makalah kromatografi uap

35
KIMIA ANALITIK 2 KROMATOGRAFI GAS Oleh Kelompok 4 1. Devi Hana Rahimah 2. Dwi Serfina Putri 3. Ismi Dian Khairunnisa H. 4. Nandi Firdaus 5. Rahmi Aulia 6. Widya Kartika Sari 7. Yuliani Mandasari Dosen Pembimbing: Edi Nasra S.Si., M.Si JURUSAN KIMIA

Upload: widyakartika

Post on 13-Sep-2015

52 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

KIMIA ANALITIK 2KROMATOGRAFI GAS

Oleh

Kelompok 4

1. Devi Hana Rahimah2. Dwi Serfina Putri3. Ismi Dian Khairunnisa H.4. Nandi Firdaus5. Rahmi Aulia6. Widya Kartika Sari7. Yuliani Mandasari

Dosen Pembimbing: Edi Nasra S.Si., M.Si

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI PADANG2015BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangPengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi diferensial komponen sampel diantara dua fasa. Menurut pengertian ini kromatografi selalu melibtakan dua fasa, yaitu fasa diam (Stationary Phase) dan fasa gerak (Gerak Phase). Fasa diam dapat berupa padatan atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu adsorben), sedangkan fasa gerak dapat berupa cairan disebut eluen atau pelarut, atau gas pembawa inert.Umumnya metode kromatografi diklasifikasikan atas jenis fasa yang digunakan dan sebagian berdasarkan mekanisme pemisahanya, salah satunya adalah kromatografi gas. Kromatografi gas sendiri terdiri dari berbagai jenis diantaranya yaitu : kromatografi gas padat (KGP), dan kromatografi gas cair (KGC).

1. Rumusan Masalah1. Bagaimana prinsip kerja Kromatografi gas?1. Apakah perbedaan kromatografi gas dengan kromatografi yang lain?1. Jelaskan keuntungan dan kelemahan dari Kromatografi gas.1. Apakah aplikasi dari kromatografi gas dikehidupan sehari-hari?

1. Tujuan1. Menjelaskan prinsip kerja Kromatografi gas.1. Membedakan kromatografi gas dengan kromatografi lain.1. Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari kromatografi gas.1. Memberikan aplikasi kromatografi gas pada kehidupan sehari-hari.

BAB II PEMBAHASAN

I. Pengenalan Kromatografi GasA. Pengertian Kromatografi GasKromatografi gas adalah suatu metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman instrumen dan elektronika yang telah merevolusikan keilmuan selama lebih dari 30 tahun. Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran yang sebagian atau semua komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti pada suhu yang dipakai untuk pemisahan.Kromatografi gas merupakan metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen didalamnya. Komponen campuran dapat diidentifikasi dengan menggunakan waktu tambat (waktu retensi) yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu retensi (waktu tambat) adalah waktu yang menunjukkan berapa lama suatu senyawa tertahan di dalam kolom. Waktu retensi diukur dari jejak pencatat pada kromatogram dan serupa dengan volume tambat dalam KCKT dan Rf dalam KLT.Fase diam pada kromatografi gas dapat berupa zat padat yang dikenal sebagai kromatografi gas-padat (GSC) dan zat cair sebagai kromatografi gas-cair (GLC). Keduanya hampir sama kecuali dibedakan dalam hal cara kerjanya. Pada GSC pemisahan dilakukan berdasarkan adsorpsi sedangkan pada GLC berdasarkan partisi. Kromatografi gas digunakan untuk analisa kualitatif terhadap cuplikan yang komponen-komponennya dapat menguap pada percobaan.B. Prinsip Kerja Kromatografi GasGas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen) dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel diinjeksikan ke dalam injektor (injection port) yang suhunya dapat diatur. Komponen-komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase diam pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-masing komponen sehingga terjadi pemisahan. Komponen yang terpisah kemudian akan menuju ke detektor dan akan menghasilkan sinyal listrik yang besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal tersebut lalu diperkuat oleh amplifer dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa puncak (peak).Kromatografi merupakan medan yang bergerak cepat karena sangat pentingya dalam praktek dalam banyak bidang penelitian. Usaha-uasaha berlanjut sepanjang banyak jalur, beberapa diantaranya adalah : detector yang lebih baik, bahan kemasan kolom yang baru, hubungan dengan instrument lain (seperti spectrometer massa) yang dapat membantu untuk mengidentifikasi komponen-komponen yang dipisahkan.Untuk memahami prinsip kerja dari kromatografi gas khususnya kromatigrafi gas cair (KGC), gas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen) dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel diinjeksikan ke dalam injektor (injection port) yang suhunya dapat diatur. Komponen-komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase diam pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-masing komponen sehingga terjadi pemisahan.yang dapat digambarkan dengan menggunakan gambar dari kamar-kamar khayal yang masing-masing berisi suatu porsi cairan atsiri, yang berfungsi sebagai fase stasionernya. Pada kamar pertama dimasukan suatu sampel fasa gerak, suatu gas seperti nitrogen, yang mengandung uap suatu senyawa organic, katakan benzene, jika cairan itu cocok maka sejumlah benzena akan melarut kedalamnya, dan sejumlah lain akan tetap tinggal dalam runag diatasnya. Hal ini dinyatakan dalam Hukum Henry dalam bentuknya yang biasa menyatakan bahwa tekanan parsial yang dilakukan oleh sutau zat terlarut dalam larutan encer akan berbanding lurus dengan fraksi molnya. Jadi untuk disrribusi dalam keadaan setimbang (dari) benzena antara cairan dan fase-fase uap dalam kamar tersebut dapat dituliskan:

Pbenzena = kXbenzena

Dimana Pbenzena dalah tekanan parsial benzene dalam fase uap, Xbenzena fraksi mol benzene dalam cairan, dan k suatu tetapan. Dealam kromatografi gas, tekana parsial dan fraksi mol sering digantikan oleh factor-faktor konsentrasi yang menghasilkan koefisien distribusi K yang tak berdimensi :K = konsentrasi benzene dalam fase cair (bbt/mol).C = Konsentrasi cair dalam fase gas (bbt/mol C).Kamar-kamar kesetimbangan dalam gambaran sebelumya disebut Lempeng teoritis, selanjutnya suatu kolom kromatografi bekerja pada kondisi aliran berkesinambungan (dari) fase gerak, dan kesetimbangan tidak akan tercapai pada titik manapun dalam kolom itu. Namun setelah menjalani penggal tertentu kolom, suatu campuran akan telah mengalami derajat fraksionasi yang samaseperti yang akan dicapai dalam satu tahap kesetimbangan. Penggal kolom yang mencapai ini disebut Tinggi Ekivalen suatu Lempeng Teoritis atau HETP. Panjang kolom total dibagi dengan HETP adalah banyaknya lempeng teoritis n dalam kolom, dan lazim untuk menilai penampilan kolom dengan menggunakan banyaknya lempeng ini.II. KolomHal yang harus diperhatikan saat pemisahan campuran dengan kromatografi gas adalah efisiensi kolom yang ditunjukkan oleh n atau H. Perhitungannya menggunakan persamaan Van Deemter, yang dirumuskan sebagai berikut:

AB Ct Cg(Pecksok, dkk, 1968).III. Penyangga PadatFase padat berfungsi untuk menyangga fase cair yang berupa lapisan tipis yang seragam. Penyangga yang optimum harus mempunyai beberapa sifat tertentu seperti:1. Luas permukaan jenis besar mulai 1 sampai 20 m2/gram.2. Struktur pori yang mempunyai garis tengah yang seragam, sekitar 10 atau kurang.3. Kelembaman antaraksi kimia dengan cuplikan dan penyerapan yang minimum.4. Partikel berbentuk teratur, ukuran seragam agar kemasan efisien.5. Kekuatan mekanik tidak boleh pecah-pecah ketika ditangani (luas permukaan besar).Bahan baku untuk kebanyakan penyangga kromatografi gas adalah diatomic, dikenal juga sebagai silika diatome, tanah diatome, atau Kieselguhr (kata Jerman). Diatomit tersusun dari kerangka diatome gangga renik bersel tunggal, terutama berupa silika hidrat mikro-amorf. Kelebihan bahan baku ini adalah cemaran sedikit yaitu berupa logam oksida, kerangka sangat kecil, sangat berpori, dan luas permukaan yang besar.Beberapa jenis Chromosorb yang tersediadalam bentuk tanpa perlakuan dan dalam berbagai ukuran mesh:1. Chromosorb A digunakan untuk kromatografi gas skala preparatif. Kapasitasnya baik untuk penyangga fase cair (maksimum 25%), strukturnya tidak mudah hancur pada penanganan, dan permukaannya tidak terlalu kuat menyerap. Chromosorb A tersedia dalam rentang ukuran mesh 10/20, 20/30, dan 30/40. Ukuran ini memungkinkan penggunaan kolom panjang dengan penurunan tekanan yang tidak besar.2. Chromosorb G digunakan untuk memisahkan senyawa polar. Luas permukaannya yang kecil, kekerasannya, dan cirri penangannya yang baik menjadikan bahan ini pengganti yang baik untuk penyangga ringan mudah pecah seperti Chromosorb W. Chromosorb G dipakai dengan menggunakan lapisan fase cair yang lebih sedikit. Lapisan 5% pada Chromosorb G setara dengan lapisan 12% pada Chromosorb W.3. Chromosorb P dibuat dati bata merah Sil-O-Cel C-22 buatan Johnson Manville. Bahan ini merupakan diatomit yang dikalsinasi, berwarnamerah jambu, dan nisbi keras. Permukaannya lebih kuat menyerap dibandingkan permukaan Chromosorb jenis lainnya dan terutama digunakan untuk hidrokarbon.4. Chromosorb T, bahan ini dianjurkan untuk digunakan pada permukaan senyawa sangat polar atau senyawa reaktif seperti air, hidrazin, sulfur dioksida, dan halogen. Bahan disarankan agar penggunannya hanya jika kelembaman penyangga permukaannya diperlukan, karena Chromosorb T permukannya lembam terhadap berbagai senyawa.5. Chromosorb W adalah penyangga diatomit yang dikalsinasikan-fluks, dibuat dari bahan-bantu saring Celite buatan Johns Manville seperti Celite 545. Bahan ini mempunyai kinerja dan sifat yang serupa dengan Celite 545. Chromosorb W berwarna putih dan lebih rapuh ketimbang Chromosorb G. Bahan ini digunakan untuk pemisahan senyawa polar.Sifat fisika penyangga:JenisKerapatan jatuh bebasKerapatan terkemasLuas permukaan (m2/g)pH

Chromosorb A0,420,497,8-

Chromosorb G0,470,580,58,5

Chromosorb P0,180,241,08,5

Chromosorb T0,400,482,77,1

Chromosorb W0,380,474,06,5

Permukaan penyanng diatomit diliputi gugus silanol (Si-OH) dan silokson (Si-O-Si) yang dapt membentuk ikatan hydrogen dengan pelarut dan linarut. Keefisien diperoleh dari jumlah pelat teori yang dihitung untuk n-heksana. Keefisienan kolom Chromosorb T paling rendah. Angka pelat teori masing-masing dikurangi dengan angka pelat teori Chromosorb T sehingga angka pelat teori Chromosorb T 0% (McNair and E.J. Bonelli, 1988:36-38).IV. Fasa CairanJumlah fase cair yang digunakan harus cukup untuk menutupi partikel dengan lapisan seragam tipis. Jika terlalu banyak, fase cair berkumpul dalam rongga diantara partikel sehingga kolom kurang efisien. Keefisienan turun secara mencolok untuk beban cairan yang melampaui 30% pada penyangga tanah diatome. Pada penyangga Teflon, beban maksimum kira-kira 10% bobot. Waktu tambat berbanding lurus dengan fase cair yang ada, jadi beban cairan rendah berarti analisis cepat.Beban cairan yang terlalu rendah dapat menyebabkan tempat yang menyerap pada penyangga tidak tersaputi, hal ini dapat menyebabkan penyerapan tak bolak-balik atau cuplikan terurai. Keatsirian cuplikan harus dipertimbangkan ketika memilih jumlah fase cair. Senyawa yang kurang atsiri kurang baik dikerjakan pada kolom berbeban rendah -3% atau lebih rendah untuk bahan seperti steroid. Bahan yang sangat atsiri misalnya hidrokarbon yang sangat ringan, memerlukan beban cairan tinggi -20% sampai 30% karena kurang larut dalam fase cair. Semakin banyak fase cair, maka semakin lama waktu yang diperlukan linarut untuk tinggal dalam cairan sehingga pembagian semakin baik (McNair and E.J. Bonelli, 1988:36-38).V. DetektorDetektor kromatografi adalah suatu gawai yang menunjukkan dan mengukur banyaknya komponen yang terpisah dalam gas pembawa. Detektor dapat dikelompokkan atas beberapa macam, sebagai berikut:1. Detektor yang mengintegrasiDetektor yang mengintegrasi memberikan tanggapan yang berbanding lurus dengan massa total komponen dalam daerah yang dielusi. Kromatogram yang dihasilkan oleh detektor integrasi terdiri atas suatu deret tahapan jarak, antara bagian datar kurva yang berurutan, berbanding lurus dengan massa total komponen yang sesuai dengan tahapan. Buret titrasi adalah contoh detektor integrasi.2. Detektor yang mendiferensiasiDetektor ini menghasilkan tanggapan yang berbanding lurus dengan konsentrasi atau laju aliran massa komponen yang dielusi. Contohnya adalah detektor hantar bahang (DHB = TCD = Thermal conductivity detector) atau katarometer. Contoh detektor yang memberikan tanggapan terhadap laju aliran massa ialah detektor pengionan nyala (DPN = FID = Flame ionization detektor). Kromatogram yang dihasilkan oleh detektor yang mendiferensiasi terdiri atas sederet puncak, masing-masing puncak menyatakan komponen yang berlainan. Luas puncak berbanding lurus dengan massa keseluruhan komponen tersebut. Detektor yang tanggap terhadap konsentrasi

R = tanggapan detektor (misalnya mmol)= tetapan perbandinganC = konsentrasi komponen yang melewati detektor

sehingga,

karena F= laju aliran gas pembawa

Persamaan ini menunjukkan bahwa luas puncak berbanding lurus dengan massa keseluruhan komponen. Sehingga dapat dihitung persen bobot dari perbandingan luas pada kromatogram. Detektor tanggap terhadap konsentrasi, luas puncak berbanding terbalik dengan laju aliran gas pembawa. Jadi pada analisi kuantitatif yang teliti dengan menggunakan detektor hantar-bahang, laju aliran gas harus diusahakan tetap. Detektor yang tanggap terhadap laju aliran massa

Keterangan:K2 = tetapan perbandingan yang barum = massa seketika komponen dalam detektorHasil integral akan diperoleh,

Persamaan ini menunjukkan bahwa pada detektor yang tanggap terhadap laju aliran massa, luas puncak berbanding lurus dengan massa keseluruhan komponen yang dielusi. Namun tidak seperti pada detector konsentrasi, luas puncak pada detector aliran massa yidak bergantung pada laju aliran gas pembawa.Detektor kromatografi sangat berbeda prinsip kerjanya, sukar untuk membandingkannya. Beberapa ciri detektor adalah sebagai berikut:1. Keselektifan Keselektifan suatu detektor bergantung pada prinsip kerjanya. Senyawa yang bobot molekulnya berbeda, hantaran bahang berbanding lurus dengan bobot molekul, karena itu harus digunakan factor koreksi. Tanggapan detector pengionan-nyala terhadap ester berbeda dengan tanggapan terhadap ester atau hidrokarbon.

2. Kepekaan atau keterdeteksianKepekaan adalah tanggapan detektor, biasanya dalam mV, per satuan konsentrasi komponen. Menurut Hartmann adalah kuantitatif terdeteksi terkecil diukur pada aras sinyal sebesar dua kali aras derau dibagi dengan lebar alas puncak, dalam detik. Metode ini memperhatikan lebar puncak pada garis alas. Misalnya, cuplikan sebanyak 0,1 ng (10-10g) dengan lebar puncak pada alasnya 60 detik akan menunjukkan kepekaan 1,6 x 10-12 g/det. Jika suhu diturunkan pada cuplikan yang sama yang mempunyai lebar puncak pada alasnya sebesar 180 detik, maka kepekaannya menjadi 0,55 x 10-12g/det.Kepekaan juga dapat diukur dengan,

Atau

KeteranganS = kepekaan detector dalam (mv.cm3)/mgA = luas puncak dalam cm2c1 = kepekaan perekam dalam mv/cm kertas gaftarc2 = kebalikan kertas gaftar dalam menit/cmc3 = laju aliran gas pembawa dalam ml/menitw = bobot komponen dalam mg

3. TanggapanTanggapan detektor adalah besarnya sinyal yang ditimbulkan oleh sejumlah tertentu cuplikan. Hartman mendefinisikan tanggapan detektor pengionan sebagai ukuran proses pengionan pada pengubahan molekul cuplikan menjadi arus ion yang terkumpulkan.

4. Derau dan kuantitas terdeteksi minimumAras derau membatasi konsentrasi (laju aliran massa) komponen yang dapat dideteksi. Puncak tajam yang frekuensi tinggi dan bersifat acak menunjukkan derau listrik dalam sinyal yang diperkuat. Kuantitatif terdeteksi minimum suatu komponen adalah banyaknya komponen yang menghasilkan tanggapan detektor sebesar dua kali aras derau. 5. Rentang linierRentang linier suatu detektor dapat didefinisikan sebagai nisbah konsentrasi terbesar terhadap konsentrasi terkecil yang dalam rentang kedua konsentrasi tersebut detektor dalam keadaan linier (McNair and E.J. Bonelli, 1988:36-38).

VI. Analisis Kualitatif: Parameter RetentisiKromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang dapat menghasilkan identifikasi kualitatif. Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan laju migrasi masing-masing komponen dalam melalui kolom. Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari nilai waktu retensinya (Tr).Bagaimanapun juga seorang analis harus dapat memastikan bahwa hasil yang diperoleh adalah benar. Kromatografi gas dapat digunakan untuk analisis karenaretensi bersifat karakteristik pada tiap senyawa. Identifikasi puncak dapat diperoleh dengan menggunakan inframerah atau spektrometri masa akan tetapi teknik sering tidak ada atau biaya sangat mahal.Sampel yang paling sulit dianalisis adalah sampel yang komponen-komponennya benar-benar tidak diketahui. Dalam hal ini konsultasi data retensi terkadang tidaklah cukup. Tujuan dari analisis ini adalah identifikasi suatu komponen atau lebih dari suatu cuplikan. Hal ini dilakukan dengan membandingkan cuplikan dengan standar. Cara yang dilakukan adalah dengan membandingkan:a) Waktu RetensiWaktu retensi relatif bergantung pada suhu kolom dan jenis fasa diam. Waktu retensi yang telah dikoreksi adalah volume yang diukur dari titik suntik sampai ke maksimum puncak. Menentukan waktu retensi: Waktu retensi. Masa yang diambil untuk senyawa tertentu untuk melakukan perjalanan melalui kolom ke detektor dikenal sebagai waktu retensi. Kali ini diukur dari waktu di mana sampel disuntikkan ke titik di mana layar menunjukkan ketinggian puncak maksimum untuk senyawa itu.Senyawa yang berbeda memiliki penyimpanan yang berbeda kali. Untuk senyawa tertentu, waktu retensi akan bervariasi tergantung pada:titik didih kompleks. Senyawa yang mendidih pada suhu yang lebih tinggi daripada suhu kolom akan menghabiskan hampir seluruh waktu yang kental sebagai cairan pada awal kolom. Titik didih yang sangat tinggi berarti waktu penyimpanan yang lama. Kelarutan dalam fase cair. Semakin larut senyawa berada dalam fase cair, semakin sedikit waktu itu akan menghabiskan terbawa oleh gas. Tinggi kelarutan dalam fase cair berarti waktu tinggi retensi.b) Suhu kolomSuhu yang lebih tinggi akan cenderung menggairahkan molekul ke dalam fasa gas - baik karena mereka lebih mudah menguap, atau karena mereka sangat energik bahwa atraksi-atraksi di cairan tidak lagi menahan mereka. Suhu tinggi kolom yang lebih pendek retensi kali untuk segalanya di kolom.Untuk contoh yang diberikan dan kolom, tidak banyak yang dapat Anda lakukan tentang titik didih senyawa atau kelarutan mereka dalam fase cair - tetapi Anda memiliki kontrol atas suhu.Menggunakan suhu tinggi, semuanya akan melewati kolom jauh lebih cepat - tetapi kurang baik dipisahkan. Jika semuanya berlalu melalui dalam waktu yang sangat singkat, ada tidak akan banyak ruang antara puncak mereka di chromatogram. Jawabannya adalah untuk memulai dengan kolom yang relatif dingin dan kemudian secara bertahap dan sangat teratur meningkatkan suhu.c) Spiking/ko-kromatografiSpiking dilakukan jika ternyata didapatkan waktu-waktu retensi yang sama sehingga dapat menyatakan bahwa dua senyawa tersebut adalah sama. Metode percobaan yang paling mudah untuk identifikasi puncak adalah dengan menambahkan komponen ke dalam sampel dan mencoba untuk mengamati perubahan sebagai respon didalam spiked sampel.1. Metode mudah2. tidak mudah jika komponen yang lain mungkin memiliki waktu retensi yang sama.3. Dapat digunakan untuk menunjukkan ketidakhadiran dari suatu unsur dengan menampakannya pada waktu retensi yang benar-benar berbeda.4. Kemurnian spike harus diketahui karena ketidakmurnian dapat memberikan petunjuk yang salah.d) Metode Spektroskopi (mass spectra)Spektroskopi massa dapat digabungkan dengan kromatografi gas, sehingga setiap komponen dalam suatu cuplikan dpaat diketahui secara menyeluruh. Setiap komponen yang telah terpisahkan dan keluar dari kolom dikondensasi untuk kemudian analisis spektrometri NMR dengan syarat detektor nondestruktif (misalnya TCD) harus digunakan.Perbandingan Data RetensiVolume retensi suatu komponen adalah karakteristik sampel dan fase cair. Ini dapat digunakan untuk identifikasi komponen-komponen dalam sampel. Data retensi yang belum terkoreksi biasanya tidak digunakan mengingat volume retensi tergantung pada :1. Kolom2. Fase cair3. Temperatur kolom4. Kecepatan aliran5. Jenis gas pembawa6. Volume mati instrumen7. Penurunan tekanan across kolomAkan tetapi hal itu dapat digunakan pada sampel yang sudah diketahui informasinya dan tersedia standarisasinya. Kemampuan instrumen dalam menghasilkan data di perlukan dalam operasional isotermal maupun terprogram. Jika semua parameter operasional dapat konstan berulang-ulang maka perbandingan data retensi sampel dapat dibuat terhadap standar.

Gambar 18.19. Perbandingan kromatogram larutan standar (B) dengan larutan sampel (A)Retensi Relatif a sebagai Data Retensi yang direkomendasikan untuk Indentifikasi sampel yang tidak diketahui. Retensi relatif a adalah yang direkomendasikan untuk indentifikasi puncak sebagai sesuatu yang relatif terhadap standar dan juga diperoleh dari data retensi yang disesuaikan. Ini lebih mudah diperoleh dan hanya bergantung pada jenis fase cair dan temperatur kolom. Identifikasi dengan Logaritma RetensiMengambarkan grafik dari data retensi relatif atau yang disesuaikan terhadap berbagai parameter fisik senyawa atau serangakaian homologi dapat memberikan petunjuk dari identitas sampel yang belum diketahui.Identifikasi dengan Menggunakan Retention IndexKonstanta bahan terlarut Kovats Indices dan Rohschneider dapat memberikan petunjuk yang baik mengenai identitas atau jumlah karbon untuk beberapa senyawa. Data ini tersedia dalam Jurnal Kromatografi dan publikasi ASTM. Metode pergeseran puncak juga merupakan alat yang baik untuk identifikasi kualitatif.

XI. Analisis KuantitatifAnalisa kuantitatif dalam kromatografi gas berarti menetukan jumlah (%) dari komponen-komponen yang terpisah dari suatu cuplikan. Hal ini didasarkan pada suatu kenyataan bahwa pencatat menghasilkan sinyal atau puncak yang sebanding dengan suatu sifat dari molekul-molekul cuplikan. Pada katharometer yaitu tahanan panas, dalam detector ionisasi nyala yaitu ionisasi, dalam EC yaitu penangkapan electron-elektron oleh molekul-molekul cuplikan. Respon/jawaban detector, dibuat nyata oleh pencatat, dapat diubah menjadi konsentrasi atau berat dari suatu komponen dari cuplikan.Pada analisis kuantitatif jumlah (%) suatu senyawa dihitung berdasarkan pada pengukuran luas puncak kromatogram. Puncak-puncak pada Kromatogram mirip seperti segitiga (Hardjono, 1985). Salah satu cara pengukuran luas puncak. yang sering digunakan dengan cara mendekatkan puncak (bentuk bel) sebagai segitiga adalah : Persentase relatif salah satu senyawa (komponen) dalam cuplikan dapat dihitung dengan membandingkan luas komponen dengan jumlah luas semua cuplikan.Hasil preparasi kemudian diinjeksikan ke alat kromatografi gas ketika suhu menunjukkan 150oC. Tombol start pada rekorder dan alat ditekan, dan hasilnya akan keluar berupa kromatogram. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan kromatogram yang diperoleh, kemudian dilakukan pencocokan waktu retensi yang sama atau mendekati waktu retensi standar asam lemak. Waktu yang relatif sama, akan tetapi karena terdiri dari beberapa komponen yang merupakan isomer dari normal alkananya maka pengidentifikasian menjadi lebih sulit. Area C6 adalah dari jumlah total area mulai normal alkana sampai kepada isomernya, demikian pula C7 dan seterusnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam identifikasi fraksi C6 plus adalah letak normal alkana dalam hal ini nC6, nC7 dan seterusnya. Isomer dari C6 adalah yang terletak dibelakan nC6. Isomer selalu terpisahkan lebih dahulu dibandingkan normal alkananya. Langkah pertama identifikasi C6 plus adalah dengan mengidentifikasikan lebih dahulu normal alkananya pada waktu retensi nya. Setelah teridentifikasi maka jumlahkan semua area yang ada sebelumnya. Setelah didapatkan hasil identifikasi dan areanya maka bisa dilanjutkan dengan perhitungan komposisinya dengan rumus diatas. Analisis ini dengan kromatografi gas dpaat didasarkan pada salah satu pendekatan tinggi peak atau area peak analit dengan standar.a) Tinggi PuncakMula-mula ditarik garis yang menghubungkan kedua dasar puncak, kemudian ditarik garis vertikal yang sejajar dengan sumbu tegak. Dengan mengukur tinggi sampel dan standar, maka konsentrasi sampel dapat ditentukan.b) Luas puncakDitentukan menggunakan rumus luas segitiga dengan nilai lebih baik menggunakan lebar pada setengah tinggi puncak.Jenis-jenis metode analisis kuantitatif pada kromatografi gas:1. Kalibrasi. Melibatkan beberapa larutan standar eksternal yang komposisinya mendekati yang akan diuji.2. Metode internal standar. Sampel dilibatkan dalam standar sehingga komponen yang tidak diinginkan dapat dikenali yang menyebabkan presisi tinggi.3. Metode normalisasi area. Digunakan untuk mengurangi kesalahan data yang berhubungan dengan injeksi cuplikan. Elusi yang sempurna (keseluruhan) untuk semua komponen diperlukan pada metode ini, luas puncak yang dielusikan dihitung kemudian dikoreksi luarnya terhadap respon detektor untuk jenis senyawa yang berbeda, konsentrasi analit dihitung dari rasio luas area puncak dengan total luas seluruh puncak.

XII. Kromatografi padatan gas (G.S.C)

Dasar kerja dari GSC adalah adsorpsi (serapan). Dengan alasan ini maka GSC sangat sukar untuk digunakan secara berulang dengan hasil yang sama. Hal ini disebabkan oleh kenyataan-kenyataan bahwa :1. Aktivitas penyerapan (adsorben) tergantung pada cara pembuatannya.2. Aktivitas juga tergantung pada bagaimana ia diperlakukan setelah pembuatannya. Keadaan 1 dan 2 sangat sukar untuk distandarisasi. Hal-hal inilah yang menyebabkan Reproducibility yang rendah dari GSC. Yang sering dijumpai adalah :a. Puncak berekor disebabkan permukaan aktif yang tidak homogen dari penyerap.b. Waktu retensi relatif panjangc. Waktu retensi sangat tergantung pada jumlah dari cuplikand. Kemungkinan penyerap dapat berkelakuan sebagai katalisator yang aktif

Terdiri dari semua metoda kromatografi gas di mana fasa stasioner adalah padat aktif (misalnya arang, molekul saringan). Pemisahan dicapai oleh adsorpsi komponen sampel. Dalam kromatografi gas perbedaan antara gas-cair dan gas-padat mungkin tidak jelas karena cairan yang digunakan untuk memodifikasi fase stasioner yang padat, dan karena padatan mendukung untuk cairan stasioner fase mempengaruhi proses kromatografi. Untuk klasifikasi oleh fase yang digunakan, istilah yang berkaitan dengan efek yang dominan harus dipilih ( IUPAC.Gold Book: 93 )

XIII. Kelebihan dan Kekurangan Krogmatografi GasAda beberapa kelebihan kromatografi gas, diantaranya adalah daya pisah tinggi, sensitif, akurasi dan reprodusibilitas tinggi, waktu analisis pendek, dapat diatomisasi, harga instrumentasi dapat terjangkau. Kita dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. Gas dan uap mempunyai viskositas yang rendah, demikian juga kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat, sehingga analisis relative cepat dan sensitifitasnya tinggi. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat-zat terlarut.Kelemahannya adalah tehnik ini terbatas untuk zat yang mudah menguap, untuk zat-zat yang stabil terhadap perubahan suhu, hanya untuk kuantitas sampel yang kecil. Kromatografi gas merupakan metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik utnuk campuran sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen. Komponen campuran dapat diidentifikasikan dengan menggunakan waktu tambat (waktu retensi) yang khas pada kondisi yang tepat.

XIV. Aplikasi Kromatografi GasKeuntungan dari analisis menggunakan kromatografi gas adalah kecepatan analisis yang relatif lebih cepat dalam memisahkan komponen dari suatu senyawaan yang tentunya sangat beragam, selain itu kromatografi gas dapat memisahkan senyawa-senyawa yang memiliki perbedaan titik didih yang sangat kecil dan tidak mungkin dipisahkan dengan cara penyulingan atau cara lain. Analisis dengan menggunakan kromatografi gas merupakan salah satu teknik analisis yang memiliki tingkat kepekaan yang sangat tinggi, sehingga dapat digunakan untuk analisis dengan rentang yang luas. Kepekaan dari kromatografi gas adalah dapat mendeteksi sampai satuan ppb (part per billion). Keuntungan tambahan dari tingkat kepekaan yang sangat tinggi adalah cuplikan yang diperlukan sangat sedikit sekali. Dengan beberapa mikroliter saja, sudah mampu untuk menganalisis secara lengkap.Senyawa yang paling umum digunakan dalam Analisis menggunakan KG adalah senyawa-senyawa organik yang mudah mengalami penguapan serta memiliki perbedaan titik didih yang relatif kecil.Dalam dunia industri alat-alat analisa dapat dipakai untuk memantau atau menganalisa bahan baku, proses dan produk. Contohnya alat kromatografi gas dipakai untuk menganalisa produk dari unit pabrik kimia (chemical plant). Chemical plant ini memproduksi gas nitrogen, oksigen dan hidrogen serta gas mulia dengan bahan baku udara, Produk yang dihasilkan dianalisa bisa menggunakan metode Orsat atau yg canggih pakai kramatografi ini. GC ini juga dipakai untuk analisis kandungan senyawa,material atau komponen dari produk yang bermasalah/reject (biasanya untuk mengetahui adanya kontaminasi atau tidak. GC menampilkan diri sebagai terkemuka dalam usahanya untuk mengamati dan mengendalikan disrtibusi zat pencemaran dalam lingkungan.

BAB III PENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan pembahasan materi pada makalah ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Kromatografi uap adalah pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan penguapan zat yang teradsorpsi oleh fasa diam.2. Penyangga padat pada kromatografi uap berguna untuk menyangga fase cair yang berupa lapisan tipis yang seragam.3. Detektor kromatografi adalah suatu gawai yang menunjukkan dan mengukur banyaknya komponen yang terpisah dalam gas pembawa.4. Analisa kuantitatif dalam kromatografi gas berarti menetukan jumlah (%) dari komponen-komponen yang terpisah dari suatu cuplikan.5. Dasar kerja dari GSC adalah adsorpsi (serapan).6. Kelebihan kromatografi gas, diantaranya adalah daya pisah tinggi, sensitif, akurasi dan reprodusibilitas tinggi, waktu analisis pendek, dapat diatomisasi, harga instrumentasi dapat terjangkau.7. B. SaranMelalui makalah yang telah disusun ini penulis mengharapkan agar pembaca lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang kromatografi gas.

KEPUSTAKAAN

Mc.Nair, H.M. dan E.J. Bonelli. 1988. Dasar Kromatografi Gas. Bandung: ITB.Pecksok, R.L., dkk. 1968. Modern Methods of Chemical Analysis. New York: John Wiley & Sons.IUPAC. Compendium of Chemical Terminology, 2nd ed. (the "Gold Book"). Compiled by A. D. McNaught and A. Wilkinson. Blackwell Scientific Publications, Oxford (1997). XML on-line corrected version: http://goldbook.iupac.org (2006-) created by M. Nic, J. Jirat, B. Kosata; updates compiled by A. Jenkins. ISBN 0-9678550-9-8.