makalah lapter

21
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan keridhoan- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Perencanaan Lapangan Terbang ini dengan baik, walaupun mungkin dalam bentuk ataupun sistematika penulisannya, belum sepenuhnya benar. Makalah ini, di buat atas dasar untuk kepentingan penulis yang dimana sebagai penunjang nilai dalam mata kuliah Perencanaan Lapangan Terbang, dan sebagai bahan pembelajaran demi kelangsungan proses belajar mengajar di kelas. Sehingga kritik dan saran dari Dosen Pengajar dan pembaca, sangatlah diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Untuk itu, penulis mengemukakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang turut membantu penulis, dalam menyelesaikan makalah ini.

Upload: zulkifli-s-hulalata

Post on 07-Feb-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknik sipil

TRANSCRIPT

Page 1: makalah lapter

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

rahmat dan keridhoan- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Perencanaan

Lapangan Terbang ini dengan baik, walaupun mungkin dalam bentuk ataupun sistematika

penulisannya, belum sepenuhnya benar.

Makalah ini, di buat atas dasar untuk kepentingan penulis yang dimana sebagai

penunjang nilai dalam mata kuliah Perencanaan Lapangan Terbang, dan sebagai bahan

pembelajaran demi kelangsungan proses belajar mengajar di kelas. Sehingga kritik dan saran

dari Dosen Pengajar dan pembaca, sangatlah diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Untuk itu, penulis mengemukakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan terima

kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang turut membantu penulis, dalam

menyelesaikan makalah ini.

Manado, Februari 2012

Penulis

Page 2: makalah lapter

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

B.   PERMASALAHAN

C.   TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

D.   METODE PENULISAN

E.   SISTEMATIKA PENULISAN

BAB. II PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN LANDAS PACU

B.  PENAMAAN

C. TEKNIS

D. PEMELIHARAAN

E.  KONFIGURASI DASAR LANDAS PACU

BAB. III PENUTUP

A.  KESIMPULAN

B.  SARAN

Daftar Pustaka

Page 3: makalah lapter

BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Bandar udara (disingkat: Bandara) atau Pelabuhan Udara merupakan sebuah fasilitas

tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana

minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi

berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara

adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang

diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan

pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan

udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk

menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".

Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang

bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.

Di masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya

penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang,

bandar udara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.

Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam

perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran,

dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.

Page 4: makalah lapter

Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga

sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar

udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang berstatus

bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda

(Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.

Fasilitas bandar udara yang terpenting adalah:

Sisi Udara (Air Side)

landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya

tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang

melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras

(stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter,

misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya

cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai

konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani

adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb.

Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600

meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100,

DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu

landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.

Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan

taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton

bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat

Page 5: makalah lapter

Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus

pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.

Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit

penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadan

kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll.

peralatan penolong dan pemadam kebakaran

Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

Sisi Darat (Land Side)

Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau

pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom -

Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding

lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar,

penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil,

penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.

Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan

terminal

Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk

taksi.

B. PERMASALAHAN

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam maklah ini adalah tentang salah satu

komponen Lapangan Terbang yaitu Landas Pacu / Runway (R/W), sebagai berikut:

Page 6: makalah lapter

1.    PENGERTIAN

2.    PENAMAAN

3.    TEKNIS

4.    PEMELIHARAAN

5.    KONFIGURASI DASAR LANDAS PACU

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

Adapun yang menjadi tujuan dari pada penulisan maklah ini adalah :

1.    Sebagai salah satu penilaian dalam mata kuliah Perencanaan Lapangan Terbang.

2.    Menguatkan pemahaman tentang salah satu komponen lapangan terbang yaitu Landas

Pacu / Runway

3.    Untuk mengkaji secara meendalam mengenai landas pacu.

D. METODE PENULISAN

Untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka penyusunan maklah

ini penulis telah mengunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan

mempelajari sumber-sumber tertulis, seperti buku-buku yang membahas masalah mengenai

lapangan terbang, artikel-artikel, dan berbagai sumber lainnya.Untuk pengolahan bahan-bahan

tersebut telah digunakan metode-metode:

1.    Metode deduktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum

kemudian dari hal-hal yang bersifat umum ini ditarik kesimpulan yang khusus.

Page 7: makalah lapter

2.    Metode induktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat khusus

kemudian dari hal-hal yang bersifat khusus ini ditarik kesimpulan yang umum.

E.   SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini dibagi dalam tiga bab yang saling keterkaitan erat satu sama lain karena bab

yang lebih dahulu merupakan dasar untuk pembahsan dalam bab selanjutnya. Yang dibahas

dalam masing-masing bab itu, secara garis besarnya adalah:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini dijelaskan beberapa hal yang bersifat teknis untuk suatu penulisan ilmiah yaitu:

A.   Latar belakang penulisan;

B.   Permasalahan;

C.   Tujuan dan manfaat penulisan;

D.   Metode penulisan;

E.   Sistematika penulisan;

Bab II Pembahasan

Bab pembahasan ini membahas tentang permasalahan yang ada.

BAB III Penutup

Terdiri atas:

A.   Kesimpulan

B.   Saran.

Pada akhir penulisan makalah ini, penulis menyertakan daftar pustaka yang menjadi

acuan pada penulisan ini.

Page 8: makalah lapter

BAB III

PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN

Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas

landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam bahasa Inggris disebut

runway.

Gambar. Landas pacu 1 di Bandara Internasional El Dorado, Bogotá, D.C.

Page 9: makalah lapter

B.   PENAMAAN

Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh:

36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu bisa

dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27.

Apabila bandara memiliki beberapa landas pacu dengan arah sama, akan diidentifikasi

dengan penambahan huruf L, C, dan R untuk Left, Center, dan Right (kiri, tengah, kanan) yang

ditambahkan di akhir. Contoh: landas pacu 02R/20L.

C.   TEKNIS

Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan identifikasi angka

derajat dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis garis yang mirip dengan "zebra cross"

pada ujung ujungnya yang semakin berkurang jumlah garisnya bila menuju ke tengah landasan

yang menunjukkan saat saat pesawat harus touch down (roda roda menyentuh landasan saat

mendarat) serta take off (melandas). Pada landasan-landasan tertentu, ujung ujung landasan yang

digunakan untuk touch down atau take off digunakan lapisan beton, bukan aspal, untuk

menghindari melelehnya aspal pada saat pesawat take off dengan kekuatan mesin penuh,

khususnya pesawat tempur yang menggunakan mekanisme afterburner sehingga menimbulkan

semburan api pada nozzle (saluran buang) mesin pesawat. Aspal yang digunakan yang terbaik

adalah aspal alam, dan yang terbaik digunakan adalah aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad

dan Tobago, jadi tidak menggunakan aspal hasil olahan minyak bumi, yang mudah

mencair/melunak akibat panas matahari, tekanan dan panas yang ditimbulkan dari semburan gas

buang mesin pesawat. Pada bagian bawah lapisan aspal digunakan lapisan batu kali, bukan batu

koral seperti halnya penggunaan pengaspalan jalan raya. Landasan pacu dibuat dengan

Page 10: makalah lapter

perhitungan teknis tertentu sehingga permukaannya tetap kering, sekalipun pada musim hujan,

dan mencegah tergenangnya landasan yang mengakibatkan pesawat mengalami aquaplanning,

terutama saat mendarat yang sangat membahayakan.

Pada tepi kanan dan kiri serta ujung ujung landas pacu diberi lampu-lampu dan tiang-

tiang navigasi yang digunakan untuk membantu navigasi terlebih lebih pada cuaca buruk dan

penerbangan malam hari.

Landas pacu sebuah lapangan terbang perintis.

Landas pacu bandara perintis memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan

bandara bandara komersial terlebih lebih di kawasan terpencil. Landasan pacu ini dikenal

sebagai airstrip. Terkadang hanyalah lajur tanah yang diperkeras yang diberi lapisan rumput, dan

untuk mencegah amblasnya tanah digunakan lonjoran lonjoran baja atau alas marston (lapisan

plat baja yang berlubang lubang). Di Indonesia, landasan seperti ini digunakan di daerah

pedalaman Irian Jaya atau Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini digunakan pada masa

Perang Dunia II untuk kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis.

Panjang landasan pacu bergantung pada suhu, kecepatan dan arah angin, serta tekanan

udara di sekitarnya. Di daerah gurun dan di dataran tinggi, umumnya landas pacu yang

digunakan lebih panjang daripada yang umum digunakan di bandara-bandara bahkan bandara

internasional, karena tekanan udara yang lebih rendah. Sebagai contoh, landas pacu di kota

Doha, Qatar memiliki ukuran panjang sampai lebih dari 5.000 meter.

Landasan tertentu dilengkapi dengan kabel penahan pesawat untuk pendaratan (arrester

cable) bahkan pelontar pesawat (catapult), terutama untuk landasan pendek dan landasan pada

kapal induk.

Page 11: makalah lapter

D.   PEMELIHARAAN

Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan

benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia

penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD). Kecelakaan pesawat terbang di

landasan pacu umumnya disebabkan karena adanya benda benda asing baik yang masuk ke

dalam mesin pesawat maupun merusak badan pesawat atau roda pesawat saat pesawat lepas

landas atau mendarat. Hal tersebut seperti yang dialami pesawat Concorde di Bandara Charles de

Gaulle, Paris, Perancis pada tahun 2000 yang menyebabkan pesawat terbakar dan jatuh yang

menewaskan seluruh penumpang, krew dan penduduk setempat. Selebihnya karena cuaca dan

bahkan gangguan burung sehingga umumnya di setiap bandara komersial bahkan perintis

dilengkapi menara pengawas yang mengawasi lalu lintas penerbangan, komunikasi bahkan

informasi cuaca. Pada bandara tertentu, dilengkapi sensor dan pengusir burung dan sensor cuaca

serta sensor untuk mengukur tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pesawat.

Selain itu pula, setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu landasan dan

peralatan bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk membersihkan sisa sisa jejak karet

yang ditimbulkan oleh roda-roda pesawat yang bila tidak dibersihkan juga dapat mengganggu

keselamatan penerbangan.

E.    KONFIGURASI DASAR LANDAS PACU

Banyak Macam konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah kombinasi dari

konfigurasi dasar. Konfigurasi dasar adalah:

a)    Landasan Pacu Tunggal

b)    Landasan Pacu Pararel

Page 12: makalah lapter

c)    Landasan Pacu Jalur Ganda

d)    Landasan Pacu Silang

e)    Landasan Pacu V Terbuka

Ø  Landas Pacu Tunggal  (Single  Runway)

Konfigurasi landas pacu ini merupakan jenis paling sederhana, sebagian besar lapangan

terbang di Indonesia adalah landasan tunggal. Kapasitas landasan pacu tunggal dalam kondisi

Visual Flight Rule (VFR) antara 45-100 gerakan tiap jam, sedangkan dalam kondisi IFR

(Instrument Flight Rule) kapasitasnya berkurang menjadi 40-50 gerakan tergantung kepada

komposisi pesawat campuran dan tersedianya alat bantu Navigasi.

Ø  Landas Pacu Parallel (Parallel Runways)

Konfigurasi landas pacu ini memungkinkan peningkatan kapasitas; semakin banyak

jumlah landas pacu semakin besar kapasitas bandar udara yang bersangkutan. Kapasitas landasn

sejajar terutama tergantung kepada jumlah landasan dan pemisahan/penjarakan antara dua

landasan. Penjarakan landasan dibagi menjadi tiga:

1.    Berdekatan (close) mempunyai jarak sumbu ke sumbu 213 m (untuk lapangan terbang

pesawat transport), minimum 1067 dalam kondisi IFR.

2.    Landasan sejajar menengah (intermediate) dipisahkan dngan jarak 107 m – 1524 m.

3.    Landasan sejajar jauh (Far) dipisahkan dengan jarak 1310m atau lebih.

Page 13: makalah lapter

Ø  Landas Pacu Jalur Garda (Dual Lane Runway)

Konfigurasi landas pacu ini merupakan dua landas pacu parallel yang saling berdekatan

dengan landas hubung keluar masing-masing. satu landas pacu untuk kedatangan yaitu yang

terjauh dari bangunan terminal dan yang terdekat dengan bangunan terminal untuk

pemberangkatan.

Ø  Landas Pacu Silang (Intersecting Runways)

Konfigurasi landas pacu ini terdiri dari dua atau lebih landas pacu yang berbeda arah satu

dari yang lainnya. Hal ini didasarkan atas kebutuhan untuk mengatasi arah angin yang bertiup

lebih dari satu arah dan berdampak pada angin samping (cross winds) yang kuat jika

menghandalkan satu.

Ø  Landas Pacu V-Terbuka (Open-V Runways)

Konfigurasi landas pacu memberi manfaat hampir sama dengan jenis intersecting

runways (jika angin bertiup kuat dari satu arah) hanya saja jika tiupan angin tidak terlalu kuat,

kedua landas pacu dapat digunakan bersama-sama.

Page 14: makalah lapter

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas

landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam bahasa Inggris disebut

runway.

Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh:

36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu bisa

dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27.

Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan

benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia

penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD).

Banyak Macam konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah kombinasi dari

konfigurasi dasar. Konfigurasi dasar adalah:

a) Landasan Pacu Tunggal

b) Landasan Pacu Pararel

c) Landasan Pacu Jalur Ganda

d. Landasan Pacu Silang

e. Landasan Pacu V Terbuka

B.    SARAN

Adapun saran saya adalah agar Makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi

seluruh pembaca.

Page 15: makalah lapter

DAFTAR PUSTAKA

Basuki Heru. 1986. Meranacang, Merencana Lapanagn Terbang.Bandung: PT. Alumni

www.google.com

www.wikipedia.com