makalah k3

22
B A B I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pembangunan industri sejak Pelita I sampai Pelita V telah memberikan dampak positip bagi kekuatan ekonomi nasional yang ditandai dengan semakin berkembangnya berbagai jenis industri dengan beranekaragam jenis produk. keadaan ini memberikan lapangan pekerjaan yang semakin luas, dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi para pekerja dan keluarganya. Kondisi pekerja yang baik dan merasa aman dengan pekerjaannya akan mempengaruhi produktivitas perusahaan atau industri tersebut. Pekerja yang sehat akan memberikan hasil yang maksimal dalam pekerjaannya dibandingkan dengan pekerja yang sakit. Oleh karenanya, keselamatan, keamanan, dan kesehatan pekerja harus diperhatikan bagi setiap pemilik usaha. Dengan memberikan jaminan atas keselamatan, keamanan, dan kesehatan kerja, setiap pekerja akan merasa bahwa dirinya memiliki jaminan atas semua resiko yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan dapat membantu meningkatkan produktivitas perusahaan. Jaminan ini dapat berupa penyediaan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan, atau berupa penataaan ruang kerja yang tepat. Industri yang ada pada saat ini ditinjau dari modal kerja yang digunakan dapat 1

Upload: wira-nico-s

Post on 23-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

zzz

TRANSCRIPT

B A B IPENDAHULUAN

LATAR BELAKANGPembangunan industri sejak Pelita I sampai Pelita V telah memberikan dampak positip bagi kekuatan ekonomi nasional yang ditandai dengan semakin berkembangnya berbagai jenis industri dengan beranekaragam jenis produk. keadaan ini memberikan lapangan pekerjaan yang semakin luas, dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi para pekerja dan keluarganya. Kondisi pekerja yang baik dan merasa aman dengan pekerjaannya akan mempengaruhi produktivitas perusahaan atau industri tersebut. Pekerja yang sehat akan memberikan hasil yang maksimal dalam pekerjaannya dibandingkan dengan pekerja yang sakit. Oleh karenanya, keselamatan, keamanan, dan kesehatan pekerja harus diperhatikan bagi setiap pemilik usaha. Dengan memberikan jaminan atas keselamatan, keamanan, dan kesehatan kerja, setiap pekerja akan merasa bahwa dirinya memiliki jaminan atas semua resiko yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan dapat membantu meningkatkan produktivitas perusahaan. Jaminan ini dapat berupa penyediaan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan, atau berupa penataaan ruang kerja yang tepat. Industri yang ada pada saat ini ditinjau dari modal kerja yang digunakan dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu industri besar (Industri Dasar), industri menengah (Aneka industri) dan industri kecil. Industri kecil dengan teknologi sederhana/tradisional dan dengan jumlah modal yang relatif terbatas adalah merupakan industri yang banyak bergerak disektor informal. Pekerja pada kelompok ini merupakan kelompok kerja yang tergolong pada "underserved working population" dan belum mendapatkan pelayanan kesehatan kerja seperti yang diharapkan. Era industrialisasi saat ini dan dimasa mendatang memerlukan dukungan tenaga kerja yang sehat dan produktif dengan suasana kerja yang aman, nyaman dan serasi. diperkirakan jumlah angkatan kerja yang bekerja pada sektor - sektorindustri pemerintah dan swasta, baik sektor formal maupun informal pada akhir Pelita V akan mendekati 100 juta orang dimana sebagaian besar (lebih kurang 80 %) berada pada sektor informal. Diperkirakan sampai dengan tahun 2000 nanti akan terdapat 2 wajah pola penyakit di Indonesia yaitu penyakit infeksi yang memang akan terus ada dan penyakit-penyakit non infeksi yang disebabkan oleh "non-living organism" atau "non-living contaminant" seperti zat-zat kimia, debu, panas, logam-logam berat, tekanan mental, perilaku hidup tak sehat dan lain-lain. Penyakit-penyakit tersebut antara lain berupa pneumokoniosis, kanker, gangguankardiovaskuler, keracunan zat-zat kimia/logam berat, ketulian akibat bising, kecelakaan akibat kerja dan lain-lain. Sejalan dengan era industrialisasi, penyakit non infeksi, termasuk penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan penyakit akibat kerja akan meningkat sehingga perlu upaya antisipasi secara tepat waktu dan dapat mencapai seluruh sasaran. Dalam rangka meningkatkan kesehatan kerja khususnya bagi pekerja sektor informal, Departemen Kesehatan sebagai instansi pemerintah yang berkewajiban membina kesehatan masyarakat khususnya pekerja sektor infomal menyusun petunjuk praktis tentang bagaimana cara bekerja secara baik dan benar menurut kaidah kesehatan untuk berbagai jenis pekerjaan pada aneka ragam industri kecil.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja (K3)Kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerja termasuk masyarakat dan lingkungan pekerjaannya. Ruang lingkup kesehatan kerja meliputi upaya pemilik usaha dalam memberikan jaminan dan alat-alat pelindung diri untuk menyehatkan dan mengurangi risiko sakit pada pekerjanya. Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.Keselamatan kerja adalah upaya agar pekerja selamat di tempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk untuk menyelamatkan peralatan serta hasil produksinya. Ruang lingkup keselamatan kerja meliputi upaya pemilik usaha dalam memberikan sosialisasi tentang hal ahal yang diperbolehkan untuk dipakai dalam bekerja. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan. Kemananan kerja adalah upaya agar pekerja merasa tentram dan aman di tempat kerjanya. Ruang lingkup kemanan kerja meliputi upaya pemilik usaha dalam memberikan ruang kerja dan peralatan kerja yang tepat. Sesuai dengan perundang undagan berikut ini:1. Undang Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.2. Undang Undang No 13 Tahun 2003 pasal 35 ayat 3Pemberi kerja dalam mempekerjakan tenaga kerja wajib memberikan perlindungan yang mencakup kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan baik mental maupun fisik tenaga kerja.3. Undang Undang No 13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :a. Keselamatan dan Kesehatan Kerjab. Moral dan Kesusilaanc. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmaterila. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material seperti :1. Baju kerja2. Helm3. Kaca mata4. Sarung tangan5. Sepatub. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat non material seperti:1.Buku petunjuk penggunaan alat2. Rambu-rambu dan isyarat bahaya.3. Himbauan-himbauan4. Petugas keamananSistem keselamatan dan kesehatan kerja ada karena sering adanya kecelakaan kerja sedangkan kecelakaan kerja itu sendiri terbagi atas dua menurut proses terjadinya kecelakaan yaitu : 1.IncidentSuatu kejadian yang tidak diinginkan bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan, maka dapat menyebabkan accident. 2.AccidentSuatu kejadian yang tidak diingikan berakibat cedera pada manusia atau pekerja, kerusakan barang, gangguan terhadap kelancaran pekerjaan, dan pencemaran lingkungan. Jadi bisa dikatakan terjadinya kecelakaan atau accident karena adanya incident yang tidak bisa ditangani dengan baik. Dalam hal seperti inilah sistem kesehatan dan keselamatan kerja sangat diperlukan untuk meminimalkan tingkat kecelakaan kerja pada proses kerja.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization) menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja2.2 Kesehatan KerjaDalam melakukan tugasnya, seorang pekerja harus dalam keadaan sehat baik itu sehat jasmani maupun rohani serta dalam lingkungan kerja yang sehat pula karena tingkat produktivitas kerja sangat dipengaruhi oleh kesehatan dari pekerja, seperti hubungan yang searah yang saling menguntungkan satu sama lain, menguntungkan bagi pekerja menguntungkan juga bagi perusahaan. Dengan tingkat kesehataan pekerja yang terjamin oleh perusahaan maka pekerja akan semakin giat dalam melaksanakan tugas dari perusahaan karena pekerja akan merasa hutang budi atas fasilitas yang telah diberikan oleh perusahaan dengan kata lain loyalitas dari pekerja kepada perusahaan akan meningkat, dan itu akan menguntungkan perusahaan. Kesehatan kerja disini meliputi kesehatan dari seorang pekerja itu sendiri baik kesehatan fisik maupun rohani juga kesehatan lingkungan kerja yang meliputi tempat kerja dan proses kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan. 1. Kesehatan Pekerja Kesehatan pekerja adalah kesehatan yang harus ada pada diri pekerja seperti layaknya umum pekerja tidak diperkenankan untuk bekerja apabila dalam keadaan sakit karena bisa mengganggu proses kerja yang lainya, apabila pekerja dalam keadaan sakit maka pekerja berhak untuk meminta cuti istirahat dan perusahaan dalam hal ini harus membantu dalam proses penyembuhan diri pekerja baik secara moril maupun materi. 2. Kesehatan Lingkungan Kerja Lingkungan tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih dan sehat agar dalam melakukan pekerjaanya seorang pekerja merasa nyaman dan aman, dimana kesehatan tempat kerja ini sangat menentukan baik buruknya tingkat kesehatan bagi pekerja. Tempat kerja yang sehat akan membuat pekerja jarang terkena penyakit yang dapat mempengaruhi proses kerja di tempat keja, apabila terjadi masalah ditempat kerja maka seorang pekerja wajib melapor ke perusahaan atau pihak yang berwenang dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja sesuai peraturan Mentri Tenaga Kerja Republik Indonesia. Keselamatan dan kesehatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktifitas karyawan hal ini atas dasar : 1.Dengan tingkat keselamatan yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi sahingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari. 2. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan ppemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja serta mesin yang produktif dan efesien dengan tingkat produksi dan produktifitas tinggi. 3.Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanaan serta kegairahan kerja. Sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efesiensi yang tinggi pula. 4.Praktek keselamatan tidak dapat dipisahkan dari keterampilan keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi.

2.3 Uraian Proses ProduksiBerikut adalah langkah langkah untuk membuat batik tulis pada industri Istana Bordir dan Batik menurut hasil observasi yang telah dilakukan.a. Pemilihan dan Pembuatan DesainLangkah pertama yang dilakukan saat membuat batik tulis adalah memilih desain yang akan digunakan. Setelah menentukan desain, buatlah desain pada kertas roti atau kertas minyak. Pembuatan desain pada kertas minyak ini untuk memudahkan saat menjiplak pada kain.b. Pemindahan Desain pada KainSetelah membuat desain pada kertas minyak, langkah selanjutnya adalah menjiplak motif pada kain dengan menggunakan meja jiplak ( meja dengan papan kaca yang dilengkapi dengan lampu di bawahnya). Pada saat menjiplak, gunakan pensil dan jiplaklah setipis mungkin.c. Perebusan MalamProses pembuatan batik tulis ini menggunakan alat canting yang diisi dengan malam. Industri milik Bu Indah ini menggunakan malam buatan sendiri yang terbuat dari bahan lilin. Sehingga batik yang dihasilkanpun memiliki keunikan dalam material utama pembuat batik yakni malam.d. Proses Membatik pada Kain dengan CantingSetelah merebus malam, masukkan rebusan malam pada canting sedikit demi sedikit. Ketika menggunakan canting, yang harus diingat adalah canting harus digunakan dalam keadaan malam yang masih panas. Begitu juga saat selesai menggunakan canting, letakkan canting dalam posisi tegak atau sedikit miring, agar malam yang berada di dalamnya tidak beku. Pada proses inilah yang memakan banyak waktu, karena dibutuhkan tingkat keuletan dan kecermatan yang tinggi.e. Proses Pengeringan dalam RuangSetelah membatik pada kain, keringkan kain di dalam ruangan. Papan yang digunakan untuk mengeringkan kain ini adalah papan kayu yang terletak. Untuk mengeringkan kain yang masih dalam tahap canting, tidak perlu dikeringkan atau dijemur diluar ruangan. Karena tingkat kebasahannya tidak terlalu tinggi, sehingga tidak memerlukan banyak sinar matahari.f. Proses Perebusan KainSetelah kain kering, mulailah untuk merebus dengan menggunakan panci besar dengan rentangan bamboo di tengah tengahnya. Proses perebusan kain ini membutuhkan 2 orang untuk mengangkat setiap satu sisi bambu.g. Proses Pengeringan di Luar RuangSetelah melakukan proses perebusan kain, proses yang selanjutnya adalah mengeringkan kain di luar ruangan. Kain ini dikeringkan di halaman atau pekarangan depan tempat pembuatan batik. Halaman ini sangat teduh, karena masih banyak pepohonan di sekitarnya. Proses pengeringan ini bisa mencapai 2 3 hari.h. Proses PengemasanSetelah semua prosedur dilakukan, langkah yang terakhir adalah pengemasan kain. Kain bisa langsung diolah menjadi busana atau tetap dibiarkan dalam bentuk kain.2.4 Pemantauan Dan Metode2.4.1 Faktor Teknisa. Faktor Lingkungan KerjaFaktor lingkungan kerja memiliki keterkaitan dengan tata ruang atau ergonomi. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai rencana kerja yang memungkinkan manusia bekerja dengan baik tanpa melewati batas kemampuannya. Ergonomi ini berhubungan dengan :1. Penyelesaian pekerjaan dengan tenaga kerjanya.2. Perencanaan pekerjaan agar dapat menggunakan kemampuan manusia tanpa melebihi batasannya.3. Perencanaan sistem Man-Machine dengan tenaga kerja, manusia sebagai kerangka referensinya.4. Pertalian antara teknologi dan ilmu biologi manusia.Karena penataan ruang atau lingkungan kerja sangat berpengaruh bagi kesehatan , keselamatan, dan keamanan pekerja, maka faktor lingkungan ini bisa menjadi sebuah potensi bahaya kecelakaan bila penataannya tidak diperhatikan secara utuh.b. Potensi Bahaya Kecelakaan KerjaBahaya adalah sumber potensial kerusakan atau kerugian yang berupa situasi yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian. Sedangkan risiko adalah kemunginan dan konsekuensi terjadinya luka atau sakit.Bahaya dapat diklasifikasikan menurut jenisnya, yakni :1. Bahaya FisikBahaya fisik adalah jenis bahaya yang dapat dirasakan melalui lima indra, yakni indra penciuman, peraba, perasa, penglihatan, dan pendengaran seperti kebisingan, vibrasi, dan temperatur.1. Bahaya KimiaBahaya kimia adalah jenis bahaya yang ditimbulkan akibat bahan bahan yang mengandung material atau senyawa kimia seperti korosif, oksidasi, karsigonetas, ledakan, dll.1. Bahaya BiologiBahaya biologi adalah jenis bahaya yang disebabkan oleh makhluk hidup, seperti virus, jamur, bakteri.1. Bahaya ErgonomiBahaya ergonomi adalah jenis bahaya yang disebabkan faktor lingkungan, baik dari segi tata letak maupun sumber daya manusianya.1. Bahaya PsikologiBahaya psikologi adalah jenis bahaya yang disebabkan oleh keadaan psikologis atau mental seseorang, sepert stress kerja,lelah piker, dan beban kerja.Adapun bahaya di tempat kerja dapat dibagi menjadi 4 kategori yakni :KategoriJenis Bahaya

Mesin dan PeralatanMesin tanpa alat pelindung atau pengaman, penggunaan peralatan yang tidak tepat, peralatan yang desain maupun kondisinya tidak baik, peralatan yang mempunyai bagian yang tajam, peralatan dengan hubungan listrik yang salah.

Lingkungan Kerja FisikLantai licin, tidak rata, kotor, ketidakrapian, ketidakbersihan, jalan keluar terhalang, kebisingan yang mengganggu, penerangan yang tidak memadai, kualitas udara dan ventilasi yang buruk, berdebu, berasap atau berbau.

Pekerja dan TugasnyaKelelahan, stress, kurang berpengalaman, semangat kerja, pelecehan, diskriminasi, pertambahan jam kerja tanpa istirahat yang cukup, posisi kerja, dan cara mengangkat barang yang tidak benar, gerakan pindah yang berulang.

OrganisasiKurangnya kebijakan dan prosedur mengenai K3, pelatihan, jadwal pelatihan yang tidak sesuai.

2.5 Faktor ManusiaKesehatan Tenaga KerjaAda beberapa bahaya dan risiko yang diakibatkan oleh pekerjaan membatik, diantaranyaProses ProduksiPotensi Bahaya Kecelakaan

Proses Mendisainpenyakit mata, seperti plus minus akibat penerangan yang kurang atau terlalu terang.

Proses Perebusan MalamTerkena gangguan pernapasan, dada sesak akibat bau yang dihasilkan dan kurangnya ventilasi udara.

Proses Membatik Tulisterkena canting yang berisi malam yang panas, akibatnya kulit bisa terkena luka bakar bahkan melepuh.

Proses Membatik Capapabila tidak berhati-hati saat mengecap kain adalah kulit bisa terkena luka bakar bahkan melepuh.

Proses Perebusan KainTerkena iritasi mata akibat percikan air panas pada saat merebus, bau yang menyengat dan mengganggu pernapasan

Tabel 2 Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja pada Industri Batik Namun para pekerja tidak perlu khawatir akan risiko dan bahaya tersebut. Tingkat terjadinya risiko dan bahaya bisa diminimalisir bahkan dihilangkan bila para pekerja mengikuti prosedur K3 dan menggunakan alat pelindung diri yang telah disediakan. Dan para pekerja pun dapat bekerja dengan nyaman dan sehat.Cara Pencegahan dan Penanggulangan Gangguan Kesehatan Akibat Kerja

Untuk mengurangi bahaya potensial yang mungkin timbul akibat kegiatan perajin yang meliputi batik, maka beberapa cara pencegahan dan penanggulangan yang dapat dilakukan adalah didasarkan pada proses kegiatan yang ada serta bahaya potensial yang dapat ditimbulkan pada setiap tahap kegiatan tersebut.Berbagai cara pencegahan dan penanggulangan dari bahaya-bahaya potensial yang mungkin timbul dapat dilihat pada uraian berikut ini.1. Panasa. Memperbaiki sistim penghawaan, dengan sistim ventilasi silang atas ventilasi mekanis.b. Meletakkan tungku tepat dibawah cerobong asapc. Jarak antara pekerja dengan sumber panas tidak terlalu dekat.d. Posisi pekerja menghadap searah dengan arah angine. Menggunakan pakaian dan alat pelindungan pada waktu kerja ( sarung tangan, kaca mata dll ).f. Pengatur waktu kerja , agar pekerja tidak terlalu lama terpapar dengan panas.g. Pekerja harus cukup minum minum selama bekerja dilingkungan panash. Pemindahan pekerja dari lingkungan yang panas ke tempat yang sejuk secara berkala.i. Bila timbul gejala-gejala gangguan kesehatan akibat panas, misalnya kelelahan kejang otot atau gangguankesadaran, segera rujuk kesarana kesehatan terdekat.

2. Kebisingana. Mengurangi kebisingan pada sumbernya dengan cara :1. Memberi sekat ( dari bahan kain , gabus atau karet pada landasan mesin, penempaan atau lainnya)2. Penanaman pohon disekitar tempat kerja.3. Penempaan dilakukan pada ruangan tersendiri atau ruang kedap suara.b. Mengatur lama waktu kerja agar tidak melebihi dari ambang batas kebisingan yang diperkenankan, misalnya : 85 db ( A) untuk 8 Jam pemajanan 90 db ( A) untuk 4 jam pemajanan 95 db ( A ) untuk 2 Jam pemajanan dan seterusnya.c. Menggunakan sumbat telinga (ear plugs) atau tutup telinga (ear muffs) pada waktu bekerja ditempat bising,karena alat tersebut mampu mengurangi intensitas bising sampai sekitar 25 40 db (A).

3. Sikap kerja yang tidak benar ( tidak ergonomis )a. Menyesuaikan alat kerja dengan postur tubuh pekerja sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaan masing-masing,sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan posisi duduk atau berdiri, misalnya : Duduk dikursi dan menggunakan meja yang sesuai : tingginya untuk tempat peralatan kerja Berdiri tegak, dengan peralatan kerja diatas meja yang sesuai fungsinya. Pekerja tidak membungkuk , jongkok atau duduk dilantai dan memaksakan posisi tubuh pada keadaanalami Usahakan istirahat atau mengganti posisi kerja secara berkala.b. Melakukan latihan pada otot yang mengalami gangguanc. Rujuk ke Puskesmas atau sarana kesehatan terdekat.Uap Logam / Zat-zat kimiaa. Posisi kerja menghadap searah dengan arah anginb. Menggunakan masker penutup mulut dan hidung.c. Tidak merokok sewaktu kerja.d. Penghawaan yang baik ditempat kerja dan menggunakan cerobong asap diatas tungkue. Pengaturan waktu kerja agar pekerja tidak terlalu terpapar oleh uap logam atau zat-zat kimia.f. Bila timbul gejala gangguan saluran pernafasan segera ke sarana kesehatan.

4. Larutan Kimia ( Asam Sulfat, Kalium bikhromat, Natrium Sulfat dan lain-lain)a. Menggunakan sarung tanganb. Tidak makan dan tidak merokok waktu bekerjac. Segera cuci tangan atau mandi setelah selesai bekerja.d. Bila timbul gangguan pada kulit , segera berobat kesarana kesehatan.

5. Gangguan Penglihatana. Penerangan yang cukup dan tidak silaub. Menggunakan pelindung mata pada saat mengerjakan pengelasan atau pekerjaan-pekerjaan lain yangmembahayakan mata.c. Bila terdapat gangguan penglihatan , segera berobat kesarana kesehatan.6. Kecelakaana. Melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerjab. Pencahayaan yang cukup sesuai dengan sifat dan jenis pekerjaan.c. Penempatan alat-alat kerja pada tempat yang sama.d. Pemberian label yang jelas pada wadah bahan kimia yang digunakan .e. Menggunakan alat pelindung perorangan yang sesuai dengan sifat dan jenis pekerjaan.

7. Pencahayaana. Pengaturan pencahayaan ditempat kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan jenis dan sifatpekerjaannya.b. Hindari kesilauan yang berlebihan dengan menggunakan kaca mata penahan sinar.

8. Cara kerja yang kurang hati-hatia. Memeriksa alat yang akan sebelum bekerja.b. Menggunakan ruangan yang cukup leluasa untuk melakukan pekerjaan.c. Bekerja secara ergonomisd. Kondisi badan dalam keadaan layak kerja.e. Melakukan pertolongan pertama pada luka ringan, bila tidak berhasil dirujuk kesarana kesehatan.

BAB IIIPENUTUP

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat kerja yang aman ,sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit.

1