makalah komposit

17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk menciptakan berbagai produk yang terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat, contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang yang terdiri dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat. Seiring dengan kemajuan zaman, untuk mengoptimalkan nilai efisiensi terhadap suatu produk maka dimulailah suatu pengembangan terhadap material, dan para ahli mulai menyadari bahwa material tunggal (homogen) memiliki keterbatasan baik dari sisi mengadopsi desain yang dibuat maupun kondisi pasar. Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat yang luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik, dan bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan dalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan. Karena bidang- bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik. Dalam prakteknya komposit terdiri dari suatu bahan utama (matrik-matrik) dan suatu jenis penguatan (reinforcement) yang ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Penguatan ini biasanya dalam bentuk serat (fiber). Komposit merupakan teknologi rekayasa material yang banyak dikembangkan dewasa ini karena material komposit mampu mengabungkan beberapa sifat material yang berbeda karakteristiknya menjadi sifat yang baru dan sesuai dengan disain yang direncanakan. 1.2 Rumusan Masalah Untuk membatasi lingkup pembahasan, maka masalah di dalam makalah ini difokuskan pada aspek-aspek berikut : 1. apa yang dimaksud dengan komposit ? 2. apa sajakah jenis-jenis dari komposit dan bagaimana pengklasifikasiannya ? 3. bagaimana aplikasi atau penerapan dari bahan komposit itu sendiri ? 1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1. untuk mengetahui tentang komposit secara umum, 2. untuk mengetahui jenis-jenis dan pengklasifikasian dari komposit, dan

Upload: brigita-ria-marsellina

Post on 22-Oct-2015

1.309 views

Category:

Documents


169 download

DESCRIPTION

ini merupakan makalah mengenai komposit secara lebih lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: makalah komposit

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk menciptakan berbagai produk yang terdiri dari

gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat, contohnya

penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang Mongolia yang

menggabungkan kayu, otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang yang terdiri dari banyak

lapisan oksida besi yang berat dan liat.

Seiring dengan kemajuan zaman, untuk mengoptimalkan nilai efisiensi terhadap suatu produk

maka dimulailah suatu pengembangan terhadap material, dan para ahli mulai menyadari bahwa

material tunggal (homogen) memiliki keterbatasan baik dari sisi mengadopsi desain yang dibuat

maupun kondisi pasar. Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat

yang luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik, dan

bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan dalam

bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan. Karena bidang-

bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang tinggi, viskosity yang

baik dan hentaman yang baik.

Dalam prakteknya komposit terdiri dari suatu bahan utama (matrik-matrik) dan suatu jenis

penguatan (reinforcement) yang ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik.

Penguatan ini biasanya dalam bentuk serat (fiber). Komposit merupakan teknologi rekayasa material

yang banyak dikembangkan dewasa ini karena material komposit mampu mengabungkan beberapa

sifat material yang berbeda karakteristiknya menjadi sifat yang baru dan sesuai dengan disain yang

direncanakan.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk membatasi lingkup pembahasan, maka masalah di dalam makalah ini difokuskan

pada aspek-aspek berikut :

1. apa yang dimaksud dengan komposit ?

2. apa sajakah jenis-jenis dari komposit dan bagaimana pengklasifikasiannya ?

3. bagaimana aplikasi atau penerapan dari bahan komposit itu sendiri ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. untuk mengetahui tentang komposit secara umum,

2. untuk mengetahui jenis-jenis dan pengklasifikasian dari komposit, dan

Page 2: makalah komposit

2

3. untuk mengetahui aplikasi serta proses pembuatan komposit tersebut.

1.4 Sistematika

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah pendahuluan yang

berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan sistematika. Bab II adalah dasar teori.

Bab III adalah pembahasan terkait dengan penerapan atau aplikasi dari bahan komposit. Bab

IV adalah penutup yang berisi simpulan dan saran.

Page 3: makalah komposit

3

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Definisi Komposit

Komposit adalah kombinasi dari dua bahan atau lebih yang tersusun dengan fasa matrik

dan penguat yang dipilih berdasarkan kombinasi sifat mekanik dan fisik masing-masing

material penyusun untuk menghasilkan material baru dengan sifat yang unik dibandingkan

sifat material dasar sebelum dicampur dan terjadi ikatan permukaan antara masing-masing

material penyusun. Dengan adanya perbedaan sifat material penyusun dimana antar material

harus terjadi ikatan yang kuat, maka wetting agent perlu ditambahkan. Penyusun komposit

terdiri dari matrik (penyusun dengan fraksi volume terbesar), fiber sebagai penguat (penahan

beban utama), interfasa (pelekat antar dua penyusun) dan interface (permukaan fasa yang

berbatasan dengan fasa lain.[1]

Gambar 2.1 Ilustrasi Material Penyusun Komposit[1]

2.2 Material Penyusun Komposit

Matrik dan fiber adalah bahan pembentuk material komposit dimana fiber sangat

berperan dalam memberikan kekuatan dan kekakuan komposit. Namun aspek lain yang

menjadi sumber kekuatan komposit di dapat dari matrik yang memberikan ketahanan terhadap

temperatur tinggi, ketahanan terhadap tegangan geser, dan mampu mendistribusikan beban.[1]

a. Matrik

Pada material komposit matrik memberikan pengaruh yang lebih besar dalam

pengikatan material penyusun selain bertugas untuk mendistribusikan beban dan

memberikan perlindungan dari pengaruh lingkungan. Polyester dan vinyl ester resin

umumnya yang paling banyak digunakan sebagai bahan matrik dan biasanya

digunakan untuk pembuatan produk-produk komersial, industri, dan transportasi.

Namun bila produk yang dibutuhkan diharapkan untuk memiliki kekuatan yang lebih

tinggi maka bahan epoksi menjadi pilihan sebagai matrik. Meskipun epoksi sensitif

Page 4: makalah komposit

4

terhadap kelembaban, namun tetap masih lebih baik dibanding dengan polyester serta

tahan terhadap penyusutan. Dalam aplikasinya epoksi terbatas terhadap termperatur

hingga 120°C untuk pemakaian jangka panjang, bahkan pada kondisi tertentu

temperatur tertinggi hanya pada sekitar 80°C sampai 105°C. Untuk pemakaian pada

temperatur lebih tinggi sekitar 177°C sampai 230°C dapat menggunakan

bismaleimide resins (BMI) sebagai matrik.[1]

Gambar 2.2 Matriks Pada Komposit[2]

b. Fiber

Pada material Komposit Matrik Polimer (KMP), fungsi utama fiber penguat adalah

menaikkan kekuatan dan kekakuan komposit sehingga didapatkan material yang kuat

dan ringan. Beberapa jenis fiber yang umum digunakan adalah sebagai berikut.[1]

1. Fiber Glass

Sangat umum digunakan dalam industri karena bahan baku yang sangat banyak

tersedia. Komposisi fiber glass mengandung silica yang berguna memberikan

kekerasan, fleksibilitas, dan kekakuan. Proses pembentukan fiber glass melalui proses

fusion (melting) terhadap silica dengan campuran mineral oksida. Pada proses ini

diberikan pendingan yang sangat cepat untuk pembentukan kristalisasi yang

sempurna, proses ini biasa disebut dengan fiberization. Produk fiber glass dibedakan

dalam beberapa jenis berdasarkan propertis dan karakteristiknya.[1]

Gambar 2.3 Fiber Glass[3]

Page 5: makalah komposit

5

2. Karbon Fiber

Salah satu keunggulan karbon fiber adalah sangat unggul terhadap ketahanan

fatik, tidak rentan terhadap beban perpatahan dan mempunyai elastic recovery yang

baik. Pekembangan penggunaan karbon fiber tergolong sangat cepat untuk aplikasi

penerbangan, produk olahraga, dan berbagai kebutuhan industri. Sebagai bahan

anorganik, karbon fiber tida terpengaruh oleh kelembaban, atmosfir, pelarutan basa

dan weak acid pada temperatur kamar. Namun oksidasi menjadi permasalahan pada

fiber karbon pada suhu tinggi dimana impuritis dapat menjadi katalisator dan

menghambat proses oksidasi yang menyebabkan kemurnian fiber karbon tidak

tercapai.[1]

Gambar 2.4 Carbon Fiber[4]

3. Aramid Fiber

Aramid fiber memiliki kekuatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan rasio

berat yang dimilikinya. Pada awalnya aramid fiber di produksi oleh E.I. Du Pont de

Nemours & Company, Inc. dengan merek Kevlar yang dipakai sebagai fiber penguat

dalam produksi ban dan plastik. Karena aramid fiber relatif flexible dan non-brittle

maka aramid fiber dapat diproses dengan berbagai metode seperti twisting, weaving,

knitting, carding, dan felting. Aramid Kevlar terdapat dalam tiga jenis, yaitu Kevlar

29 (high toughness), Kevlar 49 (high modulus), dan Kevlar 149 (ultrahigh modulus).

Menurut Charley Yan, Kevlar memiliki nilai rasio kekuatan dan berat sebesar lima

kali lebih kuat dari logam.[1]

Page 6: makalah komposit

6

Gambar 2.5 Aramid Fiber[5]

2.3 Klasifikasi Material Komposit

Komposit didefinisikan sebagai material yang terdiri dua atau lebih material penyusun

yang berbeda, umumnya matriks dan penguat (reinforcement). Matriks adalah bagian

komposit yang secara kontinyu melingkupi penguat dan berfungsi mengikat penguat yang

satu dengan yang lain serta meneruskan beban yang diterima oleh komposit ke penguat.

Sedangkan penguat adalah komponen yang dimasukkan ke dalam matriks yang berfungsi

sebagai penerima atau penahan beban utama yang dialami oleh komposit.[6]

Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang digunakannya,

yaitu sebagai berikut :

a. Fibrous composite, yaitu komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu lapis

dan berpenguat fiber. Kayu adalah komposit alam yang terdiri dari serat hemiselulosa

dalam matriks lignin. Fiber yang digunakan untuk menguatkan matriks dapat pendek,

panjang, atau kontinyu. Berdasarkan jenis seratnya, maka dibedakan menjadi :

Serat Kontinyu, dengan orientasi serat yang bermacam-macam antara lain arah serat

satu arah (unidireksional), dua arah (biaksial), tiga arah (triaksial).

Serat Diskontinyu, serat menyebar dengan acak sehingga sifat mekaniknya tidak

terlalu baik jika dibandingkan dengan serat kontinyu.

Gambar 2.6 Fibrous Composite[7]

Page 7: makalah komposit

7

b. Laminated composite, yaitu komposit yang berlapis-lapis, paling sedikit terdiri dari dua

lapis yang digabung menjadi satu, dimana setiap lapisan pembentuk memiliki

karakteristik sifat tersendiri. Terdiri dari berbagai arah serat. Plywood, yang terdiri dari

layer alternatif berupa kayu mengandung lem dengan layer serat kayu yang tegak lurus

layer terdekat.[7]

Gambar 2.7 Laminated Composite[7]

c. Particulate composite, yaitu komposit dengan penguat berupa partikel atau serbuk yang

tersebar pada semua luasan dan segala arah dari komposit.[6]

Gambar 2.8 Particulate Composite[7]

Campuran antara matriks dan partikel penguat yang ada pada sistem material komposit

partikel dapat dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

a. Nonmetallic In Nonmetallic Particulate Composites, yaitu sistem material komposit

partikel yang kedua atau lebih unsur pembentuknya (matriks dan penguat) tidak berupa

material logam, misalnya berupa ceramics matrix-glass particulate.

b. Metallic in Nonmetallic Particulate Composites, yaitu sistem material komposit

partikel yang memiliki matriks tidak berupa material logam, sementara partikel

penguatnya berupa material logam, misalnya aluminium powder dalam matriks

polyurethane atau polysulfide rubber.

c. Metallic In Metallic Particulate Composites, yaitu sistem material komposit partikel

yang baik matriks maupun partikel penguatnya berupa material logam, namun tidak

sama seperti model paduan logam (metal alloy), sebab penguat partikel logam tidak

melebur di dalam matriks logam.

Page 8: makalah komposit

8

d. Nonmetallic In Metallic Particulate Composites, yaitu sistem material komposit

partikel yang matriksnya berupa material logam, namun material penguatnya tidak

berupa material logam, melainkan dari jenis material nonlogam, misalnya ceramics

particulate dalam matriks stainless steel.

Gambar 2.9 Klasifikasi Komposit Berdasarkan Matriks[10]

Berdasarkan matriksnya, komposit dibagi menjadi :

1. Metal matrix composites (MMC) yaitu komposit yang menggunakan matriks logam.

Metal Matrix composites adalah salah satu jenis komposit yang memiliki matrik logam.

Material MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996. Pada mulanya yang diteliti

adalah Continous Filamen MMC yang digunakan dalam aplikasi aerospace.

Kelebihan MMC dibandingkan dengan PMC :

1) Transfer tegangan dan regangan yang baik

2) Ketahanan terhadap temperatur tinggi

3) Tidak menyerap kelembapan

4) Tidak mudah terbakar

5) Kekuatan tekan dan geser yang baik

6) Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik

Kekurangan MMC :

1) Biayanya mahal

2) Standarisasi material dan proses yang sedikit

Matrik pada MMC :

1) Mempunyai keuletan yang tinggi

2) Mempunyai titik lebur yang rendah

3) Mempunyai densitas yang rendah

Contoh : Almunium beserta paduannya, Titanium beserta paduannya, Magnesium

beserta paduannya.

Page 9: makalah komposit

9

Proses pembuatan MMC :

1) Powder metallurgy

2) Casting/liquid infiltration

3) Compocasting

4) Squeeze casting

Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :

1) Komponen automotif (blok-silinder-mesin, pully, poros gardan)

2) Peralatan militer (sudu turbin, cakram, kompresor)

3) Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)

4) Peralatan Elektronik

2. Ceramic matrix composites (CMC) yaitu komposit yang menggunakan matriks

keramik. CMC merupakan material 2 fasa dengan 1 fasa berfungsi sebagai

reinforcement dan 1 fasa sebagai matriks, dimana matriksnya terbuat dari keramik.

Reinforcement yang umum digunakan pada CMC adalah oksida, carbide, dan nitrid.

Salah satu proses pembuatan dari CMC yaitu dengan proses DIMOX, yaitu proses

pembentukan komposit dengan reaksi oksidasi leburan logam untuk pertumbuhan

matriks keramik disekeliling daerah filler (penguat).

Matrik yang sering digunakan pada CMC adalah :

1) Gelas anorganic.

2) Keramik gelas

3) Alumina

4) Silikon Nitrida

Keuntungan dari CMC :

1) Dimensinya stabil bahkan lebih stabil daripada logam

2) Sangat tangguh , bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast iron

3) Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus

4) Unsur kimianya stabil pada temperature tinggi

5) Tahan pada temperatur tinggi (creep)

6) Kekuatan & ketangguhan tinggi, dan ketahanan korosi tinggi.

Kerugian dari CMC

1) Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar

2) Relatif mahal dan non-cot effective

3) Hanya untuk aplikasi tertentu

Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut :

Page 10: makalah komposit

10

1) Chemical processing = Filters, Membranes, Seals, Liners, Piping, Hangers

2) Power Generation = Combustorrs, Vanrs, Nozzles, Recuperators, Heat Exchanger

Tubes, Liner

3) Water Inineration = Furnace Part, Burners, Heat Pipes, Filters, Sensors

4) Kombinasi dalam rekayasa wisker SiC/alumina polikristalin untuk perkakas

potong

5) Serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser

6) Grafit/keramik gelas untuk bantalan,perapat dan lem

7) SiC/litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas

3. Polymer matrix composites (PMC) yaitu komposit yang menggunakan matriks

polimer.

Komposit ini bersifat :

1) Biaya pembuatan lebih rendah

2) Dapat dibuat dengan produksi massal

3) Ketangguhan baik

4) Tahan simpan

5) Siklus pabrikasi dapat dipersingkat

6) Kemampuan mengikuti bentuk

7) Lebih ringan.

Keuntungan dari PMC :

1) Ringan

2) Specific stiffness tinggi

3) Specific strength tinggi

4) Anisotropy

Aplikasi PMC, yaitu sebagai berikut :

1) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas

a) Alat-alat rumah tangga

b) Panel pintu kendaraan

c) Lemari perkantoran

d) Peralatan elektronika.

2) Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas = kotak air radiator

3) Matrik berbasis termoset dengan serat karbon

a) Rotor helikopter

b) Komponen ruang angkasa

Page 11: makalah komposit

11

c) Rantai pesawat terbang

Pada komposit dengan reinforced partikel, ukuran partikel, dan distribusinya sangat

menentukan kekuatan komposit tersebut. Karena distribusi partikel didalam matriks (fraksi

volume) dari dua fasa ini mempengaruhi sifat mekanik, sifat ini akan tinggi dengan

meningkatnya kandungan partikel dalam matriks. Persamaan yang menghubungkan antara

volume partikel (vp) dan volume matriks (v

m), maka :

vc = v

p + v

m ( 2.1 )

dimana,

Vp : fraksi volume partikel

Vc : fraksi volume komposit

Vm

: fraksi volume matriks, maka

VP

= vp / v

c ; V

m = v

m / v

c (2.2)

dan jika,

wc : berat komposit

wp : berat partikel

wm

: berat matriks, maka

wc = w

p + w

m (2.3)

dan jika,

Wp

: fraksi berat partikel

Wc : fraksi berat komposit

Wm

: fraksi berat matriks, maka

Wp

= wp

/ wc ; W

m = w

m / w

c (2.4)

Dengan menghitung densitas dari komposit, partikel, dan matriks, maka bisa diperoleh

konversi dari fraksi volume ke fraksi berat atau sebaliknya yaitu :

𝑾𝒑 = 𝑾𝒑

𝑾𝒄=

𝝆𝒑𝑽𝒑

𝝆𝒄𝑽𝒄=

𝝆𝒑𝑽𝒑

𝝆𝒄 (2.5)

𝑾𝒎 = 𝝆𝒎𝑽𝒎

𝝆𝒄 (2.6)

dan sebaliknya,

Page 12: makalah komposit

12

𝑽𝒑 = 𝝆𝒄𝑾𝒑

𝝆𝒑 (2.7)

𝑽𝒎 = 𝝆𝒄𝑾𝒎

𝝆𝒎 (2.8)

Sedangkan menghitung densitas komposit digunakan persamaan,

𝝆𝒄𝑽𝒄 = 𝝆𝒑𝑽𝒑 + 𝝆𝒎𝑽𝒎

𝝆𝒄 = 𝝆𝒑

𝑽𝒑

𝑽𝒄+ 𝝆𝒎

𝑽𝒎

𝑽𝒄

𝝆𝒄 = 𝝆𝒑𝑽𝒑 + 𝝆𝒎𝑽𝒎

dimana,

𝜌𝑐 : densitas komposit

𝜌𝑚 : densitas matriks

𝜌𝑝 : densitas partikel

2.4 Sifat-sifat Komposit

Sifat-sifat komposit yang biasa tampak pada bahan komposit, diantaranya adalah sebagai

berikut :

a. Kekerasan dapat didefinisikan sebagai ketahanan suatu bahan terhadap deformasi dari

tekanan yang diberikan padanya. Kekerasan resin komposit hybrid adalah sekitar 20-

30 VHN.[8]

b. Kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan yang diberikan

kepadanya tanpa terjadi kerusakan. Kekuatan masing-masing jenis komposit dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.[8]

Tabel 2.1 Kekuatan Tiap Jenis Komposit[7]

Sifat

Bahan Komposit

Komposit

Tradisional

Komposit

Mikrofiller

Komposit

Hybrid

Kekuatan Kompresi 250 – 300 MPa 250 – 350 MPa 300 – 350 Mpa

Kekuatan Tarik 50 – 65 MPa 30 – 50 MPa 70 – 90 Mpa

Kekuatan Elastik 8 – 15 GPa 2 – 6 GPa 7 – 12 GPa

c. Kepadatan bahan resin komposit bergantung pada jenis resin komposit berdasarkan

bahan pengisinya. Kepadatan partikel bahan pengisi ini menentukan ketahanan

Page 13: makalah komposit

13

komposit terhadap fraktur. Semakin banyak jumlah partikel bahan pengisi maka

komposit tersebut semakin tahan terhadap fraktur.

d. Penyerapan air oleh resin komposit dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang

diserap oleh suatu material komposit ketika direndam dalam air selama jangka waktu

tertentu. Jumlah air yang dapat diserap bergantung kepada jumlah matriks resin yang

terdapat pada komposit dan kualitas ikatan antara matriks resin dengan bahan pengisi.

Penyerapan air diukur dengan membandingkan antara berat air yang diserap oleh suatu

material dengan berat material dalam keadaan kering. Jumlah air yang dapat diserap

oleh resin komposit adalah sekitar 40-45 μm/mm3.

2.5 Fasa Matriks dan Fasa Penguat

Fasa matriks adalah fasa cair yang terdapat dalam suatu komposit dengan fasa penguat

tersebar di dalamnya. Pada umumnya komposisi matriks jauh lebih banyak dari pengisi

(Hariadi,2000), hal ini disebabkan karena bahan komposit dibuat untuk mengoptimalkan

sifat-sifat seperti mekanik, termal, kimia yang sulit menggunakan bahan tunggal. Fasa matriks

berfungsi sebagai pelekat dimana pengisi terbenam di dalamnya. Untuk memperoleh suatu

pelekatan yang baik antara fasa matriks dengan fasa penguat atau fasa tersebar dalam hal ini

bahan pengisi, pembasahan yang sempurna oleh fasa matriks perlu dilakukan supaya interaksi

yang baik antara fasa matriks dengan fasa penguat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada

komposit yang diperkuat, agar dapat membentuk produk yang efektif, yaitu : komponen

pengisi/penguat harus memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi daripada matriksnya dan

harus ada ikatan permukaan yang kuat antara komponen pengisi/penguat dengan matriks.[9]

Secara umum fasa matriks haruslah berperan sebagai (Kennedy dan Kelly, 1966) :

a. Bahan yang mampu memindahkan beban yang dikenakan kepada fasa tersebar atau

fasa penguat yang berfungsi sebagai media alas beban.

b. Bahan yang dapat menjaga fasa penguat atau fasa tersebar dari kerusakan oleh faktor

lingkungan seperti kelembaban dan panas.

c. Pengikat yang memegang fasa penguat untuk menghasilkan antara muka fasa matriks

dan fasa penguat yang kuat.

Menurut Richardson (1987), pemilihan suatu bahan sebagai fasa matriks bergantung

pada faktor-faktor yaitu sebagai berikut :

a. Keserasiannya dengan fasa penguat atau fasa tersebar, karena ia akan menentukan

interaksi antara muka fasa matriks dengan bahan pengisi.

b. Sifat akhir komposit yang dihasilkan.

c. Keperluan penggunaan seperti rentang suhu penggunaan.

Page 14: makalah komposit

14

d. Kemudahan fabrikasi atau pemrosesan.

e. Biaya pengolahan.

Fasa penguat atau fasa tersebar merupakan bahan yang bersifat lengai (inert) dalam

bentuk serat, partikel atau kepingan yang ditambahkan ke dalam fasa matriks untuk

meningkatkan sifat mekanik dan fisik komposit, seperti kekuatan, kekakuan, dan keliatan.[9]

Menurut Xanthos (2005), bahan pengisi pada komposit memiliki banyak fungsi dan dapat

dibedakan berdasarkan fungsi utama dan fungsi tambahannya. Adapun fungsi utama pengisi

adalah memperbaiki sifat-sifat mekanis pada komposit, sifat-sifat magnetik/kelistrikan dan

sifat-sifat permukaan, meningkatkan ketahanan terhadap api dan mempermudah

pemrosesannya. Sedangkan fungsi tambahan pada pengisi adalah mengontrol permeabilitas,

bioaktivitas, kemampuan terurai, penyerapan radiasi, meningkatkan stabilitas dimensional,

memperbaiki sifat-sifat optis dan pembasahan.[9]

Menurut Maulida (2000), penggunaan pengisi alamiah sebagai penguat pada material

komposit memberikan beberapa keuntungan dibanding bahan pengisi mineral, yaitu: kuat dan

pejal, ringan, ramah lingkungan, sangat ekonomis dan sumber dapat diperbaharui. Tetapi

disisi lain menurut Belmares (1983), pengisi alamiah juga memiliki kelemahan dan

kekurangan yaitu, mudah terurai karena kelembapan, adhesi permukaan yang lemah pada

polimer hidrofobik, ukuran pengisi yang tidak seragam, tidak cocok dipakai pada temperatur

tinggi dan mudah terpengaruh pada serangan serangga dan jamur.[9]

Telah banyak penelitian yang dilakukan dengan menggunakan bahan pengisi alami

sebagai penguat pada komposit seperti: nanas, sisal, sabut kelapa, tempurung kelapa, rami,

kapas, sekam padi, bambu, dan tandan kosong kelapa sawit. Luo dan Netravali (1999) telah

meneliti dan membuktikan bahwa sifat-sifat regangan dan fleksibilitas yang dihasilkan pada

komposit dengan kandungan serat nanas yang berbeda-beda, lebih baik dibandingkan dengan

resin tanpa pengisi.[9]

Page 15: makalah komposit

15

BAB III

PEMBAHASAN APLIKASI BAHAN KOMPOSIT

3.1 Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi bahan saat ini berkembang dengan pesat.

Hal ini didasari oleh kebutuhan bahan yang semakin lama semakin kompleks. Salah satunya

adalah komposit. Bahan komposit digunakan untuk keperluan yang sangat sederhana hingga

untuk keperluan yang kompleks seperti pembuatan rangka pesawat terbang dan bahan implan.

Bahan yang dipergunakan untuk material implan haruslah memenuhi beberapa karakteristik.

Karena apabila tidak begitu maka akan terjadi penolakan oleh tubuh bahkan akan meracuni

tubuh. Dan hal tersebut sangat tidak diharapkan kejadiannya. Untuk itu, bahan yang akan

diimplankan ke dalam tubuh haruslah bersifat biokompatibel dan non toksik. Material implan

dapat berasal dari berbagai bahan, sesuai dengan peruntukannya. Pada makalah ini kami

memfokuskan bahasan kami pada penggunaan komposit berbasis Polimetil Metakrilat yang

dipadu dengan hidroksiapatit sebagai material implan dalam rekonstruksi ortopedi.[11]

3.2 Karakteristik Polimetil Metakrilat dan Hidroksiapatit

Polimetil Metakrilat (PMMA) adalah sejenis polimer termoplastik yang transparan. Oleh

karena itu, biasa digunakan sebagai pengganti kaca konvensional yang terbuat dari silikat.

Polimer ini merupakan bentukan sintesis dari metil metakrilat. Di pasaran terdapat berbagai

nama dagang untuk senyawa ini, seperti akrilik, plexiglas, lucite, perspex, dan lain lain.[11]

Gambar 3.1 Lembaran PMMA[11]

PMMA adalah polimer yang kuat dan ringan. Memiliki densitas sekitar 1,17-1,20g/cm3,

atau kira-kira kurang dari separuh daripada kaca konvensional. Meskipun begitu, kekuatan

yang dimiliki PMMA lebih kuat daripada kaca konvensional, meskipun tidak sekuat polimer

buatan seperti polikarbonat dan lain-lain. PMMA adalah alternatif pengganti yang lebih

Page 16: makalah komposit

16

ekonomis daripada polikarbonat. Meskipun secara kekuatan masih di bawah polikarbonat.

Namun, keunggulan dari PMMA adalah bahawa senyawa ini tidak mengandung subunit

Bisphenol-A yang berbahaya seperti pada polikarbonat. Sehingga apabila diaplikasikan pada

tubuh manusia lebih kompatibel (biokompatibel).[11]

Hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) adalah salah satu jenis biokeramik inert berpori dan

berbentuk seperti jarum – jarum. Dan dalam kompleks komposit dengan Polimetil Metakrilat,

Hidroksiapatit bertindak sebagai filler atau pengisi. Syarat pori-pori yang dimiliki

hidroksiapatit agar dapat digunakan untuk rekonstruksi ortopedi haruslah cukup besar yaitu

sekitar 50 - 150 mm. Selain itu harus mempunyai rongga antar-muka yang cukup luas antara

hidroksiapatit dan matriksnya, sehingga walaupun telah dilapisi oleh tulang yang tumbuh,

tetap berpori dan dapat dialiri oleh pembuluh darah, sehingga jaringan tetap hidup sehat.[11]

3.3 Aplikasi

Manfaat utama dari penggunaan komposit PMMA – hidroksiapatit adalah mendapatkan

kombinasi sifat kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Dengan memilih

kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat membuat suatu material komposit

dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk suatu struktur tertentu dan tujuan

tertentu pula. Umumnya tulang manusia terdiri dari dua komponen utama yaitu duapertiga

fasa non organik dan sepertiga fasa organik. Sebagian besar fasa organik tersusun dari

kolagen berukuran nano. Dan penyusun yang lain yaitu protein, lemak dan polisakarida yang

memberikan sifat fleksibel, elastis, dan kuat.

Sebagian besar fasa non organik terdiri dari hidroksiapatit dalam bentuk jarum berukuran

panjang 40 nm, lebar 20 nm, dan tebal 5 nm. Selainitu, juga tersusun dari mineral- mineral

yaitu karbonat, sodium, magnesium, fluorida, klorida, kalium dan pirofosfat. Kandungan

mineral ini memberikan kekerasan dan melindungi tulang dari patah. Apabila tahap mineral

meningkat maka ia akan meningkatkan kekuatan dan kekakuan tulang. Karena hidroksiapatit

mempunyai komposisi kimia dan struktur campuran yang hampir sama dengan tulang

manusia, maka hidroksiapatit sangat sesuai digunakan untuk penggantian dan perbaikan

jaringan tulang manusia yang rusak.

Page 17: makalah komposit

17

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat

menyimpulkan beberapa poin yang antara lain sebagai berikut :

a. komposit adalah kombinasi dari dua bahan atau lebih yang tersusun dengan fasa matrik

dan penguat yang mempunyai sifat unggul dari material dasar untuk dijadikan material

baru,

b. secara global jenis-jenis komposit dibagi berdasarkan penguat dan matrik. Berdasarkan

penguat komposit dibagi menjadi : Fibrous Composite, Laminated Composite, Particulate

Composite, sedangkan berdasarkan matrik komposit dibagi menjadi : CMC, MMC, PMC,

c. bahan komposit digunakan untuk keperluan yang sangat sederhana hingga untuk keperluan

yang kompleks seperti pembuatan rangka pesawat terbang dan bahan implan. Misalnya,

komposit berbasis Polimetil Metakrilat yang dipadu dengan hidroksiapatit sebagai material

implan dalam rekonstruksi ortopedi.

4.2 Saran

Berdasarkan kajian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka ada beberapa saran yang

perlu disampaikan, antara lain :

a. untuk mendapatkan data-data tentang komposit yang lebih akurat dan valid, sebaiknya

dilakukan penelitian atau pengambilan data terlebih dahulu sebelum penyusunan makalah,

b. untuk menghasilkan susunan makalah yang ilmiah, sebaiknya lebih banyak mengambil

referensi atau tinjauan pustaka dari jurnal ilmiah, textbook, maupun hasil karya ilmiah

tentang sistem ini yang telah dipublikasikan sebelumnya. Referensi yang berasal dari

internet diusahakan untuk dihindari terutama dari blog atau semacamnya.