makalah metopel siap.rtf

Download Makalah metopel siap.rtf

If you can't read please download the document

Upload: im-zulfa

Post on 08-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

8

PENDAHULUANPendekatan Sosiologi memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha untuk memahami dan menggali makna-makna yang sesungguhnya dikehendaki oleh al-Quran. Selain disebabkan oleh Islam sebagai agama yang lebih mengutamakan hal-hal yang berbau sosial daripada individual yang terbukti dengan banyaknya ayat al-Quran dan Hadits yang berkenaan dengan urusan muamalah (sosial), hal ini juga disebabkan banyak kisah dalam al-Quran yang kurang bisa dipahami dengan tepat kecuali dengan pendekatan sosiologi. Sebagai contoh, kisah Nabi Yusuf yang dulunya budak lalu akhirnya menjadi penguasa di Mesir dan kisah nabi Musa yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Nabi Harun. Kedua kisah itu baru dapat dimengerti dengan tepat dan dapat ditemukan hikmahnya dengan bantuan ilmu sosial. Prof.Dr.H. Abudilah Nata, M.A.Metodologi studi Islam,Rajawali pres,ed. Revisi 2012Selain itu, dalam al-Quran dinyatakan bahwa Allah mengharapkan adanya suatu umat yang menjadi saksi atas manusia (syuhada> ala al-na>s). Fungsi ini, antara lain dapat diwujudkan melalui penelitian empiris. Tema-tema tentang keadilan, takwa, musyawarah, tolong menolong, amal saleh, dan lain sebagainya dapat diteliti sampai sejauh mana tema-tema tersebut dipraktekkan dalam masyarakat.Salah satu rumusan penelitian al-Quran yang diidentifikasikan dengan istilah living Quran adalah salah satu paradigma dalam menempatkan al-Quran sesuai dengan masyarakat pembacanya. Definisi living Quran sebagai studi tentang al-Quran, tetapi tidak bertumpu pada eksistensi tekstualnya, melainkan studi tentang fenomena sosial yang lahir terkait dengan kehadiran al-Quran dalam wilayah geografi tertentu dan mungkin masa tertentu. Syamsuddin, Sahiron DR.Phil.(ed), Metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis, Yogyakarta: Teras, 2007, hlm 39

Upaya tentang penelitian living Quran dengan akar pendekatan sosiologis adalah semata-mata tidak untuk mencari kebenaran positivistik yang selalu melihat konteks, tetapi semata-mata melakukan pembacaan obyektif terhadap fenomena keagamaan yang menyangkut langsung dengan al-Quran. Kalau living Quran ini dikategorikan sebagai penelitian agama dengan kerangka penelitian agama sebagai gejala sosial, maka desainnya akan menekankan pentingnya penemuan keterulangan gejala yang diamati sebelum sampai pada kesimpulan. Mudzhar, H.M.Atho DR, Pendekatan Studi Islam dalam teori dan praktek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002,hlm 68 Living Quran sebagai penelitian yang bersifat keagamaan (religious research) menempatkan agama sebagai sistem keagamaan, yakni sistem sosiologis, suatu aspek organisasi sosial dan hanya dapat dikaji secara tepat jika karakteristik itu diterima sebagai titik tolak. Dalam rumusan ini agama diletakkan sebagai sebuah gejala sosial bukan doktrin semata. Living Quran dimaksudkan bukan sebagai pemahaman individu atau kelompok orang dalam memahami al-Quran (penafsiran) akan tetapi bagaimana al-Quran itu disikapi dan direspon masyarakat Muslim dalam realitas kehidupan sehari-hari menurut konteks budaya dan pergaulan sosial. Dalam penelitian model living Quran yang dicari bukan kebenaran agama lewat al-Quran atau bersifat menghakimi (judgment) sekelompok agama tertentu dalam Islam, tetapi lebih mengedepankan penelitian tentang tradisi yang menggejala (fenomena) di masyarakat dilihat dari perspektif kualitatif. Meskipun al-Quran terkadang dijadikan sebagai simbol keyakinan (symbolic faith) yang dihayati yang kemudian diekspresikan dalam perilaku keagamaan; maka dalam living Quran ini diharapkan dapat menemukan segala sesuatu dari hasil pengamatan (observasi) yang cermat dan teliti atas perilaku komunitas muslim dalam pergaulan sosial keagamaannya hingga menemukan segala unsur yang menjadi komponen terjadinya perilaku itu melalui struktur luar dan struktur dalam (deep structure) agar dapat ditangkap makna dan nilai-nilai (meaning and values) yang melekat dari sebuah fenomena yang diteliti. Syamsuddin, Sahiron DR.Phil.(ed), Metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis, Yogyakarta: Teras, 2007, hlm 50

PEMBAHASANPENGERTIAN SOSIOLOGI

Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu ditanggulangi. J. Dwi Narwoko-Bagong Suyanto (ed), Sosiologi teks pengantar & terapan, Jakarta: Kencana, 2007, Saat ini banyak definisi resmi mengenai sosiologi. Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli: http://id.wikipedia.org/wiki/sosiologi Pitirim Sorokin: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.Roucek dan Warren: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf: Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers: Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil. Max Weber: Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.Paul B. Horton: Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.Soejono Sukamto: Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.William Kornblum: Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.Allan Jhonson: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.

Dari berbagai definisi sosiologi diatas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum.Dan Pada dasarnya, sosiologi dapat dipahami sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan sosial manusia dalam tatanan kehidupan bersama. Ilmu ini memusatkan telaahnya pada kehidupan kelompok dan tingkah laku sosial lengkap dengan produk kehidupannya. Sosiologi tidak tertarik pada hal-hal yang sifatnya kecil, pribadi, dan unik. Sebaliknya, ia tertarik pada hal-hal yang bersifat besar dan substansial serta dalam konteks budaya yang luas. Sosiologi lebih menekankan perhatiannya pada persoalan pengaruh kelompok pada sikap-sikap dan perilaku anggotanya. Namun yang perlu ditegaskan, sosiologi hanya dapat meneliti dan memahami yang lahiriyah (manifest). Selebihnya, mereka hanya bisa berspekulasi untuk meramalkan makna yang sebenarnya (latent). J.Dwi Narwoko-Bagong Suyanto (ed), Op.Cit, hlm.3

KONSEP METODOLOGIS http://sosbud.kompasiana.com/2014/09/16/penelitian-dalam-sosiologi-679405.html. diaskes pukul 20.19

Metode ilmiah adalah serangkaian langkah yang terorganisasi dan sistematis yang menjamin objektivitas maksimal dan konsistensi dalam meneliti suatu permasalahan. Sosiolog dan peneliti lainnya mengikuti lima langkah dasar metode ilmiah, untuk mendapatkan hasil yang akurat antaranya adalah sebagai berikut:Mendefinisikan masalah

Langkah pertama dalam proyek penelitian adalah menyetakan sejelas mungkin apa yang hendak diketahui yaitu mendefinisikan masalah, sedini mungkin setiap peneliti sosial harus membangun definisi operasional dari setiap konsep yang diteliti. Definisi operasional adalah penjelasan yang cukup spesifik dari abstrak suatu konsep yang memungkinkan peneliti untuk menilai konsep tersebut. Dan kita akan menggunakan perspektif fungsionalis dalam melakukan penelitian ini walaupun akhirnya menggunakan pendekatan lain. Kita akan menggunakan argumen bahwa penghasilan seseorang ditentukan oleh tingkat pendidikan yang dienyam, dan sekolah mempersiapkan seseorang untuk memasuki dunia kerja.Meninjau literatur

Dengan melakukan tinjauan literatur, studi ilmiah dan informasi lain yang relevan peneliti dapat memperjelas masalah yang di pelajari, melihat teknik-teknik yang sesuai untuk mengumpulkan data, dan menghilangkan atau mengurangi kesalahan. Literatur yang kita baca juga akan memberi tahu kita adanya faktor lain selain jumlah pendidikan yang dienyam yang mempengaruhi potensi penghasilan. Kita juga dapat melihat data makro misalnnya perbandingan antar negara bagian atas penghasilan dan tingkat pendidikan. Dalam sebuah sensus makro, peneliti menemukan bahwa negara bagian yang memiliki penduduk dengan level pendidikan yang relativ tinggi, pengasilan rumah tangganya juga relativ tinggi.Membuat hipotesis

Setelah membaca penelitian terdahulu dan menarik informasi, peneliti membuat hipotesis. Hipotesis adalah pernyataan spekulatif tentang hubungan dari dua faktor atau lebih yang dikenal dengan variabel dalam penelitian. Variabel yang dihipotesiskan dapat mempengaruhi variabel lain atau bisa disebut variabel independen, sementara itu variabel lainnya disebut variabel dependen karena bergantung pada pengaruh variabel independen. Korelasi muncul jika perubahan terhadap satu variabel berdampak pada lainnya. Korelasi adalah indikasi dari adanya hubungan sebab akibat, korelasi tidak harus mengindikasikan hubungan kausal.Mengumpulkan dan menganalisis data

Dalam memilih sample kebanyak studi, peneliti sosial harus memilih secara hati-hati apa yang disebut sebagai sample. Sample adalah seleksi dari populasi yang secara statistik dapat merepresentasikan popuasi. Ada banyak jenis sample, tetapi yang lebih banyak digunakan penelitian sosial adalah sample acak. Kekeliruan yang mudah terjadi adalah menyamakan teknik ilmiah yang digunakan dalam pengambilan sample representatif dengan banyak polling nonilmiah yang sering kali dimuat dimedia.Membangun kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian merepresentasikan akhir dan awal penelitian, kesimpulan merupakan penghujung dari suatu penelitian tetapi juga membangun ide untuk penelitian selanjutnya. Peneliti sosiolog tidak selalu menghasilkan data yang mendukung hipotesis awal. Hipotesis sering kali diubah dan peneliti harus memformulasi ulang kesimpulan yang ada. Hasil peneliti yang tidak terduga juga bisa membuat sosiolog meninjau ulang metodologi yang dipakai dan membuat perubahan pada desain penelitian.

Analisis Penulis berdasarkan data dan refensi yang digunakanSetelah melihat data dan refensi yang digunakan. Hemat penulis tentang anlisis data yang ada pada penelitian tafsir dengan menggunakan metode penelitian pendekatan tafsir ini, ini sangat berguna dalam kajian metodologi penelitian tafsir. sebab dengan menggunakan metode ini,maka akan semakin mempermudah kita untuk lebih tahu tentang makna dan maksud dari apa yang disampaikan dari makna tafsir ini sendiri.

Dengan menggunakan metode ini, juga akan memberikan kontribusi dalam memahami tafsir. Halini dapat dimngerti, karena banyak bidang kajian tafsir yang baru dapat dipahami secara propesional dan tepat apa bila menggunakan jasa bantuan ilmu sosiologi. Dalam Alquran dapat dijumpai banyak peristiwa para rasul, tugas, tantangan dalam menyampaikan dakwahnya, ini semua baru dapat dapat terjawab ditemukan hikmahnya dengan bantuan ilmu sosial. Tanpa ilmu sosial peristiwa tersebut sulit dujelaskan dan sulit uga dipahami maksudnya. Disinilah letaknya peran ilmu sosial dalam peelitian tafsir pendekatan sosiologi.Disisi lain pendekatan ini memeiliki arti yang sangat penting. pendekatan dalam memahami agama sebagai mana disebutkan diatas karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan denagan masalah sosial. Besar perhatian agama terhadap masalah sosial inilah yang selanjutnya mendorong kepada kaum agama memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat utuk memahami permasalahan agama, terutama tafsir.Melalui sosiologi juga maka ilmu agama terlebih tafsir, maka akan dapat dipahami dengan sangat mudah, karena Al-Quran itu sendiri diturunkan salah satunya memahas masalah sosial. Dan tentunya Banyak hal juga yang dapat diambil dengan menggunakan metode penelitian ini, karena dengan semakin kita menguasai ilmu- ilmu sosial maka kita akan semakin mudah memahami makna dan tafsir dalam Al-Quran.Jadi dapat saya Tarik kesimpulan, metode pendekatan ini juga memberikan sumbangsih yang lebih juga dalam penefsiran al-quran. Sebab dengan menggunakan imu sosial maka akan sangat membantu dalam penafsiran, sebab alquran diturunkan dalam bebtuk yang terkadang masih butuh apenafsiran agar mudah dipahami. Dan dengan ilmu ini juga maka akan muadah memahami dan mengerti apa hikmah yang tersirat dalam tafsir ini.

KESIMPULANKecenderungan para sosiolog yang selama bertahun-tahun mengabaikan signifikansi sosial agama dengan cepat mengakui berkembangnya peran agama dalam gerakan-gerakan kultural dan resistensi etis dalam masyarakat yang belum atau postmodern, di dunia yang telah maupun yang sedang berkembang. Nasib agama di dunia yang belum modern sama sekali tidak pasti, tetapi tidak diragukan bahwa ulasan-ulasan sosiologis mengenai dunia kehidupan umat beriman dan komunitas keagamaan, dan pandangan-pandangan sosiologis tentang peran ideologi dan organisasi keagamaan dalam masyarakat kontemporer, memberikan petunjuk penting tentang perjalanan agama dan upaya penelitian agama.Penelitian seputar living Quran sebagai sebuah tawaran paradigma alternatif yang menghendaki bagaimana hubungan timbal balik (feedback) dan respons masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dapat dibaca, dimaknai secara fungsional dalam konteks fenomena sosial, dimana fungsionalisasi al-Quran mampu membentuk dunia sosial. Banyak kategori ayat-ayat dalam al-Quran yang memerlukan pendekatan sosiologis secara utuh seperti ayat-ayat tentang kisah Nabi Yusuf, Nabi Musa, dll serta pelbagai pesan moral dan sosial dalam ayat-ayat keadilan, ketaqwaan, keimanan dll; memerlukan pendekatan sosiologis sehingga makna dan kandungan ayat dapat diaktualisasikan sebagaimana pesan living Quran.

DAFTAR PUSTAKAMudzhar, H.M.Atho DR, Pendekatan Studi Islam dalam teori dan praktek, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2002, cet.ivSyamsuddin, Sahiron DR.Phil.(ed), Metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis, Yogyakarta: Teras, 2007, cet.1J. Dwi Narwoko-Bagong Suyanto (ed), Sosiologi teks pengantar & terapan, Jakarta: Kencana, 2007, cet.3.http://sosbud.kompasiana.com/2014/09/16/penelitian-dalam-sosiologi-679405.html.http://id.wikipedia.org/wiki/sosiologi

PENELITIAN TAFSIR METODE PENDEKATANSOSIOLOGI

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi TugasMata Kuliah Metodologi Penelitian TafsirDosen Pengampu: Ahmad Farhan, SS., M.S.I

Disusun Oleh:

ASEP SUNANDARMELY DIANA

PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIRJURUSAN USHULUDDINFAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU2015