makalah konsultasi patok
DESCRIPTION
makalah konsultasiTRANSCRIPT
Rencana Tindak Darurat (RTD)
1
1. LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 37 Tahun 2010 tentang Bendungan, setiap Pemilik / Pengelola Bendungan diwajibkan melakukan tindakan darurat pada keadaan yang diperkirakan akan mempengaruhi keamanan bendungan guna melindungi jiwa manusia dan harta benda apabila terjadi keruntuhan bendungan.
RTD Bendungan Situ Patok ini disusun dengan mengacu pada Pedoman Penyiapan RTD yang dikeluarkan oleh Direktur Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum melalui Surat Keputusan Nomor : 94/KPTS/A/1998 tanggal 30 Juli 1998.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pembuatan Rencana Tindak Darurat adalah untuk menyiapkan panduan / petunjuk bagi petugas Pengelola Bendungan dan Instansi terkait dalam penanggulangan bencana dan penanganan pengungsian untuk mengambil tindakan jika terjadi kondisi darurat bendungan.
Tujuan penyusunan Rencana Tindak Darurat adalah :- Mengenali problem-problem yang mengancam keamanan bendungan,- Mempercepat respon yang efektif untuk mencegah terjadinya
keruntuhan bendungan,- Mempersiapkan upaya-upaya untuk memperkecil risiko jatuhnya
korban jiwa dan mengurangi kerusakan properti, bila terjadi keruntuhan bendungan.
3. LOKASI PEKERJAAN
Bendungan Situ Patok terletak di Desa Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon Jawa Barat atau berjarak 6 km dari Kota Cirebon ke arah Kota Tegal Jawa Tengah.
Peta Lokasi Bendungan Situ Patok dapat dilihat pada Gambar 1
Bendungan Situ Patok I-1
KONSULTASI RTD BENDUNGAN SITU PATOK
Rencana Tindak Darurat (RTD)
2
Gambar 1 Peta Lokasi Bendungan Situ Patok
4. ISI RENCANA TINDAK DARURAT (RTD)
Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Situ Patok ini terdiri dari:
1. Latar belakang, maksud tujuan disusunnya RTD, acuan normatif dan pengertian.
2. Diskripsi bendungan mencakup lokasi, data teknis serta kondisi bendungan saat ini , serta penjelasan mengenai daerah yang terkena risiko keruntuhan bendungan.
3. Pengenalan keadaan darurat bendungan, termasuk pengkajian terhadap akibat yang mungkin bisa timbul dan uraian mengenai kegiatan pencegahannya , selain itu dijelaskan pula peristiwa/permasalahan yang pernah terjadi di bendungan.
4. Potensi bahaya genangan, yang menampilkan peta genangan di bagian hilir bendungan akibat runtuhnya bendungan , zona bahaya, potensi kerusakan dan kerugian, serta rencana pengungsian.
Bendungan Situ Patok I-2
Rencana Tindak Darurat (RTD)
3
5. Organisasi Tim RTD, tugas rutin masing-masing, petunjuk komunikasi, pemberitahuan keadaan darurat kepada pejabat / instansi terkait, koordinasi berdasarkan tahapan kegiatan sesuai dengan tanggung jawab organisasi yang bersangkutan.
6. Penjelasan mengenai kesediaan tenaga listrik atau sumber tenaga lain, tersedianya transportasi, peralatan dan bahan material serta dimana peralatan dan material tersebut bisa diperoleh.
7. Penjabaran kriteria pengakhiran keadaan darurat dan tindakan selanjutnya.
8. Sosialisasi, Pelatihan dan Pemutakhiran RTD.
Buku Rencana Tindak Darurat ini harus ada di lokasi Bendungan, Pengelola Bendungan dan Pemerintah Daerah / instansi terkait.
Hal ini diupayakan agar bisa mendapatkan kesatuan langkah apabila benar-benar terjadi keadaan darurat, maka Rencana Tindak Darurat ini sebaiknya disosialisasikan dan dilakukan pelatihan yang diikuti para pejabat Pemerintah Daerah / Instansi serta Dinas yang terkait , serta dilengkapi dengan SOP-RTD sesuai dengan aturan yang berlaku dalam Pemerintah Daerah yang bersangkutan dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Cirebon. Hal ini berguna untuk mewujudkan hubungan yang baik antara Pejabat Pemerintah Kabupaten terkait, Pejabat Dinas terkait, dan personil Bendungan termasuk Tim Pengelola RTD Bendungan.
5. GAMBARAN SINGKAT BENDUNGAN SITU PATOK
Bendungan ini dibangun dan beroperasi sejak tahun 1927 untuk mengairi lahan irigasi seluas ± 1.934 ha, dengan volume 14,20 juta meter kubik. Saat ini Bendungan Situ Patok berfungsi juga untuk pelayanan air baku dan sebagai konservasi lingkungan.
DATA TEKNIS BENDUNGAN
1. WadukLuas DTA : 8,70 km2
Hujan Tahunan Rata-rata : 2.790 mmMuka Air Banjir PMF : EL. 34,158 mMuka Air Banjir Q1000 : EL. 33,144 mMuka Air Normal : EL. 32,75 m Muka Air Operasi Minimum : EL. 23,85 mVol. Waduk di El. 32,75m : 10,331 juta m3
2. BendunganTipe : Urugan Tanah HomoginTinggi Di Atas Dasar Sungai : 14,00 mPanjang Puncak : 870,00 mEL. Puncak : EL. 34,50 m
Bendungan Situ Patok I-3
Rencana Tindak Darurat (RTD)
4
Lebar Puncak : 3,00 mVol. Tubuh Bendungan : 216.500 m3
3. PelimpahTipe : Ogee tanpa pintuEl. Mercu : EL. 32,75 m
Panjang mercu bersih : 24,00 mQin PMF : 344,014 m3/detQout PMF : 119,831 m3/detQin 1000 th : 108,644 m3/detQout 1000 th : 27,117 m3/det
4. Bangunan Pengeluaran IrigasiTipe : Konduit Konduit : Ø 1,40 mm, L = 87,70 mBentuk : LingkaranJumlah : 2 buahTipe alat operasi : Pintu Sorong
5. InstrumentasiPisometer : -Alat ukur penurunan : -Alat ukur rembesan : -Patok geser : -
6. PENYEBAB KERUNTUHAN BENDUNGAN
Keadaan darurat dari Bendungan Situ Patok adalah terjadinya suatu kondisi yang mengarah kepada keluarnya air dalam jumlah besar dan tidak terkendali, akibat runtuhnya tumpuan maupun bobolnya bendungan yang menyebabkan terjadinya banjir di daerah hilir.
Ancaman keamanan bendungan dapat disebabkan beberapa hal :
6.1 Faktor Konstruksi
Tahap Perencanaan :
- Terjadi kesalahan dalam perencanaan , misalkan kesalahan dalam perencanaan banjir rencana, atau kesalahan dalam perencanaan kekuatan konstruksi, kesalahan dalam penetapan kriteria perencanaan, kesalahan dalam menganalisa hasil investigasi ataupun kesalahan dalam melakukan investigasi.
Tahap Pelaksanaan :
Bendungan Situ Patok I-4
Rencana Tindak Darurat (RTD)
5
- Kurangnya pengawasan mutu material yang dipakai- Kurangnya pengawasan terhadap metode pelaksanaan yang benar,
misalkan cara pemadatan pada urugan tubuh bendungan, dsb.- Kurangnya pengawasan terhadap cara ataupun penempatan
instrumentasi.
Tahap Operasi dan Pemeliharaan
- Tidak dilakukan prosedur pemeliharaan bendungan maupun instrumentasi yang benar, atau tidak dilakukan pengamatan instrumentasi.
- Petugas kurang memahami cara operasi dan pemeliharaan bendungan dan bangunan fasilitasnya.
6.2 Faktor Alam
1. Hujan badai :
Walaupun hujan badai sendiri tidak mengancam bendungan secara langsung, tetapi hujan badai yang besar dapat menambah parah problem yang sudah ada dan mengganggu pada kegiatan perbaikan yang sedang dilakukan. Hujan badai juga dapat menimbulkan keluaran air banjir yang tak terkendali dan meningkatkan debit banjir. Sehabis terjadinya hujan badai, perlu dilakukan pemeriksaan luar biasa untuk mengetahui tanda-tanda kerusakan yang terjadi.
2. Gempa bumi :
Walaupun suatu gempa bumi tidak nampak secara visual mengakibatkan kerusakan bendungan, tetapi pemilik tetap harus melakukan pemeriksaan luar biasa sehabis terjadinya gempa bumi, untuk mengetahui tanda-tanda kerusakan atau penyimpangan yang terjadi.
3. Puting beliung :
Angin puting beliung yang bertiup di bendungan dapat menimbulkan kerusakan pada bendungan, bahkan mungkin dapat memicu terjadinya keruntuhan bendungan. Sehabis terjadinya puting beliung, perlu dilakukan pemeriksaan luar biasa untuk mengetahui tanda-tanda kerusakan yang terjadi.
6.3 Akibat Gangguan Ulah Manusia / Sabotase / Perang
Adanya perusakan bendungan oleh manusia yang dilakukan dengan sengaja atau tidak disengaja seperti : klaim lahan, penanaman pohon
Bendungan Situ Patok I-5
Rencana Tindak Darurat (RTD)
6
pada tubuh bendungan, membuat kolam-kolam di kaki bendungan, sabotase atau akibat perang antar etnis, kerusuhan sosial atau huru-hara. Bila terjadi ancaman perusakan pada bendungan telah terjadi, segera lakukan tindakan untuk melindungi bendungan.
7. UNIT PENGELOLA BENDUNGAN (UPB)
Dalam penanganan Keadaan Darurat Bendungan Situ Patok ada 2 (Dua) unsur yang terlibat langsung yaitu :
1) Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung selaku Pengelola Bendungan.
2) Pemerintah Kabupaten Cirebon beserta dinas terkait sebagai pelaksana penanganan bencana dan pengungsian.
Struktur Organisasi yang menangani Rencana Tindak Darurat Bendungan
Situ Patok tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 .
Bendungan Situ Patok I-6
PelaksanaDana Suryana, ST
SaripudinMustopa
KOORD. PEMELIHARAAN
Agus Anjatmoko, ST
KOORD. PEMANTAUAN, PENGAMATAN & EVALUASI
Moch. Cucu Sudian, ST
PENGAMANAN MASYARAKAT EVAKUASI
PENGAMANAN BENDUNGAN
PENANGGUNG JAWAB UPB
Ka. BBWS Cimanuk
Cisanggarung
Ir. Trisasongko Widianto, Dipl.
HE
BUPATI CIREBON
Drs H Sunjaya Purwadi Sastra MM Msi
SATLAK PBB KAB. CIREBON
KOORD. OPERASI Iman Agus Sutopo, SST
PelaksanaPardianto, A.Md
SuhermanHerman Sucipto
PelaksanaDodo Wardoyo, ST
NuryamanJaenal Mutakin
KEPALA UPBKabid OP BBWS Cim Cis
Kasno, ST.,M.Si
KEPALA SUB UPBBendungan Situ
PatokUki, S.Sos.,ST.,M.Si
Rencana Tindak Darurat (RTD)
7
Catatan :
: Garis Komando: Garis koordinasi
Gambar 2Struktur Organiasasi Tim RTD Bendungan Situ Patok
Tugas Rutin Anggota Unit Pengelola Bendungan (UPB) :
7.1. Kepala UPB / Kabid OP BBWS Cimanuk Cisanggarung
a. Mengevaluasi data hasil monitoring, inspeksi visual, operasi waduk dan pemeliharaan bendungan.
b. Melakukan koordinasi dengan Unit Pengelolaan Bendungan Pusat serta Unit Pengelola Bendungan dari Dinas PSDA/Pengairan Propinsi.
c. Melakukan inspeksi visual secara rutin maupun berkala serta inspeksi besar (adanya gempa, hujan lebat, dll).
d. Melakukan pelaporan hasil monitoring bendungan kepada instansi terkait (Dirjen SDA Tembusan Dir. Bina OP, Subdit Op Bendungan dan UPB Pusat, bila terindikasi adanya keanehan /anomaly pada bendungan, tembusan kepada Kepala Balai Bendungan).
e. Melakukan pemberdayaan masyarakat di sekitar waduk maupun hulu waduk.
f. Menyusun keperluan biaya pengelolaan bendungan pertahunan anggaran.
g. Melakukan sosialisasi rencana tindak darurat bersama Tim UPB Pusat.h. Bertanggung jawab Kepada Ka BBWS Cimanuk Cisanggarung.
7.2. Kepala Sub UPB Situ Patok
a. Mengevaluasi data hasil monitoring, inspeksi visual bendungan.b. Melakukan koordinasi dengan Kapala Unit Pengelola Bendungan.c. Melakukan inspeksi visual secara rutin maupun berkala serta inspeksi
besar ( adanya gempa, hujan lebat dll ).d. Melakukan pelaporan hasil monitoring bendungan kepada Kepala Unit
Pengelola Bendungan.e. Melakukan Pemberdayaan masyarakat bersama Kepala UPB di sekitar
waduk maupun hulu waduk.f. Menyusun keperluan biaya pengelolaan bendungan bersama kepala
UPB pertahun anggaran.g. Melakukan sosialisasi rencana tindak darurat bersama Kepala UPB.
Bendungan Situ Patok I-7
Rencana Tindak Darurat (RTD)
8
h. Bertanggung jawab Kepada Kepala UPB.
7.3. Koordinator Pemantauan, Pengamatan dan Evaluasi
a. Mengevaluasi data unit pemantauan, pengamatan dan evaluasi bendungan.
b. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sub Unit Pengelola Bendungan.c. Melakukan inspeksi visual secara rutin maupun berkala.d. Melakukan pelaporan hasil monitoring bendungan kepada Kepala Sub
Unit Pengelola Bendungan.e. Melakukan pemberdayaan masyarakat bersama Kepala Sub Unit
Pengelola Bendungan.f. Menyusun keperluan biaya pengelolaan bendungan bersama Kepala
Sub Unit Pengelola Bendungan.g. Melakukan sosialisasi rencana tindak darurat bersama Kepala Sub Unit
Pengelola Bendungan.
h. Bertanggung jawab kepada Kepala Sub Unit Pengelola Bendungan.
7.4. Koordinator Operasi Bendungan
a. Mengevaluasi data hasil operasi waduk dan operasi pintu air.b. Melakukan koordinasi dengan kepala Sub Unit Pengelola Bendungan.c. Melakukan inspeksi visual secara rutin maupun berkala bersama
Kepala Sub Unit Pengelola Bendungan.d. Melakukan pelaporan hasil operasi waduk, operasi air kepada Kepala
Sub Unit Pengelola Bendungan.e. Melakukan Pemberdayaan masyarakat bersama Kepala Sub Unit
Pengelola Bendungan.f. Menyusun keperluan biaya pengelolaan bendugan bersama Kepala
Sub Unit Pengelola Bendungan.g. Melakukan sosialisasi rencana tindak darurat bersama Kepala Sub Unit
Pengelola Bendungan.h. Bertanggung Jawab kepada Kepala Sub Ubit Pengelola Bendungan.
7.5. Koordinator Pemeliharaan Bendungan
a. Mengevaluasi data hasil pemeliharaan genangan, pemeliharaan green belt dan pemeliharaan kebersihan lingkungan.
b. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sub Unit Pengelola Bendungan.c. Melakukan inspeksi visual secara rutin maupun berkala bersama
Kepala Sub Unit Pengelola Bendungan.d. Melakukan pelaporan hasil pemeliharaan genangan, pemeliharaan
green belt dan pemeliharaan kebersihan lingkungan kepada Kepala Sub Unit Pengelola Bendungan.
e. Melakukan pemberdayaan masyarakat bersama Kepala Sub Unit pengelola Bendungan.
Bendungan Situ Patok I-8
Rencana Tindak Darurat (RTD)
9
f. Menyusun keperluan biaya pengelolaan bendungan bersama Kepala Sub Unit Pengelola Bendungan.
g. Melakukan sosialisasi rencana tindak darurat bersama Kepala Sub Unit Pengelola Bendungan .
h. Bertanggung jawab kepada Kepala Sub Unit Pengelola Bendungan.
7.6. Tanggung Jawab Kepala UPB, Kepala Sub UPB Situ Patok dan Pemerintah Kabupaten Cirebon
Wewenang, kewajiban dan tanggung jawab untuk setiap tahapan perkembangan kondisi darurat dari Tim RTD adalah sebagai berikut :
A. KONDISI WASPADA
1. Kepala Sub UPB Situ Patok bertanggung jawab untuk :a. Melaporkan perkembangan kondisi bendungan kepada Kepala UPB.b. Mengadakan perbaikan yang bisa menghambat / mencegah
terjadinya keruntuhan bendungan.c. Memonitor terus-menerus perkembangan kondisi.
2. Kepala UPB BBWS Cimanuk Cisanggarung mempunyai tanggung jawab untuk :
a. Melaporkan perkembangan kondisi bendungan kepada Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung , Balai Bendungan di Jakarta.
b. Memonitor terus-menerus perkembangan kondisi.c. Berkoordinasi dengan Stasiun Klimatologi dan Badan Meteorologi
dan Geofisika
B. KONDISI SIAGA
1. Kepala Sub UPB Situ Patok bertanggung jawab atas :
Kegiatan untuk mengamankan bendungan dari keruntuhan.
2. Kepala UPB BBWS Cimanuk Cisanggarung bertanggung jawab atas :
a. Koordinasi di lapangan untuk terus berusaha mengamankan bendungan dari keruntuhan.
b. Melaporkan kondisi bendungan kepada BBWS Cimanuk Cisanggarung , dan selanjutnya Ka Balai BBWS Cimanuk Cisanggarung memberikan informasi kepada Bupati Cirebon selaku Kepala Daerah untuk siaga penuh dan evakuasi penduduk di zona bahaya 1 .
c. Koordinasi dengan Satlak PBP Kabupaten Cirebon.
Bendungan Situ Patok I-9
Rencana Tindak Darurat (RTD)
10
d. Berkoordinasi dengan Stasiun Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofisika.
e. Berkoordinasi dengan Bupati Cirebon cq Dinas PSDA & Pertambangan Kabupaten Cirebon. Dan selanjutnya Bupati Cirebon memerintahkan Satlak PBP untuk evakuasi penduduk yang berada di wilayah zona bahaya 1.
3. Bupati Cirebon, bertanggung jawab atas :
- Koordinasi dengan Satlak PBP serta instansi terkait di wilayahnya yang meliputi :
a. Distrik Militer dan Polisi Resortb. Unit Pelaksana Teknik Pemadam Kebakaranc. Rumah Sakitd. Tim Reaksi Cepat / TRCe. Organisasi Angkutan Daerahf. Pelayanan Helikopterg. Stasiun Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofisikah. Dishubkominfoi. Penyiapan lokasi evakuasij. Penyiapan angkutan darat ke lokasi evakuasi
- Bupati Cirebon memerintahkan Satlak PBP untuk evakuasi penduduk yang berada di wilayah zona bahaya 1.
C. KONDISI AWAS
1. Kepala Sub UPB Situ Patok melaporkan kondisi AWAS kepada Kepala UPB BBWS Cimanuk Cisanggarung.
2. Kepala UPB melaporkan pada Ka BBWS Cimanuk Cisanggarung dan memberitahukan kondisi AWAS kepada BBWS Cimanuk Cisanggarung
3. Kepala Balai BWS Cimanuk Cisanggarung memberitahu Bupati Cirebon untuk evakuasi penduduk di zona bahaya 2.
4. Bupati Cirebon, memerintahkan Satlak PBP (mengacu SK Satlak PBP daerah) untuk mengevakuasi warga yang berada di zona bahaya 2 ke tempat yang aman.
Matriks wewenang & tanggung jawab untuk tingkat kondisi bahaya dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan bagan Alir Kegiatan Penanganan Keadaan Darurat dapat dilihat pada Gambar 3 .
Tabel 1 Matriks Wewenang & Tanggung Jawab untuk Tingkat Kondisi Siaga Bendungan
Bendungan Situ Patok I-10
Rencana Tindak Darurat (RTD)
11
No.
Siaga Bendung
an Kesiagaan Pengendali
Pelaksanaan
Evakuasi
1 WASPADA UPB di lapanganKepala Sub
UPB Situ Patok
-
2 SIAGA Satlak PBP melakukan evakuasi penduduk di zona bahaya 1
Di bendungan : Kepala UPB Situ Patok
Dihilir bendungan:
Bupati
-
Evakuasi zona 1
3 AWAS
Satlak PBP melakukan evakuasi penduduk di zona bahaya 2 dan penduduk di zona bahaya 1 yang belum sempat mengungsi
Bupati
Evakuasi zona 2Dan zona 1 yang belum sempat mengungsi
8. ALUR PEMBERITAHUAN
Tim RTD bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan dan pemberitahuan awal mengenai keadaan bendungan. Bila kondisi / waktunya memungkinkan sebaiknya Tim RTD meminta bantuan Tenaga Ahli untuk memberikan saran teknik. Namun pada situasi yang berkembang cepat, mungkin diperlukan segera laporan dan pemberitahuan kepada Dirjen SDA, Balai Bendungan, Bupati Cirebon, Kepolisian dan pihak-pihak terkait lain sesuai dengan bagan alir dalam RTD untuk memperoleh respon dan tindakan yang cepat.
Prosedur pemberitahuan keadaan darurat dapat dilihat pada skema Alur Pemberitahuan Keadaan Darurat seperti pada Gambar 3 .
Pemberitahuan bisa dilakukan melalui :
a. Radio Komunikasi : - dari lokasi waduk (petugas di Bendungan Situ Patok)
b. Telepon : - Dari lokasi waduk - Dari Kantor BBWS Cimanuk Cisanggarung.- Dari Kantor Satlak PBP Kabupaten Cirebon.
Bendungan Situ Patok I-11
Rencana Tindak Darurat (RTD)
12
- Dari Kantor Pemerintah Kabupaten Cirebon, serta Instansi terkait penanggulangan bencana dan pengungsian.
c. Kentongan : dari Kantor Kecamatan / Kantor Desa ke warga setempat
e. RKPD, RRI & Radio Swasta : dari Pemda kepada masyarakatf. PLC : Komunikasi internal PLN melalui jaring-jaring
tegangan tinggi
Pemberitahuan kepada Penduduk terkena Risiko untuk tiap tingkat kondisi darurat mengacu pada Pedoman Siaga Banjir yang berlaku di BBWS Cimanuk Cisanggarung dan Kabupaten Cirebon .
Penyebarluasan informasi terjadinya bencana kepada masyarakat luas dapat dilakukan melalui media cetak seperti koran, majalah dan media elektronik seperti radio, televisi ataupun internet.
Instansi terkait segera melakukan tindakan sesuai tugasnya masing-masing, dengan selalu mengadakan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Alur pemberitahuan keadaan darurat dapat dilihat pada Gambar 4 menggambarkan alur pemberitahuan kepada pejabat / personil yang terkait pada keadaan darurat, Lampiran 2 menampilkan nama, nomor telepon kantor, nomor telepon rumah, nomor telepon seluler sebagai sarana komunikasi untuk pemberitahuan kepada yang bersangkutan pada keadaan darurat.
9. KOMUNIKASI
Sistem Komunikasi dipusatkan di Kantor Bendungan Situ Patok (Dam Office) meliputi telepon.
Komunikasi antara kantor O & P lapangan Bendungan Situ Patok dengan kantor pengelola bendungan di BBWS Cimanuk Cisanggarung, serta dengan Kantor Bupati Cirebon serta dengan instansi terkait dilakukan dengan telepon atau dengan handphone.Akses masuk Bendungan Situ Patok bisa dilakukan dengan kendaraan roda 4 sampai ke lokasi .
10. EVAKUASI
Evakuasi dilakukan ole BPBD ke tempat yang aman, dengan koordinasi sampai dengan Unit Pelaksaan Tingkat Kelurahan dan Kecamatan dengan menggunakan Prosedur Tetap (Protab) dari Kabupaten Cirebon.
Bendungan Situ Patok I-12
Rencana Tindak Darurat (RTD)
13
Diperkirakan jumlah penduduk yang terkena Banjir Situ Patok adalah sebanyak 53.168 jiwa (10.638 KK). Jumlah penduduk yang harus diungsikan untuk masing – masing desa dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2 Daerah Terkena Risiko, Penris, dan Tujuan Pengungsian
11. SARANA TRANSPORTASI
Pada Tabel 3 ditampilkan ketersediaan alat angkut untuk masing – masing daerah.
Tabel 3 Ketersediaan Transportasi di Daerah Terkena Risiko
Bendungan Situ Patok I-13
PEMERHATI MELAPORKANTERJADI MASALAH
PETUGAS MENELITI LAPORAN, CATATAN RINCI UNTUK DILAPORKAN KE ATASANNYA (PETUGAS BENDUNGAN KEPALA SUB UPB SITU PATOK
KEPALA SUB UPB SITU PATOK KEPALA UPB BBWS CIMANUK CISANGGARUNG
KEPALA SUB UPB SITU PATOK MENGKAJI SITUASI DAN MEMANTAU UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN
APAKAH TERJADI POTENSI BENCANA?
PEMANTAUAN RUTIN
TDK
BUPATI CIREBON cq KA. DINAS PU
CIREBON
Desa Kecamatan KabupatenJarak dari
Bendungan (km)
Jml Penduduk
(jiwa)Jeep/Sedan Van/Minibus
Pick Up/Truk
Bus/TruckJml
Kendaraan
1 Setu Patok (S. Patok dan Sekitarnya) MUNDU CIREBON 0.66 5,834 21 90 79 7 196
2 Setu Patok (Sibacin dan Sekitarnya) MUNDU CIREBON 0.97 3,889 14 60 53 5 131
3 Bandengan MUNDU CIREBON 1.77 3,992 14 61 54 5 134
4 Mundu Mesigit (Sinabe dan Sekitarnya) MUNDU CIREBON 1.98 2,831 10 44 38 3 95
5 Banjarw angunan MUNDU CIREBON 2.07 11,070 40 170 150 13 372
6 Mundu Mesigit (Bulak dan Sekitarnya) MUNDU CIREBON 2.54 1,524 5 23 21 2 51
7 Suci MUNDU CIREBON 3.02 3,536 13 54 48 4 119
8 Luw ung MUNDU CIREBON 3.16 4,899 18 75 66 6 165
9 Mundu Pesisir MUNDU CIREBON 3.55 6,394 23 98 86 7 215
10 Citemu MUNDU CIREBON 3.98 3,928 14 60 53 5 132
11 Waruduw ur MUNDU CIREBON 4.68 5,271 19 81 71 6 177
53,168 3,575 15,346 13,482 1,156 33,559TOTAL PENRIS KABUPATEN CIREBON
TransportasiNo
Desa Terdampak
Desa Kecamatan KabupatenJarak dari
Bendungan (km)
Waktu Tiba (jam)
Waktu Surut (jam)
Durasi Banjir (jam)
Jml Penduduk
(jiwa)Desa Kecamatan Kabupaten
Jarak ke Pengungsia
n (km)
1 Setu Patok (S. Patok dan Sekitarnya) MUNDU CIREBON 0.66 0.50 39.00 38.50 5,834 1 Setupatok (Silampit) MUNDU CIREBON 1.07
2 Setu Patok (Sibacin dan Sekitarnya) MUNDU CIREBON 0.97 0.50 43.00 42.50 3,889 1 Setupatok (Silampit) MUNDU CIREBON 0.38
3 Bandengan MUNDU CIREBON 1.77 0.50 42.00 41.50 3,992 1 Mundu Mesigit (Bulak) MUNDU CIREBON 0.48
4 Mundu Mesigit (Sinabe dan Sekitarnya) MUNDU CIREBON 1.98 1.00 41.50 40.50 2,831 1 Banjarw angunan (Bulak) MUNDU CIREBON 2.28
5 Banjarw angunan MUNDU CIREBON 2.07 1.00 48.00 47.00 11,070 1 Banjarw angunan (Bulak) MUNDU CIREBON 1.33
6 Mundu Mesigit (Bulak dan Sekitarnya) MUNDU CIREBON 2.54 1.00 48.00 47.00 1,524 1 Mundu Mesigit (Bulak) MUNDU CIREBON 0.34
7 Suci MUNDU CIREBON 3.02 1.50 47.00 45.50 3,536 2 Suci (Sucimanah) MUNDU CIREBON 0.53
8 Luw ung MUNDU CIREBON 3.16 4.00 48.00 44.00 4,899 2 Citemu (Kebonbaru) MUNDU CIREBON 1.36
9 Mundu Pesisir MUNDU CIREBON 3.55 4.00 48.00 44.00 6,394 2 Suci (Sucimanah) MUNDU CIREBON 1.12
10 Citemu MUNDU CIREBON 3.98 4.50 48.00 43.50 3,928 2 Citemu (Kebonbaru) MUNDU CIREBON 1.64
11 Waruduw ur MUNDU CIREBON 4.68 5.00 48.00 43.00 5,271 2 Citemu (Kebonbaru) MUNDU CIREBON 1.12
53,168TOTAL PENRIS
Tujuan PengungsianNo
Desa TerdampakZona
Bahaya
Rencana Tindak Darurat (RTD)
14
Gambar 3Bagan Alir Kegiatan Penanganan Keadaan Darurat
Bendungan Situ Patok I-14
KEPALA SUB UPB SITU PATOK MELAKUKAN PENINGKATAN PEMANTAUAN
APAKAH TERJADI POTENSI BENCANA?
KEPALA SUB UPB SITU PATOK MELAPOR KE KABID OP DAN KA BBWS CIMANUK CISANGGARUNG
TDK
YA
TIM RTD MENETAPKAN KONDISI DARURAT DAN MENINGKATKAN PEMANTAUAN DAN MELAKSANAKAN PENGUNGSIAN UNTUK ZONA
BAHAYA 1
APAKAH AKAN TERJADI POTENSI KERUNTUHAN
BENDUNGAN?
TDK
TIM RTD MEMUTUSKAN UNTUK MELAKSANAKAN PENGUNGSIAN ZONA BAHAYA 2
YA
YA
15
Rencana Tindak Darurat (RTD)
JABATAN NAMA TELP. KANTOR HANDPHONE
Kepala UPB / Kabid OP BBWS Cimanuk Cisanggarung Kasno, ST.,M.Si 0231205876 087899200900
Kepala Sub UPB Situ Patok Uki, S.Sos.,ST.,M.Si 0231205876 081322673442
Alur informasi hanya pemberitahuan, kondisi AbnormalAlur informasi kondisi bendungan waspadaAlur informasi kondisi bendungan Siaga dan mulai pengungsian Zona Bahaya 1Alur informasi kondisi bendungan Awas dan mulai pengungsian Zona Bahaya 2JABATAN / INSTANSI NAMA TELP. KANTOR HANDPHONE
Dirjen SDA Ir. Mudjiadi, M.Sc 021 - 7222804 0811811273
Tim Pemantauan Bendungan Pusat :
1. Ketua Pengarah : Direktur Bina OP Ditjen SDA Ir. Hari Suprayogi 021 - 7395500 081288278118
2. Sekertaris Pengarah : Ka. Subdit OP Bendungan Dit Bina OP Ir.Joko Mulyono, ME. 021- 7395500 08161194044
3. Anggota Pengarah : Ka. Balai Bendungan Ir. Tri Bayu Adji 021 - 75908364 0816940329
1. Ketua Tim Pelaksana : Kasi Wil I Subdit OP Bendungan Doni Saputra , ST 021- 7395500 081399256969
2. Sekertaris Tim Pelaksana Agus Jatiwiryono, M.E 021- 7395500 081318803337
3. Anggota Tim Pelaksana Ir. Sudarto 021- 7395500 081332414458
4. Anggota Tim Pelaksana Ir. M. Alfa Kardinal T, MT 021- 7395500 081339911099
Ka. BBWS Cimanuk Cisanggarung Ir. Trisasongko Widianto, Dipl. HE 0231-205876
Bupati Cirebon Drs H Sunjaya Purwadi Sastra MM Msi 0231-3321197
Ka. Dinas PSDAP Ir. H. Suroso, MM.
SAR Kab. Cirebon 0231-8356347
Pemadam Kebakaran 0231.8356347
Ka. Polres AKBP. Irman Sugema 0231 - 321644
BMKG Ciputat Joko Siswanto, S.sos 021-7426485
Dir. RUSD Waled dr H Agus Sulaeman MKM 0231-661126
Ka. Dinas Kominfo Drs. H. Hartono, MM
Radio Ranggajati R. Mitra Sutary, SE 0231 234305
Gambar 4. Alur Pemberitahuan Keadaan Darurat
Bendungan Situ Patok I-15
PEMILIK BENDUNGANDit Bina OP Ditjen SDA
AHLI BENDUNGAN BMKG
TIM PEMANTAUAN BENDUNGAN
PUSAT
RUMAH SAKIT
DISHUBKOMINFOSAR/
PEMADAM KEBAKARAN
BBWS CIMANUK CISANGGARUNG
RRI CIREBON
KEPOLISIAN
APARAT DESA TERKAIT (lihat peta banjir & lampiran)
DINAS PSDAP KAB. CIREBON
PEMILIK BENDUNGANDit Bina OP Ditjen SDA
BBWS CIMANUK CISANGGARUNG
BUPATI CIREBON
SATLAK PBP KAB.CIREBON
ABNORMAL
SIAGAWASPADA
AWAS
TIM PEMANTAUAN BENDUNGAN
PUSAT TIM PEMANTAUAN BENDUNGAN
PUSAT
16
Rencana Tindak Darurat (RTD)
12. PENGAKHIRAN KEADAAN DARURAT
Penentuan pengakhiran keadaan darurat, perlu memperhatikan dua hal yaitu :
12.1. Pengakhiran Keadaan Darurat Pada Bendungan
Kondisi keadaan darurat di bendungan merupakan tanggung jawab Pengelola Bendungan, oleh karena itu Pengakhiran Keadaan Darurat bagi Bendungan Situ Patok juga harus dinyatakan oleh Pengelola Bendungan dalam hal ini oleh BBWS Cimanuk Cisanggarung.
Dalam kasus keadaan darurat yang disebabkan oleh banjir, Kepala UPB harus menghubungi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mendapat keterangan mengenai perkiraan keadaan cuaca.
Keadaan darurat pada bendungan dinyatakan berakhir, jika bendungan dan bangunan penunjangnya sudah dilakukan perbaikan seperlunya, tidak ada lagi gejala bahwa air waduk akan berusaha keluar dalam jumlah yang cukup membahayakan, dan keadaan keseluruhan bendungan telah dinyatakan cukup aman oleh Pengelola Bendungan setelah dilakukan konsultasi dengan Balai Bendungan.
Apabila bendungan sudah dinyatakan aman, maka Pengelola Bendungan dalam hal ini BBWS Cimanuk Cisanggarung harus memberitahu ke Bupati Cirebon, bahwa keadaan darurat bendungan sudah berakhir.
12.2. Pengakhiran Keadaan Darurat Di Bagian Hilir
Pengakhiran keadaan darurat di daerah hilir bendungan dinyatakan oleh Bupati Cirebon.
Keadaan di hilir sudah cukup layak untuk ditempati kembali , jika :
1. Air Waduk sudah tidak lagi mengeluarkan air dalam jumlah yang cukup besar / membahayakan, dimana hal ini telah dinyatakan aman oleh Balai Bendungan melalui BBWS Cimanuk Cisanggarung sebagai pihak Pengelola Bendungan.
2. Air yang menggenang didaerah tersebut telah surut dengan kedalaman dibawah 0,20 m, dan telah dilakukan perbaikan / pembersihan sehingga sudah tidak membahayakan lagi untuk dihuni.
Pengakhiran Keadaan Darurat ini harus disepakati oleh Pihak BBWS Cimanuk Cisanggarung selaku Pengelola Bendungan Situ Patok, Bupati Cirebon, serta melibatkan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cirebon. Berita ini harus disiarkan secara resmi kepada
Bendungan Situ Patok I-16
17
Rencana Tindak Darurat (RTD)
masyarakat melalui media massa seperti Radio, Televisi ataupun Media Cetak.
Bendungan Situ Patok I-17