makalah - hmikomad1.files.wordpress.com fileii kata pengantar segala puji bagi allah, tuhan semesta...
TRANSCRIPT
MAKALAH
“ANALISA MODEL KEPEMIMPINAN RASUL UNTUK TERCIPTANYA
PEMIMPIN YANG ADIL DAN BIJAKSANA”
(TEMA B)
Disusun:
Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Intermediate Training (LK II)
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwokerto
Oleh :
RIRIN ULPHA BRIGITA
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
KOMISARIAT AHMAD DAHLAN I
CABANG SUKOHARJO
2018
i
ii
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat menjalankan
aktivitas sehari-hari. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
dan Rasul, Sang Revolusioner sejati, yakni Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia dari zaman kebodohan menuju kehidupan yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Suatu rahmat yang besar dari Allah SWT yang selanjutnya penulis syukuri sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Analisa Model Kepemimpinan
Rasul untuk Terciptanya Pemimpin yang Adil dan Bijaksana” ini untuk
memenuhi syarat mengikuti Intermediate Training (LK II) Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Cabang Purwokerto.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada kanda-kanda, ayunda-
ayunda, dan kawan-kawan yang telah memberikan dukungan moril dan materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan dari kawan-kawan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat dalam mengikuti
Intermediate Training (LK II), semoga makalah ini bermanfaat sebagai penambah
wawasan tentang peran pemudi dalam pembangunan.
Sukoharjo, September 2018
Penulis
Ririn Ulpha Brigita
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................3
C. Tujuan ........................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................4
A. Pengertian Kepemimpinan ...................................................................4
B. Gaya Kepemimpinan Rasulullah ........................................................6
C. Implementasi Kader HMI terhadap Kepemimpinan Rasul ........10
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................12
A. Kesimpulan ..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................13
1
1
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu wadah atau
tempat beraktivitas bagi mahasiswa Islam dalam mengembangkan berbagai
kemampuan atau potensi yang dimiliki; baik dirinya sebagai mahasiswa,
dirinya sebagai bagian dari alam semesta, maupun dirinya sebagai bagian dari
mahluk ciptaan Tuhan yang Esa.1
Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam merupakan sebuah organisasi
yang berada di lingkup nasional pertama sekaligus organisasi tertua di
Indonesia, terbukti bahwa sejak berdiri pada 5 Februari 1947, sampai
sekarang HMI masih tetap mampu menunjukkan jati diri sebagai organisasi
mahasiswa yang diperhitungkan di negeri ini. Sebagaimana tujuan HMI yaitu
“terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai
Allah Subhanahu wa Ta’ala”. Maka dalam mencapai tujuan tersebut, kita
selalu diajarkan di HMI untuk memberikan yang terbaik dari kita untuk
bangsa dan negara. Maka, berikanlah, karena dengan memberi yang terbaik,
kita akan memperoleh yang terbaik juga, baik di dunia maupun di akhirat.2
Setiap lembaga ataupun instansi memiliki tujuan dan cita-cita di
dalamnya sebagai proses untuk mencapai tujuannya. Lembaga atau instansi
dalam beroperasi membutuhkan suatu kesatuan perangkat yang berhubungan
sebagai motor penggerak lembaga atau instansi yaitu kepemimpinan,
manajemen dan organisasi. Kepemimpinan memainkan peranan yang penting
dalam organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi salah satunya ditentukan
oleh sumber daya yang ada dalam organisasi tersebut. Di samping itu faktor
yang sangat berperan penting adalah faktor kepemimpinan. Peran utama
kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.3
1
1Zakiul, Fikri, 2018, Di Bawah Naungan Khittah Perjuangan HMI, Istana Media, Yogyakarta. 2Azhar H. A., 2016, Himpunan Mahasiswa Islam dan Kesejahteraan: Konteks Indonesia, “Journal of Islamic Studies in Indonesia and
Southeast Asia”, 1 (1).
3Soliha E. dan Hersugondo., 2008, Kepemimpinan yang Efektif dan Perubahan Organisasi, “Fokus Ekonomi”, 7 (2), 83-93.
2
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan atau kekuasaan yang
digunakan oleh pemimpin untuk menggerakkan para pengikutnya dalam
mencapai visi atau tujuan organisasi. Kepemimpinan dan pemimpin
merupakan dua hal yang berbeda, meskipun keduanya tidak benar-benar
dapat dipisahkan. Pemimpin lebih mengacu kepada seseorang atau
sekelompok orang yang memimpin suatu organisasi (people), sedangkan
kepemimpinan diartikan sebagai sistem atau koordinasi aktivitas dari para
pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi (activity). Sistem tersebut
mencakup budaya, nilai-nilai, prosedur dan aturan-aturan yang berlaku untuk
menata dan menjadi dasar semua tindakan, perilaku dan pembuat keputusan.4
Membahas mengenai kepemimpinan tentu merupakan hal yang penting
dalam organisasi HMI, karena berorganisasi sangat membutuhkan seorang
pemimpin yang memiliki kemampuan untuk berperan dalam meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia. Daswati (2012) menyatakan bahwa para
pemimpin pada sebuah organisasi sedapat mungkin berperan sebagai penentu
arah bagi sumber daya manusia dan sedapat mungkin menjadi agen
perubahan, juru bicara dan pelatih. Berperan tidaknya seorang pemimpin
dalam mensukseskan organisasi tercermin pada gaya kepemimpinan yang
diterapkan untuk mempengaruhi para pengikutnya. Gaya kepemimpinan yang
dimaksud adalah gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan
pengikutnya dengan maksud mampu membuat pengikutnya beraksi bersama-
sama untuk mencapai tujuan suatu organisasi.5
Sebagai umat Islam tentunya contoh pemimpin yang paling ideal untuk
diikuti adalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam. Kepribadian Rasulullah
SAW sebagai manusia yang kepemimpinannya patut diteladani adalah
ketangguhan beliau untuk menjadi pribadi yang tidak dipengaruhi keadaan
masyarakat di sekitarnya yang masih jahiliyah. Kepribadian yang dimiliki oleh
Nabi Muhammad SAW sebagai kepribadian yang terpuji dan sempurna, terkenal
dengan sebutan sifat-sifat wajib bagi Rasul Allah, yang meliputi shiddiq,
amanah, tabligh dan fathanah. Dalam sejarah tercatat bahwa sosok
4Timotius K. H, 2016, Kepemimpinan dan Kepengikutan Teori dan Perkembangannya, CV Andi Offset, Yogyakarta. 5Daswati, 2012, Implementasi Peran Kepemimpinan dengan Gaya Kepemimpinan Menuju Kesuksesan Organisasi, “Jurnal Academica Fisip
Untad”, 04 (01).
3
Nabi Muhammad SAW berperan tidak hanya sebagai pemimpin dalam satu
hal saja, melainkan sebagai pemimpin dalam segi kehidupan meliputi politik,
ekonomi, militer, maupun dakwah. Rasulullah sangat memperhatikan
kebutuhan masyarakat, mendengar keinginan dan keluhan serta
memperhatikan potensi yang ada dalam masyarakat.6
Gaya kepemimpinan Rasulullah SAW inilah yang diharapkan dapat
diterapkan dalam pribadi kader HMI. Dengan mencontoh gaya
kepemimpinan beliau, kita sebagai kader HMI akan mampu setidaknya
menyempurnakan akhlak kita dan dapat memimpin HMI di masa mendatang,
sehingga diharapkan bisa bangkit kembali dan merajut masa kejayaan HMI.
B. Rumusan masalah
Dengan bertolak pada latar belakang diatas, maka penulis mencoba
mencoba merumuskan dalam butir-butir masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam?
3. Bagaimana implementasi kader HMI dalam mewujudkan gaya
kepemimpinan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
Wasallam.
3. Untuk mengetahui implementasi kader HMI dalam mewujudkan gaya
kepemimpinan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam.
6Sakdiah, 2016, Karakteristik Kepemimpinan dalam Islam (Kajian Historis Filosofis) Sifat-Sifat Rasulullah, “Jurnal Al-Bayan”, 22 (33).
4
BAB II
ISI
A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
1Kepemimpinan berasal dari bahasa inggris leadership yang berasal
dari kata leader. Kata leader muncul pertama kali pada tahun 1300-an,
sedangkan kata leadership muncul kemudian sekitar tahun 1700-an.7 Ada
banyak definisi kepemimpinan, salah satunya Ott (1996) mengungkapkan
definisi kepemimpinan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di
dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan dan perilaku orang
lain. Locke et al., (1991) juga mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses
dalam membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran
bersama. Sejalan dengan kedua pendapat di atas, Soehardi Sigit dalam
bukunya Teori Kepemimpinan Dalam Manajemen, mengutip pendapat
George R. Terry yang mengatakan bahwa, “leadership is the relationship in
which one person, the leader, influences the others to work together willingly
on related task to attain that which the leader desire” (Kepemimpinan adalah
hubungan di mana di dalamnya antara orang dan pemimpin saling
mempengaruhi agar mau bekerjasama berbagi tugas untuk mencapai
keinginan sang pemimpin).8
Sedangkan kepemimpinan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah suatu bentuk cara memimpin.9 Hal tersebut memiliki
arti bahwa kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan atau kemampuan
untuk mempengaruhi atau mengajak orang lain dalam usaha mencapai
suatu tujuan bersama.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan mengenai kepemimpinan, bahwa masalah kepemimpinan
7 Veithzal R. dan Deddy M., 2012, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Rajawali Press, Jakarta.
8 Rohim A. F. dan Iip W., 2001, Kepemimpinan Islam, UII Press Yogyakarta, Yogyakarta.
9 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta.
5
adalah masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak
yang memimpin dan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan
bersama, baik itu dengan membujuk maupun mempengaruhi. Maka dari
itu, dapat dipahami bahwa tugas seorang pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinanannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam
melaksanakan program yang ada, tetapi lebih dari itu ia juga harus
mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya atau masyarakatnya
untuk turut andil berperan secara aktif, sehingga akan memberikan
kontribusi yang positif pula.8
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan atau kekuasaan
yang digunakan oleh pemimpin untuk menggerakkan para pengikutnya
dalam mencapai visi atau tujuan organisasi. Kepemimpinan dan
pemimpin merupakan dua hal yang berbeda, meskipun keduanya tidak
benar-benar dapat dipisahkan. Pemimpin lebih mengacu kepada
seseorang atau sekelompok orang yang memimpin suatu organisasi
(people), sedangkan kepemimpinan diartikan sebagai sistem atau
koordinasi aktivitas dari para pemimpin untuk mencapai tujuan
organisasi (activity). Sistem tersebut mencakup budaya, nilai-nilai,
prosedur dan aturan-aturan yang berlaku untuk menata dan menjadi dasar
semua tindakan, perilaku dan pembuat keputusan.4
2. Komponen Utama dalam Pengertian Kepemimpinan
a. Visi atau Misi dan Tujuan
Visi adalah gambaran masa depan suatu organisasi yang akan
dicapai atau dibentuk. Visi baru bermakna jika semua pihak yang
terkait menjiwai dan mendukung serta melakukan tindakan yang tepat.
b. Pemimpin dan Kemampuannya
Kemampuan pemimpin dalam menggerakkan pengikut sangatlah
penting, karena tanpa kemampuan untuk menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas organisasi akan membuat kondisi yang kacau
6
balau. Kepemimpinan mengatur tata cara yang mempengaruhi
aktivitas para pengikutnya, dan tidak asal memerintah.
c. Pengikut
Pemimpin tidak dapat bekerja dengan tangan sendiri. Seseorang
dapat menjadi pemimpin jika sekurangnya didukung satu pengikut.
Pemimpin adalah seseorang yang memberi perintah kepada
pengikutnya. Memimpin berarti maju terus, menunjukkan jalan dan
memberi inspirasi kepada pengikut untuk mengikutinya.
d. Proses atau Gerakan
Gerakan pencapaian visi dapat dilakukan dengan salah satu atau
lebih strategi. Gerakan tersebut dapat dipicu berbagai cara seperti
pemberian hadiah/reward kepada pengikut, mengancam pengikut,
memberi penjelasan secara umum (public speaking), persuasi/
motivasi dan memberi tauladan (role models).
e. Kemampuan
Kemampuan kadang memerlukan kekuasaan. Kemampuan
bukanlah pengetahuan ataupun sains. Kekuasaan dapat dimiliki oleh
pemimpin untuk memerintah atau mendorong proses gerakan
pencapaian visi organisasi. Kekuasaan bisa diperoleh secara pasif
maupun aktif. Pemimpin bisa diangkat menjadi pimpinan atau pejabat
oleh atasan yang lebih tinggi, pemimpin tersebut berarti pasif. Secara
aktif, pemimpin bisa mengangkat dirinya sendiri, karena punya
kekayaan, status, keahlian tertentu atau dipromosikan oleh pihak lain.
Selain itu secara aktif juga bisa terjadi jika calon mempromosikan
dirinya sendiri sebagai pemimpin dihadapan orang-orang yang berhak
memilih.4
B. Gaya Kepemimpinan Rasulullah
Nabi Muhammad SAW dikirim sebagai rahmat untuk menunjukkan
kepada umatnya jalan yang lurus serta mengeluarkan mereka dari kegelapan
menuju cahaya, keimanan dan pengetahuan.
7
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya ayat 107).
Membahas mengenai ayat tersebut, memberikan makna bahwa Nabi
Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bukan hanya kepada
manusia melainkan untuk seluruh mahluk di muka bumi. Kasih sayang Nabi
Muhammad SAW bukan hanya kepada manusia, melainkan untuk seluruh
mahluk hidup di dunia.
Kepribadian yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebagai
kepribadian yang terpuji dan sempurna, terkenal dengan sebutan sifat-sifat
wajib bagi Rasul Allah, yang meliputi shiddiq, amanah, tabligh dan fathanah.
1. Shiddiq memiliki arti jujur. Sebagai suri tauladan ummat manusia, Nabi
Muhammad selalu jujur dalam perbuatan dan perkataanya. Begitupun
sebaliknya, akan mustahil bagi Rasululloh untuk melakukan hal tercela
seperti berdusta dan munafik. Sedangkan kejujuran di dunia ini merupakan
hal yang tak ternilai harganya. Mungkin terlihat gampang dilakukan,
namun tanpa sadar mungkin kita pernah beberapa kali berbohong dengan
seenaknya. Yang bisa kita lakukan untuk meniru sifat Nabi yang satu ini
adalah dengan mencoba bersikap jujur tak hanya pada orang lain, namun
mulainya jujur pada diri sendiri. Memang sulit, tetapi lambat laun akan
membuat kita terbiasa. Apalagi menjadi orang yang dapat dipercaya
merupakan sesuatu yang langka dan sulit saat ini.
2. Amanah yang memiliki makna dapat dipercaya. Tak mengherankan jika Nabi
selalu menjadi sosok yang dimintai nasihat dan pendapat oleh para sahabat
karena sifatnya yang dapat dipercaya. Apapun yang dilakukan oleh Nabi tentu
saja dengan pertimbangan matang seperti ketika diminta memutuskan suatu
perkara atau menjadi hakim. Ketika kita sudah memiliki sifat dasar jujur,
maka bukan hal yang sulit untuk membuat diri kita menjadi
8
orang yang dapat dipercaya. Selalu sampaikan kebenaran maka orang di
sekitar pun akan mempercayai kita sepenuhnya.
3. Tabligh atau menyampaikan. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu
berupa kitab suci Alquran yang harus disampaikannya pada seluruh ummat
manusia. Selain itu, Nabi terus berusaha menyebarkan agama Islam lewat
dakwah yang dilakukannya. Kita juga harus mengikuti jejak Nabi untuk
menyebarkan kebaikan dan perintah serta larangan Allah SWT dalam
Alquran.
4. Fathonah atau cerdas. Mustahil bagi Nabi Muhammad memiliki sifat
bodoh atau dungu. Rosululloh merupakan orang yang cerdas dan
berwawasan luas serta selalu memutuskan sesuatu dengan pikiran jernih
tanpa melibatkan emosi. Sama halnya dengan Nabi, kita pun harus
memiliki kecerdasan dalam kehidupan sehari-hari, namun jangan sekali-
kali menyalahgunakan kecerdasan kita untuk perbuatan buruk.10
Kepemimpinan menurut Odway Tead (1973 M) adalah aktivitas
mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama menuju kepada kesesuaian
tujuan yang mereka inginkan. Sedangkan menurut H. Goidhamer dan E. A.
Shills, kepemimpinan adalah tindakan perilaku yang dapat mempengaruhi
tingkah laku orang lain yang dipimpinnya.11i
Istilah pengaruh yang disebutkan dalam definisi di atas adalah daya yang
timbul dari seseorang yang ikut membentuk watak dan kepercayaan orang lain
atas perbuatan seseorang tersebut. Nabi Muhammad SAW membuktikan
bahwa seorang pemimpin yang baik adalah yang mendorong para pengikutnya
agar melayani orang lain untuk bisa unggul dalam kehidupan. Kesuksesan
Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin diri sendiri, pemimpin keluarga,
pemimpin organisasi, pemimpin sosial, pemimpin agama, pemimpin umat,
pemimpin para nabi dan rasul-Nya, dan pemimpin seluruh alam telah
mengeluarkan bangsa Arab khusunya dan manusia dari jeratan kebodohan
10 Aswaja International School, 2017, Pentingnya Meneladani Sifat Rasulullah (Tabligh, Siddiq, Amanah, Fathonah), Terdapat di http://aswaja.sch.id [Diakses pada 10 September 2018]. 11 Abu Ahmadi, 2009, Psikologi Sosial, Rineka Cipta, Jakarta.
9
akidah dan syariat ketuhanan. Kecerdasan, spiritualitas, serta potensi-potensi
dirinya tidak hanya diakui oleh kalangan umat Islam saja, namun juga datang
dari banyak ilmuwan barat, seperti Michael H. Hart yang mengatakan bahwa
Nabi Muhammad SAW merupakan tokoh urutan pertama dari seratus tokoh
yang paling memberikan pengaruh dalam sejarah peradaban umat manusia.12
Nabi Muhammad SAW selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
sekaligus menjaga harkat dan martabat manusia dan tidak pernah memaksakan
kehendakanya kepda orang lain.12
Beliau meyakinkan pengikutya supaya
dapat mengikuti perintahnya dengan sukarela. Beliau adalah pemimpin yang
tegas, tidak kompromi terhadap kebatilan dan selalu mengakkan kebenaran.
Ketegasan tersebut tercermin dalam peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW
menolak untuk memberikan kekuasaan pemerintah pada dua orang dari
Kabilah al-Asy’ari, nmun beliau justru memberikan jabatan pemerintahan
kepada Abu Musa al-Asy’ari dan Mu’adz ibn Jabal. Hal ini terdapat dalam
sabda Rasulullah yang berbunyi:
Artinya: “Ketahuilah bahwa seseungguhnya saya tidak akan memberikan
jabatan kepada orang yang justru menginginkannya, sekarang pergilah kamu
Abu Musa dan Abdullah ibn Qays!” (HR. Muslim).13
Hadist tersebut menunjukkan ketegasan Nabi Muhammad SAW dalam
menegakkan kebenaran sehingga beliau menolak dua orang untuk minta
diangkat menjadi pemimpin di Yaman karena diragukan keteguhan imannya
dan kemampuannya. Nambi Muhammad SAW justru memilih dua orang
sahabat yang mempunyai ilmu tentang Islam yang luas dan terjamin imannya.
Beberapa bukti kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di atas, maka tidak
diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah model pemimpin umat
yang paling agung sepanjang sejarah kehidupan manusia. 12 Rifqi Muhammad Fatih, 2012, Interaksi Nabi Muhammad dengan Yahudi dan Kristen, “Refleksi Jurnal Ilmu-ilmu Ushuluddin XII”, 3, 248
13 Muslim ibn al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Quraisy al-Naisaburiy, Sahih Muslim, 3, 1456.
10
Karisma kepemimpinanannya bukan hanya keperkasaan, kecerdasan, akhlak
karimah, keimanan, keislaman, ketauhidan dan ketakwaan yang dimilikinya,
melainkan juga anugerah Allah yang menjadikannya manusia pilihan dan
manusia sempurna.
C. Implementasi Kader HMI terhadap Kepemimpinan Rasulullah
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW selalu didasarkan pada prinsip
musyawarah, terbuka terhadap gagasan orang lain dalam mewujudkan visi
atau tujuannya. Beliau mampu meyakinkan orang lain dan gagasannya
menjadi inspirasi para pengikutnya. Contohnya, dalam perang Uhud, sebelum
dimulai Nabi Muhammad SAW melakukan musyawarah dengan pengikutnya
membahas mengenai strategi perang, mempertimbangkan berbagai pilihan
dan mencapai kesepakatan bersama meskipun beliau memiliki pandangan
sendiri atas persoalan tersebut.14
Keadilan juga merupakan tonggak kedua kepemimpinan Islam Nabi
Muhammad SAW yang tidak diragukan lagi. Beliau selalu melerai dan
menjadi penengah pihak yang berselisih ataupun bertikai sehingga hukum
bisa diterapkan. Membahas tentang kesetaraan, Nabi SAW selalu meberikan
hak dan kesempatan yang sama kepada semua warga tanpa memandang ras,
keyakinan ataupun asal-muasal.15
Kebebasan berekspresi merupakan hak yang diberikan kepada siapa saja
untuk menyuarakan kepedulian, persetujuan atau saran atas suatu persoalan
yang mempengaruhi kesejahteraan. Nabi Muhammad SAW selalu
mendengarkan pandangan orang lain dengan seksama, dengan tubuh condong
ke arah orang yang sedang berbicara tersebut sebelum beliau berkomentar
dan mengambil keputusan.16
14Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, halaman 39. 15Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, halaman 42. 16Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, halaman 46.
11
Integritas Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin universal diakui
oleh pengamat Barat dan non-muslim. Karakteristik yang ada pada Nabi
Muhammad SAW melambangkan jenis kepemimpinan yang harus dimiliki
setiap pemimpin, terutama para kader HMI, baik itu dalam mengelola tim,
organisasi dan bangsa. Karakter Nabi Muhammad SAW merupakan
perwujudan suri tauladan kepemimpinan yang baik bagi semua orang dan
sangat patut dicontoh oleh kader-kader HMI. Sebagaimana yang dikatakan
oleh Ismail Noor, keagungan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
merupakan sumber inspirasi oleh berbagai tipe orang berpengaruh baik itu
negarawan, militer, pemimpin politik maupun pemimpin agama.17
Para kader
HMI sudah seharusnya meneladani kepemimpinan dan gaya kekuasaan Nabi
Muhammad SAW. Penggunaan kekuasaan dinyatakan sah apabila dipakai
secara adil dan dengan cara yang baik serta etis untuk mencapai tujuan
organisasi. Kader-kader HMI inilah yang diharapkan dalam menggunakan
kekuasaan dan menjadi pemimpin akan mempengaruhi tingkah laku dari
pengikutnya untuk suatu kebaikan dari organisasi bukan keuntungan pribadi.
Berdasarkan hasil penelusuran kriteria dan gaya kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW menunjukkan bahwa beliau memiliki karakter teladan
kepemimpinan yang baik bagi semua orang terutama bagi kader HMI. Beliau
adalah seorang pemimpin yang sangat berpengaruh pada manusia.
17
Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, halaman 67.
12
BAB III
KESIMPULAN
Gaya atau model kepemimpinan yang ditemukan dan dicontohkan pada
Nabi Muhammad SAW memenuhi kriteria dan teori bahasa kepemimpinan yang
telah dicetuskan oleh pakar kepemimpinan di abad modern ini. Maka dari itu,
dapat diambil kesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah benar seorang
pemimpin dengan dibuktikannya melalui bahasa yang digunakan.
Gaya atau model kepemimpinan yang digunakan Nabi Muhammad SAW
ketika menjadi seorang pemimpin lebih dominan menggunakan gaya ketika
memberikan penghargaan dan hukum aturan yang dibuat daripada memberikan
sebuah ancaman atau hukuman.
Karakteristik yang ada pada Nabi Muhammad SAW melambangkan jenis
kepemimpinan yang harus dimiliki setiap pemimpin, terutama para kader HMI, baik
itu dalam mengelola tim, organisasi dan bangsa. Karakter Nabi Muhammad SAW
merupakan perwujudan suri tauladan kepemimpinan yang baik bagi semua orang dan
sangat patut dicontoh oleh kader-kader HMI. Kader-kader HMI inilah yang
diharapkan dalam menggunakan kekuasaan dan menjadi pemimpin akan
mempengaruhi tingkah laku dari pengikutnya untuk suatu kebaikan dari organisasi
bukan keuntungan pribadi. Keadilan juga merupakan tonggak kedua kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW yang tidak diragukan lagi yang patut dicontoh para kader
HMI. Dalam mewujudkan pemimpin yang adil kader HMI bisa meneladani salah satu
dari beliau yaitu selalu melerai dan menjadi penengah pihak yang berselisih ataupun
bertikai sehingga hukum bisa diterapkan. Kemudian membahas tentang kesetaraan,
Nabi SAW selalu memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada semua warga
tanpa memandang ras, keyakinan ataupun asal-muasal.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, 2009, Psikologi Sosial, Rineka Cipta, Jakarta.
Aswaja International School, 2017, Pentingnya Meneladani Sifat Rasulullah
(Tabligh, Siddiq, Amanah, Fathonah), Terdapat di http://aswaja.sch.id
[Diakses pada 10 September 2018].
Azhar H. A., 2016, Himpunan Mahasiswa Islam dan Kesejahteraan: Konteks
Indonesia, “Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia”, 1
(1).
Daswati, 2012, Implementasi Peran Kepemimpinan dengan Gaya Kepemimpinan
Menuju Kesuksesan Organisasi, “Jurnal Academica Fisip Untad”, 04 (01).
Hurin’in A. M., 2014, Bahasa Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, Skripsi,
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Mukarom D., 2017, HMI Organisasi Kemahasiswaaan Tertua dan Terbaik di
Indonesia, Terdapat di https://jurnaliskita.wordpress.com , [Diakses pada 10
September 2018].
Muslim ibn al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Quraisy al-Naisaburiy, Sahih Muslim, 3,
1456.
Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, halaman 39.
Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, halaman 42.
Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, halaman 46.
Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, halaman 39.
Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, halaman 67.
Rifqi Muhammad Fatih, 2012, Interaksi Nabi Muhammad dengan Yahudi dan
Kristen, “Refleksi Jurnal Ilmu-ilmu Ushuluddin XII”, 3, 248
Rohim A. F. dan Iip W., 2001, Kepemimpinan Islam, UII Press Yogyakarta,
Yogyakarta.
Sakdiah, 2016, Karakteristik Kepemimpinan dalam Islam (Kajian Historis
Filosofis) Sifat-Sifat Rasulullah, “Jurnal Al-Bayan”, 22 (33).
Soliha E. dan Hersugondo., 2008, Kepemimpinan yang Efektif dan Perubahan
Organisasi, “Fokus Ekonomi”, 7 (2), 83-93.
14
Timotius K. H, 2016, Kepemimpinan dan Kepengikutan Teori dan
Perkembangannya, CV Andi Offset, Yogyakarta.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta.
Veithzal R. dan Deddy M., 2012, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,
Rajawali Press, Jakarta.
Zakiul, Fikri, 2018, Di Bawah Naungan Khittah Perjuangan HMI, Istana Media,
Yogyakarta.