makalah obat anti tuberkulosis

20
OBAT-OBAT TUBERKULOSIS Oleh : Dewangga Arif Pratama (4311412009) Aditya Cahya Nugraha (4311412010) JURUSAN KIMIA 1

Upload: aditya-cahya-n

Post on 17-Jan-2016

235 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

kimia farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

OBAT-OBAT TUBERKULOSIS

Oleh :

Dewangga Arif Pratama (4311412009)

Aditya Cahya Nugraha (4311412010)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

1

Page 2: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami  dapat menyelesaikan tugas

ini tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam

penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan serta bimbingan,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

“ OBAT-OBAT TUBERCULOSIS (TBC) ”.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu dalam proses

pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Kami  juga tidak

lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan doa.

Penyusun

2

Page 3: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2

2.1 Pengertian TBC.................................................................................. 2

2.2 Obat Anti Tuberculosis....................................................................... 3

a. Isoniasid (Isonikotinil Hidrazid/INH).......................................... 3

b. Rifampisin (RIF).......................................................................... 4

c. Pirazinamid (PZN)........................................................................ 6

d. Streptomisin (STR)....................................................................... 7

e. Etambutol (EMB)......................................................................... 8

BAB III KESIMPULAN.................................................................................... 11

BAB IV DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 12

3

Page 4: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit TBC (Tuberculosis) adalah merupakan suatu penyakit yang

tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium

tuberkulosa. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria,

wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Hampir 10 tahun lamanya

Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal jumlah penderita tuberkulosis

(TB). Baru pada tahun ini turun ke peringkat ke-4 dan masuk dalam milestone

atau pencapaian kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan. Laporan WHO pada

tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima dengan jumlah

penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan jumlah terbesar kasus

insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan Indonesia

(sumber WHO Global Tuberculosis Control 2010).

Pada Global Report WHO 2010, didapat data TB Indonesia, Total seluruh

kasus TB tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, dimana 169213 adalah kasus TB

baru BTA positif, 108616 adalah kasus TB BTA negatif, 11215 adalah kasus TB

Extra Paru, 3709 adalah kasus TB Kambuh, dan 1978 adalah kasus pengobatan

ulang diluar kasus kambuh (retreatment, excl relaps).

Sementara itu, untuk keberhasilan pengobatan dari tahun 2003 sampai

tahun 2008 (dalam %), tahun 2003 (87%), tahun 2004 (90%), tahun 2005 sampai

2008 semuanya sama (91%).

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan atau

memperluas pengetahuan masyarakat tentang turbekulosis atau TBC,

sehingga masyarakat mengetahui tanda-tanda awal timbulnya penyakit TBC

dan mengetahui mekanisme kerja obat anti tuberculosis (OAT)

Mycobacterium tuberculosis.

4

Page 5: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian TBC (Tuberculosis)

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular granulomatosa kronik

yang telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan paling sering

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman

TBC menyerang paru, 85% dari seluruh kasus TBC adalah TBC paru,

sisanya (15%) menyerang organ tubuh lain mulai dari kulit, tulang, organ-

organ dalam seperti ginjal, usus, otak, dan lainnya.

Tuberkulosis termasuk juga dalam golongan penyakit zoonosis

karena selain dapat menimbulkan penyakit pada manusia, basil

Mycobacterium juga dapat menimbulkan penyakit pada berbagai macam

hewan misalnya sapi, anjing, babi, unggas, biri-biri dan hewan primata,

bahkan juga ikan.

Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak

darah sputum atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat

badan turun. (dahulu TB disebut penyakit "konsumsi" karena orang-orang

yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan.) Infeksi pada

organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Diagnosis TB aktif

bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui sinar-X dada) serta

pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis cairan tubuh.

Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung pada tes tuberkulin

kulit/tuberculin

Penyakit TBC ditularkan dari orang ke orang, terutama melalui

saluran napas dengan menghisap atau menelan tetes-tetes ludah/dahak

(droplet infection) yang mengandung basil dan dibatukkan oleh penderita

TBC terbuka. Atau juga karena adanya kontak antara tetes ludah/dahak

tersebut dan luka di kulit. Untuk membatasi penyebaran perlu sekali

discreen semua anggota keluarga dekat yang erat hubungannya dengan

penderita.

5

Page 6: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

2.2 Obat Anti Tuberculosis

a. Isoniasid (Isonikotinil Hidrazid)

1. Mekanisme kerja. Kerja obat ini adalah dengan menghambat enzim

esensial yang penting untuk sintesis asam mikolat dan dinding sel

mikobakteri. INH dapat menghambat hampir semua basil tuberkel, dan

bersifat bakterisida terutama untuk basil tuberkel yang tumbuh aktif.

INH dapat bekerja baik intra maupun ekstraseluler. Aktivitas INH

menghambat aksi enoyl – protein pembawa asil dalam bentuk (InhA).

InhA merupakan komponen enzim penting dari sintesis asam lemak

kompleks II (FAS-II). FAS-II yang terlibat dalam sintesis rantai panjang

asam mycolic. Asam mycolic merupakan komponen struktural penting

dari dindin g sel mikobakteri dan melekat ke lapisan arabinogalactan.

2. Farmakokinetik. Absorpsi: oral. Distribusi: melintasi plesenta; muncul

dalam ASI; mendistribusikan ke dalam jaringan tubuh dan cairan

termasuk CSF (Cerebrospinal Fluid). Ikatan protein; 10% sampai 15%.

Metabolisme : oleh hati terhadap isoniasid asetil dengan tingkat

kerusakan genetik ditentukan oleh fenotipe asetilasi; mengalami

hidrolisis lebih lanjut untuk asam asetil isonikotinik dan hidrazin. Waktu

paruh: mungkin bias diperpanjang pada pasien dengan gangguan fungsi

6

Page 7: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

hati atau gangguan ginjal parah. Asetilator cepat: 30-100 menit.

Asetilator lambat: 2-5 jam. Waktu puncak konsentrasi serum: oral:

dalam 1-2 jam. Eliminasi: 75% sampai 95% diekskresikan dalam urin

sebagai obat tidak berubah dan metabolit; jumlah kecil diekskresi dalam

tinja dan saliva. Dialisis: dialisis (50% sampai 100%).

3. Efek samping. Insiden dan berat ringannya efek non terapi INH

berkaitan dengan dosis dan lamanya pemberian. Reaksi alergi obat ini

dapat berupa demam, kulit kemerahan, dan hepatitis. Efek toksik ini

meliputi neuritis perifer, insomnia, lesu, kedut otot, retensi urin, dan

bahkan konvulsi, serta episode psikosis. Kebanyakan efek ini dapat

diatasi dengan pemberian piridoksin yang besarnya sesuai dengan

jumlah INH yang diberikan.

4. Indikasi. Obat ini diindikasikan untuk terapi semua bentuk tuberkulosis

aktif, disebabkan kuman yang peka dan untuk profilaksis orang beresiko

tinggi mendapatkan infeksi. Dapat digunakan tunggal atau bersama-

sama dengan anti tuberkulosis lain.

5. Kontraindikasi. Kontraindikasinya adalah riwayat hipersensitifitas atau

reaksi adversus, termasuk demam, artritis, cedera hati, kerusakan hati

akut, tiap etiologi, kehamilan (kecuali resiko terjamin).

b. Rifampisin (RIF)

1. Mekanisme kerja. Obat ini menghambat sintesis DNA bakteri dengan

mengikat β-subunit dari DNA dependent –RNA polimerase sehingga

menghambat peningkatan enzim tersebut ke DNA dan menghambat

transkripsi messenger RNA (mRNA). Transkrip RNA adalah

persyaratan penting untuk sintesis protein. In vitro dan in vivo, obat ini

bersifat bakterisid terhadap mikobakterium tuberkulosis, M. bovis, dan

M. kansasii baik intra maupun ekstraseluler. Konsentrasi bakterisid

berkisar 3-12 μg/ml/ obat ini dapat meningkatkan aktivitas streptomisin

dan INH, tetapi tidak untuk etambutol.

7

Page 8: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

2. Farmakokinetik. Absorpsi: oral: diserap dengan baik. Distribusi: sangat

lipofilik; melintasi penghalang darah-otak dan didistribusikan secara

luas ke dalam jaringan tubuh dan cairan seperti hati, paru-paru, kandung

empedu, empedu, air mata, dan air susu ibu; mendistribusikan ke CSF

ketika meninges meradang. Ikatan protein: 80%. Metabolisme:

mengalami daur ulang enterohepatik; di metabolisme di hati diasetil

(aktif). Waktu paruh: 3-4 jam, berkepanjangan dengan kerusakan hati.

Waktu puncak konsentrasi serum: oral: dalam 2-4 jam. Eliminasi:

terutama di feses (60% sampai 65%) dan urin (~30%). Dialisis:

rifampisin plasma konsentrasi tidak signifikan dipengaruhi oleh

hemodialisis atau dialisis peritoneal.

3. Efek samping. Kurang dari 4% penderita mengalami efek samping,

seperti demam, kulit kemerahan, mual dan muntah, ikterus,

trombositopenia, dan nefritis. Gangguan hati yang terberat terutama

terjadi bila rifampisin diberikan secara tunggal atau dikombinasikan

dengan INH. Gangguan saluran cerna juga sering terjadi, tidak enak di

ulu hati, mual dan muntah, kolik, serta diare yang kadang-kadang

memerlukan penghentian obat.

4. Indikasi. Diindikasikan untuk obat anti tuberkulosis yang

dikombinasikan dengan anti tuberkulosis lain untuk terapi awal maupun

ulang.

8

Page 9: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

5. Kontraindikasi. Sindrom syok, anemia hemolitik akut, dan gangguan

hati. Hati hati pemberian obat ini pada penderita gangguan ginjal.

c. Pirazinamid (PZN)

1. Mekanisme kerja. PZN adalah pro-drug dan diubah menjadi bentuk

aktif (asam pyrazinoic) oleh enzim peroksidase nicotinamidase dikenal

sebagai pyrazinamidase (PncA). Asam Pyrazinoic menghambat aksi

sintetase asam lemak I (FAS I). FAS I adalah terlibat dalam sintesis

asam mycolic rantai pendek merupakan komponen struktural penting

dari dinding sel mikobakteri dan melekat ke lapisan arabinogalactan.

Obat ini bersifat bakterisidal, terutama dalam keadaan asam dan

mempunyai aktivitas sterilisasi intraseluler.

2. Farmakokinetik. Absorpsi: oral: diserap dengan baik. Distribusi:

didistribusikan secara luas ke dalam jaringan tubuh dan cairan termasuk

paru-paru, hati, CSF. Ikatan protein: 50%. Metabolisme: dalam hati.

Waktu paruh: 9-10 jam, berkepanjangan dengan fungsi ginjal atau hati

berkurang. Waktu puncak konsentrasi serum: dalam 2 jam. Eliminasi:

dalam urin (4% sebagai obat tidak berubah).

3. Efek samping. Obat ini bersifat hepatotoksik yang berkaitan dengan

dosis pemberian dan dapat menjadi serius. Dengan dosis harian 3 g atau

40-50 mg/kg BB/hari.

9

Page 10: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

Obat ini sangat efektif terhadap tuberkulosis bila digabungkan dengan

INH, tetapi dilaporkan lebih kurang 14% penderita akan mengalami

gangguan hati yang berat, serta kematian dapat terjadi karena timbulnya

nekrosis. Karena efek hepatotoksik, pemeriksaan uji hati perlu

dilakukan sebelum pemberian obat ini. Penggunaan pirazinamid secara

rutin menyebabkan hiperuresemia, biasanya asimtomatik. Jika gejala

penyakit gout timbul, dan pengobatan dengan pirazinamid dibutuhkan,

penderita sebaiknya juga mendapat alopurinol/probenesid.

4. Indikasi. Digunakan untuk terapi tuberkulosis dalam kombinasi dengan

anti tuberkulosis lain.

5. Kontraindikasi. Kontraindikasi terhadap gangguan fungsi hati parah,

porfiria, Hipersensitivitas.

d. Streptomisin (STR)

1. Mekanisme kerja. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis

protein pada ribosom mikrobakterium dan bersifat bakterisid, terutama

terhadap basil tuberkel ekstraseluler.

2. Farmakokinetik. Distribusi: mendistribusikan ke dalam jaringan tubuh

dan cairan kecuali otak; jumlah kecil masukkan CSF hanya dengan

meninges meradang, melintasi plasenta; jumlah kecil muncul di ASI.

Ikatan protein: 34%.

10

Page 11: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

Waktu paruh: berkepanjangan degan kerusakan ginjal. Baru lahir: 4-10

jam. Dewasa: 2- 4,7 jam. Waktu puncak konsentrasi serum: im: dalam

1-2 jam. Eliminasi: 30% sampai 90% dari dosis diekskresikan sebagai

obat tidak berubah dalam urin, dengan jumlah kecil (1%) diekskresikan

dalam empedu, saliva, keringat, dan air mata.

3. Efek samping. Sakit kepala atau lesu biasanya terjadi setelah

penyuntikan dan umumnya bersifat sementara. Reaksi hipersensitivitas

sering terjadi pada minggu pertama pengobatan dan biasanya lebih

ringan dibandingkan INH. Obat ini bersifat ototoksik menimbulkan

gangguan pendengaran dan keseimbangan dengan gejala vertigo, mual,

dan muntah. Selain itu, obat ini juga bersifat nefrotoksik.

4. Indikasi. Sebagai kombinasi pada pengobatan TBC bersama isoniazid,

rifampisin, dan pirazinamid, atau untuk penderita yang dikontraindikasi

dengan 2 atau lebih obat kombinasi tersebut.

5. Kontraindikasi. Hipersensitivitas terhadap streptomisin sulfat atau

aminoglikosida lain.

e. Etambutol (EMB)

1. Mekanisme kerja. Obat ini menghambat sintesis metabolisme sel

sehingga menyebabkan kematian sel. EMB menghambat aksi arabinosyl

(EmbB). EmbB adalah enzim membran terkait yang terlibat dalam

sintesis arabinogalaktan. Arabinogalactan merupakan komponen

struktural penting dari dinding sel mikobakteri. Hampir sama strain M.

tuberculosis, M. bovis, dan kebanyakan M. kansasii rentan terhadap obat

ini. Obat ini bersifat bakteriostatik dan bekerja baik intra maupun

ekstraseluler.

11

Page 12: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

2. Farmakokinetik. Absorpsi: ~80%. Distribusi: didistribusikan ke

seluruh tubuh dengan konsentrasi tinggi di ginjal, paru-paru, saliva, dan

sel darah merah; konsentrasi dalam CSF rendah; melintasi plasenta;

diekskresikan ke dalam ASI. Ikatan protein: 20% sampai 30%.

Metabolisme: 20% oleh hati untuk metabolit aktif. Waktu paruh: 2,5-3,6

jam (hingga 7 jam atau lebih dengan gangguan ginjal). Waktu puncak

konsentrasi serum: dalam waktu 2-4 jam. Eliminasi: ~50%dalam urin

dan 20% diekskresi dalam tinja sebagai obat yang tidak berubah.

Dialisis: sedikit dialysis (5% sampai 20%).

3. Efek samping. Etambutol jarang menimbulkan efek samping bila

diberikan dengan dosis harian biasa dan efek toksik minimal. Efek

nonterapi yang berat dan berkaitan dengan dosis, yaitu efek toksik di

okular. Gangguan di mata biasanya bersifat bilateral, yaitu berupa

neuritis optik dengan gejala penurunan ketajaman penglihatan,

hilangnya kemampuan membedakan warna merah dengan hijau,

lapangan pandangan mata menyempit, dan dapat terjadi skotoma perifer

ataupun sentral. Gangguan ini biasanya bersifat reversibel. Karena itu,

sebelum etambutol diberikan, uji ketajaman penglihatan dan uji buta

warna sebaiknya dilakukan.

12

Page 13: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

4. Indikasi. Etambutol digunakan sebagai terapi kombinasi tuberkulosis

dengan obat lain, sesuai regimen pengobatan jika diduga ada resistensi.

Jika resiko resistensi rendah, obat ini dapat ditinggalkan. Obat ini tidak

dianjurkan untuk anak-anak usia kurang 6 tahun, neuritis optik,

gangguan visual.

6. Kontraindikasi. Hipersensitivitas terhadap etambutol seperti neuritis

optik.

13

Page 14: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

BAB III

KESIMPULAN

TBC merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis. Antibiotik isoniazida adalah obat TBC yang paling

penting saat ini karena aktivitasnya yang tinggi melampaui banyak anti

tuberkulotika lain. Antibiotik isoniazida ini berperan sebagai inhibitor

(penghambat) biosintesis asam mikolat pada dinding sel Mycobacterium

tubrculosis. Akibatnya pembentukan dinding sel dari bakteri tersebut akan

terganggu, sehingga menyebabkan perkembangbiakan dari bakteri tersebut akan

terhambat dan akhirnya bakteri tersebut akan mati.

14

Page 15: Makalah Obat Anti Tuberkulosis

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Goodman dan Gilman. 2003. Dasar Farmakologi Terapi Volume 2. Jakarta :

Buku Kedokteran EGC.

Lucya Nitri. 2010. Aktivitas antibiotik Isoniazida terhadap Mycobacterium

Tuberculosis. URL : http://thitiechenree.blogspot.com/2010/10/makalah-seminar-

mata-kuliah.html. Diakses April 2012.

Shayne Loubser dkk. 2010. TB Drugs - First Line. URL :

http://immunopaedia.org/index.php?id=260&L=0&key=0. Diakses April 2012.

15