makalah kmb gbs

31
MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ”ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN GUILLANE BARE SYNDROME” Disusun Oleh : 1. ANGGIE YULIANTI M P 27220011 162 2. AYUNDA PRITA MUTIARA P 27220011 163 3. BAYU CAHYO OKTAVIANP 27220011 164 4. NURKHOLIS AL ROSYIDP 27220011 188 5. SIDIQ JATI MULYO P 27220011 201 6. SINTA DEWI ANGGRAENI P 27220011 202 DIII BERLANJUT DIV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TH.AK 2011/2012

Upload: bayu-cahyo-oktafian

Post on 30-Nov-2015

196 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan pasien guillane barre syndrome

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KMB GBS

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

”ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN GUILLANE BARE

SYNDROME”

Disusun Oleh :

1. ANGGIE YULIANTI M P 27220011 1622. AYUNDA PRITA MUTIARA P 27220011 1633. BAYU CAHYO OKTAVIAN P 27220011 1644. NURKHOLIS AL ROSYID P 27220011 1885. SIDIQ JATI MULYO P 27220011 2016. SINTA DEWI ANGGRAENI P 27220011 202

DIII BERLANJUT DIV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

TH.AK 2011/2012

Page 2: MAKALAH KMB GBS

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Periode Post Partum “.

Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah keperawatan maternitas

penyelesaian penulisan makalah ini, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu atas segala bentuk

bantuan dan bimbingannya, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya serta

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, 18 November 2012

Penyusun

Page 3: MAKALAH KMB GBS

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………..................................1

KATA PENGANTAR ………………………………………..........................2

DAFTAR ISI …………………………………………………......................3

BAB I PENDAHULUAN

I. g ................…………………………...........................................1

II. Rumusan Masalah………………………………...................................................2

III. Tujuan Penulisan ...…...…………………………...............................................2

BAB II PEMBAHASAN

I. Pengertian masa nifas ………………………………………………………...3

II. Periode pada masa nifas ………………………………………………………...3

III. Tujuan asuhan keperawatan pada periode post partum ………………………...3

IV. Tanda dan gejala pada masa post partum ………………………………...4

V. Patofisiologi masa nifas ………………………………………………………...7

VI. Asuhan keperawatan pada periode post partum ………………………………...8

BAB III PENUTUP

I. Kesimpulan ………………………………………………….....................16

II. Saran ………………………………………………….................................16

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: MAKALAH KMB GBS

A. PengertianSindrom Guillain-Bare (Guillain-Bare Syndrome/GBS) merupakan sindrom

klinis yang ditunjukkan oleh onset (awitan) akut dari gejala-gejala yang mengenai saraf tepi dan kranial. Proses penyakit mencangkup demielinisasi dan degenerasi selaput mielin dari saraf tepi dan kranial (Sylvia A.Price dan Lorraine M. Wilson, 1995).

GBS merupakan sindrom klinik yang penyebabnya tidak diketahui yang menyangkut saraf tepi dan kranial (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G., 2002).

Guillain-Barre Syndrome adala acute idiopathic polyneuritis (Dorland, 2011).Dapat disimpulkan GBS ialah sindrom klinis yang ditandai dengan serangan

akut saraf tepi dan kranial.B. Etiologi

Etiologi tidak diketahui dengan pasti namun para ahli menyebutkan ada beberapa faktor penyebabnya yaitu:1. Respon alergi atau autoimun 2. Adanya infeksi disaluran pernafasan dan saluran gastrointestinal3. Infeksi virus primer 4. Reaksi imun atau sebuah kombinasi proses imun

C. Tanda dan Gejala 1. Gejala dikembangkan selama hari sampai beberapa minggu.2. Gejala-gejala mempengaruhi kedua sisi tubuh Anda secara merata.3. Mati rasa dan kesemutan.4. Otot-otot pada setiap sisi wajah Anda dipengaruhi.5. Anda mulai pulih 2 sampai 4 minggu setelah gejala telah stabil.6. Anda tidak memiliki demam saat gejala pertama dimulai.

D. Manifestasi Klinis1. Gejala-gajala neurologis awal adalah Parestesia(kesemutan kebas) dan kelemahan

otot-otot tungkai yang dapat berkembang ke otot-otot ektremitas atas. Trunkus dan otot-otot wajah kelamahan otot dengan cepat dapat di ikuti oleh paralisis komplit.

2. Saraf kranial seringkali terkena,menyebabkan paralis okular,fasial, dan otot-otot orofaringel,menyebabkan kesulitan berbicara,mengunyah dan menelan

3. Disfungsi autonomik seringkali terjadi dalam bentuk aktivitas berlebihan atau dalam aktivitas sistem saraf simpatis atau parasimpatis. Kondisi ini ditunjukan oleh gangguan irama,frekuensi jantung,perubahan tekanan darah dan berbagai gangguan vasomotor.

4. Mungkin terjadi nyeri hebat,menetap pada punggung dan betis tungkai5. Seringkali terjadi kehilangan indera posisi dan hilang atau takada refleksion

tendon6. Perubahan sensoris ditunjukkan oleh perentesia

Page 5: MAKALAH KMB GBS

7. Kebanyakan pada pasien mengalami penyembuhan sempurna selama beberapa bulan sampai tahun;sekitar 10% mengalami kekacauan residual

E. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis GBS sangat bergantung pada :

Diagnosis GBS sangat bergantung pada :

1. Riwayat penyakit dan perkembangan gejala – gejala klinik. 2. Tidak ada satu pemeriksaan pun yang dapat memastikan GBS. Pemeriksaan tersebut

hanya menyingkirkan gangguan.3. Lumbal fungsi dapat menunjukan kadar protein normal pada awalnya dengan

kenaikan pada minggu ke – 4 sampai ke – 6. Cairan spinal memperlihatkan adanya peningkatan konsentrasi protein dengan menghitung jumlah sel normal.

4. Pemeriksaan konduksi saraf mencatat transmisi impuls sepanjang serabut saraf. Pengujian elektrofisiologis diperlihatkan dalam bentuk lambatnya laju konduksi saraf.

5. Sekitar 25% orang dengan penyakit ini mempunyai antibodi baik terhadap citimegalovirus atau virus Epstein-Barr. Telah ditunjukan bahwa suatu perubahan respon imun pada antigen saraf tepi dapat menunjang perkembangan gangguan.

6. Uji fungsi pulmonal dapat dilakukan jika GBS terduga, sehingga dapat ditetepkan nilai dasar untuk perbandingan sebagai kemajuan penyakit. Penurunan kapasitas fungsi pulmonal dapat menunjukan kebutuhan akan ventilasi mekanik.

7. Tes fungsi saraf. Ada dua jenis tes fungsi saraf yaitu elektromiografi dan kecepatan konduksi saraf.

a. Elektromiografi membaca aktivitas listrik dalam otot Anda untuk menentukan apakah kelemahan Anda disebabkan oleh kerusakan otot atau kerusakan saraf.

b. Studi konduksi saraf menilai bagaimana saraf dan otot menanggapi rangsangan listrik kecil. Jika Anda memiliki GBS, hasilnya mungkin menunjukkan melambatnya fungsi saraf, yang biasanya menunjukkan bahwa kerusakan pada (meliputi selubung mielin dari saraf perifer telah terjadi. Pengujian elektrofisiologis diperlihatkan dalam bentuk lambatnya laju konduksi saraf

F. Penatalaksanaan MedisTujuan utama merwat klien GBS adalah memberikan pemeliharaan fungsi

sistem tubuh,dengan cepat mengatasi krisis-krisis yang mengancam jiwa. Mencegah infeksi dan komplikasi imobilitas serta memberikan dukungan psikologis untuk klien dan keluarga.

GBS dipertimbangkan sebagai kedaruratan medis dan klien diatasi di unit perawatan intensif. Klien yang mengalami masalah pernafasan yang memerlukan ventilator,kadang- kadang untuk perode yang lama. Plasmaferesis( perubahan plasma) yang menyebabkan reduksi antibiotik ke dalam sirkulasi semntara,yang dapat digunakan pada serangan berat dan dapat membatasi keadaan yang memburuk pada klien dan demielinisasi. Diperlukan pemantauan EKG kontinue,untuk kemungkinan adanya perubahan kecepatan atau ritme jantung. Disaritmia jantung disebabkan

Page 6: MAKALAH KMB GBS

keadaan abnormal otonom yang diobati denagan propanolol untuk mencegah takikardi dan hipertensi. Atropin dapat diberikan untuk menghindari episode brakikardia selama penghisapan endotrakeal dan terapi fisik

Page 7: MAKALAH KMB GBS

Faktor-faktor predisposisi terjadi 2-3 minggu sebelum onset, meliputi ISPA, inf.gastrointestinal, dan tindakan bedah saraf

Selaput mielin hilang akibat dari respons alergi, autoimun, hipoksemia, toksik kimia, dan insufisiensi vaskuler

Proses demielinisasi

Paralisis pd okuler,wajah dan otot orofaring,

kesulitan bicara, mengunyah, dan

menelan

Gangguan fungsi saraf perifer dan kranial

Konduksi saltatori tidak terjadi dan tidak ada trasmisi impuls saraf

Gangguan fungsi saraf kranial : III, IV, V, VI,

VII, VIII, IX,X

Gangguan saraf perifer dan neuromuskular

4. Resti defisit cairan tubuh5. Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Penurunan tonus otot seluruh tubuh,

perubahan estetika wajah

Parestesia (kesemutan) dan kelemahan otot

kaki, yg dpt berkembang ke ekstremitas atas,

batang tubuh, dan otot wajah

Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan

Disfungsi otonom

Paralis lengkap, otot pernapasan terkena,

mengakibatkan insufisiensi pernapasan

Kurang bereaksinya sistem saraf simpatis

dan parasimpatis, perubahan sensori

Kelemahan fisik umum, paralisis otot wajah

Resti gagal pernapasan (ARDS), penurunan kemampuan batuk, peningkatan sekresi

mukus

Gangguan frekuensi jantung dan ritme, perubahan tekanan

darah (hipertensi transien, hipotensi

ortostatik), dan gangguan vasomotor

Penurunan curah jantung ke ginjal

Penurunan curah jantung ke otak dan

jantung

3. Resti penurunan perfusi perifer

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

6. Gangguan pemenuhan ADL7. Kerusakan mobilitas fisik8. Gangguan konsep diri

Sekresi mukus masuk lebih kebawah jalan

napas

Anuria

Penurunan filtrasi glomerulus

Gagal ginjal akut

9. Kecemasan keluarga

1. Ketidakefektifan pola napas

Gagal fungsi pernapasan

Koma

Kematian

Gawat kardiovaskuler

Resti infeksi saluran napas bawah dan

parenkim paru

Pneumonia

Prognosis penyakit kurang baik

Page 8: MAKALAH KMB GBS

PATOFISIOLOGI

Akson bermielin mengonduksi impuls saraf lebih cepat dibanding akson tidak bermielin. Sepanjang perjalanan serabut bermielin terjadi gangguan dalam selaput (nodus Ranvier ) tempat kontak langsung antara membran sel akson dengan cairan ekstraselular. Membran sangat permeabel pada nodus tersebut sehingga konduksi menjadi baik.

Gerakan ion – ion masuk dan keluar akson dapat terjadi dengan cepat dan banyak pada nodus Ranvier , sehingga impuls saraf sepanjang serabut bermielin dapat melompat dari satu nodus ke nodus lain ( konduksi seltatori ) dengan cukup kuat. Kehilangan selaput mielin pada GBS membuat konduksi saltatori tidak mungkin terjadi dan transmisi impuls saraf batalkan.

ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian

  Identitas klien : meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, status

  Keluhan utama : kelumpuhan dan kelemahan

  Riwayat keperawatan : sejak kapan, semakin memburuknya kondisi / kelumpuhan, upaya

yang dilakukan selama menderita penyakit.

2.      Pemeriksaan Fisik

  B1 (Breathing)

Kesulitan bernafas / sesak, pernafasan abdomen, apneu, menurunnya kapasitas vital /

paru, reflek batuk turun, resiko akumulasi secret.

  B2 (Bleeding)

Hipotensi / hipertensi, takikardi / bradikardi, wajah kemerahan.

  B3 (Brain)

Kesemutan, kelemahan-kelumpuhan, ekstremitas sensasi nyeri turun, perubahan

ketajaman penglihatan, ganggua keseimbangan tubuh, afasis (kemampuan bicara turun),

fluktuasi suhu badan.

  B4 (Bladder)

Menurunkan fungsi kandung kemih, retensi urine, hilangnya sensasi saat berkemih.

  B5 ( Bowel)

Kesulitan menelan-mengunyah, kelemahan otot abdomen, peristaltic usus turun,

konstipasi sampai hilangnya sensasi anal.

  B6 (Bone)

Page 9: MAKALAH KMB GBS

Gangguan mobilitas fisik-resiko cidera / injuri fraktur tulang, hemiplegi, paraplegi.

Pemeriksaan FT

•         Anamnesis

–        Keluhan utama pasien

•         Rasa lemas seluruh badan dan disertai adanya rasa nyeri

•         Paraestasia jari kaki s/d tungkai

•         Progresive weakness > 1 Ekstremitas

•         Hilangnya refleks tendon

–        Pendukung

•         Weakness berkembang cepat dalam 4 minggu

•         Gangguan sensory Ringan

•         Wajah nampak lelah meliputi otot-otot bibir terkesan bengkak

•         Tachicardi, cardiac arytmia, Tekanan Darah labil

•         Tidak ada demam

•         Inspeksi

–        Tampak kelelahan pada wajah

–        Otot-otot bibir terkesan bengkak

–        Kemungkinan adanya atropi

–        Kemungkinan adanya tropic change

•         Palpasi

–        Nyeri tekan pada otot

•         Auskultasi

–        Breathsound terdengar cepat

•         Vital Sign

–        Blood Preasure

•         Labil (selalu berubah-ubah)

–        Heart Rate

•         Tachicardy

•         Cardiac arythmia

–        Respiratory Rate

•         Hyperventilasi

Page 10: MAKALAH KMB GBS

Pemeriksaan Fungsi Gerak  Dasar

•         Aktif

–        Kekuatan otot

•         Pasif

–        Lingkup Gerak Sendi, endfeel

•         Tes Isometrik Melawan Tahanan

–        Pada ketiga tes tersebut dominan menunjukkan adanya kelemahan.

–        Gangguan sendi dimungkinkan pada kasus yang telah lama

PENATALAKSANAAN MEDIS

Tujuan utama merawat klien dengan GBS adalah memberikan pemeliharaan fungsi sistem tubuh, dengan cepat mengatasi krisis – krisis yang mengancam jiwa. Mencegah infeksi dan komplikasi imobilitas serta memberikan dukungan psikologis untuk klien dan keluarga.

GBS dipertimbangkan sebagai kedaruratan medis dan klien diatasi di unit perawatan

intensif. Klien yang mengalami masalah pernafasan yang memerlukan ventilator, kadang –

kadang untuk periode yang lama. Plasmaferesis ( perubahan plasma ) yang menyebabkan

reduksi antibiotik kedalam sirkulasi sementara, yang dapat digunakan pada serangan berat

dan dapat membatasi keadaan yang memburuk pada klien dan demielinisasi. Diperlukan

pemantauan EKG kontinu, untuk kemungkinan adanya perubahan kecepatan atau ritme

jantung. Disritmia jantung disebabkan keadaan abnormal otonom yang diobati dengan

propanolol untuk mencegah takikardia dan hipertensi. Atropin dapat diberikan untuk

menghindari episode bradikardia selama pengisapan endotrakheal dan terapi fisik.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan kelemahan progresif cepat otot- otot pernafasan dan ancaman gagal pernafasan.

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi sekret, kemampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaran.

3. Resiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung.

4. Resiko tinggi defisit cairan dan hipovolemik.5. Resiko gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan

ketidakmampuan mengunyah dan menelan makanan.

Page 11: MAKALAH KMB GBS

6. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan otot, dan penurunan kesadaran.

7. Gangguan persepsi sensorik yang berhubungan dengan kerusakan penerimaan rangsang sensorik, transmisi sensorik, dan integrasi sensori.

8. Koping individu dan keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan prognosis penyakit, perubahan psikososial, perubahan persepsi kognitif, perubahan aktual dalam struktur dan fungsi, ketidakberdayaan, dan merasa tidak ada harapan.

9. Cemas yang berhubungan dengan kondisi sakit dan prognosis penyakit yang buruk.

Intervensi Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan progresif cepat otot-otot pernapasan dan ancaman gagal pernapasanTujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tindakan pola napas kembali efektif.Kriteria Hasil : Secara subjektif sesak napas (-), RR 16-20x/mnt. Tidak menggunakan otot bantu napas, gerakan dada normal.

Intervensi RasionalisasiKaji fungsi paru, adanya bunyi napas tambahan, perubahan irama dan kedalaman, penggunaan otot-otot aksesori

Menjadi bahan parameter monitoring serangan gagal napas dan menjadi data dasar intervensi selanjutnya

Evaluasi keluhan sesak napas baik secara verbal dan nonverbal

Tanda dan gejala meliputi adanya kesukaran bernapas saat berbicara, pernapasan dangkal dan irreguler, menggunakan otot-otot aksesoris, takikardia, dan perubahan pola napas

Beri ventilasi mekanik Ventilasi mekanik jika pengkajian sesuai kapasitas vital, klien memperlihatkan perkembangan kearah kemunduran, yang mengindikasi kearah memburuknya kekuatan otot-otot pernapasan

Page 12: MAKALAH KMB GBS

Lakukan pemeriksaan kapasitas vital pernapasan

Kapasitas vital klien dipantau lebih sering dan dengan interval yang teratur dalam penambahan kecepatan pernapasan dan kualitas pernapasan, sehingga pernapasan yang tidak efektif dapat diantisipasi. Penurunan kapasitas vital dihubungkan dengan kelemahan otot-otot yang digunakan saat menelan, sehingga hal ini menyebabkan kesukaran saat batuk dan menelan, dan adanya indikasi memburuknya fungsi pernapasan

Kolaborasi :Pemberian humidifikasi oksigen 3l/mnt

Membantu pemenuhan oksigen yang sangat diperlukan tubuh dengan kondisi laju metabolisme sedang meningkat

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekret, kemampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaranTujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tindakan jalan napas kembali efektifKriteria hasil : Secara subjektif sesak napas (-), RR 16-20x/mnt, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, retraksi ICS (-), ronkhi (-/-), mengi (-/-), dapat mendemonstrasikan cara batuuk efektif

Intervensi RasionalisasiKaji fungsi paru, adanya bunyi napas tambahan, perubahan irama dan kedalaman, penggunaan otot-otot aksesori, warna, dan kekentalan sputum

Memantau dan mengatasi komplikasi potensial. Pengkajian fungsi pernapasan dengan interval yang teratur adalah penting karena pernapasan yang tidak efektif dan adanya kegagalan, karena adanya kelemahan atau paralisis pada otot-otot intercostal dan diafragma yang berkembang dengan cepat

Atur posisi fowler dan semifowler Peninggian kepala tempat tidur memudahkan pernapasan, meningkatkan ekspansi dada, dan meningkatkan batuk lebih efektif

Ajarkan cara batuk efektif Klien berada pada risiko tinggi bila tidak dapat batuk dengan efektif untuk membersihkan jalan napas dan mengalami kesulitan dalam menelan, yang dapat menyebabkan aspirasi saliva dan mencetuskan gagal napas akut

Lakukan fisioterapi dada;vibrasi dada Terapi fisik dada membantu meningkatkan batuk lebih efektif

Penuhi hidrasi via oral seperti minum air putih dan pertahankan intake cairan 2500ml/hari

Pemenuhan cairan dapat mengencerkan mukus yang kental dan dapat membantu pemenuhan cairan yang banyak keluar dari tubuh

Page 13: MAKALAH KMB GBS

Lakukan pengisapan lendir di jalan napas Pengisapan mungkin diperlukan untuk mempertahankan kepatenan jalan napas menjadi bersih

3. Risiko gangguan nutrisi:kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mengunyah dan menelan makananTujuan : Pemenuhan nutrisi klien terpenuhiKriteria hasil : Setelah dirawat selama 3 hari klien tidak terjadi komplikasi akibat penurunan asupan nutrisi

Intervensi RasionalisasiKaji kemampuan klien dalam pemenuhan nutrisi oral

Perhatian yang diberikan untuk nutrisi yang adekuat dan pencegahan kelemahan otot karena kurang makanan

Monitor komplikasi akibat paralisis akibat insufisiensi aktivitas parasimpatis

Ilius paralisis dapat disebabkan oleh insufisiensi aktivitas parasimpatis. Dalam kejadian ini, makanan melalui intravena dipertimbangkan diberikan oleh dokter dan perawat memantau bising usus sampai terdengar

Berikan nutrisi via NGT Jika klien tidak mampu menelan, makanan diberikan melalui selang lambung

Berikan nutrisi via oral bila paralisis menelan berkurang

Bila klien dapat menelan, makanan melalui oral diberikan perlahan-lahan dan sangat hati-hati

4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan otot, penurunan kesadaran

Intervensi RasionalisasiKaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan mobilitas fisik

Merupakan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya

Dekatkan alat dan sarana yang dibutuhkan klien dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari

Bila pemulihan mulai untuk dilakukan, klien dapat mengalami hipotensi ortostatik(dari disfungsi otonom) dan kemungkinan meja tempat tidur untuk menolong mereka mengambil posisi duduk tegak

Hindari faktor yang memungkinkan terjadinya trauma pada saat klien melakukan mobilisasi

Individu paralisis mempunyai kemungkinan mengalami kompresi neuropati, paling sering saraf ulnar dan peritoneal. Bantalan dapat ditempatkan disiku dan kepala fibula untuk mencegah terjadinya masalah ini

Sokong ekstremitas yang mengalami paralisis

Ekstremitas paralisis disokong dengan posisi fungsional dan memberikan latihan rentang gerak secara pasif paling sedikit dua kali sehari

Page 14: MAKALAH KMB GBS

Monitor komplikasi gangguan mobilitas fisik

Deteksi awal trombosis vena profunda dan dekubitus sehingga dengan penemuan yang cepat penanganan lebih mudah dilaksanakan

Kolaborasi dengan tim fisioterapis Kolaborasi dengan ahli terapi fisik untuk mencegah deformitas kontraktur dengan menggunakan pengubahan posisi yang hati-hati dan latihan rentang gerak

5. Cemas berhubungan dengan kondisi sakit dan prognosis penyakit yang burukTujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah intervensi kecemasan hilang atau berkurangKriteria hasil : Mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab yang memengaruhinya, dan menyatakan cemas berkurang

Intervensi RasionalisasiBantu klien untuk mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut

Cemas berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung selanjutnya

Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan, dampingi klien, dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak

Reaksi verbal atau nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah, dan gelisah

Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerjasama, dan mungkin memperlambat penyembuhan.

Mulai untuk melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat

Mengurangi rasa eksternal yang tidak perlu

Tingkatkan kontrol sensasi klien Kontrol sensasi klien (dan dalam menurunkan ketakutan) dengan cara memberikan informasi tentang keadaan klien, menekankan pada penghargaan terhadap sumber-sumber koping (pertahanan diri), yang positif, membanatu latihan relaksasi. Latihan teknik-teknik pengalihan, dan memberikan respon balik yang positif

Orientasi klien terhadap prosedur rutin dalam aktivitas yang diharapkan

Orientasi dapat menurunkan kecemasan

Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan kecemasannya

Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekawatiran yang tidak diekspresikan

Memberikan privacy untuk klien dan orang terdekat

Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas, dan membentuk perilaku adaptasi.Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih klien melayani aktivitas dan pengalihan (misalnya membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi

Page 15: MAKALAH KMB GBS

6. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromoskular, penurunan kekuatan otot,penurunan kesadaran.

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tin dakan mobilitas pasien meningkat atau teradaptasi.

Kriteria hasil : Peningkatan kemampuan dan tidak terjadi trombosis vena profunda dan emboli paru merupakan ancaman pasien yang tidak mampu menggerakkan ekstremitas, dekubitus tidak terjadi.

Intervensi RasionalKaji tingkat kemampuan pasien dalam melakukan mobilias fisik

Merupakan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya

Dekatkan alat dan sarana yang dibutuhkan pasien dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari

Bila pemulihan mulai untuk dilakukan, pasien dapat mengalami hipotensi ortostatik (dari disfungsi otonom) dan kemungkinan membutuhkan meja tempt tidur untuk menolong mereka mengambil posisi duduk tegak

Hindari factor yang memungkinkan terjadinya trauma pada saat pasien melakukan mobilisasi

Individu paralisis mengalami kemugkinan untuk mengalami kompresi neuropati, paling sering sarafulnar dan peritoneal. Bantalan dapat diletakkan disiku dan kepala fibula untuk mencegah terjadinya masalah ini

Sokong ekstremitas yang mengalami paralisis Ekstremitas paralisis disokong dengan posisi fungsional dan memberikan latihan rentang gerak secara pasif paling sedikit dua kalisehari

Monitor komlikasi gangguan mobilitas fisik Deteksi awal thrombosis vena profunda dan dekubitus sehingga dengan penemuan yang cepat penanganan lebih mudah dilaksanakan

Kolaborasi dengan tim fisioterapi Kolborasi dengan ahli terapi fisik untuk mencegah deformitas kontraktur dengan menggunakan pengubahan posisi yang hati-hati dan latihan rentang gerak

7. Cemas berhubungan dengan kondisi sakit dan prognosis penyakit yang buruk.

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah intervensi kecemasan hilang atau berkurang.

Kriteria hasil : Mengenal perasaannya,dapat mengidentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya, menanyakan cemas berkuran

Page 16: MAKALAH KMB GBS

Intervensi RasionalBantu pasien mengekspesikan perasaan marah, kehilangan dan takut

Cemas berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung selanjutnya

Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, didampingi psien dan melakuan tindakan bila perilaku merusak

Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah

Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan asa marah, menurunkan kerja sama an mungkin memperlambat penyembuhan

Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat

Mengurangi rangsangan ekstermal yang tidak perlu

Tingkatkan control dan sensai pasien Kontrol sensasi pasien (dan dalam menurunkan ketakutan) dengan cara memberikan informasi tentang keadaan pasien, menekankan pada penghargaan terhadap sumber-sumber koping (pertahan diri) yang positif, membantu latihan relaksasi dan teknik-teknik pengalihan dan memberikan renpons baik yang positif

Orintasikan pasien terhadap rutin dan aktivitas yang diharapkan

Orientasi dapat menurunkan kecemasan

Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapakan kecemasananya

Dapat menghilangkan ketenangan terhadap kekhawatikan yang tidak diekspresikan

Beri privasi pasien untuk pasien dan orang terdekat

Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan membentuk perilaku adaptasi.Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktivitas dan pengalihan (misalnya membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi

8. Koping individu dan keluarga tidak efektif yabg berhubungan dengan prognosis penyakit, perubahan psikososial, perubahan persepsi kognitif, perubahan actual dalam struktur dan fungsi, ketidakberdayaan, dan merasa tidak ada harapan.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah intervensi harga diri pasien meningkat.

Kriteria hasil : Mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi, mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negative.

Page 17: MAKALAH KMB GBS

Intervensi RasionalisaiKaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan

Menentukan bantuan untuk individu dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi

Identifikasi arti kehilangan atau difungsi pada pasien

Beberapa pasien dapat menerima dan mengatur perubahan fungsi secara efektif dengan sedikit penyesuaian diri, sementara pasien yang lain mempunyai kesulitan mengenal dan mengatur kekurangan

Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaan termasuk permusuhan dan kemarahan

Menunjukkan penerimaan, membantu pasien untuk mengenal dan mulai menyesuaikan denga perasaan tersebut

Catat ketika pasien menyatakan pertanyaan pengakuan terhadap penolakan tubuh seperti sekarat atau mengingkari dan menyatakan ingin mati

Mendukung penolakan terhadap bgian tubuh atau perasaan negative terhadap gambaran tubuh dankemampuan yang menunjukkan kebutuhan dan intervensi serta dukungan emosional

Ingatkan kembali fakta kejadian tentang realitas bahwa masih daoat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengonrol sisi yang sehat

Membantu pasien untuk melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh tubuh. Membiarkan pasien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru

Bantu dan anjutkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan

Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengendalikan lebih dari satu area kehidupan

Anjurkan orang terdekat unuk mengijinkan pasien melakukan sebanyak-banyaknya hal-hal untuk dirinya

Menghidupkan kembali perasaan kemandirian dan membantu perkembangan harga diri serta proses rehabilitasi

Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi

Pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran individu masa mendatang

Dukung penggunaan alat-alat yang dapat membantu adaptasie pasien seperti tongkat, alat bantu jalan, tas panjang untuk kateter

Meningkatkan kemandirian unuk membantu pemenuhan kebutuhan fisik dan menunjukkan posisi untuk lebih aktif dalam kegiata social

Monitor gangguan tidur peningkatan kesulitan konsentrasi, letargi dan menarik diri

Dapat mengindikasiakan terjadinya depresi umumnya terjadi sebagai pengaruh dari stroke, ketika intervensi dan evaluasi lebih lanjut diperlukan

Kolaborasi : Rujuk pada ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi

Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan

Pendidikan paisen dan pertimbangan perawatan di rumah

1. Banyak pasien GBS mengalami pemulihan yan sempurna dalam beberapa minggu atau bulan

Page 18: MAKALAH KMB GBS

2. Pasien-pasien yang pernah mengalami paralisis total atau lama mungkin membantukan beberapa tipe rehabilitasi yang dilakukan terus setelah keluar dari rumah sakit

3. Program yang luas bergantung pada pengkajian yang dibutuhkandibuat oleh anggota tim kesehatan

4. Alternatif program yang komprehensif bagi paisen jika dikurangi adalah penting dan dukungan social dibatasi untuk program dirumah terhadap terpi fisik dan okupasi

5. Fase pemulihan mungkin lama dan akan membutuhkan kesabaran serta keterlibatan pihak pasien dan keluarga untuk mengembalikan kemampuan sebelumnya

6. Awitan akut dan perkembangan yang dramatic dari gejala-gejala yang ada tidak dapat dilakukan penyelesaiannya denagn tiba-tiba dalam mengubah fungsi-fungsi

7. Kelompok-kelompok GBS menawarkan kedua informasi dan berinteraksi dengan kelompok yang dapat membantu selam fase pemulihan

Page 19: MAKALAH KMB GBS

1. Gejala-gejala GBS secara neurologik diawali dengan parestesia (kesemutan dan kebas) dan kelemahan otot kaki, yang dapat berkembang ke ekstremitas atas, batang tubuh dan otot wajah. Kelemahan otot dapat diikuti dengan cepat adanya paralis yang lengkap.Dan padda kasus ini pasien sudah terjadi gejala lemah pada ekstremitas bawah dan ekstremitas atas yang kemudian paralizes. Jadi dengan melihat adanya gejala tersebut diagnosa GBS dapat ditegakkan. Dan adapun pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa tersebut antara lain :1) Riwayat penyakit dan perkembangan-perkembangan klinik2) Tidak ada pemeriksaan pun yang memastikan GBS,pemeriksaan tersebut hanya

mnyingkirkan gangguan.3) Lumbal fungsi dapat menunjukkan kadar protein normal pada awalnya dengan

kenaikan pada minggu ke-4 sampai ke-6. Cairan spinal memperlihatkan adanya peningkatan konsentrasi protein dengan menghitung jumlah sel normal

4) Tes fungsi saraf. Ada dua jenis tes fungsi saraf yaitu elektromiografi dan kecepatan konduksi saraf.a. Elektromiografi membaca aktivitas listrik dalam otot Anda untuk

menentukan apakah kelemahan Anda disebabkan oleh kerusakan otot atau kerusakan saraf.

b. Studi konduksi saraf menilai bagaimana saraf dan otot menanggapi rangsangan listrik kecil. Jika Anda memiliki GBS, hasilnya mungkin menunjukkan melambatnya fungsi saraf, yang biasanya menunjukkan bahwa kerusakan pada (meliputi selubung mielin dari saraf perifer telah terjadi. Pengujian elektrofisiologis diperlihatkan dalam bentuk lambatnya laju konduksi saraf

5) Sekitar 25% orang dengan penyakit penyakit ini mempunyai antibodi baik terhadap citomegalovirus atau virus epsteir-barr. Telah ditunjukkan bahwa suatu perubahan respon imun pada antigen saraf tepi dapat menunjang perkembangan gangguan

6) Uji fungsi pulmonal dapat dilakukan jika GBS terduga,sehingga dapat ditetapkan nilai dasar untuk perbandingan sebagai kemajuan penyakit. Penurunan kapasitas fungsi pulmonal dapat menunjukkan kebutuhan akan ventilasi mekanik

Page 20: MAKALAH KMB GBS

2. Pasien gbs terancam kehidupannya dikarenakan :

Pasien tersebut sudah terjadi paralizes lengkap sehingga juga menyebabkan otot

pernapasan terkena, maka mengakibatkan insufisiensi pernapasan. Hal tersebut

meningkatkan risiko tinggi gagal pernapasan, juga terjadi penurunan kemampuan

batuk, sehingga terjadi peningkatan sekresi mucus di saluran pernapasan. Akan terjadi

masalah ketidakefektifan pola napas. Jika hal tersebut tidak bisa tertangani dengan

cepat akan menyebabkan koma berujung kematian.

3. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa cemas dan takut pada pasien

yaitu :

Intervensi RasionalBantu pasien mengekspesikan perasaan marah, kehilangan dan takut

Cemas berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung selanjutnya

Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, didampingi psien dan melakuan tindakan bila perilaku merusak

Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah

Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan asa marah, menurunkan kerja sama an mungkin memperlambat penyembuhan

Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat

Mengurangi rangsangan ekstermal yang tidak perlu

Tingkatkan control dan sensai pasien Kontrol sensasi pasien (dan dalam menurunkan ketakutan) dengan cara memberikan informasi tentang keadaan pasien, menekankan pada penghargaan terhadap sumber-sumber koping (pertahan diri) yang positif, membantu latihan relaksasi dan teknik-teknik pengalihan dan memberikan renpons baik yang positif

Orintasikan pasien terhadap rutin dan aktivitas yang diharapkan

Orientasi dapat menurunkan kecemasan

Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapakan kecemasananya

Dapat menghilangkan ketenangan terhadap kekhawatikan yang tidak diekspresikan

Beri privasi pasien untuk pasien dan orang terdekat

Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan membentuk perilaku adaptasi.Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktivitas dan pengalihan (misalnya membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi

Page 21: MAKALAH KMB GBS

Mengurangi rasa takut dan ansietas. Adanya keluarga dan teman – teman yang dipilih pasien melayani aktifitas dan pengalihan misalnya, membaca akan menurunkan persaan terisolasi. Intervensi keperawatan yang dapat membantu meningkatkan control sensasi pasien (dan dalam menurunkan ketakutan) dengan cara memberikan informasi tentang keadaan pasien, menekannkan pada penghargaan terhadap sumber – sumber koping ( pertahanan diri ), yang positif, membantu latihan relaksasi dan teknik – teknik pengalihan dan memberikan respon balik yang positif. Perilaku dan lingkungan yang diciptakan perawat, terapi fisik dan okupasi adalah penting. Dengan memberikan asuhan keperawatan ahli, penjelasan dan keyakinan membantu pasien meningkatkan kontrolterhadap situasi.

4. Memberikan nutrisi adekuat. Perhatian yang diberikan untuk nutrisi yang adekuat dan pencegahan kelemahan otot karena kekurangan makanan. Illius paralisis dapat disebabkan oleh insufisiensi aktivitas parasimpatis. Dalam kejadian ini, makanan melalui intravena dipertimbangkan diberikan oleh dokter dan perawat memantau bising usus sampai terdengar. Jika pasien tidak mampu menelan maka diberikan selang lambung. Bila pasien dapat menelan, makanan melalui oral dapat diberikan perlahan – lahan dan sangat hati – hati.

5. Management medis dalam menangani pasien dengan GBS : Klien yang mengalami masalah pernafasan yang memerlukan ventilator,

kadang – kadang untuk periode yang lama.

Diperlukan pemantauan EKG kontinu, untuk kemungkinan adanya perubahan

kecepatan atau ritme jantung.

Disritmia jantung disebabkan keadaan abnormal otonom yang diobati dengan

propanolol untuk mencegah takikardia dan hipertensi.

Atropin dapat diberikan untuk menghindari episode bradikardia selama

pengisapan endotrakheal dan terapi fisik.

Page 22: MAKALAH KMB GBS

Daftar pustaka

Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8, Vol. 1 & Vol.

2,Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare

Buku Saku Prosedur Keperawatan Medikal Bedah, Elly Nurchmah dan Ratna S.

Sudarsono

Keperawatan Medikal Bedah : Pendekatan Sistem Neurologik, Monica Ester DA