makalah kelompok 1(pkn)editan dadi

17
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Kelompok 1 : Cita Kurniawati Dwi Wahyuni Nila Ambar S Siwi Aji W Aji Indo S Alifia Desy W Alif U. Cahyo A Amalia Nur H Amita R Ana Ulfa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Upload: aexmoo

Post on 07-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

jhjkh

TRANSCRIPT

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA

makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Kelompok 1: Cita Kurniawati Dwi Wahyuni

Nila Ambar S Siwi Aji W Aji Indo S Alifia Desy W Alif U. Cahyo A Amalia Nur H Amita R Ana UlfaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret

SURAKARTA

2011Kata Pengantar

Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, kareana dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KEBEBASAN BERAGAMA. Makalah yang kami susun ini merupakan salah satu tugas matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan

Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Sebagai manusia biasa, kami berusaha dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, dan sebagai manusia biasa juga kami tidak luput dari segala kesalahan dan kekhilafan dalam menyusun makalah ini.

Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan sudi membagi ilmunya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Tak lupa juga kami ucapakan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.

Untuk menyempurnakan makalah ini, kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Sehingga di kemudian hari kami dapat menyempurnakan makalah ini dan kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.

Surakarta, 14 November 2011

PenyusunHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Warga negara merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Dengan demikian, warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negaranya. Warga negara memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting bagi kemajuan dan bahkan kemunduran sebuah bangsa. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh Undang-undang yang dibuat oleh negara tersebut. Dalam Undang-undang juga tercantum hak dan kewajiban warga negara. Salah satu hak warga negara adalah hak untuk memeluk agama sesuai dengan pancasila sila pertama yang dikuatkan oleh UUD 1945 pasal 29 ayat 2 yang berbunyi Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu .

Indonesia merupakan negara yang berbhineka tunggal ika, dengan keanekaragaman golongan, suku, ras, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan beragama, maka perlu adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Dalam kehidupan beragama keseimbangan antara hak dan kewajiban sangatlah penting untuk tetap menjaga kesatuan bangsa. Selain itu adanya sikap toleransi antara sesama warga negara juga diperlukan dalam upaya menselaraskan hubungan hak dan kewajiban dalam kehidupan beragama.

Kasus pelanggaran prinsip kebebasan beragama terus bermunculan. Di tengah arus kencang demokratisasi, pemasungan kebebasan beragama justru makin marak. Aktualisasinya beragam, mulai dari ceramah atau tulisan bernada menghujat kelompok tertentu, penutupan rumah ibadah, aksi bersenjata, penyerbuan massal, intimidasi fisik dan psikologis, serta pemaksaan mengikuti aliran agama utama hingga terbitnya fatwa-fatwa keagamaan yang justru dianggap intoleran. Oleh karena itu, dikaji tentang hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan beragama.B. Rumusan Masalah

Ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan beragama?C. Tujuan

Adanya makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan beragama.D. Metode Penelitian

Makalah ini ditulis berdasarkan observasi pustaka. Dimana pustaka yang digunakan bersumber dari buku-buku yang sudah terjamin kebenarannya dan sesuai dengan pembahasan pada makalah ini, yaitu hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan beragama.BAB II

PEMBAHASANA. Pengertian Hak dan Kewajiban

Hak dan kewajiban pada dasarnya saling melengkapi satu sama lain. Dimana antara hak dan kewajiban harus tercipta keseimbangan sehingga dapat menimbulkan kesejahteraan bersama. Hak merupakan segala sesuatu yang dapat dimiliki seseorang yang telah melaksanakan kewajiban. Dan kewajiban merupakan salah satu contoh sikap tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Sebagai warga negara Indonesia hak dan kewajiban warga negara telah diatur dalam Pasal 27 sampai 34 UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain: 1. Hak warga negara

a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal ini menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan

b. Hak membela negara.

Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

Selain itu, dalam Pasal 30 ayat (1) juga dinyatakan Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

c. Hak berpendapat, berserikat dan berkumpul

Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. d. Hak kebebasan beragama dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya.Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945, di Pasal 29 ayat (2) dinyatakan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. e. Hak untuk mendapatkan pengajaran

Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945.

(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.

(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan UUD 1945.

f. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

Pasal 32 UUD 1945 ayat (1), Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. g. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial.

Pasal 33 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945 berbunyi:

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara (3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. h. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial. Pasal 34 UUD 1945 dijelaskan bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. 2. Kewajiban warga negara terhadap negara Indonesia, antara lain:

a. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

b. Kewajiban membela negaraPasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang telah ditulis sebelumnya.

c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara, seperti yang sudah dituliskan di atas pada Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.

d. Tertera pada pasal 29 ayat 2 bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

B. Hubungan antara Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Kehidupan Beragama berdasarkan Pancasila Sila Ketuhanan Yang Maha EsaPandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat merupakan falsafah kehidupan masyarakat. Pancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai jika ditumbuh kembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan masyarakat serta hubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila pancasila akan terkandung beberapa hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antar hubungan tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Hubungan vertikal

Adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hubungannya dengan itu, manusia memiliki kewajiban kewajiban untuk melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan hak-hak yang diterima manusia adalah rahmat yang tidak terhingga yang diberikan dan pembalasan amal perbuatan di akhirat nanti.

2. Hubungan horizontal

Adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya sebagai warga masyarakat, warga bangsa maupun warga negara. Hubungan itu melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang.

3. Hubungan alamiah

Adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam denagn segala kekayaannya. Seluruh alam dengan segala isinya adalah untuk kebutuhan manusia. Manusia berkewajiban untuk melestarikan karena alam mengalami penyusutan sedangkan manusia terus bertambah. Oleh karena itu, memelihara kelestarian alam merupakan kewajiban manusia, sedangkan hak yang diterima manusia dari alam sudah tidak terhingga banyaknya. Yang Maha Esa Berarti Maha Tunggal tiada sekutu baginya, Esa dalam Dzat-Nya dalam sifatnya maupun dalam perbuatannya. Pengertian dzat disini hanya Tuhan sendiri yang Maha Esa, Maha Mengetahui dan tidak mungkin digambarkan menurut akal pikiran manusia, karena dzat Tuhan adalah sesempurna-sempurnaNya, yang perbuatanNya tidak mungkin dapat disamakan dan di tandingi dengan perbuatan manusia yang serba terbatas, mengandung banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan, sedangkan manusia di hadapkan Tuhan adalah lemah.

Keberadaan Tuhan tidaklah disebabkan oleh keberadaan daripada makhluk dan siapapun sedangkan sebaliknya keberadaan makhluk dan siapapun justru di sebabkan oleh adanya kehendak Tuhan karena itu tuhan adalah Prima causa, yaitu sebagai penyebab pertama dan utama atas timbulnya sebab-sebab yang lain.

Dengan keyakinan demikian, Negara Indonesia didirikan atas landasan moral hukum yaitu berdasarkan ke-Tuhanan yang Maha esa, yang sebagai konsekuensinya, maka Negara menjamin kepada warga Negara dan penduduknya untuk memeluk agama dan untuk beribadat sesuai kepercayaaan seperti Pengertian terkandung dalam :

a) Pembukaan UUD 1945 alenia ke tiga yang antara lain berbunyi,

Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa

Dari bunyi kalimat itu membuktikan bahwa Negara Indonesia tidak menganut paham maupun mengandung sifat sebagai negara sekuler yakni suatu paham yang memisahkan secara tegas antara urusan Negara dan urusan agama.

Selain itu juga menunjukkan bahwa negara Indonesia bukan merupakan Negara agama, yaitu Negara yang didirikan atas landasan pancasila atau Negara Pancasila

b) Pasal 29 UUD 1945

1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Oleh karena itu, di dalam Negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap Tuhan Yang Maha Esa anti agama maupun sikap perbuatan yang menjurus pada pemaksaan didalam beragama. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi sumber utama nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia yang menjiwai dan mendasari serta membimbing perwujudan dari sila kedua sampai kelima. BAB III

KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban. Dimana Setiap hak dan kewajiban warga negara sudah diatur dalam UUD 1945. Salah satu nya adalah hak dan kewajiban dalam kehidupan beragama di Indonesia.

Indonesia adalah negara yang beragama. Hal ini sudah jelas tertulis dalam UUD 1945 yang merupakan landasan negara Indonesia. Selain itu, tidak dapat dipungkiri kita tidak hadir dengan sendirinya, karena kita diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan, negara kesatuan Republik Indonesia juga merupakan rahmat darinya.

Setiap warga negara Indonesia wajib mengakui Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya masing-masing. Dimana dalam hubungan-nya dengan sesama warga negara memiliki kewajiban untuk saling menghormati dan menjaga kerukunan antar umat beragama.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca memahami mengenai makna dari kebebasan beragama di Indonesia. Sehingga setelah membaca makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca, supaya dapat menghormati perbedaan agama yang ada. Karena kebebasan memeluk agama merupakan HAM bagi tiap manusia yang tidak dapat diganggu oleh orang lain.

Dengan adanya sikap saling menghormati inilah akan terbentuk kerukunan antar umat beragama. Sehingga terbentuk persatuan nasional yang kokoh. Dengan persatuan inilah akan terbentuk negara yang kuat, karena dibangun di atas kebersamaan rakyat-nya. Indonesia adalah negara yang tidak perlu lagi diragukan menerima dan mengakui kebebasan beragSSama, bahkan menempatkannya sebagai sesuatu yang konstitutif dan mengikat. Agar semangat dalam konstitusi itu tetap terjaga, pengaturan negara dalam hal kehidupan beragama tetap diperlukan.Daftar Pustaka

Winarno, 2008, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan : Edisi Kedua, Jakarta : Bumi Aksara.

Darmodiharjo., Darji, Santiaji Panasila, op cil hlm 40-48

Ahmad Suaedy, et.al., Islam, konstitusi, dan Hak Asasi Manusia : Problematika Hak Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia, Wahid Institute, Jakarta, 2009.

RM. A.B. Kusuma, Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2004

Eka Damaputera, Pancasila: Identitas dan Modernitas, Tinjauan Etis dan Budaya, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1987.

Davidson, Scoot,Hak Asasi Manusia,Grafiti, Jakarta,1999.