makalah khutbah sholat jum'at

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan umat Islam, dalam satu minggu terdapat satu hari dimana orang Islam laki-laki diwajibkan untuk menjalankan shalat berjama’ah di mesjid yaitu pada hari Jum’at. Oleh sebab itu, penyusun mencoba memaparkan masalah tentang shalat Jum’at dan tata caranya. Tak bisa dipungkiri, setiap yang bernyawa pasti mati. Kita sebagai muslim yang taat mempunyai kewajiban untuk mengurus jenazah saudara kita seperti yang diajarkan oleh Nabi SAW. Di makalah ini penyusun mencoba menjelaskan tentang kewajiban kita mengurus jenazah dan tata caranya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dipakai oleh penyusun adalah : 1. Shalat Jum’at : a. pengertian shalat Jum’at, b. hukum shalat Jum’at dan dasar hukumnya, c. syarat-syarat mendirikan shalat Jum’at, d. sunnat Jum’at, e. khutbah Jum’at. 2. Penyelenggaran jenazah : a. memandikan mayit, b. mengkafani mayat, c. shalat jenazah, d. menguburkan mayit. BAB II PERMBAHASAN

Upload: rio-suqron-ramadhan

Post on 13-Feb-2015

439 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

TUGAS SEKOLAH

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Khutbah Sholat Jum'At

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Dalam kehidupan umat Islam, dalam satu minggu terdapat satu hari dimana orang Islam laki-laki

diwajibkan untuk menjalankan shalat berjama’ah di mesjid yaitu pada hari Jum’at. Oleh sebab itu, penyusun

mencoba memaparkan masalah tentang shalat Jum’at dan tata caranya.

            Tak bisa dipungkiri, setiap yang bernyawa pasti mati. Kita sebagai muslim yang taat mempunyai

kewajiban untuk mengurus jenazah saudara kita seperti yang diajarkan oleh Nabi SAW. Di makalah ini

penyusun mencoba menjelaskan tentang kewajiban kita mengurus jenazah dan tata caranya.

B. Rumusan Masalah

            Rumusan masalah yang dipakai oleh penyusun adalah :

1. Shalat Jum’at :

a.   pengertian shalat Jum’at,

b.   hukum shalat Jum’at dan dasar hukumnya,

c.   syarat-syarat mendirikan shalat Jum’at,

d.   sunnat Jum’at,

e.   khutbah Jum’at.

2. Penyelenggaran jenazah :

a.   memandikan mayit,

b.   mengkafani mayat,

c.   shalat jenazah,

d.   menguburkan mayit.

BAB II

PERMBAHASAN

A. Shalat Jum’at

      1. Pengertian Shalat Jum’at

            Shalat Jum’at adalah shalat fardhu dua rakaat yang dikerjakan pada waktu Zhuhur sesudah dua khutbah.

Orang yang telah mengerjakan shalat jum’at, tidak diwajibkan mengerjakah shalat Zhuhur lagi.

      2. Hukum Shalat Jum’at dan Dasar Hukumnya

Shalat Jum’at hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim yang mukallaf, laki-laki, merdeka, sehat, dan bukan

musafir serta dikerjakan secara berjama’ah. Sebagaimana firman Allah SWT:

Page 2: Makalah Khutbah Sholat Jum'At

٢

Artinya       :  Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah

kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui. (Al-Jumu’ah: 9)

� �م ل م�س� �ل ك ع�ل�ى و�اج�ب�� �ج�م�ع�ة� ال و�اح� ) ر� اليه( متفق

Arinya         :  Pergi (ke tempat shalat) jum’at itu wajib atas tiap-tiap orang yang telah dewasa.

            Ada empat golongan yang tidak dikenakan kewajiban melakukan shalat Jum’at yaitu : hamba sahaya,

perempuan, anak-anak dan orang sakit. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya :

�ض� و�م�ر�ي �ي$ و�ص�ب �ة� ا و�ام�ر� �و�ك� م�م�ل �د� ع�ب �ع�ة� ب �ر� ا ع�ل�ى - �ال ا � �م ل م�س� �ل ك ع�ل�ى �ة� ب و�اج� �ج�م�ع�ة� ابوا( ال رواه

داود)

Artinya       :  Shalat Jum’at itu wajib atas setiap muslim, kecuali 4 golongan yaitu hamba sahaya, perempuan,

anak-anak dan orang sakit. (H.R Abu Daud)

            Selain itu hal-hal yang merupakan uzur jama’ah, juga dipandang sebagai uzur dalam melaksanakan

shalat Jum’at.

            Orang tua bangka dan orang lumpuh, tetap wajib melakukan shalat Jum’at jika mereka mendapatkan

pengangkutan, walaupun dengan menyewa ataupun meminjam. Begitu juga dengan orang buta juga tetap wajib

melakukan shalat Jum’at bila ia dapat berjalan sendiri tanpa kesulitan atau ada orang yang menuntunnya,

sekalipun dengan upah.

            Dan bagi orang yang mampu mengerjakannya kemudian ia tinggalkan maka akan dicap sebagai orang

yang munafik, Nabi bersabda :

�ه�م� �و�ب ق�ل ع�ل�ى الله� �ع� ط�ب 6ا �ه�او�ن ت ج�م�ع� �ث� �ال ث ك� �ر� ت )م�ن� والترمليذى ( داود ابوا رواه

Artinya       :  Barang siapa meninggalkan shalat Jum’at tiga kali karena menganggapnya enteng, niscaya Allah

akan menutup mata hatinya. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzy)

      3. Syarat-Syarat Mendirikan Shalat Jum’at

            Untuk sahnya melakukan shalat Jum’at harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a.   diadakan dilingkungan bangunan tempat tinggal tetap (wathan);

b.   dilakukan dengan berjama’ah tidak boleh kurang dari 40 orang;

c.   dilakukan pada waktu Zhuhur, dalilnya adalah :

م�س� الش- و�ل� �ز� ت �ن� ي ح� �ج�م�ع�ة� ال �ص�لى ي -م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل-ى Fي� -ب الن �ان� )ك بخارى ( رواه

Artinya       :  Rasulullah SAW melaksanakan shalat Jum’at ketika matahari tergelincir. (H.R. Bukhari).

الله� و�ل� س� ر� م�ع� �ى �ص�ل ن -ا �ن �ع� ك �ب �ت ف�ن ج�ع� �ر� ن �م- ث م�س� الش- ال�ت� ز� �ذ�ا ا �ج�م�ع�ة� ال -م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل-ى

الحيطان ظ�ل- �ي� ا ء� �ف�ي� ال

Page 3: Makalah Khutbah Sholat Jum'At

Artinya       :  Kami shalat dengan Rasulullah SAW ketika matahari tergelincir, kemudian kami pulang dengan

mengikuti bayang-bayang tembok. (H.R. Muslim).

d.   dua khutbah sebelum shalat;

            Keharusan khutbah pada shalat Jum’at itu dapat diketahui dari hadits Jabir Ibn Samurah ra:

-ه� �ن �خ�ط�ب� ا ي �ان� و�ك �ه�م�ا �ن �ي ب �ج�ل�س� ي �ن� �ي �ت خ�ط�ب �ج�م�ع�ة� ال �و�م� ي �خ�ط�ب� ي �ان� ك -م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل-ى

�م6ا ق�ائ

Artinya       :  Bahwasanya Rasulullah SAW selalu berkhutbah dua kali pada hari Jum’at, duduk di antara

keduanya, dan ketika berkhutbah dengan berdiri.

      4. Sunnat Jum’at

            Sunnat-sunnat Jum’at antara lain:

a.   mandi;

                    Orang yang akan melakukan shalat Jum’at disunnahkan mandi sesuai dengan anjuran Nabi SAW

dalam haditsnya :

ل� �س� �غ�ت �ي ف�ل �ج�م�ع�ة� ال �م� �ح�د�ك ا �ى �ت ا �ذ�ا ا

Artinya       :  Apabila seseorang kamu akan mendatangi shalat Jum’at maka hendaklah ia mandi. (H.R.

Syaikhani).

�ف�ض�ل� ا �غ�س�ل� ف�ال �س�ل� اغ�ت و�م�ن� و�نعمت �ه�ا ف�ب �ج�م�ع�ة� ال �و�م� ي� �و�ض-أ ت م�ن�

Arinya         :  Barang siapa berwudhu’ pada hari Jum;at maka itu sudah baik, namun siapa yang mandi maka itu

lebih baik.

b.   membersihkan tubuh dari segala bau yang tidak enak:

c.   memotong kuku dan kumis;

d.   memakai pakaian yang terbaik (terutama yang putih);

e.   memakai wangi-wangian;

f.    berdiam diri sambil mendengarkan khutbah.

            Para ulama berbeda pendapat tentang hukum berkata-kata pada waktu imam menyampaikan khutbah,

Imam Malik dan Abu Hanifah mengatakan hukumnya haram berdasarkan :

b.      ayat Al-Qur’an :

�� � �

Artinya       :  Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang.

(Al-A’raf:  204)

2. Hadits :

�غ�و�ت� ل ف�ق�د� �ص�ت� �ن ا �خ�ط�ب� ي �م�ام� �ال و�ا �ج�م�ع�ة� ال �و�م� ي �ك� ب �ص�اح� ل ق�ل�ت� �ذ�ا ا

Page 4: Makalah Khutbah Sholat Jum'At

Artinya       :  Bila engkau mengatakan ‘diamlah’ kepada temanmu di hari Jum’at, ketika imam sedang

berkhutbah, maka sesungguhnya engkau telah berbuat sia-sia. (H.R. Bukhari).

            Sedangkan Imam Syafi’I dalam Qawl Jadid-nya berpendapat bahwa berdiam diri itu adalah sunnah dan

tidak haram berkata-kata pada saat khutbah berlangsung.

      5. Khutbah Jum’at

            Shalat Jum’at ialah perkataan yang mengandung mau’izhah dan tuntunan ibadah yang diucapkan oleh

khatib dengan syarat yang telah ditentukan syara’ dan menjadi rukun untuk memberikan pengertian para

hadirin, menurut rukun dari shalat Jum’at.

            Khutbah Jum’at terbagi menjadi dua yang antara keduanya diadakan waktu istirahat yang pendek dan

khutbah ini dilakukan sebelum shalat.

            Adapun syarat-syarat dua khutbah Jum’at ada tiga belas.

a.   Yang berkhutbah harus laki-laki.

b.   Yang berkhutbah bukan orang yang tuli, yang tidak dapat mendengar sama sekali.

c.   Khutbah harus dilakukan dalam bangunan yang digunakan shalat Jum’at.

d.   Suci dari hadas besar dan hadas kecil.

e.   Badan, pakaian dan tempat khatib harus suci dari najis.

f.    Menutup aurat.

g.   Berdiri di waktu melakukan khutbah itu bagi yang berkuasa.

h.   Duduk antara dua khutbah dengan istirahat yang pendek.

i.    Berturut-turut antara kedua khutbah itu dengan shalat.

j.    Berturut-turut antara kedua khutbah itu dengan shalat.

k.   Suaranya keras sehingga dapat didengar oleh paling sedikit 40 orang pengunjung mesjid.

l.    Khutbah dilakukan di waktu Zhuhur.

m.  Rukun-rukun khutbah itu harus dengan bahasa Arab.

Adapun rukun-rukun khutbah Jum’at ada 6.

a.   Memuji Allah pada tiap-tiap permulaan dua khutbah, sekurang-kurangnya membaca hamdalah.

b.   Mengucapkan shalawat atas Rasulullah SAW dalam kedua khutbah itu, sekurang-kurangnya, ة�� و�الص-ال

و�ل� س� الر- .”artinya “Dan shalawat atas Rasulullah SAW , ع�ل�ى

c.   Membaca syahadatain (dua kalimat syahadat).

d.   Berwasiat dengan taqwallah, yakni menganjurkan agar taqwa kepada Allah pada tiap-tiap khutbah,

sekurang-kurangnya  ق���واالله�-_ �ت �ا artinya takutlah kamu kepada Allah.

e.   Membaca ayat Al-Qur’an barang seayat di salah satu kedua khutbah itu dan lebih utama di dalam khutbah

yang pertama.

Page 5: Makalah Khutbah Sholat Jum'At

f.    Memohonkan ampunan bagi kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat.

Adapun sunat-sunat khutbah Jum’at antara lain.

a.   Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang tinggi.

b.   Memberi salam kepada hadirin dan menghadap kepada yang hadir.

c.   Khatib berpegang sebuah tongkat atau panah dan atau yang serupa dengan itu.

d.   Duduk istirahat sejenak sesudah mengucapkan salam.

e.   Hendaklah fasih dan keras suaranya, agar yang mendengarkannya paham akan kata-kata yang diucapkan.

f.    Hendaklah khutbah itu lebih pendek dari shalat.

g.   Khutbah hendaknya disudahi dengan permohonan ampunan kepada Allah, dan yang lebih pada khutbah

kedua.

h.   Supaya jangan ada seorangpun yang berkata-kata ketika khutbah sedang dibaca.

i.    Supaya khatib masuk ke mesjid ketika khutbah akan dimulai dan gugurlah dari padanya sunat tahyat mesjid.

j.    Membaca surat Al-Ikhlas di waktu duduk antara dua khutbah.

B. Penyelenggaraan Jenazah

            Kewajiban muslimin terhadap saudara-saudaranya yang meninggal dunia ada 4 perkara, yaitu :

a.   memandikannya,

b.   mengkafaninya,

c.   menshalatkannya,

d.   menguburkannya.

      1. Memandikan Mayit

a. Syarat-syarat mayit yang dimandikan

1.   Mayit itu seorang Islam.

2.   Ada tubuhnya walau sedikit.

3.   Meninggal bukan karena mati syahid.

b. Cara-cara memandikan mayit

            Cara memandikan mayit yang perlu diperhatikan sebagai berikut. Pertama-tama dibersihkan terlebih

dahulu segala najis yang ada pada badannya. Kemudian meratakan air ke seluruh tubuhnya dan sebaik-baiknya

3 kali atau lebih jika dianggap perlu. Siraman yang pertama dibersihkan dengan sabun, yang kedua dengan air

bersih dan yang ketiga dengan air yang bercampur dengan kapur barus.

            Beberapa riwayat yang shahih, Nabi SAW bersabda sebagai berikut : “Mulailah oleh kamu dengan

bagian badan sebelah kan dan anggota wudhu’nya”.

            Sabda Nabi SAW selanjutnya :

�و�ه� ل �غ�س� ا ف�م�ات� �ه� �ت ل اح� ر� ع�ن� ق�ط� س� -ذ�ى ال ف�ى ق�ال� -م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل-ى �ى ب الن �ن- ا -اس� ع�ب �ن� اب ع�ن�

د�ر و�س� �م�اء� ب

Page 6: Makalah Khutbah Sholat Jum'At

ومسلم( � بخارى (رواه

“Dari Ibnu Annas ra berkata, bersabda Rasulullah SAW perihal orang yang meninggal dunia jatuh dari atas

ontanya : “Mandikanlah dia dengan air dan dengan sidir (bidara)”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

c. Mayat yang haram dimandikan

1.   Orang mati syahid yaitu orang yang mati di medan perang untuk menegakkan / membela agama Allah dan

mayat ini haram pula untuk dishalatkan.

2.   Orang kafir dan munafik.

Kafir ialah orang yang terang-terangan mengingkari ajaran Islam, sedang munafik adalah orang yang lahirnya

beragama Islam tetapi batinnya memusuhi Islam. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :

Artinya       : “Dan janganlah sekali-kali engkau melakukan shalat atas seorang di antara mereka (kafir dan

munafiq) yang mati”. (Q.S. At-Taubah: 84)

d. Mati bunuh diri

            Pendapat para ulama, orang yang meninggal karena bunuh diri, tidak melakukan shalat atasnya,

melainkan cukuplah dikuburkan saja mayatnya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW :

ه� : �ف�س� ن �ل� ق�ت ج�ل� �ر� ب -م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل-ى �ى -ب الن �ي� �ت ا ق�ال� �ه� ع�ن الله� ض�ى� ر� ة� م�ر� س� �ن� ب �ر� اب ج� ع�ن�

�ه� �ي ع�ل �ص�ل ي �م� )ف�ل داود ( وابو مسلم رواه

Artinya       :  “Dari Jabir bin Samurah ra, berkata ia :  pernah didatangkan kepada Nabi SAW seorang laki-laki

yang mati karena membunuh diri dengan anak panahnya. Maka tidak dilakukan shalat atasnya oleh Rasulullah.

(H.R. Muslim dan Abu Daud)

e. Aturan memandikan mayat.

1.   Mayat laki-laki dimandikan oleh laki-laki dan sebaliknya mayat wanita dimandikan pula oleh wanita,

kecuali muhrimnya laki-laki diperbolehkan.

2.   Sebaiknya orang yang memandikan keluarga yang terdekat.

3.   Suami boleh memandikan istrinya dan sebaliknya.

4.   Yang memandikan tidak boleh menceritakan tentang cacat tubuh mayat itu andai kata ia bercacat.

     

      2. Mengkafani Mayat

            Setelah mayat dimandikan dengan cukup sempurna, maka fardhu kifayah bagi tiap-tiap orang yang

hidup mengkafaninya. Mengkafani mayat sedikitnya dengan selapis kain yang dapat menutup seluruh tubuhnya.

            Disunatkan bagi mayat laki-laki dikafani sampai 3 lapis kain, tiap-tiap lapis dari kafan itu hendaknya

dapat menutupi seluruh tubuhnya. Mayat laki-laki menggunakan lima lapis kain, maka sesudah 3 lapis ditambah

dengan baju kurung dan sorban.

            Mayat wanita disunatkan lima lapis masing-masing berupa sarung, baju, kerudung, dan dua lapis yang

menutup seluruh tubuhnya.

Page 7: Makalah Khutbah Sholat Jum'At

            Kain yang disunatkan untuk kain kafan ialah kain yang halal dipakainya sewaktu hidupnya dan

disunatkan dengan kain yang berwarna putih dan baru pula, serta diberi wangi-wangian.

            Nabi bersabda :

�م� : �ك �اب �ي ث م�ن� و�ا �س� �ب �ل ا ق�ال� -م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل-ى �ى ب الن �ن- ا �ه� ع�ن الله� ض�ى� ر� -اس� ع�ب �ن� اب ع�ن�

-ه�ا �ن ف�ا �ض�ا �ي الب

�م� �ك م�و�ت �ه�ا ف�ي �و�ا �فن و�ك �م� �بك �ا �ي ث �ر� ي خ� م�ن�

Artinya       :  Dari Ibnu ‘Abbas ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Pakaian diantara kainmu yang

putih adalah sebaik-baik kain, dan kafanilah mayitmu dengan kain yang putih”.

            Kalau kain putih tidak ada, maka boleh mengkafani mayit dengan kain apa saja yang dapat digunakan

untuk mengkafaninya, kemudian dishalatkannya.

      3. Shalat Jenazah

a. Syarat-syarat shalat jenazah

1.   Shalat mayit/jenazah seperti halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup aurat, suci dari hadats

besar dan kecil, bersih badan, pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat.

2.   Mayit sudah dimandikan dan dikafani.

3.   Letak mayit disebelah kiblat orang yang menyembahyangkan kecuali kalau shalat yang dilakukan di atas

kubur atau shalat gaib.

b. Rukun shalat mayit

1.   Niat.

2.   Berdiri bagi yang kuasa (kuat).

3.   Takbir empat kali.

4.   Membaca fatihah.

5.   Membaca shalawat atas Nabi.

6.   Mendoakan mayit

7.   Memberi salam

c. Cara mengerjakan shalat mayit

            Shalat jenazah dapat dilakukan di atas seorang mayit atau beberapa orang mayit sekalipu

Seorang mayit boleh pula dilakukan berulang kali shalat. Misalnya mayit sudah dishalatkan oleh sebagian

orang, kemudian datanglah beberapa orang lagi untuk menyalatkannya dan seterusnya.

            Jika shalat dilakukan berjamaah, maka imam berdiri menghadap kiblat, sedang ma’mum berbaris di

belakangnya. Mayit diletakkan dengan melintang dihadapan imam dan kepalanya di sebelah kanan imam. Jika

mayit laki-laki hendaknya imam berdiri menghadap dekat kepalanya, dan jika mayit wanita, imam menghadap

dekat perutnya.

            Shalat jenazah tidak dengan ruku dan sujud serta tidak dengan adzan dan iqamat.

Page 8: Makalah Khutbah Sholat Jum'At

            Rukun-rukun sembahyang yaitu :

      1. niat;

      2. berdiri;

      3. takbir empat kali;

      4. membaca surah al-Fatihah;

      5. membaca shalawat atas nabi, sekurang-kurangnya م�ح�م-د� ع�ل�ى ص�لى -ه�م- �لل ;ا

      6. membaca do’a;

      7. salam

      4. Menguburkan mayit

      Dalam mengubur mayit perlu diperhatikan :

1.   pembuatan liang kubur sekurang-kurangnya jangan sampai bau busuk mayit keluar, dan jangan sampai

dibongkar oleh binatang;

2.   wajib membaringkan mayit di atas lambung kanan;

3.   menghadapkan muka ke kiblat, muka dan ujung kaki jenazah itu harus mengenai tanah dan perlu dilepaskan

kain kafan yang membalut muka dan telapak kakinya serta melepaskan semua ikatan tali-tali pada tubuh

jenazah itu;

4.   mengubur mayat itu tidak diperbolehkan pada waktu malam, kecuali dalam keadaan darurat.

Penjelasan tentang liang lahat.

1.   Liang lahat ialah liang yang digali serong ke kiblat, yang mana liang tersebut kira-kira dapat memuat mayat

kemudian ditutup dengan papan atau bambu.

2.   Jika tanah yang digunakan untuk mengubur mayat itu mudah runtuh karena bercampur pasir, maka lebih

baik dibuat lubang tengah : yaitu lubang kecil di tengah-tengah kubur, kira-kira dapat membuat mayat itu saja

kemudian ditutup dengan papan atau sebagainya.

3.   Kubur itu perlu ditinggikan sedikit tanahnya dengan bentuk mendatar. Tidak usah didirikan di atasnya

sesuatu bangunan dan tak usah dikapur, karena kedua hal itu makruh.

4.   Tidak boleh dua jenazah atau lebih dikubur dalam satu lubang kubur, kecuali karena dalam keadaan darurat.

5.   Diwaktu mayat diturunkan keliang kubur disunatkan membaca :

الله� و�ل� س� ر� -ة� م�ل و�ع�ل�ى الله� � م �س� ب

Artinya       :  “Dengan nama Allah dan atas tuntutan agama Rasulullah”.

6. Jika mayat telah selesai dikuburkan, maka disunatkan menyirami kubur itu dengan air.

Page 9: Makalah Khutbah Sholat Jum'At

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

            Dalam shalat Jum’at yang diwajibkan atas orang muslim laki-laki, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, syarat-syarat shalat Jum’at, terutama syarat-syarat Jum’at. Syarat-syarat shalat Jum’at yaitu :

diadakan dilingkungan bangunan tempat tinggal tetap (wathan), dilakukan dengan berjama’ah tidak boleh

kurang dari 40 orang, dilakukan pada waktu Zhuhur, dan dua khutbah sebelum shalat. Sedang sunat shalat

Jum’at adalah : mandi, membersihkan tubuh dari segala bau yang tidak enak, memotong kuku dan kumis,

memakai pakaian yang terbaik (terutama yang putih), memakai wangi-wangian, dan berdiam diri sambil

mendengarkan khutbah.

            Penyelenggaran jenazah ada 4 kewajiban yang harus kita penuhi, yaitu : memandikannya,

mengkafaninya, menshalatkannya, menguburkannya. Dalam memandikan jenazah ada beberapa hal yang harus

diperhatikan yaitu: syarat-syarat jenazah yang wajib dimandikan, tata cara memandikan jenazah dan jenazah

yang haram dimandikan. Termasuk juga dalam hal mengkafaninya yang harus diperhatikan adalah tata cara

mengkafaninya. Menshalatkan jenazah ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan yaitu: syarat-syarat shalat

jenazah, rukun shalat jenazah dan tata caranya. Hal-hal yang perlu diperhatikan juga ada dalam menguburkan

jenazah yaitu: pembuatan liang lahat, tata cara menurunkan dan membaringkang jenazah dalam liang lahat, dan

waktu menguburkan jenazah.

DAFTAR PUSTAKA

Rifa’I, Muhammad. Fiqih Islam Lengkap, Semarang, PT. Karya Toha Putra, 1978.

Nasution, Lahmuddin, Fiqh 1, Jakarta, , 1995.

Rusyid, Ibnu, Bidjatul Mudjatahid Jilid III, Jakarta, Bulan Bintang, 1969.

Arsyad, Muhammad, Sabilal Muhtadin, Darul Fikr.

Page 10: Makalah Khutbah Sholat Jum'At

TUGAS AGAMA

Makalah khotbah sholat jum’at

RIO SUQRON RAMADHAN

Page 11: Makalah Khutbah Sholat Jum'At