makalah lup

6
MAKALAH LUP (KACA PEMBESAR) Kelompok : Niati Rahman Fatmawati Nining Intani SMP 11 MATARAM

Upload: didik-macan-klepon

Post on 22-Jul-2015

738 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH LUP (KACA PEMBESAR)

Kelompok : Niati Rahman Fatmawati Nining Intani

SMP 11 MATARAM

LupDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Sebuah perangko dibawah kaca pembesar. Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang mempunyai titik fokus yang dekat dengan lensanya. Benda yang akan diperbesar terletak di dalam titik fokus lup itu atau jarak benda ke lensa lup tersebut lebih kecil dibandingkan jarak titik fokus lup ke lensa lup tersebut. Bayangan yang dihasilkan bersifat tegak, nyata, dan diperbesar. Lup ditemukan oleh seorang dari Arab bernama Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham.

Menghitung jarak titik fokus suatu LupTitik fokus suatu lup menentukan perbesaran yang dihasilkan, oleh karena itu titik fokusnya adalah besaran yang perlu diketahui (lihat juga dibawah). Dalam penggunaan sehari-hari jarak titik fokus dari sebuah lup dapat ditentukan dengan percobaan sederhana cahaya dapat dikumpulkan di satu titik yang berjarak tertentu dari lensa lup. Apabila cahaya mencapai tingkat energi yang tinggi maka kertas, serpih kayu, atau lainnya dapat terbakar ketika diletakkan di bawah lup tersebut. Dalam hal ini cahaya dikumpulkan di sebuah titik yang disebut titik fokus atau titik api yang sifatnya maya atau semu bukan nyata atau di belakang lensa tersebut. Metode lain yang lebih nyata untuk menentukan jarak titik fokus atau disebut juga Autoklimasi dapat menggunakan:

persamaan gambar Newtonschen (juga dapat diturunkan dari persamaan lensa) Metode Bessel Metode Abbe

Pembesaran

Perbesaran angular Sudut pandang tanpa Lup Sudut pandang dengan L

LUP (KACA PEMBESAR)Lup atau kaca pembesar adalah salah satu alat optik yang terdiri atas sebuah lensa cembung. Lup digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar nampak lebih besar dan jelas. Ada 2 cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak berakomodasi.

Untuk mata normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk berada pada jarak baca normal (sn) yaitu 25 cm. Oleh karena itu, perbesaran bayangan pada lup dapat dituliskan M = s/ s , karena s = 25 cm, maka perbesarannya menjadi M = 25 / s. Lup terbuat dari sebuah lensa cembung, sehingga persamaan lup sama dengan persamaan lensa cembung.

Sifat bayangan yang dihasilkan lup adalah maya, tegak, dan diperbesar Untuk mata tak berakomodasi, bayangan terbentuk di tak terhingga (s = ) sehingga perbesaran bayangan yang dibentuk lup untuk mata tak berakomodasi adalah sebagai berikut

Besar objek dan Titik fokus

MACAM-MACAM GAMBAR LUP

Setelah sebelumnya memposting tulisan tentang mata disini, maka pembahasan selanjutnya tentang alat optik adalah Lup. Lup (atau kaca pembesar), digunakan untuk memperbesar sudut pandang. Untuk mendapatkan perbesaran maksimum benda diletakkan diruang I (antara titik pusat optik dengan fokus f) sehingga bayangan di ruang IV didepan lensa, semu/maya (sepihak dengan tempat benda) dan tegak. 2.1. Perbesaran Sudut (anguler)

Gambar 7 : Melihat Benda Tanpa Lup Perbesaran Sudut (M) yaitu perbandingan antara sudut penglihatan dengan lup () dan tanpa lup (o).

Gambar 8: Melihat Benda Dengan Lup Ukuran anguler berperan dalam hal memberi kesan seberapa besar benda yang dilihat mata. Sebagai contoh: perhatikan sebuah mobil yang bergerak mendekati kita; ketika masih jauh mobil tersebut

kelihatan kecil, tetapi semakin dekat dengan kita, maka mobil tersebut kelihatan menjadi besar. Padahal ukuran mobil yang kita lihat sebenarnya adalah tetap. Atau perhatikan diagram benda berikut:

Gambar 9: Perbandingan Anguler Untuk Tinggi Benda OA, OB dan OC adalah benda yang sama tingginya, namun karena berbeda jaraknya, maka sudut penglihatannya menjadi berbeda, OA yang paling jauh memiliki sudut penglihatan yang kecil dibandingkan OB dan OC, (1 < 2 < 3), dan bayangan yang dibentuk diretina, OC yang paling dekat terlihat lebih tinggi, Jadi OC1 > OB1 > OA1 Secara matematis, dari definisi diatas, perbesaran sudut M dapat dihitung dengan: (1) 2.2. Mata Berakomodasi Maksimum Jika seorang pengamat menggunakan lup dimana benda diletakkan antara titik O dan F (di ruang I) maka akan diperoleh bayangan yang terletak pada titik dekat mata pengamat (s = sn). Karena sudut pandang mata menjadi lebih besar, maka mata pengamat berakomodasi maksimum. Jadi, untuk mata berakomodasi maksimum, bayangan yang dihasilkan lup harus terletak dititik dekat mata. Sehingga bayangannya, S = Sn, oleh karena itu, perbesaran bayangan pada lup (M) merupakan perbandingan antara letak bayangan (s) dengan letak benda (s), karena s = 25 cm (tanda negatif menunjukkan bahwa bayangan Perhatikan jatuh gambar didepan lensa). berikut:

Perbesaran sudut dapat dihitung dengan persamaan berikut: (2) 2.3. Mata Tidak Berakomodasi

Gambar 10: Pengamatan Menggunakan Lup Tanpa Akomodasi Untuk mata tidak berakomodasi (supaya mata tidak cepat lelah), maka benda (S) diletakkan pada titik fokus lensa (lup), sehingga bayangan akan diperbesar dan jatuh di jauh tak berhingga, sehingga S = ~ dan S = f Dari hal ini diperoleh bahwa sudut penglihatan tanpa menggunakan lup merupakan perbandingan tinggi benda (h) dengan jarak titik dekat mata (Sn). Sehingga perbesaran sudut untuk penglihatan menggunakan lup tanpa berakomodasi dapat dihitung dengan persamaan: (3) 2.4. Mata Berakomodasi Pada Jarak x Untuk mata berakomodasi pada jarak x, artinya bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh pada x di depan mata (S = x), sehingga perbesaran lup adalah: (4) 2.5. Mata Berakomodasi Pada Jarak x dan Lup Tidak Menempel Pada Mata. Untuk mata berakomodasi pada jarak x, dan mata mempunyai jarak d dari lup, maka perbesaran dihasilkan adalah: (5)

jarak

yang