makalah lekeumia kel 4

32
PENYAKIT KRONIK LEUKIMIA PADA ANAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu kelompok dari banyak penyakit-penyakit yang berhubungan. Semua kanker-kanker mulai di sel-sel, yang membentuk darah dan jaringan- jaringan lain. Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh membutuhkan mereka. Ketika sel-sel tumbuh menjadi tua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat mereka. Adakalanya proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel- sel tua tidak mati ketika mereka seharusnya mati. Kanker (suatu penyakit sel) ditandai dengan suatu pergeseran pada mekanisme kontrol yang mengatur proliferasi dan diferensiasi sel. Sel yang sudah mengalami transformasi neoplastik biasanya mengekspresikan antigen permukaan sel yang tampaknya merupakan tipe normal dan memiliki tanda ketidakmatangan yang jelas dan dapat menunjukkan kelainan kromoson baik kualitatif maupun kuantitatif, termasuk pelbagai traslokasi dan munculnya pengerasan dari rangkaian gen. Sel-sel tadi berkembang dengan cepat dan membentuk tumor lokal yang dapat menekan atau menyerang struktur jaringan sehat di sekitarnya. 1

Upload: vianna-queen

Post on 12-Aug-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

lekeumia

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan suatu kelompok dari banyak penyakit-penyakit yang

berhubungan. Semua kanker-kanker mulai di sel-sel, yang membentuk darah dan

jaringan-jaringan lain. Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk

membentuk sel-sel baru ketika tubuh membutuhkan mereka. Ketika sel-sel tumbuh

menjadi tua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat mereka. Adakalanya

proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak

memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika mereka seharusnya mati.

Kanker (suatu penyakit sel) ditandai dengan suatu pergeseran pada mekanisme

kontrol yang mengatur proliferasi dan diferensiasi sel. Sel yang sudah mengalami

transformasi neoplastik biasanya mengekspresikan antigen permukaan sel yang

tampaknya merupakan tipe normal dan memiliki tanda ketidakmatangan yang jelas

dan dapat menunjukkan kelainan kromoson baik kualitatif maupun kuantitatif,

termasuk pelbagai traslokasi dan munculnya pengerasan dari rangkaian gen. Sel-sel

tadi berkembang dengan cepat dan membentuk tumor lokal yang dapat menekan atau

menyerang struktur jaringan sehat di sekitarnya.

Subpopulasi sel yang berada dalam tumor dapat digambarkan sebagai ’sel

induk tumor’, yang memiliki kemampuan untuk mengulangi siklus proliferasi berkali-

kali dan berpindah ke sisi yang jauh di dalam tubuh untuk membentuk koloni dalam

berbgai organ tubuh, proses ini disebut metastase. Induk sel tumor dapat

mengekspresikan klonogenik atau kemampuan untuk membentuk koloni. Sel induk

memiliki kelainan kromosom yang merefleksikan ketidakseimbangan genetiknya,

yang mengarah pada seleksi subklon yang progresif yang dapat bertahan dan

berkembang lebih cepat dalam lingkungan multiseluler tubuh.

Kelainan kuantitatif dalam pelbagai alur metabolisme dan komponen selular

berkaitan dalam perkembangan neoplastik ini. Proses invasif dan metastatik demikian

pula kelainan metabolisme akibat kanker akan menyebabkan penyakit dan akhirnya

kematian kecuali kanker dapat disembuhkan dengan pengobatan.

1

Page 2: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

Leukemia adalah suatu tipe dari kanker. Leukemia berasal dari kata Yunani

leukos-putih, haima-darah. Leukemia adalah kanker yang mulai di sel-sel darah.

Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak

terkontrol dan mengganggu pembelahan sel darah normal. Leukemia (kanker darah)

adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darh putih yang diproduksi oleh

sumsum tulang (bone marrow).

Sel-Sel Darah Normal

Sel-sel darah terbentuk di sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang

adalah material yang lunak dipusat dari kebanyakan tulang-tulang. Sel-sel darah yang

belum menjadi dewasa (matang) disebut sel-sel induk (stem cells) dan blasts.

Kebanyakan sel-sel darah menjadi dewasa didalam sumsum tulang dan kemudian

bergerak kedalam pembuluh-pembuluh darah. Darah yang mengalir melalui

pembuluh-pembuluh darah dan jantung disebut peripheral blood.

Sumsum tulang membuat tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel darah. Setiap tipe

mempunyai suatu fungsi yang khusus:

a. Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi.

b. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan diseluruh tubuh.

c. Platelet-platelet membantu membentuk bekuan-bekuan (gumpalan-gumpalan)

darah yang mengontrol perdarahan.

Dalam makalah ini penulis akan membahas kasus yang terkait dengan penyakit

keganasan pada anak.

Kasus I

Seorang anak laki-laki usia 4 tahun datang ke RS dengan pucat sejak 3 minggu sebelum

masuk RS. Keluhan pucat makin lama makin bertambah disertai badan penderita menjadi

lemah. Keluhan disertai adanya nyeri tulang. Panas badan hilang timbul. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan kompos mentis, KGB colli multiple, mobile, kenyal, rata. Hepar teraba 3 cm,

dibawah arcus costae, tajam kenyal rata. Lien shufner 2.

Pada pemeriksaan lab didapatkan: leukosit: 110.000/mm3, sel blast 16

Diagnosis diferensial pada pasien ini ?

Bagaimana terapi prognosis pasien ini ?

BAB II

2

Page 3: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

PEMBAHASAN

I. Pengertian

Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan

pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).

Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam

sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and

Bare, B.G, 2002 : 248 ).

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa

proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-

sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan

tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495).

Leukemia adalah terjadinya poliferasi leukosit yang immature serta terjadinya

berbeda dari normalnya (jumlahnya dan poliferasinya, hasil poliferasi tersebut

mengumpul dalam produk pembuat sel darah yaitu pada sumsum tulang sehingga

sumsum tulang normal digantikan dengan sumsum tulang tidak normal. (Suriadi, &

Rita yuliani, 2001 : 175, Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248, Arief Mansjoer,

dkk, 2002 : 495)

II. Tipe-Tipe Leukemia

Berdasarkan kecepatan perkembangannya, leukemia dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Leukemia Akut

Perjalanan penyakit pada leukemia akut sangat cepat, mematikan dan

memburuk. Dapat dikatakan waktu hidup penderita tanpa pengobatan hanya

dalam hitungan minggu bahkan hari. Leukemia kaut merupakan akibat dari

terjadinya komplikasi pada neoplasma hematopoietik secara umum.

2. Leukemia kronis

Berbeda dengan akut, leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit

yang tidak begitu cepat, sehingga dapat dikatakan bahwa waktu hidup

penderita tanpa pengobatan dalam hitungan samapi 5 tahun.

Berdasarkan jenis sel kanker, leukemia diklaifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Myelocytic/Myelogeneus leukemia

3

Page 4: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

Sel kanker yang berasal dari sel darah merah, granulocytes, macrophages dan

keping darah.

2. Lymphocytic leukemia

Sel kanker yang berasal dari lymphocyte cell.

Berdasarkan kedua klasifikasi di atas, maka leukemia dibagi menjadi 4 macam,

yaitu:

1. Leukemia limfositik akut (LLA).

Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak.

Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun

atau lebih.

2. Leukemia mielositik akut (LMA).

Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini

dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.

3. Leukemia limfositik kronis (LLK).

Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55

tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada

pada anak-anak. Sebagian besar leukosit pasien di atas 50.000/µL.

4. Leukemia mielositik kronis (LMK)

Sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak,

namun sangat sedikit. Leukosit dapat mencapai lebih dari 150.000/ µL yang

memerlukan pengobatan.

Leukemia limfoblastik akut (LLA) atau ALL (Acute Lymphoid Leukemia)

adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun.

Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki.

Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka

kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah

FAB menggolongkan LLA menjadi 3 golongan:

1. L1 (Prolimfositik leukemia) :

- sel dengan ukuran inti yang kecil

- kromatin inti homogen

- bentuk inti sel teratur, kadang-kadang ada cleft.

4

Page 5: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

2. L2 ( Prolimfoblastik leukemia )

- bentuk sel besar dan heterogen

- satu atau lebih anak inti

- jumlah sitoplasma bervariasi dan sering banyak.

3. L3 (Burkitt's type):

- bentuk sel besar dan homogen

- bentuk inti teratur dan sering oval

- anak inti sangat menonjol dan lebih dari satu.

III. Etiologi

Etiologinya sampai saat ini masih belum jelas, diduga kemungkinan besar

karena virus (virus onkogenik). Faktor lain yang turut berperan ialah:

Faktor eksogen:

1. Sinar x

2. Sinar radioaktif

efek leukemogenik & ionisasi radiasi, dibuktikan dg tingginya insidensi

leukemia pd ahli radiologi (sebelum ditemukan alat pelindung), penderita

dengan pembesaran kelenjar tymus, Ankylosing spondilitis dan penyakit

Hodgkin yang mendapat terapi radiasi. Diperkirakan 10 % penderita leukemia

memiliki latar belakang radiasi

3. Hormone

4. Bahan kimia (benzol, Arsen, preparat sulfat)

a. Bahan kimia terutama Hydrokarbon sangat berhub dg leukemia akut pd

binatang & manusia.

b. Paparan Benzen dlm jumlah besar dan berlangsung lama dapat

menimbulkan leukemia.

c. Kloramfenikol & fenilbutazon diketahui menyebabkan anemia aplastik

berat, tidak jarang diketahui diakhiri dg leukemia

d. Arsen dan obat imunosupresif.

5. Infeksi (virus, bakteri)

Diduga yg ada hubungannya dg leukemia adalah Human T-cell

leukemia virus (HTLV-1), yaitu suatu virus RNA yang mempunyai enzim

RNA transkriptase yang bersifat karsinogenik

5

Page 6: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

Faktor Endogen:

1. Ras (orang Yahudi mudah menderita LLK)

2. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom

Risiko terjadinya leukemia meningkat pd kembar identik penderita leukemia

akut, demikian pula pada saudara lainnya, walaupun jarang. Meningkat pd

penderita dg kelainan fragilitas kromosom (anemia Fanconi) atau penderita dg

jumlah kromosom abnormal spt sindrom Down, Klinefelter dan Turner.

3. Herediter

4. Defisiensi Imun dan Defisiensi Sumsum Tulang:

a. Sistem imunitas tubuh kita mampu mengidentifikasi sel yg berubah mjd

ganas.

b. Gangguan pada sistem tsb dapat menyebabkan beberapa sel ganas lolos

dan selanjutnya berproliferasi hingga menimbulkan penyakit.

c. Hipoplasia sumsum tulang mungkin sebagai penyebab leukemia

IV. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah

sebagai berikut :

1. Pucat. Pucat dapat terjadi secara mendadak, sehingga bila pada seorang anak

terdapat pucat mendadak dan sebab terjadinya sukar diterangkan

2. Panas

3. Perdarahan disertai splenomegali dan kadang-kadang hepatomegali serta

limfadenopati. Perdarahan dapat berupa ekimosis, petekia, epistaksis,

perdarahan gusi dan sebagainya. Pada stadium permulaan mungkin tidak

terdapat splenomegali

4. Sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalah tafsirkan sebagai penyakit

reumatik merupakan gejala yang tidak khas.

5. Gejala lain yang dapat timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat

tubuh, seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia

serebral dan sebagainya.

6. Gejala umum leukemia akut (dr. Nyoman Lila, MS (Magister Sain

Hematologi))

6

Page 7: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

Penurunan sel darah merah (anemia sedang sampai berat) Hb (HGB),

Jumlah Eri (ERI), Retik (turun)

Gangguan fungsi leukosit (infeksi ringan sampai berat) Jumlah Leuko

naik (WBC), ada Sel Muda

Gangguan jumlah platelet (perdarahan ringan sampai berat) Jumlah

Platelet turun (TROM)

Tanda dan gejala lain :

a. Pilek tidak sembuh-sembuh

b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi

c. Demam dan anorexia

d. Berat badan menurun

e. Ptechiae, memar tanpa sebab

f. Nyeri pada tulang dan persendian

g. Nyeri abdomen

h. Limphadenopathy

i. Hepatosplenomegaly

j. Abnormal WBC

(Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)

V. Insiden

ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada

anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan

prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai

frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-

rata yang juga lebih rendah.

ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus

leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang

mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL

dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada

anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan

sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300).

Faktor Resiko:

Faktor resiko untuk leukemia akut adalah :

7

Page 8: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

- sindroma Down

- memiliki kakak/adik yang menderita leukemia

- pemaparan oleh radiasi (penyinaran), bahan kimia dan obat.

VI. Patofisiologi

Penyakit leukemia ditandai oleh adanya proliferasi tak terkendali dari satu atau

beberapa jenis sel darah. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pada kromosom sel

induk sistem hemopoetik. Sel sistem hemopoetik adalah sel yang terus menerus

berproliferasi, karena itu sel ini lebih potensial untuk bertransformasi menjadi sel

ganas dan lebih peka terhadap obat toksik seperti sitostatika dan radiasi.

Penelitian morfologik menunjukkan bahwa pada Leukemia Limfositik Akut

(LLA) terjadi hambatan diferensiasi dan sel limfoblas yang neoplastik

memperlihatkan waktu generasi yang memanjang, bukan memendek. Oleh karena itu,

akumulasi sel blas terjadi akibat ekspansi klonal dan kegagalan pematangan progeni

menjadi sel matur fungsional. Akibat penumpukan sel blas di sumsum tulang, sel

bakal hemopoetik mengalami tekanan.

Kelainan paling mendasar dalam proses terjadinya keganasan adalah kelainan

genetik sel. Proses transformasi menjadi sel ganas dimulai saat DNA gen suatu sel

mengalami perubahan. Akibat proliferasi sel yang tidak terkendali ini tcrjadi kenaikan

kadar satu atau beberapa jenis sel darah dan penghambatan pembentukan sel darah

lainnya dengan akibat terjadinya anemia, trombositopenia dan granulositopenia.

Perubahan kromosom yang terjadi merupakan tahap awal onkogenesis dan

prosesnya sangat kompleks, melibatkan faktor intrinsik (host) dan ekstrinsik

(lingkungan).

Leukemia diduga mulai sebagai suatu proliferasi local dari sel neoplastik,

timbul dalam sumsum tulang dan limfe noduli (dimana limfosit terutama dibentuk)

atau dalam lien, hepar dan tymus. Sel neoplastik ini kemudian disebarkan melalui

aliran darah yang kemudian tersangkut dalam jaringan pembentuk darah dimana terus

terjadi aktifitas proliferasi, menginfiltrasi banyak jaringan tubuh, misalnya tulang dan

ginjal. Gambaran darah menunjukan sel yang inmatur. Lebih sering limfosit dan

kadang-kadang mieloblast. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang

malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan

8

Page 9: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia. (Sudoyo

et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FK UI, 2007)

Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih

mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan

tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan

genetik sel yang kompleks). Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom)

mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tak

terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan

menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal.

Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa, kelenjar

getah bening, ginjal dan otak.

VII. Pemeriksaan Diagnostik

a) Pemeriksaan fisik

Kaji adanya tanda-tanda anemia : Pucat, Kelemahan, Sesak, Nafas cepat

Kaji adanya tanda-tanda leukopenia

- Demam

- Infeksi

Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :

- Ptechiae

- Purpura

- Perdarahan membran mukosa

Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :

- Limfadenopati

- Hepatomegali

- Splenomegali

Kaji adanya pembesaran testis

Kaji adanya :

- Hematuria

- Hipertensi

- Gagal ginjal

- Inflamasi disekitar rectal

9

Page 10: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

- Nyeri

(Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 178)

b) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan sumsum tulang (BMP / Bone Marrow Punction):

- Ditemukan sel blast yang berlebihan

- Peningkatan protein

Pemeriksaan darah tepi

- Pansitopenia (anemia, lekopenia, trombositopneia)

- Peningkatan asam urat serum

- Peningkatan tembaga (Cu) serum

- Penurunan kadar Zink (Zn)

- Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000 – 200.000 / µl) tetapi dalam

bentuk sel blast / sel primitif

Biopsi

Suatu biopsi adalah cara satu-satunya yang pasti untuk mengetahui

apakah sel-sel leukemia ada didalam sumsum tulang. Ada dua cara dokter

dapat memperoleh sumsum tulang. Beberapa pasien-pasien akan mempunyai

kedua-duanya prosedur:

1) Bone marrow aspiration (Penyedotan sumsum tulang): Dokter

menggunakan sebuah jarum untuk mengangkat contoh-contoh dari

sumsum tulang.

2) Bone marrow biopsy (Biopsi Sumsum Tulang): Dokter menggunakan

suatu jarum yang sangat tebal untuk mengangkat sepotong kecil dari

tulang dan sumsum tulang.

Selain itu juga dihati, limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji

keterlibatan / infiltrasi sel kanker ke organ tersebut.

Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan mediastinum

Sitogenik: 50-60% dari pasien ALL dan AML mempunyai kelainan berupa:

- Kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a),

hiperploid (2n+a)

- Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial delection)

10

Page 11: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

- Terdapat marker kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis bukan

komponen kromosom normal dari bentuk yang sangat besar sampai yang

sangat kecil

VIII. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Farmakologi

Tujuan pengobatan pasien leukemia adalah meneapai kesembuhan total

dengan menghancurkan sel-sel leukemia. Untuk itu, penderita leukemia harus

menjalani kemoterapi dan harus dirawat di rumah sakit. Sebelum sumsum tulang

kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan transfusi sel darah merah

untuk mengatasi anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan, antibiotik

untuk mengatasi infeksi. Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering digunakan

dan dosisnya diulang selama beberapa hari atau beberapa minggu.

Secara umum penanganan pada penderita leukemia sebagai berikut :

1. Kemoterapi

Jenis pengobatan kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel

leukemia. Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis

obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih.

- Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara:

a) Melaluimulut

b) Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah (atau intravena)

c) Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam

pembuluh darah balik besar, seringkali di dada bagian atas

d) Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal

2. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason, dan sebagainya).

3. Sitostatika (6-merkaptopurin atau 6-mp, metotreksat tau MTX), vinkristin

(Oncovin), rudidomisin (daunorubycine), sitosin, arabinosid, L-asparaginase,

siklofosfamid atau CPA, adriamisin, dan sebagainya.

Penatalaksanaan Non Farmakologi

1. Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)

11

Page 12: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

Transplantasi sel induk memungkinkan

pasien diobati dengan dosis obat yang

tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi

ini akan menghancurkan sel-sel leukemia

sekaligus sel-sel darah normal dalam

sumsum tulang.

Kemudian, pasien akan mendapatkan

sel-sel induk (stem cell) yang sehat melalui

tabung fleksibel yang dipasang di

pembuluh darah besar di daerah dada atau

leher.

Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk (stem cell) hasil

transplantasi ini. Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum

tulang yang rusak digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang

rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu,

transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak

karena kanker.

Transplantasi sumsu tulang dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri

yang masih sehat. Hal ini disebut transplantasi sumsum tulang autologus.

Transplantasi sumsum tulang juga dapat diperoleh dari orang lain. Bila didapat dari

kembar identik, dinamakan transplantasi syngeneic. Sedangkan bila didapat dari

bukan kembar identik, misalnya dari saudara kandung, dinamakan transplantasi

allogenik.

Efek samping

Efek samping transplantasi sumsum tulang tetap ada, yaitu kemungkinan

infeksi dan juga kemungkinan perdarahan karena pengobatan kanker dosis tinggi. Hal

ini dapat ditanggulangi dengan pemberian antibiotik ataupun transfusi darah untuk

mencegah anemia. Apabila berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang,

kemungkinan pasien sembuh sebesar 70-80%, tapi masih memungkinkan untuk

kambuh lagi. Kalau tidak dilakukan transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan

hanya 40-50%.

12

Page 13: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

Terapi stem cell yang rutin digunakan untuk mengobati penyakit saat ini

adalah transplantasi stem cell dewasa dari sumsum tulang belakang dan darah perifer

serta darah tali pusat bayi.

IX. Terapi

Umumnya pengobatan ditujukan terhadap penegahan kambuhan mendapatkan

masaremisi yang lebih lama. Untuk mencapai keadaan tersebut pada prinsipnya

dipakai pola dasar pengobatan sebagai berikut :

1. Induksi.

Dimaksudkan untuk mencapai remisi, yaitu dengan pemberian berbagi obat

tersebut diatas, baik secara sistematik maupun intratekal sampai sel blas dalam

sumsum tulang kurang dari 5%.

2. Konsolidasi. Yaitu agar sel yang tersisa tidak cepat memperbanyak diri.

3. Rumat (maintenance). Untuk mempertahankan masa remisi, sedapat-dapatnya

suatu masa remisi yang lama. Biasanya dilakukan dengan pemberian titostatika

separuh dosis biasa.

4. Reinduksi.

Dimaksudkan untuk mencegah relaps. Reinduksi biasanya dilakukan setiap 3-6

bulan dengan pemberian obat-obat seperti pada induksi selama 10-14 hari.

5. Mencegah terjadinya leukemia susunan saraf pusat.

Untuk hal ini diberikan MTX intratekal pada waktu induksi untuk mencegah

leukemia meningeal dan radiasi kranial sebanyak 2.400 - 2.500 rad. Untuk

mencegah leukemia meningeal dan leukemia serebral.Radiasi ini tidak diulang

pada reinduksi.

6. Pengobatan imunotologik.

Diharapkan semua sel leukemia dalam tubuh akan hilang sama sekali dan dengan

demikian diharapkan penderita dapat sembuh sempurna.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN DIAGNOSA LEUKIMIA LIMFOSITIK AKUT

13

Page 14: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

A. PENGKAJIAN

I. Biodata

Nama : An. I

Umur : 4 tahun

II. Riwayat Keperawatan

1. Keluhan Utama

Adanya nyeri tulang, panas badan hilang timbul, lemah, nafsu makan menurun,

demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala.

2. Riwayat Perawatan Sebelumnya

- Riwayat kelahiran anak :

Prenatal

Natal

Post natal

- Riwayat Tumbuh Kembang

Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan

dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.

3. Riwayat keluarga

Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang

terlebih pada kembar monozigot (identik).

III. Kebutuhan Dasar

a. Cairan : Terjadi deficit cairan dan elektrolit karena muntah dan diare.

b. Makanan : Biasanya terjadi mual, muntah, anorexia ataupun alergi makanan.

Berat badan menurun.

c. Pola tidur : Mengalami gangguan karena nyeri sendi.

d. Aktivitas : Mengalami intoleransi aktivitas karena kelemahan tubuh.

e. Eliminasi : Pada umumnya diare, dan nyeri tekan perianal.

IV. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik – dokter akan memeriksa pembengkakan di kelenjar getah

bening, limpa dan hati

14

Page 15: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

- Keadaan Umum tampak lemah

Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi.

- Tanda-Tanda Vital

Tekanan darah : DBN

Nadi :

Suhu : meningkat jika terjadi infeksi

RR : Dispneu, takhipneu

- Pemeriksaan Kepala Leher

Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri),

perdarahan gusi

Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi

ke SSP.

- Pemeriksaan Integumen

Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jika terjadi

dehidrasi.

- Pemeriksaan Dada dan Thorax

Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.

Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret

akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada

Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)

Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.

- Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat

bayangan vena, auskultasi peristaltic usus, palpasi nyeri tekan bila ada

pembesaran hepar dan limpa.

Perkusi tanda asites bila ada.

- Pemeriksaan Ekstremitas

Adakah cyanosis kekuatan otot.

V. Informasi Lain

Perangkat Diagnostik

15

Page 16: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

1. Temuan laboratorium berupa perubahan hitung sel darah spesifik.

2. Pemeriksaan sumsum tulang memperlihatkan proliferasi klonal dan

penimbunan sel darah.

Penatalaksanaan

1. Kemoterapi dengan banyak obat

2. Antibiotik untuk mencegah infeksi

3. Tranfusi untuk mengatasi anemia

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA TINDAKAN

Analisa Data

NO. Data Fokus Masalah Keperawatan

1. DS :- Pasien mengatakan lemah, lesu, letih, lelah,

lunglai- Ibu pasien mengatakan pasien pucat

DO :- Pasien tampak pucat- Hb : 5 gr/dl- TD : 100/80, nadi : 70/menit- Fatigue

Intoleransi aktivitas

2. DS :- Pasien mengatakan meriang- Pasien mengatakan demam/panas badannya

hilang timbulDO :

- Suhu : 38oC- Leukosit 110.000/mm3- Pada pemeriksaan BMP ditemukan 16 sel

blast- Kekebalan tubuh yang menurun

Resiko tinggi infeksi

3. DS :- Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual,

muntahDO :

- Penurunan Berat badan 20 % lebih dibawah ideal

- Membrane mukosa pucat

Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuahan

16

Page 17: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

- Kurangnya sensai untuk makan

4. DS :- Pasien mengeluh lemah dan letih

DO :- Tampak pasien petekie atau perdarahan- Tampak pasien letargi- Pasien terdapat pansitopenia

Resiko cedera (perdarahan)

5. DS :- Pasien mengeluh nyeri tulang, nyeri kepala,

nyeri persendian, nyeri abdomen yang tidak jelas

DO :- Dari pemeriksaan fisik terjadi pembesaran

KGB colli multiple mobile kenyal- Teraba hepar 3 cm tajam dibawah arcus

costae lien shuffner 2- Tampak wajah meringis- Perubahan denyut nadi- Diaphoresis

Nyeri

6. DS :- Pasien mengeluh demam- Pasien mengeluh lemas- pasien mual muntah

DO :- Pasien tampak turgor kuit tidak baik- TD : , Nadi : , Suhu : 38oC- Kehilangan berat badan

kekurangan volume cairan

7. DS :- Pasien bersedih tidak bisa mengkuti aktivitas

seperti anank-anak yang lain- Ibu pasien mengatakan sedih dan pilu melihat

anaknya selalu mengikuti pengobatanDO :

- wajah pasien tampak murung

Berduka

8. DS :- Ibu pasien tidak memahami info penyakit

yang diderita anaknya- Ibu pasien menagatakan tidak mengerti

bagaimana merawat anaknya, efek samping

Kurang pengetahuan

17

Page 18: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

dari pengobatan, tujuannya- Pasien tidak mengerti penyakit apa yang

dideritanyaDO :

- Ibu pasien mennyakan penyakit yang diderita anaknya dari : prognosis, pengobatan, perawatan, tujuan dan manfaat pengobataan,

- Pasien kurang bekerja sama jika dilakukan dalam perawatan

Adanya keganasan menimbulkan masalah keperawatan, antara lain:

1. Intoleransi aktivitas

2. Infeksi

3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

4. Resiko cedera (perdarahan)

5. Resiko kerusakan integritas kulit

6. Nyeri

7. Kekurangan volume cairan

8. Berduka

9. Kurang pengetahuan

Diagnosa yang berdasarkan tiga prioritas adalah :

1. Kekurangan volume cairan

2. Infeksi

3. Nyeri

Intervensi Keperawatan

1) Diagnosa I : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan :

- Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan

- Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.

Tujuan :

1. Tidak terjadi kekurangan volume cairan

2. Pasien tidak mengalami mual dan muntah

Hasil Yang Diharapkan :

- Volume cairan tubuh adekuat, ditandai dengan TTV, stabil, nadi teraba,

haluaran urine, BJ dan PH urine, dsb.

18

Page 19: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

No. Intervensi Rasional

1. Awasi masukan dan pengeluaran. Hitung

pengeluaran tak kasat mata dan

keseimbangan cairan. Perhatikan

penurunan urine pada pemasukan

adekuat. Ukur berat jenis urine dan pH

Urine.

Penurunan sirkulasi sekunder terhadap sel

darah merah dan pencetusnya pada

tubulus ginjal dan / atau terjadinya batu

ginjal (sehubungan dengan peningkatan

kadar asam urat) dapat menimbulkan

retensi urine atau gagal ginjal

2. Timbang BB tiap hari. Mengukur keadekuatan penggantian

cairan sesuai fungsi ginjal. Pemasukan

lebih dari keluaran dapat

mengindikasikan memperburuk /

obstruksi ginjal.

3. Awasi TD dan frekuensi jantung Perubahan dapat menunjukkan efek

hipovolemik (perdarahan/dehidrasi)

4. Inspeksi kulit / membran mukosa untuk

petike, area ekimotik, perhatikan

perdarahan gusi, darah warn karat atau

samar pada feces atau urine; perdarahan

lanjut dari sisi tusukan invesif.

Supresi sumsum dan produksi trombosit

menempatkan pasien pada resiko

perdarahan spntan tak terkontrol.

5. Evaluasi turgor kulit, pengiisian kapiler

dan kondisi umum membrane mukosa.

Indikator langsung status cairan/

dehidrasi.

6. Berikan cairan IV sesuai indikasi Mempertahankan keseimbangan cairan/elektrolit pada tak adanya pemasukan melalui oral; menurunkan risiko komplikasi ginjal.

2) Diagnosa II : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan :

- Tidak adekuatnya pertahanan sekunder

- Gangguan kematangan sel darah putih

- Peningkatan jumlah limfosit imatur

19

Page 20: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

- Imunosupresi

- Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi)

Tujuan :

- Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi

Hasil yang Diharapkan :

- Infeksi tidak terjadi

No. Intervensi Rasional

1. Tempatkan anak pada ruang khusus.

Batasi pengunjung sesuai indikasi

Melindungi anak dari sumber potensial

patogen / infeksi

2. Berikan penjelasan untuk mencuci tangan

yang baik untuk semua staf petugas

mencegah kontaminasi

silang/menurunkan risiko infeksi

3. Awasi suhu. Perhatikan hubungan antara

peningkatan suhu dan pengobatan

chemoterapi. Observasi demam

sehubungan dengan tachicardi, hipertensi

Hipertermi lanjut terjadi pada beberapa

tipe infeksi dan demam terjadi pada

kebanyakan pasien leukemia.

4. Awasi pemeriksaan laboratorium : WBC,

darah lengkap

Penurunan jumlah WBC normal/matur

dapat diakibatkan oleh proses penyakit

atau kemoterapi.

5. Berikan obat sesuai indikasi, misalnya

Antibiotik

Dapat diberikan secara profilaksis atau

mengobati infeksi secara khusus.

3) Diagnosa III : Nyeri ( akut ) berhubungan dengan :

- Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikemas

dengan sel leukaemia.

- Agen kimia ; pengobatan antileukemia.

20

Page 21: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

Tujuan :

- pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat

diterima anak

Kriteria Hasil :

-

No. Intervensi Rasional

1. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan

petunjuk nonverbal,rewel, cengeng,

gelisah.

Dapat membantu mengevaluasi pernyatan

verbal dan ketidakefektifan intervensi.

2. Berikan lingkungan yang tenang dan

kurangi rangsangan stress.

Meningkatkan istirahat.

3. Tempatkan pada posisi nyaman dan

sokong sendi, ekstremitas dengan bantal

Menurunkan ketidak nyamanan

tulang/sendi

4. Ubah posisi secara periodic dan berikan

latihan rentang gerak lembut.

Memperbaiki sirkulasi jaringan dan

mobilisasi sendi.

5. Berikan tindakan ketidaknyamanan; mis :

pijatan, kompres

Meminimalkan kebutuhan atau

meningkatkan efek obat.

DAFTAR PUSTAKA

http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/askep-leukemia-pada-anak/

Carth, Martha dan Kelly Smith. (2010). Nanda Diagnosa Keperawatan. Penerjemah : Fatiah Istiqomah. Digna Pustaka : 2010

21

Page 22: Makalah Lekeumia Kel 4

PENYAKIT KRONIK

LEUKIMIA PADA ANAK

http://indonesiannursing.com/2008/09/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-diagnosis-leukemia-limfositik-akut/

22