makalah kunjungan museum polri 2009
DESCRIPTION
Laporan hasil pelaksanaan kunjungan ke Museum PolriTRANSCRIPT
PESAN SEJARAH
UNTUK GENERASI POLRI MASA DEPAN
(Hasil observasi singkat Museum Polri)
I. PENDAHULUAN.
1. Latar Belakang
Eksistensi Polri saat ini dalam mengemban tugas pokonya selaku
pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, pemelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat serta penegak hukum tentunya tidak dapat
dilepaskan begitu saja dari campur tangan berbagai pihak, khususnya
para pendahulu Polri yang telah memberikan sumbangsihnya berupa
pengabdian terbaiknya bagi kemajuan Polri. Pengorbanan jiwa raga dan
harta benda pun tentunya tidak luput dalam perjalanan pengabdian
tersebut. Sejak berdirinya Polri secara resmi sebagai pengemban fungsi
kepolisian di negara kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 1 Juli
1946, maka sejak saat itu pula lah sejarah merekam segala hal yang
telah diperbuat Polri dalam rangka turut serta menjaga keutuhan dan
kedaulatan NKRI melalui peran Polri dalam proses kemerdekaan RI
maupun penumpasan pemberontakan-pemberontakan sampai dengan
saat ini dimana Polri berfokus untuk mewujudkan tekad sebagai abdi
utama bagi nusa dan bangsa Indonesia dengan berlandaskan tekad
untuk semakin meningkatkan kualitas kinerja Polri tanpa henti.
Segala sumbangsih dari para pendahulu Polri dalam mengabdikan
dirinya maupun peran Polri dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan
bernegara ini tentunya tidak boleh hilang begitu saja mengingat di
dalamnya antara lain terdapat nilai-nilai perjuangan Polri, pesan-pesan
luhur para pendahulu Polri, tantangan-tantangan maupun hambatan-
hambatan yang dihadapi Polri bahkan kekurangan-kekurangan yang
dimiliki Polri pun perlu untuk diketahui oleh para generasi penerus Polri
yang hendak menerima estafet pengabdian Polri di masa-masa yang
akan datang. Pesan-pesan sejarah pengabdian Polri harus senantiasa
sampai kepada setiap insan bhayangkara di seluruh penjuru tanah air
Indonesia. Sehingga seiring dengan pelaksanaan pengabdian para
generasi penerus Polri tersebut, tidak terlupakan pula sejarah para
pendahulu Polri dan peran Polri demi NKRI. Hal dimaksud senada
dengan ucapan mantan Presiden Soekarno, “JASMERAH (Jangan
Melupakan Sejarah”, karena melalui sejarah kita dapat menjadikan
peristiwa-peristiwa di masa lalu sebagai bahan pelajaran yang dapat
digunakan dalam menambah khasanah wawasan kita, menghargai jasa-
jasa para pendahulu Polri dan membantu memiliki perspektif yang
visioner dalam memajukan organisasi Polri.
Oleh karena itulah, pada masa kepemimpinan Polri di bawah
Kapolri Jenderal Polisi Drs. H. Bambang Hendarso Danuri, M.M. dimulai
proses pembangunan Museum Polri untuk pertama kalinya yang
dilaksanakan sejak bulan februari 2009 dan telah diresmikan pada
tanggal 1 Juli 2009. Inisiatif Kapolri Jenderal Polisi Drs. H. Bambang
Hendarso Danuri, M.M. untuk mengabadikan rekam jejak langkah demi
langkah Polri dalam berkiprah melaksanakan tugas-tugasnya dalam
suatu museum merupakan suatu usaha yang ditujukan dalam rangka
membangun sebuah cermin identitas baru yang utuh bagi Polri, berkait
dengan pengalaman masa lalu, masalah-masalah kekinian dan
sekaligus kesiapan menghadapi tantangan masa depan yang menuntut
ketrampilan, kearifan, dan pengetahuan serta sikap tegas dalam
menghadapi masalah1.
Selanjutnya melalui tulisan ini, penulis hendak berusaha
menggambarkan sekelumit “pesan-pesan” maupun peristiwa-peristiwa
yang “terekam” pada museum Polri yang telah dikunjungi penulis
beserta seluruh mahasiswa PTIK Angkatan ke-55 pada tanggal 1
September 2009. Kegiatan dimaksud merupakan bagian dari proses
pembelajaran dari mata kuliah Sejarah Kepolisian bagi mahasiswa
PTIK. Dalam penulisan suatu sejarah peristiwa tertentu, hendaknya
perlu diperhatikan metode-metode penulisan kesejarahan sebagai
berikut2 :
1 Sambutan Kapolri Jenderal Pol. Drs. H. Bambang Hendarso Danuri, M.M. dalam Buku Panduan Museum Polri, 30 Juni 2009, h. 3.
2 Arahan Dosen Pengajar Mata Kuliah Sejarah Kepolisian kepada Mahasiswa PTIK Angkatan ke-55 di kelas 325, tanggal 1 September pukul 08.30 WIB, sebelum pelaksanaan kegiatan kunjungan ke Museum Polri.
2
1. Heuristik
Sejarah berfungsi untuk mencari jejak masa lalu melalui
penemuan sumber-sumber yang dapat memberi informasi,
berupa peninggalan benda-benda sejarah, dokumen, pelaku,
saksi dan informan.
2. Penilaian sejarah secara kritis
Penilaian terhadap suatu sejarah baik berdasarkan sumber
ektern dan intern sehingga dapat diketahui apabila terdapat gap
informasi pada suatu penulisan sejarah.
3. Interpretasi
Berdasarkan informasi yang didapat dari suatu sejarah
selanjutnya dilakukan proses pemahaman guna mengetahui
pesan yang terkandung dalam suatu fenomena (non narasi).
4. Historiografi
Penulisan sejarah secara kritis dan ilmiah yang menyajikan
peristiwa-peristiwa masa lalu secara rekonstruktif dan imajinatif.
2. Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi permasalahan
dalam penulisan ini adalah bagaimana optimalisasi fungsi Museum Polri
dalam meningkatkan wawasan pengabdian generasi penerus Polri
masa depan ?
3. Persoalan-persoalan
Dari permasalahan tersebut, maka persoalan-persoalan yang
akan dibahas dalam penulisan ini adalah :
a. Bagaimana latar belakang pendirian Museum Polri ?
b. Bagaimana kondisi Museum Polri saat ini ?
c. Upaya-upaya apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka
mengoptimalkan fungsi dan eksistensi Museum Polri ?
II. PEMBAHASAN.
1. Latar Belakang Pendirian Museum Polri
3
Latar belakang pendirian museum Polri yang saat ini telah dibuka
untuk khalayak umum sejak diresmikannya pada tanggal 1 Juli 2009
berawal dari inisiatif yang dicetuskan Kapolri Jenderal Polisi Drs.
Bambang Hendarso Danuri, M.M. dengan dilandasi semangat untuk
melestarikan nilai-nilai sejarah dari segenap kiprah Polri dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dan mewariskannya kepada
generasi penerus Polri masa depan sehingga diharapkan Polri masa
depan senantiasa maju dan eksis baik di kancah nasional maupun
internasional.
Berbagai informasi yang dapat diperoleh dengan mengamati
obyek-obyek sejarah di Museum Polri dapat menambah wawasan
generasi penerus bangsa pada umumnya dan generasi penerus Polri
pada khususnya, mulai dari obyek-obyek sejarah yang ada di Lantai 1,
Lanta 2 dan Lantai 3. Tema besar tentang upaya Polri dalam
menyelenggarakan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan
berbagai proses yang mempengaruhinya merupakan ekspresi
kesejarahan yang menjadi dasar legitimasi Polri sebagai lembaga yang
dibentuk untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat3.
2. Kondisi Museum Polri
Secara umum, Museum Polri yang baru saja diresmikan oleh
Kapolri Jenderal Polisi Drs. H. Bambang Hendarso Danuri, M.M.
memiliki kondisi sebagai berikut :
a. Relief pada Dinding bagian depan Museum Polri
b. Obyek Sejarah pada Lantai 1
1) Patung Polisi
Pada saat awal memasuki lobi Museum Polri dapat kita
jumpai benda berupa patung polisi yang dibuat oleh
pematung ternama Indonesia Dolorosa Sinaga. Patung
tersebut berupa tiga orang polisi, satu sedang memegang
kerta-melambangkan bahwa Polri membutuhkan
pengetahuan dalam melaksanakan tugasnya, satu sedang
3 Landasan pemikiran inisiatif pembangunan Museum Polri dalam Buku Panduan Museum Polri, 30 Juni 2009, h. 7.
4
membawa burung merpati-melambangkan bahwa
perdamaian dan sisi kemanusiaan adalah dua hal yang
harus diutamakan oleh polisi dalam menjalankan tugasnya
dan yang satu lagi sedang melindungi seorang perempuan
dan anak-melambangkan masyarakat umum yang
dilindungi dan diayomi oleh polisi.
2) Ruang Sejarah
Ruangan ini terletak pada sisi sebelah kanan museum
setelah kita melewati bagian lobi. Keberadaan ruangan ini
untuk memberikan gambaran tentang eksistensi konsep
lembaga kepolisian yang sebenarnya telah ada dalam
tatanan negara sejak masa feodal. Sehingga melalui
ruangan ini ingin ditunjukkan bahwa sebenarnya identitas
Polri tetap tidak berubah, yakni sebagai alat negara
penegak hukum walaupun dalam dinamikanya telah
mengalami barbagai perubahan seiring perjalanan
kehidupan berbangsa dan bernegara, yang digambarkan
dengan eksistensi fungsi kepolisian sejak masa kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit pada abad ke-7 sampai ke-16, era
tahun 1600 -1945, era 1945-1946, era 1946-1949, era
1950-1959, era 1959-1966, era 1966-1998 dan seterusnya
hingga saat ini.
3) Ruang Koleksi dan Peristiwa
Ruangan ini terletak di sisi kiri setelah melewati ruang lobi
museum. Di dalam ruangan inilah terdapat berbagai benda
bersejarah yang telah digunakan dalam rangka
mendukung pekerjaan Polri. Melalui Ruang Koleksi dan
Peristiwa inilah hendak digambarkan tentang peran
perangkat-perangkat teknologi dari masa lalu dalam
membantu tugas Polri, perkara-perkara apa saja yang
telah berhasil ditangani dengan perangkat teknologi
tersebut dan efektivitas fungsinya, antara lain Koper
Identifikasi Sidik Jari, Lie Detector jenis Polygraph
Calibrator LX 2000 W-305 buatan Lafayette Instrumen
5
Company yang diadakan Polri tahun 1997, Kamera
Tersamar Chinon yang terletak dalam koper khusus untuk
keperluan undercover, dan lain-lainnya.
4) Hall of Fame
Di ruangan inilah para generasi penerus Polri dapat
menyaksikan para tokoh pemimpin Polri dengan nilai-nilai
serta tradisi yang mereka telah tanamkan terhadap
organisasi Polri di era kepemimpinannya masing-masing.
Melalui ruangan ini dapat kita saksikan sekilas kiprah dan
sumbangsih serta kekhasan leadership style tiap-tiap
Kapolri dari masa ke masa, dimulai dari R.S. Soekanto
Tjokrodiatmodjo sampai dengan Jenderal Polisi Drs. H.
Bambang Hendarso Danuri, M.M.
c. Denah Lantai 2
1) Ruang Kepahlawanan
Berbagai kisah kepahlawanan yang telah diukir oleh para
pendahulu Polri dalam mengabdikan jiwa dan raganya
demi bangsa dan negara terpatri di dinding-dinding Ruang
Kepahlawanan ini. Mulai dari kisah Inspektur Polisi
Mohammad Jasin yang pada tanggal 21 Agustus 1945
mendeklarasikan Tokubetsu Keisatsutai (Polisi Istimewa)
Surabaya sebagai Polisi Republik Indonesia dan siap
mempertahankan kedaulatan NKRI, dedikasi R.
Soebarkah yang telah meletakkan fondasi pendidikan
Polri, kisah heroik Anton Soedjarwo dalam operasi Trikora,
kisah Aipda K.S. Tubun dan Sukitman, kehidupan polisi di
wilayah perbatasan dan wilayah terpencil, polisi korban
bom di Kedubes Australia, polisi korban Tsunami Aceh,
Gugurnya Polisi Forensik saat menjalankan tugas olah
TKP di KMP Levina I dan lain-lainnya.
2) Ruang Simbol dan Kesatuan
Polri memiliki struktur yang begitu kompleks yang terwujud
dalam berbagai fungsi struktural di tubuh Polri. Di ruangan
ini dapat terlihat gambaran yang utuh tentang kesatuan-
6
kesatuan yang ada dalam organisasi Polri, meliputi tugas
utama fungsi tersebut, kiprahnya dalam sejarah kepolisian
Indonesia dan perkembangannya hingga masa kini yang
dilengkapi pula dengan presentasi berbagai simbol-simbol
tiap fungsi Polri-Reserse, Lalu-Lintas, Samapta, Intelijen,
Brimob, Densus 88/AT, dll-eksistensi Polwan, sampai
dengan keseluruhan simbol Polda-mulai Polda NAD
sampai Maluku Utara.
3) Ruang Penegakan Hukum
Salah satu tugas pokok Polri yaitu sebagai penegak
hukum serta keberhasilan-keberhasilannya dalam
mengungkap berbagai kasus besar/menonjol digambarkan
melalui ruangan ini, mulai dari pengungkapan kasus-kasus
Bom-kasus Bom Bali I dan II, kasus Bom Hotel JW
Marriot, kasus Bom Kedubes Australia- penggerebekan
kelompok-kelompok teroris JI, pengungkapan kasus illegal
logging skala besar, pembongkaran pabrik-pabrik ekstasi
sampai dengan pengungkapan kasus cyber crime, dan
lain-lain.
4) Kid’s Corner
Pengenalan tentang tugas-tugas kepolisian sejak dini
terhadap anak-anak tentunya memiliki nilai strategis dalam
menanamkan nilai-nilai kemuliaan tugas Polri tersebut
sehingga diharapkan kelak dari sekian anak-anak yang
pernah mengunjungi Kid’s Corner tersebut berminat
mengabdikan diri melalui Polri maupun bagi yang tidak
demikian turut memiliki pemahaman tentang tugas-tugas
Polri sejak dini.
5) Ruang Labfor dan Identifikasi
Disinilah tergambar bagaimana upaya-upaya Polri secara
profesional dalam melakukan proses penyelidikan dan
penyidikan dengan menggunakan metode Scientific Crime
Investigation guna keperluan pembuktian suatu peristiwa
yang diduga tindak pidana.
7
d. Denah Lantai 3
1) Ruang Audio Visual
Kilas balik sejarah Polri melalui film-film dokumenter dapat
disaksikan di ruangan ini. Sehingga para pengunjung
museum dapat menyaksikan garis besar lintasan sejarah
Polri dalam perkembangannya sejak pertama kali dibentuk
hingga saat ini.
2) Ruang Pameran Temporer
Ruangan ini melengkapi pameran-pameran permanen dari
Lantai 1 dan 2 dengan pameran-pameran tematik berkala.
Disamping itu, ruangan ini juga disediakan bagi pihak
umum yang hendak menyelenggarakan pameran-pameran
tertentu, seperti pameran foto, seni rupa, dan lain-lain.
3) Ruang Perpustakaan
Berbagai buku referensi tentang Polri dan fungsi
kepolisian secara umum disediakan bagi pengunjung
museum di ruangan ini guna menambah wawasan tentang
berbagai hal terkait dunia kepolisian.
3. Upaya Optimalisasi Fungsi dan Eksistensi Museum Polri
Berdasarkan hasil observasi singkat yang dilakukan penulis
terhadap situasi dan kondisi di Museum Polri, maka secara garis besar
Museum Polri dapat dinilai sudah mendekati maksimal dalam penyajian
ekspresi kesejarahan Polri, namun akan lebih dapat ditingkatkan lagi
kualitas Museum Polri apabila dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Sebagai langkah awal dalam melestarikan aspek-aspek
kesejarahan peran Polri dalam kehidupan bangsa dan negara
Indonesia, maka untuk saat ini keberadaan Museum Polri sudah
cukup representatif, namun masih perlu dilakukan pengembangan
secara lebih mendalam terkait dengan peran-peran Polri di setiap
proses perjalanannya menjalankan fungsi kepolisian bagi negara
kesatuan Republik Indonesia. Misalnya saja dalam deskripsi
tentang leadership style oleh tiap-tiap Kapolri menurut mahasiswa
masih dirasakan terlalu singkat padahal banyak sekali mungkin
8
aspek-aspek kepemimpinan para Kepolri tersebut yang dapat digali
lebih dalam sebagai khasanah kesejarahan Polri, seperti halnya
eksistensi kepemimpinan mantan Kapolri Jenderal Polisi Hoegeng
Iman Santoso yang senantiasa dikenang oleh seluruh masyarakat
Indonesia dan mendapatkan predikat sebagai salah satu putra
terbaik bangsa ini mengingat semasa kepemimpinannya, beliau
dikenal jujur, adil, tidak berpihak, inovatif dan profesional.
b. Menurut pengamatan mahasiswa, masih banyak terdapat missing
link dalam pengungkapan sejarah Polri pada Museum Polri yang
perlu diperbaiki ke depannya, sehingga terkesan terlalu singkat
dan tidak lengkap, seperti halnya di Ruang Sejarah pada Lantai 1
terkesan menonjolkan peran Polri yang diwakili oleh Polisi
Istimewa dalam perjuangan kemerdekaan RI sampai dengan
masa-masa agresi militer Belanda, pemberontakan PKI dan
gerakan-gerakan separatis lainnya, sehingga penampakkan
tentang kesan tugas-tugas Polri sebagai pelindung, pengayom dan
pelayan masyarakat masih dirasa kurang. Oleh karena itu perlu
upaya lebih lanjut untuk senantiasa memperbaikinya.
III. KESIMPULAN.
Melalui pelaksanaan kegiatan dimaksud, Mahasiswa dapat lebih
memiliki kesadaran korps (esprit de corps) dan solidaritas kolektif sebagai
anggota Polri sehingga mampu memberikan motivasi tersendiri untuk
senantiasa memberikan pengabdian terbaik bagi nusa dan bangsa.
Dengan mengetahui sejarah Polri yang dirangkum dalam satu Museum
Polri tersebut, Mahasiswa selaku generasi penerus Polri akan senantiasa
menjadi insan bhayangkara yang menghargai jasa-jasa para pendahulunya,
tidak melupakannya begitu saja seiring perjalanan waktu.
Eksistensi Museum Polri di tengah-tengah kehidupan masyarakat dapat
menjadi sarana legitimasi Polri melalui ekspresi kesejarahan Polri sehingga
masyarakat dapat semakin percaya, cinta dan bangga terhadap Polri dalam
menjalankan perannya utamanya dalam masyarakat, to protect and serve.
Dengan kondisi Museum Polri saat ini masih perlu dilakukan
pengembangan-pengembangan lebih lanjut secara konsisten dan
9
berkesinambungan sehingga dapat disajikan aspek-aspek kesejarahan Polri
secara lebih lengkap dan rigid.
Jakarta, 2 September 2009Penulis
HANDIK ZUSENNO. MHS. 6877
10