makalah karya ilmiah

66
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menulis laporan penelitian karya ilmiah seringkali menjadi masalah bagi seseorang yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau bahkan sudah melakukan penelitian. Berbagai alasan seperti kesibukan, sedikitnya waktu, tidak adanya biaya sering kali menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian karya ilmiah. Akhirnya, setelah berbulan- bulan penelitian ilmiah dilaksanakan dan laporan hasilnya belum juga selesai. Padahal alasan tidak terselesaikannya laporan karya ilmiah adalah ketidakmampuan dalam kegiatan menyelaraskan kemampuan wawasan pengetahuan dan menulis. Sebenarnya, penulisan karya ilmiah dalam pembelajaran bahasa Indonesia telah diperkenalkan pada siswa sejak pendidikan tingkat menengah pertama. Kemudian dilanjutkan pada tingkat menengah atas hingga perguruan tinggi. Namun, apakah pengetahuan seorang siswa akan terus meningkat mengenai penulisan karya ilmiah seiring seringnya berlatih menulis karya ilmiah dari jenjang yang mudah hingga tingkat kesulitannya yang cukup rumit. 1

Upload: angelia-vitria-tevin-wulansari

Post on 26-Dec-2015

106 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bahsa Inggris

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Karya Ilmiah

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menulis laporan penelitian karya ilmiah seringkali menjadi masalah

bagi seseorang yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau

bahkan sudah melakukan penelitian. Berbagai alasan seperti kesibukan,

sedikitnya waktu, tidak adanya biaya sering kali menjadi kambing hitam atas

ketidakberdayaan kita dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian karya

ilmiah. Akhirnya, setelah berbulan- bulan penelitian ilmiah dilaksanakan

dan laporan hasilnya belum juga selesai. Padahal alasan tidak

terselesaikannya laporan karya ilmiah adalah ketidakmampuan dalam

kegiatan menyelaraskan kemampuan wawasan pengetahuan dan menulis.

Sebenarnya, penulisan karya ilmiah dalam pembelajaran bahasa Indonesia

telah diperkenalkan pada siswa sejak pendidikan tingkat menengah pertama.

Kemudian dilanjutkan pada tingkat menengah atas hingga perguruan tinggi.

Namun, apakah pengetahuan seorang siswa akan terus meningkat mengenai

penulisan karya ilmiah seiring seringnya berlatih menulis karya ilmiah dari

jenjang yang mudah hingga tingkat kesulitannya yang cukup rumit.

Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis.

Seperti yang kita ketahui, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang

masih menjadi masalah di negeri kita, bahkan kebanyakan orang ketika tidak

bisa menulis mereka menganggap tidak berbakat dalam hal menulis.

Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir dengan serta merta.

Diperlukan kolaborasi antara talenta manusia dan wawasan kebahasaan.

Talenta melahirkan semangat menulis dan wawasan kebahasaan menjadi

bekal dalam keterampilan menulis. Talenta saja tidak cukup sebab sebuah

kemampuan harus diasah dan dilatih. Semakin sering berlatih, maka

kemampuan menulis akan semakin baik.

Tulisan bersifat efektif bila didasarkan atas prinsip- prinsip yang sama

dengan penyelidikan yang dilakukan sebelumnya, yaitu kejelasan, ketetapan (

1

Page 2: Makalah Karya Ilmiah

bebas dari kesalahan ) dan kenalaran. Seperti halnya dengan sebuah

percobaan, tulisan harus didasarkan atas organisasi yang mantap dan rapih.

“Organisasi yang baik merupakan kunci tulisan yang baik “( Peterson 1980 ).

Penulisan dan pikiran merupakan dua hal yang saling berkaitan, sebuah

tulisan yang disusun dengan buruk sering mencerminkan percobaan yang

kurang terorganisasi dengan latar belakang pemikiran yang kacau.

Sebaliknya, penyusunan tulisan dapat membantu penulis dalam pengertian

masalah yang diselidikinya. Organisasi yang baik juga menimbulkan

kesederhanaan. Percobaan ilmiah kerap sangat rumit, tetapi laporannya perlu

ditulis dengan sederhana supaya dapat dibaca dan ditafsirkan dengan mudah

oleh orang lain.

Menulis laporan hasil penelitian, tidak berbeda dengan menyusun

tulisan ilmiah populer lainnya. Secara teknis, bedanya pada kerangka tulisan.

Tulisan ilmiah hasil penelitian harus ditulis berdasarkan kerangka yang sudah

baku. Kerangka laporan hasil penelitian terdiri atas, Pendahuluan, Kajian

Teori, Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta

Simpulan dan Saran, yang ditambah dengan lampiran-lampiran bukti hasil

penelitian.

Oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini kami mengangkat masalah

penulisan karya ilmiah. Tim Penulis mencoba menyusun suatu karya

mengenai bagaimana mengidentifikasikan masalah tulisan, latar belakang,

tujuan dan manfaat penulisan, mengidentifikasi kerangka teori, formulasi isi

tulisan dan bagaimana membuat kesimpulan dan saran dalam karya ilmiah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana prinsip- prinsip penulisan karya ilmiah ?

2. Bagaimana jenis- jenis karya ilmiah ?

3. Bagaimana ciri- ciri tulisan ilmiah populer dan murni ?

4. Bagaimana bagian- bagian dari karya ilmiah ?

5. Bagaimana tahap- tahap penulisan karya ilmiah ?

2

Page 3: Makalah Karya Ilmiah

6. Bagaimana contoh karya ilmiah ?

1.3 TUJUAN MAKALAH

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui prinsip- prinsip penulisan karya ilmiah.

2. Mengetahui jenis- jenis karya ilmiah

3. Mengetahui ciri- ciri tulisan ilmiah populer dan murni.

4. Mengetahui bagian- bagian dari karya ilmiah.

5. Mengetahui tahap- tahap penulisan karya ilmiah.

6. Mengetahui contoh karya ilmiah.

1.4 MANFAAT MAKALAH

Apabila tujuan dari pembuatan makalah tentang penulisan karya

ilmiah ini tercapai, maka manfaat dari makalah ini adalah dapat memperluas

wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan bahasa dan pembuatan karya ilmiah

yang termasuk juga sistematika penulisan dan penyusunan karya ilmiah.

3

Page 4: Makalah Karya Ilmiah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KARYA ILMIAH

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan

hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau

sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan

dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian,

makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya

kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan,

dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan

acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian

selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk

menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum,

dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian

berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah

yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran

ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang

ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan

laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk

mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Karya ilmiah adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui

dalam bidang pengetahuan, teknologi, atau seni yang ditulis atau dikerjakan

sesuai dengan tata cara ilmiah, dan telah mengikuti pedoman atau konvensi

ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan (UM, 2000:1).

4

Page 5: Makalah Karya Ilmiah

2.2 PRINSIP- PRINSIP KARYA ILMIAH

Untuk dapat membedakan apakah suatu karya tulis tergolong ilmiah

atau nonilmiah, terdapat prinsip-prinsip dalam sebuah karya ilmiah. Prinsip-

prinsip karya ilmiah tersebut, yaitu :

1. Objektivitas

Pada prinsip yang pertama ini, penulis diharuskan untuk tidak

mengemukakan pendapatnya. Penulis harus bersikap jujur, terbuka, dan

mengesampingkan perasaannya. Segala sesuatu yang ditulisakan penulis

harus apa adanya.

2. Empiris

Prinsip yang kedua, segala sesuatu yang dikemukakan penulis harus

berdasarkan fakta.

3. Rasional

Pada prinsip yang ketiga, penulis membahas sesuatu harus berdasarkan

rasio atau dapat diterima akal sehat, baik proses maupun cara

penulisannya.

4. Dedukatif dan Induktif

Pada prinsip yang terakhir, membahas mengenail penyimpulan penemuan.

Dalam penelitian digunakan hipotesis (sesuatu yang dianggap benar untuk

mengutarakan pendapat, tetapi kebenarannya belum bisa dibuktikan)

untuk menuntun penelitian dalam mengumpulkan data (deduktif). Setelah

data terkumpul, peneliti mempelajari datanya satu per satu, peneliti

mengemukakan penemuannya melalui pendekatan induktif

(Hardjodipuro, 1982).

2.3 JENIS- JENIS KARYA ILMIAH

Pada dasarnya karya ilmiah merupakan bentuk dokumentasi dan

publikasi dari hasil-hasil pemikiran dan penelitian. Karya ilmiah dapat

dibedakan atas beberapa jenis yang ditinjau dari berbagai sudut pandang

5

Page 6: Makalah Karya Ilmiah

seperti ; ditinjau dari pendekatannya ,bentuk dan sasarannya atau

pembacanya.

2.3.1 Jenis Karya Ilmiah yang Ditinjau dari Pendekatannya

Jenis karya ilmiah ditinjau dari pendekatannya antara lain;

1. Karya Ilmiah Hasil Kajian Pustaka

Karya ilmiah hasil kajian pustaka adalah karya ilmiah hasil yang telah

dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang pada dasarnya bertumpu pada

penelaahan kritis terhadap bahan – bahan pustaka yang relevan. Telaah

pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data

atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan

cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang

kemudian disajikan dengan cara baru untuk keperluan baru. Dalam hal ini

bahan – bahan pustaka itu diperlakukan sebagai sumber ide untuk menggali

pikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari

pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori baru dapat

dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah (UM, 2000:2).

2. Karya Ilmiah Hasil Penelitian

Karya ilmiah yang berupa hasil penelitian pada dasarnya berupaya

mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Karya ilmiah yang berupa

hasil penelitian ini pun dapat dihasilkan dengan dua macam pendekatan, yaitu

:

a. Pendekatan kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang berangkat dari suatu

kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan

pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan -

permasalahan beserta pemecahan - pemecahannya yang diajukan untuk

memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di

lapangan.

Penelitian Kualitatif bertujuan untuk menemukan pola hubungan yang

bersifat interaktif, menemukan teori baru, menggambarkan realitas yang

kompleks, dan memperoleh pemahaman makna.

6

Page 7: Makalah Karya Ilmiah

b. Pendekatan kualitatif

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan induktif.

Pendekatanini berangkat dari pengumpulan data dari latar alami dengan

memanfaatkan peneliti sebagai instrument kunci (UM, 2000:1).

Penelitian Kuantitatif bertujuan untuk menunjukkan hubungan antar

variabel, menguji teori, dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai

prediktif.

3. Karya Ilmiah hasil Kerja Pengembangan

Karya ilmiah yang berupa kerja pengembangan adalah karya ilmiah

yang dihasilkan dari kegiatan merancang atau kegiatan menghasilkan produk

yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah – maslah actual. Dalam hal

ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori teori, konsep

– konsep, prinsip – prinsip, atau temuan – temuan penelitian untuk

memecahkan masalah (UM, 2000:2).

2.3.2 Jenis Karya Ilmiah yang Ditinjau dari Bentuknya

Jenis karya ilmiah yang ditinjau dari bentuknya dapat dibedakan atas

beberapa jenis, antara lain:

1. Paper atau kertas kerja

Paper adalah segala jenis tugas kuliah yang harus diselesaikan secara

tertulis, baik sebagai hasil pembahasan buku maupun hasil studi ilmiah. Paper

biasanya terbatas pada pengetahuan yang diajarkan atau sekitar pokok

bahasan yang tercakup dalam satu mata kuliah. Panjang tulisan berkisar

antara 10—15 halaman.

Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah

yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-

objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam

makalah. Paper disebut juga kertas-kerja, yang dimaksudkan untuk

publikasi jurnal berkala atau lisan, ia cenderung untuk tidak begitu

memperhatikan garis-garis kecil kalau dibandingkan dengan laporan, dan lain

dari itu tidak pernah direproduksi dalam jumlah sebányak seperti tulisan yang

dipublikasi dalam “jurnal primer” atau proses suatu konferensi.

7

Page 8: Makalah Karya Ilmiah

2. Makalah

Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu

masalah atau topik tertentu yan ditulis secara sistematis dengan disertai

analisis yang logis dan objektif suatu masalah (UM, 2000:5). Salah satu

tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa

topik yang ditulis memang perlu diketahui dan diperhatikan.

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang

pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.

makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau

induktif.

3. Laporan

Laporan adalah karya ilmiah yang memberitahukan hasil penelitian atau

pekerjaan yang didapat dari laboratorium atau lapangan. Sebuah laporan

disusun atas dasar kenyataan-kenyataan, catatan-catatan, atau hasil dari

sesuatu. Laporan bertujuan melatakkan fakta-fakta yang tepat tanpa

berhubungan dengan perasaan atau pandangan pribadi.

4. Skripsi

Skripsi adalah karya ilmiah yang memberi gambaran tentang sesuatu

masalah dengan data dari pustaka, laboraorium, atau lapangan yang dibahas

untuk memecahkan masalah. Skripsi harus mengemukakan kenyataan-

kenyataan dengan dasar logika, artinya masalah yang dibahas harus

dipandang sebagai hubungan sebab akibat. Skripsi adalah karya tulis ilmiah

yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.

Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif,

baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di

laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru

dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek

atau lebih di bidang spesialisasinya.

8

Page 9: Makalah Karya Ilmiah

Penulisan skripsi berbeda dengan penulisan laporan. Jika laporan tidak

mengemukakan penafsiran, maka skripsi bertolak dari keinginan untuk

mengemukakan penafsiran dan analisa kenyataan-kenyataan. Skripsi tidak

membiarkan kenyataan-kenyataan itu sebagaimana adanya. la bergerak lebih

jauh. Dengan demikian maka skripsi harus mengemukakan kenyataan-

kenyataan itu dengan dasar logika. Artinya ia harus memandangnya dari

konstruksi sebab-akibat. Tidak sekedar mengetahui kenyataan tetapi

memahami kenyataan tersebut dalam hubungan sebab-akibat. Agar supaya

penafsiran dan analisa dalam skripsi itu tepat, diperlukan laporan tentang

peristiwa dan kenyataan yang sah yang tidak mungkin diragukan lagi. Tetapi

skripsi tidak memuaskan diri dengan kenyataan dan peristiwa belaka,

bagaimanapun sahnya kenyataan dan peristiwa itu.

Sebuah skripsi, sama seperti sebuah tesis, harus dapat mengemukakan

persoalan. Tetapi berbeda dengan sebuah tesis, sebuah skripsi tidak

bermaksud untuk memecahkan persoalan yang dikemukakannya. Pemecahan

masalah itu tidak diperlukan di dalam skripsi, karena skripsi tidak akan

sampai. kepada perumusan kesimpulan atau tesis. Cukuplah jika ia dapat

mengemukakan kenyataan peristiwa yang diolah dari laporan yang sah

dengan sistimatis dan dengan maksud untuk mengemukakan masalah-

masalah yang akan dianalisa dengan da sar-dasar logika. Mengemukakan dan

mengidentifikasi suatu masalah bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah.

Kesalahan dalam merumuskan masalah, berarti turunnya nilai skripsi, dan

tentu saja nilai ànalisa skripsi itu. Untuk mengemukakan kenyataan peristiwa,

masalah-masalah, dan analisa diperlukan suatu sistimatika formil dan disiplin

teoritis. Nilai masalah dan nilai analisa sebuah skripsi sama pentingnya

dengan nilai masalah dan nilai analisa dalam tesis.

5. Tesis

Tesis disebut juga risalah ujian untuk memenuhi sebagian persyaratan

menempuh ujian S2. Beda antara tesis, skripsi, dan disertasi terletak pada

intensitas (kedalaman) dan ekstensitas (keluasan) jangkauan pandangannya.

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan

9

Page 10: Makalah Karya Ilmiah

dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari

penelitian sendiri.

Tesis berbeda dengan skripsi dalam suatu hal yang amat penting. Jika

skripsi tidak ditujukan untuk memecahkan masalah, inaka tesis justru

bermaksud untuk memecahkan masalah itu. Perbedaan ini amat fundamentil.

Akan tetapi persamaannya akan tampak dalam beberapa hal seperti berikut

ini: (1) Baik skripsi maupun tesis berdasarkan laporan kenyataan peristiwa

yang sah dan sistimatis, (2) Baik skripsi maupun tesis mengemukakan

masalah yang harus benar dan memenuhi syarat-syarat untuk suatu masalah,

(3) Baik skripsi maupun tesis terikat kepada sistimatika formil, (4) Baik

skripsi maupun tesis harus tunduk kepada hukum-hukum dan azas-azas logika

ilmiah, (5) Baik skripsi maupun tesis harus berdasarkan dan melalui

metodologi yang benar.

Kelima persamaan, dan juga karakteristik, dari skripsi memperlihatkan

bahwa dalam hal-hal itu nilai skripsi tidak kalah dalamnya dengan tesis. Akan

tetapi di samping persamaan yang telah dikemukakan di atas, antara tesis dan

skripsi terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang terpenting

antara tesis dan skripsi: (1) Tesis bermaksud dan didorong oleh tujuan untuk

memecahkan persoalan yang dikemukakannya, sedangkan skripsi tidak

berdasarkan tujuan untuk memecahkan masalah itu; (2) Analisa yang terdapat

di dalam karangan tesis bertujuan untuk mengambil kesimpulan dalam bentuk

dalil, generalisasi, hukum, atau tesis, sedangkan skripsi tidak bermaksud

untuk menyusun dalil, generalisasi, hukum, atau tesis; (3) Tinjauan atau

wawasan tesis adalah lebih luas dari pada skripsi.

Materi tesis diisi dengan dasar-dasar teoritis yang erat hubungannya

(langsung dan sebagai pendukung) térhadap judul tesis. Selanjutnya hal itu

dapat dielaborasi dengan laporan riset dan analisa terhadap tujuan yang

diselidiki dalam hubungannya dengan hipotesa yang sejalan dengan proses

pembuktian. Data yang dapat dikumpulkan, dianalisa dan diinterpretasi.

Dalam hal ini’ tesis berbeda dengan laporan. Lain dari itu tesis harus

memiliki masalah yang jelas yang akan ditangani’penulis karangan tesis itu.

10

Page 11: Makalah Karya Ilmiah

Masalah harus dicari, diidentifikasi dan dirumuskan dengan tepat. Karena

tesis itu mengemukakan masalah, maka tesis tersebut harus memiliki

peralatan yang cocok untuk menunjang pemecahan masalah itu.

Dalam menghadapi masalah yang telah dirumuskan, karangan tesis mesti

dapat menganalisanya dengan peralatan logika. Tesis dikemukakan dengan

suatu metode dan sistimatika tertentu. Karena nilai tesis itu terletak dalam

perumusah kesimpulan, maka kesimpulan yang diperolehnya harus

didasarkan kepada pembuktian-pembuktian yang tidak mungkin dibantah

kebenaran-nya. Untuk mencapai kesimpulan ini dapat dimulai dengan metode

induktif, yaitu dengan melalui penuturan deskriptif dan analisa. Atau dapat

pula ‘dengan metode deduktif, yaitu dimulai dengan dalil-dalil yang umum

atau generalisasi substantif.

Hakekat tesis itu berdasaikan arti tesis yang sebenamya. Seperti kita

ketahui, istilah tesis dapat diartikan ke dalam dua pengertian: (1) Tesis

didefinisikan sebagai sebuah hipotesa, sebagai ketetapan atau pemyataan

yang dikembangkan dan dipertahankan, jika mungkin, oleh argumentasi. Dari

pandangan ini, sebuah tesis adalah percobaan pemecahan untuk masalah; dan

(2) Sebuah tesis didefinisikan sebagai karangan formil yang fungsinya adalah

untuk menyampaikan suatu argumen logis yang mendukung suatu pandangan

spesifik, terutama, suatu pemecahan untuk suatu masalah. Seperti hipotesa

yang dikemukakannya, argumentasi yang disampaikan itu haruslah hasil

pemikiran dan berdasarkan penyelidikan penulis sendiri.

6. Disertasi

Disertasi disebut juga naskah promosi, dalam arti untuk mencapai gelar

Doktor (S3). Penulisan disertasi pada prinsipnya sama dengan tesis, hanya

saja pada disertasi pokok persoalannya lebih luas daripada tesis dan

konklusinya pun harus mempunyai generalisasi yang lebih luas. Sebenamya

sebuah disertasi dan tesis itu adalah berasal dari “cabang” karangan yang

sama, tetapi dari “ranting” yang berbeda. Fungsi disertasi adalah untuk

menyelenggarakan suatu diskusi yang sistimatis tentang suatu subyek atau

pokok karangan. Ruang lingkupnya lebih luas dari pada tesis, dan gaya

11

Page 12: Makalah Karya Ilmiah

formilnya tidak begitu kaku. Maksud sebuah disertasi adalah untuk

mengemukakan suatu kritik, penjelasan, atau penjernihan. Yaitu untuk

mengemukakan suata pandangan yang merupakan dalil. Membuat disertasi

adalah untuk memperbincangkan, atau membantah, dengan cara ilmu

pengetahuan. Bertentangan dengan logika numgenai alasan atau penalaran

ilmiah formil di dalam tesis, penulis disertasi menangani pokok atau subyek

karangan kuranglebih bersifat didaktis. Ini jangan diartikan bahwa disertasi

itu tidak berdasarkan penalaran atau logika ilmiah.

Tesis dan disertasi yang baik menunjukkan hasil dari penyelidikan

intelektuil. Dasar-dasar keduanya akan berdiri kukuh jika studi, pemikiran,

penyelidikan, renungan dan pengertian-tulah menghasilkan hipotesa atau

pemikiran yang dapat diselidiki. Seandainya penyelidik melengkapkan

dirinya dengan jaminan tentang kebenaran untuk penjernihan dan pemecahan

penyelidikan, maka tesis dan disertasi dapat disusun.

Suatu tesis ditulis untuk mengukuhkan kebenaran suatu pemecahan

terhadap masalah, dengan argumentasi yang formil dan logis dalam

pembuktian. Esensi sebuah tesis adalah analisa konseptuil atau empiris,

deduksi dan kesimpulan. Sebuah disertasi sedikit banyak adalàh karangan

formil dalam analisa, interpretasi, penilaian, dan penjelasan pokok, subyek,

atau ilmu pengetahuan atau pendapat. la dapat bermaksud untuk

menjernihkan ilmu pengetahuan atau menentukan pendapat. Sebuah disertasi

dapat berbentuk kritik, nórmatif, dugaan, atau bahkan spekulatif. Membuat

sebuah disertasi berarti menghubungkan suatu proses tentang argumentasi

dari premise kepada kesimpulan.

Penulis disertasi dapat menggunakan premise yang diambil dari

pemikiran logis yang tidak memiliki dasar empiris.16 Di dalam kata

pengantar buku disertasi, Risk, Uncertainty and Profit, tulisan Frank H.

Knight, yang mendapat hadiah disertasi doktoral, terdapat ucapan: “Adalah,

sedikit yang secara fundamentil baru di dalam buku ini. la menggambarkan

suatu percobaan untuk menyata-kan prinsip-prinsip esensiil dari doktrin

ekonomi konvensionil lebih tepat, dan untuk menunjukkan implikasi-

12

Page 13: Makalah Karya Ilmiah

implikasinya-lebih jelas, dari pada yang telah dikerjakan sebelumnya. Yaitu

obyeknya adalah penjernihan, bukan pembehtukan kembali; ia adalah suatu

studi dalam “teori murni”. Àdalah tidak tepat jika di dalam tesis, penulis yang

bersangkutan, mengadakan spekulasi bahwa dalam suatu saat per-ekonomian

liberalistis akan mendekati perekonomian sosialistis dan sebaliknya

perekonomian sosialistis akan mendekati perekonomian liberalistis. Tetapi

sebuah disertasi dapat mendiskusikan suatu spekulasi tentang pertanyaan

apakah perekonomian liberalistis dan perekonomian sosialistis akan saling

mendekat. Dalam diskusi itu ia dapat mengemukakan argumentasi yang

timbul dari segala bukti yang ada dalam segala aspek. Ia dapat sampai kepada

kesimpulan yang definitif melalui proses penalaran dan logika yang datang

dari premise Perbedaan antara tesis dan disertasi bukan terletak pada jenis

karangan tetapi pada tingkat yang perlu dicapai. Perbedaan itu akan tampak

pula dalam hasil yang dicapãi oleh tesis dan skripsi, seperti halnya hasil yang

perlu dicapai oleh laporan dan skripsi. Laporan, skripsi, tesis dan disertasi

mempunyai karakteristik yang berbeda karena yang kemudian adalah lebih

jauh dan yang sebelumnya.

2.3.3 Jenis Karya Ilmiah yang Ditinjau dari Pembacanya

Ditinjau dari sasarannya atau pembacanya, karya ilmiah dapat

dibedakan atas a) karya ilmiah biasa dan b) karya ilmiah populer. Karya

ilmiah biasa adalah karya ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat tertentu/

professional, sedangkan karya ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat

umum disebut kaya ilmiah popular (Amir, 2007:41).

a) Membaca Tulisan Ilmiah

Dalam membaca tulisan ilmiah, pembaca perlu memahami unsure –

unsure kebahasaan yang membangun tulisan itu, yaitu huruf, kata, kalimat

dan paragraph. Kesatuan beberapa huruf membentuk kata, kesatuan beberapa

kata membentuk kalimat dan kesatuan beberapa kalimat membentuk

13

Page 14: Makalah Karya Ilmiah

paragraph, dan kesatuan beberapa paragraph membentuk wacana (dalam hal

ini disebut tulisan).

Karena suatu tulisan dibangun dari beberapa paragraph, pembaca perlu

memiliki pengetahuan tentang paragraph. Pada bagian terdahulu telah

diuraikan tentang organisasi gagasan dalam paragraph dan antar paragraph.

Maksud utama membaca paragraph sebuah tulisan adalah untuk mengetahui

gagasan/ide pokoknya. Dengan demikian, pembaca dapat mengikuti alur

berpikir penulis. Cara menentukan ide pokok dapat dilihat dari kata (yang ada

pada kalimat utama) yang diulangi kembali diganti dengan kata ganti persona

atau kata yang sama arti diikuti kata ganti penunjuk pada kalimat – kalimat

penjelas.

b) Karya ilmiah populer

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, tulisan ilmiah

yang ditujukan kepada masyarakat umum disebut tulisan ilmiah popular

(Amir, 2007:41). Melengkapi pendapat Amir, Soeseno (1993: 1)

mengemukakan bahwa tulisan ilmiah popular adalah tulisan ilmiah yang

disajikan dengan penuturan yang mudah dimengerti.

Istilah popular digunakan untuk menyatakan sesuatu yang akrab dan

menyenangkan bagi populous (rakyat/masyarakat) atau disukai oleh orang

kebanyakan karena menarik dan mudah dipahami. Oleh karena itu, dalam

penuturannya, tulisan ilmiah popular harus lebih sederhana daripada tulisan

ilmiah biasa.

Tulisan ilmiah popular dapat dibedakan atas tiga jenis. Pertama, tulisan

ilmiah popular deskriptif yang membeberkan suatu pengetahuan sebagai

kumpulan fakta begitu saja dengan tujuan meningkatkan pengetahuan untuk

pembaca. Tulisan ilmiah popular seperti ini biasanya membeberkan fakta apa

adanya, atau penemuan mutakhir di bidang ilmu tertentu, tanpa banyak

mempersoalkan bagaimana jalannya proses penemuan atau hakikat hal yang

dibeberkan itu.

Jenis kedua, tulisan ilmiah popular bentuk deskriptif yang diserati

tentang jalannya proses pembentukan,riwayat pembentukan, penjelasan

14

Page 15: Makalah Karya Ilmiah

mangapa dan bagaimana sesuatu bisa terjadi . Jenis ketiga, tulisan ilmiah

popular deskriptif yang disertai proses terjadinya sesuatu, alasan maengapa

bias terjadi, ditambah dengan msalah yang muncul dan pemecahan masalah

itu.

Untuk dapat memahami jenis tulisan ilmiah popular dalam kegiatan

membaca, perlu dipahami hal-hal yang terkait dengan pemahaman

gagasan/ide pokok dalam paragraph sebagaimana tulisan ilmiah.

2.4 CIRI- CIRI PENULISAN ILMIAH POPULER DAN MURNI

Pada umumnya, tulisan ilmiah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu

tulisan ilmiah populer dan tulisan ilmiah murni.

1. Ciri-ciri dan karakteristik tulisan ilmiah populer, antara lain:

- Adanya pesan yang dipergunakan untuk menarik perhatian pembaca,

yang dapat juga dikatakan bersifat persuasif. Hal ini disebabkan

karena pada umumnya pembaca yang ditargetkan ialah umum atau

bukan spesialis di bidang ahli mengenai topik bahasan yang ditulis.

- Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca agar yang

bersangkutan tetap terus membaca tulisan tersebut sampai selesai.

- Penulis melakukan kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan

tersebut sehingga data dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca

umum.

- Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan

terminologi khusus yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau

kelompok tertentu.

- Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah kalimat aktif.

- Gaya penulisan tidak baku.

- Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.

- Uraian dipaparkan ke dalam bentuk umum yang dapat menarik, balk

aspek intelektual pembaca maupun menyentuh emosi pembaca yang

bersangkutan.

15

Page 16: Makalah Karya Ilmiah

- Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu berupa keinginan

penulis agar pembaca melakukan tindakan tertentu.

2. Ciri-ciri tulisan ilmiah murni, antara lain:

- Penulis berusaha memaparkan data apa adanya secara objektif.

- Temuan kajian ditulis dalam bentuk sistematis, terstruk-tur, dan baku.

- Penulis banyak menggunakan bahasa dan terminologi khusus atau

disebut “jargon ilmiah” yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan

yang sama bidang ilmunya dengan pokok bahasan yang ditulis.

- Umumnya, menggunakan struktur kalimat pasif.

- Gaya penulisan yang dipakai bersifat baku.

- Tulisan digunakan untuk memaparkan informasi dalam bentuk khusus

yang hanya digunakan untuk menarik kemampuan intelektual

pembaca.

- Tulisan bersifat bebas dari opini penulis.

- Terdapat jarak antara penulis dengan hal-hal yang dikaji.

2.5 BAGIAN- BAGIAN KARYA ILMIAH

Secara umum, sebuah karya ilmiah terbagi dalam tiga bagian besar.

Bagian yang dimaksud ialah pendahuluan, isi, dan pembahasan. Namun

terlebih dahulu kita bahas tentang bagian pembuka dalam penulisan suatu

karya ilmiah yaitu, berupa :

1. Cover : Berisi halaman judul dan keterangan data diri

penulis

2. Halaman pengesahan : Berisi lembar pengesahan

3. Abstraksi : Suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang

lebih panjang dari enam atau delapan baris,

bertujuan untuk menerangkan kepada para

pembaca

aspek-aspek mana yang dibicarakan.

16

Page 17: Makalah Karya Ilmiah

4. Kata pengantar : Berisi ucapan terima kasih atas terselesaikannya

penulisan

5. Daftar isi : Lembaran berisi nomor halaman setiap bagian

6. Ringkasan isi : Berisi resume dari objek penulisan

A. Pada bagian pendahuluan memuat :

1. Latar belakang masalah

Pada bagian ini, penulis harus menguraikan apa yang menjadi

ketertarikannya pada objek yang diteliti. Menjelaskan tentang alasan dasar

dari penulisan yang sedang diteliti. Dan keterangan dari suatu penulisan.

Tidak jarang, sebuah makalah atau skripsi mendapat sambutan hangat karena

membahas topik-topik yang sedang hangat. Satu aspek lain yang perlu

dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Peneliti perlu

menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang dikerjakan.

Hal ini dilakukan agar memperjelas pembaca bahwa penelitian yang

dilakukan bukan mengulangi berbagai penelitian lainnya.

2. Perumusan dan Pembatasan masalah

Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit

mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar

belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara

eksplisit. Meski demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu

masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu

luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan. Selain itu, pembatasan

masalah penelitian juga akan menolong dalam hal efektivitas penulisan karya

ilmiah. 

3. Tujuan Penelitian

Dalam tujuan penelitian atau penulisan, dikemukakan usaha-usaha dan

hasil-hasil yang telah dicapai penulis secara garis besar. Karya ilmiah

bertujuan menyampaikan pandangan atau penilaian penulis tentang topik

17

Page 18: Makalah Karya Ilmiah

yang telah diteliti, tujuan umumnya mengemukakan hipotesis penelitian dan

penilaian penulis sesudah penelitian.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat diuraikan secara umum dan khusus. Misalnya,

untuk kepentingan praktis, bidang keilmuan atau bidang profesi penulis, atau

untuk kepentingan kelompok.

B. Pada bagian isi memuat :

1. Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

2. Pembahasan teori : Pada bagian ini, penulis memuat teori-teori yang

berkaitan dengan objek penulisan yang diteliti.

3. Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan : Penulis memuat

pemikiran-pemikiran para ahli yang terdahulu dan juga memuat

berbagai argumentasi atau pendapat keilmuan berdasarkan dari

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh para ahli.

4. Pengajuan hipotesis : Penulis merumuskan anggapan dasar dari

permasalahan yang akan dibahas pada karya ilmiah yang

bersangkutan, dan kemudian di uji atau di buktikan kebenarannya

dengan teori atau argumentasi yang bersangkutan dengan penulisan

yang diteliti.

C. Metodologi Penelitian

Cara atau sistem yang digunakan pada penelitian agar terbukti atau

teruji dengan benar penelitian yang diteliti. Biasanya metodologi penelitian

memuat :

1. Waktu dan tempat penelitian

2. Metode dan rancangan penelitian (model yang digunakan pada

penelitian)

3. Populasi dan sampel yang akan di uji berdasarkan objek penelitian.

4. Instrumen penelitian (alat yang digunakan pada penelitian)

18

Page 19: Makalah Karya Ilmiah

5. Pengumpulan data dan analisis data

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui penelitian survey atau

dengan menyusun kuesioner yang memuat berbagai pertanyaan dari beberapa

sampel yang akan di uji. Setelah melakukan pengumpulan data selanjutnya

akan di analisa.

 

D. Pada bagian pembahasan memuat :

Hasil Penelitian yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Jabaran varibel penelitian : berisi tentang penjabaran dari variabel data

yang di teliti. Biasanya dapat berbentuk table atau grafik.

2. Hasil penelitian : Bagian ini penulis mengungkapkan hasil penelitian

yang telah di teliti. Hasil penelitiannya bisa dibuat dalam bentuk

penjabaran atau penjelasan dari variabel data yang telah dibuat ataupun

dilampirkan. Hasil penelitian ini tentunya didasarkan pada teori yang

ada pada bagian pembahasan teori dan kerangka pemikiran dari para

ahli.

3. Diskusi penelitian : mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil

yang didapatnya.

E. Bagian terakhir dari sistematika penulisan karya ilmiah adalah

bagian penutup yang memuat :

1. Kesimpulan :berisi ringkasan secara garis besar dari hasil

penelitian yang diteliti.

2. Saran :berisi masukan atau pendapat dari hasil penulisan

karya ilmiah demi kesempurnaan suatu penulisan.

F. Dan ada bagian penunjang yang memuat :

1. Daftar pustaka, berisi tentang refensi-refensi yang digunakan penulis

sebagai bahan dasar penulisan karya ilmiah. Biasanya dari buku

ataupun website.

2. Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian

3. Daftar Tabel

19

Page 20: Makalah Karya Ilmiah

2.6 TAHAP- TAHAP PENULISAN KARYA ILMIAH

Dalam pembuatan sebuah karya ilmiah dibutuhkan beberapa tahapan -

tahapan, diantaranya yaitu : tahap persiapan, tahap penulisan dan tahap

evaluasi.

2.6.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan dalam penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Memilih Topik dan Tema

Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan

yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik

pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis

akan membuat tulisan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud

topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam

karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan

sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang

memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :

a. Isu-isu yang masih hangat.

b. Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.

c. Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan

permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.

d. Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot.

2. Mengumpulkan Bahan

Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai

mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak

maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang

relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang

relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas

serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa

20

Page 21: Makalah Karya Ilmiah

dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan

teoretis dari karya tulis tersebut.

3. Survei Lapangan

Langkah ini adalah melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti.

Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah.

Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau

penelitian.

4. Membangun Bibliografi

Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu

cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara

sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian

tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau

sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.

Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya :

a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap

b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.

c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa,

nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.

d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,

nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.

Penyusunan Bibliografi :

a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.

b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan

dalam urutan abjad.

c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi,

untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak

diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.

d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi.

Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.

e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari

tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.

21

Page 22: Makalah Karya Ilmiah

5. Menyusun Hipotesis

Langkah ini adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab

dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan

ketika Anda mengamati obyek penelitian.

6. Menyusun Rancangan Penelitian

Merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan. Menyusun

rancangan penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah menulis

karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.

7. Melaksanakan Percobaan Berdasarkan Metode yang Direncanakan

Langkah ini merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam

bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan

yang signifikan dengan obyek penelitian.

8. Melaksanakan Pengamatan dan Pengumpulan Data

Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan metode

yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap

obyek percobaan yang dilakukan tersebut.

9. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data

Langkah ini menganalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan

yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala kondisi

yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk

meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan

pengumpulan data.

10. Merumuskan Kesimpulan dan Teori

Langkah ini merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal

yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan

penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari

semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan,

dan penginterpretasian terhadap obyek penelitian.

22

Page 23: Makalah Karya Ilmiah

2.6.2 Tahap Penulisan

Format Umum Penulisan Karya Ilmiah :

A. Bagian Permulaan

B. Halaman Sampul

1. Judul

2. Jenis laporan (KTI, skripsi, tesis, disertasi)

3. Nama, NIM Mahasiswa

4. Lambang Institusi

5. Nama Lengkap Universitas

C. Halaman logo

D.Halaman Judul (sama dengan halaman sampul)

Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida

terbalik

E. Halaman Persetujuan

1. Persetujuan Pembimbing

2. Pengesahan untuk para penguji

F. Kata Pengantar

G. Ucapan Terimakasih

H. Abstrak

I. Daftar Isi

J. Daftar tabel, gambar dan lampiran

K. Bagian Isi

L. Pendahuluan

1. Latar belakang pengambilan topik

2. Perumusan masalah

3. Tujuan

*Umum

*Khusus

4. Manfaat Penelitian

M. Kerangka Teori/Tinjauan Pustaka

23

Page 24: Makalah Karya Ilmiah

N. Kerangka Konsep

1. Diagram kerangka konsep

2. Hipotesa

3. Defenisi operasional

O. Metodologi Penelitian

1. Rancangan/desain penelitian

2. Populasi

3. Pengambilan sampel

4. Cara pengolahan data

P. Hasil Penelitian

Penguraian hasil penelitian

Q. Pembahasan

Mebahas hasil penelelitian berdasarkan tinjauan kepustakaan yang

telah dibuat

R. Kesimpulan

S. Saran

2.6.3 Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang

telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam

karya tulis. Hal yang harus menjadi perhatian diantaranya yaitu isi artikel,

sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan. Ada lima kriteria yang

bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis sebagai

berikut :

1. Fokus

Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda

membela? Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan,

dan koherensi dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda sesuai untuk tugas?

Apakah Anda tetap pada topik itu atau terlena pada garis singgung tidak

membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau terlalu banyak?

Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya mungkin

24

Page 25: Makalah Karya Ilmiah

terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan

lebih baik menulis tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.

2. Pembangunan

Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda

menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca

Anda? Sebuah laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup

banyak referensi dan kutipan untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa.

Sebuah deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang, komposisi

penampilan, dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman yang

melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk menyertakan tergantung pada

penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang kanker ditujukan

untuk anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk warga

senior.

3. Organisasi

Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan

tata letak kertas. Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan

pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada gagasan utama tunggal atau topik

(kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus dan logis.

Sebuah rambles kertas kurang terorganisir, melayang di antara topik yang

tidak berhubungan dengan cara serampangan dan membingungkan.

4. Gaya

Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan

presisi, dan. Sebuah stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan

jelas untuk penonton, tetapi juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa

menggugah, metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif bersusah payah tidak

hanya untuk membuat titik, namun untuk membuatnya dengan baik.

5. Konvensi

Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-

isu lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa

berjuang dengan konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan

koma dalam sebuah kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang

25

Page 26: Makalah Karya Ilmiah

berharga untuk menulis di tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang

berlebihan dapat membuat bahkan seorang penulis brilian tampak ceroboh

atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan pembaca seseorang.

26

Page 27: Makalah Karya Ilmiah

2.7 CONTOH KARYA ILMIAH BAHAYA MEROKOK

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan

keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang

mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja

mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.

Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di

belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah

populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita dengan berbagai

kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja

dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada

salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan

merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga ganteng`.

Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah faktor

penyebab keinginan untuk merokok.

Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya

kalah seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi

berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya

sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang

mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet,

selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi

peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara

massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah yang akan kami

bahas:

1. Apa dampak dari merokok?

27

Page 28: Makalah Karya Ilmiah

2. Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling berbahaya?

3. Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?

4. Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?

1.3.TUJUAN PENELITIAN

- Untuk mengetahui Bahaya merokok.

- Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada

remaja.

- Untuk mengetahui apa itu rokok

1.4 METODE PENELITIAN

Metode yang kami gunakan adalah:

- Deskriptif

- Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku

– buku panduan

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

1.2.Perumusan Masalah

1.3.Tujuan Penelitian

1.4.Metode Penelitian

1.5.Sistematika penulisan

BAB II KERANGKA TEORI

2.1.Pengertian Rokok

2.2.Dampak dari merokok

2.3.Faktor penyebab merokok pada remaja

2.4.Upaya mengatasi rokok

BAB III ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK

3.1.Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)

3.2.Reaksi pembakaran rokok

28

Page 29: Makalah Karya Ilmiah

3.3.Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin

3.4.Tar dan Asap Rokok

3.5.Gas CO (Karbon Mono Oksida)

3.6.Nikotin dan kerja nikotin

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Pengertian Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga

120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang

berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu

ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut

pada ujung lain.

Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter

pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring

nikotin. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau

kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.

Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya

disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya

kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru

atau serangan jantung ( walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan,

jarang sekali dipatuhi ).

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku

bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau

roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika,

sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok

dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok

29

Page 30: Makalah Karya Ilmiah

mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa

Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya

untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke

Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti

merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu

terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun

orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

2.2. Dampak dari Merokok

Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap

oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang

dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin,

gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,

asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-

etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di

dalam rokok.

Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi

Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560

orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian

didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak

terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan

karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki

benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat

pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya

yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik

dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak serta

berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan

dapat diukur secara kuantitatif.

Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok,

perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja,

30

Page 31: Makalah Karya Ilmiah

meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk

dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok.

Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan

klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats

seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok.

Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat

menurunkan IQ. (dari berbagai sumber)

Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi

dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat

menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.

Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif,

perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok

yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan

akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.

Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak

yang masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di

sekolah maupun di luar sekolah. Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya

sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam

asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna

sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya

sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau

tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas. CO, Tar, dan Nikotin tersebut

berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :

1. Gelisah, tangan gemetar (tremor)

2. Cita rasa / selera makan berkurang

3. Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran

kandungannya.

2.3. Faktor Penyebab Merokok pada Remaja

Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:

1. Faktor orangtua dan keluarga

31

Page 32: Makalah Karya Ilmiah

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda

yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua

tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman

fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak

muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer &

Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). Selain itu, anak-

anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh

dan mencontoh orang tuanya.

2. Temanku merokok

Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar

teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok

terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat

yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).

3. Pribadiku

Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin

juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir

bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu.

Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah

menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang

rendah (Atkinson, 1999).

4. Iklan rokok ternyata…

Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa

perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja

untuk ikut berperilaku seperti itu.

Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang

saja. Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah

2.4. Upaya mengatasi rokok

Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu

dikarenakan siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan

oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam

32

Page 33: Makalah Karya Ilmiah

melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering

dijadikan tempat merokok. Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih

tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan

hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Jika karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:

Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika

masa krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu).

Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan

setiap kali timbul keinginan untuk merokok Berbicara atau berkomunikasilah

dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri Berolahraga yang

menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur Pijatlah daerah

punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam. Jika karena

ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan kebiasaan-

kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:

1. Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-

barang lain seperti pensil, pena, atau membaca buku

2. Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari

jangkauan dan buanglah korek api

3. Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk

setelah makan, gosok gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan

yang membuat lupa pada rokok

4. Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan

jus buah dll

5. Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk

mengingat bahaya merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung,

paru-paru, kanker, stroke, keguguran, dll.

Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:

1. Tanyalah pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga

yang menderita salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit

tersebut menyerang diri kita sendiri.

33

Page 34: Makalah Karya Ilmiah

2. Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan

seperti berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran

atau hobi Anda.

3. Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau

nyaman, maka katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak

mungkin bisa mengatasi masalah yang ada.

4. Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan

saudara untuk membantu mengalihkan perhatian dari rokok. Jika ingin

berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau

perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi

merokok.

5. Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah

pernyataan tentang niat berhenti merokok di depan teman atau saudara

atau anggota keluarga yang akan menjadi pengingat agar keinginan

berhenti merokok tercapai.

BAB III

ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK

3.1 Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)

Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran

bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering,

kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H),

Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang

berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia

yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).

Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok Pertama adalah

reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2,

H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi

pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian

34

Page 35: Makalah Karya Ilmiah

ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara. CvHwOtNySzSi +

O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))

3.2 Reaksi pembakaran rokok

Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok

menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan

ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa

berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang

terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur 400-

800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia yang

strukturnya komplek.

CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada

suhu 400-800oC))

Reaksi Pirolisa

Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi

banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun

yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan

berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu

disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok.

Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur

yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses

merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC

langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.

3.3 Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin

Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang

berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada

daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur

tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin

dalam gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan

geometri saluran yang dilewati gas.

35

Page 36: Makalah Karya Ilmiah

Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi

sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi.

Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi

sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru

masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami

keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.

Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada

bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran

minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen,

proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses

pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis

memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat

proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi,

tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi

pembakaran rokok ke paru- paru mereka.

3.4 Tar dan Asap Rokok

Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan

mengiritasi paru – paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan

penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus

menyebabkan kanker paru – paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal

oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR juga dapat

meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine.TAR yang

tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung

kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi

kemampuan sel – sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh,

sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.

Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun

disaluran itu yang menyebabkan :

Batuk-batuk atau sesak napas

36

Page 37: Makalah Karya Ilmiah

Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan

napas,

lidah atau bibir.

3.5 Gas CO (Karbon Mono Oksida)

Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh

darah. Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada

oksigen. Oleh sebab itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan

berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia

karena keracunan karbon mono oksida. Pada seorang perokok tidak akan

sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO yang dihirup oleh perokok

dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun pasti akan berpengaruh

negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.

3.6 Nikotin dan kerja nikotin

Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi

sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) ,

sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling

sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh,

meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah

tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.

Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa

membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai

terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh

jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan

perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada

permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan

pada cairan gusi.

Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang

menyebabkan :

- Jantung berdebar-debar

37

Page 38: Makalah Karya Ilmiah

- Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah,

berhubungan erat terjadinya serangan jantung

Saat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak.

Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental

area (VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan dopamin di

nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan

perasaan tengan dan nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali merokok

untuk memperoleh efek nyaman itu.

Bila perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan

nikotin berkurang dan pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul

gejala putus obat berupa iritabilitas dan stress.

Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit

karena rasa ketagihan terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai

pemutus rantai adiksi. Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor 42, namun

nanti yang akan berkaitan dengan reseptor 42 adalah verenicline yang bekerja

dengan dua cara. Pertama, verenicline menstimulasi reseptor untuk

melepaskan dopami secara pasrial, tujuanya untuk mengurangi gejala putus

obat berupa pusing, sulit berkosentrasi atau badmood yang ditimbulkan dari

proses berhenti merokok.

Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila

merokok kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga

mengurangi rasa nikmat dari rokok tersebut. = Verenicline dapat diberikan

pada perokok dewasa atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti

merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok berat maupun ringan.

Dosis awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara perlahan-lahan.

Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu selama

tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.

Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan

mimpi abnormal. Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti

merokok jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari

4 ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik.

38

Page 39: Makalah Karya Ilmiah

Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti

aseton, butan, arsenic, cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti

yang ditemukan pada bahan industri. Jadi dapat dibayangkan bukan dampak

buruk rokok?

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan

rokok itu lebih banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya.

Apabila hal ini dibiakan terus berlangsung, maka akan mengakibatkan

permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya

masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka. Namun

hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.

4.2. Saran

Setelah membaca kartulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan

akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan

kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya

menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang

mengancam jiwa mereka.

39

Page 40: Makalah Karya Ilmiah

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan

hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau

sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan

dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Prinsip-prinsip dalam sebuah karya

ilmiah meliputi : Objektivitas, Empiris, Rasional, serta Dedukatif dan

Induktif.

Karya ilmiah dapat dibedakan atas beberapa jenis yang ditinjau dari

berbagai sudut pandang seperti ; ditinjau dari pendekatannya ,bentuk dan

sasarannya atau pembacanya. Secara umum, sebuah karya ilmiah terbagi

dalam tiga bagian besar. Bagian yang dimaksud ialah pendahuluan, isi, dan

pembahasan. Pada bagian pendahuluan memuat latar belakang masalah,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian serta manfaat

penelitian. Pada bagian isi memuat kajian teori atau tinjauan kepustakaan,

pembahasan teori, kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan dan

pengajuan hipotesis. Pada bagian pembahasan memuat hasil penelitian seperti

jabaran varibel penelitian yang berisi tentang penjabaran dari variabel data

yang di teliti, hasil penelitian bisa dibuat dalam bentuk penjabaran atau

penjelasan dari variabel data yang telah dibuat ataupun dilampirkan, dan

terakhir diskusi penelitian yang mengungkapkan pandangan teoritis tentang

hasil yang didapatnya. Contoh karya ilmiah dapat diambil dari makalah,

laporan, skripsi, dan tesis.

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk

menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan

gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk

menyebarluaskan ilmu pengetahuan / hasil penelitian. Karya ilmiah dapat

berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta

menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah

40

Page 41: Makalah Karya Ilmiah

bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih

mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis,

memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping

menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.

3.2 Saran

Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang harus diketahui oleh

calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan hasil karya

ilmiah yang akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling tidak

harus mengetahui etika dan kode etik dalam penulisan karya ilmiah, tekhnik

penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar dan sikap-sikap dalam menulis

karya ilmiah serta harus menjalani dan menerima berbagai kendala dan

masalah dalam proses penulisan karya ilmiah, Oleh karena itu butuh suatu

pembelajaran ketika akan membuat karya ilmiah.

41

Page 42: Makalah Karya Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Aprilianti, Eka. 2012. Makalah Karya Tulis Ilmiah Bahasa Indonesia ( online

) (http:// 14april 92. Blogspot. Com/ 2012/01/makalah- karya- tulis-

ilmiah- bindonesia. html , diunduh 7 November 2014).

Bela, Sopia. 2012. Pengertian Jenis dan Ciri Karya Tulis. (online) ( http://

chetarmembahana. blogspot. com/ 2012/ 12/ pengertian- jenis- dan –

ciri – karya –tulis.html, diunduh 7 November 2014 ).

Krisna, Dimas Damar Adi. 2011. Pengaruh Regelatinasi dan Modifikasi

Hidrotermal terhadap Sifat Plastik pada Pembuatan Edible Film

dari Pati Kacang Merah ( Vigna angularis sp. ). Semarang :

Universitas Diponegoro.

Mega, Meilani. 2011. Prinsip- Prinsip Metode Ilmiah (online) (

http://chemistry smart challenge 2011. Blogspot.

Com/2011/01/prinsip-prinsip- metode- ilmiah. html, diunduh 8

November 2014 ).

Meirani, Wasitoh, dkk.. 2013. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Palembang :

Politeknik Negeri Sriwijaya.

Utami, Lia. 12 Desember 2011. Penulisan Karya Ilmiah ( Online ) (http://

liautami. wordpress. com/ 2012/ 10/ 14/ bagian- karya- ilmiah/ ,

diunduh 8 November 2014 ).

42