikan yang terdiri atas:1. Helm dengan filter cahaya2. Topi3. Kacamata (Google)4. Baju keselamatan5. Celemek6. Sarung tangan7. Sepatu dengan cap baja8. Proteksi pendengaran

Nama kelompok :Alvin Rudolph diazYohana christantiGoldy siurayMelinda ruslimAtiqah