makalah munas mahupiki- rec. barda-beberp cttn ruu kuhp

74
1 Simposium Nasional (SIMNAS) : “Rekonseptualisasi Politik Kriminal dan Perspektif Kriminologi Dalam Penegakan Hukum Di Indonesia”, kerjasana MAHUPIKI dengan FH UNHAS, Makassar, 18-19 Maret 2013 mamiri

Upload: bardanawawi

Post on 05-Dec-2014

175 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

1

Simposium Nasional (SIMNAS) : “Rekonseptualisasi Politik Kriminal dan Perspektif Kriminologi Dalam Penegakan Hukum Di Indonesia”,

kerjasana MAHUPIKI dengan FH UNHAS, Makassar, 18-19 Maret 2013

mamiri

Page 2: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

2

Syukur : 1. dpt silaturrahmi lagi setlh kongres 20082. Dpt menyongsong jabang bayi RUU KUHP

yang sdh 49 th dlm kandungan. sdh 4 x “menyongsong” terus.

- Janin TUA/terlalu lama : banyak mslh.- semoga tdk MATI DLM KAN- DUNGAN - IUFD (intra uterine fetal death  - kematian janin dalam kandungan) atau- Tdk “lahir CACAT”.

Page 3: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

3

Wah, kokBesar sekali.

Apa perlu operasi?

Page 4: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

4

Prof. Sudarto(10-2-1923 – 28-7-1986)Meninggal usia 63 th

Prof. Roeslan Saleh(16-12-1929 – 1998)

Meninggal 69 th

Prof. Moeljatno, SH(10-5-1909 – 25-11-1971)Meninggal dlm usia 62 th

16 org(7 GB)

Page 5: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

5

Prof. Oemar Seno AdjiMeninggal 1991 Prof. Mr. Andi Zainal Abidin Farid

MENINGGAL 24-9-2007

Page 6: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

6

M. Budiarto, SH(Depkeh)

Harris, SH(Kejagung)

Brigjend pol. Drs H. A. K. Moh Anwar,sh

(Kepolisian)

1. Prof. Satochid, SH2. Prof. Mulyatno - 19713. Prof. Oemar Seno Adjie,

SH -19914. Prof. R. Soedarto, SH -

19865. Prof. Mr. Roeslan Saleh -

19986. Prof. A.Z. Abidin - 20077. Prof. Loebby Loqman8. Sutjahyo, SH (Alumni

Undip)9. H. Harris, SH -1987

10. Brigjen Pol (Purn) Drs. H.A.K. Moh. Anwar, SH - 1990

11. Kol. (Pol) Drs. Harefa, SH - 1992

12. Budiarti, SH - 200013. Aida Sugiharto, SH - 200814. Rosharyati, SH (staf) - 200215. Dr. Rudi Satryo16. Rohiman (pengetik/staf

BPHN).

Page 7: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

7

Kaitan Judul dgn Tema SIMNAS

Judul : td diten-tukan.Hanya : RUU KUHP

Rekonseptualisasi Politik Kriminal dan Perspektif

Kriminologi Dalam Penegakan Hukum Di Indonesia

Penal Policy

Rekonseptualisasi - EVALUASI

Rekonstruksi SiskumpidnasPenal Reform

Page 8: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

8

Judul : RUU KUHP?

• Apanya lagi yg dijelaskan? – sangat luas – • Asumsi : anggota Mahupiki sdh tahu.• Yg perlu dipahami bukan teksnya, tapi :

– Ide dasar/pokok pemikirannya– Konstruksi Sistemnya (keseluruhan sistem hp/pemidanaan) –

integral – jangan parsial.– Jangan semata-mata dilihat dari sdt Ilmu HP positif

konvensional, ttp dari sdt penal policy & comparative approach (yg selama ini terabaikan/dianak tirikan)

– Jangan semata-mata kajian “law in books” (dari sdt norma tertulis – kajian normatif), ttp “law in minds” (kajian valuatif – nilai/basic ideas/intelectual conceptions/intelectual phylosophy)

• Yg perlu dievaluasi : apa & siapa?• Mahupiki (khususnya Dosen) : mengemban tugas

“sustainable penal reform” menyongsong generasi yad.

Page 9: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

9

Pokok Uraian :

I. Kondisi Pembaharuan HP saat ini (Refleksi Faktual)

II. Konstruksi/rekonstruksi SISKUMPIDNAS : Membangun Indonesia berkarakter

melalui HP – tdk terintegrasinya karak- ter/ruh/ nilai budaya bangsa hilanglah/musnahlah karakter bangsa

Membangun Siskumpidnas berkarakter Membangun Siskumpidnas Berkeseim-

bangan/Berkeadilan

Mslh bsrnya :Bgmn membangun“Character based

Penal policy”

Page 10: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

10

Rekonseptualisasi/Rekonstruksi

Rekonseptualisasi

Politik Kriminal dan

Penegakan Hukum

Di Indonesia

Introspeksi Evaluatif/Refleksi faktualPembaharuan

SISKUMPIDNAS

Dampak/Mslh thdPraktek (sistem/

pilar-pilar)Penegakan HP

Konstruksi/rekonstruksi

SISKUM-PIDNAS

Inti Tema

Penal Policy reform

Page 11: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

11

Konstruksi/rekonstruksi

SISKUMPIDNAS (Pilar2 Sist. PH Nas)

EdukasiLegislasi

Yudikasisubstansi struktur

kultur

a.l. ILMU

IDEKESEIMBANGAN

Page 12: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

12

KUHP

Penal Reform

- KUHP/sistem hp nya?- Proses penyusunannya?- Penyusun/pembuat/legisla- tornya?

• Apa perlunya/alasan dievaluasi?• Apa kriteria/parameter evaluasi?• Arah / sasaran ?

APA & SIAPA yg dievaluasi?

Page 13: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

13

KUHP

Mau “meneropong” (mengkaji/menganalisis) pakai ilmu/ pendekatan apa?

Ilmu menerapkan

(yudikasi)

Ilmu membuat

(legislasi)

Ilmu “ius constitutum”

(ilmu HP pos)

Ilmu “ius constitu-endum” (ilmu Pol hp)

Ilmu “normatif/

hk positif”

Ilmu “valuatif”/

rekonstruktif

Ilmu “law enforcement” Ilmu “law reform”

KUHP

Page 14: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

14

KUHP• Sdh ckp lama dievaluasi

• sejak PP:2/’45-UU:1/’46 (68 th)• sejak konsep ’64 (49 th)

• walaupun blm tuntas/final.

EvaluasiLegislator?Yudikator?Educator?

Akibat/dampakblm selesai?

Masalah

- Yudikasi- legislasi- edukasi

Sistem/Pilar2Penegakan HP

nasional

Page 15: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

15

Apakah :- Sdh punya konsep/ide dsr/rancang bangun SISKUMPIDNAS?- Sdh memahami konsep/ide dsr/grand design RKUHP?- Memahami makna & ruang lingkup :

- penal policy/penal reform & penal system?

Page 16: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

16

Slogan/semboyan/kredo kolektif bs Bld utk bertahan diri, termasuk mempertahankan HB/tanah jajahan

REFLEKSI WAJAH PH Indonesia

Semboyan Je maintiendrai - I will maintain- "Saya akan mempertahankan”

Bhinneka Tunggal Ika

Ada erosi SPIRIT Nasionalisme/Patriotisme dlm PH?

Page 17: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

17

Semboyan Je maintiendrai

• Dilatarbelakangi oleh :– Munculnya tuntutan dekolonialisasi dlm

wacana internasional– muncul gerakan kaum nasionalis, agamis,

maupun sosialis-komunis di HB/tnh jajahan Indie verloren, rampspoedgeboren! (Hindia hilang, melapetaka menjelang!)

– insiden terbakarnya anjungan Belanda yg berarsitektur khas Indonesia pada Pameran Kolonial se-Dunia di Paris (28 Juni 1931)

Page 18: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

18

proklamasi

Film perjuangan ’45 – 4’

Pertempuran Sby10 Nop 1945 – 9’

PP:2/‘45

UU:1/‘46

Saat diberlakukannya KUHP Warisan penjajah

PP:2/‘45

UU:1/‘46

asal saja tidak bertentangan dengan UUD

Asal TDK bertentangan dengan kedudukan Republik Indonesia

sebagai Negara merdekaDibatasi (disemangati)

oleh Nasionalisme

Apkh semangat/jiwa ini masih berkibar?

Page 19: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

19

SEMANGAT NASIONALISME- Dalam Perpres No. 2/1945

- dalam UU No. 1/1946

Pasal 1 Perpres No. 2/1945 : “Segala badan-badan negara dan

peraturan-peraturan yang ada sampai berdirinya negara R.I.

pada tanggal 17 Agustus 1945, selama belum diadakan yang baru

menurut Undang-Undang Dasar masih berlaku, asal saja

tidak bertentangan dengan UUD tersebut”.

Pasal V UU No. 1/1946 :“Peraturan-peraturan hukum pidana, yang seluruhnya atau sebagian sekarang tidak dapat dijalankan, atau bertentangan dengan kedudukan Republik

Indonesia sebagai Negara merdeka, atau tidak mempunyai

arti lagi, harus dianggap seluruhnya atau sebagian sementara tidak berlaku.

KUHP (WvS) harus tetap tunduk pada SISKUMNAS ?

Semangat iniMerosot/memudar?

Page 20: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

20

KRITIK/PENDAPAT PROF. MULJATNO

• jalan pikiran yang yuridis formal hendaknya diganti dengan yang yuridis materiil ditafsirkan seirama dengan dinamika dan progresivitas masyarakat.

• Kata-kata dalam peraturan (teks UU) janganlah ditetapkan secara minimal (hanya mengingat vorm atau ujudnya peraturan), bahkan jika perlu diperluas sampai maksimal.

Yuridis formal materiil

Jangan tekstual/formal (minimalis)

Ttp Kontekstual/substantif (maksimalis)

Page 21: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

21

Prof. Moelyatno, SH – Pikiran & Budaya Hk harus berubah

• jika sejarah suatu bangsa menempuh jalan yang lain dari-pada yang sudah-sudah, maka seluruh pikiran dan kebuda-yaan dalam semua bidang dan perwu-judan aktivitas dari bangsa tersebut lambat laun juga berubah, tidak terkecuali dalam bidang hukum.

INDONESIA

BELANDA

Page 22: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

22

Prof. Moelyatno, SH – Penegakan Hk berkepribadian Indonesia

• hukum di negara kita hendaknya dikembangkan, ditetapkan dan dilaksanakan khusus sesuai dengan kepribadian Indonesia dan perkembangan revolusi dewasa ini.

• Janganlah para petugas yang pekerjaannya dalam atau bersangkutan dengan bidang hukum tadi, sadar atau tidak sadar, meneruskan begitu saja teori-teori dan praktek-praktek Hukum yang dahulu pernah diajarkan dan dipraktekkan di zaman Hindia Belanda sejak berpuluh-puluh tahun. – Seakan-akan dalam bidang hukum jalannya

sejarah bangsa Indonesia sejak berkuasanya pemerintah Hindia Belanda hingga sekarang berlangsung terus secara tenang dan tenteram;

– seakan-akan teori dan praktek hukum dari zaman yang silam itu merupakan naluri atau harta pusaka bagi kita, yang sedapat mungkin harus dipelihara sebaik-baiknya, tanpa perubahan dan penggantian.

Apa “PUSAKA”

Kita?

Page 23: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

23

INDONESIA

SHN

Ketuhanan(religius)

Kemanusiaan(humanistik)

Kemasyarakatan(nas; demok; keadln sos)

Page 24: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

24

Kasus Heboh

Kasus Kecil

Adanya kelemahan :- Ide dasarnya

- norma substansinya- formulasi yuridisnya (kaku & tdk lengkap)

- td terintegrasinya rambu2/Asas2 SISKUMNAS

OverloadLP/Rutan

Salah satu faktor penyebab :

Keresahan akademik/institusional

TersentuhnyaRasa keadilan &

kemanusiaan

MerosotnyaNasionalisme dlm PH

(masih terjajah)

Budaya hkLegistik-kaku

KondisiHP Pos.

Konsdisi LP

Ketdk-tahuan ide/konsepPembaharuan Siskumpidnas

Page 25: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

25

Page 26: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

26

PB 1 bl 15 hr

Minah

Serokan

Kasus semangka

PB15 hr

PB 24 hr - Pingsan

Nutur kapas

Curi pisang

Page 27: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

27

K-M H-KI-D

Sy.

Jks. Ur

Arlt

Page 28: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

28

Bang One : tikus di mana-mana (00.51) Pengadilan Parpol Parlemen/DPR Kejaksaan Kepolisian Pajak Bea Cukai

Page 29: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

29

Mengandung : Mengandung :

Pasal 4 (1) UU No. 4/2004 : Peradilan dilakukan "DEMI KEADILAN BERDASARKAN

KETUHANAN YME.

Ps. 2:1 UU 48/2009

Psl. 28 (1) UU No. 4/2004 :Hakim wajib menggali,

mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa

keadilan yang hidup dalam masyarakat

Ps. 5 UU 48/2009

Semangat/jiwa nasionalisme

Page 30: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

30

PENEGAKANSISTEM

HKM. NASIONAL

Ps. 2:1 UU 48/2009

JURIDISRELIGIUS

Religiouswisdom

JURIDISKULTURAL

Local wisdom

Ps. 5 UU 48/2009

Peradln dilakukanDemi Keadilan ber-Dsrkan Ketuhanan

YME

Hakim wajib menggali& memahami nilai-

Nilai hk & rasa keadlnyg hidup dlm masy.

Page 31: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

31

Page 32: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

32

BERBAGAI ASAS (rambu-rambu) DI LUAR KUHP

asas kemanusiaan, asas persamaan di muka hkm, asas praduga tak bersalah, asas kepastian hkm yang adil, asas keadilan Pancasila, asas keadilan berketuhanan asas demokrasi, asas kekeluargaan, asas keadilan sosial, asas pengakuan identitas budaya dan hak masyarakat tradisional, asas kebebasan masyarakat mengembangkan nilai-nilai budayanya;

asas perlindungan HAM dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; asas penghormatan hak dan kebebasan orang lain sesuai dgn pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam masyarakat demokratis; asas keseimbangan/kesela- rasan, asas kearifan lokal (UU 32/2009) asas kebangsaan (UU NO. 10/2004) asas “bhineka tunggal ika” (UU NO. 10/2004)

Cttn : Lihat UUD ’45; UU HAM 39/1999; UU-PPLH 32/2009; UU 10/2004 – 12/2011

Page 33: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

33

Identifikasi masalah (dari sudut “Pembaharuan HP”)

Terlihat kebutuhan akan adanya :• Insignificant principle (dlm mslh TP)• Pengertian/definisi juridis TP (asas ketiadaan SMH

materiel - AVAW)• Rechterlijk pardon – judicial pardon• Penundaan penuntutan (Penuntutan Bersyarat) –

Conditional prosecution – Conditional Dismissal/Discontinuance

• Mediasi penal – penal mediation• Fragmentation of imprisonment• Alternative to imprisonment (utk mengurangi overload)• Elasticity of sentencing

Page 34: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

34

Ada kesenjangan/ketdk-terjalinan (terputusnya) Spirit/jiwa/semangat

Nasionalisme/Patriotisme danRambu2 Siskumnas dalamSistem Penegakan Hk Nas

Terputus/tidak terintegrasi dalam :1. Sistem HP Nasional - Legislasi2. Penegakan Hkm Nas - Yudikasi3. Pendidikan/Ilmu HP Nas.- Edukasi

substansi struktur

kultur

Page 35: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

35

GRUNDNORM

GRUNDWERTEN

NORMA----------------------------

NILAI(Ide Dasar/

Konsep)

Page 36: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

36

NORMA----------------------------

NILAI(Ide Dasar/

Konsep)

Law in Books(Law as Text)

Law in Actions(law as Context-

based)

Law in Minds(intellectual

Conceptions/philosophy)

The view

The Understanding

The Conception

ILMU NILAI

ILMU NORMA- Kurang banyak dikaji;- padahal penting dlm BANGKUMNAS

study of the intellectual conceptions/philosophy/basic ideas

TERABAIKAN

W. Ewald

Page 37: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

37

Edukasi

Legislasi

Yudikasi HP Materiil HP Formal

Hk PelaksnPidana

Tdk Terjalin(terputus)?

Hanya ada/terwujudDlm lagu

Ada sebagian Di UU 12/1995

Page 38: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

38

Ide Kemanusiaan(rehabiliasi)

Ide selektif, limitatif,Sementara;

Ide/prinsip parsimony/restraint

Ide Reintegrasi sosialIde individualisasi pid.

HP Materiil HP FORMILHK PELAKS.

PIDANA

Terlaksana sebagianDlm UU 12/1995

Apkh sdh terwujud dlm kesel. Sist. Pemid?

Psl. 1 UU:12/1995 : “bagian akhir dari sistem pemidanaan”

Terputus/tdk terjalin

Page 39: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

39

Ide Kemanusiaan(rehabiliasi)

Ide selektif, limitatif,Sementara

(principle of parsimony/ Restraint)

Ide Reintegrasi sosialIde individualisasi pid.

Terhalang/terjegal olehSistem Pemidanaan KUHP

Psl. 1 UU:12/1995 : “bagian akhir dari sistem pemidanaan”

Perumusantunggal

Adanya pid. SH

Psl. 15a – Pele-Pasan Bersyrt.Sistem indefinite

tanpa pedoman

pidana bersyarat tdk bisa sbg pidana mandiri/independent

tdk ada pedoman : penjatuhan pidana penjara

tdk ada pedoman penerapan sistem tunggal

Tdk tersedia alternatif pid penjarayg lebih bevariasi

Sistem kaku peringanan/pemberatan pid (a.l. Recidive)

Page 40: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

40

Ide Kemanusiaan(rehabiliasi)

Ide selektif, limitatif,sementara

Ide Reintegrasi sosialIde individualisasi pid.

Ide/asas individualisasi pidana ini antara lain : 1. pertanggungjawaban (pidana) bersifat

pribadi/perorangan (asas personal); 2. pidana hanya diberikan kepada orang yang

bersalah (asas culpabilitas) 3. Ada kelonggaran/fleksibilitas bagi hakim dalam

memilih sanksi pidana - Asas “elasticity/flexibility of sentencing” dan

4. ada kemungkinan modifikasi pidana (perubahan/penyesuaian) dalam pelaksanaannya - Asas “modification of sanction”

5. Asas permaafan

weekend detention; semi-liberte; limitation of liberty; Goodtime allowance; fragmentation of imprisonment; verbal sanction MEDIASI PENAL ???

HP Materiil HP FORMILHK PELAKS.

PIDANA

Terlaksana sebagianDlm UU 12/1995

Apkh sdh terimplementasi dlm kesel. Sist. Pemid?

Page 41: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

41

Publikasi PRI (Penal Reform International)

Page 42: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

42

JULIAN V. ROBERTSSTRATEGIES TO REDUCE THE USE OF CUSTODY AS A

SANCTION

A. Statutory directions regarding restraint with respect to the use of imprisonment

B. Codifying the principle of proportionality in sentencing

C. Establishing criteria for the imposition of custodial sentences

D. Limiting the impact of Previous Convictions at sentencing

E. Restraining Penal Escalation

F. Creation of Alternate Forms of Custody

G. Importance of creating a Sentencing Commission

Page 43: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

43

Criminal Justice Act in England and Wales

• section 143(2) of the Act – In considering the seriousness of an offence (“the current offence”)

committed by an offender who has one or more previous convictions, the court must treat each previous conviction as an aggravating factor if (in the case of that conviction) the court considers that it can reasonably be so treated having regard, in particular to –

(a) the nature of the offence to which the conviction relates and its relevance to the current offence, and(b) the time that has elapsed since the conviction.

BNA : Penilaian thd. put yl. (yg tlh berkekuatan tetap) sbg faktor pemberat hrs mempertimbangkan kelayakannya dari sudut : 1) hakikat/sifat/bobot delik yg dilakukan terdahulu & kaitannya dg delik

yg sekarang; 2) waktu pengulangannya.

Berarti TDK SELALU adanya put yl. (recidive) dilihat sbg faktor pemberat pidana.

Page 44: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

44

PEMBANGUNAN HKMPEMBANGUNAN HKM(law reform & developm)(law reform & developm)

PENEGAKAN HKM(law enforcement)

INDONESIA

KUHP

SHN

Ketuhanan(religius)

Kemanusiaan(humanistik)

Kemasyarakatan(nas; demok; keadln sos)

- Substansi- struktur- budaya hk nas.

1

2

Page 45: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

45

Page 46: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

46

RESUME Praktek Penegakan Hk(Refleksi wajah PH)

1

2

3

TerabaikannyaRambu-rambu SiskumnasPendekatan

parsial/tdk integral-Tdk. Kontekstual

Erosi KULTURAL (keilmuan; etika;

Religius)

MAFIA HK/PERADILAN(budaya amplop)

Budaya “coffee extract”

(saksi ahli)

Juridis-normatif(kaku – tuna ilmu)

Spiritnasionalisme

Juridisreligius

Juridiskultural

Page 47: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

47

KUHP

Remedium/Mobil KUNO

Pakaian TAMBAL SULAM& CABIK-CABIK

Rumah TUA &SEMPIT

Page 48: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

48

Dinding : TINDAK PIDANA

(strafbaar feit)

Fondasi : asas-asas

Atap : pidana (straf)

SHPidN - PANCASILA

Page 49: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

49

IMPLEMENTASI

substansi struktur

kultur

SISTEM HK PIDSUBSTANTIF

(Penal System)

Asas & Tujuan Pemidanaan

Aturan/Pedoman Pemidanaan

Tindak Pidana Kesalahan (PJP) Pidana

3 (TIGA) MASALAH POKOK HK PIDANA

The Structure of the Penal System (Nils Jareborg) :1.criminalization2.sentencing3.execution of punishment

Mslh Bsr.Butuh waktu

lama

Bgmn Implementa-

sinya ?

Page 50: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

50

Implementasi Nilai Budaya PS dalam kebijakan formulasi HP

Nilai Pancasila

Kebijakn Formulasi HP

the structure of penal system

general principle of criminal law

criminalizing

sentencing

execution of punishment

Asas-asas apa yg bersumber dari nilai religius/PS?

Asas kepastian atauKESEIMBANGAN

Asas/model kakuatau LENTUR

Page 51: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

51

Terwujud/dipeliharaDlm berbagai aspek

Bgmn perwujudan PS dalamSISKUMPIDNAS ?

BAHKAN ada Cinta Indo-Nesia oleh orang asing

IDE DASARKESEIMBANGAN

Bgmn diwujudkanDalam

SISKUMPIDNAS(RKUHP)

Page 52: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

52

KUHP - SISTEM KAKU

• HP positif berinduk pada sistem KUHP warisan Klasik (orientasi perbuatan)

• Asas Legalitas kaku/formal:• Tidak diimbangi dgn :

– asas MH yg negatif; – “pengertian/batasan juridis”

tentang hakikat TP; – asas Kesalahan; – “tujuan & pedoman

pemidanaan”– PERMAAFAN HAKIM– Kemungkinan “mediasi”.

Dr. J.A.W. Lensing, dalam International Encyclopaedia of Laws, vol.3, 1997 :

The Penal Code (WvS Ned. 1881, pen.) was predominantly a product of ideas of the Classical School, its emphasis is on the act – not the actor Retribution, responsi- bility and blameworthi- ness are emphasised.

Page 53: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

53

KUHPSistemkaku

Bgmn membangun sistemyg tdk kaku (fleksibel)

Berorientasi

Mengapa Konsep bertolak dari IDE INI?

Page 54: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

54

Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadian-mu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu SEIMBANG.

QS. 82. Al Infithaar : 7

Dari kata “fa’adalak”

dari kata ’adlun = justice

Page 55: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

55

Keadilan PS?

Keadilan“berke-Tuhanan”?

Keadilan Sosial

Keadilan Humanistik ?

Keadilan Nasionalistik/demokratis ?

Bukan Formal Justice

Banyak CakimAgung yg tidak

tahuPadahal tercantum dalam Psl. 4 UU 4/2004

& Psl. 8 UU 16/2004

Ps. 2:1UU 48/2009

Page 56: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

56

PIDANA Tindak Pidana

Kesalahan (PJP) = + + TUJUAN

PIDANA

DAAD(Objektif)

DADER(Subjektif)

Asas LEGALITAS(Kemasyarakatan)

Asas CULPABILITAS(Kemanusiaan)

KUHP Ind.:Td ada.

KUHP Asing:ada

KUHP Ind.:Td ada.

KUHP Asing:ada

IMPLEMENTASI IDE KESEIMBANGAN PADA SYARAT/ASAS PEMIDANAAN

Page 57: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

57

ASAS LEGALITAS

ASAS CULPABILITAS

Landasan juridis (Pasal 1)

Sbr Hk : UU (Formal) & Hk yg hidup (Materiel) asas MH Positif

Pengertian/batasan juridis TP (Psl 11)

• asas MH Negatif – tdk ada SMH Materiil• no liability without unlawfulness - AVAW

Perbuatan

Dilarang UU

bersifat melawan hukum (bertentangan dengan kesadaran hkm masyarakat).

Page 58: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

58

ASAS LEGALITAS ASAS CULPABILITAS

TUJUAN/PEDOMAN

PIDANA

(asas kemasyakatan) (asas kemanusiaan)

sebagai bagian integral dari sistem pemidanaan;

sebagai pedoman (guidance of sentencing),

sebagai landasan filosofis & justifikasi pemidanaan.

- Td. Ada dlm KUHP- sering dilupakan/ diabaikan

Page 59: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

59

ASAS LEGALITAS

ASAS CULPABILITAS

TUJUAN/PEDOMAN

PIDANA

MENGANDUNG ASAS :

asas keseimbangan perlindungan masyarakat/korban dan pembinaan/ perbaikan individu.

asas kemanusiaan (humanistik),

asas permaafan (hakim/korban);

asas “culpa in causa”

Asas elastisitas pemidanaan

modifikasi/perubahan/penyesuai- an/peninjauan kembali pemidanaan

asas mengutamakan keadilan di atas kepastian hukum.

Page 60: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

60

ASAS LEGALITAS

ASAS CULPABILITAS

TUJUAN/PEDOMAN

PIDANA

Pedoman Umum Pedoman Penerapan Sistem Perumusan Pidana Pedoman Penjatuhan Pidana Penjara Pedoman Penerapan Pidana Minimal Khusus Pedoman Modifikasi Pemidanaan

ada perubahan/perbaikan Terpidana perubahan per-UU-an (peru- baha kebijakan)

Pedoman Pemidanaan Korporasi Pedoman Pemidanaan thd Anak

Page 61: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

61

IDE KESEIMBANGAN

DAAD(Unsur Objektif)

DADER(Unsur Subjektif)

Kepentingan/PerlindunganMasyarakat

Kepastian HkAsas LegalitasStrict Liability

Kepentingan/Perlidungan

Individu

KeadilanIndividualisasi Pidana :

asas personal asas culpabilitas asas elastisitas/ asas modifikasi asas permaafan

Page 62: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

62

Implementasi Ide KeseimbanganDalam Pemidanaan

=Asas

LEGALITASAsas

CULPABILITAS+

Strict Liability

Rechterlijk/Judicial Pardon

Vicarious Liability

Dlm hal tertentu

PIDANA + TUJUAN

SISTEM (RUMUS) KAKU FLEKSIBEL-ELASTIS

Page 63: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

63

PERMAAFAN HAKIM (Psl. 9a WvS Bld)

Prof. Nico Keijzer dan Prof. Schaffmeister :

• dulu (sebelum adanya pasal permaafan hakim), apabila hakim di Belanda berpenda-pat bahwa sesungguh-nya tidak harus dija-tuhkan pidana, maka hakim terpaksa tetap menjatuhkan pidana, walaupun sangat ringan.

Dari penjelasan demikian terlihat, bahwa :

1. Pasal 9a WvS Bld. (Rechterlijk pardon) pada hakikatnya merupakan ”pedoman pemi-danaan” yang dilatarbelakangi oleh ide fleksibilitas untuk menghindari kekakuan. --> sbg judicial corrective to the legality principle.

2. adanya pedoman permaafan hakim itu berfungsi sebagai suatu ”katup/klep pengaman” (Veiligheidsklep) atau ”pintu darurat” (nooddeur).

Sama dgn kondisiSaat ini di Indonesia

Dlm Konsep ada pasal“permaafan hakim” (55:2)

Perwujudan dari nilai Keadilan &Kemanusiaan (Keadilan PS)

Page 64: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

64

BEBERAPA CATATAN1. Posisi RKUHP dlm Ruang Lingkup BANGKUMNAS/

Sistem HP Nas.– Merupakan sub-sistem dari keseluruhan rangkaian SHP Nas;

oleh karena itu harus dibarengi dgn RUU HP formal dan RUU Hk Pelaksanaan pidana;

– Merupakan upaya membangun & menata ulang (merekons-truksi) keseluruhan sistem HP substantif nasional;

– Untuk membahas/membuat RKUHP hrs disertai dgn pemahaman ilmu membuat/membangun, ilmu rekonstruksi pemikiran/ide dasar; khususnya memahami & menyepakati terlebih dahulu konsep/ide dasar sistem HP yg akan dibangun.

– RKUHP bukan sekedar masalah perumusan/formulasi pasal UU, tetapi mslh konseptual/rekonstruksi pokok-pokok pemikiran atau ide-ide dasar & nilai-nilai dasar fundamental SISKUMNAS.

Page 65: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

65

2. RKUHP : sebuah Rekonstruksi/Restrukturisasi Sistem

Hukum Pidana (Substantif) RUU BIASA

• bersifat parsial/ fragmenter;

• hanya delik khusus/ tertentu;

• tidak berpola/bersistem;

• terikat sistem induk (WvS) yang sudah tidak utuh (tercabik-cabik/ tambal sulam);

• tidak membangun/ mere-konstruksi “sistem HP” (hanya “sub-sistem”)

RUU KUHP• bersifat menyeluruh/

terpadu/integral;

• mencakup semua aspek/bidang;

• bersistem/berpola;

• penyusunan/penataan ulang (REKONSTRUKSI/ reformulasi) “Rancang Bangun” Sistem HP Nasional yang terpadu.

 

Page 66: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

66

• Krn RKUHP bermksd “membangun sistem” pembahasan tekstual RKUHP harus dipahami atau disertai dengan pembahasan konseptual dan konstekstual.

• khususnya dalam konteks rekonstruksi konseptual pokok-pokok pemikiran atau ide-ide dasar SHPN yang bertolak dari :– rambu-rambu dan nilai-nilai fundamental

SISKUMNAS, – perkembangan problem faktual dan problem

konseptual/keilmuan, baik dari aspek nasional maupun global/internasional, bahkan dari perkembangan problem di era digital saat ini.

Page 67: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

67

• dalam membahas RKUHP seyogyanya ditelusuri dan dipahami lebih dulu berbagai rangkaian kegiatan ilmiah dan rangkaian ide/gagasan/ pokok pemikiran yang berkembang, karena ”pembaharuan/ pembangunan hukum” pada hakikatnya merupakan ”pembaharuan/pemba-ngunan yang berkelanjutan” (sustainable reform).

• walaupun RKUHP sudah cukup lama dibahas dalam berbagai forum, namun pembahasan RKUHP harus tetap dilakukan secara kritis.

Page 68: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

68

YANG PERLU DIKRITISI1. seberapa jauh RKUHP telah sesuai (sudah mewujudkan) ide dan

tujuan membangun SHN sebagaimana terungkap dalam berbagai forum Seminar/Konvensi Hukum Nasional ;

2. seberapa jauh RKUHP sebagai “Rancang Bangun” Sistem Hk Pid. Nasional sesuai dengan GDSPHN (Grand Design Sistem dan Politik Hukum Nasional) ;

3. seberapa jauh RKUHP mengimplementasikan pokok pemikiran/ide dasar keseimbangan dalam kesepakatan nasional/internasional dan perkembangan teori/keilmuan, a.l :– harmonisasi UU dengan nilai-nilai hukum yang hidup di

masyarakat – keseimbangan nilai-nilai PS dan keseimbangan tujuan nasional

antara “social defence” dengan “social welfare”; – keseimbangan antara “kepentingan/perlindungan individu” dengan

“kepentingan umum/perlindungan masyarakat” – keseimbangan orientasi antara faktor “objektif” (perbuatan/lahiriah) dan

“subjektif” (orang/batiniah/sikap batin); ide “daad-dader strafrecht”;

Page 69: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

69

- keseimbangan orientasi perlindungan “offender” (individualisasi pidana) dan “victim” (korban);

- keseimbangan orientasi kriteria “formal” dan “materiel” dalam menentukan tindak pidana dan pemidanaan;

- keseimbangan “double track system” (antara pidana dgn tindakan) dan dimungkinkannya sanksi gabungan antara pidana dan tindakan;

- penggunaan pidana penjara secara selektif dan limitative dan pemanfaatan bentuk-bentuk sanksi alternative dari pidana penjara (“alternative to imprisonment or custodial sentence”) dalam rangka mengatasi masalah “overload/ overcrowding”;

Page 70: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

70

4. keseimbangan orientasi antara “KH” (the principle of certainty), “keadilan” (principle of justice), dan “kelenturan/elastisitas/fleksibilitas” (“elasticity/flexibility of sentencing”), antara lain dengan adanya klausul :– yang memberi kemungkinan “permaafan/pengampunan hakim”

atau ”pernyataan bersalah tanpa penjatuhan pidana” (declaration of guilt without imposing a penalty) sebagai wujud dari ide "judicial corrective to the legality principle” & ide “kemanusiaan dan hikmah kebijaksanaan” untuk menembus kekakuan;

– dimungkinkannya “perubahan/ penyesuaian/modifikasi pidana” (“modification of sanction”; the alteration/ annulment/revocation of sanction”);

– dimungkinkannya penjatuhan pidana (sanksi) lain yang tidak tercantum dalam perumusan delik atau menjatuhkan pidana (sanksi) secara kumulatif walaupun ancaman pidana dirumuskan secara alternatif;

– dimungkinkannya pelaksanaan pidana penjara cicilan (fragmentation of imprisonment) karena alasan-alasan kemanusiaan atau kondisi darurat yang sangat layak untuk dipertimbangkan;

– dimungkinkannya penyelesaian perkara berdasar kesepakatan di luar pengadilan (a.l. dengan mediasi penal) dan adanya ketentuan tentang diversi untuk anak.

Page 71: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

71

MATERI dan KEBIJAKAN FORMULASI RUU KUHP

1. Kebijakan Formulasi Aturan Umum, a.l. :• asas-asas umum hukum pidana yang bersumber dari

Pancasila; • ATPER yang berorientasi pada “kepentingan umum/

perlindungan masyarakat” • fragmentasi pelaksanaan pidana penjara

2. Kebijakan Formulasi Aturan Khusus (Tindak Pidana) a.l. :

• konsistensi pola aturan umum ke dalam aturan khusus • perumusan delik dan peristilahan yang diambil dari UU

Khusus di luar KUHP atau yang berasal dari terjemahan dokumen internasional;

• pengelompokan tindak pidana dan jenis-jenisnya

Page 72: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

72

Catatan Khusus Konsep 2012

• Mslh “larangan analogi” (Psl. 1:2)• Mslh dihapuskannya Psl. 8 Konsep 2010 (yg

berasal dari Psl. 9 KUHP)• Kata “Pelaksanaan (putusan) ” dalam Psl. 3 (2)

dalam naskah asli Konsep 1991/1992 yg disempurnakan s/d 13 Maret 1993, tidak ada.

• Mslh perbenturan KH dan Keadilan :– Psl. 12 (2) konsep 2012 : hakim dapat

mengutamakan keadilan. – Konsep seblmnya (s/d 2010) : sejauh mungkin

mengutamakan keadilan di atas kepastian hukum.

Page 73: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

73

Tindak Pidana (Buku II)

• Mslh dihilangkannya delik persetubuhan dg dalih akan dinikahi, berakibat hamil, dan tdk mau menikahi (dulunya ada di Psl 387 Konsep 1991/1992 edisi Maret 1993 dan Psl. 421 Konsep 2000).

• Mslh perumusan TP Intel (Informatika dan Telematika) dalam Bab VIII bagian 5

• Mslh bab khusus (BAB XXXVI) ttg TP Berdasarkan Hukum Yang Hidup.

Page 74: Makalah Munas Mahupiki- Rec. Barda-beberp Cttn Ruu Kuhp

7419-Maret-2013Pendek joget