makalah jiwa

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar pemikiran dalam Sistem Kesehatan Nasional berkaitan dengan tujuan pembangunan di bidang kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, maka disusun program pelayanan kesehatan dasar yang meliputi berbagai upaya diantaranya upaya keperawatan kesehatan masyarakat. Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan berbagai masalah yang ada di masyarakat harus dipecahkan. Dan untuk mengetahui masalah-masalah tersebut dibutuhkan informasi data-data yang akurat serta relevan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan yang sebenarnya dari masyarakat. Karenanya, tenaga kesehatan perlu terjun langsung di masyarakat untuk melakukan pendataan, pengumpulan, pengolahan dan 1

Upload: salwa-eka

Post on 09-Jul-2016

48 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH JIWA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dasar pemikiran dalam Sistem Kesehatan Nasional berkaitan dengan tujuan

pembangunan di bidang kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan

masyarakat oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu

unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan

tersebut, maka disusun program pelayanan kesehatan dasar yang meliputi berbagai upaya

diantaranya upaya keperawatan kesehatan masyarakat.

Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan berbagai masalah yang ada di masyarakat

harus dipecahkan. Dan untuk mengetahui masalah-masalah tersebut dibutuhkan informasi data-

data yang akurat serta relevan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan

yang sebenarnya dari masyarakat. Karenanya, tenaga kesehatan perlu terjun langsung di

masyarakat untuk melakukan pendataan, pengumpulan, pengolahan dan menginterpretasikan

data yang sebaik-baiknya dan adanya masalah-masalah kesehatan dalam masyarakat merupakan

salah satu cara melakukan analisa sebagai wujud dalam rangka pembangunan Indonesia sehat

2010.

Puskesmas Tanrutedong Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidrap merupakan puskesmas

perawatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan melalui kegiatan pokok baik rawat jalan

maupun rawat inap serta upaya rujukan kesehatan. Salah satu program pokok pelayanan

kesehatan di Puskesmas Tanrutedong adalah upaya pelaksanaan kesehatan jiwa di mana

kesehatan jiwa ini merupakan bagian integral dari kesehatan yang tercakup dalam Sistem

Kesehatan Nasional tahun 1990 yang menguraikan bahwa pada tahun 2000 diperkirakan jumlah

1

Page 2: MAKALAH JIWA

gangguan kesehatan jiwa relative berkembang di berbagai bidang yang diakibatkan karena

besarnya tekanan hidup, demikian halnya ketergantungan obat, kenakalan remaja dan

penyimpangan perilaku manusia.

Oleh karena itu peran dan fungsi perwat dituntut untuk dapat menciptakan suasana yang

dapat membantu penyembuhan pasien gangguan kesehatan jiwa melalui usaha pendidikan

kesehatan dan tindakan keperawatan secara komprehensif yang ditujukan kepada penderita,

keluarga dan masyarakat. Hal ini perlu dilaksanakan secara berkesinambungan karena gangguan

kesehatan jiwa dapat menjadi berat dan lebih sukar dalam penyembuhan bila tidak mendapat

perawatan secara intensif. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mencoba menerapkan

bagaimana peran perawat dalam penatalaksanaan pasien gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas

Tanrutedong.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

- Meningkatkan derajat kesehatan jiwa dan kualitas hidup masyarakat.

2. Tujuan Khusus

- Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap

kesehatan jiwa

- Meningkatkan upaya untuk mencagah kekambuhan pasien gangguan jiwa.

- Mendeteksi dan menanggulangi masalah kesehatan jiwa secara dini.

3. Masalah

Masih terdapat masyarakat/keluarga pasien yang belum mengetahui cara

menghadapi penderita pasien jiwa.

4. Indikator Keberhasilan

2

Page 3: MAKALAH JIWA

a. Kekuatan

- Ada tenaga professional (medis 2 orang yaitu dokter umum dan dokter gigi,

paramedis 20 orang)

- Kepercayaan terhadap puskesmas

- Adanya fasilitas penunjang

- Memiliki pelaporan puskesmas

b. Kelemahan

- Pendataan kurang menyeluruh sehingga belum mencapai angka maksimal.

- Alokasi dana dari puskesmas yang masih kurang

- Program posyandu jiwa tidak optimal.

- Kurangnya upaya kesehatan dalam hal promotif.

- Peran kader kurang

- Kurang partisipasi lintas sektoral

- Persediaan obat tidak cukup/terbatas.

c. Peluang

- Lokasi wilayah puskesmas yang strategis dan mudah dijangkau.

- Kinerja dinas kesehatan cukup baik.

- Adanya kader kesehatan

- Adanya praktisi swasta ( dokter praktek swasta, bidan dan perwat ).

- Adanya dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).

d. Ancaman

- Kurangnya pengetahuan masyarakat dan dukungan keluarga terhadap

pemberian obat teratur dalam menghindari kekambuhan.

3

Page 4: MAKALAH JIWA

- Tingkat pendidikan dan status ekonomi masyarakat yang masih rendah.

- Sarana pelayanan kesehatan yang masih belum lengkap sehingga pasien harus

dirujuk ke rumah sakit yang ada di propinsi.

```

4

Page 5: MAKALAH JIWA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Sehat Jiwa

a. Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan

hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif

terhadap diri sendiri dan orang lain.

b. Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinan perkembangan optimal bagi

individu secara fisik, intelektual dan emosional sepanjang hal itu tidak bertentangan

dengan kepentingan orang lain. (WHO).

c. Posyandu adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat di wilayah tertentu dimana

mereka bisa mendapat pelayanan

2. Ciri-ciri sehat Jiwa :

a. Bersikap positif terhadap diri sendiri

b. Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai aktualisasi diri.

c. Mampu mengatasi stress atau perubahan pada dirinya.

d. Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang diambil.

3. Masalah psikososial

Masalah psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang

bersifat psikologis ataupun social yang mempunyai pengaruh timbal balik dan dianggap

berpotensi cukup besar sebagai factor penyebab terjadinya gangguan jiwa, atau gangguan

kesehatan secara nyata atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada

lingkungan social.

Ciri-ciri masalah psikososial yaitu :

5

Page 6: MAKALAH JIWA

a. Cemas, khawatir berlebihan, takut

b. Mudah tersinggung

c. Sulit berkonsentrasi

d. Bersifat ragu-ragu merasa rendah diri

e. Merasa kecewa

f. Pemarah dan agresif

g. Reaksi fisik seperti jantung berdebar, otot tegang, sakit kepala

4. Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi gangguan jiwa yang

menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada

individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran.

Ciri-ciri gangguan jiwa :

a. Sedih berkepanjangan

b. Tidak bersemangat dan cenderung malas.

c. Marah tanpa sebab

d. Menggantung diri.

e. Tidak mengenali orang

f. Bicara kacau

g. Bicara sendiri.

h. Tidak mampu merawat diri.

5. Peran dan Fungsi perawatan Kesehatan Jiwa Komunitas

Keperawatan kesehatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya

untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mendukung pada fungsi yang

6

Page 7: MAKALAH JIWA

terintegrasi sehingga sanggup mengembangkan diri secara wajar dan dapat melakukan

fungsinya dengan baik, sanggup menjelaskan tugasnya sehari-hari sebagaimana mestinya.

Dalam mengembangkan upaya pelayanan keperawatan jiwa, perawat sangat penting

untuk mengetahui dan meyakini akan peran dan fungsinya, serta memahami beberapa

konsep dasar yang berhubungan dengan asuhan keperawatan jiwa.

Center for Mental Health Services secara resmi mengakui keperawatan kesehatan

jiwa sebagai salah satu dari lima inti disiplin kesehatan jiwa. Perawat jiwa menggunakan

pengetahuan dari ilmu psikososial, biofisik,, teori kepribadian, dan perilaku manusia

untuk mendapatkan suatu kerangka berpikir teoritis yang mendasari praktik keperawatan.

1. Pengkajian yg mempertimbangkan budaya

2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan

3. Berperan serta dalam pengelolaan kasus

4. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit

mental - penyuluhan dan konseling

5. Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan

kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan

6. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan

Kompetensi Perawat Kesehatan Jiwa Komunitas (Competent Of Caring)

a. Pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya.

b. Merancang dan implementasi rencana tindakan untuk klien dan keluarga.

c. Peran serta dalam pengelolaan kasus: mengorganisasikan, mengkaji, negosiasi,

koordinasi pelayanan bagi individu dan keluarga.

7

Page 8: MAKALAH JIWA

d. Memberikan pedoman pelayanan bagi individu, keluarga, kelompok, untuk

menggunakan sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental, termasuk

pelayanan terkait, teknologi dan sistem sosial yang paling tepat.

e. Meningkatkan dan memelihara kesehatanmental serta mengatasi pengaruh

penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling.

f. Memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis dan

penyakit jiwa dengan masalah fisik.

g. Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan

kebutuhan klien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.

Pelayanan Keperawatan Jiwa Komunitas

Pelayanan keperawatan jiwa komprehensif adalah pelayanan keperawatan

jiwa yang diberikan pada masyarakat pasca bencana dan konflik, dengan kondisi

masyarakat yang sangat beragam dalam rentang sehat – sakit yag memerlukan

pelayanan keperawatan pada tingkat pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup 3 tingkat

pencegahan yaitu pencegaha primer , sekunder, dan tersier.

1.      Pencegahan Primer

Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalah pada peningkatan kesehatan

dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mencegah

terjadinya gangguan jiwa , mempertahankan dan meningkatkan kesehtan jiwa.

Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan

jiwa sesuai dengan kelompok umur yaitu anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut.

Aktivitas pada pencegahan primer adalah program pendidikan kesehatan ,

8

Page 9: MAKALAH JIWA

program stimulasi perkembangan, program sosialisasi kesehatan jiwa ,

manajemen stress , persiapan menjadi orang tua. Beberapa kegiatan yang

dilakukan adalah :

a.      Memberikan pendidikan kesehatan pada orangtua antara lain :

1)      Pendidikan menjadi orangtua

2)      Pendidikan tentang perkembangan anak sesuai dengan usia.

3)      Memantau dan menstimulasi perkembangan

4)      Mensosialisasikan anak dengan lingkungan

b.      Pendidikan kesehatan mengatasi stress

1)      Stress pekerjaan

2)      Stress perkawinan

3)      Stress sekolah

4)      Stress pasca bencana

c.       Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu , individu yang

kehilangan pasangan , pekerjaan, kehilangan rumah/ tempat tinggal , yang

semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana. Beberapa kegiatan yang

dilakukan adalah :

1)      Memberikan informasi tentang cara mengatasi kehilangan

2)     Menggerakkan dukungan masyarakat seperti menjadi orangtua asuhbagi

anak yatim piatu.

9

Page 10: MAKALAH JIWA

3)     Melatih keterampilan sesuai dengan keahlian masing-masing untuk

mendapatkan pekerjaan

4)      Mendapatkan dukungan pemerintah dan LSM untuk memperoleh tempat

tinggal.

d.     Program pencegahan penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat sering

digunakan sebagai koping untuk mengtasi masalah. Kegiatan yang dilakukan:

1)      Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi stress

2)      Latihan asertif yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan tanpa

menyakiti orang lain.

3)      Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-aspek positif yang ada pada

diri seseorang.

e.      Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara

penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputus asaan. Oleh

karena itu perlu dilakukan program :

1)     Memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

tentang tanda-tanda bunuh diri.

2)      Menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah bunuh diri.

3)      Melatih keterampilan koping yang adaptif.

2.      Pencegahan Sekunder

10

Page 11: MAKALAH JIWA

Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini

dan penanganan dengan segera masalah psikososial dan gangguan jiwa. Tujuan

pelayanan adalah menurunkan angka kejadian gangguan jiwa. Target pelayanan

adalah anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda-tanda masalah

dan gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah :

a.      Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari

berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain dan penemuan langsung.

b.      Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah-langkah sebagai

berikut :

1)      Melakukan pengkajian 2menit untuk memperoleh data fokus pada semua

pasien yang berobat kepukesmas dengan keluhan fisik.

2)      Jika ditemukan tanda-tanda yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi

maka lanjutkan pengkajian dengan menggunakan pengkajian keperawatan

kesehatan jiwa.

3)      Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa (di

tempat– tempat umum)

4)      Memberikan pengobatan cepat terhadap kasus baru yang ditemukan sesuai

dengan standar pendelegasian program pengobatan (bekerja sama dengan

dokter) dan memonitor efek samping pemberian obat, gejala, dan kepatuhan

pasien minum obat.

11

Page 12: MAKALAH JIWA

5)      Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang

dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami (jika ada

gangguan fisik yang memerlukan pengobatan).

6)      Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan keluarga agar

melaporkan segera kepada perawat jika ditemukan adanya tanda-tanda yang

tidak biasa, dan menginformasikan jadwal tindak lanjut.

7)      Menangani kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien ditempat yang

aman, melakukan pengawasan ketat, menguatkan koping, dan melakukan

rujukan jika mengancam keselamatan jiwa.

8)      Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai terapi keperawatan untuk

membantu pemulihan pasien seperti terapi aktivitas kelompok , terapi

keluarga dan terapi lingkungan.

9)      Memfasilitasi self-help group (kelompok pasien, kelompok keluarga, atau

kelompok masyarakat pemerhati) berupa kegiatan kelompok yang mebahas

masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan jiwa dan cara

penyelesaiannya.

10)  Menyediakan hotline service untuk intervensikrisis yaitu pelayanan dalam

24 pukul melalu telepon berupa pelayan konseling.

11)  Melakukan tindakkan lanjut (follow-up) dan rujukan kasus.

3.      Pencegahan Tersier

12

Page 13: MAKALAH JIWA

Pencegahan tersier adalah pelayanan keperawatan yang berfokus pelayana

keperawatan adalah : pada peningkatkan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan

kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan

atau ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat

mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Aktifitas pada pencegahan tersier

meliputi :

1.      Program dukungan sosial dengan menggerakan sumber-sumber dimasyarakat seperti:

sumber pendidikan, dukungan masyrakat (tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat),

dan pelayan terdekat yang terjangkau masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan

adalah :

a. Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat terhadap

penerima pasien gangguan jiwa.

b. Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam

penanganan pasien yang melayani kekambuhan.

2.      Program rehabilitas untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri

berfokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga dengan cara :

a. Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan dan

menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat

b. Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayaka keluarga dan

masyarakat.

c. Menyediakan pelatihan dan kemampuan dan potensi yang perlu dikembangkan

oleh pasien, keluarga dan masyarakat agar pasien produktif kembali.

13

Page 14: MAKALAH JIWA

d. Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan mengambil keputusan untuk

dirinya.

3. Program sosialisasi

a.      Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.

b.      Mengembangkan keterampilan hidup (aktifitas hidup sehari-hari

[ADL],mengelola rumah tangga, mengembangkan hobi

c.       Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat

rekreasi.

d.      Kegiatan sosial dan keagamaan (arisan bersama, pengajian bersama,

majelis taklim, kegiatan adat)

4. Program mencegah stigma. Stigma merupaka anggapan yang keliru dalam

masyarakat terhadap gangguan jiwa, oleh karena itu, perlu diberikan program

mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan deskriminasi terhadap pasien

gangguan jiwa. Beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu :

a. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang kesehatan

jiwa dan gangguan jiwa, serta tentang sikap dan tindakan menghargai

pasien gangguan jiwa.

b. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, atau orang yang

berpengaruh dalam rangka mensosialisasikan kesehatan jiwa dan

gangguan jiwa.

14

Page 15: MAKALAH JIWA

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Geografis

Kecamatan Duapitue adalah salah satu dari kecamatan dalam Kabupaten

Sidenreng Rappang yang terletak kurang lebih 22 km di sebelah timur kota Pangkajene

(Ibukota Kabupaten Sidenreng Rappang).

Letak Kecamatan Duapitue berbatasan dengan :

- Sebelah Utara : Kecamatan Pitu Riawa dan Pitu Riase

- Sebelah Timur : Kabupaten Wajo

- Sebelah Selatan : Kabupaten Wajo

- Sebelah Barat : Kecamatan Pitu Riawa

B. Visi dan Misi

1. Visi

Pembangunan kesehatan dalam upaya mencapai visi Indonesia Sehat 2010.

Sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, maka dalam penyelenggaraannya

Dinas Kesehatan harus dengan seksama memperhatikan dasar-dasar pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan menuju

Indonesia Sehat 2010 yaitu : Perikemanusiaan, Pemberdayaan dan Kemandirian, Adil

dan Merata dan Pengutamaan dan manfaat.

Dalam pencapaian pembangunan kesehatan pada akhir tahun 2009,

puskesmas sangat berperan untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal

15

Page 16: MAKALAH JIWA

seperti telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah

Daerah. (RPJM-D). Tahun 2006-2009 dan juga telah mempertimbangkan

perkembangan masalah serta berbagai kecenderungan pembangunan kesehatan ke

depan maka ditetapkan visi Puskesmas Tanrutedong.” Kecamatan sehat 2010”

2. Misi

- Melaksanakan kesehatan dasar yang bermutu dan merata

- Mengembangkan peran serta masyarakat secara aktif dan kemitraan dengan lintas

sector.

- Meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat tentang pola hidup sehat.

C. Tugas Pokok

1. Melaksanakan manajemen puskesmas

2. Melaksanakan upaya kesehatan keluarga

3. Melaksanakan upaya kesehatan lingkungan

4. Melaksanakan upaya penyuluhan kesehatan masyarakat/promosi kesehatan dan peran

serta kelompok potensial.

D. Fungsi

1. Sebagai pusat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata.

2. Sebagai pusat pembinaan peran serta masyarakat.

3. Sebagai pusat pelayanan kegawatdaruratan.

16

Page 17: MAKALAH JIWA

BAB IV

PEMBAHASAN

Adapun program yang digunakan untuk menggerakkan peran serta masyarakat dalam

menekan jumlah penderita pasien gangguan jiwa diwilayah kerja puskesmas tanrutedong yaitu :

1. Advokasi pada pimpinan

Advokasi pada pimpinan melahirkan dukungan dalam melaksanakan kegiatan

upaya kesehatan jiwa.

2. Sosialisasi lintas sektoral

Tujuan : Pemberian informasi tentang latar belakang keadaan dan masalah, defenisi,

maksud dan tujuan upaya kesehatan jiwa

3. Pendataan / kunjungan rumah

Untuk mengetahui jumlah sasaran dan masalah yang dihadapi oleh pasien dan

keluarga pasien gangguan jiwa.

4. Penyuluhan

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara

menghadapi pasien gangguan jiwa dengan segala permasalahannya.

5. Posyandu Jiwa

Pos pelayanan terpadu untuk masyarakat di wilayah tertentu dimana mereka bisa

mendapat pelayanan yang optimal pada umumnya dan gangguan kesehatan jiwa pada

khususnya.

17

Page 18: MAKALAH JIWA

Kegiatan –kegiatan tersebut diadakan di sarana kesehatan dan rumah penduduk oleh

tenaga kesehatan/ perawat melalui perencanaan yang bisa membantu mengetahui permasalahan

yang dihadapi penderita/keluarga pasien jiwa.

NO

Jenis BULAN

Kegiatan JANFEB

MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKTNOV

DES

1 Pendataan X                      

2 Analisa data   x                    

3 Diagnosa   x X                  

4 Tujuan/sasaran     X                  

5 Merencanakan tindakan       x                

6 Melaksanakan tindakan         X x x x x x x  

7 Evaluasi hasil kegiatan                       x

Rencana kegiatan kesehatan jiwa pada tahun 2014 meliputi pendataan wilayah kerja

dimana data dikumpulkan baik melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat

maupun melalui wawancara perawat dengan pasien atau keluarganya, kemudian data tersebut

dianalisa dengan mengetahui penyebab dan masalah yang dihadapi pasien. Berdasarkan analisa

data, maka akan diperoleh diagnose sesuai dengan jenis penyakit. Selanjutnya, sasaran yang

ingin dicapai lebih mengarah kepada suatu keadaan situasi yang mencakup kehidupan pasien dan

lingkungannya menjadi lebih baik. Perencanaan tindakan yang dilakukan harus mengarah pada

mengatasi/mengurangi masalah yang dialami oleh pasien yang menyebabkan gangguan jiwa.

Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang diterapkan dengan melihat

keadaan pasien pada pengkajian akhir. Evaluasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk

18

Page 19: MAKALAH JIWA

mengetahui keberhasilan tindakan keperawatan yang telah diberikan. Bila tindakan keperawatan

yang telah diberikan berhasil, merupakan lanjutan proses keperawatan selanjutnya dan jika tidak

berhasil, maka harus dilakukan pengkajian ulang.

19

Page 20: MAKALAH JIWA

BAB V

HASIL KEGIATAN

Berdasarkan hasil pendataan di Puskesmas Tanrutedong tahun 2014,. Diperoleh data

jumlah penduduk yang mengalami gangguan kesehatan jiwa berjumlah 45 orang yang tersebar di

2 (dua) kelurahan dan 7 (tujuh) desa dengan perincian sebagai berikut

Kelurahan Tanrutedong sebanyak 7 orang

Kelurahan Salomallori sebanyak 4 orang

Desa Padangloang Alau sebanyak 3 orang

Desa Padangloang sebanyak 4 orang

Desa Kalosi Alau sebanyak 5 orang

Desa Kalosi sebanyak 9 orang

Desa Salobukkang sebanyak 4 orang

Desa Taccimpo sebanyak 3 orang

Desa Bila sebanyak 6 orang

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, dari 45 penderita gangguan kesehatan jiwa hanya

20 orang ( 44,44% ) saja yang mendapat pengobatan di Puskesmas Tanrutedong sedangkan yang

25 orang ( 55,55% ) belum mendapat pengobatan. Hal ini dikarenakan masih kurangnya

kesadaran dan onformasi tentang pengobatan gangguan kesehatan jiwa di puskesmas. Adapun

pengobatan yang dilakukan oleh pasien gangguan kesehata jiwa yaitu dengan cara langsung

datang berobat ke puskesmas ataupun kalau pasien tidak bias datang, pertugas kesehatan dalam

hal ini perawat yang berkunjung ke rumah pasien. Dalam kunjungan itu, perawat memberikan

tindakan keperawatan yang merupakan proses teraupetik yang melibatkan hubungan kerja sama

20

Page 21: MAKALAH JIWA

antara perawat dengan pasien, keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tujuan kesehatan

yang optimal.

21

Page 22: MAKALAH JIWA

22

Page 23: MAKALAH JIWA

Dari hasil data tersebut, maka ada beberapa program yang kami kembangkan untuk

menekan penderita gangguan jiwa di wilayah Puskesmas Tanrutedong yaitu :

1. Posyandu Jiwa

Posyandu jiwa yang kami lakukan disini bertepatan dengan posyandu usila

dimana keluarga penderita gangguan jiwa diberikan informasi bagaimana

pentingnya kegiatan ini demi tercapainya derajat kesehatan.

2. Penyuluhan dan Konseling

Penyuluhan dan konseling diberikan kepada penderita yang telah mandiri dan

keluarga pasien gangguan jiwa sehingga mereka paham dan mengerti tentang

kesehatan jiwa

23

Page 24: MAKALAH JIWA

BAB VI

PENUTUP

Setelah membahas mengenai penatalaksanaan pasien gangguan kesehatan jiwa di

Puskesmas Tanrutedong Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidrap maka penulis membuat

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Salah satu pokok program pelayanan kesehatan adalah peningkatan pelayanan

kesehatan dasar meliputi berbagai upaya diantaranya upaya perawatan kesehatan

masyarakat dalam hal ini upaya kesehatan jiwa.

2. Dari hasil pendataan, diperoleh pasien yang mengalami gangguan kesehatan jiwa di

Puskesmas Tanrutedong sebanyak 45 orang dimana hanya 20 orang (44,44%) saja

yang telah mendapat pengobatan secara rutin di puskesmas dengan jenis penyakit

yang terbesar yaitu Schizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain sebanyak 15

orang.

3. Untuk menekan dan mengurangi angka kesakitan pada gangguan kesehatan jiwa perlu

adanya rencana kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus dan

berkesinambungan.

B. Saran

Keberhasilan suatu program kegiatan tidak terlepas dari kerjasama semua pihak

baik lintas program maupun lintas sektoral.

24

Page 25: MAKALAH JIWA

25

Page 26: MAKALAH JIWA

26

Page 27: MAKALAH JIWA

27

Page 28: MAKALAH JIWA

28