makalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ih

54
STUDI HADIS TUGAS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH MAKALAH KODIFIKASI HADITS PADA MASA SAHABAT KECIL DAN TABI’IN DOSEN PENGAMPU: Qoidatul Marhumah, M.Th.I DI SUSUN OLEH: Dinda Mar’atus Sholihah 933200716 Devi Ainun Zuhroh 933201316 Roudlatun Nasikah 933201516 Amin Tohari 933201916 Misbahul Harish Al Hamid 933202616 M Wahyu Rozaki 933202916 Yeni Sri Rahayu 933203116 PROGRAM STUDI ILMU HADIS

Upload: qoida-malik

Post on 17-Jan-2017

72 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

STUDI HADISTUGAS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAHMAKALAHKODIFIKASI HADITS PADA MASA SAHABAT KECIL DAN TABIINDOSEN PENGAMPU: Qoidatul Marhumah, M.Th.I

DI SUSUN OLEH:Dinda Maratus Sholihah933200716Devi Ainun Zuhroh933201316Roudlatun Nasikah933201516Amin Tohari 933201916Misbahul Harish Al Hamid933202616M Wahyu Rozaki933202916Yeni Sri Rahayu933203116PROGRAM STUDI ILMU HADISJURUSAN USHULUDDINSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI2016KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 11 Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULKATA PENGANTARDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASANA. Pengertian Sahabat KecilB. Ahli Hadits dari Kalangan Tabiin..... C. Konflik Deologi dan Teologi Antara Shunni dan Syiah Sehingga Memungkinkan Terjadiya Pemalsuan HaditsD. Hukum Meriwayatkan Hadits MaudhuE. Ciri-Ciri Hadits MaudhuF. Para Pendusta dan Kitab-Kitab Hadits MaudhuG. Langkah-Langkah Para Ulama Dalam Menanggulangi Hadits MaudhuBAB III PENUTUPA. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Pada periode ketiga proses pengumpulan hadits sehingga menghasilkan kitab- kitab kumpulan hadits yang murni berasal daari Nabi tak lepas dari jasa-jasa sahabat kecil dan tabiin yang hidup pada periode tersebut. Tugas mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menilai hadist sangat berat. Akan tetapi, sahabat dan tabiin pada saat itu dengan tekun menjaga hadist- hadist nabi. Sahabat kecil adalah umat muslim yang pada masa nabi Muhammad, mereka masih berusia belum balig atau mukalaf. Dalam artian orang yang sempat melihat nabi dan pada saat itu ia masih kecil. Sedangkan Tabiin adalah orang-orang yang tidak bertemu langsung dengan nabi, tetapi mereka meriwayatkan hadist- hadist nabi yang berasal dari sahabat kecil. Mereka bersedia melakukan apa saja untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan agama dan nabi mereka.B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Sahabat Kecil dan Tabiin?2. Bagaimana Pertumbuhan dan Perkembangan Hadis pada Masa Sahabat Kecil dan Tabiin?3. Mengapa pada Masa Sahabat Kecil dan Tabiin Terjadi Kekeliruan dan Pemalsuan Hadis?4. Apa yang Dimaksud dengan Hadits Maudhu?5. Bagaimana Hukum Meriwayatkan Hadits Maudhu?6. Apa Ciri-Ciri Hadits Maudhu?7. Sebutkan Langkah-Langkah Para Ulama untuk Menghadapi Terjadinya Kekeliruan dan Pemalsuan Hadis?C. Tujuan Penulisan1. Mengetahui pengertian sahabat kecil dan tabiin2. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hadis pada masa sahabat kecil dan tabiin3. Mengetahui penyebab terjadinya kekeliruan dan pemalsuan hadis pada masa sahabat kecil dan tabiin4. Mengetahui pengertian hadits maudhu5. Mengetahui hukum meriwayatkan hadits maudhu dan ciri-ciri hadits maudhu6. Mengetahui langkah-langkah para ulama untuk menghadapi terjadinya kekeliruan dan pemalsuan hadis.

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Sahabat Kecil Sahabat kecil adalah umat muslim yang pada masa nabi Muhammad ia masih berusia belum baligh atau mukalaf. Dalam artian orang yang sempat melihat nabi dan pada saat itu ia masih kecil.1. Abu Hurairah1Abu Hurairah nama lengkapnya adalah Abd Ar-Rahman ibn Shakhr Ad-Dausi Al-Yamani, sebagai mana banyak ditulis oleh ahli para sejarah. Dia masuk Islam setelah mendengar dakwah dari kawan sekampungnya, yaitu Thufail ibn Amr Ad-Dausi, yang pernah datang ke Madinah menghadap Nabi Muhammad SAW dengan telinganya yang sengaja disumbat dengan kapas. Sebab, hanya dengan cara demikian, ia diizinkan orang-orang kafir Mekah untuk bertemu dengan Nabi SAW. Akan tetapi, ternyata ayat-ayat Al-Quran menembus telinganya dan langsung menempati hati nurani Thufail, dan ia menjadi muslim yang ikhlas dan patuh. Selanjutnya Abu Hurairah hijrah ke Madinah. Dia datang pada malam terjadinya perang Khaibar. Abu Hurairah shalat Shubuh yang pertama kali di Madinah, bermakmum kepada Siba bin Arfathah, wakil Rasullullah selama Rosul berperang di Khaibar yang terjadi pada tahun 7 H/ 629 M. Menurut sebagian penulis biografi para sahabat Nabi, sejak tahun itu, Abu Hurairah tidak pernah berpisah dengan Rasulullah baik siang maupun malam. Dia mempunyai kesempatan yang banyak untuk belajar dan menerima hadis dari Rosul.Tidak seperti sahabat-sahabat yang lain, yang sibuk mengurus atu sibuk dengan dagangannya, dan adapula yang perhatiannya dicurahkan untuk membantu Rasullullah dalam pertempuran dan pertahanan negara.Abu Hurairah selama tiga tahun, yaitu hingga wafat Rasullullah SAW. Mencurahkan segala kesempatannya untuk menerima hadist- hadist yang diucapkan Rasulullah dan segala hal yang terjadi pada zaman itu.

1. Badri Khaeruman, Otentitas Hadits, Bandung: Rosda Karya,2004, Hlm. 146Penghidupannya didapat dari pemberian Rasul berupa makanan dan di dapat dari hasil membantu orang dan mendapat upah berupa pemberian makanan. Dia tinggal di serambi Masjid yang dekat dengan rumah Rasulullah, selanjutnya dikenal dengan sebutan sahabat Ashhabu Al-Suffah.Mengenai kehidupan Abu Hurairah, Khalid Muhammad Khalid menceritakan, antara lain:Aku dibesarkan dalam keadaan yatim dan pergi Hijrah dalam keadaan miskin...aku menerima upah sebagai pembantu pada keluarga Busrah binti Ghazwan untuk mengisi perutku. Akulah yang melayani keluarga itu bila mereka menetap dan menuntun binatang tunggangannya bila sedang berpergian. Sekarang inilah aku , Allah telah menikahkanku dengan putri Busrah maka segala puji bagi Allah yang telah menjajikan ini tiang penegak.Menurut pengarah sejarah, kendatipun Abu Hurairah bergaul dengan Nabi lebih akhir daripada sahabat yang lain, ketertinggalannya dapat ditopang oleh sifatnya yang haus ilmu sebagaimana hadits di bawah ini:Sungguh aku telah menyangka tidak akan ada yang bertanya tentang hadist ini mendahului kamu karena aku tahu kesungguhan kamu terhadap hadist (HR. Bukhori).Selain itu menurut analisis mereka para penghapal hadist masih banyak yang berpendapat bahwa penulisan hadist Nabi tidak diperkenankan. Hadist-hadist yang ada dalan ingatan Abu Hurairah yang ia hapal, tidak kurang dari 5.374 buah hadist, suatu jumlah periwayatan yang paling banyak diantara sahabat Nabi.Data-data sejarah kehidupan Abu Hurairah yang diyakini kebenaraannya oleh sebagian penulis sejarah para Sahabat, khususnya Abu Hurairah adalah ungkapan beliau yang menyatakan :: : ( ). : : () .

Artinya: Ya Rasulullah ! Saya mendengar banyak hadist dari Engkau, tetapi saya sering lupa, lalu Rasulullah mendoakan dengan isyaratnya, dan menyuruh Abu Hurairah menghamparkan kainnya, lalu Rasulullah menciduk dengan kedua tangannya, dan bersabda, Ikatkanlah! kemudian, Abu Hurairah mengikatkannya. Abu Hurairah mengatakan, Sejak itu, saya tidak pernah lupa sedikitpun.Riwayat serupa juga dituturkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah bersabda, antara lain sebagai berikut:Artinya:Siapa yang membentangkan serbannya hingga selesai pembicaraanku, kemudian ia meraihnya kepada dirinya maka ia tak akan lupa satupun dari apa yang telah didengarnya dariku, maka kuhamparkan kainku, lalu Nabi berbicara kepadaku, kemudian aku meraih kain itu, dan setelah itu, tak ada satupun yang terlupakan dari apa yang telah ku dengar daripadanya.Marwa ibn Hakam saudara Muawiyah ibn Abi Sufyan, menceritakan bahwa suatu hari ia menguji kemampuan hapalan Abu Hurairah maka dipanggillah ia dan dibawanya duduk bersamanya, lalu diminta untuk mengabarkan hadist-haddist dari Rasulullah SAW. Sementara itu, disuruhnya penulisnya menuliskan Apa yang diceritakan Abu Hurairah dibalik dinding. Sesudah berlalu setahun, dipanggilnya kembali Abu Hurairah, dan dimintanya membacakan lagi hadist-hadist yang dulu itu yang telah ditulis oleh sekretarisnya. Ternyata, tidak ada yang terlupakan oleh Abu Hurairah walaupun sepatah kata.Argumen-argumen itu juga menyatakan bahwa Abu Hurairah, disamping mempunyai hapalan yang tinggi dan daya ingat yang kuat, ulet serta berkat doa dari Nabi, juga mempunyai cara hidup yang berbeda dengan kebanyakan sahabat lainnya.

Riwayat-riwayat tentang itu menyebutkan :Artinya:Sesungguhnya saudara- saudara kami dari kaum Muhajirin, mereka sibuk denga dagangan mereka dipasar, saudara-saudara kami dari kaum Anshar, mereka sibuk mengelola harta-harta mereka, sedangkan Abu Hurairah, ia selalu menyertai Rasulullah SAW, ia mendapat makan dan ilmu kemudian dihapalnya, sedangkan mereka tidak hadir dan tidak pula menghapalnya (HR.Bukhori).Para menulis tarikh masa lalu, menyatakan bahwa Abu Hurairah mempunyai sifat-sifat yang terpuji. Sifat yang begitu melekat dan menyatu dengan sahabat yang satu ini, yaitu ketabahan jiwanya yang sangat mengagumkan dalam mengemban tugas mulia. Hal itu telah dibuktikan oleh Abu Hurairaah, yang melalui kefakirannya, ia mampu bersabar padahal kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup tidak ada.Said Al-Musayyab berkata:Artinya:Aku telah melihat Abu Hurairah berkeliling di pasar kemudian pulang kepada keluarganya dan menanyakan , Apakah ada sesuatu pada kalian? dan jika mereka menjawab tidak ada, maka Abu Hurairah berkata, Sesungguhnya aku berpuasa. Abu Hurairah adalah sahabat yang terkenal sebagai orang yang tekun beribadah, penghapal Al-Quran. Meskipun demikian, dia tidak dikenal dalam barisan para sahabat yang pemberani dan tidak terhitung pula sebagai sahabat yang berani mengemukakan pendapatnya kepada yang lain. Ia mengakui dirinya yang lemah dan miskin.

Muhammad ibn Sirrin meriwayatkan kisah tentang kelaparan yang dialami oleh Abu Hurairah, yang dinyatakan sendiri oleh Abu Hurairah:Artinya:Abu Hurairah menyatakan , Engkau benar benar melihat saya jatuh terpelanting antara mimbar Rasulullah SAW. Dan kamar Aisyah, lalu aku dikatakan gila (oleh orang-orang), sebenarnya aku tidak gila, tetapi aku hanya hanyalah lapar.Peranan Abu Hurairah dalam menyebarluaskan hadist-hadist Nabi, bukanlah tergolong dalam barisan penulis, dan yang berani mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. Ia adalah seorang yang terampil menghapal dan kuat ingatannya. Begitulah ia mempermahir dirinya dan ketajaman daya ingatnya untuk menghapal hadist-hadist Nabi. Sepeninggal nabi, Abu Hurairah terus menerus menyampaikan hadist, sehingga hal ini menimbulkan kecurigaan dari sebagian sahabat. Atas kecurigaan ini dia memberikan penjelasan dengan menyatakan bahwa tuan-tuan telah menyangka Abu Hurairah banyak sekali meriwayatkan hadist dari Nabi, dan tuan-tuan mengatakan pula bahwa orang-orang muhajirin lebih dahulu masuk Islam, tetapi tidak menceeritakan hadist-hadist itu? Ketahuilah bahwa sahabat-sahabatku orang-orang muhajirin itu, sibuk dengan perdagangan mereka di pasar-pasar, sahabat-sahabatku orang-orang Anshar sibuk dengan tanah pertanian mereka, sedangkan aku adalah seorang miskin yang paling banyak menyertai majelis Rosulullah SAW. Aku hadir sewaktu yang lain absen dan aku selalu ingat seandainya mereka lupa karena kesibukannya.Penjelasan ini selain memberikan kepercayaan bagi para sahabat, Juga memberikan keleluasan bagi Abu Hurairah untuk meriwayatkan hadist, baik diantara sesama sahabat maupun para tabiin. Terlebih lagi, setelah umar percaya atas kejujurannya. Selain meriwayakan, ia juga tentu saja menerima periwayatan, terutama dari sahabaat-sahabat besar, seperti Khulafa Ar-Rasyidin.

Data- data hadist yang bersumber dari Abu Hurairah ditulis oleh Hamman ibn Munabih, seorang murid kenamaan Abu Hurairah, dari kalangan tabiin. Ia menulis hadist-hadist dari Abu Hrairah dan menyimpan dalam sebuah kitab, kemudian para sejarawan memberi nama Shahifah Abu hurairah. Shahifah ini ditemukan oleh Dr.Hamidullah pada dua manuscript tua di Damaskus dan Berlin. Untuk membuktikan kebenaran Shahifah, melalui penelitian yang panjang dan memakan waktu yang cukup panjang, terbukti bahwa shahifah ini benar-benar yang telah ditulis oleh Hamman ibn Munabih. Hadist-hadist tersebut diperkuat dengan data-data hadist yang ada dalam Musnad Ahmad dan banyak tercantum dalam Shahih Al-Bukhori.Hamman ibn Munabih menyatakan, saya mendengar Abu Hurairah berkata, tidak seorangpun dari Sahabat Rosulullah SAW. Yang lebih banyak dariku dalam periwayatan hadist dari beliau, kecuali Abdullah ibn Amr karena ia bisa menulis, sedangkan saya tidak bisa menulis.Alasan Abu Hurairah banyak meriwayatkan hadist, sebagaimana diungkapkan dalam riwayat sebagai berikut:Artinya:Dari Abu Hurairah ia berkata, sungguh orang-orang berkata, bahwa Abu Hurairah banyak meriwayatkan hadist. Kalaulah aku tidak tahu dua ayat dalam Al-Quran, aku tidak mau meriwayatkan hadist. Kemudian, ia membacakan ayat, Inna al-ladzina yaktumuna maa anzalna min al bayyinati, sampai kata Arrahim. Sungguh, saudara-saudara kami dari kaum muhajirin, mereka disibukkan dagang di pasar, dan saudara-saudara kami daari Anshar, mereka disibukkan mengurus harta (kebun) mereka. Sedang Abu Hurairah senantiasa menyertai Rasullullah SAW. Karena merasakan kenyang perutnya (qanaah), ia bisa menghadirinya, dan ia menghapalkannya, sedangkan mereka tidak menghapal.Kekuatan hapalan Abu Hurairah itu karena doa Rosulullah. Hal ini bukan hanya pengakuan Abu Hurairah, namun didasarkan kesaksian sahabat lainnya, Zaid ibn Tsabit yang menyatakan.Artinya:Saya, Abu Hurairah dan yang lainnya berada di sisi Rasulullah SAW. Kemudian beliau bersabda, Berdoalah kalian, kemudian saya dan kawan saya berdoa, sedangkan Rasulullah SAW. Mengamini(nya). Kemudian, Abu Hurairah berdoa Ya Allah! Aku mohon sebagaimana yang dimohonkan oleh kedua kawanku, dan aku mohon ilmu yang tidak akan lupa? Maka Nabi mengamini(nya). Kemudian, kami berkata Ya Rasulullah! Kami pun ingin seperti doa itu. Beliau bersabda , Anak Dausi ini telah mendahuluimu.Abu Hurairah hidup sebagai seorang ahli ibadah dan seorang Mujahid. Disamping sebagai guru hadist dan pemberi fatwa di Madinah , ia tak pernah tertinggal dalam urusan perang dan urusan kenegaraan. Hal ini telah dibuktikan olehnya ketika zaman Umar ibn Khottob, ia diangkat sebagai gubernur dikota Bahroin, lalu diberhentikan, ia menolak tawaran untuk kembali menjadi kepala daerah tersebut, dengan alasan agar penghormatannya tidak tercela, hartanya tidak dirampas, punggungnya dipukul. Dia takut menghukum tanpa ilmu dan berbicara tanpa belas kasih. Dia berbicara demikian dihadapan Umar, yang tampakknya sebagai suatu ungkapan kekecewaan dan sindiran terhadap tindakan Umar yang menuduh dan memberhentikannya sebagai gubernur Bahroin.Selepas menjabat gubernur di Bahroin ia lebih suka tinggal di Madinah menghabiskan sisa umurnya. Semasa kekuasaan Marwah ibn Hakam, ia juga membantu beberapa urusan negara. Kemudian, Marwan mengangkatnya sebagai wakil Gubernur di Madinah. Abu Hurairah wafat pada tahun 59 H dalam usia 78 tahun, adapula yang mengatakan ia wafat pada tahun 58 dan 57 H. Yang jelas, Abu Hurairah turut mensholatkan jenazah Aisyah dan pada ttahun itu pula, Abu Hurairah wafat. Dan yang turut mengantarkan jenazahnya ialah ibn Umar, abu Said Al-Kudri, juga Marwan ibn Hakam.

2. Abdullah ibn Umar ibn Al-Kaththab ibn Nufail Al-Quraisy Al-Adawi Abu Abd-Rahman Al-Makki2Ia termasuk yang paling awal memasuki Islam yaitu sejak usia kanak-kanak dan berhijrah ersama ayahnya. Ia masih dianggap kanak-kanak pada saat Perang Uhud. Ia mengikuti Perang Khandaq dan Bai'at Ar-Ridhwan juga mengikuti perang yang lainnya.Ia menerima riwayat dari Nabi SAW, ayahnya, pamannya Zaid dan saudara perempuannya, Hafsah, istri Rasulullah SAW, Abu Bakar, Utsman bin Affan, Ali, Sa'id, Bilal, Zaid bin Tsabit, Shuahaib ibn Mas'ud, Aisyah, Rafi' ibn Khadij, dan lainnya.Orang yang menerima riwayat darinya terdiri atas: anaknya, Hamzah, Salim, Abdullah, Ubaidillah, Umar dan cucunya dari anak laki-lakinya, Abu Bakar ibn Ubaidillah, Muhammad ibn Zaid, Nafi', Abu Salamah ibn Abd Ar-Rahman, dan lainnya.Abdullah adalah seorang pemuda Qurasy yang saleh dan paling mencintai pertemuannya dengan Allah karena amalnya. Ia memberi fatwa selama 60 tahun. Ia berhijrah pada usia 10 tahun dan meninggal pada usia 73 tahun. Ia telah menghadiri penakhlukan Mesir dan telah memberikan kekuatan pada saat berijtihaj, beribadah, harta perniagaan serta pengetahuan tentang akhira. Ia tidak meninggal sehingga setelah memerdekan hamba sahaya sebanyak 1. 000 orang lebih, dan ia meninggal setelah melaksanakan haji.Ia meriwayatkan hadis hampir menyamai jumlah riwayat Abu Hurairah, yaitu sebanyak 2. 630 hadis . Ia termasuk salah seorang Al-'ubadalah, yaitu sebutan bagi orang yang dipanggil Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Amr ibn Al-'Ash, dan Abdullah ibn Zubair.

2. Dimyati, Pengantar Studi Sanad Hadits, Fak. Syariah Iain Sgd Bandung, 1997, Hlm. 1493. Anas ibn Malik ibn Nazhar Al-Anshari Al-Khazrani3Anas ibn Malik adalah seorang pelayan Rasulullah SAW, yang telah manfabdi selama 10 tahun. Ia meninggal pada tahun100 H. Ia menerima hadis dari Nabi SAW, Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdullah ibn Ruwahah, Fatimah Az- Zahra, Tsabit ibn Qais ibn Syams, Abd Ar-Rahman ibn 'Auf ibn Mas'ud, Malik ibn Sha'sha'ah, Abi Dzar dan lainnya yang berdatangan dari berbagai penjuru negeri.Rasulullah datang ke Madinah dalam keadaan usianya(Anas ) 10 tahun dan ibunya menjadikan dia seorang pengkhidmat, pembantu Rasul SAW. Dan Ummu Sulaim (ibunya) telah membawanya ke hadapan Rasulullah. Dan ibunya meminta Rasulullah untuk mendo'akannya. Maka Rasulullah SAW berdo'a agar diperbanyak hartanya dan keturunanya dan agar dimasukkan ke surga.Ketika Abu Bakar menjadi khalifah mengutus Anas ibn Malik untuk datang ke Bahrain sebagai pengurus (gubernur ) di sana, padahal masih berusia muda.Anas diustus karena ia cerdik dan seorang penulis wahyu. Dan ia adalah orang yang paling akhir tinggal di Bashrah dari kalangan sahabat Rasulullah SAW. Ia menerima 2.286 buah hadis.4. Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq4 Aisyah adalah Ummu Al-Mukmini, istri Rasulullah yang paling terkenal. Rasulullah menikahinya dua tahun sebelum hijrah. Dan pada saat itu Aisyah baru berusia 6 tahun dan masih perawan.Imam Al-Bukhari menceritakan suatu riwayat tentang Ummu Salamah ketika tidak menghiraukan Aisyah sampai tiga kali, Nabi SAW bersabda, Wahai Ummu Salamah janganlah menyakitiku dengan sebab menyakiti Aisyah, karena demi Allah tidak diturunkan wahyu kepadaku ketika aku berada dalam pangkuan istri salah seorang diantara kamu, selain dalam pangkuan Aisyah.

3. Tahddib At-Tahdzib, Hlm. 394. Ibid, Pengantar Studi Sanad Hadits, Fak. Syariah IAIN SGD Bandung, 1997, Hlm.152Aisyah merupakan orang yang paling paham dan baik pandangannya dalam segala hal, seperti fiqh, kesehatan, dan syi'ir. Aisyah banyak meriwayatkan hadis dari Nabi SAW dan banyak pula yang menerima riwayat darinya, seperti Umar ibn Al-Khaththa, ataupun dari kalangan para tabi'in yang tidak terhitung jumlahnya.Aisyah meninggal ada tahun 57 H/58 H pada malam Selasa tanggal 27 Ramadhan. Dia berwasiat untuk dikuburkan di Baqi pada malam itu juga. Abu Hurairah termasuk salah seorang sahabat yang menshalati jenazahnya serta menguburkannya. Ketika Nabi wafat, Aisyah baru berusia 18 tahun. Dan ia meriwayatkan hadis mencapai jumlah 2.210 hadis.5. Abdullah ibn Abbas ibn Abd Al-Muttalib Al-Madani Ath-Thaifi Al-Hasyimi5Abdullah ibn Abbas dikatakan Rasulullah sebagai tinta dan lautan karena banyak ilmunya. Ia menerima hadis dari Nabi SAW, dari ayah dan ibunya, Ummu Al-Fadhi, saudaranya Al-Fadhi, bibinya, Maemunah, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abd-Rahman, dan lainnya.Nabi SAW telah mendoakannya dengan hikmah sebanyak dua kali. Ibn Mas'ud berkata, " Sebaik-baiknya penerjemah Al-Quran adalah ibn Abbas. Shubhi Ash-Shalih mencata hadis yang diriwayatkan Ibn Abbas berjumlah 1.660 hadis. An-Nasa'i menyebutnya sanadnya yang yang paling shahih adalah yang terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Az-Zubri dari Ubaidillah ibn Abdullah ibn 'Atabal dari ibn Abbas.

5. Ibid, Pengantar Studi Sanad Hadits, Fak. Syariah IAIN SGD Bandung, 1997, Hlm.1536. Jabir ibn Abdullah ibn Amr ibn Haram Al-Anshari6Ia termasuk sahabat keenam diantara para sahabat Nabi SAW, yang banyak meriwayatkan hadis dan hadisnya mencapai jumlah 1.540 buah. Ia meninggal setelah tahun 70-an di Madinah dalam usia 94 tahun. Ia menerima riwayat dari Nabi SAW, Abu Bakar, Umar, Ali, Abu Ubaidah, Thalhah, Mu'az ibn Jabal, Amar ibn Yasar, Khalid ibn Al Walid, dan lainnya.Orang - orang yang menerima riwayat darinya adalah anak-anaknya, Abd Ar-Rahman, Uqail, Abu Az-Zubair, Amr ibn Dinar, Abu Ja'far Al-Baqir, dan lainnya.7. Abu Sa'id Al-KhudriSejak kecil, ia senantiasa mengikuti perang bersama Rasulullah SAW, mulai Perang Uhud dan sampai sebanyak 12 kali peperangan setelah itu.Ia menerima hadis dari Nabi SAW, ayahnya, saudara ibunya, Qatadah ibn Nu'man, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Zaid ibn Tsabit, Usaid ibn Hudair , dan lainnya. Orang - orang yang menerima riwayat darinya adalah anaknya, Abd Ar-Rahman, istrinya, Zaenab binti Ka'ab ibn 'Ajrah, Ibn Umar, Jabir, Ibn Musayyab, dan lainnya.Shubhi Ash-Shalih menyebutkan jumlah hadis yang diriwayatkannya sebanyak 1.170 hadis. Orang-orang senantiasa memintanya untuk menuliskan hadia darinya, tetapi dijawabnya,"Kamu sekalian tidak akan bisa menulis hadis dan tidak akan kamu menjadikannya sebagai Al-Quran, tetapi hafalkanlah dari kami sebagaimana kami telah menghafalkannya. Abu Sa'id Al-Khudri meninggal pada tahun 65 H,kata Al-Askari.

6. Ibid, Pengantar Studi Sanad Hadits, Fak. Syariah IAIN SGD Bandung, 1997, Hlm.158-166B. Ahli Hadist dari Kalangan TabiinTabi'in (bahasa Arab: , pengikut), adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa Sahabat masih hidup. Tabi'in merupakan murid Sahabat Nabi.1. Khalifah Umar ibn Abdul AzizUmar ibn Abdul Aziz adalah seorang khalifah dari bani umayyah yang berkuasa pada tahun 99 101 H. Nama lengkapnya ialah Umar ibn Abdul Al- Aziz ibn Marwan ibn Al-Hakam Al-Imam Aimir Al-Mukmin Abu Hafsh Al-Amawi Al-Quraisy.Ia menerima hadist dari Abdullah ibn Jafar, Anas ibn Malik, Abu Bakar ibn Abd Ar-Rahman, Said ibn Musayyab, Ubaidillah ibn Atabah, dan lainnya.Usianya hanya mencapai 40 tahun. Tiga tahun diantaranya ia berkuasa, yakni pada tahun 99 101 H. Ia berkuasa penuh keadilan dan penuh kezuhudan dan ia merupakan figur yang dimisalkan sebagai orang yang diridloi Allah. As-Syafii menyatakan bahwa ia termasuk Al-Khulafah Ar-Rasyidin yang kelima, setelah Abu Bakar, Abu Umar, Utsman, Ali.Hisyam meriwayatkan dari Al-Hasan bahwa ia berkata, Ketika kematian datang menemui umar ibn Abd A-Aziz, ia meninggal dengan sebaik-baiknya oraang meninggal. Ia meninggal di Dair Saman dan dikubur disana dan banyak yang menziarahinya. Ia meninggal pada bulan rajab tahun 101 H dalam usia 40 tahun lebih 6 bulan. Semoga Allah memberi rohmat kepadanya.Dalam catatan penulis tarikh yang lain, dinyatakan bahwa Umar ibn Abad Al-Aziz meninggal akibat diracun melalui makanan yang disuguhkan pembantunya. Konon, hal tersebut atas perintah adik iparnya yang ingin berkuasa menggantikan kekhalifahan Umar ibn Al-Aziz perbuatan ini menyebabkan kondisi kesehatan Umar terus menurun dan mengalami sakit beberapa waktu. Pembantu yang diketahui meracuninya, kemudian disuruh pergi meninggalkan negeri sebagai hukumannya. Untuk melaksanakan hukuman yang sangat ringan ini, Umar memberikan bekal seperlunya. Sementara hukuman bagi adik iparnya yang telah menyuruh meracuninya kepda pembantu tersebut, diserahkan kepada Allah. 2. Amarah Binti Abd Ar-Rahman Ibn Saad Ibn Zararah Al-Anshariya Al-MadaniyahAmarah adalah anak asuh Aisyah. Ia banyak menerima riwayat dari Aisyah. Saudara perempuan yang seibu dengannya ialah Ummu Hisyam binti Haritsah ibn Numan, Habibah binti Sahal, dan Ummu Habibah Hamna binti Jahsyin.Ibn Hibban menyebutkannya dalam daftar orang tsiqat Nuh ibn Habib Al-Qaumisy, yang dinyatakan, Barangsiapa berkata bahwa Amarah binti Abd Ar-Rahman ibn Saad Ibn Zararah itu tidak terkenal, ia salah. Ia adalah saudara Asad. Yang termashur itu bukan dia, melainkan, Amarah. Saya mendengar hal itu dari Ali ibn Al-Madini dan orang-orang yang mengetahui nasabnya Al-Anshori. Ia termasuk orang yang paling mengetahui hadist Aisyah. Demikian menurut Ibn Hibban. Menurut Abu Hasan Al-Zayadi bahwa ia dikatakan meninggal pada tahun 98 atau 106 H dalam usia 77 tahun.3. Abd Ar-Rahman Ibn Al-QasimNama lengkapnya adalah Abd Ar-Rahman ibn Al-Qasim ibn Muhammad ibn Abi Bakar As-Shidiq At-Taimi Abu Muhammad Al-Madini. Ia dilahirkan pada masa Aisyah masih hidup. Ia menerima hadist darri ayahnya, Ibn Al-Musayyab Abdullah ibn Abdullah ibn Umar, Salim ibn Abdullah ibn Umar, Nafiq Mawla ibn Umar, Muhammad ibn Jafar ibn Az-Zubair dan lainnya.Ibn Hibban memasukkannya pada kelompok Ats-Tsiqat. Ia pula termasuk bangsawan Madinah, Ahli fiqh, berilmu, taat beragama, memiliki keutamaan, penghapal yang teguh. Al-Hutsaim ibn Adi dan ibn Qani menyemutkan bahwa ia meninggal pada tahun 31 H.

4. Muhammad ibn Muslim Ibn Ubaidillah ibn Abdullah ibn Syihab ibn Abdullah ibn Al-Harits ibn Zahrah ibn Kilab ibn Marrah Al-Quraisy Az-Zuhri Al-Faqih Abu Bakar Al-Hafidzh Al-MadaniIa dikenal dengan nama Az-Zuhri, salah seorang imam, ulama Hijaz dan Syam. Ia menerima riwayat dari Abdullah ibn Umar ibn Al-Khottob, Abdullah ibn jafar, Rubaiah ibn Ubbad, Al-Musawwar ibn Mahramah, Abd Ar-Rahman ibn Azhar, dan banyak lagi.Al-Bukhori dari Ali ibn Al-Madini berkata, Ia memiliki hadist sebanyak 2000 hadist. Al-Ajari dan Abi Dawud berkata, Jumlah keseluruhan hadist Az-Zuhri mencapai 2.250 hadist, diantaranya hadist musnad 200 hadist yang diterima dan tidak di tsiqat, 50 buah hadist yang diperselisihkan.Al-Waqidi mengatakan Az-Zuhri lahir pada tahun 58 H dan meninggal pada tahun 123 H. Yahya ibn Bakir berkataIa dilahirkan pada tahun 56 H. Abu Dawud dari Ahmad ibn Shalih berkata ia dilahirkan pada tahun 50-an. Abu Ubaid dan Ibn Al-Madini, Amr Ibn Ali, mengatakan ia meninggal pada akhir tahun 124 H. Az-Zubair ibn Bakar mengatakan dengan menambahkan pada bulan Romadlon dalam usia 72 tahun. Ibn Yunus dan yang berkata, Ia meninggal pada bulan Romadlon tahun 125 H.5. Abu Bakar Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn Hazm Al-Anshori Al-Khazraji An-Najjari Al-Madhani Al-QadhaIa menerima riwayat dari ayahnya. Ia dikirimkan kepada kakeknya, Abdullah ibn Zaid ibn Abd Rabbah Al-Anshori. Ia menerima pula riwayat dari bibinya, Amrah binti Abd Ar-Rahman, Abi Hayyah Al-Badri dan Khalidah binti Anas.Umar ibn Abdullah At-Tamimi berkaata bahwa ia meninggal pada tahun 110 H, Al Hutsaim ibn Adi, Abu Musa, Ibn Bakir berkata bahwa ia meninggal pada tahun 117 H. Al-Qaqidi, Ibn Al-Madini, dan lainnya berkata bahwa ia meninggal pada tahun 120 H. Al-Waqidi menambahkan, ia termasuk seorang yang tsiqat banyak pemberdaharaan hadiistnya.

C. Konflik Deologi dan Teologi Antara Shunni dan Syiah Sehingga Memungkinkan Terjadinya Pemalsuan Hadis1. Pengertian Hadits Maudhu Hadist Maudhu adalah Hadist yang diada-adakan dan dibuat-buat. Al-Maudhu secara bahasa merupakan isim maful dari, wa-dha-a, ya-dha-u, wadh-an,kata yang mempunyai arti al-isqath (meletakkan tau memyimpan), Kata Al-Maudhu juga bermakna (al-iftira) meninggalkan, (wa al-ikhtilaq)mengada-ada dan membuat-buat. Hadits maudhu adalah hadist yang bukan disandarkan kepada Rasulullah Saw, atau dengan kata lain Bukan hadist Rasul, akan tetapi suatu perkataan atau perbuatan seseorang atau pihak-pihak tertentu dengan suatu alasan kemudian dikatakan kepada Rasul. Padahal untuk kepentingan individu atau kelompok, bukan didasarkan kepada perkataan atau perbuatan dan takrir Rasulullah saw. Hadist Maudhu adalah hadist yang paling jelek(buruk) dan paling membahayakan bagi Islam dan pemeluknya, dan tidak halal bagi yang meriwayatkan hadist maudhu. Rasulullah Saw bersabda : .Artinya: Barang siapa meriwayatkan suatu hadist dariku yang ia ketahui bahwa Hadist itu dusta, maka ai adalah sakah seorang pendusta2. Sejarah Awal Terjadinya Hadits MaudhuKetika Rasulullah Saw wafata, Hadits masih dalam keadaan bersih dari berbagai pemalsuaan maupun perubahan. Keadaan ini terus berlangsung pada zaman ai- Khaulafah Al-Rasyidin, para sahabat sabgat berhati-hati dan teliti serta tegas dalam menerimah hsdits dari Rasul.

Sedangkan Analisis Ahmad Amin dalam bukunya Fajr Al-Islam yang berkesimpulan telah terjadi hadis maudhu sejak masa Rasulullah saw karena pendustaan terhadap Beliau inilah yang melatarbelakangi timbulnya sabda beliau. Artinya: Barang siapa yang mendustakan aku dengan sengaja, maka hendaklah bersiap-siap tinggal di neraka.Analisis Ahmad tersebut tidak ilmiah karena tidak dukung oleh konkret dan tidak ada peruwayatan yang shahi. Dan karena itu Awal terjadinya hadits maudhu dalam sejarah muncul terjadi konflik antara dua pendukung Ali dan Muawiyah, umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok yaitu, Syiah, Khawarij, dan Jumhur Muslimin atau Sunni. Masing-masing mengklaim bahwa kelompoknya yang paling benar sesuai dengan ijtihad mereka, masing-masing ingin mempertahankan kelompoknya dan mencari simpatisan masa yang lebih besar dan cara mencari dalil dari Al-Quran dan Hadits Rasulullah saw.3. Latar Belakang Munculnya Hadits Maudhu Latar belakang terjadinya Hadist Naudhu adalah sebagai berikut:1. Faktor politikPerpecahan umat Islam yang diakibakan politik yang terjadi pada masa khalifah Al bin Abi Thalib besar sekali pengaruhnya terhadap perpecahan umat kedalam beberapa golongan dan kemudian muncul hadist palsu. Masing-masing kelompok berusaha mencari dalilnya kedalam Al-Qur;an dan Hadist(Sunnah) untuk mengunggulkan kelompok mereka masing-masing. Dan jika tidak menemukan dalilnya, Maka disini lah Hadist palsu mulai berkembang yang mereka dasarkan atas perkataan Rasul. Dan Hadist palsu yang pertama tentang keunggulan seseorang dan kelompoknya.

Menurut Ibnu Abi Al-Haddad dalam Syarah Nahj Al-balaghah. Bahwa yang pertama-tama membuat hadist palsu dalah golongan syiah. Dan diantara kepentingan Syiah dalam membuat hadits maudhu adalah menetapkan khasiat Nabi saw bahwa Ali orang yang paling berhak menjadi khalifah setelah Beliau dan menjatuhkan lawan-lawan politik yaitu Abu bakar, Umar bin khattab dan lain-lain. Misalnya:. Artinya: Wasiatku, tepat rahasiaku, khalifahku pada keluargaku dan sebaik orang yang menjadi khalifah setelahku adalah Ali.Golongan Muawiyah juga membuaat Hadist palsu, Contohnya : Artinya: Tiga Golongan yang dapat dipercaya, yaitu saya (Rasul), Jibril, dan Muawiyah. Kamu termaksud golonganku dan Aku bagian dari kamu.Sedankan golongan Khawarij menurut data sejarah tidak pernah membuat Hadist palsu.4. Usaha Kaum Zindik( Musuh Islam)Setelah islam meruntuhkan dua negara adikuasa yakni kerajaan Romawi dan Persia. Islam tersebar ke segala penjuru dunia, sementara musuh-musuh islam tidak mampu melawannya secara terang-terangan, maka mereka meracuni islam melalui ajarannya dengan memasukkan beberapa hadits maudhu kedalamnya yang dilakukan oleh kaum zindiq. Hal ini dilakukan karena agar umat islam lari daripadanya dan agar mereka melihat bahwa ajaran islam itu menjijikkan. Contoh hadist yang mereka palsukan adalah: Artinya: Melihat wajah cantik termaksud Ibadah

Artinya: Buah Terong itu penawar bagi segala penyakit Sudah sangat banyak Hadist yang mereka palsukan, baik dalam urusan aqidah, maupun dalam urusan ahlak, obat-obatan dan halal haram. Hammad bin zaid berkata, Orang-orang zindiqnMemalsukan hadist Nabi Saw. Sebanyak 14.000 buah hadist. Dan diketahui Abdul Karim ibn Abil Aujaa ketika ditangkap dan dihukum pancung (potong leher) dengan mengaku terus terang telah memalsukan hadist sebanyak 4000 Hadist untuk mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.5. Perbedaan Ras dan Fanatik GolonganMereka ingin membuat hadist palsu (Maudhu) karena didorong oleh sikap ego dan fanatik buta serta ingin menonjolkan seseorang, bangsa, kelompok atau yang lainnya. Golongan Al-Syuubiyah yang fanatik terhadap bahasa persiamengatakan yang Artinya: Apabila Allah murka, maka Dia menurunkan Wahyu dengan bahasa Arab dan apabilah senang maka akan menurunkannya dengan bahasa PersiaUntuk mengimbangi hadits maudhu di atas muncullah dari lawannya yang fanatik bahasa Arab: Artinya :Bahasa yang paling dimurkai Allah swt adalah bahasa Persia dan bahasa penghuni surga adalah bahasa Arab. Banyak sekali Hadist-hadist yang dapat kita lihat keanehan-keanehan yang dapat memisahkan ibadah, akhlak, ilmu, obat-obatan dan lainnya. Sehinggah mereka dapat merugikan atas nama agama dan dapat merusak pola pikir umat Islam.6. Qashshash (tukang cerita/ pendongeng)Para pendongeng ini berusaha agar dapat memikat para pendengar, oleh sebab itu mereka membuat cerita yang lucu-lucu dan aneh-aneh guna menarik perhatian orang-orang disekitarnya, dengan membuat hadits-hadits palsu.Tukang cerita itu membuat beberapa riwayat yang seolah-olah dari Rasulullah saw dengan menempelkan sanad seolah-olah hadits benar Rasulullah saw. Contohnya mereka menggambarkan surga dengan suatu ilustrasikan yang menakjubkan. Rasulullah saw bersabda: Artinya :Barang siapa yang membaca Tidak ada Tuhan selain Allah Swt, maka Allah swt menciptakan dari setiap kata seekor burung yang paruhnya dari emas dan bulunya dari marjan.Imam Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Main berembuk dan berkata: Demi Allah swt aku tidak pernah mendengar hadits ini melainkan sekarang ini.7. Mendekatkan dengan kebodohanBanyak para ulama yang membuat hadits palsu dengan dan bahkan mengira usahanya itu benar dan merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah serta menjunjung tinggih Agamanya. kepalsuaan hadits ini juga terjadi tanpa disengaja, seperti orang yang tidak sengaja menyisipkan sesuatu yang bukan hadits yang diriwayatkannya. Atau penyebab lainnya juga adalah rawi yang daya hapalannya atau penglihatannya tergangguhatau kiyabnya risak sehingga ia meriwayatkan hadist yang tidak dikuasainya.Hadits Maudhu inilah yang paling samara, karena para rawinya tidak sengaja memalsukannya padahal mereka sebenarnya adalah oaring-orang yang jujur dan sholeh, tetapi karena kebodohn mereka dalam ilmu agama. Kalaulah mereka mendalami ilmu agama niscaya akan banyak mendapatkan Hadits Shahi dan yang diakui kebenarannya.8. Menjilat penguasaMendekati penguasa dengan cara membuat hadits palsu yang sesuai dengan apa yang di lakukannya untuk mencari legalitas, bahwa ungkapan itu hadits Rasulullah saw. Misalnya yang dilakukan Ghiyats bin Ibrahim An-Nakhai ketika masuk ke istana Al-Mahdi yang sedang bermain burung merpati. Ghiyats berkata Rasulullah saw bersabda: Artinya :Tidak ada perlombaan kecuali pada anak panah atau unta atau kuda atau pada burung.Pada mulanya ungkapan itu memang hadits dari Rasulullah saw tetapi aslinya tidak ada kata burung (aw jannah). Karena ia melihat khalifah sedang bermain burung merpati, maka ditambah atau burung merpati. Al-Mahdih ketika mendengar hadits palsu itu member hadiah 10.000 dirham kepadanya, tetapi setelah mengetahui bahwa Ghiyats pendusta burung tersebut disembelih dan berkata:Aku bersaksi pada tengkokmu bahwa ia adalah tengkok pendusta pada Rasulullah saw.9. Perbedaan (khilafiyah) dalam madzhabMunculnya Hadits-hadist palsu dalam masalah fiqih dan ilmu kalam ini berasal dari para pengikut Mazhab. Mereka berani melakukan pemalsuan Hadits karena didorong sifat fanatik dan ingi menguatkan mazhabnya masing-masing. Diantara hadits-hadits palsu tentang masalah ini adalah: Siapa yang mengangkat kedua tanggannya dalam shalat, maka shalatnya tidak sah. Jibril menjadi imamku dalam shalat di kaba, ia(jibril) membaca basmalah dengan nyaring. Semua yang dibumi dan langit serta diantara keduanya adalah Makhluk, kecuali Allah dan Al-Quran. Dan kelak akan ada diantara umatku yang menyatakan Al-Quran itu Makhluk. Barang siapayang myatakan demikian, niscaya ia telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung dan saat itu pula jatuhlah talak kepada isterinya.D. Hukum Meriwayatkan Hadits Maudhu Umat islam telah sepakat bahwa membuat hadits maudhu hukumnya haram secara mutlak tidak ada perbedaan antara mereka. Menciptakan hadits maudhu sama dengan menduakan kepada Rasulullah saw. Orang yang melekukan hal demikian diancam dengan api neraka, sebagaimana sabda Beliau: Artinya : Barang siapa yang mendustakanku dengan sengaja, maka hendak bersiap-siaplah tempat tinggalnya didalam neraka.

Sebagaimana haram membuat hadits maudhu, para ulama juga sepakat haram meriwayatkannya tanpa menjelaskan kemaudhuan atau kebohongannya. Sebagaimana hadits Nabi saw: Artinya : Barang siapa yang memberitakan dari padaku sesuatu hadits yang diketahui bahwa ia bohong, maka ia tergolong seorang penbohong. (HR.Muslim) Jadi dapat kita pahami bahwa membuat hadits palsu Hukumnya Haram. Dan demikian juga para Ulama telah berijma mengharam kan periwayatan hadits palsu dalam berbagai kepentingan apapun, Karena hal tersebut telah ikut mendorong kearah perbuatan dusta dan kepalsuaan yang diharamkan oleh agama.E. Ciri-Ciri Hadits Maudhu Hadits maudhu dapat diketahui melalui tanda-tandanya yang ada pada sanad atau pada matan.1. Tanda-Tanda Maudhu pada Sanad.a. Pengakuan pembuatnya sendiriSebagaimana pengakuan Abdul Karim bin Abu Al-Auja ketika akan di hukum mati ia mengatakan: Demi Allah swt aku palsukan padamu 4.000 buah hadits. Di dalamnya aku haramkan yang halal dan aku halalkan yang haram. Kemudian dihukum pancung lehernya atas intruksi Muhammad bin Sulaiman bin Ali Gubernur Bashrah (160-173 H). Maysarah bin Abdi Rabbih Al-Farisi mengaku banyak membuat hadits maudhu tentang keutamaan Al-Quran dan keutamaan Ali. Ia mengaku membuat hadits maudhu lebih dari 70 hadits. Demikian juga Abu Ishmah bin Maryam yang bergelar Nuh Al-Jami mengaku banyak membuat hadits maudhu yang disandarkan kepada Ibnu Abbas tentang keutamaan Al-Quran. Adanya bukti (qarinah) menempati pengakuanSeperti seorang yang pengakuannya meriwayatkan Hadits dari seorang syeikh, tetapi ternyata ia belum pernah bertemu secara langsung, atau pernah menerimah hadits dari suatu daerah , tapi ia sendiri belum pernah melakukan Rihlah(perjalanan) ke daerah tersebut, atau juga pernah menerimah hadits dari syeikh tapi syeikh tersebut di ketahui sudah meninggal ketika ia masih kecil.b. Kedustaan perawiSeorang perawi yang di kenal berdusta(seorang pembohong) meriwayatkan suatu hadits sendirian dan sementara itu tidak di temukan dalam riwayat lain, maka itu di tetapkan sebagai hadits Maudhu.2. Tanda-Tanda Maudhu pada Matana. Lemah susunan dan lafalnya. Seorang yang memiliki keahlian bahasa dan sastra memiliki ketajaman dalam memahami hadits dari Nabi saw atau bukan hadits maudhu ini bukan bahasa Nabi saw yang mengandung sastra, karena sangat rusak susunannya. Ar-Rabi bin Khats yang berkata: Artinya: Sesungguhnya hadits itu bercahaya seperti cahaya siang kami mengenalnya dan memiliki kegelapan bagaikan gelap malam kami menolaknyaHadits palsu di riwayatkan secara eksplisit bahwa ini lafal dari Nabi dapat dideteksi oleh para pakar yang ahli dalam bidangnya sehingga tercium bahwa ini hadits yang sesungguhnya dan hadits palsu. Jika tidak dinyatakan secara eksplisit, menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, hadits itu dikembalikan kepada maknanya yang rusak, karena bisa jadi ia beralasan riwayah bi al-mana atau karena tidak bisa menyusunnya secara baik.b. Rusaknya maknaRusaknya makna karena bertentangan dengan rasio yang sehat, menyalahi kaedah kesehatan, mendorong pelampiasan biologis seks, dan lain-lain dan tidak bisa ditakwilkan. Misalnya sebagaimana diriwayatkan Ibnu Al-Jauzi dari jalan Thariq Abdurrahman bin zaid bin Aslam dari ayahnya dari kakeknya secara marfu: Artinya : Bahwasanya perahu Nabi Nuh bertawaf di Bait (Kabah) 7 kali dalam shalat di maqam Ibrahim dua rakaat.

c. Menyalahi teks Al-Quran atau hadits mutawatirTermasuk tanda maudhu adalah menyalahi Al-Quran atau hadits mutawatir dan tidak mungkin ditakwilkan, kecuali jika dapat dikompromikan melalui takhshish al-amm atau tafshil al-mujmal dan lain-lain sebagai langkah-langkah pemecahan yang telah dilakukan ulama ushul fiqh. Contoh hadits palsu yang bertentangan ayat Al-Quran, misalnya: Artinya :Anak zina masuk tidak bisa masuk surga sampai tujuh keturunan.Hadits di atas bertentangan dengan firman Allah swt: Artinya:Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemadharatanya kembali kepada dirinya sendiri. (QS.Al-Anam 6:164)d. Menyalahi realita sejarahHadist yang bertentangan dengan kenyataan sejarah yang benar-benar terjadi di masa Rasulullah Saw, dan jelas tampak kebohongannya, seperti hadist tentang ketentuan jizyah (pajak) pada penduduk khaibar. Ada beberapa hal yang menjadi kelemahan hadits tersebut. Pertama; dikatakan bahwasahnya hal itu diriwayatkan dari Saad ibn Muadz. Kedua; Kewajiban jizyah saat itu belum diterapkan.e. Hadits sesuai dengan madzhab perawiMisalnya hadits yang diriwayatkan oleh Habbah bin Juwaini, ia berkata: Saya mendengar Ali berkata: Artinya :Aku menyembah Tuhan bersama Rasul-Nya sebelum menyembah-Nya seorang pun dari umat ini lima atau tujuh tahun.Hadits ini mengkultuskan Ali sesuai dengan madzhab Syiah, tetapi pengkultuskan itu juga tidak masuk akal, bagaiman Ali beribadah bersama Rasul lima atau tujuh tahun sebelum umat ini.f. Mengandung pahala yang mengandung kelebihan bagi amal yang kecilHadits ini disampaikan oleh para tukang kisah yang ingin menarik perhatian para pendengarnya untuk melakukan perbuatan amal shaleh. Tetapi memang terlalu tinggi dalam membesarkan suatu amal kecil dengan pahala yang berlebihan. Misalnya: Artinya :Barang siapa yang shalat Dhuha sekian rakaat diberi pahala tujuh puluh Nabi.g. Sahabat dituduh membunyikan haditsSahabat dituduh menyembunyikan hadits dan tidak menyampaikan atau tidak meriwayatkan kepada orang lain, padahal hadits itu secara transparan harus disampaikan Nabi saw. Misalnya, Nabi saw memegang tangan Ali bin Abi Thalib dihadapan para sahabat semua, kemudian bersabda: Artinya :Ini wasiatku dan saudaraku dan khalifah setelah aku.Seandainya itu benar hadits dari Nabi saw tentu banyak diantara sahabat yang meriwayatkannya karena masalahnya adalah untuk kepentingan umum yakni kepemimpinan. Tidak mungkin para sahabat diam tidak meriwayatkannya jika hal itu terjadi benar Rasulullah saw.

F. Para Pendusta dan Kitab-Kitab Hadits Maudhu1. Para pendusta dalam hadits. Diantara para pendusta hadits yang diketahui setelah penelitian yang dilakukan oleh para ulama, adalah sebagai berikut:a. Aban bin Jafar Al-Numaiqi, membuat 300 buah hadits yang disandarkan kepada Abu Hanifah.b. Ibrahim bin Zaid Al-Aslami, membuat hadits disandarkan pada Malik.c. Ahmad bin Abdullah Al-Juwaini, juga membuat beribu-ribu hadits kepentingan kelompok As-Karramiyah.d. Jabir bin Zaid Al-Juafi, membuat 30.000 buah hadits.2. Kitab-kitab tafsir Kitab-kitab tafsir yang terdapat banyak hadits maudhu, antara lain: Ats-Tsalabi, Al-Wahidi, Az-Zamakhsyari, Al-Baidhwi dan Asy-Syaukani.3. Kitab-kitab maudhu yang terkenalDiantara kitab-kitab yang memuat hadits maudhu adalah sebagai berikut:a) Tadzkirah Al-Maudhuat, karya Abu Al-Fadhal Muhammad bin Thahir Al-Maqdisi (448-507 H). Kitab ini menyebutkan hadits secara alphabet dan disebutkan nama perawi yang di nilai cacat (tajrih).b) Al-Maudhuat Al-Kubra, karya Abu Al-Faraj Abdurahman Al-Jauzi (508-587 H) 4 jilid.c) Al-Laali Al-Mashnuah fi Al-Ahadits Al-Maudhuah, karya Jalaluddin As-Suyuthi (849-911 H).d) Al-Baits ala Al-Khalash min Hawadits Al-Qashash, karya Zainuddin Abdurrahman Al-Iraqi (725-806H).e) Al-Fawaid Al-Majmuah fi Al-Ahadits Al-Maudhuah, karya Al-Qadhi Abu Abdullah Muhammad bin Ali Asy-Syaukani (1173-1255 H).Ilmu fiqih adalah salah satu disiplin ilmu yang sangat penting kedudukannya dalam kehidupan umat islam. Fiqih termasuk ilmu yang muncul pada masa awal berkembang agama islam. Secara estensial, fiqih sudah ada pada masa Nabi SAW, walaupun belum menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri. Karena Semua persoalan keagamaan yang muncul waktu itu, langsung ditanyakan kepada Nabi SAW. Maka seketika itu solusi permasalahan bisa tertanggulangi, dengan bersumber pada Al Quran sebagai al wahyu al matlu dan sunnah sebagai alwahyu ghoiru matlu. Baru sepeninggal Nabi SAW, ilmu fiqh ini mulai muncul, seiring dengan timbulnya permasalahan-permasalahan yang muncul dan membutuhkan sebuah hukum melalui jalan istimbat.Generasi penerus Nabi Muhammad SAW tidak hanya berhenti pada masa khulafaurrosyidin, namun masih diteruskan oleh para tabiin dan ulama sholihin hingga sampai pada zaman kita sekarang ini. Perkembangan ilmu fiqih, bisa kita kualifikasikan secara periodik sesuai dengan kesepakatan para ulama. Tasyri islam, telah melalui beberapa periode. Para Ulama yang memperhatikan sejarah tasyri hukum islam berbeda pendapat tentang membagi periode-periode yang telah dilalui oleh hukum islam itu, demikian juga jangka lamanya.Yaitu ada enam fase-fase Tarikh Tasyrik: Periode pertamaFase tasyri, yaitu masa Rasulullah, yang lamanya 22 tahun dan beberapa bulan, sejak dari tahun ke-13 sebelum Hijrah s/d tahun 11 Hijrah, atau tahun 611 M s/d 632 M. Periode keduaFase perkembangan fiqh periode para Khulafaur Rasyidin dan Amawiyin, yang berlangsung dari tahun 11 H (= 632 M) s/d 40 H (= 720 M). Periode ketigaFase perkembangan fiqh periode kesempurnaan, yaitu periode Imam-imam Mujtahidin, yaitu masa keemasan Daulah Abbasiyah. Periode ini berlangsung +- 250 tahun, sejak tahun 101 H (=720 M) s/d 350 H (= 961 M). Atau sampai permulaan abad 2.Periode keempatFase perkembangan fiqh periode kemunduran dan periode taqlid atau periode jumud, beku, statis, dan berhenti pada batas-batas yang telah ditentukan oleh ulama-ulama dahulu dengan tak mau beranjak lagi, yaitu sejak pertengahan abad keempat Hijrah atau tahun 351 H, yang sampai sekarangpun masih banyak terdapat luas perkembangannya dalam masyarakat.Periode kelimaPeriode kebangkitan atau periode Renaissance.G. Langkah-Langkah Para Ulama dalam Menanggulangi Hadits Maudhu Agar jelas posisi hadits maudhu tidak tercampur dengan hadits-hadits shahih dari Rasulullah saw. Diantara usaha-usaha itu sebagai berikut:1. Memelihara sanad haditsJika disertai sanad, maka suatu hadits tidak dapat di terima. Muhammad bin Sirin mengatakan:Para ulama semula tidak bertanya tentang sanad sunnah. Tetapi setelah pemalsuan hadits, mereka pun berkata kepada yang meriwayatkannya: Sebutkan kepada kami para perawinya. Maka mereka memang ahli sunnah yang diambil haditsnya dan dilihat ahli bidah tidak di ambil ahli haditsnya.Abdullah bin Al-Mubarak berkata: Artinya :Perumpamaan orang yang mencari agamanya tanpa isnad bagaikan orang yang naik loteng tanpa tangga.2. Meningkatkan kesungguhan penelitianJika hadits mereka terima itu meragukan atau datang bukan dari sahabat yang langsung terlibat dalam permasalahan hadits, segera mereka mengadakan rihlah (perjalanan) sekalipun dalam jarak jauh untuk mengecek kebenarannya kepada para sahabat senior atau yang terlibat dalam kejadian hadits.3. Mengisolir para pendusta hadits Para ulama berhati-hati dalam menerima dan meriwayatkan hadits. Orang-orang yang dikenal sebagai pendusta hadits dijauhi dan masyarakat pun dijauhkan dari padanya. Semua ahli ilmu juga menyampaikan hadits-hadits maudhu dan pembuatnya itu kepada murid-muridnya, agar mereka menjauhi dan tidak meriwayatkan hadits dari padanya.4. Menerangkan keadaan para perawi Dalam membasmi hadits maudhu para ahli hadits berusaha menelusuri sejarah kehidupan baik mulai dari lahir hangga wafat ataupun dari segi sifat-sifat para perawi hadits, dari yang jujur,adil dan andal daya ingatnya dan sebaliknya, sehingga dapat dibedakan mana hadits yang shahih dan mana yang tidak shahih.5. Memberikan kaidah-kaidah hadits. Para ulama meletakkan dasar-dasar atau kaidah-kaidah secara metodologis tentang penelitian hadits untuk menganalisa otensitasnya, sehingga dapat diketahui mana yang shahih, hasan, dhaif dan maudhu.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanSahabat kecil adalah umat muslim yang pada masa nabi Muhammad ia masih berusia belum baligh atau mukalaf. Dalam artian orang yang sempat melihat nabi dan pada saat itu ia masih kecil.1. Abu Hurairah2. Abdullah ibn Umar ibn Al-Kaththab ibn Nufail Al-Quraisy Al-Adawi Abu Abd-Rahman Al-Makki3. Anas ibn Malik ibn Nazhar Al-Anshari Al-Khazrani4. Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq5. Abdullah ibn Abbas ibn Abd Al-Muttalib Al-Madani Ath-Thaifi Al-Hasyimi6. Jabir ibn Abdullah ibn Amr ibn Haram Al-Anshari7. Abu Sa'id Al-Khudri.Tabi'in (bahasa Arab: , pengikut), adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa Sahabat masih hidup. Tabi'in merupakan murid Sahabat Nabi.1. Khalifah Umar ibn Abdul Aziz2. Amarah Binti Abd Ar-Rahman Ibn Saad Ibn Zararah Al-Anshariya Al-Madaniyah3. Abd Ar-Rahman Ibn Al-Qasim4. Muhammad ibn Muslim Ibn Ubaidillah ibn Abdullah ibn Syihab ibn Abdullah ibn Al-Harits ibn Zahrah ibn Kilab ibn Marrah Al-Quraisy Az-Zuhri Al-Faqih Abu Bakar Al-Hafidzh Al-Madani5. Abu Bakar Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn Hazm Al-Anshori Al-Khazraji An-Najjari Al-Madhani Al-Qadha. Hadits maudhu adalah hadist yang bukan disandarkan kepada Rasulullah Saw, atau dengan kata lain Bukan hadist Rasul, akan tetapi suatu perkataan atau perbuatan seseorang atau pihak-pihak tertentu dengan suatu alasan kemudian dikatakan kepada Rasul. Sejarah Awal Terjadinya Hadits MaudhuKetika Rasulullah Saw wafat, Hadits masih dalam keadaan bersih dari berbagai pemalsuaan maupun perubahan. Keadaan ini terus berlangsung pada zaman Khaulafah Al-Rasyidin, para sahabat sabgat berhati-hati dan teliti serta tegas dalam menerimah hsdits dari Rasul.

DAFTAR PUSTAKAAs Salafy, dkk. 2007. Ilmu Hadits. Jakarta: Daaru Ibn Hazm. Ash Shiddieqy, Teungku M. Hasbi. 1999. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang:Pustaka Rizki Putra. Idri, 2010. Studi Hadis. Jakarta: Kencana. Khaeruman, Badri. 2010. Ulum Al-Hadis. Bandung: Pustaka Setia. Khon, Abdul Majid. 2009. Ulumul Hadits. Jakarta: Amzah. Munzier, Suparta. 2010. Ilmu Hadits. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mutaal, Isa Anshori Dkk. 2005. Ulumul Hadits. Palembang: IAIN Raden Fatah Press. Nuruddin, Itr. 1994. Ulum Al-Hadits. Bandung: Remaja Rosdakarya. Qohar, Adnan, 2009. Ilmu Ushul Fiqh. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.