makalah notaris

44
A. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Salah satu mewujudkan visi dan misi bangsa Indonesia pada masa mendatang telah termuat dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisplin dan bertanggung jawab,berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.Terlihat dengan jelas GBHN mengamanatkan tentang arah kebijakan dibidang pendidikan diantaranya yaitu meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan, sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan watak atau karakter pendidik dan budi pekerti. Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) antara lain adalah dalam mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila”. Salah satu upaya untuk merealisasikannya adalah dengan cara memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan. Upaya ini bertujuan untuk membentuk dan membangun manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai 1

Upload: faizal-gens-x-skater-bmx

Post on 05-Aug-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Notaris

A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Salah satu mewujudkan visi dan misi bangsa Indonesia pada masa mendatang telah termuat

dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional

yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan

kebangsaan, cerdas, sehat, berdisplin dan bertanggung jawab,berketerampilan serta menguasai

ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia

Indonesia.Terlihat dengan jelas GBHN mengamanatkan tentang arah kebijakan dibidang

pendidikan diantaranya yaitu meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta

meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan,  sehingga tenaga pendidik mampu

berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan watak atau karakter pendidik dan budi

pekerti. Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007)

antara lain adalah dalam mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila”. Salah satu upaya untuk

merealisasikannya adalah dengan cara memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui

pendidikan. Upaya ini bertujuan untuk membentuk dan membangun manusia Indonesia yang

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan

internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal

sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa

Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Pendidikan

merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tak pernah bisa ditinggalkan.

Pendidikan bukanlah proses yang diorganisasi secara teratur, terencana, dan menggunakan

metode-metode yang dipelajari serta berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati mekanisme

1

Page 2: Makalah Notaris

penyelenggaraan oleh suatu komunitas suatu masyarakat (Negara), melainkan lebih merupakan

bagian dari kehidupan yang memang telah berjalan sejak manusia itu ada.Pendidikan bisa

dianggap sebagai proses yang terjadi secara sengaja, direncanakan, didesain, dan diorganisasi

berdasarkan aturan yang berlaku terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar

kesepakatan masyarakat.Pendidikan sebagai sebuah kegiatan dan proses aktivitas yang disengaja

merupakan gejala masyarakat ketika sudah mulai disadari pentingnya upaya untuk membentuk,

mengarahkan, dan mengatur manusia sebagaimana dicita-citakan masyarakat  

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Apa pengertian pendidikan karakter dan apa saja persamaan Karakter,Akhlak dan Moral?

2. bagaimana membangun karakter dan kepribadian bangsa dan apa pendidikan karakter

bangsa ?

3. Apa saja strategi –strategi dan tujuan pendidikan karakter ?

4. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dan bagaimana upaya peningkatan mutu pendidikan

karakter?

5. Bagaimana karakteristik pendidikan karakter

6. Apa saja Model –model pembelajaran dalam pendidikan karakter dan bagaimana

pelaksanaan pendidikan karakter ?

2

Page 3: Makalah Notaris

3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami definisi Pendidikan Karakter dan persamaan Akhlak,

Karakter dan Moral

2. Untuk mengetahui pembangunan karakter dan kepribadian bangsa dan pendidikan

karakter bangsa

3. Untuk mengetahui Strategi-strategi dan tujuan dalam pendidikan karakter

4. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter dan bagaimana upaya peningkatan

mutu pendidikan karakter?

5. Untuk mengetahui karakteristik pendidikan karakter

6. Model –model pembelajaran dalam pendidikan karakter dan pelaksanaan pendidikan

karakter

.

3

Page 4: Makalah Notaris

B. PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER

Karakter adalah watak , tabiat , atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil

internalisasi berbagai kebajikan ( viertues ) yang diyakini dan digunakan sebagai

landasan untuk cara pandang , berfikir , bersikap dan bertindak .

Pendidikan menurut istilah adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam

mengembangkan potensi peserta didik pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat

dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan

masyarakat dan bangsa .

Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapatkan

pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini . Terlebih dengan dirasakannya berbagai

ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini , semisal

korupsi , perkembangan seks bebas pada kalangan remaja , narkoba , tawuran , pembunuhan ,

perampokan oleh pelajar , dan pengangguran lulusan sekolah menengah dan atas . Semuanya

terasa lebih kuat ketika negara ini dilanda krisis dan tidak kunjung beranjak dari krisis yang

dialami .

Istilah pendidikan karakter masih jarang didefinisikan oleh banyak kalangan . Kajian

secara teoritis terhadap pendidikan karakter bahkan salah – salah dapat menyebabkan salah tafsir

tentang makna pendidikan karakter . Beberapa masalah mengenai makna pendidikan karakter

dapat diidentifikasi di antaranya sebagai berikut:

1 . Pendidikan karakter = mata pelajaran agama dan PKn , karena itu menjadi tanggung

jawab guru agama dan PKn .

2 . Pendidikan karakter = mata pelajaran pendidikan budi pekerti .

3 . Pendidikan karakter = pendidikan yang menjadi tanggung jawab keluarga , bukan

tanggung jawab sekolah .

4 . Pendidikan karakter = adanya penambahan mata pelajaran baru dalam KTSP .

5 . Dan sebagainya

4

Page 5: Makalah Notaris

Pendidikan karakter , menurut Ratna Megawati (2004 : 95), “sebuah usaha untuk

mendidik anak – anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya

dalam kehidupan sehari – hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif pada

lingkungannya.”

Tetapi menurut Fakry Gaffar pendidikan karakter (2010 : 1), ‘sebuah proses tranformasi

nilai – nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga

menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.’

Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran penting yaitu:

1. Proses tranformasi nilai – nilai

2. Ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan

3. Menjadi satu dalam prilaku

Dalam konteks kajian P3 , kami mendefinisikan pendidikan karakter dalam seting

sekolah sebagai “ Pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku

anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah “ .

Definisi ini mengandung makna :

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang diintegrasi dengan pembelajaran yang

terjadi pada semua mata pelajaran ;Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak

secara utuh . Asumsinya anak merupakan organism manusia yang memiliki potensi untuk

dikuatkan dan dikembangkan ;Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang

dirujuk sekolah ( lembaga )

Pengertian Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang

meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan

nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,sesama,lingkungan,maupun

kebangsaan.

Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu

seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka

perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial  dan

budaya yang bersangkutan.Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat dilakukan dalam

5

Page 6: Makalah Notaris

suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya

masyarakat, dan budaya bangsa.Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila, jadi

pendidikan budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta

didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.

1.2 PERSAMAAN AKHLAK, KARAKTER DAN MORAL

2.1 .Budi pekerti( Akhlak )

Budi pekerti dalam kamus besar adalah

1. Alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaanuntuk menimbang baik dan buruk

2. Watak, akhlak ,tabiat

3. Perbuatan baik, kebaikan

2.2. Moral dalam kamus didenefisikan adalah

1. Baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dari

sebagainya;

2. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,

berdisiplin, dan sebagainya;

3. Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu ccrita.

2.3. Karakter dalam kamus adalah

1) kualitas-kualitas pembeda;

2) kualitas-kualitas Positif,

3) Reputasi

4) Huruf atau symbol

5) Individu dalam kaitannya dengan kepribadian dan tingkah laku

Dari pernyataan diatas, ternyata semua kata tersebut : karakter, budi pekerti,makhlak,

moral, afeksi,susila, tabiat ,watak,memiliki arti yang sama . dan dalam tulisanini kata yang sering

muncul yaitu karakter, akhlak , moral, afeksi/ afektif, karena kata- kata tersebut dewasa ini

sering muncul dalam percakapan harian tentang pendidikan karakter.

Dalam pendapat lain, Hurloch (1974:8) dalam bukunya , Personality Development secara

tidak langsung mengungkapkan bahwa karakter terdapat pada kepribadian. Karakter

6

Page 7: Makalah Notaris

mengimplikasikaan sebuah standar moral dan melibatkan sebuah pertimbangan nilai.Karakter

berkaitaan dengan tingkah laaku yang diaatur oleh upayaa dan keinginan.

1. Ajaran Moral

Ajaran moral atau moralitas dipelajari oleh filsafat moral atau etika. Urusan utamaa

etika adalah study tentang kebaikan/hal yang baik / hal yang bernilai /moralitas /nilai dan

studi tentang tindakan yang baik.

2. Studi tentang nilai.

Studi tentang nilai/kebaikan tertuju untuk menjawab:

1) Apa komponen –komponen esensial untuk kehidupan yang baik

2) apa jenis-jenis yang baik pada dirinya

3. Karakter

Ada ajaran moral dan standar moral ,dan ada juga pertimbangaan moral atau

nilai yang menjadi komponen-komponen karakter.

Adapun komponen-komponen karakter menurut Hurloch :

1) Aspek kepribadian

2) Standar moral dan ajaran moral

3) Upaya dan keinginan individu

4) Hati nurani

5) Pola-pola kelompok

6) Tingkah laku individu dan kelompok

7)

2. Membangun Karakter dan Kepribadian Bangsa dan pendidikan karakter bangsa

2.1 Membangun Karakter dan Kepribadian Bangsa

 Membangun karakter bangsa adalah membangun pandangan hidup, tujuan hidup, falsafah hidup,

rahasia hidup serta pegangan hidup suatu bangsa.Sebagai bangsa, bangsa Indonesia telah

memiliki pegangan hidup yang jelas.Dimulai sejak dikumandangkannya Proclamation of

7

Page 8: Makalah Notaris

Independence Indonesia dan dicetuskannya declaration of Independence sebagai cetusan

kemerdekaan dan dasar kemerdekaan, sekaligus menghidupkan kepribadian bangsa Indonesia

dalam arti kata yang seluas-luasnya meliputi kepribadian politik, kepribadian ekonomi,

kepribadian sosial, kepribadian kebudayaan dan kepribadian nasional.Membangun karakter

sangat diperlukan dalam memaknai kehidupan merdeka yang telah dicapai oleh bangsa kita atas

karunia Tuhan .Pembentukan karakter adalah proses membangun dari bahan mentah menjadi

cetakan yang sesuai dengan bakat masing-masing.Pendidikan adalah proses pembangunan

karakter.Pembangunan karakter merupakan proses membentuk karakter, dari yang kurang baik

menjadi lebih baik, tergantung pada bekal masing-masing.Mau dibawa kemana karakter tersebut

dan mau dibentuk seperti apa nantinya, tergantung pada potensinya dan juga tergantung pada

peluangnya.

Pembangunan dan pendidikan karakter sebenarnya telah dibatasi (kontradiktif) dengan

pendidikan mahal dan komersil atau kapatalisme pendidikan.Bangsa adalah kumpulan manusia

individual, Karakter bangsa dicerminkan oleh karakter manusia-manusia yang ada di dalam

bangsa tersebut.Sebuah bangsa lahir mirip dengan seorang manusia lahir.Seorang bayi lahir dari

perjuangan keras seorang ibu.Pembangunan karakter bangsa juga demikian, dimana

pembangunan karakter bangsa berkaitan dengan sejarah dimasa lalu yang memberikan syarat-

syarat material yang memunculkan persepsi masyarakat terhadap kondisinya tersebut,

dipengaruhi oleh kejadian konkret di masa kini.Pembangunan karakter diperlukan untuk

menumbuhkan watak bangsa yang bisa dikenali secara jelas, yang membedakan diri dengan

bangsa lainnya, dan ini diperlukan untuk menghadapi situasi zaman yang terus

berkembang.Pembangunan karakter menjadi penting karena situasi kehidupan tertentu dan

konteks keadaan tertentu membutuhkan karakter yang sesuai untuk menjawab keadaan yang ada

tersebut.Misalnya, bangsa yang masih rendah teknologinya memerlukan karakter yang produktif

dan kreatif dari generasi bangsanya, tempat berpikir ilmiah menjadi titik tekan karena hal itulah

yang sangat dibutuhkan untuk menjawab tuntutan.Pembangunan karakter yang keras harus

dilakukan untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat.Jangan sampai titik tekan

pembangunan karakter tersebut justru menjadi tidak cocok dengan kebutuhan untuk mengatasi

masalah yang ada.Pembanguna karakter itulah yang kemudian dapat dilakukan oleh pendidikan

karena didalamnya proses sosial mengarahkan generasi yang dilakukan.

8

Page 9: Makalah Notaris

Kepribadian manusia selalu berkembang sehingga bisa dibentuk ulang dan diubah.Kepribadian

adalah hubungan antara materi tubuh dan jiwa seseorang yang perkembangannya dibentuk oleh

pengalaman dan kondisi alam bawah sadar yang terbentuk sejak awal pertumbuhan manusia,

terutama akibat peristiwa-peristiwa psikologis yang penting dalam pertumbuhan diri.Banyak

yang beranggapan bahwa tidak ada orang yang memiliki dua kepribadian, kecuali orang yang

sakit jiwa.Kepribadian orang digunakan untuk merespons lingkungan disekitarnya.Bukan segala

tingkah laku orang dapat ditentukan kepribadiannya, akan tetapi ada saat tertentu lingkungan luar

dapat mengubah kepribadian seseorang jika lingkungan tersebut memiliki pengaruh yang sangat

besar.Oleh karena itu, Kepribadian dapat berubah apabila lingkungan tiba-tiba berubah.

2.2 Pendidikan Karakter Bangsa

Pendidikan karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa Indonesia dari keterpurukan

untuk menyongsong datangnya peradaban baru. Karakter bangsa dapat dibentuk dari program-

program pendidikan atau dalam proses pembelajaran yang ada di dalam kelas.Akan tetapi,

apabila pendidikan memang bermaksud serius untuk membentuk suatu  karakter generasi bangsa,

ada banyak hal yang harus dilakukan, dan dibutuhkan penyadaran terhadap para pendidik dan

juga terhadap pelaksana kebijakan pendidikan.Jika kita pahami arti dari Pendidikan secara luas,

pendidikan sebagai proses penyadaran, pencerdasan dan pembangunan mental atau karakter,

tentu bukan hanya identik dengan sekolah.Akan tetapi, berkaitan dengan proses kebudayaan

yang secara umum sedang berjalan, dan juga memliki kemampuan untuk mengarahkan

kesadaran,membentuk cara pandang, dan juga membangun karakter generasi muda.Artinya,

karakter yang menyangkut cara pandang dan kebiasaan siswa, remaja, dan juga kaum muda

secara umum sedikit sekali yang dibentuk dalam ruang kelas atau sekolah, akan tetapi lebih

banyak dibentuk oleh proses sosial yang juga tak dapat dilepaskan dari proses ideoogi dan

tatanan material-ekonomi yang sedang berjalan.

Mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri

peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan fisik.Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar

dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik.Pendidikan adalah suatu usaha

masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi keberlangsungan kehidupan

masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.Keberlangsungan tersebut dapat ditandai

9

Page 10: Makalah Notaris

oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa.Oleh karena itu,

pendidikan merupakan proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan

juga proses pengembangan budaya karakter bangsa untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat dan bangsa di masa mendatang.

Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik

mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses interalisasi, dan penghayatan nilai-nilai

menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang

lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat

.Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa,dan pendidikan yang telah

dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan

yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga

memiliki nilai dan karakter sebagai karakter diri, yang menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga Negara yang religius, nasionalis,

produktif dan kreatif.

Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah perkembangan potensi peserta

didik agar menjadi berperilaku baik, dan bagi peseta didik yang telah memiliki sikap dan

perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa, untuk memperkuat pendidikan

nasional untuk bertanggung jawab dalam perkembangan potensi peserta didik yang bermartabat,

dan juga untuk menyaring budaya bangsa sendiri dengan bangsa lain yang tidak sesuai dengan

nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

3.  Strategi-Strategi dan tujuan dalam Pendidikan Karakter

3.1 Strategi dalam pendidikan karakter

 Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi Pendidikan Karakter melalui

Multiple Talent Aproach (Multiple Intelligent).Strategi Pendidikan Karakter ini memiliki tujuan

yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang manifestasi pengembangan potensi

akan membangun Self Concept yang menunjang kesehatan mental.Konsep ini menyediakan

kesempatan bagi anak  didik untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan

10

Page 11: Makalah Notaris

dan minat yang dimilikinya.Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini biasanya

ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh disekolahnya dan anak didik tersebut

mengikuti tes intelengensia.Cara tersebut misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar,

kegiatan fisik atau kemamuan motorik atau lewat cara sosial-emosional.

Menurut Gardner (1999), manusia itu sedikitnya memiliki 9 kecerdasan.Kecerdasan manusia,

saat ini tak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai matematika atau menggunakan

bahasa.Ada banyak kecerdasan lain yang dapat diidentifikasi di dalam diri manusia.Sedangkan

menurut Howard Gardner (1999) yang menjelaskan 9 kecerdasan ganda, apabila dipahami

dengan baik, akan membuat semua orang tua memandang potensi anak lebih positif.Terlebih

lagi, para orang tua (guru) dapat menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan

memperdayakan di sekolah.Konsep Multiple Intelligence mengajarkan kepada anak bahwa

mereka bisa belajar apapun yang mereka ingin ketahui.Bagi Orangtua atau guru , yang

dibutuhkan adalah kreativitas dan kepekaan untuk mengasah anak tersebut.Baik guru atau Orang

tua juga harus berpikir terbuka, keluar dari paradigma tradisional.Kecerdasan bukanlah sesuatu

yang bersifat tetap.Keceradasan bagaikan sekumpulan keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan

dikembangkan.Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk

menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang

berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.Melalui pengenalan Multiple Intellegence, kita

dapat mempelajari kekuatan atau kelemahan anak dan dapat memberikan mereka peluang untuk

belajar melalui kelebihan mereka, tujuannya adalah agar anak memiliki kesempatan untuk

mengeksplorasi dunia.

3.2 Tujuan Pendidikan Karakter Bangsa

Tujuan Pendidikan Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang

harus dikembangkan oleh setiap satuan Pendidikan.Oleh karena itu, rumusan tujuan Pendidikan

Nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.Untuk

mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu

dikemukakkan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, dan pendidikan.

11

Page 12: Makalah Notaris

Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut :

4. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga Negara yang

memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

5. Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-

nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa

6. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus

bangsa

7. Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,

berwawasan kebangsaan dan

8. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur,

penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh

kekuatan..

3.3 Tujuan Pendidikan Karakter dalam Seting Sekolah

Analisis yang telah dilakukan oleh Pusat Pengkajian Pedagogik ( 2010:2-3 ) dapat

dijadikan sebagai salah satu tinjauan tentang pendidikan nasional .

Pendidikan nasional berfungsi mengenbangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia , sehat berilmu ,

cakap , kreatif , mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab .

Fungsi kedua , “ membentuk watak “ mengandung makna bahwa pendidikan nasional

harus diarahkan pada pembentukan watak .endidikan yang berorientasi pada watak

peserta didik merupakan suatu hal yang tepat , tetapi perlu diperjelas mengenai istilah

perlakuan terhadap “ watak “ . Apakah watak itu harus “ dikembangkan “ , “ dibentuk “ ,

atau “ difasilitasi “ . Perspektif pedagogic, lebih memandang bahwa pendidikan itu

mengembangkan / menguatkan / memfasilitasi watak , bukan membentuk watak . jika

watak dibentuk maka tidak ada proses pedagogik / pendidikan , yang terjadi adalah

12

Page 13: Makalah Notaris

pengajaran .Jika peserta didik diposisikan sebagai objek , maka hal itu bertolak belakang

dengan fungsi yang peertama , bahwa pendidikan itu berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan yang dilandasi oleh pandangan konstruktivisme .

Fungsi ketiga “ peradaban bangsa “ Apabila dikaitkan dengan indicator peradaban seperti

apa yang dapat merepresentasikan pendidika nasional dan siapa yang bertanggung jawab

untuk fungsi ini maka kondisi ini menjadi samara tau tidak.Jadi tidak serta merta

( otonomatis ) manusia yang terdidik akan menjadikan nangsa yang beradab . Dengan

kata lain , bangsa yang beradab merupakan dampak dari pendidikan yang menghasilkan

manusia terdidik .

1. Tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan

nilai - nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak , baik ketika proses sekolah

maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah) . Penguatan dan

pengembangan memiliki bahwa makna pendidikan dalam seting sekolah bukanlah

sekedar suatu dogmatisasi nilai kepada peserta didik , tetapi sebuah proses yang

membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai menjadi

penting untuk diwujudkan dalam perilaku keseharian manusia , termasuk bagi anak .

Penguatan juga mengarahkan proses pendidikan proses pembiasan yang disertai oleh

logika baik dalam seting kelas maupun sekolah . Penguatan pun memiliki makna adanya

hubungan antara penguatan perilaku melalui pembiasaan di sekolah maupun pembiasaan

dirumah .

2. Tujuan kedua pendidikan karakter adalah mengkoreksi prilaku peserta didik yang tidak

bersesuai dengan nilai – nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki

makna bahwa pendidikan karakter memiliki sasaran untuk meluruskan berbagai prilaku

anak yang negatif menjadi positif. Proses pelurusan yang dimaknai sebagai

pengkoreksian prilaku dipahami sebagai sebagai proses yang pedagogis, bukan suatu

pemaksaan atau pengkondisian yang tidak mendidik. Proses pedagogis dalam

pengkoreksian prilaku negative diarahkan pola pirilaku anak, kemudian dibarengi dengan

keteladanan lingkungan sekolah dan rumah, dan proses pembiasaan berdasarkan tingkat

dan jenjang sekolahnya.

13

Page 14: Makalah Notaris

3. Tujuan ketiga dalam pendidikan karakter seting sekolah adalah membangun koneksi yang

harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab

pendidikan karakter secara bersama. Tujuan ini memiliki makna bahwa proses

pendidikan karakter disekolah harus dihubungkan dengan prosrs pendidikan dikeluarga.

Jika saja pendidikan karakter disekolah hanya bertumpu pada interaksi antara peserta

didik dengan guru dikelas dan sekolah, maka percapaian berbagai karakter yang

diharapkan akan sangat sulit diwujudkan. Mengapa demikian, karena penguatan perilaku

merupakan suatu hal yang menyeluru (holistik) bukan suatu cuplikan dari rentangan

waktu yang dimiliki oleh anak.

4. Nilai-Nilai dalam pendidikan Karakter dan Upaya peningkatan mutu pendidikan

karakter

4.1.1Nilai- Nilai dalam pendidikan karakter

Ada 18 nilai – nilai dalam pendidikan karakter bangsa 18 nilai-nilai itu adalah:

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran

terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat

dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan

tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

14

Page 15: Makalah Notaris

5. Kerja Keras

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

6. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah

dimiliki.

7. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-

tugas.

8. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang

lain.

9. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari

sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di

atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di

atas kepentingan diri dan kelompoknya.

12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

15

Page 16: Makalah Notaris

14. Cinta Damai

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

15. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan

bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di

sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah

terjadi.

17. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan.

18. Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan

Tuhan Yang Maha Esa.

4.2 Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Karakter

Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari

standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan

implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan sebenarnya dapat dicapai

dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai

serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya,

pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau

nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-

hari.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian

16

Page 17: Makalah Notaris

Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur,

jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional

pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi

karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan

dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development),

Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa

(Affective and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter

perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut.

Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1

menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal

yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan

keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi

yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah

hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada

dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di

sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.

Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan

kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta

didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang

tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan

pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan

pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan

tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan

kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam

hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil

belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik .

Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh sekolah di Indonesia terutama pada tingkat SMP

negeri maupun swasta, karena di masa SMP peserta didik belum terlalu melawan kepada guru,

seperti anak SMA, dan anak SMP tidak terlalu kecil untuk mendapatkan materi pendidikan

karakter, seperti anak SD atau MI. Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru,

karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah

17

Page 18: Makalah Notaris

yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai

best practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan

di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta

didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik

mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga

terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke

pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan

nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera

dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih

operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.

Melalui program ini diharapkan lulusan-lulusan dari peserta didik dapat memiliki keimanan dan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi

akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma

dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan

menjadi budaya sekolah.

5. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN KARAKTER

5.1 KARAKTERISTIK PENDIDIKAN KARAKTER

Menurut UU No 2 Tahun 1989, Pasal 1, ayat (1), "Pendidikan adalah usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik i-nelalui kegiatan birnbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

peranannya di masa yang akan datang."

1. Karakteristik Usaha Sadar Pendidikan Karakter

1. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan

tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan,

prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Sedangkan sadar adalah

insyaf, yakin, merasa tabu, clan mengerti. Jadi usaha sadar adalah kegiatan atau

18

Page 19: Makalah Notaris

pekerjaan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu

maksud, yang diinsyafi, diyakini, dihayati, clan dipahami oleh orang yang

melakukannya

2. Dengan demikian, pendidikan sebagai usaha sadar merupakan kegiatan atau

pekerjaan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan cara

menggerakkan kemampuan jiwa clan raganya, yang didorong oleh adanya niat baik

ingin membantukemarnpuan-kerriampuan kognitif, afektif, clan/ atau psikomotor

yang ada dalam dirinya. Adanya pengerahan tenaga clan pikiran serta niat balk

ingin membantu pihak lain, akan nampak dalarn bentuk atau cara melaksanakan usaha

sadar yang dilakukan dalarn pendidikan. Karakteristik usaha sadar tersebut, yaitu:

1) Usaha dilakukan dengan sungguh-sungguh, sekurang-kurangnya terlihat dari

adanya perhatian terhadap kepentingan peserta didik, clan yang terbaik adalah melalui

kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan cara bekerja keras mencurahkan tenaga,

pikiran clan kasih sayang dengan tulus demi keberhasilan peserta didik.

2) Usaha dilakukan dengan sengaja, sekurangkurangnya menunjukkan adanya tujuan yang

jelas, clan yang terbaik adalah melalui kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan

secara terprogran-i. Dengan demikian, tergambar dengan jelas apa yang menjacli

tujuan, apa bentuk kegiatannya, apa yang menjadi sarana, serta berapa lama waktu

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.

3) Usaha dilakukan dengan secara terbimbing, sekurang-kurangnya berusaha

mengetahui berhasil tidaknya kegiatan atau pekerjaan Yang telah

dilaksanakan, clan yang terbaik adalah terns mengikuti keseluruhan proses kegiatan

atau pekerjaan pendidikan, sambil melakukan evaluasi clan perbaikan terhadap

2. Karakteristik Bentuk Kegiatan Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilaksanakan dalam bentuk bimbingan,

pengajaran dan/atau latihan.

a. Karakteristik Bimbingan

1) Sehubungan dengan bimbingan, penjelasan umum UU No 2 Th 1989 antara

19

Page 20: Makalah Notaris

lain menyatakan sebagai berikut: "Perluasan pengertian ini (dari satu sistem pengajaran

nasional menjadi satu sistem pendidikan nasional) rnemungkinka n undang-undang

ini tidak membatasi perhatian pada pengajaran saja, melainkan juga memperhatikan

unsur-unsur pendidikan Yang berhubungan dengan pertumbuhan kepribadian manusia

Indonesia yang bersamasama merupakan perwUjudan bangsa Indonesia, suatu

bangsa yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memelihara budi pekerti

kemanusiaan dan memegang teguh citacita moral rakyat yang luhur, Penjelasan

ini inenylyatkan perlunya kegiatan bimbingan sebagai salah satu unsur dalam kegiatan pen-

didikan disamping pengajaran, yang tertuju pada pertumbuhan kepribadian manusia

Indonesia yang dapat memainkan peranannya secara tepat di masa yang akan datang dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

2) Tujuan Bimbingan adalah membantu individu menemukan Kebutuhan-

kebutuhannya,,menilai kemampuan-kemampuannya,secara berangsur-angsur

mengembangkan tujuan-tujuan hidup yang memberikan kepuasan secara individual

dan dapat diterima oleh masyarakat, merumuskan rencana-rencana tindakan untuk

mencapai tujuan –tujuan hidup tersebut, serta melaksanakannya.

b. Karakteristik Pengajaran

1) Dalai memahami konsep pengajaran, ada ba iknya mengikuti sebagian uraian

dari Lindley J. Stiles yang dimuat dalam Encyclopedia of Educational Research.

Uraian itu antara lain menyatakan sebagai berikut: "Definisi lama tentang

pengajaran (instruction) dalam kaitannya dengan pendidikan, ditekankan pada

proses penyampaian pengetahuan atau kete- rampilan kepada siswa. Kates

instruction sendiri berasal dari dues kata Latin: in yang berarti dalam, dan

strou berarti saga membangun. Membangun pengetahuan, infon-nasi, sikap,

keterampilan, pemahaman, apresiasi, t ingkah laku dalam diri orang lain

Pengertian pengajaran kemudian mengalami penyempitan makna dan

tujuannya, yaitu terpusat pada pengembangan kemampuan

intelektual atau kognitif ,dan pengembangan keterampilan termasuk

dalam kategori lat ihan

20

Page 21: Makalah Notaris

Chauhan dalam "Innovations in Teachi Learning Process" mengemukakan 3

karakteristik mengajar (teaching) s berikut:

a) Mengajar adalah komunikasi antara dua orang atau lebih yang saling member

pengaruhmelalui gagasan-gagasan mereka dan belajar sesuatu dalam proses iteraksi

tersebut.

b) Mengajar adalah mengisi pikirar dengan informasi dan pengetahuan tentang fakta

untuk dapat mereka gunakan di masa yang akan dating

c) Mengajar adalah menimbulkan motivasi untuk belajar

Berdasarkan pola hubungan guru dengan siswa dibedakan menjadi 2 macam ,yaitu :

a) Pengajaran klasik yaitu didasarkan pada asumsi bahwa siswa sama – sama

memperoleh pengajaran dan perbedaan yang ada di antaraa mereka tidaklah penting

b) Pengajaran individual yaitu yang di dasarkaan pada asumsi bahwa setiap iswa adalah

berbeda, dan harus mendapat perhatian dan perlakuan khusus

Langkah –langkah dasar dalam pengajaran pengetahuan ada 3 yaitu :

1. Pendahuluan

2. Pengembangan

3. Konsolidasi

c Karakteristik latihan

Latihan adalah suatu proses memp[ersiapkan orang untuk suatu pekerjaan,membantu mereka

memperbaiki penampilan mereka dan perkembangan potensi mereka sepenuhnya

3 Karakteristik Fungsi

Pendidikan bertugas mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan-

peranannya dalam kehidupan di masa yang akan datang. Peranan-peranan yang akan

dimainkan oleh setiap individu setelah menyelesaikan pendidikan adalah sebagai:

21

Page 22: Makalah Notaris

a) Pribadi yang mampu terns belajar untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan

dirinya seoptimal mungkin.

b) Anggota masyarakat

1) Anggota keluarga yang dapat hidup bahagia dalam keluarga dalam arti rumahtangga atau

keluarga dalam arti lugs.

2) Tenaga kerja yang dapat melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya secara produktif dan

memperoleh kepuasan kerja.

3) Anggota organisasi/kelompok khusus yang dapat berpartisipasi secara harmonis

dan memperoleh kepuasan hidup.

4) Warga negara yang bertanggung jawab dan dapat menikmati pelayanan

umum yang di sediakan oleh pemerintah dan masyarakat.

5) Warga masyarakat yang dapat menikmat l suasana kehidupan masyarakat

pada umumnya, sehingga memperoleh rasa aman dan damai dalam hidup.

c) Hamba Tuhan yang dapat menjalankan kehidupan beragama secara tenang,

tekun, dan penuh keikhlasan.

6. MODEL- MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER dan

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

6.1 MODEL- MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER

1. Makna belajar dalam pendidikan karakter

Untuk memahami makna belajar , Hergenhahn dan Olson (2009:2-3) mengemukakan

lima rambu- raambu sebagai berikut :

1) Belajar diukur berdasarkaan perubahan dalam perilakuyang mana hasil belajar

harus selalu diterjemahkan ke dalam perilaku atau tindakaan yang bisa diamati

2) Perubahan behavioral ini relative permanen yang artinya hanya perubahan

sementara dan tidak menetap(relatif)

22

Page 23: Makalah Notaris

3) Perubahan perilaku itu tidak selalu terjadi secara langsung setelah proses belajar

selesai. Potensi untuk bertindak ini mungkin tidak akan diterjemahkan ke dalam

bentuk perilaku secara langsung

4) Perubahan perilaku berasal dari pengalaman atau praktik

5) Pengalaman atau praktik harus diperkuat.Hanya respon –respon yang

menyebabkan penguatanlah yang akan dipelajari

Pemahaman tentang teori belajar menjadi amat penting dalam pendidikan karakter,

karena perilaku berkarakter itu terbangun melalui proses belajar, bukan suatu

kebetulan.Belajar dalam konteks pendidikan karakter menurut pusat penkajian pedagogic

adalaah proses menerima atau menolak dan menyalurkan nilai diapdopsi atau diabaaikan

daalam perilaku keseharian anak yang dipengaruhi oleh kondisi atau potensi awal yang

dimiliki anaak. Belajar dideskripsikan sebagai proses yang memunculkan analisiskognisi,

afeksi dan psikomotorsecara terpadu dan menghasilkan keputusan apakah suaatu hal yang

aakan dilakukan /diterima ata tidak dilakukan / diterima. Proses ini teidak dapat di lihat

secara langsung karena terjadi dalam diri manusia dan merupakan proses ghaib

2. Maknaa Pembelajaran Dalam Pendidikan Karakter

Istilah pembelajaran menjadi semakin kerap terdengar dalam kajian pendidikan di

persekolahaan saat ini. Yang mana Istilah pembelajaran merupakan pengembangan

istilah dari “ proses belajar mengajar “ (PMB).Pengembangan Istilah ini disertai

penekanan makna dalaam dalaam praktik kegiatan belajar mengajar (KMB)di sekolah.

Penekanan maknaa ini utamanya ditujukan pada “proses “ atau hal – hal yang dilakukan

oleh guru dan aanak dalam PMB

Dalam istilah PMB , makna yang familiar bagi guru- guru saat ini adalah guru

melakukan pengajaran dalam berbagai materi ajar kepada pesrta didik. Dalam proses

iniguru memiliki peran yang dominan dalam proses , sedangkan siswa berperan pasif,

atau lebih banyak menerima informasi dari guru.Sedangkan istilah pembelajaaran saat ini

23

Page 24: Makalah Notaris

menjadi lebih actual yang mana dimaknai sebagai proses interaksi pesrta didik dengan

lingkungan belajarnya.Peran guru dalam PMB adalah sebagai pengajar yang mana lebih

banyak dimaknai sebagai Fasilisator supayaa aanak mengalami proses belajar.

3 Dua Bentuk Pembelajaran dalam Pendidikan karakter

Pusat pengkajian pedagogic ( UPI) sebagai salah stu institusi yang mencoba

mengembangkan teori dan praktik pendidikan menuju pendidikan yang lebih baik,

mencoba mengembangkan dua jenis pembelajaran yang mengaraah pada pendidikan

karakter yaitu :

1) Pembelajaraan Substantif

Yaitu pembelajaran yang subtansi materinya terkait langsung dengan suatu

nilai .

Contoh pada mata pelajaran Agama dan Pkn proses substansinya dilakukan

dengan mengkaji suatu nilai yang dibahas di dalamnya seperti mengaitkannya

dengan kemaslahatan (untuk kebaikan ), kehidupan anak dan kehidupan

manusia , baik di dunia maupun di akhirat.

2) Pembelajaran Reflektif

Yaitu adaalaah pendidikan karakter yang terintegrasi /melekat pada semua

mata pembelajaran studi di semua jenjang dan jenis pendidikan

Contoh pada mata pelajaran Matematika, IPA,IPS, Bahasa Indonesia dan

mata pelajaran lainnya yang mana proses pembelajaran reflektif dilakukan

melalui pengaitan materi- materi yang di bahas dalam pembelajaran dengan

makna di belakang materi tersebut .

24

Page 25: Makalah Notaris

6.2 PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

Pelaksanaan Pendidikan Karakter  sebagai upaya meningkatkan kesesuaian dan mutu

pendidikan. Empat hal yang dijadikan rujukan dalam pelaksanaan Pendidikan Karakter, yaitu:

1.      Olah Hati / Kholbu ( Spiritual And Emotional Development ) yaitu

mengembangkan asset yang berkaitan dengan nilai religi ( KeTuhanan,

Hablumminalloh ) sehingga bisa bekerja dan berbuat dengan ikhlas.

2.      Olah Rasa / Karsa ( Affective and Creativity  Develomment ) yaitu

mengembangkan  asset  yang  berhubungan dengan  sesama  manusia. 

( Hablumminanas ), sehingga mampu menjalin cinta kasih terhadap sesama  baik secara

pribadi, social maupun bermasyarakat.

3.      Olah Pikir / Dzikir ( Intellectual Development ) yaitu mengembangkan asset yang

berhubungan dengan akal, sehingga dapat berpikir dengan jernih dan cerdas.

4.      Olah Raga dan Kinestetik ( Physical and Kinestetic Development ) yaitu

mengembangkan asset  fisik agar selalu sehat dan mampu bekerja dengan keras.

Dalam pelaksanaan Pendidikan Karakter menjadi tanggung jawab semu elemen

bangsa, terutama guru sebagai pengawal garda terdepan dalam pendidikan.

Pendidikan Karakter yang diterapkan dalam satuan pendidikan menjadikan sarana

pembudayaan dan pemanusiaan ( Koesoema, 2007: 114 ) sesuai dengan subtansi utama

yaitu membangun pribadi  dengan karakter mulia sebagai individu, masyarakat dan

bangsa.

   Menurut Foesster ada empat ciri Pendidikan Karakter, yaitu :

1.Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan hirarki   nilai.   Nilai

menjadi pedoman normative setiap tindakan.

2.      Koherensi yang memberi keberanian , membuat  seseorang teguh pada prinsip tidak

mudah terombang ambing pada situasi baru atau takut resiko . Koherensi merupakan

dasar yang membangun rasa saling percaya satu sama lain.

3.      Otonomi yang berarti seseorang memiliki kebebasan untuk menginternalisasikan

nilai – nilai dalam mengambil keputusan pribadi tanpa intervensi orang lain.

25

Page 26: Makalah Notaris

4.      Keteguhan dan Kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang untuk

mencapai sesuatu yang dipandang baik.Sedangkan Kesetiaan merupakan bagi

penghormatan atas komitmen yang dipilih.

26

Page 27: Makalah Notaris

C. PENUTUP

 

1              Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1.1 Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi

komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai

tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,sesama,lingkungan,maupun

kebangsaan.Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter

individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya

tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam

lingkungan sosial  dan budaya yang bersangkutan.

1.2 Ada persamaan antara akhlak,karakter dan moral yang mana : dari pernyataan diatas saya

simpulkan bahwa persamaan akhlak,moral dan karakter dapat dilihat dari kepribadian dan

tingkah laku

1.3 Membangun karakter bangsa adalah membangun pandangan hidup, tujuan hidup, falsafah

hidup, rahasia hidup serta pegangan hidup suatu bangsa.

1.4 Strategi-strategi dalam Perkembangan Pendidikan Berkarakter salah satunya adalah Strategi

Pendidikan Karakter melalui Multiple Intelligence (Multiple Talent Approach) Strategi ini 

bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang merupakan Pengembangan

potensi yang membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.

Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga Negara

yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan

dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa

27

Page 28: Makalah Notaris

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai

generasi penerus bangsa

1.5 Pendidikan karakter mempunyai 18 nilai yang dapat mengembangkan pendidikan karakter

bangsa dan upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, harus

mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis

satuan pendidikan.

Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masa

depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan

karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini,

negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.

2. Saran

Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia pendidikan, karena dari dari dunia

pendidikan Negara bisa maju dan karena dunia pendidikan juga Negara bisa hancur, bila

pendidikan sudah disalah gunakan.

Selain mengajar, seorang guru atau orang tua juga harus mendo’akan anak atau muridnya supaya

menjadi lebih baik, bukan mendo’akan keburukan bagi anak didiknya.

Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik di dalam

menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak semua pembelajaran yang di jalani anak didik

akan sia-sia. Semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca.

Amiiin..

28

Page 29: Makalah Notaris

DAFTAR PUSTAKA

Megawangi,Ratna.2004. pendidikan karakter solusi yang tepat untuk membangun bangsa.

Bogor: Indonesia Heritage foundation

Suharjono, Muhammad,dkk.2012.jurnal pelopor pendidikan.Sumenep: STKIP PGRI

Mudyahadjo,Redja. 2010. “karakteristik pendidikan “. Pengantar pendidikan,4: 201-204

_________.2010. “karakteristik pendidikan” . Pengantar pendidikan, 4: 206-2013

Muin,Fachtul.2011.Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan praktik.Yogyakarta : Arr-ruzz

Media

Kesuma , Dharma,dkk.2011.”memaknai pendidikan karakter “. Pendidikan Karakter, 1: 4 - 18

_________.2010. “memaknai pendidikan karakter” . pendidikan Karakter, 1: 22-29

Muin

_________.2010. “ Model-model pembelajaran dalam pendidikan karakter ” . Pengantar

pendidikan, 3: 91- 115

Muin

Faturrahman,dkk .2011.”Upaya-upaya Pengembangan Pendidikan”. Pendidikan Karakter, 4:

44 -46

http://amin-x.blogspot.com/2012/07/contoh-makalah-pendidikan-karakter.html

http://nialovita.wordpress.com/2012/01/16/makalah-pendidikan-karakter/

  

29

Page 30: Makalah Notaris

 

30