makalah kepesantrenan

Upload: annisa-n-fadillah

Post on 19-Oct-2015

303 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

MAKALAHBIOGRAFI MURSYID TQN (TORIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYYAH)Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Kepesantrenan Guru mata pelajaran : Arief Nuryanto, S.Kom.I

Disusun oleh : ANNISA NOOR FADILAH IDA FARIDA RETSA OKTAVIA ERNI ROHAENI UMAR MAULANA IBRAHIM

SMA SERBA BAKTI PONDOK PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA 2014

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang1. Tujuan1. Sistematika PenulisanBAB II PEMBAHASAN0. Biografi Syeikh Tolhah0. Biografi Syeikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad0. Biografi Syeikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan 2. SaranDAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTARPuji dan syukur Alhamdulillah kepada Alloh S.W.T atas segala rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul makalah BIOGRAFI MURSYID TQN (TORIQOT QODIRIYYAH wa NAQSYABANDIYYAH Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang di berikan oleh bapak Arief Nuryanto,S.Kom.I. pada mata pelajaran kepesantrenan di SMA SERBA BAKTI SURYALAYA TASIK MALAYA.Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah jauh dari kesempurnaan. Hal ini di karenakan terbatasnya pengetahuan, kemampuan, sumber serta pengalaman kami. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah ini jauh lebih baik.Besar harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan aamiin.

Suryalaya, Februari, 2014

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Toriqoh Qodiriyyah wa Naqsabandiyyah atau juga yang disebut TQN. Adalah perpaduan dari dua buah thoriqoh besar, yaitu Toriqah Qadiriyyah dan Toriqah Naqsabandiyyah. Pendiri toriqoh ini adalah seorang Sufi Syaikh besar Masjid Al-Haram di Makkah al-Mukarramah bernama Syaikh Ahmad Khotib Ibn. Abdul Ghafar al-Sambasi al-Jawi. Beliau adalah seorang ulama besar dari Indonesia yang tinggal sampai akhir hayatnya di Makkah. Syaikh Ahmad Khotib adalah mursyid Toriqoh Qodiriyyah. Sebagai seorang mursyid yang kamil mukamil Syaikh Ahmad Khotib sebenarnya mempunyai otoritas untuk membuat modifikasi tersendiri bagi yang telah mempunyai derajat mursyid. Karena ada masanya telah jelas ada pusat penyebaran Toriqoh Qodiriyyah Naqsabandiyyah di kota suci Makkah maupun Madinah, maka sangat dimungkinkan ia mendapat baiat dari Toriqoh tersebut. Kemudian menggabungkan inti ajaran kedua toriqoh tersebut, yaitu Toriqoh Qodiriyyah dan Toriqoh Naqsabandiyyah, dan mengajarkan kepada murid-muridnya khususnya yang berasal dari Indonesia.Penggabungan inti ajaran kedua toriqoh tersebut karena sangat logis dan strategis, bahwa kedua toriqoh tersebut mempunyai inti ajaran yang saling melengkapi, terutama jenis dzikir dan metodenya. Disamping keduanya mempunyai kecenderungan yang sama, yaitu sama-sama menekankan pentingnya syariat dan menentang faham Wihdatul Wujud. Toriqoh Qodiriyyah mengajarkan Dzikir Jahar Nafi Itsbat, sedangkan Toriqoh Naqsabandiyyah mengajarkan Dzikir Sirri Ism Dzat. Sebagai suatu madzhab dalam tasauf Toriqoh Qodiriyyah anNaqsabandiyyah memiliki ajaran yang diyakini kebenarannya, terutama dalam hal hal kesufian. Metode untuk mendekatkan diri kepada Alloh S.W.T diyakini paling efektif dan efisien.B. PERMASALAHAN1. Biografi Syeikh Tolhah 2. Biografi Syeikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad3. Biografi Syeikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin

C. TUJUAN Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis berharap dapat mencapai tujuan yang semoga dapat bermanfaat bagidiri sendiri maupun orang lain. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :1. Sebagai bentuk laporan hasil study lapangan.2. Untuk mengetahui sejarah Toriqot Qodiriyah wa Naqsabandiyyah3. Untuk mengetahui lebih lengkap proses perkembangan Toriqot Qodiriyah Naqsabandiyyah4. Mengetahui para mursyid Toriqot Qodiriyah Naqsabandiyyah.

C. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk lebih jelasnya dan mendapatkan gambaran mengenai isi karya tulis ini, maka penulis menggunakan sistematika penulisan dengan maksud agar para pembaca isi karya tulis ini secara garis besar.Adapun sistematika penulisan antara lain :BAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang2. Tujuan3. Sistematika PenulisanBAB II PEMBAHASAN Biografi Murayid TQN :1. Biografi Syeikh Tolhah2. Biografi Syeikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad3. Biografi Syeikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin BAB III PEMBAHASAN PENELITIAN 1. Kesimpulan 2. SaranDAFTAR PUSTAKA

BAB II PEMBAHASANA. Biografi Syeikh Tolhah

Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah wan NaqsyabandiyyahSYEIKH TOLHAH BIN THOLABUDDIN1.Lahir di Desa Trusmi, kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon diperkirakan tahun 1825.2.Ayahnya bernama KH. Tolabuddin, lahir di Desa Trusmi putera dari KH. Radpuddin keturunan Pangeran Trusmi putera Sunan Gunungjati.3.Mengikuti pendidikan agama, diawali di Pesantren Rancang (pesantren ayahnya), kemudian melanjutkan ke Pesantren Ciwaringin (semuanya masih diwilayah Kabupaten Cirebon) kemudian melanjutkan ke Pesantren Lirboyo di Ponorogo-Jawa Timur, kemudian meneruskan di Gresik-Jawa Timur, dari Gresik pulang dahulu mengajar di Pesantren Rancang membantu ayahnya. Selanjutnya pergi menunaikan ibadah Haji dan terus mukim di Mekkah, mempelajari Tasawuf dan Thoriqoh dari Syekh Ahmad Khatib Sambas Ibn. Abdul Gaffar khusus tentang Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) hingga mencapai kedudukan sebagai wakil Talqin dan membantu Syekh Ahamad Khatib Sambas beberapa waktu lamanya.4.Diperkirakan tahun 1873 kembali dari Mekah mengajar di Pesantren Rancang.5.Sekitar tahun 1876 mendirikan pesantren di Begong, Desa Kalisapu, Kabupaten Cirebon.6.Ditangkap oleh aparat keamanan colonial Belanda di Cirebon sekitar tahun 1889 atas tuduhan menghina Ratu Belanda dan mempersiapkan perlawanan pemerintah kolonial Belanda.7.Berangkat ke Mekah untuk kedua kalinya, kembali dari Mekah berhenti beberapa waktu lamanya di Singapura kerena kapalnya rusak. Sempat memberi pelajaran tentang TQN di Singapura.8.Dari pernikahan dengan isteri-isterinya dikaruniai anak 18 laki-laki, 8 perempuan dan punya cucu 69 orang (sebagian kecil masih hidup)9.Menjadi penasehat dan pembimbing keagamaan di Kesultanan Kasepuhan Cirebon, Bupati Kuningan 1892 dan bagi para pejabat tinggi pemerintahan dan para bangsawan di Cirebon.10.Meniggal dunia tahun 1935 dimakamkan di komplek pemakaman Gunung Jati.

B. Biografi Syeikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad

Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad atau yang biasa di panggil Abah Sepuh, lahir tahun 1836 di kampung Cicalung Kecamatan Tarikolot Kabupaten Sumedang (sekarang, Kp Cicalung Desa Tanjungsari Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya) dari pasangan Rd Nura Pradja (Eyang Upas, yang kemudian bernama Nur Muhammad) dengan Ibu Emah. Beliau dibesarkan oleh uwaknya yang dikenal sebagai Kyai Jangkung. Sejak kecil, beliau sudah gemar mengaji/mesantren dan membantu orang tua dan keluarga, serta suka memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Setelah menyelesaikan pendidikan agama dalam bidang akidah, fiqih, dan lain-lain di tempat orang tuanya. Di Pesantren Sukamiskin Bandung beliau mendalami fiqih, nahwu, dan sorof. Beliau kemudian mendarmabaktikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat dengan mendirikan pengajian di daerahnya dan mendirikan pengajian di daerah Tundagan Tasikmalaya. Beliau kemudian menunaikan ibadah Haji yang pertama.

Walaupun Syaikh Abdullah Mubarok telah menjadi pimpinan dan mengasuh sebuah pengajian pada tahun 1890 di Tundagan Tasikmalaya, beliau masih terus belajar dan mendalami ilmu Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah kepada Mama Guru Agung Syaikh Tolhah bin Talabudin di daerah Trusmi dan Kalisapu Cirebon. Setelah sekian lamanya pulang-pergi antara Tasikmalaya-Cirebon untuk memperdalam ilmu tarekat, akhirnya beliau memperoleh kepercayaan dan diangkat menjadi Wakil Talqin. Sekitar tahun 1908 dalam usia 72 tahun, beliau diangkat secara resmi (khirqoh) sebagai guru dan pemimpin pengamalan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah oleh Syaikh Tolhah. Beliau juga memperoleh bimbingan ilmu tarekat dan (bertabaruk) kepada Syaikh Kholil Bangkalan Madura dan bahkan memperoleh ijazah khusus Shalawat Bani Hasyim.

Karena situasi dan kondisi di daerah Tundagan kurang menguntungkan dalam penyebaran Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah, beliau beserta keluarga pindah ke Rancameong Gedebage dan tinggal di rumah H. Tirta untuk sementara. Selanjutnya beliau pindah ke Kampung Cisero (sekarang Cisirna) jarak 2,5 km dari Dusun Godebag dan tinggal di rumah ayahnya. Pada tahun 1904 dari Cisero Abah Sepuh beserta keluarganya pindah ke Dusun Godebag.Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad kemudian dan bermukim dan memimpin Pondok Pesantren Suryalaya sampai akhir hayatnya. Beliau memperoleh gelar Syaikh Mursyid. Dalam perjalanan sejarahnya, pada tahun 1950, Abah Sepuh hijrah dan bermukim di Gg Jaksa No 13 Bandung. Sekembalinya dari Bandung, beliau bermukim di rumah H Sobari Jl Cihideung No 39 Tasikmlaya dari tahun 1950-1956 sampai beliau wafat.

Setelah menjalani masa yang cukup panjang, Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad-sebagai Guru Mursyid Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah dengan segala keberhasilan yang dicapainya melalui perjuangan yang tidak ringan, dipanggil Al Khaliq kembali ke Rahmatullah pada tangal 25 Januari 1956, dalam usia 120 tahun. Beliau meniggalkan sebuah lembaga Pondok Pesantren Suryalaya yang sangat berharga bagi pembinaan umat manusia, agar senantiasa dapat melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta mewariskan sebuah wasiat berupa TANBIH yang sampai saat sekarang dijadikan pedoman bagi seluruh Ikhwan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya dalam hidup dan kehidupannya.

C. Biografi Syeikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin

KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin yang dikenal dengan nama Abah Anom, dilahirkan di Suryalaya tanggal 1 Januari 1915. Beliau adalah putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, dari ibu yang bernama Hj Juhriyah. Pada usia delapan tahun Abah Anom masuk Sekolah Dasar (Verfolg School) di Ciamis antara tahun 1923-1928. Kemudian ia masuk Sekolah Menengah semacan Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya. Pada tahun 1930 Abah Anom memulai perjalanan menuntut ilmu agama Islam secara lebih khusus. Beliau belajar ilmu fiqih dari seorang Kyai terkenal di Pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu fiqih, nahwu, sorof dan balaghah kepada Kyai terkenal di Pesantren Jambudipa Cianjur. Setelah kurang lebih dua tahun di Pesantren Jambudipa, beliau melanjutkan ke Pesantren Gentur, Cianjur yang saat itu diasuh oleh Ajengan Syatibi.

Dua tahun kemudian (1935-1937) Abah Anom melanjutkan belajar di Pesantren Cireungas, Cimelati Sukabumi. Pesantren ini terkenal sekali terutama pada masa kepemimpinan Ajengan Aceng Mumu yang ahli hikmah dan silat. Dari Pesatren inilah Abah Anom banyak memperoleh pengalaman dalam banyak hal, termasuk bagaimana mengelola dan memimpin sebuah pesantren. Beliau telah meguasai ilmu-ilmu agama Islam. Oleh karena itu, pantas jika beliau telah dicoba dalam usia muda untuk menjadi Wakil Talqin Abah Sepuh. Percobaan ini nampaknya juga menjadi ancang-ancang bagi persiapan memperoleh pengetahuan dan pengalaman keagaman di masa mendatang. Kegemarannya bermain silat dan kedalaman rasa keagamaannya diperdalam lagi di Pesantren Citengah, Panjalu, yang dipimpin oleh H. Junaedi yang terkenal sebagai ahli alat, jago silat, dan ahli hikmah.

Setelah menginjak usia dua puluh tiga tahun, Abah Anom menikah dengan Euis Siti Ruyanah. Setelah menikah, kemudian ia berziarah ke Tanah Suci. Sepulang dari Mekah, setelah bermukim kurang lebih tujuh bulan (1939), dapat dipastikan Abah Anom telah mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman keagamaan yang mendalam. Pengetahuan beliau meliputi tafsir, hadits, fiqih, kalam, dan tasawuf yang merupakan inti ilmu agama. Oleh Karena itu, tidak heran jika beliau fasih berbahasa Arab dan lancar berpidato, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda, sehingga pendengar menerimanya di lubuk hati yang paling dalam. Beliau juga amat cendekia dalam budaya dan sastra Sunda setara kepandaian sarjana ahli bahasa Sunda dalam penerapan filsafat etnik Kesundaan, untuk memperkokoh Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Bahkan baliaupun terkadang berbicara dalam bahasa Jawa dengan baik.Ketika Abah Sepuh Wafat, pada tahun 1956, Abah Anom harus mandiri sepenuhnya dalam memimpin pesantren. Dengan rasa ikhlas dan penuh ketauladan, Abah Anom gigih menyebarkan ajaran Islam. Pondok Pesantren Suryalaya, dengan kepemimpinan Abah Anom, tampil sebagai pelopor pembangunan perekonomian rakyat melalui pembangunan irigasi untuk meningkatkan pertanian, membuat kincir air untuk pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Suryalaya tetap konsisten kepada Tanbih, wasiat Abah Sepuh yang diantara isinya adalah taat kepada perintah agama dan negara. Maka Pondok Pesantren Suryalaya tetap mendukung pemerintahan yang sah dan selalu berada di belakangnya.

Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan Yayasan Serba Bakti dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai TK, SMP Islam, SMU, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Aliyah kegamaan, Perguruan Tinggi (IAILM) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Latifah Mubarokiyah serta Pondok Remaja Inabah. Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu kesehatan, pendidikan, sosiologi, dan psikologi, bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama Islam dengan berbagai disiplin Ilmunya termasuk tasawuf dan tarekat mampu merehabilitasi kerusakan mental dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Abah Anom menunjuk tiga orang pengelola, yaitu KH. Noor Anom Mubarok BA, KH. Zaenal Abidin Anwar, dan H. Dudun Nursaiduddin.

BAB III PENUTUPA. KESIMPULANThoreqat Qodiriah Naqsyabandiah adalah thoreqat yang mutabar antara ratusan thoreqat yang dianuti oleh umat islam di seluruh dunia. Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah adalah gabungan 2 thoreqat terbesar iaitu Thoreqat Qodiriah yang dibawa oleh Syeikh Abdul Qodir Jailani dan Thoreqat Naqsyabandiah yang dibawa oleh Syeikh Mohd Nuruddin Bahauddin An-Naqsyabandi.Thoreqat-thoreqat tersebut telah digabungkan oleh Syeikh Ahmad Khatib As-Syambasi Ibn Abdul Gaffar, seorang Ulama Nusantara yang terkenal pada zamannya yang bermukim di Mekah dan menjadi Mursyid kepada Thoreqat Qodiriah di Mekah pada awal abad ke 13 hijrah jadilah Namanya Thoreqat Qidiriah wa Naqsyabandiah dan berkembang di negeri-negeri nusantara. Syeikh Thalhah kalisapu cerebon adalah salah seorang murid kepada Syeikh Ahmad Khatib As-Syambas dan dikenali sebagai tokoh thoreqat yang prominen dengan karamah beliau selain Syeikh Abdul Karim Banten dan Syeikh Khalil madura, semasa belajar di Mekah dan Syeikh Thalhah telah diangkat sebagai Mursyid dan mengembangkan ajaran daripada thoreqat anutannya di Cerebon, Jawa Barat Indonesia. Syeikh Abdullah Mubarak Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) telah mengambil talqin Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah daripada Syeikh Thalhah dan menjadi murid beliau dan kemudian diangkat sebagai Mursyid Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah yang kemudiannya mengembangkan ajaran ini di Pondok Pesantren Suryalaya, Jawa Barat, Indonesia yang ada sekarang.

B. SARAN

Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang mursyid toriqoh qodiriyah naqsyabandiyyah. Ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan karya tulis ini. Tetapi karena keterbatasan itulah kami termotivasin untuk menjadi lebih baik. Maka dari itu kami berharap agar dapat lebih memahami tentang perbuatan karya tulis dan diharapkan juga agar sering diadakan pembuatan karya tulis.DAFTAR PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Thoriqoh_Qodiriyah_Naqsyabandiyahhttps://www.google.com/#q=toriqoh+qodiriyahhttp://jalanwali.blogspot.com/2011/10/sekilas-tarekat-qadiriyah-wa.html