makalah kom . terminal.docx

15
MAKALAH KOMUNIKASI TERAPAUTIK PADA PASIEN MENJELANG AJAL NAMA KELOMPOK HESTI KOMALASARI IRZA SEPTIYADI JULITA PERMATA S MELAN APRIATY S MUHAMMAD MUHIDIN KEMENTRIAN KESEHATAN RI

Upload: muhamad-muhidin-cibungcu

Post on 10-Dec-2015

166 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

MAKALAH

KOMUNIKASI TERAPAUTIK PADA

PASIEN MENJELANG AJAL

NAMA KELOMPOK

HESTI KOMALASARI

IRZA SEPTIYADI

JULITA PERMATA S

MELAN APRIATY S

MUHAMMAD MUHIDIN

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN 2013/2014

Page 2: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx
Page 3: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada TUHAN yang maha kuasa

karena telah memberikan kita karunia dan hidayah-Nya sehinga kita

masih di berkan kesempatan untuk menimba ilmu pengetahuan

seperti yang kita rasakan hinga saat ini dan ahirnya penulis dapat

menyelesakan MAKALAH ini dengan baik dan tepat pada waktu yang

ditentukan oleh dosen pembimbing mata kuliah komunikasi.

Makalah ini di buat untuk memelengkapi tugas KOMUNIKASI

KEPERAWATAN

Tenang komunikasi terapautik pada pasien ganguan konsep diri

menjelang ajal , atau pada fase-fase terminal.

Penulis mengharapakan bagi pembaca yang telah membaca

makalah ini semoga dapat mengunakan tehnik komusikasi

terapoutik kepada klien dengan baik sehinga klien merasa lebih

menerima apa yang sedang menimpanya dan bisa melewati fase-

fase-fase terminal dengan baik dan perawat bisa melaksanakan

tugasnya dengan baik sesuai yang di inginkan.

Bengkulu , 13 juni 2014

Penuysun:

Page 4: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang Komunikasi mempunyai banyak sekali makna dan sangat bergantung pada konteks pada saat komunikasi dilakukan. Bagi beberapa orang, komunikasi merupakan pertukaran informasi diantara dua orang atau lebih, atau dengan kata lain pertukaran ide atau pemikiran. Metodenya antara lain berbicara dan mendengarkanatau menulis dan membaca, melukis, menari, bercerita, dan ain sebagainya. Sehinggadapat dikatakan bahwa segala bentuk upaya penyampaian pikiran kepada orang lain,tidak hanya secara lisan (verbal) atau tulisan tetapi juga gerakan tubuh atau gestru(non verbal)Komunikasi merupakan suatu proses karena melalui komunikasi seseorang menyampaikan dan mendapat respons. Komunikasi dalam hal ini mempunyai duat ujuan, yaitu mempengaruhi orang lain dan untuk mendapat informasi. Akan tetapi komunikasi dapat digambarkan sebagai komunikasi yang memiliki kegunaan atau berguna (berbagi informasi, pemikiran, perasaan).. Pesan verbal dan non verbal yang dimilki oleh seseorang menggambarkan secara utuh dirinya, perasaanya dan apa yang ia sukai dan tidak sukai. Melalui komunikasi seorang individu dapat bertahan hidup, membangunhubungan dan merasakan kebahagiaan.

2. Tujuan

1.  Menghilangkan/mengurangi rasa kesendirian, takut, atau depresi. 2. Mempertahankan rasa aman, harkat, dan rasa berguna. 3. Membantu klien menerima rasa kehilangan. 4. Mempertahankan harapan

3. Rumusan Masalah

A. komunikasi terapeutik.

Page 5: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

B. face kehilangan pada penyakit kronis dan tehnik komunikasi.

C. menyiapkan berita buruk.

BAB IIPEMBAHASAN

A.KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Asuhan keperawatan bagi klien berduka dimulai dengan menetapkan makna kehilangan. Hal ini menjadi sulit jika klien tidak mau mengekspresikan perasaan atau mengalami syok atau menyangkal. Perawat mengamati respon terhadap kehilangan tersebut. Perawat menggunakan pertanyaan terbuka dan pertanyaan reflektif seperti “ anda tampak kuatir dengan kondisi saudara laki-laki anda” atau” ketika dokter menginformasikan kepada anda tentang hasil pemeriksaan, anda tampak sangat ketakutan. Apa yang anda pikirkan?” respon ini sangat penting dan member makna pada perasaan seseorang. Komunikasi terbuka mencoba untuk mencapai tujuan berikut : (1) komunikasi terbuka memungkinkan klien membuat jarak dan kecepatan. (2) komunikasi terbuka mencerminkan: bahwa memungkinkan klien untuk menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri. (3) komunikasi terbuka memberikan kepastian bahwa setiap topic adalah terbuka untuk dipertimbangkan (Doka,1993). Perawat menunjukkan penerimaan terhadap semua reaksi dukacita. Misalnya jika klien mulai menangis ,perawat terap tenang untuk siap memberikan ketenangan kepada klien ,ketimbang mengabaikan klien pada waktu yang sangat dibutuhkan. Mengharagai duka cita melalui sentuhan yang sesuai dengan waktu dan tempat serta perhatian akan meningkatkan kepercayaan.

Perawat seing menjadi target kemarahan klien dan keluarganya. Karena sulit untuk menerima klien secara pribadi , perawat mungkin merespon dengan menghindari klien dan keluarganya . untuk dapat menghadapi kemarahan secara efektif perawat harus menelaah perasaan dan responnya sendiri terhadap marah. Dengan peningkatan kesadaran terhadap respon pribadi tentang kemarahan ,perawat perawat akan lebih baik dalam memberikan dorongan kepada klien untuk mengekspresikan marahnya. Perawat membiarkan klien dan keluarganya untuk mengetahui bahwa pengekspresian seperti ini adalah normal. Misalnya , perawat dapat mengatakan “ anda jelas sangat marah. Demikian juga

Page 6: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

orang lain dalam situasi seperti ini. Saya hanya memberitahu anda bahwa saya bersedia untuk berbicara dengan anda jika anda menginginkannya.”

Perawat tidak boleh membuat rintangan untuk onunikasi. Komunikasi terhambat oleh adanya penyangkalan dukacita klien, pemberian keterangan palsu, atau penghindaran untuk membahas masalah. Misalnya, ketika klien mengekspresikan marah tentang penyakit terminal, peraway harus mengindari membuat pernyataan seperti ”jangan kuatir, anda akan hidup lebih lama dari kita semua “atau “karena anda marah mengapa kita tidak membicarakan hal yang lain saja?”

Perawat juga harus menghindari pemberian nasihat atau menganalisis kemungkina penyebab kehilangan atau perilaku klien. Pernyataan seperti “semua adlah kehendak Tuhan” atau “Anda kan mersa lebih baik jika anda beinteraksi lebih banyak dengan orang lain”. Tidak ada topic yang harus dihindari dimana klien menjelang ajal ingin membahasnya. Klen lebih mungkin untuk menceritakan tetang keamatian dengan seseorang yang menengarkan dan mengekspresikan perhatian dengan tulus mengasihi. Klien mungkin membuat pernyataan terbuka seperti terbuka seperti “dokter bicara dengan saya hari ini” mengharapkan bahwa perawat sangat merespons.

Sering kali masalah yang timbul dalam pemberian perawatan akan mempengauhi tujuan pengobatan, yaitu apakah tujuan pengobatan adalah pengobatan agresif dengan harapan terjadi pemulihan atau pengobatan paliatif ketika tidak ada lagi peluang untuk pemulihan. Ketika harapan klien dan keluarganya berbeda dari tim yang pemberi perawatan kesehatan, maka perawat harus bersikap cermat. Harapan klien tidak boleh terlambat sebelm klien meninggal (DOKA, 1993).

Jika klien kehilangan semua harapan, mungkin terdapat kepasrahan psikologis dan fisik prematur terhadap kematian. Hal ini bergantung pada persepsi klien tentang nilai dan keefektifan diri. Perawat mendukung harapan klien dengan membantu kembali klien meraih control., martabat,dan harga diri. Hal ini dilakukan dengan berfokus pada situasi saat ini dan masa mendatang, dengan menekankan potensi dan kempuan yang masih tersisa, dan dengan menyusun peristwa ehidupan untuk mengubah rasa predikbilitas dan kontitunuitas. Perawat mencari cara untuk memlihara pencapaian yang menyebabkan kepuasan dan antisipasi. Perawat mendorong klien dan keluarganya untuk mengenang kebahagiaan dan keberhasilan sebelumya.

Penolakan terhadap mati atau penerimaan ketidakberdayaan adalah suatu motivator. Klien yang tetap mempunyai rasa percaya diri dan pasti, meskipun menderita penyakiy parah, adalah klien yang mampu lebih baik untuk menoleransi efek samping pengobatan dan sering hiduplebih lama daripada yang diperkirakan. Dengan meyuluh dan membantu klien dan keluarganya menidetifikasi tanda dini keputusasaan dan kehilangan (seperti mengajukan sedikt pertanyaan tentang pengobatan, menghindari pembahasan kondisi klien, menolak untuk makan, atau

Page 7: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

mengabaikan upaya untuk mempertahankan hygiene personal , perawat dapat membantu klien melanjutkan perilaku yang hidup sehat.

B. Fase kehilangan pada penyakit kronis dan

tekhnik komunikasiTiap fase yang di alami oleh psien kritis mempunyai karakteristik yang

berbeda. Sehingga perawat juga memberikan respon yang berbeda pul. Dalam berkomonikasi perwat juga harus memperhatikan pasien tersebut berada di fase mana, sehingga mudah bagi perawat dalam menyesuaikan fase kehilangAn yang di alami pasien.

1.      Fase Denial ( pengikraran )Reaksi pertama individu ketika mengalami kehilangan adalah syok. Tidak

percaya atau menolak kenyataan bahwa kehlangn itu terjadi dengan mengatakan “ Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi “. Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit kronis, akan terus menerus mencari informasi tambahan. Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengikraran adalah letih,lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah dan tidak tau harus berbuat apa. Reaksi tersebut di atas cepat berakhir dlam waktu beberapa menit sampai beberapa tahun.Teknik komunikasi yang di gunakan :

Memberikan kesempatan untuk menggunakan koping yang kontruktif dalam menghadapi kehilangan dan kematianSelalu berada di dekat klienPertahankan kontak mata

Page 8: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

2.      Fase anger ( marah )Fase ini di mulai dari timbulnya kesadaran akan kenyataan yang terjadinya

kehilangan. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering di proyeksikan kepada orang yang ada di sekitarnya, orang –orang tertentu atau di tunjukkan pada dirinya sendiri. Tidak jarang dia menunjukkan prilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan, dan menuduh perawat ataupun dokter tidak becus. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan menggepai.Teknik komunikasi yang di gunakan adalah memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya, hearing.. hearing.. dan hearing..dan menggunakan teknik respek

3.      Fase bargening ( tawar menawar )Apabila individu sudah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif,

maka ia akan maju pada fase tawar menawar dengan memohon kemurahan tuhan. Respon ini sering di nyataka dengan kata kata “ kalau saja kejadian ini bisa di tunda, maka saya akan selalu berdoa “ . apabila proses berduka ini di alami keluarga, maka pernyataan seperti ini sering di jumpai “ kalau saja yang sakit bukan anak saya Teknik komunikasi yang di gunakan adalah memberi kesempatan kepada pasien untuk menawar dan menanyakan kepada pasien apa yang di ingnkan

4.      Fase depressionIndividu fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mau

berbicara, kadang kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan menurut atau dengan ungkapAn yang menyatakan keputus asaan, perasaan tidak berharga. Gejala fisik yang sering di perlihatkan adalah menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libugo menurunTeknik komunikasi yang di gunakan adalah jangan mencoba menenangkan klien dan biarkan klien dan keluarga mengekspresikan kesedihannya.

5.      Fase acceptance ( penerimaan )Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Fase menerima ini

biasanya di nyatakan dengan kata kata ini “ apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh?” Apabila individu dapat memulai fase fase tersebut dan masuk pada fase damai atau penerimaan, maka dia akan dapat mengakhiri proses berduka dan mengatasi perasaan kehilnagannya secara tuntas. Tapi apabila individu tetep berada pada salah satu fase dan tidak sampai pada fase penerimaan. Jika mengalami kehilangan lagi sulit baginya masuk pada fase penerimaan.

Teknik komunikasi yang di gunakan perawat adalah meluangkan waktu untuk klien dan sediakan waktu untuk mendiskusikan perasaan keluarga terhadap kematian pasien.

C. Menyampaikan berita buruk

Page 9: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

langkah – langkahnya adalah :a.      Persiapan

Pahami anda sendiri sebagai perawat dan siapkan diri anda dengan berbagai macam informasiYang paling baik dalam menyampaikan berita buruk adalah dengan bertemu langsung dengan orang yang kita tuju. Menyampaikan denagn tidak jelas dan menakutkan hendaknya di hindari seperti : “ ibu sri, datanglah segera, saya mempunyai sesuatu yang harus saya katakan kepada anda “

Selain itu alangkah lebih baiknya jika perawat menyediakan tempat duduk bagi perawat, dokter dan orang yang akan di ajak bicara, duduk dan tampakkan bahwa anda memberikan perhatian dan tidak dalam keadaan tergesa gesa. Cegah berbicara sambil berlari atau di tempat yang tidak semestinya misal : koridor rumah sakit yang banyak ornag.Beritahukan rekan anda bahwa anda tidak bisa di ganggu selagi anda menyampaikan berita kepada pasien. Atur suara agar anda terlihat normal, tidak erogi atau bergetar

b.        Membuat hubunganBuatlah percakapan awal, walaupun anda mengira bahwa orang yang akan anda

ajak bicara sudah memiliki firasat apa yang akan anda sampaikan.Beberapa tugas penting di awal ;

         Percakapan awalPerkenalkan diri anda dan orang ornag bersama anda, jika di sana terdapat

orang yang elum di ketahui oleh perawat maka cari tahu siapa dia.Kaji status resipien ( orang yang anda tuju untuk di kabrkan dengan kabr buruk)Tanyakan kabar atau kenyamanan dan kebutuhannya. Anda harus mengkaji tentang pemahaman resipien terhadap situasi.Hal ini akan membantu perawat dalam membuat transisi dalam menyampaikan kabar buruk dan akan membantu perawat dalam mengkaji persepsi pasien terhadap keadaan. Perawat dapat mengutarakan pertanyaan seperti “ mengapa tes itu di lakukan?”

c.       Berbagi ceritaAda kiasan bahwa kabar buruk adalah seperti bom. Yang radiasinya akan

mengenai semua yang ada lingkungannya.         Bicara pelan

Berikan peringatan awal “ saya takut saya mempunyai kabar yang kurang baik untuk anda.... Kalimat hendaknya singkat dan beberapa kalimat pendek saja.

d.        Akibat dari beritaTunggu reaksi dan tenangMisal : menangis, pingsan dll

         Lihat dan berikan respon sebagai tanda empatiDan perawat bisa menyampaikan “ saya paham, hal ini sulit bagi anda. Apa yang ada dalam pikiran anda saat ini?

Page 10: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

         Ikuti dan perhatikan resipien selanjutnyaAnda dapat membantu resipien agar dapat menguasai kontrol dengan

menanyakan“ apakah anda membutuhkan informasi baru atau kita bisa bicara di kemudian?

“Berikan perhatian dan hormati perasaan dan kebutuhan diri perawat

Sering kali perawat merasa berat hati dan merasa stres ketika menyampikan brita buruk. Oleh karna itu berbagi pengalaman dan perasaan terhadap teman sejawat sangat di perlukan dan bisa sebagai support system bagi diri anda sendiri

D. TINDAKAN KEPERAWATAN PADA FASE KEHILANGAN

1.      Fase Denial (Penolakan)Tindakan keperawatan:

a.       Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanb.      Jelaskan kepada klien bahwa sikapnya itu wajar terjadi pada orang yang

mengalami kehilanganc.       Mendukung kebutuhan emosi tanpa memperkuat penyangkaland.      Beri dukungan kepada klien secara non verbal seperti: memegang tangan,

menepuk bahu atau merangkul klien.e.       Menawarkan diri untuk tetap bersama klien tanpa mendiskusikan alasan untuk

mengatasi.f.       Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan klien tentang sakit,

pengobatan dan kematian tanpa membantah klien.g.      Memperhatikan kebutuhan dasar klien.2.      Fase Anger (Marah)

Tindakan keperawatan:a.       Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan kemarahannya secara

verbal tanpa melawan kemarahannya.b.      Jelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan klien sebenarnya tidak ditujukan

kepada mereka.c.       Jangan mengambil hati kemarahan yang dilontarkan klien.d.      Motivasi klien untuk membicarakan perasaan marahnya.e.       Bantu klien menguatkan sistem pendukung dari orang lain.f.       Ajarkan teknik asertif.3.      Fase Bergaining (Tawar menawar)

Tindakan keperawatan:a.       Membantu klien mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya.b.      Jelaskan pada klien tentang sesuatu tindakan yang nyata.

Page 11: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

c.       Berikan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan.4.      Fase Depresi

Tindakan keperawatan:a.       Mengidentifikasi tingkat depresi dan risiko merusak diri.b.      Membantu klien mengurangi rasa bersalah.c.       Mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki untuk meningkatkan harga diri

klien.d.      Beri kesempatan klien untuk menangis dan mengungkapkan perasaan.5.      Fase Acceptence (Penerimaan)

Tindakan keperawatan:a.       Sediakan waktu bagi keluarga untuk mengunjungi klien secara teratur.b.      Membantu dalam mendiskusikan rencana masa datang.c.       Membantu keluarga dan teman klien untuk bisa mengerti penyebab kematian.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Page 12: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx

Komunikasi mempunyai banyak sekali makna dan sangat bergantung pada konteks pada saat komunikasi dilakukan. Bagi beberapa orang, komunikasi merupakan pertukaran informasi diantara dua orang atau lebih, atau dengan kata lain pertukaran ide atau pemikiran. Metodenya antara lain berbicara dan mendengarkanatau menulis dan membaca, melukis, menari, bercerita, dan ain sebagainya. Asuhan keperawatan bagi klien berduka dimulai dengan menetapkan makna kehilangan. Hal ini menjadi sulit jika klien tidak mau mengekspresikan perasaan atau mengalami syok atau menyangkal. Perawat mengamati respon terhadap kehilangan tersebut. Dan melakukan komuniksai sesuai tahap-tahap yang sedang di alami oleh psien.

DAFTAR PUSTAKA

http://alfagbrielanugerah.blogspot.com/2012/06/komunikasi-terapeutik.html

http://wir-nursing.blogspot.com/2012/04/tindakan-keperawatan-pada-fase.html

Page 13: MAKALAH KOM . TERMINAL.docx