makalah mandiri pbl blok 11

22
MAKALAH MANDIRI Blok 11 Semester 3 “Metabolisme Endokrin-1” Disusun oleh: Prilly Pricilya Theodorus Universitas Kristen Krida Wacana 102009160 C-4 Fakultas Kedokteran Jakarta 2010

Upload: arwi-wijaya

Post on 23-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

MAKALAH MANDIRI

Blok 11

Semester 3

“Metabolisme Endokrin-1”

Disusun oleh:

Prilly Pricilya Theodorus

Universitas Kristen Krida Wacana

102009160

C-4

Fakultas Kedokteran

Jakarta

2010

DAFTAR ISI

Daftar isi i

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................1

1.2 Tujuan ............................................................................................1

II.PEMBAHASAN

2 Kelenjar Hipofisis..........................................................................2

2.1 Adenohipofisis...............................................................................2

2.2 Faktor Lain yang Mempengaruhi Tinggi Badan............................9

III.PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................12

3.2 Saran...................................................................................................12

Daftar Pustaka....................................................................................................13

i

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pertumbuhan merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi setiap individu

yang ada. Hal ini dikarenakan, pertumbuhan merupakan suatu hal mutlak yang terjadi pada

setiap mahluk hidup. Setiap manusia bertumbuh sampai usia yang matang dimana

pertumbuhannya berhenti. Dimulai dari ketika masih bayi sampai dengan dewasa, banyak

perubahan pada tubuh yang terjadi, misalnya tinggi badan, bentuk tubuh, dan lain-lain yang

bisa dilihat kasat mata dan tidak kasat mata. Pertumbuhan itu sendiri terutama dipengaruhi

oleh hormon pertumbuhan (growth hormone; GH). Dengan ini seorang individu (fisiknya)

dapat dinilai apakah GH-nya bekerja dengan normal atau tidak.

1.2 Tujuan

Adapula dibuatnya makalah ini guna menjadi sarana pengetahuan tentang apa itu

hormon pertumbuhan, mekanisme, fungsi, juga membahas tentang adenohipofisis nyang

notabene penghasil dari GH itu sendiri. Diharapkan agar informasi-informasi yang diberikan

dapat diterima , guna mendapatkan informasi yang baik dan benar, serta menjadi ilmu bagi

tiap individu yang membacanya. Makalah ini lebih membahas mengenai GH dan

adenohiposis saja. Hal mengenai struktur makroskopis, mikroskopis, fungsi, dan mekanisme

akan dibahas pada bab selnjutnya.

II. ISI

2. Kelenjar Hipofisis

Disebut juga Pituitary gland, dikontrol langsung oleh otak melalui hipotalamus,

memberikan kontrol endokrin pada berbagai fungsi fisiologis utama.1 Hipofisis terletak diluar

tengkorak, tepat di bawah hipotalamus dan terdiri dari tiga bagian; pars anterior, pars

intermediate (hampir vestigial), dan pars posterior. Kelenjar bagian anterior terbentuk dari

jaringan yang berasal dari atap mulut dan kdisebut sebagai adenohipofisis, sedangkan untuk

bagian posterior karena banyak terdapat saraf pada bagian tersebut, maka ia disebut sebagai

neurohipofisis.

2.1. Adenohipofisis

Adenohipofisis atau disebut juga hipofisis anterior, merupakan lobus anteriror

glandula pituitari, merupakan bagian yang menghasilkan hormon pertumbuhan,

adrenocorticotropic hormone (ACTH), fibroblast growth hormone, thyrotropin, follicle-

stimultaing hormone (FSH), leutenizing hormone (LH), dan prolaktin; hormon-hormon ini

dilepaskan oleh hormon hipofisiotropik, releasing hormone disekresikan oleh hipotalamus,

dan hormon-hormon tersebut mengaturfungsi kelenjar tiroid, gonad, korteks adrenal, dan

organ endokrin lainnya. Sebagai akibatnya, unit hipotalamo-hipofisis mempunyai

kepentingan yang vital terhadap pertumbuhan, maturasi, dan reproduksi individu.2

Adenohipofisis juga disebut sebagai Mater gland, karena ia banyak menghasilkan

hormon-hormon penting dalam tubuh.

Struktur makroskopik dan mikroskopik

Makro3,4

o berbentuk ovoid, sebesar 1 x 1,5 x 0,5 cm

o terletak di dalam lekuk tulang sphenoid yang disebut sela tursika, tepat

di bawah otak dan dihubungkan dengan dasar ventrikel ke-3 oleh

tangkai hipofise (infundibulum). Di dalam sela tursika, hipofisis ini

dipisahkan durameter, pada bagian atas kelenjar. Durameter

mengadakan perluasan untuk menutup hipofisis. Perluasan ini disebut

diafragma sela, yang ditembus oleh tangkai hipofisis.

o Dikelilingi pembuluh darah circulus willisi, Dibelakang bawah

chiasma opticum

o Vaskularisasi: A. Hipofisialis inferior, A. Hipofisialis superior

o Persarafan: traktus hipotalamus hipofisialis

Gambar makro adenohipofisis5

Mikro3

Dengan pewarnaan khusus H.E , maka akan tampak sel-sel yang dapat

dibedakan sebagai berikut:

o Kromofil (± 50%), sel-sel ini mengandung granula yang dapat

mengambil warna hematoksilin atau eosin. Dapat dibedakan 2 jenis;

Sel asidofil (± 35%)

Artinya, sel yang suka akan zat warna yang bersifat asam, seperti

eosin sehingga dengan H.E granulanya akan berwarna merah.

Disebut sel alfa (α)

Sel basofil (± 15%)

Artinya, sel yang suka akan zat warna yang bersifat basa, seperti

hematoksilin sehingga dengan H.E granulanya akan berwarna biru.

Disebut sel beta (β).

o Sel Kromofob, dengan H.E sel ini tampak tidak bergranula. Sel-selnya

hampir tidak pernah mengadakan mitosis. Perubahan perbandingan

antara jenis-jenis sel diatas disebabkan karena pada keadaan-keadaan

tertentu kromofob ini dapat berubah menjadi sel asidofil / basofil.

Gambar 6

Fungsi dari Adenohipofisis ialah menghasilkan hormon-hormon penting untuk regulasi

tubuh. Hormon-hormon tersebut ialah;

a) Adrenocorticotropic Hormone7,8

Biasa disebut juga sebagai ACTH, berfungsi sebagai stimulan stres dan berperan

merangsang steroidogenesis di dalam kortek adrenal

b) Follicle Stimulating Hormone7,8

Disingkat FSH, merupakan hormon yang berperan pada saat reproduksi dengan cara

berperan merangsang perkembangan follikel khususnya pada fase proliferasi yang

ditandai dengan pertumbuhan follikel primer menjadi follikel Graaf, sintesis

estrogen, dan pembentukan reseptor LH pada folikel ovarium. Pada laki-laki, FSH

berperan merangsang testis untuk meningkatkan spermatogenesis.

c) Leutenizing Hormone7,8

Disebut juga LH, berperan dalam merangsang ovulasi, perkembangan (diferensiasi)

sel granulosa menjadi sel luteal (koprus luteum), dan produksi progesteron. Pada

laki-laki, LH berperan merangsang testis untuk mensintesis testosteron.

d) Thyroid Stimulating Hormone (TSH)8

berperan merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid (terletak di daerah

leher) untuk mensekresikan hormon tiroksin. Sintesis dan sekresi TSH diatur oleh

TRH (dahulu dikenal sebagai TSH-RF, thyroid stimulating hormone releasing

factor) dari hipotalamus. Kadar tiroksin darah akan memberikan umpan-balik

negatif (negatif feedback) ke pituitaria dan hipotalamus.

e) Prolaktin3,7,8

Nama lainnya adalah Leuteotrophic Hormone (LTH), hormon ini menimbulkan

sekresi air susu, setelah kelenjar mamma berkembang oleh hormon-hormon pada

kehamilan, juga mempertahankan sekresi korpus luteum yang sudah ada.

f) Somatotropin3,8,9,10

Nama lain dari hormon ini adalah Growth Hormone (GH), hormon ini pada

fungsinya, penting untuk mengatur pertumbuhan badan secara normal. Pada

hipofisektomi (pengangkatan kelenjar hipofisis), dapat menyebabkan pertumbuhan

badan terhenti atau terlambat.

Hipersekresi hormon ini, misalnya timbul karena adenoma, gejalanya dapat

dibedakan;

o Bila terjadi sebelum garis epifiser (lempeng epifisis) menutup, maka

hal tersebut akan menyebabkan terjadinya Gigantisme, dimana

penderita bertubuh tinggi dan besar seperti raksasa. Hal ini disebabkan

karena tulang tulang panjang tumbuh lebih panjang dari normal.

o Bila terjadi sesudah garis epifiser tulang menutup, maka tulang tulang

terutama bagian sacral menjadi lebih tebal, sehingga telapak tangan

maupun kaki menjadi lebih lebar, juga dagu menjadi lebih besar,

keadaan ini disebut Akromegali.

Hiposekresi hormon ini dapat mengakibatkan kekerdilan/ dwarfisme, hal ini

terjadi oleh karena adanya defek (gangguan) pada perkembangan hipofisis.

LH, FSH, dan GH, disebut sebagai hormon golongan

Gonadotrophic Hormone Complex.

Sel alfa yang menghasilkan GH dan Prolaktin, sedangkan sel beta

menghasilkan LH, FSH, ACTH, TSH.

Berikut tabel fungsi releasing dan inhibitin hormon hipotalamus yang mempengaruhi sekresi

hormon hipofisa anterior.3

HORMON EFEK PADA ADENOHIPOFISIS

1. TRH (Thyrotropin Releasing

Hormone)

Merangsang pengeluaran TSH dan Prolaktin

2. CRH (Corticotropin Releasing

Hormone)

Merangsang pengeluaran ACTH

3. GnRH (Growth Hormone Releasing

Hormone)

Merangsang pengeluaran FSH dan LH

4. GHRH Merangsang pengeluaran GH

5. GHIH (Growth Hormone Inhibitting

Hormone)

Menghambat pengeluaran hormon

pertumbuhan dan TSH

6. PRH (Prolactin Releasing Hormone)

dan PIH (Prolactin Inhibittinh

Hormone)

Merangsang pengeluaran dan menghambat

pengeluaran Prolaktin

Lebih lanjut mengenai GH9,10

Somatotropin, juga sering disebut sebagai hormon pertumbuhan manusia (HGH),

adalah hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia dan dikeluarkan ke dalam darah

oleh sel-sel somatotrope dari kelenjar hipofisis anterior. Ini adalah protein rantai

tunggal yang terdiri dari 191 asam amino dengan berat molekul sekitar 22.000 Dalton.

sekresi GH memiliki efek langsung dan tidak langsung banyak pada tubuh manusia.

Pertama, GH merangsang produksi hati terhadap faktor pertumbuhan insulin-seperti

(IGH-1). Karena GH merangsang produksi hati terhadap IGF-1, efek dari kedua GH

dan IGF-1 tercantum di bawah ini.

Versi sintetik Hormon Pertumbuhan Manusia disebut Somatropin (191 urutan asam

amino hormon pertumbuhan). Hal ini identik dengan GH sendiri tubuh manusia.

Namun itu tidak terjadi untuk Somatrem (192 urutan asam amino hormon

pertumbuhan).

Efek Langsung dan Efek tidak langsung dari Somatotropin di Tubuh Manusia:

- Merangsang divisi dan perkalian dari kondrosit tulang rawan

- Meningkatkan baik retensi kalsium dan mineralisasi tulang

- Merangsang pertumbuhan sel di setiap organ tubuh manusia

- Meningkatkan metabolisme

- Perbaikan kerusakan sel

- Menginduksi sintesis protein

- Mengurangi degradasi protein

- Merangsang sistem kekebalan tubuh

- Meningkatkan lipolisis

- Meningkatkan transportasi glukosa

Dalam tubuh manusia, somatotropin berada pada tingkat tertinggi pada anak-anak dan

selama pubertas, merangsang pertumbuhan tubuh selama usia tersebut. Setelah

pubertas, tingkat penurunan sekresi hormon pertumbuhan dan terus melakukannya

sejalan dengan penuaan.

Kekurangan hormon pertumbuhan (GHD) adalah penyakit di mana pankreas

seseorang gagal untuk menghasilkan jumlah yang cukup hormon pertumbuhan normal

endogen. Pada anak-anak, ini menyebabkan tubuh pendek dan kegagalan

pertumbuhan. Pada orang dewasa, GHD menyebabkan kekurangan kekuatan, energi,

dan massa tulang.

GHD bisa diobati pada anak dan orang dewasa dengan somatropin, juga dikenal

sebagai hormon pertumbuhan sintetis manusia (HGH). Namun, untuk mengobati

kondisi tinggi, seorang anak harus diobati sebelum pertumbuhan lempeng epifisis

(epiphyses) di ujung tulang panjang telah sepenuhnya matang dan tertutup.

Efek metabolik

Hormon pertumbuhan memiliki efek yang penting pada protein, lemak dan metabolisme

karbohidrat. Dalam beberapa kasus, efek langsung dari hormon pertumbuhan telah jelas

menunjukkan, pada orang lain, IGF-I dianggap sebagai mediator kritis, dan beberapa kasus

ternyata kedua efek langsung dan tidak langsung bermain.

metabolisme Protein: Secara umum, hormon pertumbuhan merangsang anabolisme

protein dalam jaringan banyak protein ini. pengaruh mencerminkan asam amino

meningkatkan serapan protein meningkat, sintesis dan penurunan oksidasi.

Metabolisme lemak: Pertumbuhan hormon meningkatkan pemanfaatan lemak

dengan menstimulasi pemecahan trigliserida dan oksidasi di adiposit.

Metabolisme karbohidrat: Pertumbuhan hormon adalah salah satu dari baterai

hormon yang berfungsi untuk menjaga glukosa darah dalam kisaran normal.Hormon

pertumbuhan sering dikatakan memiliki aktivitas anti-insulin, karena menekan

kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa pada jaringan perifer dan

meningkatkan sintesis glukosa dalam hati. Sedikit paradoks, mengingat administrasi

hormon pertumbuhan merangsang sekresi insulin, yang mengarah ke

hyperinsulinemia.

Pengendalian sekresi GH

Dapat dilakukan dengan cara;

Menaikan kadar GHIH -> menghambat GH disekresi

Menaikan kadar Somatostatin -> hormon ini juga dapat menghambat GHIH

Ghrelin -> hormon peptida yang disekresi dari perut. Ghrelin terikat kepada

reseptor di somatotrops dan secara poten menstimulasi sekresi dari GH.

2.2 Faktor lain yang memperngaruhi tinggi badan11

Genetik (Keturunan)

Faktor ini cukup dominan dalam menentukan tinggi badan seseorang. Dan faktor ini sudah

ada sejak lahir. Seorang anak yang memiliki ibu dan ayah yang berpostur tinggi biasanya

nantinya akan tumbuh menjadi seorang dewasa yang berpostur tinggi pula. Begitupun

sebaliknya. Jika ayah dan ibunya pendek, maka seringkali anaknya juga memiliki postur

yang juga pendek. Anda dapat mengamati bahwa orang-orang Afrika meskipun tidak

mendapatkan gizi makanan yang baik, namun memiliki postur yang tinggi. Hal itu dapat

terjadi lebih dikarenakan faktor keturunan atau genetik ini. Secara umum, faktor genetik

ibu lebih berpengaruh ketimbang faktor genetik dari ayah.

Ini berarti bahwa Si A yang memiliki ibu tinggi dan ayah pendek akan berpeluang

memiliki tubuh yang lebih tinggi ketimbang si B yang memiliki ayah tinggi dan ibu

pendek. Namun tentu saja hal itu bukanlah suatu kepastian, namun hanya kecenderungan

medis telah diamati.

Asupan Nutrisi

Gizi makanan sangat penting dalam membantu pertumbuhan tinggi badan seseorang.

Mengapa orang Eropa memiliki tubuh yang tinggi daripada orang Asia? Salah satu

sebabnya adalah gizi makanan yang mereka konsumsi sehari-hari mereka jauh lebih baik

daripada gizi makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang Asia. Amatilah tinggi badan

seorang balita. Biasanya mereka mengalami pertambahan tinggi badan yang pesat. Dan

sebabnya, oleh karena balita mendapatkan gizi yang sangat baik, terutama dari susu yang

mereka minum. Susu adalah makanan yang memiliki gizi ”sempurna” bagi pertumbuhan

tulang (tubuh). Susu mengandung semua zat yang dibutuhkan tulang untuk bertambah

panjang. Protein, Kalsium, Magnesium, berbagai macam vitamin dan berbagai macam

mineral ada dalam kandungan susu.

Tidur Berkualitas

Tidur berkualitas sangat penting dalam memaksimalkan pertumbuhan tinggi badan. Sebab

hormon pertumbuhan bekerja ”penuh” sewaktu tidur. Semakin berkualitas tidur seseorang,

maka hormon pertumbuhan semakin bekerja optimal. Dan itu artinya akan menghasilkan

pertambahan tinggi badan secara optimal pula. Tinggi badan pada pagi hari tepat setelah

bangun tidur berbeda dengan siang / sore hari. Sebab meskipun telah dewasa (tidak lagi

dalam masa pertumbuhan), namun tinggi badan individu bertambah sewaktu bangun tidur

(biasanya 1-2 cm). Ini disebabkan oleh karena adanya pertambahan panjang tulang rawan

pada punggung dan kaki. Namun pertambahan ini bersifat sementara saja. Pada sore hari

tinggi badan anda akan kembali seperti semula oleh karena berbagai aktifitas yang anda

lakukan dan oleh karena gaya gravitasi bumi.

Olahraga Teratur

Tinggi badan seorang yang sering berolahraga renang atau basket berbeda dengan seorang

lainnya yang tidak pernah atau jarang berolahraga. Terlihat perbedaan yang cukup

mencolok bahwa mereka yang melakukan olahraga renang atau basket secara teratur

biasanya memiliki tinggi badan diatas rata-rata. Ini disebabkan oleh karena olahraga

sangat mempengaruhi tinggi badan seseorang. Olahraga teratur dapat memacu produksi

hormon pertumbuhan oleh tubuh sehingga dapat menambah tinggi badan secara

signifikan. Gerakan-gerakan dalam renang dan basket juga secara langsung merangsang

tulang kaki dan punggung untuk bertambah panjang dan panjang.

Dengan demikian, dapat diprediksikan bahwa seseorang yang memiliki orang tua

yang tinggi, dan mendapatkan asupan gizi yang baik selama masa pertumbuhan, serta

mempunyai kebiasaan tidur yang baik dan berolahraga teratur cenderung memiliki

tinggi badan diatas rata-rata.

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem metabolisme endokrin adalah sistem yang penting dalam tubuh. Sistem ini melakukan

prosesnya untuk menghasilkan hormon. Dimana dilibatkan hipotalamus, kelenjar hipofisis,

pankreas, dan organ-organ endokrin lainnya. Sistem ini satiap tahapan dan prosesnya saling

berkesimanbungan, sehingga apabila terjadi gangguan pada suatu bagian atau proses maka

akan mengganggu bagian lain yang satu sama lain saling berhubungan. Adenohipofisis

merupakan Master Glands yang memproduksi hormon-hormon penting, diantaranya; LH,

GH, FSH,TSH, ACTH, dan Prolaktin yang masing-masing mempunyai peran

berkesinambungan dalam tubuh. Hormon utama dalam pertumbuhan adalah GH.

Pertumbuhan tinggi badan yang berlebihan dapat disebabkan oleh hipersekresi dari GH

ketika lempeng epifisis belum menutup, yakni pada masa pubertas notabene lempeng epifisis

belum tertutup, maka dari itu GH dapat mempengaruhinya. Dapat dikatakan anak laki-laki

pada skenario kali ini menderita gigantisme. Sedangkan jika GH hiposekresi maka akan

menjadi kerdil (dwarfism).

3.2 Saran

Diharapkan agar sistem metabolik endokrin dijaga dengan baik, karena sistem ini

merupakan salah satu dari beberapa sistem vital tubuh manusia. Dikarenakan, sistem ini

berperan dalam memproduksi hormon-hormon penting bagi tubuh. Perlu juga diperhatikan

dan ditrerapkan cara hidup yang sehat. Pola hidup yang sehat akan terutama dengan pola

makan yang sehat dan teratur pula dapat menjaga kesehatan keseimbangan kadar hormon.

Hal-hal ini semata-mata demi menjaga kelangsungan hidup dan juga mempertahankan

kualitas hidup yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ward J, Clarke R, Linden R. At a glance fisiologi. Ed.1. Indonesia: Erlangga; 2007.

h. 88-9, 94-5.

2. Dorlan. Kamus kedokteran. Ed.29. EGC; 2009.h.33.

3. Sendjaja BI, Husin E, Satriabudi MI, Rumiati F, Winarsi, Winata SD, et al.

Metabolik endokrin-1; 2010. Fakultas kedokteran ukrida: buku modul blok 11.

4. Kinki M. Anatomi endokrin. Diunduh dari:

http://www.exomedindonesia.com/referensi-kedokteran/artikel-ilmiah-kedokteran/

endokrinologi-metabolik-penyakit-dalam/2010/10/28/anatomi-endokrin/, 1

November 2010.

5. Adenohipofisis. Diunduh dari www.google.com, 1 November 2010.

6. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik

Histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2009.

7. Sumadikarya IK, Rumiati F, Kasim YI, Kusumahastuti, Sutardhio H, Sumbayak

EM,. Traktus Urogenitalis; 2010. Fakultas Kedokteran Ukrida: Buku modul blok 10.

8. Sherwood L. Human physiology. Ed. 8 Thomson Brooks; 2007.

9. What is somatropin?.2006. Diunduh dari

http://www.somatropin.net/somatropin.htm, 1 November 2010.

10. Bowen R. Growth hormon (somatotropin). 2006. Diunduh dari:

http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/hypopit/gh.html, 1

November 2010.

11. Pradono BA. Fakta dan faktor dalam menambah tinggi badan. Diunduh dari

http://www.smarttaller.com/2010/03/fakta-dan-faktor-dalam-menambah-tinggi.html,

1 November 2010.