makalah lekeumia kel 4
DESCRIPTION
lekeumiaTRANSCRIPT
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan suatu kelompok dari banyak penyakit-penyakit yang
berhubungan. Semua kanker-kanker mulai di sel-sel, yang membentuk darah dan
jaringan-jaringan lain. Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk
membentuk sel-sel baru ketika tubuh membutuhkan mereka. Ketika sel-sel tumbuh
menjadi tua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat mereka. Adakalanya
proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak
memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika mereka seharusnya mati.
Kanker (suatu penyakit sel) ditandai dengan suatu pergeseran pada mekanisme
kontrol yang mengatur proliferasi dan diferensiasi sel. Sel yang sudah mengalami
transformasi neoplastik biasanya mengekspresikan antigen permukaan sel yang
tampaknya merupakan tipe normal dan memiliki tanda ketidakmatangan yang jelas
dan dapat menunjukkan kelainan kromoson baik kualitatif maupun kuantitatif,
termasuk pelbagai traslokasi dan munculnya pengerasan dari rangkaian gen. Sel-sel
tadi berkembang dengan cepat dan membentuk tumor lokal yang dapat menekan atau
menyerang struktur jaringan sehat di sekitarnya.
Subpopulasi sel yang berada dalam tumor dapat digambarkan sebagai ’sel
induk tumor’, yang memiliki kemampuan untuk mengulangi siklus proliferasi berkali-
kali dan berpindah ke sisi yang jauh di dalam tubuh untuk membentuk koloni dalam
berbgai organ tubuh, proses ini disebut metastase. Induk sel tumor dapat
mengekspresikan klonogenik atau kemampuan untuk membentuk koloni. Sel induk
memiliki kelainan kromosom yang merefleksikan ketidakseimbangan genetiknya,
yang mengarah pada seleksi subklon yang progresif yang dapat bertahan dan
berkembang lebih cepat dalam lingkungan multiseluler tubuh.
Kelainan kuantitatif dalam pelbagai alur metabolisme dan komponen selular
berkaitan dalam perkembangan neoplastik ini. Proses invasif dan metastatik demikian
pula kelainan metabolisme akibat kanker akan menyebabkan penyakit dan akhirnya
kematian kecuali kanker dapat disembuhkan dengan pengobatan.
1
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
Leukemia adalah suatu tipe dari kanker. Leukemia berasal dari kata Yunani
leukos-putih, haima-darah. Leukemia adalah kanker yang mulai di sel-sel darah.
Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak
terkontrol dan mengganggu pembelahan sel darah normal. Leukemia (kanker darah)
adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darh putih yang diproduksi oleh
sumsum tulang (bone marrow).
Sel-Sel Darah Normal
Sel-sel darah terbentuk di sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang
adalah material yang lunak dipusat dari kebanyakan tulang-tulang. Sel-sel darah yang
belum menjadi dewasa (matang) disebut sel-sel induk (stem cells) dan blasts.
Kebanyakan sel-sel darah menjadi dewasa didalam sumsum tulang dan kemudian
bergerak kedalam pembuluh-pembuluh darah. Darah yang mengalir melalui
pembuluh-pembuluh darah dan jantung disebut peripheral blood.
Sumsum tulang membuat tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel darah. Setiap tipe
mempunyai suatu fungsi yang khusus:
a. Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi.
b. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan diseluruh tubuh.
c. Platelet-platelet membantu membentuk bekuan-bekuan (gumpalan-gumpalan)
darah yang mengontrol perdarahan.
Dalam makalah ini penulis akan membahas kasus yang terkait dengan penyakit
keganasan pada anak.
Kasus I
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun datang ke RS dengan pucat sejak 3 minggu sebelum
masuk RS. Keluhan pucat makin lama makin bertambah disertai badan penderita menjadi
lemah. Keluhan disertai adanya nyeri tulang. Panas badan hilang timbul. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kompos mentis, KGB colli multiple, mobile, kenyal, rata. Hepar teraba 3 cm,
dibawah arcus costae, tajam kenyal rata. Lien shufner 2.
Pada pemeriksaan lab didapatkan: leukosit: 110.000/mm3, sel blast 16
Diagnosis diferensial pada pasien ini ?
Bagaimana terapi prognosis pasien ini ?
BAB II
2
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
PEMBAHASAN
I. Pengertian
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and
Bare, B.G, 2002 : 248 ).
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-
sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495).
Leukemia adalah terjadinya poliferasi leukosit yang immature serta terjadinya
berbeda dari normalnya (jumlahnya dan poliferasinya, hasil poliferasi tersebut
mengumpul dalam produk pembuat sel darah yaitu pada sumsum tulang sehingga
sumsum tulang normal digantikan dengan sumsum tulang tidak normal. (Suriadi, &
Rita yuliani, 2001 : 175, Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248, Arief Mansjoer,
dkk, 2002 : 495)
II. Tipe-Tipe Leukemia
Berdasarkan kecepatan perkembangannya, leukemia dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Leukemia Akut
Perjalanan penyakit pada leukemia akut sangat cepat, mematikan dan
memburuk. Dapat dikatakan waktu hidup penderita tanpa pengobatan hanya
dalam hitungan minggu bahkan hari. Leukemia kaut merupakan akibat dari
terjadinya komplikasi pada neoplasma hematopoietik secara umum.
2. Leukemia kronis
Berbeda dengan akut, leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit
yang tidak begitu cepat, sehingga dapat dikatakan bahwa waktu hidup
penderita tanpa pengobatan dalam hitungan samapi 5 tahun.
Berdasarkan jenis sel kanker, leukemia diklaifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Myelocytic/Myelogeneus leukemia
3
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
Sel kanker yang berasal dari sel darah merah, granulocytes, macrophages dan
keping darah.
2. Lymphocytic leukemia
Sel kanker yang berasal dari lymphocyte cell.
Berdasarkan kedua klasifikasi di atas, maka leukemia dibagi menjadi 4 macam,
yaitu:
1. Leukemia limfositik akut (LLA).
Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak.
Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun
atau lebih.
2. Leukemia mielositik akut (LMA).
Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini
dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
3. Leukemia limfositik kronis (LLK).
Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55
tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada
pada anak-anak. Sebagian besar leukosit pasien di atas 50.000/µL.
4. Leukemia mielositik kronis (LMK)
Sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak,
namun sangat sedikit. Leukosit dapat mencapai lebih dari 150.000/ µL yang
memerlukan pengobatan.
Leukemia limfoblastik akut (LLA) atau ALL (Acute Lymphoid Leukemia)
adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun.
Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki.
Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka
kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah
FAB menggolongkan LLA menjadi 3 golongan:
1. L1 (Prolimfositik leukemia) :
- sel dengan ukuran inti yang kecil
- kromatin inti homogen
- bentuk inti sel teratur, kadang-kadang ada cleft.
4
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
2. L2 ( Prolimfoblastik leukemia )
- bentuk sel besar dan heterogen
- satu atau lebih anak inti
- jumlah sitoplasma bervariasi dan sering banyak.
3. L3 (Burkitt's type):
- bentuk sel besar dan homogen
- bentuk inti teratur dan sering oval
- anak inti sangat menonjol dan lebih dari satu.
III. Etiologi
Etiologinya sampai saat ini masih belum jelas, diduga kemungkinan besar
karena virus (virus onkogenik). Faktor lain yang turut berperan ialah:
Faktor eksogen:
1. Sinar x
2. Sinar radioaktif
efek leukemogenik & ionisasi radiasi, dibuktikan dg tingginya insidensi
leukemia pd ahli radiologi (sebelum ditemukan alat pelindung), penderita
dengan pembesaran kelenjar tymus, Ankylosing spondilitis dan penyakit
Hodgkin yang mendapat terapi radiasi. Diperkirakan 10 % penderita leukemia
memiliki latar belakang radiasi
3. Hormone
4. Bahan kimia (benzol, Arsen, preparat sulfat)
a. Bahan kimia terutama Hydrokarbon sangat berhub dg leukemia akut pd
binatang & manusia.
b. Paparan Benzen dlm jumlah besar dan berlangsung lama dapat
menimbulkan leukemia.
c. Kloramfenikol & fenilbutazon diketahui menyebabkan anemia aplastik
berat, tidak jarang diketahui diakhiri dg leukemia
d. Arsen dan obat imunosupresif.
5. Infeksi (virus, bakteri)
Diduga yg ada hubungannya dg leukemia adalah Human T-cell
leukemia virus (HTLV-1), yaitu suatu virus RNA yang mempunyai enzim
RNA transkriptase yang bersifat karsinogenik
5
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
Faktor Endogen:
1. Ras (orang Yahudi mudah menderita LLK)
2. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom
Risiko terjadinya leukemia meningkat pd kembar identik penderita leukemia
akut, demikian pula pada saudara lainnya, walaupun jarang. Meningkat pd
penderita dg kelainan fragilitas kromosom (anemia Fanconi) atau penderita dg
jumlah kromosom abnormal spt sindrom Down, Klinefelter dan Turner.
3. Herediter
4. Defisiensi Imun dan Defisiensi Sumsum Tulang:
a. Sistem imunitas tubuh kita mampu mengidentifikasi sel yg berubah mjd
ganas.
b. Gangguan pada sistem tsb dapat menyebabkan beberapa sel ganas lolos
dan selanjutnya berproliferasi hingga menimbulkan penyakit.
c. Hipoplasia sumsum tulang mungkin sebagai penyebab leukemia
IV. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah
sebagai berikut :
1. Pucat. Pucat dapat terjadi secara mendadak, sehingga bila pada seorang anak
terdapat pucat mendadak dan sebab terjadinya sukar diterangkan
2. Panas
3. Perdarahan disertai splenomegali dan kadang-kadang hepatomegali serta
limfadenopati. Perdarahan dapat berupa ekimosis, petekia, epistaksis,
perdarahan gusi dan sebagainya. Pada stadium permulaan mungkin tidak
terdapat splenomegali
4. Sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalah tafsirkan sebagai penyakit
reumatik merupakan gejala yang tidak khas.
5. Gejala lain yang dapat timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat
tubuh, seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia
serebral dan sebagainya.
6. Gejala umum leukemia akut (dr. Nyoman Lila, MS (Magister Sain
Hematologi))
6
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
Penurunan sel darah merah (anemia sedang sampai berat) Hb (HGB),
Jumlah Eri (ERI), Retik (turun)
Gangguan fungsi leukosit (infeksi ringan sampai berat) Jumlah Leuko
naik (WBC), ada Sel Muda
Gangguan jumlah platelet (perdarahan ringan sampai berat) Jumlah
Platelet turun (TROM)
Tanda dan gejala lain :
a. Pilek tidak sembuh-sembuh
b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi
c. Demam dan anorexia
d. Berat badan menurun
e. Ptechiae, memar tanpa sebab
f. Nyeri pada tulang dan persendian
g. Nyeri abdomen
h. Limphadenopathy
i. Hepatosplenomegaly
j. Abnormal WBC
(Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)
V. Insiden
ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada
anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan
prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai
frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-
rata yang juga lebih rendah.
ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus
leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang
mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL
dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada
anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan
sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300).
Faktor Resiko:
Faktor resiko untuk leukemia akut adalah :
7
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
- sindroma Down
- memiliki kakak/adik yang menderita leukemia
- pemaparan oleh radiasi (penyinaran), bahan kimia dan obat.
VI. Patofisiologi
Penyakit leukemia ditandai oleh adanya proliferasi tak terkendali dari satu atau
beberapa jenis sel darah. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pada kromosom sel
induk sistem hemopoetik. Sel sistem hemopoetik adalah sel yang terus menerus
berproliferasi, karena itu sel ini lebih potensial untuk bertransformasi menjadi sel
ganas dan lebih peka terhadap obat toksik seperti sitostatika dan radiasi.
Penelitian morfologik menunjukkan bahwa pada Leukemia Limfositik Akut
(LLA) terjadi hambatan diferensiasi dan sel limfoblas yang neoplastik
memperlihatkan waktu generasi yang memanjang, bukan memendek. Oleh karena itu,
akumulasi sel blas terjadi akibat ekspansi klonal dan kegagalan pematangan progeni
menjadi sel matur fungsional. Akibat penumpukan sel blas di sumsum tulang, sel
bakal hemopoetik mengalami tekanan.
Kelainan paling mendasar dalam proses terjadinya keganasan adalah kelainan
genetik sel. Proses transformasi menjadi sel ganas dimulai saat DNA gen suatu sel
mengalami perubahan. Akibat proliferasi sel yang tidak terkendali ini tcrjadi kenaikan
kadar satu atau beberapa jenis sel darah dan penghambatan pembentukan sel darah
lainnya dengan akibat terjadinya anemia, trombositopenia dan granulositopenia.
Perubahan kromosom yang terjadi merupakan tahap awal onkogenesis dan
prosesnya sangat kompleks, melibatkan faktor intrinsik (host) dan ekstrinsik
(lingkungan).
Leukemia diduga mulai sebagai suatu proliferasi local dari sel neoplastik,
timbul dalam sumsum tulang dan limfe noduli (dimana limfosit terutama dibentuk)
atau dalam lien, hepar dan tymus. Sel neoplastik ini kemudian disebarkan melalui
aliran darah yang kemudian tersangkut dalam jaringan pembentuk darah dimana terus
terjadi aktifitas proliferasi, menginfiltrasi banyak jaringan tubuh, misalnya tulang dan
ginjal. Gambaran darah menunjukan sel yang inmatur. Lebih sering limfosit dan
kadang-kadang mieloblast. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang
malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan
8
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia. (Sudoyo
et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FK UI, 2007)
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan
tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan
genetik sel yang kompleks). Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom)
mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tak
terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan
menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal.
Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa, kelenjar
getah bening, ginjal dan otak.
VII. Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan fisik
Kaji adanya tanda-tanda anemia : Pucat, Kelemahan, Sesak, Nafas cepat
Kaji adanya tanda-tanda leukopenia
- Demam
- Infeksi
Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :
- Ptechiae
- Purpura
- Perdarahan membran mukosa
Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :
- Limfadenopati
- Hepatomegali
- Splenomegali
Kaji adanya pembesaran testis
Kaji adanya :
- Hematuria
- Hipertensi
- Gagal ginjal
- Inflamasi disekitar rectal
9
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
- Nyeri
(Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 178)
b) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sumsum tulang (BMP / Bone Marrow Punction):
- Ditemukan sel blast yang berlebihan
- Peningkatan protein
Pemeriksaan darah tepi
- Pansitopenia (anemia, lekopenia, trombositopneia)
- Peningkatan asam urat serum
- Peningkatan tembaga (Cu) serum
- Penurunan kadar Zink (Zn)
- Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000 – 200.000 / µl) tetapi dalam
bentuk sel blast / sel primitif
Biopsi
Suatu biopsi adalah cara satu-satunya yang pasti untuk mengetahui
apakah sel-sel leukemia ada didalam sumsum tulang. Ada dua cara dokter
dapat memperoleh sumsum tulang. Beberapa pasien-pasien akan mempunyai
kedua-duanya prosedur:
1) Bone marrow aspiration (Penyedotan sumsum tulang): Dokter
menggunakan sebuah jarum untuk mengangkat contoh-contoh dari
sumsum tulang.
2) Bone marrow biopsy (Biopsi Sumsum Tulang): Dokter menggunakan
suatu jarum yang sangat tebal untuk mengangkat sepotong kecil dari
tulang dan sumsum tulang.
Selain itu juga dihati, limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji
keterlibatan / infiltrasi sel kanker ke organ tersebut.
Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan mediastinum
Sitogenik: 50-60% dari pasien ALL dan AML mempunyai kelainan berupa:
- Kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a),
hiperploid (2n+a)
- Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial delection)
10
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
- Terdapat marker kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis bukan
komponen kromosom normal dari bentuk yang sangat besar sampai yang
sangat kecil
VIII. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Farmakologi
Tujuan pengobatan pasien leukemia adalah meneapai kesembuhan total
dengan menghancurkan sel-sel leukemia. Untuk itu, penderita leukemia harus
menjalani kemoterapi dan harus dirawat di rumah sakit. Sebelum sumsum tulang
kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan transfusi sel darah merah
untuk mengatasi anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan, antibiotik
untuk mengatasi infeksi. Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering digunakan
dan dosisnya diulang selama beberapa hari atau beberapa minggu.
Secara umum penanganan pada penderita leukemia sebagai berikut :
1. Kemoterapi
Jenis pengobatan kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel
leukemia. Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis
obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih.
- Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara:
a) Melaluimulut
b) Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah (atau intravena)
c) Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam
pembuluh darah balik besar, seringkali di dada bagian atas
d) Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal
2. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason, dan sebagainya).
3. Sitostatika (6-merkaptopurin atau 6-mp, metotreksat tau MTX), vinkristin
(Oncovin), rudidomisin (daunorubycine), sitosin, arabinosid, L-asparaginase,
siklofosfamid atau CPA, adriamisin, dan sebagainya.
Penatalaksanaan Non Farmakologi
1. Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)
11
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
Transplantasi sel induk memungkinkan
pasien diobati dengan dosis obat yang
tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi
ini akan menghancurkan sel-sel leukemia
sekaligus sel-sel darah normal dalam
sumsum tulang.
Kemudian, pasien akan mendapatkan
sel-sel induk (stem cell) yang sehat melalui
tabung fleksibel yang dipasang di
pembuluh darah besar di daerah dada atau
leher.
Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk (stem cell) hasil
transplantasi ini. Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum
tulang yang rusak digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang
rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu,
transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak
karena kanker.
Transplantasi sumsu tulang dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri
yang masih sehat. Hal ini disebut transplantasi sumsum tulang autologus.
Transplantasi sumsum tulang juga dapat diperoleh dari orang lain. Bila didapat dari
kembar identik, dinamakan transplantasi syngeneic. Sedangkan bila didapat dari
bukan kembar identik, misalnya dari saudara kandung, dinamakan transplantasi
allogenik.
Efek samping
Efek samping transplantasi sumsum tulang tetap ada, yaitu kemungkinan
infeksi dan juga kemungkinan perdarahan karena pengobatan kanker dosis tinggi. Hal
ini dapat ditanggulangi dengan pemberian antibiotik ataupun transfusi darah untuk
mencegah anemia. Apabila berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang,
kemungkinan pasien sembuh sebesar 70-80%, tapi masih memungkinkan untuk
kambuh lagi. Kalau tidak dilakukan transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan
hanya 40-50%.
12
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
Terapi stem cell yang rutin digunakan untuk mengobati penyakit saat ini
adalah transplantasi stem cell dewasa dari sumsum tulang belakang dan darah perifer
serta darah tali pusat bayi.
IX. Terapi
Umumnya pengobatan ditujukan terhadap penegahan kambuhan mendapatkan
masaremisi yang lebih lama. Untuk mencapai keadaan tersebut pada prinsipnya
dipakai pola dasar pengobatan sebagai berikut :
1. Induksi.
Dimaksudkan untuk mencapai remisi, yaitu dengan pemberian berbagi obat
tersebut diatas, baik secara sistematik maupun intratekal sampai sel blas dalam
sumsum tulang kurang dari 5%.
2. Konsolidasi. Yaitu agar sel yang tersisa tidak cepat memperbanyak diri.
3. Rumat (maintenance). Untuk mempertahankan masa remisi, sedapat-dapatnya
suatu masa remisi yang lama. Biasanya dilakukan dengan pemberian titostatika
separuh dosis biasa.
4. Reinduksi.
Dimaksudkan untuk mencegah relaps. Reinduksi biasanya dilakukan setiap 3-6
bulan dengan pemberian obat-obat seperti pada induksi selama 10-14 hari.
5. Mencegah terjadinya leukemia susunan saraf pusat.
Untuk hal ini diberikan MTX intratekal pada waktu induksi untuk mencegah
leukemia meningeal dan radiasi kranial sebanyak 2.400 - 2.500 rad. Untuk
mencegah leukemia meningeal dan leukemia serebral.Radiasi ini tidak diulang
pada reinduksi.
6. Pengobatan imunotologik.
Diharapkan semua sel leukemia dalam tubuh akan hilang sama sekali dan dengan
demikian diharapkan penderita dapat sembuh sempurna.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN DIAGNOSA LEUKIMIA LIMFOSITIK AKUT
13
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
A. PENGKAJIAN
I. Biodata
Nama : An. I
Umur : 4 tahun
II. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Adanya nyeri tulang, panas badan hilang timbul, lemah, nafsu makan menurun,
demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala.
2. Riwayat Perawatan Sebelumnya
- Riwayat kelahiran anak :
Prenatal
Natal
Post natal
- Riwayat Tumbuh Kembang
Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan
dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.
3. Riwayat keluarga
Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang
terlebih pada kembar monozigot (identik).
III. Kebutuhan Dasar
a. Cairan : Terjadi deficit cairan dan elektrolit karena muntah dan diare.
b. Makanan : Biasanya terjadi mual, muntah, anorexia ataupun alergi makanan.
Berat badan menurun.
c. Pola tidur : Mengalami gangguan karena nyeri sendi.
d. Aktivitas : Mengalami intoleransi aktivitas karena kelemahan tubuh.
e. Eliminasi : Pada umumnya diare, dan nyeri tekan perianal.
IV. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik – dokter akan memeriksa pembengkakan di kelenjar getah
bening, limpa dan hati
14
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
- Keadaan Umum tampak lemah
Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi.
- Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : DBN
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
- Pemeriksaan Kepala Leher
Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri),
perdarahan gusi
Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi
ke SSP.
- Pemeriksaan Integumen
Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jika terjadi
dehidrasi.
- Pemeriksaan Dada dan Thorax
Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.
Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret
akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada
Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)
Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.
- Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat
bayangan vena, auskultasi peristaltic usus, palpasi nyeri tekan bila ada
pembesaran hepar dan limpa.
Perkusi tanda asites bila ada.
- Pemeriksaan Ekstremitas
Adakah cyanosis kekuatan otot.
V. Informasi Lain
Perangkat Diagnostik
15
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
1. Temuan laboratorium berupa perubahan hitung sel darah spesifik.
2. Pemeriksaan sumsum tulang memperlihatkan proliferasi klonal dan
penimbunan sel darah.
Penatalaksanaan
1. Kemoterapi dengan banyak obat
2. Antibiotik untuk mencegah infeksi
3. Tranfusi untuk mengatasi anemia
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA TINDAKAN
Analisa Data
NO. Data Fokus Masalah Keperawatan
1. DS :- Pasien mengatakan lemah, lesu, letih, lelah,
lunglai- Ibu pasien mengatakan pasien pucat
DO :- Pasien tampak pucat- Hb : 5 gr/dl- TD : 100/80, nadi : 70/menit- Fatigue
Intoleransi aktivitas
2. DS :- Pasien mengatakan meriang- Pasien mengatakan demam/panas badannya
hilang timbulDO :
- Suhu : 38oC- Leukosit 110.000/mm3- Pada pemeriksaan BMP ditemukan 16 sel
blast- Kekebalan tubuh yang menurun
Resiko tinggi infeksi
3. DS :- Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual,
muntahDO :
- Penurunan Berat badan 20 % lebih dibawah ideal
- Membrane mukosa pucat
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuahan
16
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
- Kurangnya sensai untuk makan
4. DS :- Pasien mengeluh lemah dan letih
DO :- Tampak pasien petekie atau perdarahan- Tampak pasien letargi- Pasien terdapat pansitopenia
Resiko cedera (perdarahan)
5. DS :- Pasien mengeluh nyeri tulang, nyeri kepala,
nyeri persendian, nyeri abdomen yang tidak jelas
DO :- Dari pemeriksaan fisik terjadi pembesaran
KGB colli multiple mobile kenyal- Teraba hepar 3 cm tajam dibawah arcus
costae lien shuffner 2- Tampak wajah meringis- Perubahan denyut nadi- Diaphoresis
Nyeri
6. DS :- Pasien mengeluh demam- Pasien mengeluh lemas- pasien mual muntah
DO :- Pasien tampak turgor kuit tidak baik- TD : , Nadi : , Suhu : 38oC- Kehilangan berat badan
kekurangan volume cairan
7. DS :- Pasien bersedih tidak bisa mengkuti aktivitas
seperti anank-anak yang lain- Ibu pasien mengatakan sedih dan pilu melihat
anaknya selalu mengikuti pengobatanDO :
- wajah pasien tampak murung
Berduka
8. DS :- Ibu pasien tidak memahami info penyakit
yang diderita anaknya- Ibu pasien menagatakan tidak mengerti
bagaimana merawat anaknya, efek samping
Kurang pengetahuan
17
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
dari pengobatan, tujuannya- Pasien tidak mengerti penyakit apa yang
dideritanyaDO :
- Ibu pasien mennyakan penyakit yang diderita anaknya dari : prognosis, pengobatan, perawatan, tujuan dan manfaat pengobataan,
- Pasien kurang bekerja sama jika dilakukan dalam perawatan
Adanya keganasan menimbulkan masalah keperawatan, antara lain:
1. Intoleransi aktivitas
2. Infeksi
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Resiko cedera (perdarahan)
5. Resiko kerusakan integritas kulit
6. Nyeri
7. Kekurangan volume cairan
8. Berduka
9. Kurang pengetahuan
Diagnosa yang berdasarkan tiga prioritas adalah :
1. Kekurangan volume cairan
2. Infeksi
3. Nyeri
Intervensi Keperawatan
1) Diagnosa I : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan :
- Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan
- Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.
Tujuan :
1. Tidak terjadi kekurangan volume cairan
2. Pasien tidak mengalami mual dan muntah
Hasil Yang Diharapkan :
- Volume cairan tubuh adekuat, ditandai dengan TTV, stabil, nadi teraba,
haluaran urine, BJ dan PH urine, dsb.
18
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
No. Intervensi Rasional
1. Awasi masukan dan pengeluaran. Hitung
pengeluaran tak kasat mata dan
keseimbangan cairan. Perhatikan
penurunan urine pada pemasukan
adekuat. Ukur berat jenis urine dan pH
Urine.
Penurunan sirkulasi sekunder terhadap sel
darah merah dan pencetusnya pada
tubulus ginjal dan / atau terjadinya batu
ginjal (sehubungan dengan peningkatan
kadar asam urat) dapat menimbulkan
retensi urine atau gagal ginjal
2. Timbang BB tiap hari. Mengukur keadekuatan penggantian
cairan sesuai fungsi ginjal. Pemasukan
lebih dari keluaran dapat
mengindikasikan memperburuk /
obstruksi ginjal.
3. Awasi TD dan frekuensi jantung Perubahan dapat menunjukkan efek
hipovolemik (perdarahan/dehidrasi)
4. Inspeksi kulit / membran mukosa untuk
petike, area ekimotik, perhatikan
perdarahan gusi, darah warn karat atau
samar pada feces atau urine; perdarahan
lanjut dari sisi tusukan invesif.
Supresi sumsum dan produksi trombosit
menempatkan pasien pada resiko
perdarahan spntan tak terkontrol.
5. Evaluasi turgor kulit, pengiisian kapiler
dan kondisi umum membrane mukosa.
Indikator langsung status cairan/
dehidrasi.
6. Berikan cairan IV sesuai indikasi Mempertahankan keseimbangan cairan/elektrolit pada tak adanya pemasukan melalui oral; menurunkan risiko komplikasi ginjal.
2) Diagnosa II : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan :
- Tidak adekuatnya pertahanan sekunder
- Gangguan kematangan sel darah putih
- Peningkatan jumlah limfosit imatur
19
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
- Imunosupresi
- Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi)
Tujuan :
- Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Hasil yang Diharapkan :
- Infeksi tidak terjadi
No. Intervensi Rasional
1. Tempatkan anak pada ruang khusus.
Batasi pengunjung sesuai indikasi
Melindungi anak dari sumber potensial
patogen / infeksi
2. Berikan penjelasan untuk mencuci tangan
yang baik untuk semua staf petugas
mencegah kontaminasi
silang/menurunkan risiko infeksi
3. Awasi suhu. Perhatikan hubungan antara
peningkatan suhu dan pengobatan
chemoterapi. Observasi demam
sehubungan dengan tachicardi, hipertensi
Hipertermi lanjut terjadi pada beberapa
tipe infeksi dan demam terjadi pada
kebanyakan pasien leukemia.
4. Awasi pemeriksaan laboratorium : WBC,
darah lengkap
Penurunan jumlah WBC normal/matur
dapat diakibatkan oleh proses penyakit
atau kemoterapi.
5. Berikan obat sesuai indikasi, misalnya
Antibiotik
Dapat diberikan secara profilaksis atau
mengobati infeksi secara khusus.
3) Diagnosa III : Nyeri ( akut ) berhubungan dengan :
- Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikemas
dengan sel leukaemia.
- Agen kimia ; pengobatan antileukemia.
20
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
Tujuan :
- pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat
diterima anak
Kriteria Hasil :
-
No. Intervensi Rasional
1. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan
petunjuk nonverbal,rewel, cengeng,
gelisah.
Dapat membantu mengevaluasi pernyatan
verbal dan ketidakefektifan intervensi.
2. Berikan lingkungan yang tenang dan
kurangi rangsangan stress.
Meningkatkan istirahat.
3. Tempatkan pada posisi nyaman dan
sokong sendi, ekstremitas dengan bantal
Menurunkan ketidak nyamanan
tulang/sendi
4. Ubah posisi secara periodic dan berikan
latihan rentang gerak lembut.
Memperbaiki sirkulasi jaringan dan
mobilisasi sendi.
5. Berikan tindakan ketidaknyamanan; mis :
pijatan, kompres
Meminimalkan kebutuhan atau
meningkatkan efek obat.
DAFTAR PUSTAKA
http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/askep-leukemia-pada-anak/
Carth, Martha dan Kelly Smith. (2010). Nanda Diagnosa Keperawatan. Penerjemah : Fatiah Istiqomah. Digna Pustaka : 2010
21
PENYAKIT KRONIK
LEUKIMIA PADA ANAK
http://indonesiannursing.com/2008/09/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-diagnosis-leukemia-limfositik-akut/
22