makalah kmb tumar otak

Upload: wieanggersaranghae

Post on 05-Jan-2016

283 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

BABIPENDAHULUANA. Latar blakang Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan otak.Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya tumor yang menyerang adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang ditimbulkan umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial). Hal ini ditandai dengan nyeri kepala, nausea, muntah dan papil edema. Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan Dubin, 1979; Larson, 1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979).B. Tujuan 1 Tujuan UmumMenjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan tumor otak.2 Tujuan Khusus1. Mengetahui dan memahami definisi tumor otak.2. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari tumor otak.3. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus tumor otak.4. Mengetahui dan memahami patofisiologi tumor otak.5. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada tumor otak.6. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan tumor otak.7. Mengetahui dan memahami komplikasi dari tumor otak.8. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan tumor otak.C. Manfaat

Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan membuat asuhan keperawatan pada klien dengan tumor otak, serta mampu mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.

BAB IITUJUAN TEORITISA.KONSEP TEORI 1. Definisi Tumor otak adalah suatu penyakit yang berbentuk benjolan yang abnormal dalam tubuh yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit, seperti penyakit keganasan (neoplasma), infeksi, dll. Dalam arti khusus tumor didefinisikan sebagai benjolan yang disebabkan oleh penyakit keganasan (neoplasma) dan neoplasma ganas secara umum disebut kangker (sudoyo,2006).Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A. Sylvia, 1995: 1030). Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder. (Mayer. SA,2002). Tekanan intra kranial ( TIK ) adalah suatu fungsi nonlinier dari fungsi otak, cairan serebrospinal (CSS) dan volume darah otak sehingga. Sedangkan peningkatan intra kranial (PTIK) dapat terjadi bila kenaikan yang relatif kecil dari volume otak, keadaan ini tidak akan cepat menyebabkan tekanan tinggi intrakranial, sebab volume yang meninggi ini dapat dikompensasi dengan memindahkan cairan serebrospinal dari rongga tengkorak ke kanalis spinalis dan volume darah intrakranial akan menurun oleh karena berkurangnya peregangan durameter. Hubungan antara tekanan dan volume ini dikenal dengan complience.

Jadi jika otak, darah dan cairan serebrospinal volumenya terus menerus meninggi, maka mekanisme penyesuaian ini akan gagal dan terjadi peningkatan intrakranial yang mengakibatkan herniasi dengan gagal pernapasan dan gagal jantung serta kematian.Tumor otak atau glioma adalah sekelompok tumor yang timbul dalam sistemsaraf pusat dan dapat dijumpai beberapa derajat diferensiasi glia. (Liau, 2001).Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otakprimer dan bila berasal dari organ-organ lain, disebut tumor otak metastase. (Huff,2009). Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat.

2. Etiologi tumor otakPenyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu:1. Herediter Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada meningioma, astrocytoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakitSturge-Weberyang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest) Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.3. Radiasi Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma. Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.4. Virus Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.5. Substansi-substansi karsinogenik Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik sepertimethylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.6. Trauma Kepala3. KlasifikasiBerdasarkan jenis tumor dapat dibagi menjadi :1)Jinaka. Acoustic neuromab. Meningiomac. Pituitary adenomad. Astrocytoma (grade I)2.Malignanta. Astrocytoma (grade 2,3,4)b. Oligodendrogliomac. Apendymoma

3. Berdasarkan lokasi1)Tumor intradurala. Ekstramedular b. Cleurofibroma2).Meningiomaa. Intramedularb. Apendymomac. Astrocytomad. Oligodendroglioma f. Hemangioblastoma2)Tumor ekstraduralMerupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru paru, ginjal dan lambung.

Woc

Kerusakan jaringan neuronInfasi langsung pada parenkin otakFactor : trauma kepala, virus,radiasi, herediter

MK: perfusi jaringanNekrosisis jaringan otakGangguan cerebro vaskulerPerubahan suplai darah

Peningkatan tekanan intra kranial

Sirkulasi cebrospinal

Kenaikan volume intrakranial

Tonsil bergeser kebawahHerniasi serebrumIntrakarnial cepathidrocepalus

Herniasi ulkusHipertensi sistemik

Penekanan sarafHilangnya kesadaranMK: gangguan pernafasan

MK: nyeri

4.Patofisiologi Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer.Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapatumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal. Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak. Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oelh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darahintra kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab hilangnya kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Intrakranialyang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan).

5. Manifestasi Klinis Tumor Otak1. nyeri kepala Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.2. Perubahan status mentalGangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.

3. SeizureAdalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.4. Edema PapilGejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.5.MuntahMuntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanya massa intracranial.6.VertigoPasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.

5. Komplikasi tumor otaka. Edema SerebralPeningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).

b. HidrosefalusPeningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan serebrospinal akibat massa.c. Herniasi OtakPeningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.d. Epilepsi

6.PenatalaksanaanPenyakit kanker dapat dicegah dengan cara hidup sehat, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung proxeronin, zat yang sangat baik dalam mengontrol pembelahan sel secara sempurna. Salah satu cara antisipatif yang paling efektif adalah dengan mengonsumsi Tahitian Noni Juice. Jus ini kaya akan kandungan proxeronin dan antioksidan yang terbukti mampu memproteksi radikal bebas serta meningkatkan metabolisme tubuh. Selain mampu menormalkan fungsi sel dan meregenerasikan sel dengan baik, kandungan bioaktif (damnacanthal dan anthraquinone) pada jus noni juga mampu membunuh sel kanker serta menghentikan penyebarannya.

B.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajiana. Identifikasi faktor resiko paparan dengan radiasi atau bahan bahan kimia yang bersifat carcinogenik.b. Identifikasi tanda dan gejala yang dialami: sakit kepala, muntah dan penurunan penglihatan atau penglihatan double.c. Identifikasi adanya perubahan perilaku klien.d. Observasi adanya hemiparase atau hemiplegi.e. Perubahan pada sensasi: hyperesthesia, paresthesia.f. Observasi adanya perubahan sensori: asteregnosis (tidak mampu merasakan benda tajam), agnosia (tidak mampu mengenal objek pada umumnya), apraxia (tidak mampu menggunakan alat dengan baik), agraphia (tidak mampu menulis).g. Observasi tingkat kesadran dan tanda vital.h. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).1. Pernafasan B1 (breath)a. Bentuk dada : normalb. Pola napas : tidak teraturc. Suara napas : normald. Sesak napas : yae. Batuk : tidakf. Retraksi otot bantu napas ; yag. Alat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm)2. Kardiovaskular B2 (blood)a. Irama jantung : irregularb. Nyeri dada : tidakc. Bunyi jantung ; normald. Akral : hangate. Nadi : Bradikardif. Tekanana darah Meningkat3. Persyarafan B3 (brain)a. Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau diplopia.b. Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus temporalc. Penciuman (hidung) : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus frontald. Pengecapan (lidah) : Ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia)e. Afasia : Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif atau kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata komprehensif, maupun kombinasi dari keduanya.f. Ekstremitas : Kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya reflex tendon.g. GCS : Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.i. Observasi keadaan keseimbangan cairan dan elektrolit.j. Psikososial: perubahan kepribadian dan perilaku, kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.k. Laboratorium:a)Jika tidak ada kontraindikasi: lumbal puncti.b)Fungsi endokrin h.Radiografi:a.CT scan.b.Electroencephalogramc.C ray paru dan organ lain umtuk mencari adanya metastase

2. Diangnosa keperawatan1. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.

3.Intervensi 1. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.Factor risiko meliputi : edema serebral yang mengubah/menghasilkan aliran darah arteri/vena hipovolemia, masalah pertukaran pada tingkat seluler (asedosis) Kemungkinan dibutikan oleh : (tidak dapat diterapkan adannya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnose actual)Hasil yang diharapkan: mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan motorik/sensorik, Adanya sakit kepala mengurang, adanya perbaikan tanda peningkatan TIK.

IntervensiRasional

1. Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 200-300.2. Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan membran mukosa.3. Bantu pasien untuk menghindari / membatasi batuk, muntah, pengeluaran feses yang dipaksakan / mengejan.4. Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan tingkah laku yang tidak sesuai lainnya.5. Mengkaji adanya perubahan pada tingkat kesadaran dan potensial peningaktan TIK dan bermanfaat dalam menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP.6. Normalnya autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil. Kehilanagn autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral lokal dan menyeluruh.7. Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK..1. Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen yang dapat meningkatkan TIK.2. Menginformasikan pemasukan dan pengeluaran cairan3. Petunjuk non verbal ini mengindikasikan adanya penekanan TIK atau mennadakan adanya nyeri ketika pasien tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal.4. Menginformasikan keadaan umum pasien5. Menginformasikan keadaan kesadaran pasien dan pembesaran letak tumor otak6. Mengetahui suplai O2 ke dalam otak dan aliran darah7. Mempelancaran aliran darah dan mengatur posisi senyaman mungkin

2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.Dapat dihubungkan dengan : agen pencedera biologis, adannya proses infeksi/inflamasi, toksin dalam sirkulasiKemungkinan dibuktikan oleh : melaporkan sakit kepala, fotobia, nyeri otot/sakit punggung, prilaku distraksi, menangis, gelisah, prilaku berlindung, memilih posisi yang khas, tegangan muskuler, wajah menahan nyeri, pucat, perubahan tanda-tanda vitalHasil yang diharpkan : melaporkan nyeri hilang/terkontrol, menunjukan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.Intervensi Rasional

1. Kaji TTV2. Kaji setelah nyeri pada pasien3. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau4. Ajarkan Pasien nafas dalam5. Anjurkan pasien untuk posisi terlentang6. Anjurkan pasien untuk istirahat

Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian obat-obatan.

1. Memberikan informasi tentang keadaan pasien2. Memberkan informasi skala nyeri, frekuensi, lokasi3. Memberi info pencetus nyeri4. Memberi relaksasi pada pasien5. Memberi kenyamanan pada pasien6. Mempertahankan pasien tetap nyaman

Mengurangi rasa nyeri dengan obat-obatan

3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.Dapat dihubungkan dengan : kurang pemajanan, kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat, keterbatasan kognitifKemungkinan dibuktikan oleh : pertannyaan, pernyataan kesalahan konsepsi, meminta informasi, ketidak akuratan mengikuti instruksiHasil yang diharapkan : mengungkapkan pemahaman tentang konddisi/proses penyakit dan pengobatan, dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan alasan tindakan.Intervensi Rasional

1. Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui.2. Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi.3. Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal.4. Diskusikan tentang obat dan efek sampingnya.5. Mempengaruhi pemilihan terhadap penanganan dan berkembnag ke arah proses penyembuhan.6. Menghindari/membatasi faktor-faktor yang sering kali dapat mencegah berulangnya serangan.

1. Mengetahui permasalahan yang di rasakan pasien 2. Menurunkan regangan pada otot daerah leher dan lengan dan dapat menghilangkan ketegangan dari tubuh dengan sangat berarti.3. Keluarga lebih mengerti posisi pasien yang di anjurkan4. Pasien mungkin menjadi sangat ketergantungan terhadap obat dan tidak mengenali bentuk terapi yang lain.5. Mengajak pasien untuk mendiskusikan keadaan pasien dan rencana tindakan seanjutnya keluarga lebih engerti6. Mengurangi aktifitas yang yang menyebabkan serangan pada pasien

BABIIISTUDI KASUSASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal pengkajian :11 desember 2014Ruang :flamboyanDiagnose medis:paraplegi, tumor otakTanggal masuk:10 desember 2014a. Identitas klienNama : Tn. RJenis kelamin:laki-lakiUsia: 40 tahunStatus pernikahan: kawinAgama: islam Pendidikan: SDPekerjaan: petani Alamat: Tanjung Agung, curupb. Riwayat kesehatanKeluhan utama :pasien sakit kepala sejak 2 minggu sebelum tiba dirumah sakit lemah dan tidak bisa melakukan aktivitas Imunologi keluhan Factor pencetus:jatuh dari pohon, namun keluarga tidaak tau tepatnya pasien jatuhTimbulnya keluhan: setelah jatuh yang kedua 6 bulan laluLamanya: 2 mingguUpaya mengatasi:tidak ada upaya mengatasi

c. Riwayat kesehatan masa laluRiwayat alergi: tidak adaRiwayat kecelakaan: jatuh dari pohonRiwayat dirawat di RS : tidak pernahRiwayat pemakaian obat :tidak adad. Penyakit yang pernah diderita oleh keluarga menjadi factor resiko :Sebelumya keluarga tidak pernah ada yang terkena penyakit yang samae. Riwayat psikososial dan spiritualOrang terdekat dengan pasien :istriInteraksi dalamm keluarga: baikPembuataan keputusan: musyawarahKegiatan masyarakat: gotong royongDampak penyakit pasien terhadap keluarga : cemasf. Persepsi pasien terhadap penyakitHal yang sangat difikirkan pada saat ini: ingin cepat sembuhHarapan setelah menjalani perawatan: membaikPerubahan yang dirasakan setelah jadi sakit: lemah, tidak mampu beraktifitasg. System nilai kepercayaanAktifitas agama/kepercayaan :berdoa, islamKondisi lingkungan rumah : Bersih

Pola kebiasaanHal yang dikajiSebelum sakitDi rumah sakit

Frekuensi makan Nafsu makan Porsi makan yang dihabiskan Makanan yang tidak disukai Makananan pantangan diet Menggunakan obat-obatan sebelum makan Penggunaan alat abntu3X/hariBaikHabisTidak adaTidak ada

Tidak ada

Tidak adaSedikit tapi seringMenurunSelalu sisa

Makanan cair (susu)

Pola eliminasiBak Frekuensi Warna Keluhan Penggunaan alat bantuBab Frekuensi Waktu Warna Keluhan Penggunaan laxatif Kosistensi

2-3 X/hariKuning jernih

2x/hariPagi, soreKuning Tidak adaTidak adalembek

Kuning keruh

Terpasang kateter

Belum BAB selama 2 hari masa perawatan

Pola personal hygieneMandi Frekuensi Oral hygieneCuci rambut Frekuensi

2x/hariTidak pernah

2x/hari

Mandi lab

Pola istirahat dan tidur lama tidur siang lama tidur malam kebiasaan sebelum tidur3jam/hari7-8 jam/hariTidak adaSlalu tidur siang dan malam

Pola aktifitas dan latihan waktu bekerja olah raga jenis olah raga frekuensi olah raga keluhan dalam beraktifitasPagi-soreTidak pernahTidak adaTidak adaTidak ada keluhanTidak bekerjaTidak olah ragaTidak adaTidak adaTidak mampu beraktivitas

Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatanMerokok frekuensi jumlah lama pemakaianminuman keras frekuesi jumlah lama pemakaian

1bungkus/hari1bungkus/hariDari muda

Tidak ada

Tidak lagi merokok setelah jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit

Pemeriksaan fisik 1. pemeriksaan fisik umum Berat badan: tidak diketahuiTinggi badan: 160 cmTekanan darah: 110/70 mmHgNadi: 70 kali/menitFrekuensi nafas: 20 kali/menitSuhu: 36,2 oCKeadaan umum: LemahPembesaran: dimata dan dileher2. Sistem penglihatanPosisi mata: menonjol kedepanKelopak mata: Tidak dapat digerakkanPergerakan bola mata: (-)Konjungtiva: anemisKornea: -Sclera: putih keruhPupil: bereaksi terhadap cahayaOtot-otot mata: tidak mampu menggerakkanFungsi Penglihatan: rabunTanda-tanda Radang: tidak ada peradangan Pemakaian kaca mata: tidak adaPemakaian lensa kontak: tidak adaReaksi terhadap cahaya: (-)3. Sistem PendengaranDaun Telinga: simetrisKondisi telinga tengah: membrane tifani utuhCairan dari telinga: tidak adaTinuitus: tidak adaFungsi Pendengaran: normalGangguan Keseimbangan: tidak adaPemakaian alat bantu: tidak ada

4. Sistem Wicara: tidak dapat bicara5. Sistem pernafasanJalan nafas: patenPernafasan: abdomen (diafragma aktif)Penggunaan otot bantu pernafasan: tidak adaFrekuensi: 20 kali/menitIrama: teraturJenis pernafasan: diafragmaKedalaman: dalamBatuk: tidak adaSeputum: tidak adaTerdapat darah: tidak adaSuara Nafas: vasikuler6. Sistem KardiovaskulerFrekuensi nadi: 85 kali/menitIrama: teraturTekanan Darah: 120/70 mmHgDistensi Vena jugularis kiri: tidak adaDistensi Vena jugularis kanan: tidak adaTemperatur Kulit: hangatWarna Kulit: sawo matangOedema: tidak adaKapilary Refil: kembali dalam waktu 2 detik7. Sistem HematologiPucat: pasien pucatPerdarahan: tidak terjadi pendarahan8. Sistem syaraf pusatKelainan Sakit Kepala: nyeriTingkat kesadaran: apatisTanda-tanda Peningkatan TIK: meningkatGangguan Sistem Syaraf: implus9. Sistem PencernaanKeadaan MulutGigi: gigi lengkapPenggunaan Gigi Palsu: tidak adaStomatitis: tidak adaLidah Kotor: kotorSilica: tidak adaMuntah: tidak muntahNyeri Daerah perut: nyeri pada bagian sisi kiri abdomenBising Usus: tidak terdengarKonsistensi Feses: tdak diketahuiKonstipasi: tidak diketahuiHepar: tidak ada pembesaranAbdomen: tidak distensi

10. Sistem EndokrinPembesaran Kelenjar Tiroid:terdapat pembesaran pada kelenjar tiroidNafas bauketon: iyaLuka Ganggren: tidak ada11. Sistem UrogenitalPerubah Pola KemihBAK: terjadi perubahan dengan alat bantuWarna: kuning keruhDistensi/Ketegangan Kandung Kemih: tidak Keluhan sakit pinggang: tidak adaSkala Nyeri: tidak dapat dikaji12. Sistem integument Turgor Kulit: baikWarna Kulit: sawo matang Keadaan kulit: kering pada bagian ekstremitas bawah Luka, lokasi: punggung, lesi Kondisi: terlentang Gatal-gatal: tidak ada Kelainan Pigmen: tidak ada Dekobitus, lokasi: tidak ada Kelainan Kulit: tidak adaKondisi Kulit daerah Pemasangan Infus : baikKeadaan Rambut: keringKebersihan: kotor13. Sistem MuskuloskeletalKesulitan dalam pergerakan: sulitSakit pada tulang, sendi, kulit: tidak nyeriFraktur: tidak adaLokasi: tidak adaKondisi: tidak adaKeadaan tonus otot: kurang baikKekuatan otot: 333333

000000

Penatalaksanaan :Diberi Obat-obatan Cefotaxime: 1 ampul (1 gram) Dexamethasone (IV): 1 ampul (1 gram) Ranitidine: 1 ampul (1 gram) Citicoline: 1 ampul (1 gram)

Pemeriksaaan diagnostikRontgen hasil belum di ketahui

ANALISA DATAPasien: Tn. RUsia: 40 TahunRuang: Flamboyan

DataEtiologiProblem

Ds : pasien mengatakan nyeri bagian kepala Keluarga pasien mengatakan sering sakit kepala Keluarga pasien mengtakan pasien pernah jatuhDo : Pasien selalu menunjuk bagian kepala bila ditanya rasa nyeri Pasien Lemah Pasien tidak mampu menggerakan kaki Terdapat benjolan pada mataDs : Pasien mengatakan sakit bagian leher saat menelan Pasien tidak nafsu makan Keluarga mengatakan makanan slalu sisaDo : Pasien Nampak lemah Keadaan kulit bagian bawah kering Terdapat pembengkakan pada kelenjar tiroid dan limfe Terlihat makanan tersisaDs : Keluarga Pasien mengatakan pasien tidak dapat beaktivitas Keluarga mengatakan sering sakit kepala

Do : Pasien lemah Pasien tidak mampu melakukan aktivitas

Tumor otak

Gangguan menelan

Kerusakan neuromuskuloNyeri

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhaan tubuh

Gangguan mobilitas fisik

Diagnosa :1. Nyeri b/d tumor otak2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan menelan3. Gangguan mobilitas b/d kerusakan neuronmuskulo

PERENCANAANPasien: Tn. RUmur : 40 TahunRuang: FlamboyanNoNo. DxPERENCANAANRasional

Tujuan/Kriteria hasilPerencanaan Tindakan

1Dx.ISetelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam pasien diharapkan Nyeri terkontrol NyamanKH :1. Mampu mengontrol nyeri2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri3. Mampu mengenali nyeri (skala, frekuensi, dan tanda nyeri)4. Mengatakan rasa nyaman setelah berkurang rasa nyeriMandiri :1. Kaji TTV2. Kaji setelah nyeri pada pasien3.Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau4. Ajarkan Pasien nafas dalam5. Anjurkan pasien untuk posisi terlentang6. Anjurkan pasien untuk istirahat

Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian obat-obatan.

1.Memberikan informasi tentang keadaan pasien2.Memberkan informasi skala nyeri, frekuensi, lokasi3.Memberi info pencetus nyeri4.Memberi relaksasi pada pasien5.Memberi kenyamanan pada pasien6.Mempertahankan pasien tetap nyaman

Mengurangi rasa nyeri dengan obat-obatan.

2Dx. IISetelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam pasien diharapkan : Adanya peningkatan berat badan Berat ideal sesuai dengan tinggi badanKH : Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Menunjukan peningkatan nutrisi Menunjukan peningkatan fungsi menelan Tidak terjadi penurunan berat badan yang berartiKolaborasi dengan ahli gizi :1. Kaji alergi makanan pada pasien2. Menentukan jumlah kalori dan nutrisi pada kebutuhan pasien3. Berikan makanan yang telah terpilihmandiri

Memberikan makanan sedikit tapi sering1. Menginformasikan keadaan diet pasien2. Memenuhi kebutuhab kalori dan nutrisi pada pasien3. Menginformasikan bentuk makanan pada pasien (cair, lembek, biasa)

Memenuhi nutrisi pada pasien

3Dx. IIISetelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam pasien diharapkan : Melakukan kembali/mempertahankan posisi fungsi optimalKH : Mampu mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi tubuh yang sakit Memungkinkan dapat beraktivitas Mempertahankan intergritas kulit, kandung kemih, dan fungsi usus. Mandiri :1. Kaji kemampuan dan keadaan fungsional pada kerusakan yang terjadi.2. Kaji derajat mobilitas pasien dengan skala ketergantuangan (0-4)3. Mempertahankan kesejajaran tubuh4. Memberikan bantuan untuk melakukan rentang gerak (ROM)1. Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional dan mempengaruhi pilihan intervensi yang akan dilakukan.2. Memberi informasi skala mobilitas

3. Membantu mencegah terjadinya rotasi abnormal pada abdomen, bokong4. Mempertahankan mobilitas dab fungsi sendi/posisi normal ekstremitas.

IMPLEMENTASINama :TN RUmur :40 tahunRuangan : Flamboyan No HARI/TANGGALJAMNO. DIAGNOSAIMPLEMENTASIRESPON HASIL

1KAMIS11,12,201412.00WIB1.Nyeri b/d tumor otak1. Meobservasi TTV2. Mengkaji sekala nyeri3. Mengatur respon pernafasn dalam 4. Mengatur posisi pasien telentang5. Mengatur posisi kepala pasien sejajar dengan kaki6. Menganjurkan pasie istirahat1. TD : 110/70 mmHgN: 90x/menitP: 20x/menitS:37,8 `c2. Pasien hanya menunjuk bagian yang sakit3. Pasien dapat melakukan namun nyeri masih terasa4. Pasien kurang nyaman5. Posisi telah di tentukan, keluarga merespon dengan baik6. Agar pasien rileks

2Kamis 11,12,201413.00WIB2. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan menelan1. Menjelaskan pada pasien tentang kebutuhan nutrisi dan keluarga2. Menganjurkan pasien makanan sedikit tapi sering3. Mengajarkan keluarga untuk memperhatikan pemberian nutrisi kepada pasien4. Mengevaluasi jumlah porsi yang di habiskan1. Keluarga dan pasien mengerti dan merespon dengan baik2. Pasien merespon dengan menggangukan kepala3. Keluarga mengerti dan akan memperhatikan nutria pasien

4. Untuk mengetahui jumlah makanan yang masuk

3Kamis 11,12,201414.00WIB3. gangguan mobilitas b/dkerusakan neuronmuskulo1. Mengecek suhu ekstermitas atas dan bawah2. Menyuruh pasien mengerakan ekstermitas atas dan bawah3. Menganjurkan pasie mengerakan tubuh1. Ekstermitas atas dan bawah teraba hangat2. Ekstermitas atas mampu digerakan namun ektermitas bawah tidak mampu di gerakan lagi3. Pasien tidak mampu mengerakan tubuhnya

IMPLEMENTASINama: Tn. RUmur: 40 tahunRuang: FlamboyanNoHari/TanggalJamNo. DiagnosaImplementasiRespon hasil

1Jumat, 12-12-201411.40 WIBI Nyeri berhubungan dengan tumor otak1. Observasi TTV2. Mengkaji skala3. Pemberian obat/ berkolaborasi dengan dokter

1. TD : 120/70 mmHgN : 84 kali/menitP : 23 kali/menitS : 36,8 oc2. Pasien hanya menunjukkan bagian kepala dan leher3. Pasien tenang dan tidur

2Jumat, 12-12-201411.40 WIBIIKetidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan menelan1. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering2. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan saat masih hangat kepada pasien3. Mengevaluasi jumlah porsi1. Pasien menerima dengan baik2. Keluarga merespon dengan baik3. Pasien menyisakan porsi

3Jumat, 12-12-201411.40 WIBIIIGangguan mobilitas berhubungan dengan kerusakan neuromuskulo1. Observasi keadaan umum pasien2. Menganjurkan pasien mengangkat tangan3. Menanyakan bagian nyeri4. Mengkaji bagian bawah1. Pasien masih lemah namun daapat duduk dengan bantuan2. Pasien mampu menggerakan tangan3. Pasien mampu menunjuk bagian yang terasa nyeri4. Pasien tidak mampu menggerakan ekstremitas bawah

CATATAN PERKEMBANGANNama : Tn RUmur: 40 tahun Ruang : Flamboyan No. diangnosaHari/tanggal Evaluasi

Dx. 1Kanis, 11,12.2014S: pasien mengatakan masih terasa nyeriO: pasie Nampak memegang area nyeri A: masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan, 2,3,4,dan5

Dx. 2Kamis,11,12,2014S : Keluarga mengatakan sedikit napsu makan bertambahO: pasien menyisakan makanansetengah porsiA: masalah belom teratasiP: intervensi dilanjutkan

Dx.3Kamis,11,12,2014S: pasie mengatakan masih lemah O: pasien tidak mampu melakukan aktifitas A: masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan

Dx..1Jum`at, 12.12.2014S: pasien mengatakan masih terasa nyeriO: pasien Nampak lemahA: masalah belum teratasiP: intervensi dihetikan

Dx.2Jum`at, 12.12.2014S: keluarga mengatakan ada peningkatan napsu makanO: pasien menyisakan makanan porsiA: masalah teratasi sebagianP: intervesi dihentikan

Dx. 3Jum`at, 12.12.2014S: pasien mengatakan bias duduk dengan bantuanO: pasien Nampak duduk dengan bantuanA: masalah teratasi sebagianP: intervensi dihentikan

BAB IVPEMBAHASAN

Dalam makalah ini akan membahas kesenjangan antara asuhan keperawatan secara teoritis dengan asuhan keperawatan pada Tn.R dengan Tumor otak di ruang flamboyan di RSUD M.YUNUS, sesuai tahap dari proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian KeperawatanProses pengumpulan data dilaksanakan pada tgl 11 desember 2014 pada Tn,R ruang flamboyan dengan diagnosa medis tumor otak pada tahap pengkajian menemukan data dasar melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medis klien.Menurut teori ditemukan data bawha pasien yang mengalami tumor muntak akan terjadi mual,muntah, namun pada kasus tidak ditemukan mual atau muntah.

B. Diagnosa KeperawatanMenurut teori kami menganbil 3 diagnosa keperawatan yang ada pada pasien dengan Gastritis dari teori diangkat diagnosa:1. . Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.Sedangkan menurut kasus yang kami temukan terdapat 3 diagnosa antara 1. Nyeri b/d tumor otak2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan menelan3. Gangguan mobilitas b/d kerusakan neuronmuskulo

Jadi dari semua diagnosa yang di angkat menurut teori maupun kasus di temukan perbedaan diagnosa yaitu Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan menelan dan Gangguan mobilitas b/d kerusakan neuronmuskulo. Dari seluruh diagnosa keperawatan yang muncul semua sudah sesuai dengan prioritas teori yang ada dalam menyusun dan membuat serta merumuskan diagnosa keperawatan penulis tidak menemukan hambatan

C. Perencanaan Keperawatan Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, tahap selanjutnya adalah perencanaan. Tahap perencanaan adalah menentukan kelanjutan dari diagnosa yang telah dirumuskan tahapan ini sangat penting dalam proses keperawatan karena menentukan keberhasilan dari asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Adapun perbedaan antara teori maupun kasus hanya ditemukam perbedaan diagnosa yaitu Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan menelan dan Gangguan mobilitas b/d kerusakan neuronmuskulo. Penatalaksanaan KeperawatanPada tahap ini, penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, semua tindakan dilakukan pendokumentasian dalam catatan keperawatan adapun uraian dari setiap pelaksanaan tidak menemui hambatan dalam mengatasi mansalah yang terjadi pada klien. Dalam tindakan keperawatan ini dilakukan kerjasama antara penulis, perawatan ruangan dan klien sendiri. Adanya ditemukan perbedaan yaitu diagnosa defisit keperawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik karena diagnosa tersebut tidak diangkat dalam teiori.

D. Ealuasi KeperawatanDari semua diagnosa keperawatan yang ada pada Tn.R penulis slalu mendokumentasikam setelah tindakan, intrvensi dihentikan karena pasien pulang paksa dan masalah sebagian belum teratasi.

BAB VPENUTUPKesimpulan Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS).Saran 0. Guna penyempurnaan makalah ini,saya sangat mengharapkan kritik dan serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman.0. Dengan penjabaran mengenai pencegahan tumor otak, diharapkan kita lebih berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi pada lapisan otak.

Daftar pustaka1. Doengoes E Marlin, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakart.2. Sudoyo W Aru, ilmu penyakit dalam, 2006.Penerbit Departemen penyakit dalam fakultas kedokteran universitas Indonesia,Jakarta.3. Ganong, W. E. 1995. Buku Tes Psikologi Kedokteran .Jakarta : CV. EGC4. Pearce, Evelyn, C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, terjemahan Sri Yuliani Handoyo Jakarta. PT. Gramedia.5. Guyton, A.C. 1983. Buku Tes Fisiologi Kedokteran Bag.II. Jakarta. CV. EGC6. Baughman, Diace C dan Joann C. Hackley. 2000.Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC7. Price, Sylvia A dan Lorrane M. Wilson. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol 2. Jakarta: EGC8. Tarwoto, Watonah, dan Eros Siti Suryati. 2007.Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: CV Sagung Seto

1