makalah optik

28
MAKALAH FISIKA ALAT OPTIK DI SUSUN OLEH : KELOMPOK V : DWI SEPTIANI CHITRA PUTRI UTAMI BAHAN SUBU BAHAR ABDUL AZIS YULIANUS B KARURUKAN MUH. FADLY ESA A.FIRMAN ALI SAFAAT PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: afirman7

Post on 12-Aug-2015

730 views

Category:

Documents


124 download

DESCRIPTION

fisika dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Optik

MAKALAH FISIKA

ALAT OPTIK

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK V :

DWI SEPTIANI

CHITRA PUTRI UTAMI BAHAN SUBU

BAHAR

ABDUL AZIS

YULIANUS B KARURUKAN

MUH. FADLY ESA

A.FIRMAN ALI SAFAAT

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

Page 2: Makalah Optik

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan

makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun

tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ALAT

OPTIK, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah

ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri

penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan

terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Walaupun

makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas

bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Fisika kami yang

membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun

karya tulis ilmiah dan berbagai materi yang disajikan setiap minggunya.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada

pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun

mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

 

  Makassar, 09 Mei 2011

Kelompok V

Page 3: Makalah Optik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...

DAFTAR ISI……………………………………………………………………....

PENDAHULUAN

I. Latar balakang………………………………………………………………...

II. Tujuan…………………………………………………………………………

PEMBAHASAN

I. Konsep Optika……………………………………………….

II. Optika Geometris………………………………………………..

III. Pemantulan Dan Pembiasan Cahaya…………………………………….

IV. Alat Optik………………………………………………………………..

1. Kamera……………………………………………………

2. Mata……………………………………………………………

3. Lup………………………………………………………..

V. Aplikasi Alat Optik Di Bidang Pertanian…………………………………

PENUTUPAN

I. Kesimpulan…………………………………………………………………….

II. Saran…………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...

Page 4: Makalah Optik

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita dapat menemukan banyak contoh

alat optik yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Misalnya saja cermin. Dapat kita

ketahui bahwa cermin banyak memberikan manfaat yang beragam, seperti pada

pengendara mobil atau sepeda motor menjaminkan sebagian keselamatannya pada

apa yang dilihat pada kaca spion, para pengamat astronom menggunakan teropong

pantul dalam mengamati benda-benda langit, mikroskop yang digunakan para ilmuan

untuk meneliti organisme berukuran mikro, dan lain sebagainya tergantung

pemanfaatannya.

Di dalam mempelajari alat optik kita sering mendengar istilah optika

geometri. Di dalam optika geometri dipelajari sifat-sifat cahaya dengan menggunakan

alat-alat yang ukurannya relatif lebih besar dibandingkan dengan panjang gelombang

cahaya. Dua hal yang terpenting pada optika geometri dan perlu Anda kuasai dengan

baik adalah cermin dan lensa. Sebab dua hal inilah yang mendasari pembuatan alat-

alat optik seperti kacamata, lup, mikroskop dan teropong.

Selain itu akan dibahas juga mengenai lensa. Cermin dan lensa serta prinsip

kerjanya memberikan sarana pemahaman bagi pemanfaatannya untuk mempermudah

dan membantu kehidupan manusia. Alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip optik

(cermin dan lensa) digolongkan sebagai alat optik.

Kaitannya dengan ilmu pertanian juga banyak. Seperti pada penggunaan

rumah kaca, mikroskop, luop dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dslam makalah ini

penulis akan membahas berbagai alat optik, mengenai pengaplikasiannya di bidang

pertanian, serta pembahasan lainnya yang berhubungan dengan teori ini.

Page 5: Makalah Optik

II. Tujuan

Adapun tujuan setelah membuat dan membaca makalah ini, diantaranya

adalah :

1. Mengetahui konsep optika.

2. Mempelajari berbagai istilah-istilah dalam optika geometri.

3. Menerapkan konsep alat optik pada bidang pertanian dan manfaatnya

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mempresentasekan hasil yang di peroleh kepada peserta diskusi.

Page 6: Makalah Optik

PEMBAHASAN

I. Konsep Optika

Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya

dan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala

optis. Kata optik berasal dari bahasa Latin ὀπτική, yang berarti tampilan.

Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, inframerah dan

ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik, gejala yang

sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari

radiasi elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada sorotan partikel muatan

(charged beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari

keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya

yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam

prakteknya, kebanyakan dari gejala optis dapat dihitung dengan menggunakan sifat

elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.

Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri.

Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan

sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus

dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin

cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi

profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai

fotonika atau optoelektronika. Batas-batas antara bidang ini dan "optik" sering tidak

jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam

berbagai bidang industri.

Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya" untuk aplikasi dunia nyata,

bidang ilmu optika dan rekayasa optik cenderung sangat lintas disiplin. Ilmu optika

merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi,

kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri), dan lain-lain. Selain itu,

penjelasan yang paling lengkap tentang perilaku optis, seperti dijelaskan dalam fisika,

tidak selalu rumit untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan.

Page 7: Makalah Optik

Model sederhana ini cukup untuk menjelaskan sebagian gejala optis serta

mengabaikan perilaku yang tidak relevan dan / atau tidak terdeteksi pada suatu

sistem.

Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c = 3×108

meter/detik. Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau nonconducting)

gelombang berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana adalah karakteristik dari

bahan dan kurang dari besarnya kecepatan cahaya itu sendiri (c). Perbandingan

kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya di medium adalah

indeks bias n bahan sebagai berikut : n = c⁄v

II. Optika Geometris

Optika geometris, atau optika sinar, menjelaskan propagasi cahaya dalam

bentuk "sinar". Sinar dibelokkan di antarmuka antara dua medium yang berbeda, dan

dapat berbentuk kurva di dalam medium yang mana indeks-refraksinya merupakan

fungsi dari posisi. "Sinar" dalam optik geometris merupakan objek abstrak, atau

"instrumen", yang sejajar dengan muka gelombang dari gelombang optis sebenarnya.

Optik geometris menyediakan aturan untuk penyebaran sinar ini melalui sistem optis,

yang menunjukkan bagaimana sebenarnya muka gelombang akan menyebar. Ini

adalah penyederhanaan optik yang signifikan, dan gagal untuk memperhitungkan

banyak efek optis penting seperti difraksi dan polarisasi. Namun hal ini merupakan

pendekatan yang baik, jika panjang gelombang cahaya tersebut sangat kecil

dibandingkan dengan ukuran struktur yang berinteraksi dengannya. Optik geometris

dapat digunakan untuk menjelaskan aspek geometris dari penggambaran cahaya

(imaging), termasuk aberasi optis.

Optika geometris sering disederhanakan lebih lanjut oleh pendekatan

paraksial, atau "pendekatan sudut kecil." Perilaku matematika yang kemudian

menjadi linear, memungkinkan komponen dan sistem optis dijelaskan dalam bentuk

matrik sederhana. Ini mengarah kepada teknik optik Gauss dan penelusuran sinar

paraksial, yang digunakan untui order pertama dari sistem optis, misalnya

memperkirakan posisi dan magnifikasi dari gambar dan objek. Propagasi sorotan

Page 8: Makalah Optik

Gauss merupakan perluasan dari optik paraksial yang menyediakan model lebih

akurat dari radiasi koheren seperti sorotan laser. Walaupun masih menggunakan

pendekatan paraksial, teknik ini memperhitungkan difraksi, dan memungkinkan

perhitungan pembesaran sinar laser yang sebanding dengan jarak, serta ukuran

minimum sorotan yang dapat terfokus. Propagasi sorotan Gauss menjembatani

kesenjangan antara optik geometris dan fisik.

III. Pemantulan Dan Pembiasan Cahaya

a. Pemantulan Cahaya

Refleksi atau pantulan cahaya terbagi menjadi 2 tipe: specular reflection

dan diffuse reflection. Specular reflection menjelaskan perilaku pantulan

sinar cahaya pada permukaan yang mengkilap dan rata, seperti cermin yang

memantulkan sinar cahaya ke arah yang dengan mudah dapat diduga. Kita

dapat melihat citra wajah dan badan kita di dalam cermin karena pantulan

sinar cahaya yang baik dan teratur. Menurut hukum refleksi untuk cermin

datar, jarak subyek terhadap permukaan cermin berbanding lurus dengan

jarak citra di dalam cermin namun parity inverted, persepsi arah kiri dan

kanan saling terbalik. Arah sinar terpantul ditentukan oleh sudut yang dibuat

oleh sinar cahaya insiden terhadap normal permukaan, garis tegak lurus

terhadap permukaan pada titik temu sinar insiden. Sinar insiden dan pantulan

berada pada satu bidang dengan masing-masing sudut yang sama besar

terhadap normal.

Citra yang dibuat dengan pantulan dari 2 (atau jumlah kelipatannya)

cermin tidak parity inverted. Corner retroreflector memantulkan sinar cahaya

ke arah datangnya sinar insiden.

Diffuse reflection menjelaskan pemantulan sinar cahaya pada permukaan

yang tidak mengkilap (Inggris:matte) seperti pada kertas atau batu. Pantulan

sinar dari permukaan semacam ini mempunyai distribusi sinar terpantul yang

bergantung pada struktur mikroskopik permukaan. Johann Heinrich Lambert

dalam Photometria pada tahun 1760 dengan hukum kosinus Lambert (atau

Page 9: Makalah Optik

cosine emission law atau Lambert’s emission law) menjabarkan intensitas

radian luminasi sinar terpantul yang proposional dengan nilai kosinus sudut θ

antara pengamat dan normal permukaan Lambertian dengan persamaan:

Ada 3 buah bentuk cermin pemantul, yaitu : cermin datar, cermin cekung

dan cermin cembung. Pada ketiga cermin itu berlaku persamaan umum yang

digunakan untuk menghitung jarak bayangan (s`) dari suatu benda yang

terletak pada jarak tertentu (s) dari cermin itu.

s = jarak benda ; s’ = jarak bayangan ; f = jarak titk api (fokus)

Sedang pembesarannya :

h’ = tinggi (besar) bayangan ; h = tinggi (besar) benda

b. Pembiasan cahaya

Pada peristiwa pembiasan, cahaya yang datang akan diteruskan namun

mengalami pembiasan atau pembelokan arah. Besarnya sudut yang dibentuk

oleh sinar bias dengan garis normal dinamakan sebagai sudut bias. Besar

kecilnya sudut bias dipengaruhi oleh sifat dari medium yang biasa disebut

sebagai indeks bias ( n ). Indeks bias merupakan perbandingan antara laju

Page 10: Makalah Optik

cahaya dalam ruang hampa ( c ) dengan laju cahaya dalam medium ( v ) atau

bila dirumuskan secara matematis :

n =c/v 

Dari rumusan di atas terlihat bahwa indeks bias n berbanding terbalik

dengan v. Artinya semakin besar n maka v semakin kecil. Hal ini yang

menyebabkan cahaya yang datang dari medium dengan n besar ke medium

dengan n lebih kecil akan dibiaskan menjauhi garis normal. Sebaliknya

cahaya yang datang dari medium dengan n lebih kecil ke medium dengan n

lebih besar akan dibiaskan mendekati garis normal.. Lihat gambar di bawah

ini.

Sudut pantul :

Sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dengan garis normal

Sudut bias : Sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal

Pembentukan bayangan pada cermin cekung

Page 11: Makalah Optik

IV. Alat Optik

Cermin dan lensa serta prinsip kerjanya memberikan sarana pemahaman bagi

pemanfaatannya untuk mempermudah dan membantu kehidupan manusia. Alat-alat

yang bekerja berdasarkan prinsip optik (cermin dan lensa) digolongkan sebagai alat

optik.Benda optik/alat optik adalah benda yang menggunakan lensa optik untuk

melakukan fungsinya dalam membantu kegiatan tertentu. Lensa optik bisa terbuat

dari bahan kaca, plastik, fiber, dan lain sebagainya. Berikut di bawah ini merupakan

arti definisi / pengertian dari beberapa benda / alat optik yang sering kita jumpai

dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa alat optik antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop, proyektor,

dan episkop.

1. Kamera

Order gambar kamera dan

pembentukan bayangan pada kamera Aperture berfungsi mengatur diafragama,

sedangkan diafragma berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke

kamera.

Pada kamera terdapat sebuah lensa cembung untuk membiaskan sinar dari

benda himgga bayangan jatuh di film sebagai layer. Benda yang akan dipotret

Page 12: Makalah Optik

ditempatkan pada jarak lebih besar dari 2f (2 kali jarak titik api) di depan lensa.

Ingatkah di mana bayangan benda akan didapatkan dan bagaimana sifat-sifat

bayangan itu? Tentu saja bayangan akan jatuh antara f dan 2f yang memiliki sifat

diperkecil, nyata, dan terbalik.

Bagaimanakah kesamaannya dengan mata?

Prinsip kerja kamera dan mata adalah sama. Apabila mata melihat benda,

sinar dari benda yang masuk ke mata dibiaskan lensa mata. Bayangan jatuh di layer

mata atau retina. Sifat bayangan yang terjadi nyata, diperkecil, dan terbalik. Tersusun

dari apakah pelat film itu? Pelat film berupa selluloid. Pelat itu dilapisi perak bromide

dan sangat peka terhadap cahaya. Apabila bayangan objek mengenai pelat film akan

tercetak sebagai gambar negative. Setelah proses pencucian, film dapat dicetak

sebagai gambar positif pada kertas foto.

2. Mata

a. Lensa Mata sebagai Alat Optik

Mengapa mata dikatakan sebagai alat optik? Untuk menjawab pertanyaan

itu, perhatikan Gambar.

Bentuk mata menyerupai bola. Pada bola mata terdapat benda bening yang

disebut lensa mata. Lensa mata bersifat tembus cahaya.Apa jenis lensa mata?

Apa pula fungsi lensa mata itu? Lensa mata berupa lensa cembung. Lensa

Page 13: Makalah Optik

mata memiliki fungsi membiaskan sinar-sinar yang datang ke mata. Dengan

demikian, bayangan benda dapat tepat jatuh di retina mata. Jadi, mata

memiliki fungsi seperti pada kamera. Oleh karena itu, mata disebut alat optik.

b. Proses Terjadinya Bayangan Pada Retina

Apakah fungsi pupil, retina, dan bintik kuning? Bagaimana proses melihat

benda itu terjadi? Pupil adalah bagian mata yang berfungsi mengatur besar

kecilnya cahaya yang masuk ke bola mata. Retina adalah selaput tipis di

bagian belakang bola mata. Lapisan itu paling banyak mengandung saraf

penglihatan. Fovea atau bintik kuning adalah bagian retina, tempat

berkumpulnya ujing-ujung saraf penglihatan sehingga paling peka terhadap

rangsang (impuls) cahaya.

Syarat kita dapat melihat benda adalah harus ada cayaha. Cahaya dapat

berasal langsung dari sumber cahaya atau berasal dari cahaya yang

dipantulkan oleh benda-benda yang ada di sekeliling kita. Cahaya masuk

menembus kornea, terus melewati lensa mata, dan akhirnya sampai ke retina.

Bayangan benda jatuh tepat di bintik kuning, bersifat nyata, terbalik, dan

diperkecil. Bayangan itu merupakan rangsangan atau informasi yang dibawa

oleh syaraf penglihatan menuju pusat syaraf penglihatan di otak. Di otak,

rangsangan ditafsirkan dan barulah kemudian kita mendapat kesan melihat

benda.

Bagaimanakah cara lensa mata mengatur agar bayangan benda tepat jatuh

di retina? Lensa mata mengatur penyesuaian terhadap jarak benda dengan

jalan mengatur cembung dan pipihnya lensa sehingga bayangan jatuh di

retina. Proses itu disebut berakomodasi. Apabila jarak benda sangat dekat,

lensa akan mencembung. Sebaliknya, apabila jarak benda jauh, lensa mata

akan memipih.

Lensa mata dalam keadaan secembung-cembungnya, dikatakan

berakomodasi maksimum. Sebaliknya, lensa mata dalam keadaan sepipih-

pipihnya, dikatakan berakomodasi minimum atau tidak berakomodasi.

Page 14: Makalah Optik

c. Cacat Mata

Rabun jauh dan cara memperbaikinya

Orang yang menderita rabun jauh atau miopi tidak mampu melihat

dengan jelas objek yang jauh tapi tetap mampu melihat dengan jelas

objek di titik dekatnya (pada jarak 25 cm). titik jauh mata orang yang

menderita rabun jauh berada pada jarak tertentu (mata normal memiliki

titik jauh tak berhingga).

Rabun jauh dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa divergen

yang bersifat menyebarkan (memencarkan) sinar. Lensa divergen atau

lensa cekung atau lensa negatif dapat membantu lensa mata agar dapat

memfokuskan bayangan tepat di retina.

Jarak fokus lensa dan kuat lensa yang digunakan untuk memperbaiki

mata yang mengalami rabun jauh dapat ditentukan berdasarkan

persamaan lensa tipis dan rumus kuat lensa.

Di sini jarak s adalah jarak tak hingga (titik jauh mata normal), dan s’

adalah titik jauh mata (PR). Prinsip dasarnya adalah lensa negatif

digunakan untuk memindahkan (memajukan) objek pada jarak tak hingga

Page 15: Makalah Optik

agar menjadi bayangan di titik jauh mata tersebut sehingga mata dapat

melihat objek dengan jelas.

Rabun dekat dan cara memperbaikinya

Orang yang menderita rabun dekat atau hipermetropi tidak mampu

melihat dengan jelas objek yang terletak di titik dekatnya tapi tetap

mampu melihat dengan jelas objek yang jauh (tak hingga). Titik dekat

mata orang yang menderita rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal

(PP > 25 cm).

Cacat mata hipermetropi dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa

konvergen yang bersifat mengumpulkan sinar. Lensa konvergen atau

lensa cembung atau lensa positif dapat membantu lensa mata agar dapat

memfokuskan bayangan tepat di retina.

Jarak fokus lensa dan kuat lensa yang digunakan untuk memperbaiki

mata yang mengalami hipermetropi dapat ditentukan berdasarkan

persamaan lensa tipis dan rumus kuat lensa.

Di sini jarak s adalah jarak titik dekat mata normal (25 cm), dan s’

adalah titik dekat mata (PP). Prinsip dasarnya adalah lensa positif

digunakan untuk memindahkan (memundurkan) objek pada jarak baca

Page 16: Makalah Optik

normal menjadi bayangan di titik dekat mata tersebut sehingga mata

dapat melihat objek dengan jelas.

3. Lup

Kaca pembesar atau lup digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bisa

dilihat dengan mata secara langsung. Lup menggunakan sebuah lensa cembung atau

lensa positif untuk memperbesar objek menjadi bayangan sehingga dapat dilihat

dengan jelas.

Bayangan yang dibentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar.

Untuk mendapatkan bayangan semacam ini objek harus berada di depan lensa

dan terletak diantara titik pusat O dan titik fokus F lensa. untuk menghasilkan

bayangan yang diinginkan, lup dapat digunakan dalam dua macam cara, yaitu

dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tidak berakomodasi.

Lup dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum untuk

mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan. Agar mata berakomodasi

maksimum, bayangan yang terbentuk harus tepat berada di titik dekat mata (s’ =

sn = jarak titik dekat mata).

Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata berakomodasi

maksimum adalah :

Page 17: Makalah Optik

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm

untuk mata normal), dan f adalah jarak fokus lup.

Menggunakan lup dalam keadaan mata berakomodasi maksimum membuat

mata menjadi cepat lelah. Agar mata relaks dan tidak cepat lelah, lup digunakan

dalam keadaan mata tidak berakomodasi. Untuk mendapatkan perbesaran

bayangan yang diinginkan dalam keadaan mata tidak berakomodasi, bayangan

yang terbentuk harus berada sangat jauh di depan lensa (jarak tak hingga). dalam

hal ini objek harus berada di titik fokus lensa (s = f).

Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata tidak berakomodasi

adalah

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk

mata normal), dan f adalah jarak fokus lup.

Page 18: Makalah Optik

Selain alat-alat optic di atas, ada banyak lagi alat optic lainnya yang berguna

bagi kehidupan kita sehari hari, seperti mikroskop, teropong, teleskop, kaca spion

kendaraan, kaca mata, dan lain – lain.

V. Aplikasi Alat Optik Di Bidang Pertanian

Dalam bidang pertanian, alat optik yang sering digunakan adalah mikroskop.

Mikroskop merupakan suatu alat untuk melihat benda atau organisme yang

ukurannya mikro atau tidak bisa diliat oleh mata telanjang.

Dalam pengaplikasiannya, mikroskop di gunakan di laboratorium penelitian

atau praktikum yang sehari – hari dilakukan oleh mahasiswa pertanian di kampus. Di

gunakan untuk meneliti sel atau jaringan serta berbagai pathogen atau penyebab

penyakit pada tanaman seperti bakteri, cendawan, dan virus. Selain itu, alat ini di

gunakan dalam penelitian kultur jaringan tanaman, rekayasa genetika, dan biologi

molekuler.

Alat ini mampu melakukan perbesaran hingga lebih 20x. ada banyak macam

dari mikroskop tergantung dari penggunaannya, seperti mikroskop electron untuk

meneliti atom, mikroskop biasa untuk meneliti sel atau jaringan, dan lain-lain.

Page 19: Makalah Optik

PENUTUP

I. Kesimpulan

Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri.

Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik

terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait

khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan.

Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis,

fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering

dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia telah banyak banyak terbantu

kegiatannya oleh adanya alat-alat optik. Seperti contohnya kaca mata, alat ini

digunakan oleh mereka yang menderita rabun, kamera yang digunakan oleh

photographer, mikroskop yang digunakan dalam penelitian, dan lain sebagainya.

Dalam bidang pertanian, mikroskop adalah salah satu contoh alat optik yang

sangat mendukung untuk jalannya sebuah penelitian. Seperti dalam kultur

jaringan, rekayasa genetika dan biologi molekuler.

II. Saran

Dalam penggunaan alat optik dalam kehidupan, sebaiknya setiap individu

memahami dampak dari setiap alat yang digunakan, seperti pada lup. Lup

dapat menyebabkan terjadinya kebakaran oleh cahaya yang difokuskan pada

satu titik oleh pantulan sinar matahari. Oleh sebab itu, pelajarilah dampak

sebuah alat yang mungkin ditimbulkannya sebelum menggunakannya.

Page 20: Makalah Optik

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Dunia Fisika.htm/Alat Optik. Di akses pada hari senin 09

mei 2011, pada pukul 19.00 WITA-selesai.

Anonim, 2011. Fisika-Ceria.com/Alat Optik. Di akses pada hari senin 09

mei 2011, pada pukul 19.00 WITA-selesai.

Anonym, 2011. http//: Wikipedia.com/optika. Di akses pada hari senin 09

mei 2011, pada pukul 19.00 WITA-selesai.