makalah konsep dasar pertahanan tubuh

33
Makalah Immunoserologi Konsep dasar pertahanan tubuh Disusun oleh ; Kelompok 2 Aida Suciani Pertiwi Novi Ardianty Rahmania Azwarini Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten Tahun Akademik 2014/2015 Kelas 2B 0 | konsep dasar sistem Pertahanan tubuh K e l . 2 | 2b

Upload: rahmania-azwarini

Post on 24-Jul-2015

280 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

Makalah Immunoserologi

Konsep dasar pertahanan tubuh

Disusun oleh ;

Kelompok 2

Aida Suciani Pertiwi

Novi Ardianty

Rahmania Azwarini

Politeknik Kesehatan Kemenkes BantenTahun Akademik 2014/2015

Kelas 2B

0 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b

Page 2: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat berkat dan

rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri

dari pokok pembahasan mengenai konsep dasar “Imunologi”. Setiap pembahasan di

bahas secara sederhana sehingga mudah dimengerti.

Makalah ini membahas tentang Pengertian Imunologi, Mekanisme Sistem Imun,

Antigen dan Antibodi, Respon Kekebalan, dan Ketidakseimbangan Sistem Pertahanan

Tubuh.

Kami sadar, sebagai mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan

dalam makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah

yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Tangerang, 14 Maret 2015

Penyusun

1 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b

Page 3: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................... 2

Daftar Isi.....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................3

1.1  Latar Belakang .....................................................................................................3

1.2  Rumusan Masalah ................................................................................................3

1.3  Tujuan ..................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................5

2.1 Pengertian Imunologi ...........................................................................................5

2.2 Sejarah Imunologi ................................................................................................7

2.3 Mekanisme Sistem Imun ......................................................................................8

2.4 Organ Penyusun Sistem Kekebalan Tubuh ........................................................13

2.5 Antigen dan Antibodi .........................................................................................13

2.6 Respon Kekebalan ..............................................................................................17

2.7 Kelainan Sistem Pertahanan Tubuh ...................................................................18

BAB III PENUTUP .................................................................................................19

3.1 Kesimpulan dan Saran .......................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................20

2 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b

Page 4: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak lahir setiap individu sudah dilengkapi dengan sistem pertahanan, sehingga

tubuh dapat mempertahankan keutuhannya dari berbagai gangguan yang datang dari

luar maupun dari dalam tubuh. Sistem imun dirancang untuk melindungi inang (host)

dari patogen-patogen penginvasi dan untuk menghilangkan penyakit. Sistem imun

diklasifikasikan sebagai sistem imun bawaan (innate immunity system) atau sering juga

disebut respon/sistem nonspesifik serta sistem imun adaptif (adaptive immunity system)

atau respon/sistem spesifik, bergantung pada derajat selektivitas mekanisme pertahanan.

Sistem imun terbagi menjadi dua cabang: imunitas humoral, yang merupakan fungsi

protektif imunisasi dapat ditemukan pada humor dan imunitas selular, yang fungsi

protektifnya berkaitan dengan sel.

Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons

organisme terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri sendiri dan bukan dirinya,

serta semua efek biologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun.

Dalam menghadapi serangan benda asing yang dapat menimbulkan infeksi atau

kerusakan jaringan, tubuh manusia dibekali sistem pertahanan untuk melindungi

dirinya. Sistem pertahanan tubuh yang dikenal sebagai mekanisme imunitas alamiah ini,

merupakan tipe pertahanan yang mempunyai spekt rum luas, yang artinya tidak hanya

ditujukan kepada antigen yang spesifik. Selain itu, di dalam tubuh manusia juga

ditemukan mekanisme imunitas yang didapat yang hanya diekspresikan dan dibangkit

kan karena paparan antigen yang spesifik. Tipe yang terakhir ini, dapat dikelompokkan

manjadi imunitas yang didapat secara aktif dan didapat secara pasif.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan imunologi?

2.      Bagaimana mekanisme sistem pertahanan tubuh?

3.      Sebutkan organ penyusun sistem kekebalan tubuh!

4.      Jelaskan tentang antigen dan antibodi3 | k o n s e p d a s a r s i s t e m

P e r t a h a n a n t u b u hK e l . 2 | 2b

Page 5: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

5.      Bagaimana respon kekebalan tubuh berlangsung?

6.      Sebutkan kelainan pada sistem pertahanan tubuh!

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui dan mengidentifikasi definisi imunologi

2.      Dapat menjelaskan mekanisme sistem pertahanan tubuh

3.      Mampu menyebutkan organ penyusun sistem imun

4.      Mengetahui tentang antigen dan antibodi

5.      Mampu menjelaskan respon kekebalan tubuh

6.      Mengetahui kelainan pada sistem pertahanan tubuh

BAB II

PEMBAHASAN4 | k o n s e p d a s a r s i s t e m

P e r t a h a n a n t u b u hK e l . 2 | 2b

Page 6: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

2.1 Pengertian Imunologi

Imunologi adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem

imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada

berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti :

malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit

autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik,

kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun. Imunologi juga di katakan

sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan penerapan klinis

, membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi – fungsi berperantara sel terutama

yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit , reaksi biologik yang bersifat

hipersensitif, alergi dan penoloakan jaringan asing.

Imunolgi terbagi menjadi 2 yaitu imunologi infeksi dan imunologi kanker.

a.       Imunologi infeksi

Bila suatu mikroorganisme menembus kulit atau selaput lendir, maka tubuh akan

mengerahkan keempat komponen sistem imun untuk menghancurkannya, yaitu antibodi

fagosit, komplemen dan sel – sel sistem imun. Bila suatu antigen pertama masuk

kedalam tubuh, dalam beberapa hari pertama antibodi dan sel sistem imun spesifik

lainnya lainnya belum memberikan respons. Tetapi komplemen dan pagosit serta

komponen imun nonspesifik lainnya dapat bekerja langsung untuk menghancurkannya.

b.      Imunulogi kanker

Peran penting imunitas lainnya adalah untuk menemukan dan

menghancurkan tumor. Sel tumor menunjukan antigen yang tidak ditemukan pada sel

normal. Untuk sistem imun, antigen tersebut muncul sebagai antigen asing dan

kehadiran mereka menyebabkan sel imun menyerang sel tumor. Antigen yang

ditunjukan oleh tumor memiliki beberapa sumber; beberapa berasal dari

virusonkogenik seperti papillomavirus, yang menyebabkan kanker leher rahim,

sementara lainnya adalah protein organisme sendiri yang muncul pada tingkat rendah

pada sel normal tetapi mencapai tingkat tinggi pada sel tumor. Salah satu contoh

adalah enzim yang disebut tirosinase yang ketika ditunjukan pada tingkat tinggi, 5 | k o n s e p d a s a r s i s t e m

P e r t a h a n a n t u b u hK e l . 2 | 2b

Page 7: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

merubah beberapa sel kulit (seperti melanosit) menjadi tumor yang disebutmelanoma.

Kemungkinan sumber ketiga antigen tumor adalah protein yang secara normal penting

untuk mengatur pertumbuhan dan proses bertahan hidup sel, yang umumnya bermutasi

menjadi kanker membujuk molekul sehingga sel termodifikasi sehingga meningkatkan

keganasan sel tumor.Sel yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel

tumor disebut onkogen.

Respon utama sistem imun terhadap tumor adalah untuk menghancurkan sel

abnormal menggunakan sel T pembunuh, terkadang dengan bantuan sel T pembantu.

Antigen tumor ada pada molekul MHC kelas I pada cara yang mirip dengan antigen

virus. Hal ini menyebabkan sel T pembunuh mengenali sel tumor sebagai sel abnormal.

Sel NK juga membunuh sel tumor dengan cara yang mirip, terutama jika sel tumor

memiliki molekul MHC kelas I lebih sedikit pada permukaan mereka daripada keadaan

normal; hal ini merupakan fenomena umum dengan tumor.Terkadang antibodi

dihasilkan melawan sel tumor yang menyebabkan kehancuran mereka oleh sistem

komplemen

Beberapa tumor menghindari sistem imun dan terus berkembang sampai menjadi

kanker.Sel tumor sering memiliki jumlah molekul MHC kelas I yang berkurang pada

permukaan mereka, sehingga dapat menghindari deteksi oleh sel T pembunuh. Beberapa

sel tumor juga mengeluarkan produk yang mencegah respon imun; contohnya dengan

mengsekresikan sitokin TGF-β, yang menekan aktivitas makrofaga dan limfosit.

Toleransi imunologikal dapat berkembang terhadap antigen tumor, sehingga sistem

imun tidak lagi menyerang sel tumor.

Makrofaga dapat meningkatkan perkembangan tumor ketika sel tumor mengirim

sitokin yang menarik makrofaga yang menyebabkan dihasilkannya sitokin dan faktor

pertumbuhan yang memelihara perkembangan tumor. Kombinasi hipoksia pada tumor

dan sitokin diproduksi oleh makrofaga menyebabkan sel tumor mengurangi produksi

protein yang menghalangi metastasis dan selanjutnya membantu penyebaran sel kanker.

telah mengidentifikasikan sel kanker. Ketika melampaui batas menyatukan dengan sel

kanker, makrofaga (sel putih yang lebih kecil) akan menyuntkan toksin yang akan

membunuh sel tumor. Imunoterapi untuk perawatan kankermerupakan salah satu hal

yang diteliti oleh penelitian medis.

Tujuan mempelajari imunologi kanker ialah :6 | k o n s e p d a s a r s i s t e m

P e r t a h a n a n t u b u hK e l . 2 | 2b

Page 8: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

1. Mengetahui hubungan antara respons imunologi pejamu dan tumor.

2. Menggunakan pengetahuan tentang respons imun terhadap tumor dalam diagnosis,

profilaksis dan pengobatan.

2.2 Sejarah imunologi

Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari

respons tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit infeksi. Pada tahun 1546,

Girolamo Fracastoro mengajukan teori kontagion yang menyatakan bahwa pada

penyakit infeksi terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu

individu ke individu lain, tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat

dengan mata dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.

Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar

dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi sebelumnya dengan

cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar.Dengan

ditemukannya mkroskop maka kemajuan dalam bidang makrobiologi meningkat dan

mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi.Selain itu peneliti Perancis, Charles

Richet dan Paul Portier (1901) menemukan bahwa reaksi kekebalan yang diharapkan

timbul dengan menyuntikkan zat toksin pada anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi

adalah keadaan sebaliknya yaitu kematian sehingga dinamakan dengan istilah

anafilaksis (tanpa pencegahan).

Pada tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu

penyakit dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa ada

hubungan antara penyakit ini dengan serbuk sari Lalu pada tahun 1911-1914, Noon dan

Freeman mencoba mengobati penyakit hay fever dengan cara terapi imun yaitu

menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit. Sejak itu cara tersebut masih

dipakai untuk mengobati penyakit alergi terhadap antigen tertentu yang dikenal dengan

caradesensitisasi.

Pada tahun 1923, Cooke dan Coca mengajukan konsep atopi (strange disease)

terhadap sekumpulan penyakit alergi yang secara klinis mempunyai manifestasi

sebagai hay fever, asma, dermatitis, dan mempunyai predisposisi diturunkan. Dan mulai

7 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b

Page 9: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

saat itu ilmu alergi-imunologi diterapkan dalam kelainan dan penelitian di bidang alergi

klinis.

Landsteiner (1900) menemukan golongan darah ABO, dan disusul dengan

golongan darah rhesus oleh Levine dan Stenson (1940) , maka kelainan klinis

berdasarkan reaksi imun semakin dikenal. Pada masa itu, fenomena imun yang terjadi

baru dapat dijabarkan dengan istilah imunologi saja. Baru pada tahun 1939, 141 tahun

setelah penemuan Jenner, Tiselius dan Kabat menemukan secara elektroforesis bahwa

antibodi terletak dalam spektrum globulin gama yang kemudian

dinamakanimunoglobulin (Ig). Dengan cara imunoelektroforesis diketahui bahwa

imunoglobulin terdiri atas 5 kelas yang diberi nama IgA, IgG, IgM, IgD dan IgE (WHO,

1964).

2.3 Mekanisme Sistem Imun

Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk

mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat di

timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan adalah

sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap

pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor.

Imunitas atau Sistem imun tubuh manusia terdiri dari imunitas alami atau system

imun non spesifik dan imunitas adaptif atau system imun spesifik.

1.      Sistem Imun Non Spesifik

Tubuh mempunyai dua lapisan, yaitu kekebalan tubuh non spesifik dan kekebalan

tubuh spesifik. Bakteri, virus, dan zat asing harus melalui sistem kekebalan nonspesifik

terlebih dahulu. Jika kekebalan nonspesifik tidak mampu menghancurkannya,

berikutnya zat penginfeksi trersebut akan menghadapi sistem kekebalan spesifik.

.Sistem imun non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan tentara terdepan

dalam sistem imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia,

kemudian level larut seperti pada asam lambung atau enzim.

Sistem imun alami atau sistem imun nonspesifik adalah respon pertahanan inheren

yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing atau abnormal

dari jenis apapun dan imunitas ini tidak diperoleh melalui kontak dengan suatu antigen. 8 | k o n s e p d a s a r s i s t e m

P e r t a h a n a n t u b u hK e l . 2 | 2b

Page 10: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.

Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat terhadap serangan agen patogen

atau asing, tidak memiliki memori immunologik, dan umumnya memiliki durasi yang

singkat.

a.       Kekebalan eksternal

Kekebalan eksternal terdiri dari jaringan epitelium yang melindungi tubuh kita (kulit

dan kelenjar mukus) beserta sekresi yang dihasilkannya. Selain sebagai penghalang

masuknya penyakit, epitelium juga menghasilkan zat-zat pelindung. Misalnya hasil

sekresi kulit bersifat asam sehingga beracun bagi bakteri. Air ludah (saliva) dan air mata

juga dapat membunuh bakteri. Mukus (lendir) menjebak mikroorganisme sehingga tidak

dapat masuk ke dalam saluran pencernaan dan pernafasan.

b.      Kekebalan Internal

Kekebalan internal akan melawan bakteri, virus, atau zat-zat asing yang mampu

melewati kekebalan eksternal. Kekebalan internal juga rangsangan kimiawi dan

melibatkan sel-sel fagostik. Sel natural killer (sel pembunuh alami). Protein anti

mikroba yang melawan zat asing yang telah masuk dalam tubuh, serta peradangan

(inflamasi) dan demam.

1.    Neutrofil

Neutrofil meliputi sekitar 60% sampai 70% dari semua sel darah putih (leukosit).

Sel-sel yang rusak oleh mikroba yang menyerang membebaskan sinyal kimiawi yang

menarik neutrofil dari darah untuk datang. Neutrofil akan memasuki jaringan yang

terinfeksi. Lalu menelan dan merusak mikroba yang ada di sana (migrasi menuju

sumber zat kimia yang mengundah ini disebut kemotaksis. Akan tetapi, neutrofil

cenderung merusak diri sendiri ketika mereka merusak penyerang asing dan masa

hidupnya rata-rata hanya beberapa hari.

2.      Mikrofag

Mikrofag akan berlekatan dengan polisakarida di permukaan tubuh mikroba dan

kemudian

3.      Eosinofil

Eosinofil meliputi sekitar 1.5 % saja dari leukosit. Sumbangan untuk eosinofil pada 

pertahanan adalah melawan penyerang parasitik yang berukuran lebih besar, seperti 9 | k o n s e p d a s a r s i s t e m

P e r t a h a n a n t u b u hK e l . 2 | 2b

Page 11: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

cacing darah. Eosinofil memposisikan dirinya melawan dinding eksternal parasit dan

melepaskan enzim-enzim perusak dari granula sitoplasmik. Sel-sel ini mempunyai

aktivitas fagostik yang terbatas (Campbell,2004).

4.      Natural Killer (Sel Pembunuh Alami)

Natural Killer (Sel Pembunuh Alami) menyerang sel parasit dengan cara

mengeluarkan senyawa penghancur yang disebut perofin. Sel natural killer dapat

melisiskan dan membunuh sel-sel kanker serta virus sebelum kekebalan adaptif

deaktivasi. Protein anti mikroba meningkatkan pertahanan tubuh dengan menyerang

mikroorganisme secara langsung maupun dengan cara menghambat reproduksi

mikroorganisme. Salah satu protein antimikroba yang penting untuk melindungi sel dari

serangan virus dan interfeon.

5.      Sistem Komplemen

Sistem Komplemen adalah komponen immunitas bawaan lainnya yang penting.

Aktivasi sistem komplemen mengasilkan suatu reaksi biokimia yang akan melisiskan

dan merusak sel asing atau sel tak berguna. Tanpa aktivasi, komponen dari sistem

komplemen bertindak sebagai proenzim dalam cairan tubuh.

6.      Sitokin dan Kemokin

Sitokin dan Kemokin (Cytokine and chemokine) adalah polipeptida yang memiliki

fungsi penting dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin dan kemokin

menghasilkan hubungan kompleks yang dapat mengaktifkan atau menekan respon

inflamasi. Contoh sitokin yang berperan penting dalam merespon infeksi bakteri

yaitu :Interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-a (TNF-a).

Kekebalan internal lain adalah respon peradangan (inflamasi) dan demam.

Peradangan dipicu oleh trauma fisik. Panas yang berlebihan, infeksi bakteri,dll.

Peradangan bersifat lokal atau hanya muncul pada daerah terinfeksi sedangkan demam

menyebar keseluruh tubuh.

2.      Sistem Imun Spesifik

Kekebalan adaptif dapat bersifat alami maupun buatan. Kekebalan alami pasif

diperoleh bayi dari ibunya saat dalam kandungan, sedangkan kekebalan adaptif alami 10 | k o n s e p d a s a r s i s t e m

P e r t a h a n a n t u b u hK e l . 2 | 2b

Page 12: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

aktif didapat misalnya melalui infeksi (menderita penyakit terlebih dahulu). Kekebalan

adaptif buatan aktif diperoleh melalui imunisasi

Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel T yang

terdiri dari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan sel T delayed hyper-

sensitivity. Salah satu cara untuk mempertahankan sistem imun berada dalam kondisi

optimal adalah dengan asupan gizi yang baik dan seimbang.Kedua sistem imun ini

bekerja sama dengan saling melengkapi secara humoral, seluler, dan sitokin dalam

mekanisme yang kompleks dan rumit.

Imunitas ini terjadi setelah pamaparan terhadap suatu penyakit infeksi, bersifat

khusus dan diperantarai oleh oleh antibody atau sel limfoid. Imunitas ini bisa bersifat

pasif dan aktif.

1. Imunitas pasif, diperoleh dari antibody yang telah terbentuk sebelumnya dalam inang

lain.

2. Imunitas aktif, resistensi yang di induksi setelah kontak yang efektif denga antigen asing

yang dapat berupa infeksi klinis atau subklinis, imunisasi, pemaparan terhadap produk

mikroba atau transplantasi se lasing.

Sistem Imun Adaptif atau sistem imun nonspesifik mempunyai kemampaun untuk

mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Sistem imun adaptif memiliki

beberapa karakteristik, meliputi kemampuan untuk merespon berbagai antigen, masing-

masing dengan pola yang spesifik; kemampuan untuk membedakan antara antigen asing

dan antigen sendiri; dan kemampuan untuk merespon antigen yang ditemukan

sebelumnya dengan memulai respon memori yang kuat

Berdasarkan sel yang terlibat dalam mekanisme, kekebelan adaptif dibagi menjadi

dua, yaitu kekebalan humoral dan kekebalan yang diperantai sel (cell mediated

immunity)

a.       Kekebalan Humoral

Unsur yang paling berperan dalam kekebalan humoral adalah antibodi yang

dihasilkan oleh  sel-sel B limfosit. Antibodi ditemukan dalam humor (cairan) tubuh,

misalnya darah dan cairan limfa dan berfungsi mengikat bakteri dan racun bakteri, serta

menandai virus untuk dihancurkan lebih lanjut oleh sel darah putih.

11 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b

Page 13: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

b.      Kekebalan yang Diperantai Sel

        Faktor terpenting dalam kekebalan ini adalah sel-sel hidup, yaitu sel-sel T limfosit.

sel-sel ini secara aktif melawan bakteri dan virus yang ada dalam sel tubuh yang

terinfeksi. Sel-sel ini juga melawan protozoa, jamur, cacing parasit.

Untuk mengetahui perbedaan sistem imun spesifik dan sistem imun non spesifik

dapat di lihat dalam tabel berikut.

Perbedaan sifat sistem imun non spesifik dan spesifik

Non spesifik Spesifik

Resistensi Tidak berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi berulang

Spesifitas Umumnya efektif terhadap semua

mikroorganisme

Spesifik untuk mikroorganisme yang

sudah mensintesis sebelumnya

Sel yang penting Fagosit, Sel NK, Sel K Limfosit

Molekul yang

penting

Lizosim, Komplemen, Protein fase

akut, Interferon ( sitokin )

Antibody sitokin

Sel yang berada di

dalamnya

didominasi sel polimorfonuklear didominasi selT dan sel B

Sifat bersifat general/ umum bersifat memori / diperlukan pajan

pertama dan efektik untuk pajanan

berikutnya dengan antigen yang sama

Cara kerja cara kerja cepat cara kerja kualitas meningkat karna

memiliki sifat memory

2.4  Organ Penyusun Sistem Kekebalan Tubuh

12 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b

Page 14: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

1.    Tonsil ialah jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit dan

fungsinya ialah memproduksi limposit dan antibodi yang kemudian akan masuk ke

dalam cairan lymph (Kurnadi,2008:42).

2.    Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah belakang

lambung. Limpa berfungsi sebagai:

1) tempat pembentukan sel darah putih

2) Tempat cadangan sel darah

3) tempat pembongkaran sel darah merah yang sudah mati

4)Tempat membunuh kuman-kuman penyakit (Syamsuri, 2007:145).

3.    Thymus suatu jaringan lymphatic yang terletak sepanjang trakea di rongga dada

bagian atas.Thymus membesar sewaktu pubertas dan atrophy (mengecil) setelah

dewasa. Fungsi thymus ialah memproses limposit muda menjadi Limposit T.Limposit T

yang terbentuk kemudian berimigrasi menuju jaringan-jaringan limfatik

lainnya (Kurnadi,2008:14). 

4.    Sumsum Tulang termasuk jaringan limfatik yang memproduksi limposit muda yang

akan diproses pada thymus atau tempat-tempat lainnya untuk menjadi Limposit T dan

Limposit B (Kurnadi,2008:143).

2.5   Antigen dan Antibodi

Dua substansi yang memegang peranan penting dalam sistem kekebalan adalah

antigen dan antibodi.

1.      Antigen

Antigen adalah suatu substansi kimia yang mampu merangsang sistem imun

(kekebalan) untuk menimbulkan respon spesifik. Contoh antigen adalah bagian luar

kapsul atau dinding sel bakteri.Antigen disebut juga imunogen. Antigen merupakan

bahan asing yang merupakan target yang akan dihancurkan oleh sistem kekebalan

tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal,

sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat

dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun.

Antigen biasanya berbentuk protein atau polisakarida. Sistem kekebalan atau sistem

imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel

dan organ khusus pada suatuorganisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, 13 | k o n s e p d a s a r s i s t e m

P e r t a h a n a n t u b u hK e l . 2 | 2b

Page 15: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta

menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan

melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan

patogen. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan

terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa

jenis kanker.

Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis utama,

yaitu antigen eksogen dan antigen endogen.

1.      Antigen Eksogen

Antigen Eksogen adalah antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes

dalam bentuk mikroorganisme,tepung sari,obat-obatan atau polutan.Antigen ini

bertanggungjawab terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit

infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma.

2.      Antigen endogen

Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi

antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog dan antigen

idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen senogeneik adalah antigen yang

terdapat dalam aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak ada hubungannya,

antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa penyakit.

Kelompok-kelompok antigen yang paling banyak mempunyai arti klinik adalah

kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan satu individu spesies

dengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan antigen semacam ini

terdapat pada sel darah merah,sel darah putih trombosit, protein serum, dan permukaan

sel-sel yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh, termaksud antigen-antigen

histokompatibilitas. Antigen ini dikenal antigen polomorfik, karena adanya dua atau

lebih bentuk-bentuk yang berbeda secara genetik didalam populasi.

Antigen mempunyai dua ciri penting, yaitu sebagai berikut:

a. Imunogenitas : Kemampuan untuk memicu perbanyakan antibodi dan limfosit

spesifik.

b. Reaktivitas : Kemampuan untuk bereaksi dengan limfosit yang teraktivasi dan

antibodi yang dilepaskan oleh reaksi kekebalan.

14 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b

Page 16: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

            Selain antigen, terdapat juga molekul yang disebut dengan

Hapten. Hapten adalah substansi kimiawi sederhana atau suatu bagian dari antigen yang

tidak menimbulkan respon kekebalan, tetapi jika hapten berikatan dengan protein tubuh

anak mengenalinya sebagai substansi berbahaya.

Contoh-contoh antigen antara lain:

1. Bakteri                                          4. Sel-sel dari transplantasi organ

2. Virus                                             5. Toksin

3. Sel darah yang asing

2.      Antibodi

Antibodi adalah protein yang dibentuk sebagai respon terhadap suatu antigen dan

secara spesifik mengadakan reaksi dengan antigen tersebut. Antibodi tidak dapat

menghancurkan antigen. Antibodi tidak bisa secara langsung menghancurkan antigen.

Fungsi utama antibodi adalah menonaktifkan dan menandai antigen untuk

penghancuran lebih lanjut. Umumnya jika antibodi bertemu dengan antigen akan

terbentuk kompleks antigen-antibodi.

Antibodi disebut juga imunoglobin. Ada lima imunoglobin (Ig) utama, yaitu IgG,

IgA, IgM, IgD, dan Ig E.

a.         Imunoglobin G (IgG)

Merupakan antibodi yang paling berlimpah dalam sirkulasi. Antibodi ini dengan

mudah melewati dinding pembuluh darah dan memasuki cairan jaringan. IgG juga

menembus plasenta dan memberikan kekebalan pasif bagi ibu ke janin. IgG melindungi

tubuh dari bakteri, virus, dan toksin yang beredar dalam darah dan limfa, dan memicu

kerja sistem komplemen.

b.      Imunoglobin A (IgA)

IgA dihasilkan paling banyak dalam bentuk monomer Y (suatu dimer) oleh sel-sel

yang terdapat berlimpah pada membran mukosa. Fungsi utama IgA adalah untuk

mencegah pertautan virus dan bakteri ke permukaan epitelium. IgA ditemukan dalam

sebaguan besar sekresi tubuh, seperti ludah, keringat, dan air mata.

c.       Imunoglobin M(IgM)15 | k o n s e p d a s a r s i s t e m

P e r t a h a n a n t u b u hK e l . 2 | 2b

Page 17: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

Immunoglobin M ialah antibodi yang disintesis pertama kali dalam stimulus

antigen. Konsentrasinya dalam darah menurun secara cepat. Hal ini diagnostik

bermanfaat karena kehadiran IgM umumnya mengindikasikan adanya infeksi baru oleh

patogen yang menyebabkan pembentuknya. Sintesis imunoglobin M dilakukan oleh

fetus waktu intrauterin. Oleh karena tidak dapat menelan plasenta, maka IgM pada bayi

yang baru lahir menunjukkan tanda-tanda infeksi intrauterin.

d.      Imunoglobin D (IgD)

Antibodi IgD tidak mengaktifkan sistem komplemen dan tidak menembus plasenta.

IgD terutama ditemukan pada permukaan sel B yang kemungkinana berfungsi sebagai

suatu reseptor antigen yang diperlukan untuk memulai diferensiasi sel-sel B menjadi sel

plasma dan sel B memori.

e.              Immunoglobin E(IgE)

Antibodi IgE berukuran sedikit lebih besar dibandingkan dengan IgG dan hanya

mewakili sebagian kecil dari total antibodi dalam darah. IgE disekresikan oleh sel

plasma di kulit, mukosa, serta tonsil. Jika bagian ujung IgE terpicu oleh antigen, akan

menyebabkan sel melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan dan reaksi

alergi.

2.6  Respon Kekebalan

Jika terpapar oleh suatu antigen, akan terjadi respon kekebalan. Perkenalan

dengan suatu antigen akan membangkitkan respon kekebalan primer. Jika setelah

beberapa waktu seseorang terkena antigen yang sama, maka akan muncul respon

kekebalan sekunder.

1.      Respon Kekebalan Primer

Setelah antigen masuk ke dalam tubuh, antibodi tidak segera terbentuk di dalam

serum darah. Masa antara pemberian antigen dan dibentuknya antibodi dalam serum

disebut periode laten. Lama periode laten sekitar 6-7 hari. Pada periode laten, antigen

disampaikan pada sel-sel yang imunokomplemen, yaitu sel B yang menghasilkan

antibodi. Pada periode ini terjadi poliferase dan diferensiasi sel B.

Setelah periode laten, kemudian masuk pada tahap biosentisis. Fase awal dari

periode logaritmis di dalam tubuh. Diikuti oleh fase mantap, yaitu dimana kecepatan

16 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b

Page 18: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

sintesis protein  sama dengan kecepatan katabolismenya, dan diakhiri fase penurunan,

yaitu dimana katabolisme antibodi lebih cepat daripada sintesisnya.

2.      Respon Kekebalan Sekunder

Pertemuan kedua antigen yang sama yang pernah diberikan sebelumnya akan

membangkitkan respon kekebalan sekunder. Ketika antigen ini terpapar pada tubuh,

antibodi yang masih ada dalam serum akan menyusut. Fase ini disebut dengan fase

negatif. Antigen dan antibodi dalam serum kemudian akan membentuk kompleks

antigen-antibodi. Jika dosis antigen sedikit, respon kekebalanyang kuat tidak akan

terjadi. hal tersebut mungkin karena serum antigen tersebut telah digunakan untuk

membentuk kompleks antigen-antibodi. Sebaliknya, jika dosis antigen cukup banyak,

sek-sel B yang tersisa akan membentuk antibodi sehingga muncullah respon sekunder.

3.      Perbedaan Respon Primer dan Respon Sekunder

Pada perisriwa stimulasi respon primer, sel sel perkusor membelah diri dan

mengadakan diferensiasi menjadi sel-sel pembentuk antibodi yang memproduksi IgM

dan IgD. Selama proses terbentuk sel-sel memori yang jumlahnya masih terbatas.

Menyusul respon sekunder, sel-sel sensitif terhadap antigen yang jumlahnya bertambah

cepat sehingga sintesis antibodi meningkat.

Respon kekebalan sekunder yang muncul bersifat lebih cepat, lebih tahan lama, dan

lebih efektif daripada respon sebelumnya. Hal itu disebabkan sistem kekebalan telah

lebih siap terhadap antigen karena sel-sel memori bersiap melawan antigen. Sel-sel

memori ini yang pada akhirnya akan menimbulkan memori imunologis.

2.7  Kelainan Pada Sistem Pertahanan Tubuh

Ketidakseimbangan, baik kekurangan maupun kelebihan dalam sistem pertahanan

tubuh dapat menimbulkan penyakit, antara lain sebagai berikut.

1.      Imunodefisiensi

Imunodefisiensi adalah keadaan dimana sistem kekebalan seseorang sangat lemah

atau tidak mampu melakukan tugasnya melawan infeksi berbahaya. Imunodefisiensi

dapat terjadi karena bawaan sejak lahir maupun muncul di waktu dewasa.17 | k o n s e p d a s a r s i s t e m

P e r t a h a n a n t u b u hK e l . 2 | 2b

Page 19: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

Imunodefisiensi yang paling memeatikan adalah AIDS yaang disebabkan oleh HIV.

HIV menghambat kertja sel T hepler sehingga menekan sistem kekebalan. Penderita

AIDS umumnya meninggal karena komplikasi berbagai infeksi penyakit yang tidak

dapat diatasi oleh sistem kekebalan yang lemah.

2.      Hipersensitivitas (Alergi)

Hipersensivitas adalah respon berlebihan terhadap antigen tertentu. Dalam peristiwa

alergi, sistem kekebalan dapat menyebabkan kerusakan jaringan ketika berusaha

melakukan perlawanan. Antigen yang menyebabkan alergi disebut alergen.

3.      Autoimunitas

Autoimunitas adalah kegagalan sistem kekebalan untuk mengenali sel tubuhnya

sendiri. Sistem kekebalan menganggap sel tubuhnya sebagai antigen dan menghasilkan

antibodi untuk melawannya. Contoh : penyakit Lupus.

4.      Isoimunitas

Isoimunitas adalah keadaan dimana tubuh mendapatkan kekebalan dari individu lain

yang melawan sel tubuhnya sendiri. Isoimunitas dapat muncul akibat transfusi darah

atau karena cangkok organ dari orang lain.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons

organisme terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri sendiri dan bukan dirinya,

serta semua efek biologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun.

Dalam menghadapi serangan benda asing yang dapat menimbulkan infeksi atau

kerusakan jaringan, tubuh manusia dibekali sistem pertahanan untuk melindungi

dirinya. Sistem pertahanan tubuh yang dikenal sebagai mekanisme imunitas alamiah ini,

merupakan tipe pertahanan yang mempunyai spekt rum luas, yang artinya tidak hanya

ditujukan kepada antigen yang spesifik. Selain itu, di dalam tubuh manusia juga

ditemukan mekanisme imunitas yang didapat yang hanya diekspresikan dan dibangkit

kan karena paparan antigen yang spesifik.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,

18 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b

Page 20: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada

hubungannya dengan judul makalah ini.

Kami banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang

membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di

kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada

khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://gectriisna.blogspot.com/2011/11/makalah-imunologi.html

http://lisariahnitaheryahoocoid.blogspot.com/2010/07/makalah-imunologi.html

http://lmirlankameri.blogspot.com/2011/05/makalah-lalat-crysops.html

http://zahra-sanjaya.blogspot.com/2012/06/makalah-dasar-dasar-imunologi.html

http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2011/04/ketidakseimbangan-sistem-

pertahanan.html

http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2011/04/respon-kekebalan.html

http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2011/04/mengenal-anti-bodi-dan-

antigen.html

http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/search/label/Organ%20penyusun%20sistem

%20pertahanan%20tubuh

http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2012/02/mekanisme-pertahanan-tubuh-

kekebalan.html

19 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b

Page 21: Makalah konsep dasar pertahanan tubuh

20 | k o n s e p d a s a r s i s t e mP e r t a h a n a n t u b u h

K e l . 2 | 2b