makalah kemitraan bpd dengan perangkat desa finish

31
KAJIAN KEMITRAAN ANTARA BPD DENGAN PEMERINTAHAN DESA DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMBANGUNAN DI DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS ABSTRAK Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan kemitraan antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan Pemerintah Desa dan dalam pembangunan desa, baik perencanaan, realisasi, monitoring evaluasi hingga pada kendala- kendala dalam melakukan kerja sama tersebut sesuai Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Guna menjawab issu yang ada di desa yaitu “BELUM OPTIMALNYA HUBUNGAN KEMITRAAN ANTARA BPD DENGAN PEMERINTAHAN DESA DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMBANGUNAN DI DESA” maka dilakukan penelitian secara sampel pada satu desa yaitu Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Penyusunan makalah ini menitikberatkan pada pola hubungan kemitraan antara BPD dengan Pemerintahan Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai upaya peningkatan/optimalisasi pembangunan desa khususnya dari segi infrastruktur seperti perbaikan jalan, irigasi, jembatan, sanitasi lingkungan (MCK dan saluran), sarana air bersih serta pelaksanaan program dari Pemerintah Daerah atau Pemerintah Provinsi yang dinilai masih belum optimal, yang mana ujung tombak keberhasilan/peningkatan pembangunan di desa adanya kerjasama yang baik antara BPD dengan Pemerintah Desa, sehingga permasalahan tersebut merupakan issu yang ada di pemerintah desa se kabupaten Ciamis khususnya di Desa Saguling Kecamatan Ciamis dalam pelaksanaan pembangunan di desanya sesuai dengan Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014. Selanjutnya guna menjawab issu/permasalahan diatas, dilakukan penelitian terhadap Desa Saguling dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Metode tersebut diperoleh melalui data-data yang bersumber pada hasil observasi, hasil wawancara, telaah pustaka, serta sumber-sumber lain yang mendukung dan berkaitan dengan objek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kerja sama Pemerintah Desa dengan BPD di Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis berdasarkan pada Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2006 Tentang Badan Permusyawaratan Desa dalam Pasal 19 ayat (1) disebutkan bahwa hubungan antara Pemerintah Desa dan BPD adalah “hubungan kemitraan”, artinya BPD sebagai mitra Kepala Desa dan kedudukan BPD diperlukan untuk membahas Rancangan Peraturan Desa Bersama Kepala Desa serta melakukan Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Saran dan rekomendasi yang dihasilkan dari penyusunan makalah ini adalah dengan menciptakan kerjasama, koordinasi, komunikasi yang baik/sinergi antar keduanya serta menyadari kedudukan mereka sebagai mitra bukan sebagai lawan dalam penentu keberhasilan pembangunan di desa.

Upload: rayjeta

Post on 10-Jul-2016

103 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa, terkait dengan pengaruh ekonomi politik

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

KAJIAN KEMITRAAN ANTARA BPD DENGAN PEMERINTAHAN DESA DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMBANGUNAN

DI DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS

ABSTRAK

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan kemitraan antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan Pemerintah Desa dan dalam pembangunan desa, baik perencanaan, realisasi, monitoring evaluasi hingga pada kendala-kendala dalam melakukan kerja sama tersebut sesuai Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Guna menjawab issu yang ada di desa yaitu “BELUM OPTIMALNYA HUBUNGAN KEMITRAAN ANTARA BPD DENGAN PEMERINTAHAN DESA DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMBANGUNAN DI DESA” maka dilakukan penelitian secara sampel pada satu desa yaitu Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis.

Penyusunan makalah ini menitikberatkan pada pola hubungan kemitraan antara BPD dengan Pemerintahan Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai upaya peningkatan/optimalisasi pembangunan desa khususnya dari segi infrastruktur seperti perbaikan jalan, irigasi, jembatan, sanitasi lingkungan (MCK dan saluran), sarana air bersih serta pelaksanaan program dari Pemerintah Daerah atau Pemerintah Provinsi yang dinilai masih belum optimal, yang mana ujung tombak keberhasilan/peningkatan pembangunan di desa adanya kerjasama yang baik antara BPD dengan Pemerintah Desa, sehingga permasalahan tersebut merupakan issu yang ada di pemerintah desa se kabupaten Ciamis khususnya di Desa Saguling Kecamatan Ciamis dalam pelaksanaan pembangunan di desanya sesuai dengan Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014.

Selanjutnya guna menjawab issu/permasalahan diatas, dilakukan penelitian terhadap Desa Saguling dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Metode tersebut diperoleh melalui data-data yang bersumber pada hasil observasi, hasil wawancara, telaah pustaka, serta sumber-sumber lain yang mendukung dan berkaitan dengan objek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kerja sama Pemerintah Desa dengan BPD di Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis berdasarkan pada Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2006 Tentang Badan Permusyawaratan Desa dalam Pasal 19 ayat (1) disebutkan bahwa hubungan antara Pemerintah Desa dan BPD adalah “hubungan kemitraan”, artinya BPD sebagai mitra Kepala Desa dan kedudukan BPD diperlukan untuk membahas Rancangan Peraturan Desa Bersama Kepala Desa serta melakukan Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Saran dan rekomendasi yang dihasilkan dari penyusunan makalah ini adalah dengan menciptakan kerjasama, koordinasi, komunikasi yang baik/sinergi antar keduanya serta menyadari kedudukan mereka sebagai mitra bukan sebagai lawan dalam penentu keberhasilan pembangunan di desa.

Page 2: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Desa merupakan lingkup organisasi atau susunan pemerintahan terkecil dan

lebih dekat dengan masyarakat, mempunyai peran penting dalam menjalankan

otonomi yang diamanatkan oleh konstitusi sebagai jalan menuju rakyat sejahtera.

Dari sinilah merupakan titik awal penentu keberhasilan pemerintah dalam

pembangunan baik itu pada tingkat daerah ataupun pusat melalui tugas

pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Desa, yang kemudian

menyalurkan program pembangunan tersebut kepada masyarakat. Dalam Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa disebutkan bahwa :

“Desa merupakan desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan hukum memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia” Oleh karena itu pemerintahan desa dibentuk guna menyelenggarakan urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Adapun kewenangan desa

adalah

1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul

2. Kewenangan lokal berskala desa

3. Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah propinsi, atau

pemerintah Kabupaten/Kota

4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh oleh pemerintah, pemerintah propinsi,

atau pemerintah Kabupaten/Kota sesuai ketentuan perundang-undangan.

Sama halnya seperti pemerintah pusat/pemerintah daerah dalam

menjalankan pemerintahan dibantu dan bekerjasama dengan badan eksekutif dan

legislatif melalui pembagian kewenangan. Begitupula ditingkat desa, dalam

menjalankan pemerintahannya Kepala Desa tidak bekerja sendiri akan tetapi

dibantu oleh perangkat desa yang lain seperti Sekretaris Desa, Kepala Urusan

Pemerintahan, Keuangan, Ekbang, Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat dan

Kepala Dusun serta berkerjasama dengan BPD

Page 3: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

Badan Permusyawaratan Desa , menurut UU No. 6/2014 yang disingkat

BPD, adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Desa sebagai unsur Penyelengara

Pemerintahan Desa. Dalam UU No. 6/2014 tentang Desa, rumusan mengenai

kedudukan BPD sudah mengambarkan fungsi representatifnya dengan

menekankan makna Badan Permuswaratan Desa atau yang disebut dengan nama

lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi Pemerintahan yang anggotanya

merupakan Wakil dari Penduduk Desa berdasarkan Keterwakilan Wakil dari

Penduduk Desa berdasarkan keterwakilan Wilayah yang ditetapkan secara

Demokratis. Sebagai perwujudan Demokrasi dalam Penyelengaraan Pemerintah

Desa, BPD memiliki kedudukan penting dalam Sistim Perintahan Desa.

Anggota BPD dibentuk/dipilih disesuaikan dengan kedudukan Desa.

Sebagai penyelengara Pemerintahan Desa dan Pengambil Keputusan,maka

Anggota BPD adalah wakil dari Penduduk Desa bersangkutan berdasarkan

keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara Musyawarah dan Mufakat.

Cara pemilihan/penetapan anggota BPD dapat melalui pemilihan langsung, dipilih

perwilayah kampung/dusun, atau dipilih secara musyawarah. hasil

pemilihan/musyawarah dikirimkan ke Desa untuk keterwakilan Desa.

Pemilihan/penetapan anggota BPD dipilih di Desa dengan pertimbangan-

pertimbangan dan persetujuan hasil musyawarah . Jumlah anggota BPD di masa

lalu ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling

banyak 11 (sebelas) orang, dengan memperhatikan luas wilayah, keterwakilan

perempuan minimal 30% dari jumlah anggota BPD, jumlah penduduk , dan

kemampuan Keuangan Desa.

Dalam UU No. 6/2014 diatur bahwa jumlah Anggota Badan

Permusyawaratan Desa ditetapkan dengan jumlah Gasal, paling sedikit 5 (lima)

orang dan paling banyak 9 (Sembilan) orang, dengan memperhatikan wilayah,

perempuan, penduduk dan Kemampuan Keuangan Desa. Ketentuan yang terakhir

iniah yang sekarang menjadi acuan dalam penyusunan Keanggotaan BPD. Lebih

Jelas dan lengkapnya pembentukan Aggota BPD dapat kita lihat dalam pasal 56

UU No. 6/2014 yang menyebutkan :

“(1) Anggota Badan Permusawaratan Desa merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah yang pengisianya dilakukan secara Demokratis. (2) Masa keanggotaan Badan Permusawarakatan Desa selama 6 (enam) Tahun terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/janji. (3) Anggota Badan Permusawaratan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Page 4: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

dapat dipilih untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut”. Akan tetapi aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang telah mampu

ditampung oleh BPD, tidak akan mampu disalurkan jika tidak terdapat kerjasama

yang baik antara BPD dengan Pemerintahan Desa. Adapun aspirasi kebutuhan

masyarakat tersebut di laksanakan melalui musyawrah pembangunan desa yang

diselenggarakan oleh Kepala Desa bersama dengan BPD.

Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa. Perangkat

Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya, sedangkan yang

dimaksud Pemerintahan Desa adalah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa. Badan

Perwakilan Desa adalah lembaga legislasi dan pengawasan dalam hal pelaksanaan

peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa dan Keputusan Kepala

Desa. BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra pemerintah desa.

Hubungan antara Pemerintah Desa dan Badan perwakilan Desa. Pertama,

hubungan dominasi artinya dalam melaksanakan hubungan tersebut pihak pertama

menguasai pihak kedua; kedua, hubungan sub koordinasi artinya dalam

melaksanakan hubungan tersebut pihak kedua menguasai pihak pertama, atau

pihak kedua dengan sengaja menempatkan diri tunduk pada kemauan pihak

pertama, Ketiga, hubungan kemitraan artinya pihak pertama dan kedua setingkat

dimana mereka bertumpu pada kepercayaan, kerjasama dan saling menghargai.

Pemerintah Desa dalam melaksanakan tugas pembangunan dan

penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat harus benar-benar memperhatikan

hubungan kemitraan kerja dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa itu sendiri.

Kemitraan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa disini berarti bahwa dalam

melaksanakan tugas pembangunan maupun pemberian pelayanan kepada

masyarakat, semua aparatur Pemerintahan Desa, baik itu Kepala Desa, Sekretaris

Desa, dan Badan Perwakilan Desa harus benar-benar memahami kapasitas yang

menjadi kewenangan maupun tugasnyamasing-masing. Sehingga dalam

melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa semua aparatur pemerintah

desa dalam hubungannya dapat bersinergi dan bermitra dengan baik dan tepat

dalam meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang profesional dan

akuntabel.

Page 5: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

Desa merupakan miniatur Negara Indonesia dimana desa menjadi ajang

politik paling dekat relasinya antara masyarakat dengan perangkat desa

(pemegang kekuasaan). Perangkat desa menjalankan tugas birokrasi dengan

diawasi oleh Badan Permusyawaran Desa (BPD) yang mewakili secara wilayah.

Iklim demokrasi yang baik antara perangkat desa dengan BPD akan menghasilkan

pelayanan terbaik kepada masyarakat desa namun bila sebaliknya yang terjadi

maka pelayanan kepada masyarakat desa akan terganggu.

Pemerintah desa sebagai miniatur pemerintahan nasional, walaupun

mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari instansi diatasnya namun lebih

banyak ditekankan pada pelatihan untuk penyusunan APBDes atau untuk

pelaporan keuangan. Mereka, para perangkat desa tidak memperoleh pendidikan

dan latihan yang sistematis dan berkelanjutan sebagaimana diberikan negara

kepada PNS.

Perangkat Desa memperoleh pembekalan awal mengenai tupoksi dan tugas-

tugas administrasi,tetapi setelah itu tidak memperoleh diklat teknis dan juga tidak

ada monitoring dan evaluasi.Terkadang sebagian perangkat Desa memperoleh

diklat teknis (misalnya administrasi,perencanaan, pendataan, keuangan) jika ada

proyek diklat dari pemerintah yang datangnya tidak menentu.Disebabkan

miskinnya pembinaan, maka kapasitas (pengetahuan, wawasan dan keterampilan)

perangkat Desa sangat terbatas. Sebagian besar perangkat Desa termasuk BPD

tidak memahami berbagai peraturan dan tugas yang menyangkut dirimereka

sendiri, kecuali sebagian kecil perangkat yang mau mencari tahu atau mereka

yang kritis. Pada umumnya mereka bekerja apa adanya sesuai dengan kebiasaan

perangkat sebelumnya. Sebagai miniatur pemerintahan juga terkandung miniatur

politik, walaupun bukan penduduk asli bersangkutan seseorang bisa menjadi

kepala desa dengan mesin politiknya namun akibatnya pada awal-awal memimpin

biasanya menghadirkan permasalahan karena kepala desa belum memahami

karakter warga desa seutuhnya.

Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa khususnya di Kabupaten

Ciamis, seringkali mengalami persoalan-persoalan yang timbul terkait dengan

hubungan tersebut, seperti hubungan antara Kepala Desa dengan BPD. Menurut

hasil wawncara dengan beberapa Sekdes di Kabupaten Ciamis terdapat beberapa

issu yang terjadi dalam hubungan antara pemerintah Desa (Kepala Desa) dengan

BPD sebagai berikut:

Page 6: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

a. Adanya arogansi BPD yang merasa kedudukannya lebih tinggi dari Kepala

Desa, karena Kepala Desa bertanggung jawab kepada BPD;

b. Dualisme kepemimpinan desa, yaitu kepala desa dengan perangkatnya dan

badan perwakilan desa, yang cenderung saling mencurigai;

c. Sering terjadi mis-persepsi sehingga BPD sebagai unsur legislatif desa tetapi

melakukan tugas dan fungsi eksekutif kepala desa;

d. Anggota BPD sering belum bisa memilah antara fungsi pemerintahan desa

dengan pemerintah desa;

e. Kondisi sumberdaya manusia BPD yang masih belum memadai;

f. Kinerja perangkat desa menjadi tidak efektif karena banyak mantan calon

Kepala Desa yang tidak jadi kepala Desa menjadi anggota BPD dan cenderung

mencari-cari kesalahan perangkat desa bahkan ada kesan pula mereka berusaha

untuk menjatuhkan Kepala Desa ;

g. Dalam hubungan kerja organisasional, (1) dalam pelantikannya BPD dibekali

oleh DPRD; (2). BPD melakukan hubungan langsung dengan DPRD; (3).

Terjadi kontradiksi perilaku kerja BPD, misalnya BPD tidak mau berurusan

dengan Camat.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, makalah ini dibatasi pada

permasalahan :

i) Bagaimana pola/tipe kemitraan hubungan organisasional yang tepat antara

BPD dengan Pemerintahan Desa?

ii) Sejauhmana pengaruh hubungan kemitraan antara BPD dengan Pemerintahan

Desa terhadap optimalisasi pembangunan di desa

c. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menjawab rumusan

masalah sebagaimana tersebut diatas, yaitu :

i) Untuk mengetahui bagaimana pola/tipe kemitraan hubungan organisasional

yang tepat antara BPD dengan Pemerintahan Desa?

ii) Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh hubungan kemitraan antara BPD

dengan Pemerintahan Desa terhadap optimalisasi pembangunan di desa

Page 7: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

d. Kerangka Teori

(1) Konsep kerjasama dan hubungan kemitraan

Kerjasama adalah kegiatan/usaha yang dilakukan oleh beberapa orang

(lembaga, pemerintah, dsb) untuk mencapai tujuan bersama .

Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat :

i) Bargaining artinya perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa

antar individu maupun kelompok

ii) Kooptasi artinya penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau

pelaksanaan politik suatu organisasi

iii) Koalisi artinya gabungan/kombinasi dua kelompok atau lebih yang

memiliki tujuan yang sama dan berusaha mencapai tujuan tersebut.

iv) Joint venture artinya kerjasama yang dilakukan oleh dua orang/perusahaan

dalam melaksanakan suatu pekerjaan.1

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau

lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan

prinsip salig membutuhkan dan saling membesarkan (Hafsah, 2000 : 43)

Sedangkan menurut (Rahmat, 2004 : 40) kemitraan merupakan hubungan

kerjasama usaha diberbagai pihak yang strategis, bersifat sukarela, dan

berdasar prinsip saling membutuhkan, saling mendukung dan saling

menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembanan UKM oleh

usaha besar.

Tujuan kemitraan adalah :

i) Meningkatkan pendapatan usaha kecil masyarakat

ii) Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan

iii) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional

iv) Memperluas kesempatan kerja

v) Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional

Teori Kemitraan

Secara teoritis, Eisler dan Montuori (1997) membuat pernyataan yang

menarik yang berbunyi bahwa “memulai dengan mengakui dan memahami

kemitraan pada diri sendiri dan orang lain, dan menemukan alternatif yang

1http://www.bimbie.com/kerja-sama.htm

Page 8: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

kreatif bagi pemikiran dan perilaku dominator merupakan langkah pertama ke

arah membangun sebuah organisasi kemitraan.” Dewasa ini, gaya-gaya seperti

perintah dan kontrol kurang dipercaya. Di dunia baru ini, yang dibicarakan

orang adalah tentang karyawan yang berdaya, yang proaktif, karyawan yang

berpengetahuan sehingga dapat menambah nilai dengan menjadi agen

perubahan2

Menurut pendapat Yuki (1991) ada beberapa model hubungan

organisasional, yaitu: Pertama, hubungan dominasi artinya dalam

melaksanakan hubungan tersebut pihak pertama menguasai pihak kedua.

Kedua, hubungan subordinasi artinya dalam melaksanakan hubungan tersebut

pihak kedua menguasai pihak pertama, atau pihak kedua dengan sengaja

menempatkan diri tunduk pada kemauan pihak pertama. Dan ketiga, hubungan

kemitraan artinya pihak pertama dan kedua selevel dimana mereka bertumpu

pada kepercayaan, kerjasama dan saling menghargai.

Sistem kemitraan bertumpu pada kepercayaan, dengan ciri-cirinya antara lain:

1. Persamaan dan organisasi yang lebih landai,

2. Hirarki aktualisasi yang luwes (dimana kekuasaan dipedomani oleh nilai-

nilai seperti caring dan caretaking),

3. Spiritualitas yang berbasis alamiah,

4. Tingkat kekacauan yang rendah yang terbentuk dalam sistem, dan

5. Persamaan dan keadilan gender.

Dimensi-dimensi Kemitraan Mengenai kemitraan ini, Butler dan Waldroop mengemukakan beberapa

dimensi kemitraan hubungan kerja sebagai berikut 3:

1. Pengaruh: professional yang menikmati pekerjaan mereka dan senang

mengembangkan dan memperluas area pengaruh mereka. Mereka senang

dalam hal persuarsi, negosiasi dan memegang informasi dan ide-ide penting.

Tipikal bagi negosiator pembuat kebijakan/keputusan.

2. Fasilitas interpersonal; orang-orang yang senang dengan aspek interpersonal

dalam situasi pekerjaan. Mereka secara intuitif berfokus pada pengalaman

2 Irawan Soejito, Hubungan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h 63 3 Op cit h 95

Page 9: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

orang lain dan mereka bisa bekerja di belakang layar. Degan cara in mereka

membuat rekan-rekan sekerjanya menjadi berkomitmen dan terikat untuk

megerjakan proyek dengan lancar. Tipikal bagi manajer SDM.

3. Kreativitas hubungan: orang-orang yang bagus dalam membina hubungan

dengan sekelompok orang melalui penggambaran visual dan verbal. Tipikal

bagi orang-orang pemasaran dan manajer.

4. Kepemimpinan tim: orang-orang ini ingin melihat orang lain dan

berinteraksi dengan mereka. Mereka menyukai pekerjaan manajemen dan

bekerja dalam tim berenergi tinggi dalam situasi yang padat. Tipikal bagi

manajer program dan manajer delivery.

Kemitraan Antara Pemerintah Desa dengan BPD

Pada awalnya sering terjadi ketidakharmonisan antara Pemerintah Desa

dan BPD karena4 :

1. Cara pemahaman peraturan yang kurang menyeluruh dan kurang baik yang

disebabkan oleh tingkat pengetahuan dan pendidikan yang relatif rendah

sehingga pemahaman terhadap UU hanya sepotong-sepotong,

2. Banyak terjadi ketidak-disiplinan terhadap tata tertib yang dibuat oleh

mereka sendiri,

3. Kesalahpahaman terhadap hak dan kewajiban mereka.

Sekarang hubungan Pemerintah Desa dan BPD menjadi lebih baik karena

beberapa alasan :

1. Mulai tumbuhnya kesadaran, pengertian tentang hak dan kewajiban mereka,

2. BPD sudah dilibatkan dari awal-sampai akhir setiap kegiatan-kegiatan yang

menyangkut tugas kemasyarakatan dan pembangunan,

3. Mereka menyadari bahwa mitra adalah saling mengisi, memahami dan

memecahkan masalah bersama-sama. Sekalipun hubungan Pemerintah

Desa-BPD dapat dikatakan berjalan dengan baik dan cukup harmonis bukan

berarti berjalan tanpa hambatan.

4. Hubungan antara Pemerintah Desa dan Badan perwakilan Desa, pertama:

hubungan dominasi artinya dalam melaksanakan hubungan tersebut pihak

4 Bayu Surianingrat, Pemerintahan Administrasi Desa & Kelurahan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1985), h 79

Page 10: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

pertama (Pemdes) menguasai pihak kedua (BPD), kedua: hubungan sub

koordinasi artinya dalam melaksanakan hubungan tersebut pihak kedua

menguasai pihak pertama, atau pihak kedua dengan sengaja menempatkan

diri tunduk pada kemauan pihak pertama, Ketiga: hubungan kemitraan

artinya pihak pertama dan kedua setingkat dimana mereka bertumpu pada

kepercayaan, kerjasama dan saling menghargai.

(2) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lahirnya Undang-Undang No 22/1999 kemudian direvisi menjadi

Undang-Undang No.32/2004 selanjutnya dibuatlah Undang-Undang No. 6

tahun 2014, salah satu gagasan yang coba dimunculkan adalah membangun

tata pemerintahan desa yang lebih demokratis. Dengan ditetapkannya Undang-

undang tentang Desa No.6 tahun 2014, kedudukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mengalami perubahaan jika sebelumnya

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan unsur penyelenggaraan

pemerintahaan maka sekarang menjadi lembaga desa dan salah satu dari

gagasan tersebut diwujudkan dalam pasal yang memuat tentang Badan

Permusyawaratan Desa (BPD). Rasionalisasi atas eksistensinya banyak

didasarkan pada faktor historis atas dominasi pemerintah desa dan pemeritnah

supra desa dalam mengintervensi dinamika sosial politik yang berkembang di

desa. (AAGN Ari Dwipayana, Dkk, 2003:79).

Kehadiran BPD sebagai tuntutan regulatif untuk menjadi aktor di desa

sebagai kekuatan pembimbingan aktor pemerintah desa, menjadikan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) secara luas dalam proses politik desa. Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) berfungsi membahas dan menyepakati

rancangan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan

aspirasi masyarakat desa, dan melakukan pengawasan kinerja kepala desa

(Undang-Undang No. 6 Tahun 2014) tentang Desa. Oleh karenanya Badan

Permusyawarat Desa (BPD) sebagai Badan Permusyawaratan yang berasal dari

masyarakat desa, disamping menajalankan fungsinya sebagai jembatan

penghubung antara Kepala Desa dengan masyarakat desa, juga dapat menjadi

lembaga yang berperan sebagai lembaga respresentasi dari masyarakat.

Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah wakil dari penduduk

Page 11: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan

musyawara dan mufakat. Anggota Badan Permusyawaratan Desa terdiri dari

ketua Rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama,dan

tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali

paling banyak 3 (tiga) kali berturut- turut atau tidak secara berturut-turut.

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang disebut dengan nama lain

adalah lembaga yang melakukan fungsi pemerintahan yang anggotanya wakil

dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara

demokratis. Badan Permusyawaratan Desa merupakan badan ditingkat desa

yang turut membahas dan meyepakati berbagai kebijakan dalam

penyelengaraan pemerintah desa. Dalam upaya meningkatkan kinerja

kelembagaan ditingkat desa, memperkuat kebersamaan, serta meningkatkan

partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, pemerintah desa, dan/atau Badan

Permusyawaratan Desa nama lain adalah forum musyawarah antara Badan

Permusyawaratan Desa (BPD), Pemerintah Desa dan unsur masyarakat yang

diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk memusyawarahkan

dan menyepakati hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan pemerintah

Desa. Hasil musyawarah Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan

dalam keputusan hasil musyawarah dijadikan dasar oleh Badan

Permusyawaratan Desa dan Pemerintah Desa dalam menetapkan kebijakan

pemerintahan Desa (Budiman Sudjatmiko,Yando Zakaria 2014:112)

(3) Pemerintahan Desa5

UU No 6 Tahun 2014 pasal 1 menyatakan bahwa Pemerintahan Desa

adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Sedangkan pengertian Desa menurut UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa

pada pasal 1 angka 1 memberikan batasan tentang Desa adalah desa dan desa

adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

5Undang-undangNomor6tahun2014tentangDesa

Page 12: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan rumusan pasal 1 angka 1 tersebut diatas, bahwa desa

memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan

dihormati. Jadi yang dimaksud penyelenggaraan urusan pemerintahan

adalah “untuk mengatur”, untuk mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat.

Dasar yang digunakan adalah berdasarkan (1) prakarsa masyarakat, (2)

berdasarkan hak asal usul atau hak tradisional. Selanjutnya yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat adalah tercantum dalam Pasal 1 angka 3 yang

menyatakan, bahwa Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut

dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Desa.

Jadi yang berwenang adalah pemerintah desa, yakni Kepala Desa dibantu

perangkat desa, sebagai unsur penyelenggaran pemerintahan desa. Ini artinya

disamping Kepala desa dan perangkat desa ada unsur lain penyelenggara

pemerintahan desa.

Unsur lain dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 UU No 6 Tahun 2014

menjawab yang dimaksudkan unsur lain, yakni Badan Permusyawaratan

Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan

fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa

berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

Kedua lembaga tersebut diatas yaitu Kepala desa dan BPD sama-

sama melaksanakan fungsi pemerintahan, yakni pemerintahan desa,

selanjutnya yang dimaksud penyelenggara pemerintah desa berdasarkan

UU No 6 Tahun 2014 adalah tertuang dalam pasal 23 UU No 6 Tahun

2014 memberikan penegasan, yakni Pemerintahan Desa diselenggarakan

oleh Pemerintah Desa. Jelas terjawab siapakah yang dimaksud pemerintah

desa, maka dikembalikan pada pasal 1 angka 3 UU No 6 Tahun 2014,

Page 13: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

yakni Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan

nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Desa. Jika demikian BPD kedudukannya adalah hanya

lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya

merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah

dan ditetapkan secara demokratis . Hal ini ditegaskan juga pada Pemerintah

Desa pasal 25 bahwa Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23

adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh

perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain berdasarkan konstruksi

hukum yang demikian, jelas Kepala Desa memiliki kedudukan yang strategis

sebagai penyelenggara pemerintahan desa. Namun ketika melaksanakan

kewenangan desa dua lembaga tersebut mempunyai kedudukan yang

sama, yakni Kepala Desa dan BPD.

Untuk memahami, perlu dipahami konstruksi hukum

terhadap kewenangan desa sebagaimana dimaksud Pasal 18 UU no 6 Tahun

2014, Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa.6

(4) Pembangunan Desa

Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar dalam serangkaian

kegiatan untuk mencapai suatu perubahan dari keadaan yang buruk menuju ke

keadaan yang lebih baik yang dilakukan oleh masyarakat tertentu di suatu

Negara.

Menurut Sondang P. Siagian, (1981:21) mendefinisikan pembangunan

adalah:

“Suatu usaha atau serangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang

berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, Negara dan

pemerintahan dalam usaha pembinaan bangsa.”

Sedangkan arti Pembangunan Desa menurut Daeng Sudirwo, (1981:63)

6http://rajawaligarudapancasila.blogspot.co.id/2014/03/memahami-subtansi-uu-nomor-6-tahun-2014.html

Page 14: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

adalah “Pembangunan desa adalah proses perubahan yang terus menerus dan

berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat beserta pemerintah

untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin, mateeri dan spiritual

berdasarkan pancasila yang berlangsung di desa.”

Dengan demikian, maka pembangunan desa perlu terus diupayakan karena

secara keseluruhan desa merupakan landasan bagi ketahanan nasional seluruh

rakyat Indonesia. Selain itu, untuk mencapai tujuan dari pembangunan desa itu,

pelaksanaan pembangunan di berbagai aspek kehidupan baik aspek ideologi,

politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama maupun dalam aspek pertahanan

dan keamanan. Melalui pembangunan desa diupayakan agar masyarakat

memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengatasi

berbagai masalah dalam kehidupan.

Ciri-ciri dan Prinsip Pembangunan Desa

Pembangunan desa dengan berbagai masalahnya merupakan pembangunan

yang berlangsung menyentuh kepentingan bersama. Dengan demikian desa

merupakan titik sentral dari pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu,

pembangunan desa tidak mungkin bisa dilaksanakan oleh satu pihak saja, tetapi

harus melalui koordinasi dengan pihak lain baik dengan pemerintah maupun

masyarakat secara keseluruhan. Dalam merealisasikan pembangunan desa

agar sesuai dengan apa yang diharapkan perlu memperhatikan beberapa

pendekatan dengan ciri-ciri khusus yang sekaligus merupakan identitas pembangunan desa itu sendiri, seperti yang dikemukakan oleh C.S.T

Kansil, (1983:251) yaitu: (a) Komprehensif multi sektoral yang meliputi berbagai aspek, baik

kesejahteraan maupun aspek keamanan dengan mekanisme dan sistem

pelaksanaan yang terpadu antar berbagai kegiatan pemerintaha dan

masyarakat.

(b) Perpaduan sasaran sektoral dengan regional dengan kebutuhan essensial

kegiatan masyarakat.

(c) Pemerataan dan penyebarluasan pembangunan keseluruhan pedesaan

termasuk desa-desa di wilayah kelurahan.

(d) Satu kesatuan pola dengan pembangunan nasional dan regional dan

daerah pedesaan dan daerah perkotaan serta antara daerah pengembangan

Page 15: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

wilayah sedang dan kecil.

(e) Menggerakan partisipasi, prakaras dan swadaya gotong royong

masyarakat serta mendinamisir unsur-unsur kepribadian dengan teknologi

tepat waktu. Jadi di dalam merealisasikan pembangunan desa itu harus

meliputi berbagai aspek, jangan dari satu aspek saja, agar pembangunan

desa itu dapat sesuai dengan apa yang diinginkan.

Pembangunan desa itu harus meliputi berbagai aspek kehidupan dan

penghidupan artinya harus melibatkan semua komponen yaitu dari pihak

masyarakat dan pemerintah, dan harus langsung secara terus menerus

demi tercapainya kebutuhan pada masa sekarang dan masa yang akan datang.7

Pembangunan desa mencakup bidang penyelenggaraan pemerintahan

Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan

pemberdayaan masyarakat Desa.

Perencanaan pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi:

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RP- JMDes) untuk

jangka waktu 6 (enam) tahun;

b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang dise- but Rencana Kerja

Pemerintah Desa (RKP DESA), merupakan penjabaran dari RPJM Desa

untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja

Pemerintah Desa, ditetapkan dengan Peraturan Desa. 8

Sedangkan bidang pelaksanaan pembangunan Desa antara lain:

a. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa antara lain:tambatan perahu; jalan pemukiman; jalan

Desa antar permukiman ke wilayah pertanian;pembangkit listrik tenaga

mikrohidro ; lingkungan permukiman masyarakat Desa; dan infrastruktur

Desa lainnya sesuai kondisi Desa. �

b. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

7http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/11/konsep-pembangunan-desa.html 8Perencanaan Pembangunan Desa, Buku 6, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, hal 19-20

Page 16: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

kesehatan antara lain:air bersih berskala Desa;sanitasi lingkungan; �

c. Pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu; dansarana dan prasarana

kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa. �

d. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan dan kebudayaan antara lain:taman bacaan masyarakat;

pendidikan anak usia dini;balai pelatihan/kegiatan belajar

masyarakat;pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dansarana dan

prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi Desa. �

e. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan,

pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara

lain:pasar Desa;pembentukan dan pengembangan BUM Desa; penguatan

permodalan BUM Desa;pembibitan tanaman pangan; penggilingan padi;

lumbung Desa; pembukaan lahan pertanian;pengelolaan usaha hutan Desa;

kolam ikan dan pembenihan ikan; kapal penangkap ikan; cold storage

(gudang pendingin); tempat pelelangan ikan;tambak garam; kandang

ternak; instalasi biogas; mesin pakan ternak;sarana dan prasarana ekonomi

lainnya sesuai kondisi Desa.

f. Pelestarian lingkungan hidup antara lain: penghijauan; pembuatan

terasering; pemeliharaan hutan bakau; perlindungan mata air; pembersihan

daerah aliran sungai; perlindungan terumbu karang dan kegiatan lainnya

sesuai kondisi Desa. �

g. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan antara lain: pembinaan lembaga

kemasyarakatan; penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban; pembinaan

kerukunan umat beragama; pengadaan sarana dan prasarana olah raga;

pembinaan lembaga adat; pembinaan kesenian dan sosial budaya

masyarakat; dan kegiatan lain sesuai kondisi Desa. �

h. Bidang Pemberdayaan Masyarakat antara lain:pelatihan usaha ekonomi,

pertanian, perikanan dan perdagangan;pelatihan teknologi tepat guna;

pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa,

dan Badan Pemusyawaratan Desa; peningkatan kapasitas masyarakat,

antara lain: kader pemberdayaan masyarakat Desa; kelompok usaha

ekonomi produktif; kelompok perempuan, � kelompok tani, kelompok

masyarakat miskin, kelompok nelayan,kelompok pengrajin, kelompok

Page 17: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda dan kelompok lain

sesuai kondisi Desa. 9

(5) Teori Ekonomi Politik yang berkaitan dengan Kerjasama/Hubungan kemitraan antara BPD dan Pemerintahan Desa

Kelompok individu-individu dengan kepentingan bersama diharapkan

bertindak atas nama kepentingan bersama ....... namun sesungguhnya ....

Individu-individu tersebut cenderung bertindak atas dasar kepentingan

personal.

Jika dalam organisasi semakin banyak free rider, atau semakin besar biaya

transaksinya, maka organisasi dapat mengalami kemunduran.

Jika setiap anggota suatu kelompok tertarik sesuatu (kepentingan umum),

maka mereka akan bertindak secara bersama-sama untuk mencapainya. �

Dalam demokrasi, mayoritas akan cenderung tiran dan mengeksploitasi

minoritas.

Teoritisi : Mancur Olson10

Kolaborasi Masal (Mass Collaboration) adalah Bentuk tindakan

bersama ketika banyak masyarakat bekerja secara independen pada kegiatan

(project) tertentu. Ini dapat terjadi dengan cepat bila ada medianya (contoh:

twitter, facebook, wikipedia dll) --- basisnya : kesamaan pandangan (shared

understanding)

Kerjasama (Cooperation) adalah Kerjasama dalam bentuk bahwa

anggota suatu kelompok (group members) yang terlibat dalam suatu kerjasama

tersebut tidak perlu bersepakat dalam suatu kesamaan pandangan tertentu.

Namun mereka hanya menjalankan arah perintah tersebut (instruksi).Analisis Rational Choice dapat dilakukan menurut tahapan:

(a) Identifikasi agen (pelaku) yang relevan dan asumsikan tujuan mereka.

(b) Identifikasi kendala yang dihadapi setiap pelaku (agen)

(c) Tentukan “decision rules” setiap agen; pilihan agen berpengaruh pada

yang lain atau sebaliknya.

(d) Tentukan konsistensi keputusan seluruh agen satu dengan yang lainnya- 9Perencanaan Pembangunan Desa, Buku 6, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, hal 21 - 2210 Bahan Kuliah Ekonomi Politik, Anang Muhtadi, Dr., STIA LAN Bandung, 2015.

Page 18: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

sehingga ditemukan keseimbangan antar mereka.

(e) Eksplorasi kemungkinan perubahan keseimbangan akibat dari faktor

eksternal (predictions or implications of the model)

(f) Teliti konsistensi tersebut dengan pengalaman/ kondisi riil lapangan.

(g) Buat kesimpulan dan implikasinya (misalnya untuk government policy) 11

11Bahan Kuliah Ekonomi Politik, Analisa Ratio, Anang Muhtadi, Dr., STIA LAN Bandung, 2015

Page 19: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

�BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Ekonomi Makro

Perekonomian daerah Kabupaten Ciamis dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami

pertumbuhan positif, dimana Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Ciamis pada tahun

2015 mencapai 5,05%, dengan tingkat inflasi sebesar 5.79%. Tingkat kesejahteraan masyarakat

Kabupaten Ciamis Tahun 2015 dilihat dari capaian total Produk Domestik Regional Bruto Atas

Dasar Harga Berlaku mencapai Rp. 19.336.914.806,- dan besaran pendapatan penduduk (PDRB

per kapita Atas Dasar Harga Berlaku) adalah sebesar Rp. 12.198.753,- per kapita per tahun.

Secara umum struktur perkeonomian Kabupaten Ciamis masih didominasi oleh sektor

Pertanian dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (khususnya sub sektor perdagangan).

Secara rinci peranan masing-masing sector terhadap PDRB Tahun 2015 Atas Dasar Harga

Berlaku yaitu : Pertanian (Tanaman bahan Makanan, Tanaman perkebunan, Peternakan dan hasil-

hasilnya, Kehutanan dan Perikanan) sebesar 30,07%; Pertambangan dan Penggalian sebesar

0,30%; Industri Pengolahan sebesar 6,78%; Listrik Gas dan Air Bersih sebesar 0,73%; Bangunan

sebesar 2,94%; Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 26,78%; Pengangkutan dan Komunikasi

sebesar 9,57%; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 5,58%; serta Jasa-jasa sebesar

17,25%.

Kualitas penduduk Kabupaten Ciamis berdasarkan indikator Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) yang berkaitan dengan komponen pendidikan, kesehatan dan daya beli (pendapatan)

menunjukan semakin meningkat dengan capaian IPM 72,80 pada tahun 2010-2015. Indeks

pendidikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan capaian 82,17 pada tahun 2009-

2013, dengan angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) mencapai 7,51 tahun serta Angka Melek

Huruf (AMH) mencapai 98,24%. Indeks kesehatan juga cenderung semakin meningkat mencapai

71,12 pada tahun 2010-2015, dengan Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai 67,67 pada tahun

2010-2015. Indeks Daya Beli meningkat mencapai 65,10 pada tahun 2015, dengan angka

Pengeluaran riil per Kapita penduduk mencapai Rp. 642.720.00 per tahun.

Dengan adanya krisis keuangan global yang melanda dunia termasuk Indonesia dan

pesatnya arus globalisasi dan pembangunan di segala bidang, diperlukan sumber daya yang tepat

untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Masyarakat menuntut adanya transparansi, efisiensi

dan efektivitas kinerja dari aparatur pemerintah. Untuk menunjang harapan tersebut kesiapan

aparat dan kerja sama yang menunjang harapan tersebut kesiapan aparat dan kerja sama yang

solid diantara aparat sangat di butuhkan.

Page 20: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

2. Profil Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis

Desa Saguling merupakan salah satu dari sembilan desa yang berada di wilayah

Kecamatan Baregbeg setelah pemekaran dari Kecamatan Ciamis tahun 2004. Keberadaan

Desa Saguling pada umumnya merupakan salah satu desa yang memiliki potensi dan

sumber daya alam yang memadai untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk

menopang perekonomian dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan

pada bidang pertanian dan industri rumah tangga.

Pembangunan desa merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan

masyarakat sebagai sasaran serta sekaligus pemeran aktif dalam pembangunan sesuai

dengan kebutuhan dan kerperluan. Dengan nilai-nilai kegotong royongan masyarakat di

pedesaan merupakan salah satu modal utama dalam mewujudkan visi dan misi.

Makna yang terkandung :

Desa Saguling adalah satu kesatuan masyarakat hukum dengan segala potensinya

dalam sistem pemerintahan yang SAGULING SAGULUNG SAGALANG

SAGOLONGAN di wilayah Desa SAGULING dalam pelaksanaan pembangunan di

segala bidang untuk menuju kesejaheraan masyarakat dengan nilai-nilai kegotong

royongan.

Adapun Visi Desa SAGULING yaitu “Saguling Desa Bersahaja tahun 2017”

Bersahaja singkatan bersih, sehat dan sejahtera, visi tersebut akan dapat dicapai

dengan pemahaman bahwa pelaksanaan penyelenggaraan pemerinatahan Desa

harus melibatkan semua pihak terkait di desa dan luar desa secara partisipatif, dan

dengan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat.

Desa Saguling terletak di wilayah Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis luas

wilayah 374.455 ha. Adapun jarak tempuh ke Kabupaten yaitu 6 KM dengan lama

tempuh 0,25 jam dan akses kendaraan menuju Desa Saguling menggunakan Angkutan

Kota 02.

Sedangkan perbatasan Desa saguling yaitu :

• SebelahUtara :DesaSukamulyaKecamatanBaregbeg

• SebelahTimur :DesaBaregbegKecamatanBaregbeg

• SebelahSelatan :DesaMekarjayaKecamatanBaregbeg

• SebelahBarat :DesaWelasariKecamatanSadananya

Perangkat Desa di Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sebagai

berikut :

Page 21: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

No NAMA PERANGKAT DESA JABATAN PENDIDIKAN

TERAKHIR

KEPUTUSAN PENGANGKATAN

TGL NOMOR

1 SURACHMAN Kepala Desa

SLTP 5/11/05 141.1/Kpts-105HUK/2005

2 EUIS HENI KUSRINI Urusan Keuangan D1 5/1/07

141.33/Kpts-02/Ds-2007

3 BENI HERMANTO, SE. Urusan Umum

S1 6/30/10 141.33/Kpts-06/Ds-2010

4 S A K R I Kasi.Pem.Kamtib SLTA

12/18/06

141.33/Kpts-08/Ds-2006

5 AGUS HENDRA S

Kasi Kesejahteraan dan PM SLTA 4/3/06

141.33/Kpts-05/Ds-2006

6 YUDI HARYADI Kasi Ekonomi dan Pembangunan

SLTA 1/30/09 141.33/Kpts-08/Ds-2009

7 OTONG SUTARMAN Kadus Desa

SLTP 1/7/13 141.32/Kpts-01/Ds-2013

8 KENDAR Kadus Kelewih SLTA 3/21/12

141.32/Kpts-07/Des2012

9 ASEP HERYANTO Kadus Sagulingkolot SPG 9/3/12

141.32/Kpts-13/Des-2012

Adapun daftar anggota BPD Desa Saguling Kecamatan Baregbeg sebagai berikut :

No Nama Jabatan Pendidikan SK. Nomor Tgl SK

1 ENGKON TURKONA, A.Md KETUA D3 14.2/Kpts.156-HUK/2013

14-Mar-13

2 H MAMAT RAHMAT, S.H WAKIL KETUA SARJANA 14.2/Kpts.156-HUK/2013

14-Mar-13

3 NANA HERYANA SEKRETARIS SLTP 14.2/Kpts.156-HUK/2013

14-Mar-13

4 IDING DIDI, S.IP Komisi I Bid. Pemerintahan SARJANA 14.2/Kpts.15

6-HUK/2013 14-Mar-

13

5 WARSO Komisi II Bid. Ekonomi SLTP 14.2/Kpts.15

6-HUK/2013 14-Mar-

13

6 ASEP MAS HERAWAN, S.IP Komisi III Bid. Pembangunan SARJANA 14.2/Kpts.15

6-HUK/2013 14-Mar-

13

7 MAMAN ABDUL ROHMAN, S.PdI

Komisi IV Bid. Kesra SARJANA 14.2/Kpts.15

6-HUK/2013 14-Mar-

13

Lembaga Pemerintahan pada Desa Saguling, sebagai berikut :

Pemerintah Desa : SAGULING

Page 22: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

Jumlah aparat : 10 Orang

Pendidikan Kepala Desa : SLTP/PAKET B

Pendidikan Sekretarsis Desa : SLTA

Jumlah RW/dusun/taparu atau sebutan lain : 8

Jumlah RT atau sebutan lain : 37

Badan Permusyawaratan Desa

Jumlah anggota : 7 Orang

Pendidikan ketua BPD : S1

Lembaga Kemasyarakatan

Organisasi Perempuan : TP PKK, jumlah anggota 75 orang

Organisasi Pemuda : Karang Taruna, jumlah anggota 50 orang

Organisasi Profesi : Kelompok Tani, jumlah anggota 65 orang

LKMD atau sebutan lain : LPMD, jumlah pengurus 12 orang

Kelompok Gotong Royong : Jumlah anggota 3.500 orang

3. Masalah umum hubungan kemitraan yang antara BPD dengan Pemerintahan Desa pada Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis

Pada penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa Saguling terlihat beberapa

masalah yang menjadi analisis dari kajian Kemitraan Pemdes dan BPD. Guna

memudahkan pembahasan, maka penjelasan atas masalah umum kemitraan Pemdes

dengan BPD ini di kategorikan berdasar aktor-aktor Pemerintahan Desa, seperti

BPD, Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Tokoh masyarakat.

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara, didapatkan isu/pokok masalah sebagai

berikut :

1. BPD Sering berselisih pendapat dengan kepala desa perihal bagaimana membangun

desa atau menyelesaikan masalah desa.

2. BPD mampu melaksanakan tugasnya sendiri tanpa dibantu oleh kepala Desa.

3. Kepala Desa sering menentang apa yang dilakukan atau diputuskan BPD.

Page 23: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

Adapun isu pokok berkaitan dengan pola kemitraan dari perspektif BPD adalah

adanya sebuah pemahaman bahwa BPD mampu melaksanakan tugasnya sendiri

tanpa adanya bantuan dari Kepala Desa. Hal ini terjadi mengingat kades merupakan

mitra kerja dari BPD yang mempunyai kedudukan sejajar, sehingga kapasitas maupun

kualitas BPD dituntut untuk dapat bekerja sesuai dengan apa yang menjadi Tupoksinya

seperti fungsi Pengawasan, Legislasi, dan Anggaran.

Namun disisi lain BPD sebenarnya mengakui bahwa kedudukannya dengan

Kades hubungannya saling membutuhkan dan sebagai mitra kerjasama dalam

penyelenggaraan Pemdes. Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, Kades

memiliki peran dan kewenangan lebih untuk mengurus desa, BPD hanya bertindak

sebagai mitra yang dapat atau tidak dapat menyetujui apa yang menjadi kebijakan kades.

BPD beranggapan bahwa dirinya hanya sebagai secondary fungtion (mengontrol

dianggap lebih rendah daripada mengatur) dalam melaksanakan roda pemerintahan desa,

dan merasa bahwa Kades yang lebih mempunyai peran penting dan dominan.

Dalam masalah lainnya adalah bahwa hubungan antara Kepala Desa dengan BPD

seringkali bertentangan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini biasa terjadi saat

kordinasi dalam penyusunan kebijakan, rencana, program, maupun pembangunan

Desa dan Pelayanan. Namun hal ini memang biasa terjadi, karena BPD sebagai

pembawa aspirasi Masyarakat/penduduk Desa menginginkan pembangunan yang adil dan

merata, namun sebagai pelaksana (Kepala Desa) sering terlalu memperhitungkan antara

prioritas pembangunan dan pelayanan lain dan juga kaitannya terhadap anggapan yang

dimiliki oleh Pemerintah Desa. Namun beberapa masalah tersebut setidaknya dapat

diselesaikan dengan jalan musrawarah, koordinasi, dan peran komunikasi yang

efektif dalam menjembatani proses pengambilan keputuan untuk kepentingan

bersama.

Selanjutnya selain hal diatas, juga didapatkan hasil wawancara dengan Kades

Desa Saguling berkaian dengan “ isu pokok masalah dari pandangan Kades tentang

hubungan kemitraan dengan BPD” adalah : “Posisi Kepala Desa sejajar dengan

BDP”

Permasalahan yang sama diungkapkan oleh kepala desa, hampir semua kepala desa

beranggapan bahwa kedudukannya sebagai kepala desa tidaklah sejajar dengan BPD.

Permasalahan ini mempunyai korelasi dengan permasalahan yang dialami oleh BPD.

Kades merasa mempunyai kedudukan yang lebih tinggi, dan menganggap perannya

sebagai pemimpin desa, pengguna anggaran dan dipilih langsung oleh rakyat merupakan

Page 24: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

kedudukan nomor satu di pemerintahan desa. Walaupun disisi lain Kades mengakui

bahwa hubungannya dengan BPD adalah saling membutuhkan dan bersifat mitra yang

saling bekerjasama dalam Pembangunan Desa dan pemberian pelayanan kepada

masyarakat secara adil dan merata.

Adapun hasil wawancara dengan Sekdes Desa Saguling berkaitan dengan “isu

pokok masalah dari pandangan Sekdes tentang hubungan kemitraan antara Sekdes

dengan BPD” :

1. Sering berselisih pendapat dengan Sekdes terutama dalam hal membangun desa

atau menyelesaikan masalah desa

2. Kinerja sekretaris desa mempengaruhi kinerja aparatur desa lainnya

Sekretaris desa merupakan jabatan yang sangat krusial di suatu desa, biasanya

orang yang menjadi sekretaris desa adalah orang yang mempunyai pengalaman dan

usia kerja yang cukup lama di pemerintahan desa.

Diangkatnya sekretaris desa menjadi PNS salah satunya bertujuan untuk

memberikan apresiasi atas pengabdiannya selama ini. Karena sekdes dianggap pejabat

senior yang menguasai prosedur pekerjaan dan mengetahui seluk beluk pemerintahan

desa, sebagai besar sekdes di seluruh kabupaten yang menjadi responden menganggap

bahwa kinerja yang dilakukan Sekdes tidak banyak mempunyai pengaruh terhadap

kinerja aparatur desa lainnya. Ini disebabkan oleh adanya distribusi pekerjaan yang

tidak merata diantara kaur desa yang lain dengan sekretaris desa.

Sementara itu secara kasuistis, beberapa sekdes menganggap bahwa kedudukan

PNS adalah kedudukan yang sangat aman dalam pemerintahan desa, karena posisi dan

gajinya yang tidak mungkin akan gampang dirubah oleh kepala desa. Sehingga

terkadang urusan pemerintahan desa banyak diserahkan kepada kaur desa lainnya, dan

kinerja sekdes menjadi kurang optimal.

Di hampir pada seluruh, desa diangkatnya Sekdes menjadi PNS tidak

menimbulkan konflik dan kecemburuan dikalangan aparatur desa yang lainnya, karena

kebanyakan telah menyadari bahwa beban kerja sekdes yang dirasa amat berat telah

mendapatkan apresiasi yang pantas dengan diangkatnya sekdes menjadi PNS. Masalah

yang muncul adalah ketika PNS yang telah menjadi PNS namun tetap mendapatkan

dan mengelola tanah bengkok dari pemerintah desa.

Adapun hasil wawancara dengan salah satu anggota BPD Desa Saguling yang

menjadi “isu pokok masalah dari pandangan BPD tentang Identitas Organisasi

adalah” :

Page 25: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

1. Anggota BPD mempunyai tujuan tertentu menjadi anggota BPD

2. Tujuan individu saya dalam BPD saat ini sudah tercapai

Hasil wawancara tersebut diatas berarti bahwa BPD memang memiliki tujuan

pribadi dalam menjadi anggota BPD, yaitu menginginkan tercapainya aspirasi yang

mereka bawa dari aspirasi masyarakat yang mereka wakili. Sebagai penyalur

aspirasi msyarakat, tentu BPD perlu memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai

dalam Pembangunan Desa dan Pelayanan yang akan dilakukan oleh pemerintah

Desa (Kades dan Sekdes).

Tercapainya tujuan yang diinginkan oleh Pemerintahan Desa (Kepala Desa,

Sekretaris Desa dan perangkat desa lainnya) dan BPD yaitu pada saat tercapainya

keinginan untuk membangun Desa dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

bagi masyarakat. Segala bentuk pembangunan Desa dan pemberian pelayanan kepada

masyarakat yang akuntabel dan transparan memang menjadi tujuan bersama antara BPD,

Kades, Sekdes, Perangkat Desa, dan masyarakat Desa.

Namun nampaknya tujuan bersama tersebut saat ini belum sepenuhnya terpenuhi,

mengingat tujuan bersama dari Pembangunan Desa dan Pelayanan kepada masyarakat ini

memerlukan proses pelaksanaan yang sistematis dan terpadu. Salah satunya masih

terdapat ego individualisme dari aparat pemerintah desa seperti Kepala Desa yang

mengakui bahwa dalam pelaksanaan pembangunan Desanya diperlukan waktu, anggaran,

dan tenaga yang tidak sedikit. Untuk itu dalam mempercepat tujuan bersama

pembangunan Desa tersebut diperlukan kerjasama yang baik antara Pemkab, Pemdes, dan

masyarakat.

4. Pola/tipe kemitraan hubungan organisasional yang tepat antara BPD dengan

Pemerintahan Desa pada Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis

Tabel isu kemitraan Pemerintahan pada Desa Saguling12

KLASIFIKASI ISU BPD KADES SEKDES

Regulasi Regulasi mengenai Kapasitas SDM anggota BPD dan pengurusnya masih kurang begitu jelas,

Regulasi Pertanggungjawaban Kades kepada Bupati, bukan kepada BPD. Sehingga BPD tidak

Regulasi Sekdes yang telah menjadi PNS dan masih menerima bagi hasil tanah bengkok dirasa

12DIM(DaftarInvenariasiMasalah)DesaSagulingTahun2014

Page 26: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

sehingga kinerja BPD dirasa kurang optimal

dianggap sebagai bentuk tangungjawab yang kuat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa

tidak sesuai dengan UU tentang Desa

Kelembagaan Kinerja BPD dirasa tidak sesuai dengan Tupoksinya, BPD kadang terlalu luas ikut campur dalam penyelenggaraan Pemdes dan telalu kritis dalam mengevaluasi kinerja Kades/ Sekdes.

Kepala Desa merasa sebagai aktor penting dan dominan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, sehingga BPD yang seharus sebagai mitra kerja, seringkali ditentang apa yang menjadi masukan dan usulannya bila tidak sesuai dengan yang menjadi prioritas kebijakan Pemdes.

Sekdes dianggap senior dan paling memahami urusan desa, sehingga sebagian besar beban penyelenggaran Pemdes terletak pada Sekdes.

Kapasitas Sebagian besar anggota BPD dirasa kurang mampu dalam kapasitas maupun kualitasnya dalam bekerja, karena standart mengenai pendidikan bagi anggota / pengurus BPD kurang jelas.

Meski Kepala Desa memiliki latar belakang dari berbagai pendidikan dan profesi, namun kinerja mereka cukup baik dalam urusan penyelenggaraan Pemdes. Hal ini dikarenakan mereka adalah Kades yang terpilih, sehingga rasa tanggungjawab dan bentuk kepercayaan harus dibangun agar tidak mengecewakan masyarakat.

Sekdes sebagai orang yang berpengalaman dan telah cukup lama dalam urusan penyelenggaraan Pemdes dalam membantu Kades, menyebabkan posisi Sekdes tidak dapat tergantikan dengan siapapun dan memiliki masa jabatan cukup lama.

Lokalitas Hubungan BPD dengan Kades sering bertentangan, karena latar belakang BPD adalah mantan Kades sebelumnya dan di beberapa Desa yang lain juga karena di latar belakangi konflik intern antar aktor yang menjabat.

Kades dengan BPD dan Sekdes sering bertentangan juga, hal ini bisa terjadi karena konflik intern antar aktor yang ada, dan kinerja Kades yang cenderung banyak yang memiliki latar belakang pengusaha, menyebabkan kinerja Kades kurang optimal, karena mengenyampingkan urusan Pemdes.

Sekdes yang merupakan jabatan paling strategis dan aman karena statusnya sebagai PNS, menyebabkan adanya arogansi dalam membantu Kades dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pola kemitraan ideal yang terbentuk berdasarkan tabel “klasifikasi isu kemitraan”

diatas adalah tipe kemitraan dimana masing-masing memahami tugas dan fungsi serta

Page 27: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

kedudukan lembaga yang mereka wakili.

Kepala desa dengan perangkatnya serta BPD dengan warga di wilayahnya saling

bermitra dalam membangun desa. BPD membawa aspirasi masyarakat dan bersama

dengan kepala desa membuat peraturan desa dalam mewujudkan aspirasi sekaligus

mengawasi jalannya pemerintahan desa. Hal ini bisa terwujud bila masing-masing pihak

mempunyai kapasitas dalam bidang pemerintahan, organisasi, kompetensi,

mementingkan kepentingan umum diatas pribadi dan golongan.

Tabel diatas adalah hasil temuan lapangan bahwa secara umum desa

Saguling telah menunjukkan posisi BPD dan Pemerintah Desa berada pada

kuadran kemitraan. Keseimbangan kekuatan kedua lembaga tersebut terletak pada

dihidupkannya kembali Badan Perwakilan Desa dalam bentuk Badan Permusyawaratan

Desa yang mempunyai fungsi kontrol terhadap jalannya pemerintahan desa, kepala desa

melibatkan BPD dalam pembuatan kebijakan. Tipe tersebut menunjukkan bahwa kepala

desa dan BPD telah melaksanakan fungsinya sesuai dengan azas kemitraan dengan saling

mengisi, memahami dan memecahkan masalah bersama-sama, saling percaya, kerjasama

dan saling menghargai. Mereka saling terbuka terhadap kritik dengan secara

proporsional, obyektif, rasional, jujur, dan ada solusi.

5. Pengaruh hubungan kemitraan antara BPD dengan Pemerintahan Desa terhadap

optimalisasi pembangunan di desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten

Ciamis Hubungan kemitraan sebagaimana dijelaskan dalam bab Pembahasan point 4

tersebut diatas yaitu bahwa di Desa Saguling telah terbentuk tipe kemitraan dimana

masing-masing (BPD dan Pemerintahan Desa) memahami tugas dan fungsi serta

kedudukan lembaga yang mereka wakili, saling bermitra dalam membangun desa. BPD

membawa aspirasi masyarakat dan bersama dengan kepala desa membuat peraturan desa

dalam mewujudkan aspirasi sekaligus mengawasi jalannya pemerintahan desa.

Hubungan kemitraan yang telah terbentuk antara Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) dan Pemerintahan Desa pada Desa Saguling, mereka bersama-sama melaksanakan

mengkoordinasikan, memantau dan mengevaluasi terhadap pembangunan yang

dilaksanakan, yang mana hal tersebut (kerjasama dan kemitraan kedua belah pihak)

sangat menunjang keberhasilan/optimalisasi pelaksanaan pembangunan di Desa

Saguling.

Page 28: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

Adapun rencana pembangunan di Desa Saguling seperti yang dituangkan dalam

RKPDes Desa Saguling Tahun 2015 sebagai berikut13 :

Prioritas Program dan Kegiatan Berskala Desa

Prioritas program pembangunan skala desa merupakan program pembangunan yang

sepenuhnya mampu dilaksanakan oleh desa. Kemampuan tersebut dapat diukur dari

ketersediaan anggaran desa, kewenangan desa dan secara teknis di lapangan desa

mempunyai sumber daya.

Adapun program dan kegiatan pembangunan tersebut meliputi :

1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

1.1. Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat

1.2. Tunjangan tambahan penghasilan apartur Desa,

1.3. Oprasioanal Perakantoran

2. Bidang Pembangunan Desa

2.1. Lanjutan pembangunan Jembatan

2.2. Peningkatan Jalan

3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

3.1. Kegiatan 10 program PKK

3.2. Kegiatan Keagamaan, sosial budaya masyarakat

3.3. Kegiatan Kepemudaan, seni dan Olah Raga

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

4.1. Kegiatan penanggulangan kemiskinan masyarakat

4.2. Kegiatan lomba-lomba tingkat Desa

4.3. Kegiatan peningkatan posyandu

Prioritas Program dan Kegaitan Berskala Kecamatan/Kabupaten

Prioritas program pembangunan skala kecamatan/kabupaten merupakan program

dan kegiatan pembangunan yang merupakan kebutuhan riil masyarakat desa Saguling

tetapi pemerintah desa tidak mampu melaksanakan. Hal ini disebabkan pertama kegiatan

tersebut secara peraturan perundangan bukan kewenangan desa. Kedua, secara

pembiayaan desa tidak mampu membiayai karena jumlahnya terlalu besar dan yang

ketiga, secara sumber daya di desa tidak tersedia secara mencukupi, baik SDM maupun

prasarana pendukung lainnya.

13RencanaKegiatanPembangunan(RKP)DesaSagulingTahun2015

Page 29: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka prioritas pembangunan tersebut akan

dibawa melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan di tingkat kecamatan

(Musrenbangcam) oleh delegasi peserta desa Saguling yang dipilih secara partisipatif

pada forum musrenbangdes dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Adapun program dan kegiatan tersebut adalah :

1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

1.1. Penyelenggaraan kerjasama antar Desa

2. Bidang Pembangunan Desa

2.1. Perbaikan Jalan Poros Desa Jalur Angkot 16

2.2. Perbaikan dan Pembangunan MCK Umum

2.3. Perbaikan Jembatan

2.4. Pengadaan Jaringan irigasi Desa

2.5. Pengadaan Ruang Kelas Baru PAUD dan SD

3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

3.1. Pengadaan saran dan prasarana Olah Raga

3.2. Pelatihan dan pembinaan lembaga kemasyarakatan Desa

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

4.1. Pelatihan bagi kekompok-kelompok UKM

4.2. Pelatihan usaha ekonomi,pertanian, perikanan dan perdagangan

4.3. Peningkatan kapasitas bagi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD

Page 30: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada BAB III butir 3 sampai dengan 5

sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

a) Permasalahan yang sering timbul dalam hubungan kemitraan antara BPD dengan

pemerintahan desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa) adalah pada saat kordinasi

dalam penyusunan kebijakan, rencana, program, maupun pembangunan Desa

dan Pelayanan, hal ini disebabkan, karena BPD sebagai pembawa aspirasi

Masyarakat/penduduk Desa menginginkan pembangunan yang adil dan merata,

namun sebagai pelaksana (Kepala Desa dan Perangkat Desa) sering terlalu

memperhitungkan antara prioritas pembangunan dan pelayanan lain dan juga

kaitannya terhadap anggapan yang dimiliki oleh Pemerintah Desa.

b) Akan tetapi disisi lain sebenarnya kedua belah pihak (pemerintahan desa/Kepala

Desa dan perangkat Desa, BPD) mengakui bahwa kedudukannya hubungannya

saling membutuhkan dan sebagai mitra kerjasama dalam penyelenggaraan

Pemdes dalam upaya peningkatan pembangunan di Desa Saguling. Dalam

konteks penyelenggaraan pemerintahan, Kades dan Perangkat Desa (Pemerintahan

Desa) memiliki peran dan kewenangan lebih untuk mengurus desa, BPD hanya

bertindak sebagai mitra yang dapat atau tidak dapat menyetujui apa yang menjadi

kebijakan kades.

B. Saran

Terhadap permasalahan yang disimpulkan tersebut diatas yaitu permasalahan yang ada

dalam hubungan kemitraan antara BPD dan Pemerintahan Desa dalam upaya

peningkatan pembangunan di Desa Saguling, terdapat beberapa saran/rekomendasi

sebagai berikut :

a) BPD dan Kepala Desa serta Perangkat Desa lebih meningkatkan hubungan

kemitraannya dengan cara saling mengisi, memahami dan memecahkan masalah

bersama-sama, saling percaya, kerjasama dan saling menghargai. Mereka saling

terbuka terhadap kritik dengan secara proporsional, obyektif, rasional, jujur, dan ada

solusi.

Page 31: Makalah Kemitraan Bpd Dengan Perangkat Desa Finish

b) Meningkatkan kualitas SDM aparat desa (Kepala Desa dan PerangkatDesa) maupun

BPD, serta perangkat desa lainnya melalui pelatihan yang berkesinambungan melalui

capacity building untuk meletakkan kembali peran masing-masing lembaga agar

memahami fungsi dan perannya masing-masing agar dapat bekerja dan saling

mendukung dalam kemitraan dalam upaya tercapainya peningkatan dan optimalisasi

pembangunan di Desa Saguling.