makalah mpk agama islam

40
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEPRIBADIAN REMAJA KELOMPOK 2 Ahmad Ichsan Baihaqi Akbar Saputro Andi Muhammad Rizqi Anditha Destiana Clarissa Diah Ayu Pratiwi Muhammad Isa Muhammad Zulfi Buzairi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: muhamad-isa

Post on 28-Dec-2015

211 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah MPK Agama Islam

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP

KEPRIBADIAN REMAJA

KELOMPOK 2

Ahmad Ichsan Baihaqi

Akbar Saputro

Andi Muhammad Rizqi

Anditha Destiana

Clarissa

Diah Ayu Pratiwi

Muhammad Isa

Muhammad Zulfi Buzairi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

2014

Page 2: Makalah MPK Agama Islam

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat

menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup

menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan

kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. Penyusun juga mengucapkan terima

kasih kepada Dosen Pembimbing yaitu bapak Mudjilan yang telah membimbing penyusun agar

dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah yang baik dan sesuai kaidah.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Era Globalisasi dalam

Sudut Pandang Islam", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Makalah ini memuat tentang “Era Globalisasi" menurut pandangan Islam dan berkaitan dengan

filsafat, budaya, dan teknologi. Makalah ini masih memiliki kekurangan, maka dari itu penulis

dengan senang hati menerima kritik dan saran supaya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah

ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.

Jakarta, 19 April 2014

Tim Penyusun

Page 3: Makalah MPK Agama Islam

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur tak hentinya kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala

karunia dan kenikmatan yang telah diberikan-Nya kepada selama proses pembuatan makalah ini.

Dengan segala karunia itulah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pengaruh

Globalisasi bagi Remaja”. Banyak pihak yang telah membantu kami selama proses pembuatan

makalah ini berlangsung. Oleh karena itu kami sebagai penulis makalah ingin mengucapkan rasa

terima kasih kepada bapak Mujilan dosen MPK Agama kelas I, kemudian kepada sahabat-

sahabat kelas MPK Agama kelas I yang dengan penuh keikhlasan membantu kami. Kebersamaan

kita selama menempuh hari-hari perkuliahan semoga tetap terjalin selamanya. Rasa terima kasih

yang amat dalam kami ucakan kepada ayah dan ibunda tercinta yang selalu memberikan

dukungannnya kepada penulis.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,

namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Page 4: Makalah MPK Agama Islam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi adalah salah satu kata yang tidak asing lagi bagi kita dan banyak dibicarakan

dengan pemahaman makna yang beragam. Globalisai memang telah merubah pola pikir dan

kebiasaan manusia. Dunia dipandang sebagai satu kesatuan dimana semua manusia di muka

bumi ini terhubung satu sama lain dalam jaring-jaring kepentingan yang amat luas.

Masyarakat yang dulunya tradisional berubah menjadi masyarakat yang modern. Globalisasi

merupakan suatu pandangan masyarakat global yang merujuk pada perkembangan tatanan

kehidupan, mulai dari perkembagan sektor perekonomian, perdagangan dan teknologi

informasi. Namun, perkembangan itu tidak selalu merujuk pada hal-hal positif saja, banyak

dampak-dampak negatif globalisasi di rasakan masyarakat.

Globalisasi yang cenderung ke arah westernisasi yang bersumber dari

masyarakat  barat yang akan mempengaruhi masyarakat akan berpola hidup ke barat-baratan

ketika terkena arus globalisasi. Begitu juga dengan nila-nilai agama yang telah tercipta akan

terpengaruh dengan pola pikir barat. Dunia globalisasi dapat dikatakan cenderung pula

pada dunia yang tak mengenal moral, sekularisasi dan merupakan bentuk hegemoni barat

terhadap negara berkembang. Sekarang di Indonesia sendiri yang merupakan negara

mayoritas beragama islam telah terkena pengaruh barat. Nila-nilai dari ajaran agama Islam

telah banyak yang luntur, karena globalisasi bersifat sekularistik, materialistik

dan liberal serta tidak mengenal moral karena selalu menjunjung pada kebebasan

berpendapat dan melekukan sesuatu sesuai hak asasinya. Umat islam diberbagai penjuru

merasakan sebuah ketidakadilan, terutama dimana mereka hidup sebagai minoritas di

negara-negara non-muslim. Oleh karena itu umat islam harus waspada untuk menghadapi

globalisasi khususnya para remaja muslim.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kerpibadian remaja muslim?

1.3 Hipotesis

Globalisasi memberikan dampak baik dan buruk bagi kepribadian remaja.

Page 5: Makalah MPK Agama Islam

BAB II

ISI

2.1. Pengertian Globalisasi

Kata globalisasi dipopulerkan oleh Theodore Lavitte pada tahun 1985. Istilah itu

menunjukkan pada sebuah proses tumbuhnya kesadaran global bahwa dunia adalah sebuah

lingkungan yang terbangun secara utuh. Di Perancis, kata itu disebut dengan

“Mondialisation.” Di Spanyol dan Amerika Serikat disebut “Globalizacion.” Globalisasi

berasal dari kata globe. Globe diartikan sebagai bola bumi atau peta bumi yang bulat. Kata

globe kemudian berubah menjadi global. Artinya, secara umum dan keseluruhan, secara bulat

atau bersangkut paut mengenai dan meliputi seluruh dunia. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, globalisasi berasal dari kata "global" yang berarti meliputi seluruh dunia. 

2.1.1. Pengertian Secara Umum 

Secara umum, globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan

dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang

mengikat secara nyata sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol. 

2.1.2. Pengertian Menurut Para Ahli 

1. Emanuel Ritcher, Guru Besar ilmu politik Universitas Aachen, Jerman,

berpendapat bahwa globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan

yang menyatukan masyarakat, yang sebelumnyaterpencar-pencardanterisolasi,

kedalam sating ketergantungan dan persatuan dunia. 

2. Thomas L. Friedman: Globalisasi memiliki dimensi ideology dan tekhnologi.

Dimensi tekhnologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi

tekhnologi adalah tekhnologi informasi yang telah menyatukan dunia.

3. Malcom Waters: Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa

pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang

terjelma di dalam kesadaran orang.

Page 6: Makalah MPK Agama Islam

4. Achmad Suparman: Globalisasi adalah sebuah proses menjadikan sesuatu benda

atau perilaku sebagai cirri dan setiap individu di dunia ini tampa dibatasi oleh

wilayah.

5. Martin Albrown: Globalisasi menyangkut seluruh proses dimana penduduk dunia

terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global.

2.2 Aspek-Aspek Globalisasi

2.2.1 Globalisasi Ekonomi 

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan,

dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin

terintegrasi dengan tanpa rintangan batas territorial negara. Globalisasi perekonomian

mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan

jasa.

Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu Negara akan menjadi kabur dan

keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.

Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam

negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang

masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.

2.2.2 Globalisasi Politik 

Globalisasi politik atau global politik adalah pergulatan global dalam mewujudkan

kepentingan para aktor yang menjalankannya.Dalam proses ini Negara mengalami berbagai

masalah yang tidak bias teratasi dengan kekuatan sendiri. Globalisasi telah menciptakan

berbagai masalah dan kepentingan yang sifatnya global, intrastate, atau bahkan suprastate. 

Ada banyak aktor yang bermaindalam globalisasi politik. 

1. Negara-negara yang dipetakan secara dikotomis (pembagia• atas dua kelompok yang

bertentangan). Misal: Negara besar dan kecil

2. Organisasi-organisasi antar pemerintah (IGO atau Inter-Governmental Organizations).

Misalnya, ASEAN, NATO, dan European Community.

Page 7: Makalah MPK Agama Islam

3. Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporations (MNC) atau

Transnational Corporations atau Global Firms.

4. Organisasi internasional atau transnasional yang nonpemerintah (INGO, International

Non-Governmental Organizations). Misalnya, Palang Merah Internasional,

Workingmen's Association (Socialist International), dan International Women's League

for Peace and Freedom.

5. Organisasi-organisasi non formal, rahasia, dan setengah rahasia. Misalnya, mafia, teroris,

pembajak, penyelundup, preman global, tentara bayaran, dan hacker. komputer. 

2.2.3 Globalisasi Sosial Budaya 

Perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal abad XX dengan

berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik

sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. 

Perkembangan globalisasi kebudayaan dapat kita amati dari berbagai ciri berikut. 

1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional. 

2. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism) dan kemudahan akses suatu

individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.

3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.

Semakin banyak orang melakukan imigrasi dari suatu negara ke negara lain.

2.3 Sejarah Perkembangan Globalisasi di Bidang Budaya dan Seni serta IPTEK

2.3.1 Reaksi Pemikiran Islam Terhadap Globalisasi

Didahului oleh beberapa pemikiran dan pandangan Islam mengenai

perkembangan globalisasi pada bidang iptek, Murtadho Muthahhari (1992: 133) berkata

bahwa Alqur’an merupakan kitab suci untuk membangun manusia. Apabila Al-Qur’an

dipahami dengan baik oleh siapa pun, termasuk oleh orang-orang diluar Islam, maka akan

mendorong kandungan dan pesan-pesannya yang bersifat teoritis ( gagasan ) dapat

diwujudkan menjadi realita. Itu sebabnya, sejumlah ilmuan barat juga mempercayai Al-

Qur’an sebagai wahyu Tuhan. Sebuah keyakinan yang muncul setelah mereka

menemukan sejumlah temuan sain modern yang sejalan dengan kandungan Al-Qur’an.

Page 8: Makalah MPK Agama Islam

Sebagai contoh Simson adalah salah seorang ilmuan tahun 1980-an yang pernah

mengungkapkan bahwa A-Qur’an pastilah wahyu Allah karena mampu memprediksi

temuan-temuan modern dalam embrio dan genetika.

Rendahnya dalam penguasaan dan pengembangan sains dan teknologi, umat

Islam menjadi kelompok yang terbelakang. Mereka hampir diidentikkan dengan

kebodohan, kemiskinan, dan tidak berperadaban. Sedangkan di sisi lain umat agama lain

begitu maju dengan berbagai teknologi, dari teknologi pengamatan terhadap luar angkasa

hingga teknologi pertanian atas dasar itulah, terjdi berbagai reaksi terhadap kemajuan

pemeluk agama-agama lain. Secara umum, reaksi tersebut dapat dibedakan menjadi

empat, yaitu:

2.3.1.1 Tradisionalis

Pemikiran tradisionalis percaya bahwa kemunduran umat Islam adalah ketentuan

dan rencana Tuhan. Hanya tuhan yang Maha Tahu tentang arti dan hikmah di balik

kemunduran dan keterbelakangan umat Islam. Makhluk, termasuk umat Islam, tidak tahu

tentang gambaran besar sekenario Tuhan, dari perjalanan panjang umat manusia.

Kemunduran dan keterbelakangan umat Islam dinilai sebagai ujian atas keimanan, dan

kita tidak tahu malapetaka apa yang terjadi dibalik kemajuan dan pertumbuhan umat

manusia (Mansour Fakih dalam Ulumul Qur’an, 1997:11).

Akar teologi pemikiran tradisionalis bersandar pada aliran Ahl al-sunnah wa al-

Jama’ah, terutama aliran ‘Asy’ariyah, yang juga merujuk kepada aliran Jabariyah

mengenai prederteminisme (takdir), yakni bahwa manusia harus menerima ketentuan dan

rencana tuhan yang telah terbentuk sebelumnya. Paham Jabariyah yang dilanjutkan oleh

aliran ‘Asy’ariyah ini, menjelaskan bahwa manusia tidak memiliki free will untuk

menciptakan sejarah mereka sendiri. Meskipun manusia didorong untuk berusaha,

akhirnya Tuhan jualah yang menentukan.

Cara berfikir Tradisionalis tidak hanya terdapat di kalangan muslim pedesaan atau

yang diidentikkan dengan NU, tapi sesungguhnya pemikiran tradisionalis terdapat di

berbagai organisasi dan berbagai tempat. Banyak diantara mereka yang dalam sector

kehidupan sehari-hari menjalani kehidupan yang sangat modern, dan mengasosiasikan

Page 9: Makalah MPK Agama Islam

diri sebagai golongan modernis, namun ketika kembali kepada persoalan teologi dan

kaitannya dengan usaha manusia, mereka sesungguhnya lebih layak dikategorikan

sebagai golongan tradisionalis (Mansour Fakih dalam Ulumul Qur’an, 1997:11).

2.3.1.2 Modernis

Pengertian yang mudah tentang modernisasi ialah pengertian yang identik atau

hamper identik dengan pengertian rasionalisasi. Dan hal itu berarti proses perombakan

pola berpikir dan tata kerja lama yang tidak akliyah (rasional), dan menggantinya dengan

pola berpikir dan tata kerja baru yang akliyah (rasional). Jadi sesuatu dapat disebut

modern, kalau ia bersifat rasional, ilmiah dan bersesuaian dengan hukum-hukum yang

berlaku dalam alam.[4]

Kaum modernis percaya bahwa keterbelakangan umat Islam lebih banyak

disebabkan oleh kesalahan sikap mental, budaya, atau teologi mereka. Mereka

menyerang teologi Sunni (‘Asy’ariyah) yang dijuluki sebagai teologi fatalistik (Mansour

Fakih dalam Ulumul Qur’an, 1997:11).

Pandanagn kaum modernis merujuk p-ada pemikiran modernis Mu’tazilah, yang

cenderung bersifat antroposentris dengan doktrinnya yang sangat terkenal, yaitu al-

Khamsah. Bagi Mu’tazilah, manusia dapat menentukan perbuatannya sendiri. Ia hidup

tidak dalam keterpaksaan (Jabbar). Akar teologi Mu’tazilah dalam bidang af’al al-‘ibad

(perbuatan manusia) adalah Qadariah sebagai anti tesis dari jabariyyah

Di Indonesia, gerakan rasionalis pernah mempengaruhi Muhammadiyah sebelum

perang dunia kedua. Agenda mereka dalah pemberantasan takhayul, bid’ah dan khurafat

dan berlomba dalam kebaikan. Oleh karena itu mereka juga dikenal sebagai golongan

purfikasi (Mansour Fakih dalam Ulumul Qur’an, 1997:11).

2.3.1.3 Revivalis-fundamentalis

Kecenderungan umat Islam ketiga dalam menghadapi globalisasi adalah revivalis.

Revivalis menjelaskan factor dalam (internal) dan factor luar (eksternal) sebagai dasar

analisis tentang kemunduran umat Islam. Bagi revivalis umat Islam terbelakang, karena

mereka justru menggunakan ideology lain atau “isme” lain sebagai dasar pijakan dari

pada menggunakan Al-Qur’an sebagai acuan dasar. Pandangan ini berangkat dari asumsi

Page 10: Makalah MPK Agama Islam

bahwa Al-Qur’an pada dasarnya telah menyediakan petunjuk secara komplit, jelas dan

sempurna sebagai dasar bermasyarakat dan bernegara. Di samping itu mereka juga

memandang isme lain seperti marxisme, kapitakisme dan zionisme sebagai ancaman.

Globalisasi dan kapitalisme bagi mereka merupakan salah satu agenda barat dan konsepo

non Islami yang dipaksakan kepada masyarakat muslim. Mereka menolak kapitalisme

dan globalisasi karena keduanya dinilai berakar pada paham liberalism. Karena itulah,

merka juga disebut kaum fundamentalis, mereka di pinggirkan sebagai ancaman bagi

kapitalisme. (Mansour Fakih dalam Ulumul Qur’an, 1997:12).

2.3.1.4 Transformative

Gagasan transformative merupakan alternative dari ketiga respon umat Islam di

atas. Mereka penggagas (transformative) percaya bahwa keterbelakangan umat Islam

disebabkan oleh ketidakadilan system dan struktur ekonomi, politik dan kultur. Ini adalah

proses panjang penciptaan ekonomi yang tidak eksploitatif, politik tanpa kekerasan,

kultur tanpa dominasi dan hegemoni, serta penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia

(human right). Keadilan menjadi prinsip fundamental bagi penganut transformative.

Focus kerja mereka adalah mencari akar teologi, metodologi, dan aksi yang

memungkinkan terjadinya transformasi social. (Mansour Fakih dalam Ulumul Qur’an,

1997:13)

2.3.2 IPTEK

2.3.2.1 Pengertian Teknologi

Kata teknologi berasal dari bahasa latin ’’texere’’ yang berarti menyusun atau

membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan

mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak

jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur

dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun

istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne” atau cara

dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan

tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu

Page 11: Makalah MPK Agama Islam

untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan

memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan

otak manusia.

Mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran,

sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu

pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-

Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi utk

kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.”  Dari keterangan itu jelas sekali

bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi.

Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas

dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Makanan

lebih nikmat dan beraneka ragam, pakaian terbuat dari bahan yg jauh lebih baik dan

halus, sarana-sarana transportasi dan komunikasi yang kecepatannya amat

mengagumkan, gedung dan rumah tempat tinggal dibangun dengan megah dan mewah.

Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi

dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebh banyak lagi.

Benar bahwa agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi,  juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman

lampau di masa sekarang,  maupun di waktu-waktu yang kan datang.  Demikian pula

dengan ajaran Islam, yang tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern

yang teratur dan lurus, serta analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan

Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yg

disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu

sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram, kecuali jika terdapat

nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherakannya. Bukankah Alquran sendiri telah

menegaskan bahwa agama Islam bukanlah agama yang sempit. Allah SWT telah

berfirman yang artinya “Di sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu

kesempitan.”

Adapun peradaban modern yag begitu luas memasyarakatkan produk-produk

teknologi canggih, seperti televisi, video player, alat-alat komunikasi, dan barang-barang

mewah (gadget) lainnya, serta yang menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua,

Page 12: Makalah MPK Agama Islam

muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yg

diakibatkannya. Tetapi di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu.

Sebab adanya berbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat

ini, dapat berbuat apa saja. Kiranya faktor manusianya-lah yg menentukan opersionalnya.

Adakalanya menjadi manfaat, yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan

tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka, manakala manusia

menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata. Namun seiring

dengan adanya upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia (umat

islam) pun harus lebih jeli menentukan pilihan ini. Untuk apakah semua kemajuan itu?

2.3.2.2 Cara Pandang Barat terhadap Teknologi

Menurut catatan sejarah, bangsa Barat berhasil mengambil khazanah ilmu

pengetahuan yang telah dikembangkan lebih dahulu oleh kaum muslimin. Kemudian

mereka mengembangkannya di atas paham materialisme tanpa mengindahkan lagi nilai-

nilai Islam sehingga terjadilah perubahan total sampai akhirnya terlepas dari sendi-sendi

kebenaran. Para ilmuwan Barat dari abad ke abad kian mendewa-dewakan rasionalitas

bahkan telah menuhankan ilmu dan teknologi sebagai kekuatan hidupnya. Mereka

menyangka bahwa dengan iptek mereka pasti bisa mencapai apa saja yang ada di bumi

ini dan merasa dirinya kuasa pula menundukkan langit bahkan mengira akan dapat

menundukkan segala yang ada di bumi dan langit. Tokoh-tokoh mereka merasa

mempunyai hak untuk memaksakan ilmu pengetahuan dan teknologinya itu kepada

semua yang ada di bumi agar mereka bisa mendikte dan memberi keputusan terhadap

segala permasalahan di dunia. Sebenarnya masyarakat Barat itu patut dikasihani karena

akibat kesombongannya itu mereka lupa bahwa manusia betapapun tingg kepandaiannya

hanya bisa mengetahui kulit luar atau hal-hal yang lahiriah saja dari kehidupan semesta

alam. Mereka lupa bahwasanya manusia hanya diberi ilmu pengetahuan yang sedikit dari

kemahaluasan ilmu Allah. Di atas orang pintar ada lagi yang lebih pintar. Dan sungguh

Allah SWT benci kepada orang yang hanya tahu tentang dunia tetapi bodoh tentang

kebenaran yang ada di dalamnya.

Page 13: Makalah MPK Agama Islam

2.3.2.3 Pandangan Islam terhadap perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi

Informasi.

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh

peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai penjuru

dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh

perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi modern tersebut membuat

banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat, tanpa

diiringi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang

diakibatkannya. (Ahmad Y. Samantho.2004). Peradaban Barat modern saat ini memang

memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan

kebahagian hidup bagi umat manusia.

Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya

adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara

ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan

sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih

bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa

di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan

negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya

materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan

teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral

dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.

Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran

suci Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di

negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas

sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya). Ketidakadilan global ini terlihat dari

fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-

negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di negara-negara miskin hanya

memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta pora bangsa-bangsa negara maju.

Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak dan

gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa di tengah

keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil hutan

Page 14: Makalah MPK Agama Islam

yang ada di Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan,

busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan rakyat. Kemana harta kekayaan

kita yang Allah berikan kepada tanah air dan bangsa Indonesia ini? Mengapa kita

menjadi negara penghutang terbesar dan terkorup di dunia? Kenyataan menyedihkan

tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas

Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa

dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan

moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah swt. Serta melawan pengaruh

buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan

kenikmatan hawa nafsu).

Dampak sosial dari kemajuan teknologi komunikasi tentu memiliki dampak yang

positif yang bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. menurut

Marwah Daud Ibrahim memandang potensi perubahan sosial yang mendasar yang terjadi

dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi. Pertama,

dengan kemajuan teknologi komunikasi kemungkinan orang bisa terbuka dan menerima

perubahan yang baik. Kedua, dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan

menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas sosial semakin meningkat.

Ketiga, dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan setiap individu memiliki

SDM yang berkualitas.

Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi sebagaimana

tersebut diatas terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi,

seperti perkembangan teknologi komunikasi dan unsur budaya lainnya aka mudah

dipengaruhi oleh masyarakat. Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan

polarisasi ideologi dunia, terutama didorong oleh kemajuan teknologi modern,

pendidikan Islam tidak terlepas dari tantangan yang menuntut jawaban segera. Secara

garis besar tantangan–tantangan tesebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

Terdapatnya kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan sistem nilai yang

telah ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan oleh kekuatan ynag berpijak pada

materialisme dan sekulerisme.

Page 15: Makalah MPK Agama Islam

Adanya dimensi besar dari kehidupan masyarakat modern yang berupa pemusatan

pengetahuan teoritis.

Bertolak dari kenyataan tersebut dalam konteks perubahan sosial ini pendidikan Islam

mempunyai misi ganda yaitu:

1. Mempersiapkan manusia muslim untuk menghadapi perubahan yang sedang dan akan

terjadi, mengendalikan dan memanfaatkan perubahan tersebut, mepersiapakan

kerangka fikiran yang komprehensif dan dinamis bagi terselenggaranya proses

perubahan yang berada diatas nilai-nilai Islam.

2. Memberikan solusi terhadap akses negatif kehidupan modern yang berupa

depersonalisas, frustasi, dan keterasingan umat dari dunia modern.

3. Kedua misi diatas mengisyaratkan tugas berat yang harus dihadapi pendidikan Islam

dalam rangka menuju perubahan umat Islam yang lebih baik, dan diperlukan

kerangka pandang yang komprehensif dan relevan dalam dalam mengantisipasi tiap

perubahan sosial sebagai kemajuam teknologi komunikasi dan teknologi informasi.

2.3.3 Budaya dan Seni

Menurut Saidi (1998), proses globalisasi sudah berlangsung sejak dimulainya era

liberalisasi Indonesia pada zaman Presiden Soeharto. Sejak masa liberalisasi, budaya-budaya

asing masuk ke Indonesia sejalan dengan masuknya pengaruh-pengaruh lainnya. Sementara,

Wilhelm (2000) berpendapat bahwa perusakan budaya dimulai sejak masa teknologi

informasi seperti satelit dan internet berkembang. Sejak masa itu, konsumsi informasi

menjadi kian tak terbatas. Semua kalangan di Indonesia dapat memperoleh informasi apapun

tanpa adanya batasan dan cenderung menyerapnya tanpa mempertimbangkan efek positif dan

negatif bagi identitas kulturalnya.

Sebagai negara berkembang yang tidak memiliki daya kompetitif tinggi dan posisi tawar

setara dengan negara-negara maju, Indonesia menghadapi ancaman serius globalisasi

terhadap identitas kultural. Di masa lalu, ketika perkembangan teknologi komunikasi dan

informasi tidak sepesat sekarang, nilai-nilai identitas kultural Indonesia masih dipegang

secara kuat oleh masyarakat. Tetapi kini, ketika nilai-nilai identitas asing dengan mudah dan

cepat masuk ke rumah-rumah penduduk melalui transformasi informasi, nilai-nilai identitas

kultural Indonesia tampak terkikis.

Page 16: Makalah MPK Agama Islam

Identitas kultural yang semula hanya dianut dan berlaku di komunitas tertentu

diglobalkan ke seluruh dunia. Globalisasi budaya itu semakin mudah dijalankan seiring

dengan perkembangan pesat teknologi komunikasi dan informasi. Dalam hal ini, jaringan

internet memegang peran terbesar dalam melancarkan penyebaran identitas lokal dan

nasional suatu negara ke ranah global. Melalui internet, setiap orang di dunia dapat

berhubungan secara cepat dan merasa dekat satu sama lain sehingga memungkinkan mereka

melakukan kontak identitas, nilai, dan budaya yang berbeda-beda.

Terkait dengan itu, Manuel Castells (1996) mengatakan bahwa meluasnya jejaring

komunikasi yang menyebabkan hubungan antarmasyarakat di seluruh dunia berjalan secara

cepat dan dekat menimbulkan dilema antara tetap bertahan dalam identitas asli (the self) atau

ikut melebur dalam identitas masyarakat yang mengidentifikasi diri sebagai masyarakat

jaringan global (the net). Kuatnya penetrasi budaya yang terglobalkan menyebabkan

sebagian orang merasa identitas aslinya telah usang karena tidak sejalan dengan globalisasi.

Mereka lantas mengalami krisis identitas dan akibatnya meninggalkan the self untuk

bergabung dalam the net.

Krisis semacam ini dialami oleh banyak negara, terutama negara-negara miskin dan

berkembang yang tidak mampu bersaing dalam proses globalisasi, termasuk Indonesia. Harus

diakui, aktor utama dalam proses globalisasi masa kini adalah negara-negara maju seperti AS

dan negara-negara barat lainnya sehingga globalisasi sering dianggap pula sebagai

westernization. Negara-negara ini berupaya mengekspor nilai-nilai lokal di wilayahnya untuk

disebarkan ke seluruh dunia sebagai nilai-nilai global. Mereka dapat dengan mudah

melakukan itu karena mereka menguasai arus teknologi informasi dan komunikasi lintas

batas negara. Sebaliknya, pada saat yang sama, negara-negara berkembang tidak mampu

menyebarkan nilai-nilai lokalnya karena daya kompetitifnya yang rendah.

Terlepas dari belum adanya kesepakatan bersama tentang identitas asli Indonesia karena

keanekaragaman budaya suku bangsa yang membangunnya, tetapi melalui Sumpah Pemuda

28 Oktober 1928, rakyat negara ini telah melahirkan tekad untuk bertanah air, berbangsa, dan

berbahasa Indonesia. Sebagai tanah air, Indonesia merupakan wilayah menyatu yang

merupakan tempat hidup dan berkembangnya beragam suku bangsa, bahasa daerah, dan

kebudayaan lokal. Sebagai bangsa, Indonesia adalah kesatuan dari berbagai suku bangsa di

wilayah negara ini dengan aneka budaya yang menyertainya. Sebagai bahasa, Indonesia ialah

Page 17: Makalah MPK Agama Islam

media komunikasi yang mampu menyatukan perbedaan bahasa antarsuku bangsa.

Persoalannya, semangat persatuan itu kini semakin memudar seiring menjamurnya

pemakaian budaya asing dan penggunaan bahasa Inggris yang disebarkan oleh arus

globalisasi ke masyarakat Indonesia.

Kesenian-kesenian daerah seperti ludruk, ketoprak, wayang, gamelan, dan tari tradisional

menghadapi ancaman serius dari berkembangnya budaya pop khas barat yang semakin

diminati masyarakat karena dianggap lebih modern. Budaya konvensional yang

menempatkan tepo seliro, toleransi, keramahtamahan, penghormatan pada yang lebih tua

juga digempur oleh pergaulan bebas dan sikap individualistik yang dibawa oleh arus

globalisasi. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sekarang menghadapi ancaman serius

dari bahasa Inggris yang berupaya menghomogenisasi penggunaan bahasa di seluruh dunia,

termasuk di Indonesia.

Dalam situasi demikian, kesalahan dalam merespon globalisasi bisa berakibat pada

memudarnya identitas nasional dan budaya lokal. Kesalahan dalam merumuskan strategi

mempertahankan eksistensi identitas dan budaya Indonesia juga bisa mengakibatkan nilai-

nilai khas Indonesia semakin ditinggalkan masyarakat yang kini kian gandrung pada budaya

yang dibawa arus globalisasi. Inilah masalah terbesar dalam relasi globalisasi dan identitas

Indonesia di era kekinian.

Nilai-nilai lokal yang berkembang di wilayah-wilayah berbeda dan berjauhan di dunia

saling bertemu dan berinteraksi dalam relasi sosial yang berjalan secara intensif. Dalam

globalisasi, hasil dari relasi itu cenderung memantapkan eksistensi nilai-nilai yang berasal

dari negara-negara maju dan menyingkirkan nilai-nilai tradisional di negara-negara

berkembang dan miskin. Hal itu disebabkan nilai-nilai negara maju dianggap modern

sehingga harus dianut dan nilai-nilai negara berkembang dipandang terbelakang sehingga

perlu ditinggalkan. Dengan pola hubungan seperti itu, globalisasi merupakan bagian ekstrem

dari interdependensi antarnegara.

Homogenisasi globalisasi adalah sebuah kondisi tak terelakkan yang harus disikapi secara

strategis oleh semua negara, termasuk Indonesia. Prosesnya yang menyebar ke segala arah

menembus batas wilayah negara bangsa mendorong terciptanya lalu lintas identitas kultural

di tingkat lokal suatu negara yang kemudian bermetamorfosis menjadi identitas kultural yang

dianut masyarakat global. Akibatnya, identitas kultural negara yang tidak mampu

Page 18: Makalah MPK Agama Islam

mengglobal menghadapi ancaman serius dari penetrasi homogenisasi yang mampu secara

cepat masuk ke dinamika kehidupan masyarakat lokal melalui media komunikasi dan

informasi.

2.4 Dampak baik dan buruk globalisasi

Globalisasi selalu dihubungkan dengan modernisasi dan modernism. Para pakar budaya

mengatakan bahwa ciri khas modernisasi dan manusia modern itu adalah tingkat berfikir,

iptek, dan sikapnya terhadap penggunaan waktu dan penghargaan terhadap karya

manusia. Globalisasi di ikuti dengan perubahan sosial yang mengalir dari tingkat pemikiran

yang tinggi ke tingkat pemikiran yang lebih rendah. Globalisasi bertujuan mengubah

pemikiran masyarakat yang tradisional menuju masyarakat modern atau disebut modernisasi.

Modernisasi merupakan perubahan sosial yang terjadi  secara sengaja atau di buat manusia.

Modernisme adalah suatu proses untuk menjadikan sesuatu itu modern. Modern secara

bahasa berarti “baru”, “kekinian”, “up to date” atau semacamnya. Istilah Modern juga bisa

dikaitkan dengan karateristik. Oleh karena itu, istilah modern bisa diterapkan untuk manusia

dan juga lainnya, seperti dari konsep bangsa, system politik, ekonomi, negara, kota, lembaga,

sampai pada perilaku sifat dan hampir apa saja.

Istilah postmodern merupakan kelanjutan dari “modern.” Kata ini bersal dari post dan

‘modern’, dimana kata post berarti “waktu berikutnya” atau sama dengan pasca-modern.

Salah satu ciri posmodernisme, bahwa posmodernisme bersamaan dengan era media, dalam

banyak cara yang bersifat mendasar, media adalah dinamika sentral. Sifat media yang sentral

dapat diterima dengan luas dan cepat, contohnya televisi, dan internet. Dengan adanya

telivisi ataupun internet ini apabila ada isu-isu terbaru dunia atau semacamya akan begitu

cepat tersebar di dunia.

Situasi dan kondisi kehidupan manusia, hubungan antar bangsa (internasional, global) di

berbagai bidang, yakni politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam, yang kita persaksikan

dewasa ini, yang dinamakan   dunia maju atau modern, pada hakikatnya adalah hasil

perkembangan dan pengaruh, bahkan persaingan dan pertarungan antar isme-isme dan

berbagai pandangan hidup yang disebutkan terdahulu.

Page 19: Makalah MPK Agama Islam

2.5 Usaha Muslim Menghadapi Globalisasi

Dari bahaya-bahaya dan ancaman globalisasi yang telah dijelaskan diatas, disini agama

memberi sumbangan terhadap bahaya globalisasi yang akan selalu mengikis, mengeksploitasi

dan terlebih menjajah negara berkembang, khususnya agama Islam. Diam dan menghindar

bukanlah hal yang akan menyelasaikan,  namun dengan potensi, keyakinan visi tantang

keselarasan yang harus dilakukan. Dengan memberi landasan dan tidak mengabaikan agama

(Islam) tanpa harus menghilangkan secara radikal nilai-nilai budaya, agama mempunyai

peran besar dalam membangun  Sumber Daya Manusia yang berkualitas tanpa harus selalu

bergantung pada pola kehidupan Barat dan berperan dalam membangun moral yang baik.

Usaha-usaha yang keras menghadapi globalisasi harus dikerjakan oleh pemikir muslim.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk terwujudnya human capital harus didesain

sedemikian rupa sekiranya mampu mencetak SDM  yang tetap kukuh keimanan dan

ketaqwaannya, siap berlaga dan sukses di era globalisasi

Organisasi-organisasi Islam hendaknya diisi dua hal yaitu, disamping pembinaan

keimanan dan ketaqwaan juga perlu mendapatkanperhatian untuk diisi peningkatan skill,

produktivitas, komunikasi yang berkaitan dengan kemajuan ekonomi, kemajuan dan

perkembangan IPTEK, serta masalah sosial, hukum budaya, politik dan lainya. Untuk

menghasilakn SDM yang berkualitas, setiap individu harus memiliki landasan dan

kemampuan yang meliputi perilaku, kerja keras disiplin, tanggung jawab dapat dipercaya dan

sejenisnya dengan berpedoman pada ajaran Al-Qur’an dan Hadit’s

2.6 Dampak Positif Globalisasi

a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan

sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.

b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih

mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.

c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Page 20: Makalah MPK Agama Islam

Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang

canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan

taraf hidup masyarakat.

2.7 Dampak Negatif Globalisasi

a. Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat

melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan

banyak pilihan yang ada.

b. Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak

lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka

adalah makhluk sosial.

c. Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang

mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan

bebas remaja, dan lain-lain.

d. Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat

mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara

individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

2.8 Dampak Globalisasi Dalam Beragama

Pengaruh globalisasi yang semakin mendunia juga merambat ke bidang agama. Tidak

dapat dipungkiri nilai-nilai agama kini mengalami kepudaran. Munculnya pemikiran-

pemikiran baru yang liberal dan cenderung merusak kaidah agama membuat masyarakat

bingung dan akhirnya justru terjerumus ke dalam sudut-sudut yang mengkotak-kotakkan

agama. Hadirnya paham sekulerisme juga menambah keterbatasan agama dalam mengatur

kehidupan manusia. Sekulerisme adalah sebuah paham yang memisahkan antara urusan

dunia dengan urusan agama. Jadi, dalam urusan duniawi tidak boleh dicampur dengan

Page 21: Makalah MPK Agama Islam

agama, padahal seharusnya kita selalu menyatukan keduanya secara seiringan sehingga

tercipta kehidupan yang selaras.

Globalisasi datang bersama dengan kapitalisme. Pemikiran ini memasarkan ideologi

barat, dan dapat menghapus otoritas agama. Kemunduran dalam bidang agama juga

dirasakan terkait dengan perbedaan paham dalam satu agama. Misalnya saja ketika

menentukan hari raya, pasti terdapat perbedaan dari masing-masing kubu agama.

Lunturnya nilai-nilai keagamaan sangat terlihat jelas dalam masyarakat saat ini, terutama

pada kalangan remaja. Budaya freesex, narkoba, minum-minuman keras, boros, tamak sudah

menjadi hal yang biasa. Di sisi lain, dengan adanya globalisasi ini, ada perkembangan bidang

agama juga yang cukup menguntungkan. Misalnya saja dalam kaitannya dengan teknologi

bidang astronomi. Ilmu pengetahuan astronomi yang semakin berkembang memudahkan para

ulama dalam menetapkan waktu-waktu hari besar dan sebagainya.

2.9 Bersikap Kritis Terhadap Globalisasi

Dari berbagai ancaman dan dampak-dampak negatif yang telah kita ketahui dari

penyebaran globalisasi di zaman seperti sekarang, kita harus lebih pintar dalam mencerna

dan menyaring globalisasi yang akan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari yang akan

membawa dampak pemikiran, sifat, dan tingkah laku manusia kearah yang positif. Hal yang

harus dilakukan dalam bersikap kritis terhadap globalisasi adalah:

a. Menciptakan generasi masa depan yang handal yang memiliki sikap

Kreatif dan inofatif,

Tidak terbawa arus,

Memahami nilai-nilai budaya luhur yang patuh dan taat dalam beragama,

Serta memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai kekuatan

spiritual, yang memberikan motifasi dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat

b. Generasi kedepan wajib dituntun menjadi taat hukum, upaya ini dapat dilakukan dengan

cara

Menanamkan kesadaran tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban asasi individu,

Berbagi ilmu pengetahuan, memperkaya warisan budaya dengan setia mengikuti dan

mempertahankan kebudayaan tersebut.

Page 22: Makalah MPK Agama Islam

Serta yang lebih sederhana lagi dalam hubungan kekeluargaan yaitu memperkokoh

peran orang tua, ibu, dan bapak.

2.10 Pandangan filsafat terhadap globalisasi

Era Globalisasi merupakan sebuah masa yang ditandai dengan perubahan pola hidup

masyarakat dan kemajuan teknologi. Kehidupan manusia pada masa ini mengalami

perkembangan yang sangat pesat di segala bidang, baik di bidang ekonomi, sosial, dan

pengetahuan. Sehingga manusia disibukkan oleh segala rutinitas dan aktifitas sehari-hari.

Globalisasi sangat memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan karena di era ini

manusia dimanjakan oleh mesin dan teknologi. Selain mempermudah manusia dalam

menjalani kehidupan dengan serba instan, era globalisasi mempunyai sisi negatif.

Salah satu sisi negatif dari masa globalisasi ialah menurunnya nilai-nilai bangsa, budaya,

dan agama. Seperti menurunnya rasa nasionalisme terhadap negara, lunturnya kecintaan

terhadap budaya, dan berkurangnya spirit emosional ketuhanan. Manusia seakan-akan

dihipnotis oleh perkembangan jaman, yang lambat laun akan menghapus nilai-nilai tersebut.

Selain itu, era globalisasi membuat manusia banyak yang melupakan akan jati dirinya

sebagai manusia (hakikat manusia) dan hakikat tujuan hidup. Oleh karena itu, diperlukan

adanya pengetahuan tentang siapa sebenarnya manusia, dan apa hakikat dari tujuan manusia

di ciptakan atau hakikat tujuan manusia menjalani kehidupan yang sekarang ini.

Filsafat manusia merupakan sebuah hasil dari perumusan mengenai siapa sebenarnya diri

manusia, bagaimana hakikat manusia, tujuan asasi hidup manusia, dan kedudukan manusia.

Filsafat manusia sangat penting dalam realitas kehidupan saat ini. Pasalnya, di dalam

kehidupan era globalisasi, manusia telah terlena akan jati dirinya. Selain itu manusia

juga  telah lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya yang disebabkan oleh kemajuan

teknologi.

2.11 Langkah-langkah untuk mengurangi dampak buruk globalisasi

Untuk mengatasi dampak buruk globalisasi dapat dilakukan dengan menumbuhkan

kembali rasa nasionalisme bangsa agar masyarakat dapat mencintai negaranya serta

memperkuat iman dan takwa supaya selalu berada di jalan-Nya. Langkah-langkah yang dapat

dilakukan antara lain:

Page 23: Makalah MPK Agama Islam

a. Meningkatkan kualitas SDM Indonesia

Dampak negatif globalisasi merupakan sebuah realita yang mau tak mau harus dihadapi

bila Bangsa Indonesia ingin tetap hidup sebagai bangsa yang berdaulat di dunia.

Cara untuk menghadapi dampak negatif globalisasi yaitu dengan mempersiapkan diri

sebaik-baiknya melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang optimal, bangsa Indonesia

dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah

dunia Internasional.

b. Meningkatkan kualitas nilai keimanan dan moralitaas masyarakat

Dampak negatif globalisasi membuat budaya antar bangsa saling mempengaruhi.

Karenanya keberadaan nilai-nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat penting. Sebab

nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat penting. Sebab nilai-nilai keimanan dan

moralitas itulah yang mampu mengatasi dampak negatif dari globalisasi.

Sebagai kaum Muslim, kita hendaknya menanamkan nilai-nilai Islam di kehidupan

sehari-hari. Kita hendaknya menjalankan syariat Islam. Mengetahui mana yang halal dan

haram. Sehingga kita dapat memilah-milah pengaruh dari luar.

Moralitas bangsa juga harus ditingkatkan. Di dalam dampak negatif globalisasi ini,

moralitas bangsa cenderung menurun kualitasnya. Ini tidak lepas dari tanggung jawab

orang tua, guru, dan pemerintah. Salah satu solusinya adalah melaksanakan pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan.

c. Meningkatkan Jiwa Semangat Persatuan, Kesatuan, Serta Nasionalisme

Adanya dampak negatif globalisasi menjadi suatu tantangan yang berat bagi negara

berkembang yang belum maju dan kuat. Negara yang masyarakatnya tidak mempunyai

jiwa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme yang kuat akan dengan mudah

dipermainkan oleh negara-negara maju. Oleh karna itu, semangat dan jiwa persatuan,

kesatuan dan nasionalisme harus terus ditingkatkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Bila jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme telah tertanam dengan kuat

pada setiap warga negara Indonesia tidak akan mudah dipermainkan oleh negara-negara

yang kuat dan maju.

d. Melestarikan Adat Istiadat dan Budaya Daerah

Page 24: Makalah MPK Agama Islam

Dampak negatif globalisasi juga membuat budaya luar dapat dengan mudah kita ketahui.

Pengetahuan akan budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya

daripada budaya daerah sendiri.

Menyukai kebudayaan luar adalah hal yang wajar. Namun kita harus tetap melestarikan

kebudayaan kita sendiri. Jangan sampai kebudayaan kita punah begitu saja seiring dengan

waktu. Apalagi kebudayaan itu seenaknya saja diambil oleh bangsa lain. Betapa malunya

kita?

Walaupun zaman kini telah serba modern, kita harus tetap berpegang teguh kepada adat

istiadat. Apalagi kita sebagai masyarakat Minangkabau, dimana “adat basandi syarak,

syarak basandi kitabullah, syarak mangato, adat mamakai.”

Langkah-langkah di atas tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada peran aktif dari semua

komponen negara baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan kerjasama yang

baik agar hasilnya dapat maksimal. Kerjasama itu tidak lepas dari persatuan dan kesatuan

bangsa sehingga pancasila sebagai ideologi negara harus dihidupkan kembali.

Page 25: Makalah MPK Agama Islam

BAB III

KESIMPULAN

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan

keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui

perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain

sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

Pemuda adalah agen perubahan, baik buruknya bangsa Indonesia iu tergantung dengan

generasi penerusnya. Apabila generasi muda Indonesia memeiliki mental, edukatif, inovatif, dan

religius.

Peran pemuda dalam era globalisasi ini sangat penting, pemuda merupakan pilar utama

dalam memajukan negara ini tentu saja yang utama adalah untuk memajukan Islam dalam

perkembangan zaman, yang semakin lama semakin modern.Para pemuda diharapkan mampu

memeberikan contoh yang baik kepada seluruh masyarakat bukan justru memberikan nilai yang

buruk terhadap masyarakat.

Page 26: Makalah MPK Agama Islam

DAFTAR PUSTAKA

Hakam, Kama Abdul. “Manusia dan Lingkungan Sosial Budayanya.” Lokakarya Dosen ISBD

Dikti Depdiknas, Batam.

Ikhsan, Muhammad. Islam dan Globalisasi Terhadap Krisis Identitas Muslim. Jakarta: 2009.

Mubah, A. Safril. Revitalisasi Identitas Kultural Indonesia di Tengah Upaya Homogenisasi

Global.

Salam, Burhanudin. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

www.wikipedia-indonesia.com

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16005/1/was-feb2006-%20%285%29.pdf

http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/komunika/article/download/23/23

http://psg.uii.ac.id/index.php/RADIO/31-Desember-2011.html

http://belajarnhiburan.blogspot.com/2012/04/pengaruh-globalisasi-terhadap-nilai.html

http://woelandluns.wordpress.com/2011/01/18/aspek-aspek-globalisasi/