makalah kelompok 2 (fix)

29
PEMBERANTASAN KORUPSI DI SINGAPURA Disusun oleh: Dicka Ichsan P. (08) Johan Arifin (16) Kanta Rio S. (17) Rayendra Hari S. (26) Rizka Jannati A. N. (28) Sari Hanifah (32) Unggul Rajev (35)

Upload: unggulrajevpradana

Post on 12-Apr-2016

274 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pemberantasan korupsi singapura

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kelompok 2 (Fix)

PEMBERANTASAN KORUPSI DI SINGAPURA

Disusun oleh:

Dicka Ichsan P. (08)

Johan Arifin (16)

Kanta Rio S. (17)

Rayendra Hari S. (26)

Rizka Jannati A. N. (28)

Sari Hanifah (32)

Unggul Rajev P. (35)

Kelas VII B D-IV STAR

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

2014

Page 2: Makalah Kelompok 2 (Fix)

Abstrak – Praktik korupsi di Singapura terjadi dari kalangan pejabat tinggi hingga pejabat rendahan, seperti halnya di negara-negara lain. Risiko terjadinya praktik korupsi selalu melekat pada birokrasi pemerintahan di negara manapun. Begitu juga di Singapura, praktik korupsi menjadi ancaman terbesar bagi stabilitas negara. Meskipun masih terjadi praktik korupsi di beberapa sektor strategis, indeks pemerintah bersih Singapura tetap tertinggi di Asia. Strategi Singapura untuk pencegahan dan penindakan korupsi memfokuskan terhadap empat hal, yaitu Effective Anti-Corruption Agency; Effective Acts (or Laws); Effective Adjudication; dan Efficient Administration. Pilar utama tersebut dilandasi oleh strong political will against corruption dari pemerintah Singapura. Selain itu, kesadaran dari masyarakat turut berperan penting dalam pemberantasan korupsi di Singapura. Dengan demikian, hasil yang didapat dari upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yang dilakukan Singapura bisa dikatakan berhasil. Hal ini menjadikan Singapura menjadi negara dengan indeks persepsi korupsi paling tinggi di Asia dan memperoleh predikat negara terbersih di ASEAN selama lebih dari 10 tahun.

1. PENDAHULUANSingapura merupakan sebuah negara pulau di ujung selatan Semenanjung Malaya, 137

KM di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini berbatasan dengan Malaysia dan dipisahkan oleh Selat Johor di utara, serta berbatasan dengan Kepulauan Riau, Indonesia dan dipisahkan oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan keempat di dunia dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, yang secara historis berputar di sektor perdagangan. Bersama Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan, Singapura adalah satu dari Empat Macan Asia. Ekonomi Singapura sangat bergantung pada ekspor dan impor, khususnya di bidang manufaktur sektor elektronik, pengolahan minyak bumi, bahan kimia, teknik mekanik dan ilmu biomedis. Pelabuhan Singapura merupakan satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia. Selain itu, Singapura juga merupakan pusat pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia setelah London, New York dan Tokyo. Singapura dianggap sebagai negara paling ramah bisnis di dunia karena ekonomi Singapura termasuk di antara sepuluh negara paling terbuka, kompetitif dan inovatif di dunia. (diolah dari http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura tanggal 22 Januari 2015)

Dengan kondisi ekonomi seperti yang telah digambarkan di atas, maka risiko korupsi di Singapura, khususnya tindak penyuapan untuk barang-barang ilegal, sangat mungkin terjadi. Korupsi dalam perekonomian Singapura dapat mengganggu stabilitas negara ini. Oleh karena itu, Pemerintah Singapura menyadari bahwa untuk mendukung kesuksesan Singapura di bidang ekonomi diperlukan suatu sistem pemberantasan korupsi yang baik. Hal ini tercermin dengan adanya political will yang tinggi dari Lee Kuan Yew, Perdana Mentri Singapura, untuk memberantas korupsi. Political will ini ditunjukkan melalui pidatonya yang terkenal yaitu, “no one, not even top government officials are immuned from investigation and punishment for corruption”. Political will yang besar ini kemudian ditunjukkan melalui pembentukan CPIB.

Keseriusan Pemerintah Singapura dalam memerangi korupsi, berdampak pada prestasi Singapura dalam hal pencegahan korupsi. Singapura merupakan negara dengan pemerintahan paling bersih dari korupsi se-Asia. Menurut Transparancy International, Singapura menempati peringkat ke 7 (tujuh) dari 175 negara dalam kategori negara dengan pemerintahan terbersih dari korupsi. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Singapura adalah 84,

Halaman 1 dari 17

Page 3: Makalah Kelompok 2 (Fix)

sementara Indonesia hanya sebesar 34 dan menempati peringkat ke-107. Perbandingan IPK Singapura dengan Indonesia bisa dilihat dalam gambar berikut:

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa IPK Singapura dari tahun 2012 sampai dengan 2014 telah mengalami penurunan, yakni skor tahun 2012 sebesar 87 poin, tahun 2013 sebesar 86 poin dan tahun 2014 sebesar 84 poin. Meskipun begitu, IPK Singapura masih jauh lebih baik dari IPK Indonesia yang notabene mengalami peningkatan, yakni skor tahun 2012 dan 2013 sebesar 32 poin serta tahun 2014 sebesar 34 poin. Dengan data-data tersebut, maka kelompok kami merasa penting untuk mempelajari tentang pemberantasan korupsi di Singapura.

2. LANDASAN TEORIDi era modern ini, praktik korupsi semakin menjamur dan tidak bisa terelakkan lagi.

Hampir seluruh birokrasi di suatu negara sangat berisiko terjadi praktik korupsi. Biasanya, korupsi berawal dari adanya kekuasaan yang tidak disertai dengan akuntabilitas. Dalam presentasi Fraud Control Plan, BPKP mengutip formula dari Executive Roadmap to Fraud Prevention and Internal Control, by Martin T. Biegelman and Joel T. Bartow (John Willey 2006), yakni sebagai berikut:

Halaman 2 dari 17

GAMBAR 1:

Diolah dari: www.transparency.org/cpi2014/results tanggal 22 Januari 2015

Formula 1: Formulasi Korupsi

Sumber: Materi Presentasi FCP BPKP

Page 4: Makalah Kelompok 2 (Fix)

Dari formula di atas dapat dijelaskan bahwa Power (Kekuasaan) yang tidak disertai dengan Sistem Akuntabilitas yang andal, akan cenderung menimbulkan praktik korupsi.

Praktik korupsi biasanya muncul karena ada motif, baik dari internal maupun eksternal. Adanya motif untuk melakukan korupsi tersebut tersebut, tidak akan menimbulkan perbuatan korup apabila tidak ada kesempatan untuk melakukan korupsi. Apabila telah ada motif dan kesempatan untuk berbuat korupsi, maka pelaku korupsi akan melakukan rasionalisasi/pembenaran atas perbuatan korupnya. Ketiga hal tersebut (motif, kesempatan dan rasionalisasi) saling berkaitan dan menjadi penyebab seseorang untuk berbuat korupsi. Hal ini telah dijelaskan oleh Donald R. Cressey, others people money, A study in the social psychology of Embezzlement dalam teori Fraud Triangle yang ditunjukkan dengan gambar berikut:

Pemerintah Singapura selalu terkenal dengan pemerintah yang bersih dan efisien. Singapura memiliki lembaga anti korupsi yang disebut Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB). Fungsi CPIB antara lain menyelidiki kasus korupsi/berindikasi korupsi, mencegah terjadinya korupsi, dan kombinasi antara menyelidiki dan mencegah tindakan korupsi. Menurut CPIB, korupsi diartikan sebagai: “An act done with an intent to give advantage inconsistent with official duty and the rights of others. The act of official or fiduciary person who unlawfully and wrongfully uses his status or character to procure some benefit for himself or for another person contrary to duty and the right of others.” (https://www.cpib.gov.sg/education/what-corruption diakses tanggal 22 Januari 2015)CPIB juga menjelaskan bahwa korupsi melibatkan ketidakjujuran atau penggunaan kekuasaan atau posisi secara preferensial yang menyebabkan seseorang atau organisasi menjadi lebih diuntungkan dari yang lain.

3. PEMBAHASANa. Praktik Korupsi di Singapura

Singapura merupakan negara di Asia Tenggara yang maju secara ekonomi dengan Pendapatan Domestik Bruto yang tergolong tinggi di dunia. Perekonomian Singapura bertumpu pada kegiatan perdagangan internasional. Dengan demikian, sektor ekspor, impor dan industri sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi Singapura. Lalu-lintas perdagangan internasional yang sibuk di Singapura memiliki risiko korupsi yang cukup besar. Penyelundupan barang-barang ilegal menjadi ancaman terbesar di kalangan bea cukai Singapura. Kepabeaan dan Cukai Singapura sangat rawan akan godaan “sogokan” dari oknum tertentu untuk menyelundupkan barang-barang ilegal. Sebagai contoh beberapa waktu yang lalu, Oktober 1951, seorang pejabat senior di kepolisian ditangkap

Halaman 3 dari 17

Sumber: Materi Presentasi FCP BPKP

GAMBAR 2: FRAUD TRIANGLE

Sumber: Materi Presentasi FCP BPKP

Page 5: Makalah Kelompok 2 (Fix)

karena terbukti menerima suap dalam penyelundupan opium senilai S$ 400.000,00. Terungkapnya kasus ini menjadi pelajaran bagi Pemerintah Singapura dan menjadi salah satu alasan dibentuknya CPIB (Corrupt Practices Investigation Bureau).Praktik korupsi di Singapura tidak hanya terjadi di kalangan kepabeaan dan cukai saja, namun juga di sektor-sektor strategis lainnya. Seperti di Indonesia, praktik korupsi di Singapura terjadi dari kalangan pejabat tinggi hingga pejabat rendahan. Risiko terjadinya praktik korupsi selalu melekat pada birokrasi pemerintahan di negara manapun. Begitu juga di Singapura, praktik korupsi menjadi ancaman terbesar bagi stabilitas negara.Sampai dengan saat ini, telah terjadi berbagai macam praktik korupsi di Singapura. Di antara sekian banyak kasus korupsi yang terungkap, ada beberapa kasus korupsi yang bisa dikatakan sebagai “kasus besar”. Menurut Jeff Cuellar dalam situsnya http://blog.moneysmart.sg, terdapat 5 (lima) kasus korupsi terbesar di Singapura. Kasus-kasus korupsi tersebut adalah sebagai berikut:1. Edwin Yeo – Head of Field Research and Technical Support for the Corrupt

Practices Investigation Bureau (CPIB)Kejahatan : Korupsi dana pemerintah sebesar $ 1.760.000.Hukuman : 10 tahun di Penjara Changi.Ikhtisar Kasus : Sewajarnya, PNS yang paling anti korupsi di Singapura akan

ditempatkan di Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB). Edwin bekerja di CPIB selama 15 tahun, sampai akhirnya menjadi Kepala Bidang Penelitian dan Dukungan Teknis. Setelah dilakukan investigasi, yang menjadi temuan CPIB sangat mengejutkan. Antara Tahun 2008 sampai dengan 2013, Edwin mencuri $ 1.760.000 dolar dari rekening bank CPIB. Ia menggunakan uang tersebut untuk berjudi di Marina Bay Sands.

2. Lim Cheng Hoe – Protocol Chief for the Ministry of Foreign Affairs (MFA)Kejahatan : Melakukan kecurangan dengan menggelembungkan jumlah

pineapple tarts dan wine yang diberikan sebagai hadiah untuk delegasi asing sebesar $ 89.000.

Hukuman : 15 bulan di Penjara Changi.Ikhtisar Kasus : Sebagai Kepala Protokoler MFA, tugasnya adalah mengatur

dan mengawasi pelaksanaan delegasi luar negeri Singapura dan delegasi asing yang berkunjung ke Singapura. Salah satu tugasnya adalah membeli hadiah untuk delegasi asing yang berkunjung ke Singapura. Ia memilih pineapple tarts dan wine untuk diberikan sebagai hadiah. Namun, dia melakukan perbuatan korupsi dengan melakukan pertanggungjawaban yang tidak sesuai dengan realisasi. Realisasinya, dia hanya membeli 2.226 kotak kue tar nanas, tetapi melaporkan jumlahnya sampai 10.075 kotak. Begitu juga dengan pembelian anggur, ia membeli 89 botol tetapi melaporkan 248 botol. Hal itu mengakibatkan kerugian keuangan negara sebasar $ 89.000.

3. Peter Lim – Chief of the Singapore Civil Defence Force (CDF)Kejahatan : Melakukan kecurangan dalam tender pemerintah dengan

memenangkan perusahaan tertentu untuk mendapatkan

Halaman 4 dari 17

Page 6: Makalah Kelompok 2 (Fix)

kenikmatan seksual.Hukuman : 6 bulan di Penjara Changi.Ikhtisar Kasus : Sebagai kepala CDF, Peter Lim memiliki banyak tanggung

jawab termasuk menyetujui tender untuk CDF. Ketika ada tender pemerintah, pemenang seharusnya dinilai berdasarkan harga, track record, dan pengalaman. Namun Peter memilih pemenang tender berdasarkan "pengalaman" yang berbeda. Perusahaan peserta tender akan dijanjikan untuk menang apabila menyediakan setidaknya tiga orang eksekutif wanita untuk kenikmatan seksual.

4. Bernard Lim Yong Soon – Assistant Director for National Parks Board (NParks)Kejahatan : Memberikan informasi palsu untuk pegawai negeri dan

mendorong temannya untuk berbohong kepada penyidik korupsi selama “Brompton Bicycle Saga”

Hukuman : Sampai dengan 1 tahun di Penjara Changi, denda $ 5.000, atau keduanya.

Ikhtisar Kasus : Kasus ini bermula dari tender untuk 26 sepeda senilai $ 2.200 per unit. Asisten Direktur NParks, Bernard Lim, bertanggung jawab untuk mengawasi tender pengadaan sepeda baru untuk staf NParks. Harga sepeda tersebut dinilai tidak wajar. Setelah diusut, ternyata direktur perusahaan pemenang tender tersebut merupakan teman dekatnya. Ketika dimintai keteraangan oleh CPIB, ia berbohong tentang persahabatannya dengan direktur perusahaan tersebut. Kemudian ia meminta direktur perusahaan tersebut untuk berbohong kepada penyidik.

5. Tey Tsun Hang – National University of Singapore (NUS) Law ProfessorKejahatan : Menerima beberapa hadiah dan gratifikasi seksual dari

mahasiswi sebagai syarat kelulusan.Hukuman : 5 bulan di Penjara Changi dan denda sebesar $ 514,80.Ikhtisar Kasus : Mahasiswi NUS, Darinne Ko, mendesak profesor Tey Tsun

Hang agar bisa lulus dengan bagus. Kemudian profesor setuju setelah menerima pena Mont Blanc, tailor-made shirts, Apple iPod, dan seks. Sayangnya, tindakan profesor tersebut akhirnya terungkap.

(disadur dari http://blog.moneysmart.sg tanggal 23 Januari 2015)b. Langkah Pemberantasan Korupsi di Singapura

Pemerintah Singapura selalu terkenal dengan pemerintah yang bersih dan efisien. Anjloknya peringkat Singapura terutama disebabkan oleh beberapa kasus korupsi lembaga umum yang meliputi Biro Penyelidikan, Kementerian Luar Negeri, pasukan pertahanan sipil, Jawatan Taman Nasional dan Universitas Nasional Singapura sehingga menimbulkan keraguan masyarakat internasional terhadap figur bersih pegawai negeri Singapura.Meski demikian, indeks pemerintah bersih Singapura tetap tertinggi di Asia. Ini menunjukkan langkah anti-korupsi di Singapura relatif efektif. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong baru-baru ini ketika menghadiri sidang yang diadakan bersama Institut Jasa Publik dan Badan Anti-korupsi mengumumkan serangkaian langkah

Halaman 5 dari 17

Page 7: Makalah Kelompok 2 (Fix)

baru anti-korupsi, antara lain pemerintah akan secara bertahap menambah tenaga kerja Biro Penyelidikan Korupsi sementara memperluas lingkup fungsi badan tersebut, dengan memanfaatkan data besar dan metode iptek lain, sehingga dapat cepat menemukan transaksi yang bermasalah dari cukup banyak transaksi demi meningkatkan kesadaran dan pengertian publik terhadap korupsi, sementara mendorong lebih banyak orang melaporkan tindak korupsi di bidang publik dan individu.Strategi Singapura untuk pencegahan dan penindakan korupsi memfokuskan terhadap empat hal utama. Keempatnya yaitu, Effective Anti-Corruption Agency; Effective Acts (or Laws); Effective Adjudication; dan Efficient Administration. Dan seluruh pilar tersebut dilandasi oleh strong political will against corruption dari pemerintahdan didukung oleh masyarakat singapura yang membuat negara tersebut sangat bersih dalam penyelenggaraan negaranya. Faktor kunci yang penting sebagai strategi dalam pemberantasan korupsi di Singapura adalah:1. Faktor kelembagaan yang kuat, independen, dan profesional dalam menangani kasus-

kasus korupsi;2. Faktor perangkat perundangan anti korupsi yang selalu dikembangkan dan

disesuaikan dengan dinamika lingkungan internal dan eksternal;3. Effective Adjudication;4. Efficient Administration.Keempat hal diatas merupakan alat-alat (tools) yang menunjang kemauan politik (political will) yang kuat dari pemerintah Singapura untuk membebaskan diri dari jeratan korupsi.b.1. Lembaga pemberantas korupsi yang kuat, independen, dan profesional

Di Singapura sebelum tahun 1952, kasus-kasus korupsi ditangani oleh unit kecil dalam Singapore Police Force yang disebut dengan Anti-Corruption Branch. Dalam perkembangannya unit tersebut tidak berjalan efektif, terutama dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan anggota kepolisian. Kelemahan yang utama disebabkan karena terbatasnya kewenangan yang dimiliki unit tersebut dan diperparah dengan adanya konflik kepentingan yang terjadi karena para penyidik terlihat segan untuk memeriksa rekan-rekan mereka yang juga dari kepolisian.Kondisi diatas menyebabkan PM Singapura pada saat itu, Lee Kuan Yew, membentuk sebuah lembaga anti korupsi yang terpisah dari kepolisian untuk melakukan penyelidikan semua kasus-kasus korupsi. Lembaga ini merupakan warisan the British colonial government pada 1952. Lembaga ini disebut Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) yang merupakan salah satu lembaga anti korupsi tertua di dunia. Meskipun dibentuk oleh pemerintah, CPIB merupakan lembaga yang independen dan bertanggung jawab atas seluruh penyelidikan dan pencegahan korupsi di Singapura. Fungsi CPIB antara lain menyelidiki kasus korupsi/berindikasi korupsi, mencegah terjadinya korupsi, dan kombinasi antara menyelidiki dan mencegah tindakan korupsi.Pada masa-masa awal pembentukannya, CPIB mengalami tantangan yang sangat berat. Saat itu, undang-undang anti korupsi yang berlaku tidak memadai sehingga menghambat pengumpulan bukti-bukti dalam kasus korupsi. Di sisi lain, persoalan yang muncul adalah rendahnya dukungan publik kepada CPIB dikarenakan keraguan akan efektifitas lembaga ini.

Halaman 6 dari 17

Page 8: Makalah Kelompok 2 (Fix)

Situasi mulai berubah ketika People’s Action Party (partai politik) memperoleh kekuasaan pada tahun 1959. Tindakan tegas diambil terhadap pegawai-pegawai negeri yang korup. Sebagian dipecat dan sebagian lainnya mengundurkan diri secara sukarela untuk menghindari penyelidikan. Kepercayaan publik terhadap CPIB mulai meningkat ketika masyarakat menyadari keseriusan pemerintah dalam memberantas korupsi. Untuk mempercepat upaya pemberantasan korupsi, pemerintah Singapura pada tahun 1960 mengesahkan undang-undang anti korupsi yang baur yang disebut Prevention of Corruption Act (PCA). Pemberantasan korupsi oleh CPIB bisa berhasil juga karena adanya beberapa wewenang yang mendukung mereka dalam undang-undangbaruiniuntukmengungkapkan kasus korupsi. CPIB memiliki kewenangan utama yaitu:1) Kewenangan penahanan, menyatakan bahwa Direktur Singapura atau

penyidik khusus CPIB Singapura dapat tanpa surat perintah menangkap atau menahan setiap orang yang melakukan delik menurut PCA atau mereka yang diadukan atau telah diterima informasi yang dapat dipercaya dengan dugaan telah melakukan perbuatan tindak pidana korupsi. Selanjutnya tersangka dapat digeledah dan disita semua benda yang ditemukan padanya. Hal tersebut dapat dilakukan jika ada alasan untuk dipercayakan sebagai hasil atau bukti dari kejahatannya, dengan suatu ketentuan bahwa tersangka perempuan hanya dapat digeledah oleh penyidik khusus perempuan. Tersangka tersebut hanya dapat dibebaskan dengan jaminan yang diberikan oleh direktur CPIB Singapura, penyidik khusus CPIB Singapura, atau perwira kepolisian.

2) Kewenangan penyidikan, memberikan Direktur CPIB Singapura atau penyidik khusus CPIB Singapura wewenang berkaitan dengan penyidikan setiap delik berdasarkan Criminal Prosedur Code. Hal ini berarti mereka dapat dianggap sama dengan perwira polisi pangkat inspektur ke atas.

3) Kewenangan khusus penyidikan, berarti ketika penuntut umum telah menyatakan suatu delik berdasarkan PCA telah dilakukan maka dapat memberi kuasa kepada direktur CPIB Singapura atau setiap perwira polisi dengan pangkat minimal Assistant Superintendent atau penyidik khusus CPIB Singapura untuk melakukan penyidikan dengan cara atau modus sesuai dengan yang tertera dalam surat perintah. Pejabat tersebut dapat menyidik segala rekening ataupun safe deposit box di suatu bank disertai kuasa yang cukup untuk mengungkapkannya. Apabila ada pihak yang menghalangi atau menolak memberikan informasi tersebut akan dikenai hukuman denda atau kurungan atau keduanya. Hal ini akan meningkatkan efek jera kepada pihak-pihak pemegang kunci informasi dalam mengungkap kasus korupsi di Singapura. Semua kegiatan sehubungan dengan kewenangan khusus penyidikan ini harus tetap sesuai denngan Criminal Prosedur Code.

4) Kewenangan penggeledahan, diberikan kepada penyidik khusus CPIB Singapura Singapura atau perwira polisi untuk memasuki tempat itu dengan paksa jika perlu menggeledah, menyita, dan menahan dokumen, benda, atau harta benda maksud. Alasan lainnya adalah jika perintah penggeledahan ditunda maka benda yang digeledah akan hilang. Oleh sebab itu, penyidi khusus CPIB Singapura atau perwira polisi dapat melaksanakan segala

Halaman 7 dari 17

Page 9: Makalah Kelompok 2 (Fix)

wewenang tersebut secara penuh dan cukup seperti dia diberi kuasa untuk berbuat demikian dengan surat perintah.

5) Kewenangan penuntutan dan perlindungan informan meliputi adanya persetujuan untuk melakukan tuntutan sesuai dengan Pasal 33 PCA. Sedangkan untuk melindungi informan saksi tidak diwajibkan untuk mengungkap nama dan alamat seorang informan atau memberikan sesuatu pernyataan yang dapat menjurus kepada ditemukannya informan tersebut. Hal ini juga terjadi di negara kita melalui Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.

Penelitian yang dilakukan oleh Robert Klitgaard di Singapura menunjukkan bahwa langkah strategis CPIB dalam memberantas korupsi antara lain:1. Mengubah imbalan dan hukuman.

Imbalan (reward) diberikan kepada mereka yang menolak suap, yaitu dalam bentuk surat pujian dan jaminan kenaikan pangkat di masa depan. Sedangkan, hukuman yang diberikan adalah sanksi administratif yang dapat mempengaruhi masa depan dan karier.

2. Mengumpulkan informasi.Pengumpulan informasi dilakukan untuk mendukung investigasi yang akan dilaksanakan terhadap aparat yang diduga korup. Sesuai wewenang yang ada, CPIB memiliki akses yang luas terhadap perolehan kekayaan pejabat dan keluarganya.

3. Menyusun kembali hubungan atasan-pegawai-klien.Dalam meninjau ulang prosedur administrasi departemen-departemen yang ada, CPIB dapat mengusulkan restrukturisasi dengan memindahkan pegawai atau atasan dari satu tempat kerja atau divisi ke tempat kerja atau divisi yang lain. Hal ini dilakukan untuk mengurangi peluang terjadinya tindak korupsi.

4. Mengubah sikap terhadap korupsi.Tindakan pencegahan dilakukan dengan memberikan pesan-pesan moral kepada perusahaan, organisasi, dan masyarakat umum untuk menghindari tindak korupsi.

Dari sisi struktur kelembagaan, CPIB berada dibawah Kantor Perdana Menteri (Prime Minister’s Office). CPIB dipimpin oleh Direktur (Director) yang ditunjuk oleh Presiden Singapura. Presiden juga dapat memilih Wakil Direktur (Deputy Director) dan sejumlah asisten serta investigator khusus. Direktur CPIB membawahi 3 (tiga) departemen yaitu Departemen Operasi (Operations Department), Departemen Urusan Korporasi (Corporate Affairs Department), dan Departemen Investigasi (Investigation Department). Dibawah ini (Gambar 3) merupakan struktur organisasi dari CPIB.

Halaman 8 dari 17

Page 10: Makalah Kelompok 2 (Fix)

b.2. Perangkat Perundangan Anti KorupsiUntuk membuat lembaga anti korupsi yang kuat haruslah ditunjang dengan “senjata” yang memadai dalam memerangi korupsi, yaitu peraturan perundangan. Pemberantasan korupsi memerlukan perangkat undang-undang anti korupsi yang efektif karena dengan instrumen hukum ini dapat diberikan jaminan kepastian hukum dan jaminan keadilan yang lebih objektif. Singapura memiliki undang-undang anti korupsi yang selalu dikembangkan dan disesuaikan dengan dinamika lingkungan internal dan eksternal. Pengembangan perundangan anti korupsi di Singapura dilakukan dengan beberapa amandemen atau perubahan yang dianggap perlu untuk mengantisipasi masalah secara kontekstual. Amandemen dilakukan bukan untuk merubah isi, tetapi untuk memperluas daya jangkau perundangan dalam rangka efektifitas pemberantasan korupsi. Terminologi korupsi, misalnya, dalam perundangan Singapura (Prevention of Corruption Act) adalah “The asking, receiving or agreeing to

Halaman 9 dari 17

diolah dari https://www.cpib.gov.sg/about-us/organisation-structure tanggal 23 Januari 2015

Gambar 3: Struktur Organisasi CPIB Singapura

Page 11: Makalah Kelompok 2 (Fix)

receive, giving, promising or offering of any gratification as an inducement or reward to a person to do or not to do any act, with a corrupt intention” . Jadi, korupsi diartikan sebagai upaya meminta, menerima, atau menyetujui untuk meminta, memberi, menjanjikan atau menawarkan gratifikasi sebagai inducement atau hadiah kepada orang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu hal, dengan maksud yang korup.Instrumen utama perundangan di Singapura terkait dengan pemberantasan korupsi adalah:1. Prevention of Corruption Act (PCA);2. Corruption, Drug Trafficking and Other Serious Crimes (Confiscation of

Benefits) Act.PCA diundangkan pada tanggal 17 Juni 1960 sebagai langkah yuridis untuk memperkuat keberadaan CPIB dengan memberikan kewenangan yang luar biasa dalam upaya pemberantasan korupsi. Unsur penting dalam PCA yaitu:

3. Ruang lingkup diperluas menjadi 37 section, dimana dalam Prevention of Corruption Ordinance sebelumnya hanya mempunyai 12 section. PCA yang berlaku saat ini merupakan hasil amandemen pada tahun 1993;

4. Korupsi secara jelas didefinisikan dalam berbagai bentuk gratifikasi dalam section 2 yang juga mendefinisikan untuk pertama kali CPIB dan Direkturnya;

5. Hukuman untuk pelaku korupsi ditingkatkan menjadi hukuman penjara maksimal 5 tahun dan/atau denda maksimal S$ 10.000 dalam section 5 (dalam section lain hukuman penjara maksimal 7 tahun). Hukuman denda ditingkatkan menjadi maksimal S$ 100.000 sejak tahun 1989.

6. Bagi yang terbukti menerima gratifikasi secara ilegal harus membayar kembali suap yang diterimanya sebagai tambahan atas hukuman yang dikenakan di pengadilan. Di Singapura, seluruh public official termasuk pegawai CPIB dilarang untuk menerima barang apapun dari pihak manapun. Setiap penerimaan barang harus di-declare dan diserahkan untuk menjadi properti instansi atau aset negara. Pada prinsipnya, seluruh pegawai menerima jaminan kesejahteraan dari negara, sehingga penerimaan pendapatan diluar dari apa yang disediakan oleh negara dianggap pelanggaran. Penekanannya disini adalah terletak pada profesionalisme pegawai.

7. Memberikan kewenangan yang lebih luas bagi CPIB seperti kewenangan kepada personil untuk melakukan penangkapan dan menyelidiki orang yang ditahan (section 15), kewenangan kepada penuntut umum untuk mengijinkan direktur dan personil senior CPIB menyelidiki rekening bank orang yang dicurigai melanggar PCA (section 17), dan kewenangan kepada personil CPIB untuk memeriksa rekening pejabat publik termasuk milik istri, anak, atau agennya yang diperlukan.

Pada perkembangannya, PCA diamandemen secara ekspansif untuk memberikan kewenangan yang sangat luas kepada CPIB. Seluruh kasus korupsi, baik aktif maupun pasif, dan para pelaku potensial korupsi, sektor publik, swasta, dan individu di dalam maupun di luar negara Singapura, dapat dijerat oleh pasal-pasal kriminal korupsi di PCA.

Halaman 10 dari 17

Page 12: Makalah Kelompok 2 (Fix)

Corruption, Drug Trafficking and Other Serious Crimes (Confiscation of Benefits) Act disahkan tahun 1999 untuk menggantikan Corruption (Confiscation of Benefits) Act tahun 1989. Undang-undang ini diamandemen untuk terakhir kalinya pada tahun 2001. Hasil amandemen terakhir ini memberikan kewenangan kepada pengadilan untuk membekukan dan mengambil alih properti dan aset hasil korupsi, perdagangan obat terlarang, dan kejahatan berat lainnya. Undang-undang ini mengatur hukuman denda maksimal S$ 200.000 dan/atau hukuman penjara maksimal 7 tahun untuk mereka yang menyembunyikan atau mentransfer hasil korupsi, perdagangan obat terlarang, dan kejahatan berat lainnya.

b.3. Effective AdjudicationDeteksi yang handal dan penegakan hukum secara tegas harus dilengkapi dengan ajudikasi yang efektif. Penuntutan dan keyakinan pengadilan berikutnya memiliki pencegahan tertentu pada pelanggar. Ini juga memiliki pencegahan umum pada pola pikir masyarakat secara umum. Dibantu oleh sistem hukum yang sulit, pengadilan berhasil menciptakan rezim hukuman yang cukup jera, keras dan jelas, serta menimbulkan pesan bahwa korupsi tidak menyebar.Ada transparansi dalam proses peradilan karena semua proses pengadilan yang terbuka, dengar pendapat publik. Keputusan didokumentasikan dan tunduk pada pengawasan publik. Kedua jaksa dapat mengajukan banding terhadap keputusan yang dibuat oleh Pengadilan. Hukuman pengadilan, telah mengirimkan pesan yang kuat kepada rusak dan calon pelaku untuk berpikir dua kali sebelum melakukan tindakan korupsi.Sebagai bagian dari hukuman, pengadilan juga akan mengenakan denda pada pelaku sebesar sama dengan jumlah suap yang telah diambil pelaku. Jadi sekali lagi ini mengirimkan pesan yang jelas bahwa pelaku tidak diperbolehkan untuk menikmati salah satu keuntungan nya yang didapatkan.

b.4. Efficient AdministrativeDi samping langkah-langkah hukum yang berhubungan dengan pelaku korupsi, pendekatan proaktif untuk mengekang korupsi diadopsi pada Pemerintah. Dengan dukungan penuh dari DPR dan Kepala departemen pemerintah, aturan dan peraturan yang ketat telah dirumuskan untuk mengatur perilaku pejabat publik. Sebuah standar yang tinggi disiplin dituntut dari petugas tersebut seperti:a) seorang petugas publik tidak bisa meminjam uang dari setiap orang yang

memiliki hubungan kerja dengan dia;b) utang dan kewajiban tanpa jaminan petugas publik tidak bisa kapan saja lebih

dari tiga kali gaji bulanannya;c) seorang petugas publik tidak dapat menggunakan informasi resmi untuk lebih

kepentingan pribadi nya;d) seorang petugas publik diperlukan untuk menyatakan aset nya pada

pertemuan pertama nya dan juga per tahun;e) petugas publik tidak dapat terlibat dalam perdagangan atau bisnis atau

melakukan bagian-waktu kerja tanpa persetujuan; danf) seorang petugas publik tidak dapat menerima hiburan atau hadir dalam

bentuk apapun dari anggota masyarakat.Sekali lagi komitmen politik pemerintah yang tinggi dalam memberantas korupsi adalah faktor utama dan terpenting dari keberhasilan Singapura untuk mencegah

Halaman 11 dari 17

Page 13: Makalah Kelompok 2 (Fix)

dan meredam korupsi. Salah satu cara untuk memancing kuatnya political will tersebut adalah dengan memberikan gaji yang besar kepada para pemegang jabatan. Selain itu pemberian reward and punishment memang terkenal ampuh di dalam kondisi korupsi yang mengancam di segala bidang. Hal ini berdampak sangat besar karena para pemangku jabatan akan bekerja dengan lebih maksimum tanpa perlu menumpuk kekayaan untuk dirinya sendiri yang berasal dari negara. Hal ini sukses tergambar pada profil Perdana Menteri Singapura yang digaji 17,6 milyar rupiah per tahun. Angka ini jauh melampaui Kepala Eksekutif Hong Kong, Presiden USA Barrack Obama dan Presiden Irlandia serta Presiden Afrika.

c. Pencegahan Korupsi di SingapuraFaktor utama dan terpenting dari keberhasilan Singapura untuk mencegah dan meredam korupsi yaitu adanya tone of the top di Singapura. Hal ini tercermin dengan adanya political will yang tinggi dari pemerintah Singapura untuk memberantas korupsi. Political will ini terutama ditunjukkan oleh Lee Kuan Yew, Perdana Mentri Singapura  melalui pidatonya yang terkenal yaitu, “no one, not even top government officials are immuned from investigation and punishment for corruption”. Political will yang besar ini kemudian ditunjukkan melalui pembentukan CPIB. Strategi Singapura untuk pencegahan dan penindakan korupsi memfokuskan terhadap empat hal utama. Keempatnya yaitu, Effective Anti-Corruption Agency; Effective Acts (or Laws); Effective Adjudication; dan Efficient Administration. Seluruh pilar tersebut dilandasi oleh strong political will against corruption dari pemerintah.Pencegahan korupsi di Singapura dibuat dengan membuat serangkaian kebijakan-kebijakan yang bias menghindarkan/mengurangi kesempatan ataupun niat untuk melakukan perbuatan korupsi. Dalam menjalankan upaya pencegahan, CPIB menempuh beberapa cara yaitu:1. Review of Work Methods. CPIB memiliki wewenang untuk menganalisis metode

kerja dan prosedur suatu lembaga untuk meminimalkan tingkat korupsi.CPIB melakukan evaluasi di seluruh instansi pemerintah dimana cara dan prosedur kerja diperbaiki untuk menghindari penundaan pemberian ijin atau lisensi dan mencegah pegawai negeri menerima suap dari masyarakat untuk mempercepat perijinan; Sebagaimana telah disampaikan di atas, CPIB memiliki wewenang untuk menganalisis metode kerja dan prosedur suatu lembaga untuk meminimalkan tingkat korupsi.

2. Declaration of Non-Indebtedness. Setiap pegawai negeri di Singapura diharuskan membuat pernyataan bahwa ia bebas dari hutang budi yang terkait dengan uang setiap tahunnya. Hal ini didasari keyakinan bahwa pegawai negeri yang memiliki hutang budi dapat dengan mudah dieksploitasi oleh pihak lain dan menjadikannya tidak obyektif dalam melayani masyarakat.

3. Declaration of Assets and Investments. Aturan ini mewajibkan setiap pegawai negeri menyatakan kekayaan dan investasinya pada saat ia diangkat menjadi pegawai negeri dan setiap tahunnya, termasuk jumlah tanggungan yang dimilikinya (pasangan dan anak-anaknya). Apabila seorang pegawai negeri memiliki kekayaannya yang tidak sesuai dengan gajinya, ia harus menjelaskan dari mana ia dapat memperolehnya. Selanjutnya apabila ia memiliki sejumlah saham di perusahaan swasta, ia akan diminta untuk mendivestasikan kepemilikannya untuk menghindari konflik kepentingan.

Halaman 12 dari 17

Page 14: Makalah Kelompok 2 (Fix)

4. Non-Acceptance of Gifts. Pegawai negeri di Singapura dilarang untuk menerima segala bentuk hadiah dalam bentuk uang ataupun bentuk lainnya dari masyarakat yang dilayaninya atau orang yang memiliki kepentingan terhadap pekerjaan aparat tersebut karena dikhawatirkan akan terjadi penyuapan. Mereka juga dilarang untuk menerima suguhan hiburan. Pada kondisi dimana mereka tidak mungkin menolaknya (seperti cinderamata dari kunjungan resmi), mereka boleh menerimanya dan menyerahkan kepada kepada departemen. Namun demikian, mereka dapat menyimpan bingkisan tersebut apabila mereka membayar sesuai dengan nilai yang ditaksir oleh official valuer yang ditunjuk oleh Departemen Keuangan.

5. Public Education. Sebagai bagian dari upaya mencegah korupsi, CPIB melakukan diseminasi mengenai buruknya dampak korupsi kepada pegawai negeri, khususnya mereka yang bekerja di instansi-instansi penegakan hukum dan mereka yang berpeluang untuk menerima suap dan tindak korupsi lainnya, seperti perpajakan, bea cukai dan imigrasi. Selain itu, pemerintah Singapura menyadari bahwa sikap anti-korupsi harus ditanamkan semenjak dini. Oleh sebab itu CPIB sebagai lembaga pemberantas korupsi melakukan Learning Journey Briefing bagi siswa-siswi sekolah di Singapura.

Reformasi administrasi pemerintahan yang tertuang dalam pernyataan motto yakni Integrity, Service, Excellence yang dipahami sebagai visi bersama oleh seluruh jajaran instansi pemerintah mulai dari pimpinan hingga staf.Lebih lanjut reformasi tersebut juga dilakukan melalui Public Services for the 21st Century (PS21) Movement, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan dan memangkas birokrasi.Selanjutnya guna memperbaiki profesionalisme dan kinerja aparat pemerintah, Singapura mengeluarkan Government Instruction Manual. Aturan ini mengatur perilaku dan disiplin pegawai negeri yang mencakup larangan menerima hadiah, melakukan investasi di sektor swasta, dan membuat pernyataan bebas hutang budi dengan siapa pun. Kemudian aturan tersebut juga melarang keterlibatan kontraktor yang terbukti korupsi dalam proyek-proyek pemerintah, serta memutuskan kontrak dengan pihak ketiga apabila terbukti terjadi praktik-praktik korupsi. Kemudian untuk meningkatkan kesadaran (awareness) terhadap korupsi, CPIB Singapura secara aktif melakukan kampanye dan pendidikan anti korupsi bekerja sama dengan Civil Service College (CSC) di seluruh instansi pemerintah. Peran serta masyarakat juga dilibatkan dalam mengawasi pelayanan publik, membuat pengaduan atas apabila ada indikasi tindak korupsi di instansi pemerintah, dan ikut mengawasi jalannya peradilan kasus-kasus korupsi. Hal lain yang tidak kalah penting dalam langkah pencegahan korupsi adalah perbaikan kesejahteraan pegawai negeri (remunerasi). Pemerintah Singapura menyadari bahwa kesejahteraan birokrat mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku korupsi. Pegawai negeri seringkali tergoda untuk menerima suap apabila penghasilan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, Pemerintah Singapura mengeluarkan kebijakan bahwa saat ini gaji pegawai, khususnya pegawai baru (entry level) di sektor pemerintah sama besarnya dengan sektor swasta dan gaji PM Singapura merupakan gaji Kepala Negara tertinggi di dunia. Kebijakan untuk memperbaiki remunerasi tersebut memang tidak dilakukan secara cepat namun dengan cara bertahap dan memiliki keterkaitan erat dengan angka korupsi yang berhasil dikendalikan pemerintah.

Halaman 13 dari 17

Page 15: Makalah Kelompok 2 (Fix)

Dalam penindakan kasus korupsi yang tegas dan tidak pandang bulu yang dilaksanakan oleh CPIB sangat efektif memberikan efek jera dan menekan angka korupsi. Sanksi sosial dari masyarakat yang terkenal sangat tidak mentolerir perbuatan korupsi yang dijatuhkan masyarakat jauh lebih berat dibandingkan keputusan pengadilan.Selain itu, pencegahan korupsi lebih efektif karena adanya dukungan yang kuat dari seluruh lapisan masyarakat. Mereka menyuarakan pemberantasan korupsi secara berkesinambungan, mendorong pemerintah untuk membangun negara yang bersih dari segala macam bentuk penyelewengan uang negara. Masyarakat berpartisipasi mengamati dan melaporkan jika ada indikasi penyelewengan yang dilakukan oleh para pejabat negara.

d. Hasil pemberantasan korupsi di singapuraHasil yang didapat dari upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yang dilakukan Singapura antara lain:1. Peningkatan indeks persepsi korupsi (berdasarkan transparency.org) dari tahun 2000

s.d tahun 2010;2. Predikat negara terbersih di ASEAN selama lebih dari 10 tahun;3. Menjadi negara dengan indeks persepsi korupsi paling tinggi di Asia yang

menandakan bahwa Singapura merupakan negara paling bersih dari korupsi se-Asia;4. Birokrasi menjadi tidak berbelit-belit dan tanpa praktik korupsi (birokrasi bersih);5. Peningkatan perekonomian yang sangat pesat (GDP 2014 US$326,5 billion);6. Peningkatan pendapatan per kapita karena pesatnya pertumbuhan ekonomi (2014

US$ 60.410 per capita).

Tabel 1: Indeks Persepsi Korupsi SingapuraYear Index rank total country2000 92 4 912001 93 5 1022002 94 5 1332003 94 5 1592004 94 5 1632005 94 5 1592006 94 5 1632007 93 4 1802008 92 4 1802009 92 3 1802010 93 3 1782011 92 5 1832012 87 5 1762013 86 6 1772014 84 7 175

Sumber: Transparency Internasional

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Singapura dalam memberantas korupsi antara lain sebagai berikut:1. Adanya political will yang tinggi dari pemerintah untuk memberantas korupsi.

Halaman 14 dari 17

Page 16: Makalah Kelompok 2 (Fix)

Political will ini terutama ditunjukkan oleh Lee Kuan Yew, Perdana Menteri Singapura melalui pidatonya yang terkenal pada tahun 1979 dan Minister for Home Affairs, Ong Pang Boon sebagaimana yang dikatakannya di depan Legislative Assembly. "Tidak seorang pun, meskipun pejabat tinggi negara yang kebal dari penyelidikan dan hukuman dari tindak korupsi”

2. Kuatnya hukum terutama peraturan mengenai anti korupsi.Berbagai peraturan anti korupsi mengatur mengenai:a. Memperkuat fungsi pengadilan.b. Memperkuat para investigator (penyidik) dengan kekuasaan yang dapat

mendukun pelaksanaan tugasnya.c. Memberi kekuasaan pada para prosecutor public untuk mendapatkan informasi

dari berbagai pihak.d. Memberi pengertian kepada masyarakat mengenai tugas dan fungsi CPIB

sehingga masyarakat dapat memberi dukungan terhadap tugas dan fungsi dari lembaga ini.

3. Adanya hukuman yang berat bagi koruptor.Seseorang yang terbukti melakukan korupsi dapat dikenai hukuman hingga $100,000 atau hukuman penjara selama 5 tahun. Apabila koruptor tersebut berasal dari sektor publik yang artinya ia akan merugikan negara dengan korupsinya maka hukuman bisa dinaikkan hingga 7 tahun.

4. Adanya pendidikan anti-korupsi.Pemerintah Singapura menyadari bahwa sikap anti-korupsi harus ditanamkan semenjak dini. Oleh sebab itu CPIB sebagai lembaga pemberantas korupsi melakukan Learning Journey Briefing bagi siswa-siswi sekolah menengah pertama di Singapura.

5. Adanya analisis mengenai metode kerja.CPIB memiliki wewenang untuk menganalisis metode kerja dan prosedur suatu lemabaga untuk meminimalkan tingkat korupsi.

6. Adanya deklarasi asset dan investasi.Setiap aparat publik harus memberitahukan, saat dia diangkat dan setiap tahunnya, mengenai daftar kekayaan dan investasi yang dimilikinya termasuk jumlah tanggungan yang dimilikinya. Apabila aparat tersebut mendapatkan kekayaan lebih dari yang seharusnya bisa didapat dari gaji yang diterimanya, maka dia akan ditanyai mengenai bagaimana cara ia mendapatkan kekayaannya tersebut. Apabila aparat publik memiliki saham pada perusahaan swasta, ia dapat diminta untuk melepaskan kepemilikan saham tersebut untuk menghindari conflict of interest.

7. Larangan menerima hadiah.Aparat publik tidak diperbolehkan untuk menerima segala bentuk hadiah dalam bentuk uang ataupun bentuk lainnya dari orang yang memiliki kepentingan terhadap pekerjaan aparat tersebut karena dikhawatirkan akan terjadi penyuapan. Menurut PCA, segala sesuatu yang dimaksud dengan penyuapan adalah:a. Uang atau hadiah, pinjaman, bayaran, penghargaan, jabatan, barang berharga,

barang atau bunga dari suatu barang dengan berbagai definisi yang dapat dipindahkan ataupun tidak dapat dipindahkan,

b. Kantor, jabatan atau perjanjian kerja,

Halaman 15 dari 17

Page 17: Makalah Kelompok 2 (Fix)

c. Pembayaran, pembebasan hutang, likuidasi hutang, obligasi atau pinjaman apapun baik seluruh ataupun sebagian,

d. Jasa-jasa lainnya, keuntungan dengan berbagai definisi, termasuk perlindungan dari berbagai hukuman yang menggunakan kekuasaan resmi,

e. Berbagai aksi atau gratifikasi yang terkait dengan berbagai hal yang telah disebutkan sebelumnya

4. KESIMPULAN DAN SARANa. Kesimpulan

1) Sama halnya dengan di Indonesia, praktik korupsi di Singapura terjadi dari kalangan pejabat tinggi hingga pejabat rendahan. Risiko terjadinya praktik korupsi selalu melekat pada birokrasi pemerintahan di negara manapun. Begitu juga di Singapura, praktik korupsi menjadi ancaman terbesar bagi stabilitas negara.

2) Meskipun masih terjadi praktik korupsi di beberapa sektor strategis, indeks pemerintah bersih Singapura tetap tertinggi di Asia. Ini menunjukkan langkah anti-korupsi di Singapura relatif efektif;

3) Strategi Singapura untuk pencegahan dan penindakan korupsi memfokuskan terhadap empat hal utama. Keempatnya yaitu, Effective Anti-Corruption Agency; Effective Acts (or Laws); Effective Adjudication; dan Efficient Administration. Seluruh pilar tersebut dilandasi oleh strong political will against corruption dari pemerintah. Selain itu, kesadaran dari masyarakat turut berperan penting dalam pemberantasan korupsi di Singapura;

4) Hasil yang didapat dari upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yang dilakukan Singapura bisa dikatakan berhasil. Hal ini menjadikan Singapura menjadi negara dengan indeks persepsi korupsi paling tinggi di Asia dan memperoleh predikat negara terbersih di ASEAN selama lebih dari 10 tahun.

b. SaranPrestasi Singapura dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dapat dikatakan sudah baik. Oleh karena itu, negara-negara dengan IPK yang rendah seperti Indonesia, dapat mempelajari dan mencontoh langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan korupsi dari Singapura.

Halaman 16 dari 17

Page 18: Makalah Kelompok 2 (Fix)

DAFTAR PUSTAKA

Adhyaksa Indonesia. 2014. Kejaksaan Singapura dan Supremasi Hukum. http://www.adhyaksaindonesia.com/?p=371 diakses tanggal 23 Januari 2015.

Azis, Abby P., dkk. 2012. Pemberantasan Korupsi di Singapura. Tangerang: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

Bahri, Samsul, dkk. 2012. Perbandingan Administrasi Negara. http://allaboutadministration.blogspot.com/2012/04/perbandingan-pemberantasan-korupsi.html diakses tanggal 22 Januari 2015.

BPKP. Tanpa Tahun. Pengantar Fraud Control Plan. Materi Presentasi (slide PowerPoint) Pendidikan dan Pelatihan Fraud Control Plan.

Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB). 2015. Organisation Structure. https://www.cpib.gov.sg/about-us/organisation-structure diakses tanggal 23 Januari 2015.

Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB). 2015. Preventive Measures. https://www.cpib.gov.sg/education/preventive-measures diakses tanggal 23 Januari 2015.

Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB). 2015. What is Corruption. https://www.cpib.gov.sg/education/what-corruption diakses tanggal 22 Januari 2015.

Cuellar , Jeff . 2014. Singapore’s Top 5 Corruption Cases (So Far). http://blog.moneysmart.sg diakses tanggal 23 Januari 2015.

Helmanita, Karlina, et al. 2011. Pendidikan Anti Korupsi Perguruan Tinggi. Jakarta: Center for Study of Religion and Culture.

Hin, Koh Teck. Tanpa Tahun. Corruption Control in Singapore. www.unafei.or.jp/english/pdf/RS_No83/ No83_17VE_Koh1 diakses pada Sabtu 24 Januari 2015

Indrayani, Rahayu. 2014. Pemberantasan Korupsi di Singapura. https://rahayuindrayani.wordpress.com/2013/11/13/pemberantasan-korupsi-di-singapura/ diakses tanggal 23 Januari 2015.

Mulyadi. 2014. Pemberantasan Korupsi Di Singapura. http://www.slideshare.net/mulyadiyusuf56/pemberantasan-korupsi-di-singapura-mulyadi diakses tanggal 23 Januari 2015.

The Heritage Foundation. 2014. Singapore. http://www.heritage.org/index/country/singapore diakses tanggal 22 Januari 2015.

Transparency International. 2014. Corruption by Country/Territory: Singapore. www.transparency.org/country#SGP diakses tanggal 23 Januari 2015.

Transparency International. 2014. Corruption Perceptions Index 2014: Results. www.transparency.org/cpi2014/results diakses tanggal 22 Januari 2015.

Waskito, Hari. 2014. Pemberantasan Korupsi di Negara Lain: Keberhasikan Singapura Menjadi Negara Bebas Korupsi. www.academia.edu/4417948/Pemberantasan_Korupsi_di_Negara_Lain_Singapura diakses tanggal 23 Januari 2015.

Wikipedia Bahasa Indonesia. 2014. Singapura. http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura diakses tanggal 22 Januari 2015.

http://www.transparency.org, diakses pada Jumat 23 Januari 2015http://www.cpib.gov.sg, diakses pada Jumat 23 Januari 2015

Halaman 17 dari 17